Anda di halaman 1dari 13

Mutasi kromosom

Mutasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan gen dalam
kromosom. Mutasi ini sering terjadi karena adanya kesalahan saat meiosis. Mutasi kromosom
dibedakan menjadi dua, Yaitu :

Mutasi Karena Adanya Perubahan Struktur Kromosom


Mutasi ini melibatkan perubahan banyak gen dalam kromosom. Oleh karena itu,
mutasi ini dapat memicu terjadinya kelainan pada individu. Mutasi karena perubahan
struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut juga dengan istilah aberasi.
Perubahan struktur kromosom dapat terjadi karena peristiwa berikut :

a. Delesi atau Defisiensi


Delesi atau defisiensi adalah pematahan kromosom terjadi di alam tanpa
sebab yang jelas dan mengakibatkan hilangnya satu bagian kromosom. Terjadinya
pematahan kromosom, seperti yang terlihat pada pada gambar :

Gambar 9. Skema Terjadinya Delesi Pada Kromosom.


Pada gambar tersebut, ditunjukkan suatu kromosom yang mempunyai alel
ABCDEFG mengalami pematahan menjadi 3 bagian dengan alel AB, CDE, dan FG.
Dalam proses selanjutnya, kromosom dengan alel AB bergabung dengan kromosom
beralel FG tetapi kehilangan alel CDE.

Tipe-tipe delesi/defisiensi sebagai berikut.


Delesi/defisiensi terminal adalah satu pematahan dekat ujung suatu kromosom
yang mengakibatkan hilangnya bagian ujung tersebut.

Delesi/defisiensi interkalar (interticial) adalah dua pematahan di bagian tengah


dari suatu kromosom yang mengakibatkan bagian tengah tersebut terlepas.
Bagian yang terlepas tidak mempunyai sentromer dan hilang pada anafase
selama mitosis. Bagian itu terdapat dalam sitoplasma, tetapi gen-gennya tidak
berfungsi dan akhirnya bagian itu akan hilang. Contoh delesi pada jagung, yaitu
terjadi pada butir-butir jagung belang-belang. Gen C diperlukan untuk
perkembangan warna aleuron. Alel resesifnya tidak aktif sehingga aleuron tidak
berwarna. Aleuron merupakan jaringan triploid sehingga mempunyai genotip Ccc
berwarna.
Butir jagung belang-belang dapat terjadi akibat pematahan ujung kromosom
(delesi), kemudian diikuti penggabungan ujung yang putus tersebut sehingga
terbentuk jembatan pada anafase.
Kromosom dan kromatid yang lengkap mempunyai ujung yang stabil
(telomer), tetapi apabila satu ujungnya putus akan menjadi lengket dan mudah
melekat pada ujung lain yang patah.

b. Duplikasi
Keadaan ini timbul bila ada penambahan bahan kromosom sehingga suatu
bagian kromosom terdapat lebih dari dua kali dalam satu sel diploid yang normal.
Contohnya, kromosom normal yang mempunyai alel ABCDEFG. Setelah
mengalami penambahan alel FG maka terbentuk kromosom baru dengan alel
ABCDEFGFG. Seperti terlihat pada gambar :

Gambar 10. Duplikasi.


Pematahan dua kromatid pada lokus yang berbeda diikuti dengan pertukaran
bahan dan penggabungan kembali kromatid tadi. Hal ini akan menghasilkan satu
kromatid dengan delesi dan yang lain dengan duplikasi. Proses pematahan,
penggabungan, dan pembentukan jembatan seperti yang dijelaskan pada warna
aleuron jagung mengakibatkan duplikasi maupun delesi bahan kromosom.
Pindah silang pada meiosis dapat terjadi pada pasangan kromosom yang
agak meleset susunannya. Akibatnya duplikasi dan delesi terjadi bersama-sama
seperti terlihat pada gambar :

Gambar 11. Delesi dan duplikasi.


c. Inversi
Peristiwa terputusnya kromosom di dua tempat dan patahan tersebut dapat
bergabung kembali dengan urutan terbalik. Suatu inversi terjadi selama berpilinnya
kromosom pada profase ketika satu bagian dari DNA melengkung. Pada inversi
terjadi pematahan rangkap sehingga terbentuk dua ujung bebas yang bersifat
lengket (bila dibandingkan dengan ujung normal yang tidak lengket) dan
cenderung untuk menggabung kembali. Dalam penggabungan, bagian itu menjadi
terbalik seperti terlihat pada gambar :

Gambar 7. Skema terjadinya inversi pada kromosom.


