PENDAHULUAN
1
1.1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan rrumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksudkan dengan sistem pencernaan ?
2. Organ apa saja yang terdapat pada tikus ?
3. Bagaimanakah mekanisme kerja sistem pencernaan pada tikus ?
1.1.3. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah
Struktur dan Perkembangan Hewan.
2. Untuk mengetahui organ yang terdapat pada tikus.
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja sistem pencernaan pada tikus.
1.1.4. Manfaat
Bagi penulis:
Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
Melatih penulis menggabungkan hasil bacaan.
Memperoleh kepuasan intelektual.
Secara teoretis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui dan
memahami maksud dari sistem pencernaan, mekanisme kerja sistem
pencernaan pada tikus dan Jaringan apa saja yang bekerja pada sistem
pencernaan tikus.
2
BAB II
ISI
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu:
1. Mulut (Oris)
Mulut adalah permulaan saluran yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian
luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
dan bagian rongga mulut/bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi
sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang
bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi epithelium yang
berlapis-lapis dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan
lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung
akhir saraf sensoris. Bibir terletak disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan
disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa) (Bickley, 2006).
3
2. Faring
3. Laring
4
Paru-paru terletak di dalam rongga di kanan dan kiri jantung. Paru-paru
sebelah kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus dan merupakan dua belahan
paru- paru (dua lobus). Didalam paru-paru, bronkus sebelah kanan bercabang
tiga, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang dua, sama jumlahnya dengan
jumlah lobus paru-paru. Cabang bronkus disebut bronkiolus. Fungsi dari paru-
paru adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksidadari darah
(Jacob, 2008).
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting
dalam proses metabolisme dalam manusia dan hewan. Hati berwarna coklat
kemerahan dan terletak di bawah diafragma yaitu di dalam rongga abdomen.
Hati menerima makanan terlarut dalamdarah apabila makanan ini tercerna dan
diserap di usus. Fungsi hati terdiri dari mengubah zat makanan yang diabsorpsi
dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, mengubah zat
buangan dan bahan racun untuk di ekskresi dalam empedu dan urin,
menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen-4.Sekresi empedu,
garam empedu dibuat di hati dibentuk dalam sistem retikuloendothelium
dialirkan ke empedu, pembentukan ureum, menyiapkan lemak untuk pemecahan
terakhir asam karbonat dan air (Jacob, 2008).
5
menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltic lambung dan getah
lambung (Standring, 2005).
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk
ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, hal
ini karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Setiap ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa terdapat cortex renalis di bagian luar
yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang
berwarna cokelat lebih terang dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tersebut menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Fungsi ginjal
yaitu memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan garam-
garam dan zat-zat lain dalam tubuh serta mengeluarkan ureum, kreatini dan
amoniak (Wahl, 2006).
6
Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Apendiks (usus
buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di
kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Usus besar
menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika
mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum
bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus
besar. Akibatnya akan terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare (Seeley, 2007).
7
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di
dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, maka konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi. Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk
dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot sphinkter . Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar), yang merupakan fungsi utama anus (Guinan,
2006).
8
Selanjutnya yaitu kerongkongan atau Esophagus. Dinding
esophagus dilapisi oleh epithelium berlapis pipih. Pada esophagus
terjai gerak peristaltik yang mendorong makanan menuju
lambung. Makanan yang memasuki esophagus berbentuk bolus.
ANATOMI GAMBAR
REFERENSI
KETERANGA
N:
1MULUT
2KERONG
KONGAN http://nutritionandhalalfood.
3HATI blogspot.com/2012/01/anato
4LAMBUN mi-dan-fisiologi-tikus.html
G
5USUS
HALUS
6USUS
BESAR
7ANUS
9
Lambung terhubung dengan usus halus atau Intestinum
tenue). Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Pada
duodenum makanan masuk melalui sfingter pilorus dalam jumlah
yang sesuai dengan kapasitas pencernaan usus halus. Apabila
kapasitas tampungan duodenum sudah penuh oleh makanan,
maka duodenum akan mengirim sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim
enzim pankreatik dan empedu dari hati. Kedua cairan ini memiliki
peran yang sangat penting dari proses pencernaan dan
penyerapan. Pada duodenum pula terjadi gerak peristaltik yang
membantu mengaduk makanan dan mencampurnya dengan zat
yang dihasilkan oleh usus halus (sakrase, lactase, maltase, dan
enterokinase) sehingga membantu dalam proses pencernaan.
Setelah melewati duodenum, makanan kemudian akan disalurkan
ke jejunum dan selanjutnya ileum. Makanan yang tidak dapat
diserap oleh usus halus akan diteruskan ke usus besar. Fungsi dari
usus halus adalah menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna
untuk diserap, menyerap protein dalam bentuk asam amino, dan
menyerap karbohidrat dalam bentuk monosakarida.
Hati atau Hepar merupakan organ homeostatis yang
memiliki peran