Perhatikan gambar di atas. Suatu kromosom mengalami pematahan menjadi 3
bagian dengan alel AB, CDE, dan FG. Setelah mengalami penggabungan
kromosom, beberapa alel kromosom tersusun terbalik sehingga membentuk
kromosom dengan alel ABEDCFG.

Pada satu kromosom normal, gen-gen tampak dalam satu susunan linear sebagai
berikut.

Pada satu kromosom dengan inversi ada patahan antara B-C dan E-F yang diikuti
dengan pelekatan kembali sehingga terjadi bentuk kromosom sebagai berikut.

Tipe-Tipe Inversi

Inversi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut.


Inversi parasenstris, yaitu inversi yang terjadi pada satu lengan kromosom.

Inversi perisentris, yaitu inversi yang terjadi pada dua lengan kromosom.
d. Translokasi
Keadaan ini timbul bila suatu bagian dari satu kromosom pindah ke
kromosom lain yang bukan homolognya. proses terjadinya translokasi seperti pada
gambar berikut :

Gambar : Terjadinya translokasi kromosom.


Pada gambar di atas ditunjukkan kromosom yang mempunyai alel
ABCDEFG. Kromosom tersebut mengalami pematahan sehingga terbentuk 3
patahan kromosom, yaitu kromosom beralel AB, kromosom beralel EDC, dan
kromosom beralel FG. Pada proses selanjutnya, kromosom beralel AB bergabung
lagi dengan kromosom beralel FG dan kromosom beralel EDC bergabung dengan
kromosom bukan homolog XYZ sehingga terbentuk kromosom EDCXYZ.

Tipe-Tipe Translokasi

Translokasi tunggal, adalah terjadinya satu pematahan tunggal pada satu


kromosom dan bagian yang patah langsung pindah ke ujung kromosom lain.

Translokasi Perpindahan, adalah translokasi yang melibatkan tiga pematahan.


Bagian tengah dari kromosom yang putus di dua tempat disisipkan pada
kromosom lain yang putus pada satu tempat. Setelah pematahan rangkap pada
satu kromosom dan bagian yang patah pindah, ujung yang patah menggabung
kembali karena lekat.

Translokasi Resiprok (interchange), adalah terjadinya satu pematahan pada dua


kromosom nonhomolog dan bagian yang patah saling tertukar. Tipe translokasi
ini merupakan translokasi yang paling banyak terjadi.
e. Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom nonhomolog yang
pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu dan melekat
ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.

Mutasi Karena Perubahan Jumlah Kromosom


Secara normal, jumlah set kromosom setiap makhluk hidup selalu tetap. Mutasi
kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan
kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedangkan
yang hanva terjadi pada salah satu kromosom dari genorn disebut aneuploid.

a. Euploid (eu = benar; ploid = unit)


Yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan pada jumlah n. Makhluk hidup
yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin, pada umumnya bersifat diploid,
memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom).
Organismee yang kehilangan I set kromosomnya sehingga memiliki satu genom atau
satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya disebut monoploid.
Sedangkan organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid. Mutasi
poliploid ada dua, yaitu :
1. Autopoliploid yang terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena kesalahan
meiosis dan terjadi pada krornosom homolog, misalnya semangka tak berbiji.
2. AlopoIiploid yang terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang
berbeda jumlah set kromosomnya dan terjadi pada kromosom non homolog,
misalnya Rhaphanobrassica (akar seperti kol, daun mirip lobak).
b. Aneuploid (an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit)
Yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi
kromosom ini tidak melibatkan seluruh genom yang berubah, rnelainkan hanya
terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Mutasi ini disebut juga dengan istilah
aneusomik. Penyebab mutasi ini adalah :
1. Anafase lage, adalah tidak melekatnya kromatid pada gelendong pada waktu
anafase meiosis I sehingga kromatid tidak terpisah pada 2 kutub yang berlainan.
Keadaan ini menyebabkan kromatid terdapat lebih banyak pada salah satu kutub
pembelahan sehingga mempengaruhi jumlah kromosom setelah proses-proses
meiosis selesai. Hal ini berarti kromosom pada sel anakan yang satu lebih
banyak daripada sel anakan yang lain.
2. Nondisjunction (gagal berpisah), adalah gagal berpisahnya kromosom homolog
pada waktu anafase dari meiosis I atau meiosis II. Oleh karena kromosom tidak
terpisah maka terdapat lebih banyak kromosom pada sel anakan yang satu
daripada yang lain setelah mengalami pemisahan.
Pada pembelahan sel, kadang-kadang terjadi gagal berpisah (nondisjunction). Gagal
berpisah dapat terjadi pada meiosis yaitu pada saat anafase. Gagal berpisah pada
meiosis I ditandai dengan peristiwa yaitu bagian-bagian dari sepasang kromosom
yang homolog tidak bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya. Gagal
berpisah juga dapat terjadi pada pasangan kromatid selama anafase meiosis II.
Perhatikan Gambar :

Bila kita perhatikan Gambar diatas, terlihat salah satu gamet menerima dua jenis
kromosom yang sama dari salah satu gamet yang lain. Apabila pada saat
pembuahan, gamet-gamet yang tidak normal bersatu dengan gamet yang normal
lainnya maka akan menghasilkan keturunan aneuploid yang memiliki jumlah
kromosom yang tidak normal. Susunan kromosom tubuh normalnya adalah 2n,
namun karena mutasi maka susunan kromosom menjadi berubah. Pada peristiwa
aneuploidi terjadi pengurangan dan penambahan kromosom. Ada yang kekurangan
satu kromosom, atau dua kromosom. Ada juga yang kelebihan satu kromosom atau
dua kromosom.

Bentuk-Bentuk Peristiwa Aneuploid

Monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom, misalnya


Sindrom Turner pada manusia dimana jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan
1 kromosom kelamin (22AA+X0).
Nullisomik (2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom
Trisomik (2n + 1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, misalnya
Sindrom Klinefelter pada manusia dengan kariotipe 22AA+XXY dan Sindrom
Jacobs (22AA+XYY).
Tetrasomik (2n * 2); yaitu mutasi karena kelebihan dua kromosom.

Peristwa aneuploid dapat terjadi pada manusia, sehingga mengakibatkan sindrom, di


antaranya sebagai berikut.

Turner Syndrome
Syndrome dengan kariotipe (22AA + X0). Jumlah kromosom 45 dan kehilangan satu
kromosom seks pada kromosom nomor 23

Ciri-ciri penderita Turner syndrome


1. Pasien dengan sindrom Turner perempuan, tapi tidak berkembang ovumnya
(disgenesis ovaricular).
2. Penderita sindrom Turner cenderung berciri fisik tertentu seperti bertubuh pendek,
kehilangan lipatan kulit di sekitar leher, pembengkakan pada tangan dan kaki, wajah
menyerupai anak kecil, dan dada berukuran kecil. Beberapa penyakit cenderung
menyerang penderita sindrom ini, di antaranya adalah penyakit kardiovaskular,
penyakit ginjal dan tiroid, kelainan rangka tulang seperti skoliosis danosteoporosis,
obesitas, serta gangguan pendengaran dan penglihatan.
3. Sebagian besar penderita sindrom ini tidak memiliki keterbelakangan intelektual,
namun dibandingkan wanita normal, penderita memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk menderita keterbelakangan intelektual. Sebagian penderita sindrom
Turner memiliki kesulitan dalam menghafal, mempelajari matematika, serta
kemampuan visual dan pemahaman ruangnya rendah. Perbedaan fisik dengan wanita
normal juga membuat penderita sindrom Turner cenderung sulit untuk bersosialisasi

Klinefelter Syndrome
Kariotipe (22 AA + XXY), telah trisomik pada gonosom kromosom nomor 23 dan 24.
Ciri fisik penderita sindrom ini :

1. Gejala klinis dari sindrom klinefelter ditandai dengan perkembangan ciri-ciri seksual
yang abnormal atau tidak berkembang, seperti testis yang kecil dan
aspermatogenesis (kegagalan memproduksi sperma).
2. Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis dan sel selitan (interstital cell)
gagal berkembang secara normal. Sel selitan adalah sel yang ada di antara sel gonad
dan dapat menentukan hormon seks pria.
3. Selain itu, penderita sindrom ini juga mengalami defisiensi atau kekurangan hormon
androgen, badan tinggi, peningkatan level gonadotropin, danginekomastia.
4. Penderita klinefelter akan mengalami ganguan koordinasi gerakbadan, seperti
kesulitan mengatur keseimbangan, melompat, dan gerakan motor tubuh yang
melambat
5. Dilihat dari penampakan fisik luar, penderita klinefelter memiliki otot yang kecil,
namun mengalami perpanjangan kaki dan lengan.

Jacob Syndrome
Kariotipe (22AA + XYY), mengalami kelainan pada kromosom no.13 berupa trisomik.
Ciri-ciri penderita sindrom ini :
1. Pada saat lahir, bayi biasanya tampak normal, lahir dengan berat dan panjang badan
yang normal, tanpa kelainan fisik dan organ seksualnya normal.
2. Pada awal masa kanak-kanak, penderita memiliki kecepatan pertumbuhan yang
pesat, rata-rata mereka memiliki tinggi badan 7 cm diatas normal.
3. Postur tubuhnya normal, tetapi berat badan nya relatif lebih rendah jika
dibandingkan terhadap tinggi badannya.
4. Pada masa kanak-kanak, mereka lebih aktif dan cenderung mengalami penundaan
kematangan mental, meskipun fisiknya berkembang secara normal dan tingkat
kecerdasannya berada dalam kisaran normal.
5. Perkembangan seksual fisiknya normal, dimana organ seksual dan ciri seksual
sekundernya berkembang secara normal. Pubertas terjadi pada waktunya.
6. Pria XYY tidak mandul, mereka memilki testis yang berukuran normal serta
memiliki potensi dan gairah seksual yang normal.
7. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata
dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal.
8. Anak laki-laki dengan sindroma XYY seirngkali secara fisik lebih aktif daripada
saudara kandungnya dan jika aktivitas ini ditanggapi dan disalurkan dengan baik,
biasanya tidak akan menimbulkan masalah.
9. Mereka cenderung mengalami keterlambatan dalam kematangan emosi dan
cenderung mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga perlu dirangsang secara
dini dan adekuat.
10. Pria XYY memiliki keadaan hormon seks yang normal dan tidak perlu menjalani
terapi hormonal.

Patau Syndrome
Kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada kromosom autosom.autosomnya kelainan
kromosom pada kromosom 13, nomor 14, atau 15.

Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada
kromosom ke13 dari pendeita terseb ut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13.
Ciri dari kelainan ini adalah :
1. Bibir sumbing
2. Ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya
jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.

Sindrom Edward
Kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada autosom. Autosomal kelainan pada
kromosom nomor 16,17, atau 18.
Ciri-ciri penderita sindrom Edward :
1. Kepala kecil (mikrosefali ) disertai dengan bagian belakang menonjol dari kepala (
tengkuk ); rendah-set,
2. Telinga cacat; abnormal rahang kecil ( micrognathia ); celah bibir / celah langit-
langit ; hidung terbalik;
3. Sempitnya lipatan kelopak mata ( fisura palpebral ); luasnya mata spasi (
hypertelorism okular ); melorot dari atas kelopak mata ( ptosis ),
4. Sebuah tulang dada pendek; tangan terkepal; Kista pleksus koroid; jempol
terbelakang dan atau kuku jari-jari tidak ada , anyamandari kedua dan ketiga jari-jari
kaki ; kaki pengkor dan pada laki-laki , testis tidak turun .

Sindrom Cri du Chat


Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau Sindrom Lejeune,
adalah suatu kelainan genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada
lengan pendek kromosom nomor 5 manusia.

Ciri-ciri penderita sindrom Cri du Chat :


1. Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalamiketerbelakangan mental
dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing.
2. Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak
3. Penderita sindrom ini lahir dengan berat badan yang di bawah normal.
4. Selama masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi badan di bawah
rata-rata.
5. 98% penderita memiliki otak yang kecil (mikrochepal) sehingga bentuk kepala juga
kecil saat lahir.
6. Pertumbuhan badan dan kepala lambat.
7. Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan pipi besar, jari-jari yang pendek,
dan bentuk kuping yang rendah letaknya

Down Syndrome
Sindrom Down (bahasa Inggris: Down syndrome) merupakan kelainan genetik yang
terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 genSLC5A3,[1] yang dapat dikenal dengan
melihat manifestasi klinis yang cukup khas.

Ciri-ciri penderita syndrome ini adalah :


1. Penampilan fisik yang menonjol berupa ben tuk kepala yang relatif kecil dari normal
(microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.
2. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil
dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia).
3. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan
(epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang
pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada
tangan maupun kaki melebar.
4. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput
5. (dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau
bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.
6. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini
yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim
pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal
atresia) atauduodenum (duodenal atresia).
7. Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (bahasa
Inggris: amyloid precursor protein)[2] seperti pada penderita Alzheimer.

Faktor Penyebab Mutasi


1. Faktor fisika (radiasi)
Contoh: sinar gamma, sinar X, dan sinar UV sebagai mutagen. susunan gen makhluk
hidup dapat berubah jika terpapar pancaran sinar gamma, sinar X, dan sinar UV. mutasi
yang terjadi adalah perubahan susunan materi genetik dalam skala kromosom.
Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi.
Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet,
sinar gamma, sinar X, partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar
lain yang mempunyai daya ionisasi.
Radiasi yang sering digunakan untuk kegiatan mutasi buatan untuk proyek bibit
unggul biasanya menggunakan Radi Isotop ( Unsur yang stabil dulunya karena
terkenai radiasi dari sinar radioaktif menjadi tidak stabil dan mampu memancarkan
radiasi , misal CO 60, N 15 dll
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif misalnya Uranium ,
Polonium dll).
Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan
radiasi.
Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak.
Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup,
lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga tidak berfungsi
normal atau bahkan menjadi rusak, Misalnya Gamma yang mempunyai daya tembus
yang besar.

2. Faktor kimia
Contoh: senyawa kimia asam nitrit sebagai mutagen: reaksi asam nitrit dengan adenin
menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan
dengan sitosin, bukan lagi dengan timin. mutasi yang terjadi adalah perubahan susunan
materi genetik dalam skala gen.
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Pestisida
1. DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.
2. DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
3. Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk membasmi lalat
rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E, coli dan bakteriofage T4.
4. TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik). Membasmi lalat
rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit, allium e coli
dan lekosit.

Industri
Formadehid.
1. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil, kertas dan pupuk, disenfektan benih,
dan fungisida, anti kusut pada tekstil .
2. Banyak dijumpai pada asap tembakau, asap mobil, mesin serta buangan pabrik
tekstil.
3. Mutagen ini digunakan untuk Drosophila, Neuspora dan Escherichia coly

Glycidol.
1. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang lain seperti, eter, ester, amin
untuk farmasi, dan tekstil
2. Bersifat antibakteri dan anti jamur pada makanan
3. Mutagen pada drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit.

DEB (butadiene deipoxide)


1. Mencegah mikroba
2. Untuk tekstil dan farmasi
3. Mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli . salmonella, penicillium, lalat
rumah ragi, jagung, tomat dan mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan
mamalia.

Makanan dan minuman


Caffein.
1. Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh, cokelat, dan limun yang mengandung
cola.
2. Pada bidang medis untuk antihistamin dan obat pusing, pengembang pembuluh
darah, koroner.
3. Mutagen lemah pada drosophila, mutagen letal adan aberasi pada bakteri,
bakteriofage, dan kultur sel orang,

Siklamat dan sikloheksilamin.


1. Banyak dipakai untuk penyedap makanan dan minuman
2. Aberasi secara invitro pada orang dan tikus.

Natriun nitrit dan asam nitrit


1. zat ini digunakan mengawetkan daging, ikan dan keju
2. mutagen pada bakteri dan jamurdan virus: menghalangi replikasi ADN.

Obat
Siklofosfamid.
1. Pelawan berbagai jenis tumor.
2. Toragen pada tikus, mutagen pada drosophila, mencit.
3. Aberasi pada kultur jaringan orang.
Antibiotik .
1. Sebagian berasal dari streptomyces, seperti mitomysin C, azaserine, streptonigrin,
phleomycin.
2. Anti neoplasma.
3. Penghalang replikasi DNA.
4. Mutagen pada drosophila. Aberasi pada kultur lekosit orang.

3. Faktor biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus hepatitis
menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan
cacar juga dapat menimbulkan aberasi. Biologi. contoh: virus. virus yang hidup di dalam
sel hidup dapat mengubah susunan materi genetik inang dengan menyisipkan materi
genetik virus.

Dampak Mutasi

Dampak Positif Mutasi


Para ilmuwan telah memanfaatkan peristiwa mutasi untuk tujuan penelitian, pengobatan,
meningkatkan kualitas tanaman, dan mengkasilkan spesies-spesies baru. Melalui
pngetahuan mutasi para saintis telah mencoba mengatasi beberapa penyakit bawaan
lahir. Berikut ini beberapa dampak positif dari mutasi.
1. Dihasilkan buah-buahan tanpa biji, seperti semangka. Jika kita akan
membudidayakan semangka maka perlu diperhatikan produksinya. Buah semangka
akan memiliki nilai jual yang lebih baik jika berukuran besar dan tanpa biji. Untuk
itu perlu dilakukan pemberian kolkisin. Kolkisin dapat dibeli di toko obat-obatan
tanaman. Cara pemakaian kolkisin dapat dibaca pada label petunjuk pemakaian pada
tanaman.
2. Dengan penerapan mutasi ini dapat memberikan peluang usaha yang baik dalam
meningkatkan hasil tanaman yang kita tanam, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan.
3. Dengan peristiwa nutasi dapat didapatkan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, misalnya yang popular di masyarakat saat ini adalah tanaman hias Aglonema.
Harga tanaman ini mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini bias dijadikan sebagai
peluang bisnis yang menjanjikan. Varietas baru ini dapat dihasilkan dengan
pemberian kolkisin pada tanaman.
4. Mutasi dapat meningkatkan produksi pertanian, di antaranya gandum, tomat, kelapa
poliploidi, dan sebagainya.
5. Hasil antibiotik, seperti mutan Penicillium akan lebih meningkat lagi.
6. Mutasi merupakan proses yang sangat berguna untuk evolusi dan variasi genetik.
7. Dapat memeriksa proses biologi
8. Dapat menambah keanekaragaman.
9. Organisme yang mengalami mutasi memiliki sifat yang unggul dari organisme biasa

Dampak Negatif Mutasi


Mutasi dapat menimbulkan perubahan dalam proses sintesis protein di dalam tubuh
makhluk hidup. Terjadinya perubahan protein enzim yang terbentuk akan menyebabkan
kelainan pada fungsi protein (metabolism tubuh) sehingga dapat mengubah fenotipe
suatu makhluk hidup. Celakanya, jika mutasi tersebut terjadi pada gen germinal, maka
perubahan yang terjadi akan diwariskan kepada keturunannya.
Pada berbagai kasus, peristiwa mutasi telah menimbulkan berbagai macam penyakit
yang berbahaya, menimbulkan cacat, bahkan bersifat letal. Berikut contoh dampak
negative dari mutasi.
1. Terjadinya mutasi gen menyebabkan beberapa kelainan pada manusia antara lain
sindrom turner, sindrom down, albino, anemia sel sabit, dan sebagainya
2. Penemuan buah tanpa biji dapat mengakibatkan tanaman mengalami kesulitan untuk
mendapatkan generasi penerusnya.
3. Pemberian insektisida yang tidak sesuai dosisnya dapat mengakibatkan mutasi pada
hama sehingga akan menjadi resisten terhadap jenis insektisida yang sama. Hama
resisten akan mengalami peledakan jumlah sehingga akan merusak tanaman
budidaya.
4. Penggunaan sinar radioaktif pada proses mutasi dapat mengakibatkan timbuknya sel
kanker dan cacat bawaan pada janin dalam rahim.
5. Penyebab letal, artinya mutasi dapat menyebabkan organisme yang mengalaminya
akan mati.
6. Merusak, artinya organ dan sistem metabolisme organisme yang mengalami mutasi
akan terganggu.
7. Mutasi menyebabkan timbulnya beragam jenis penyakit berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai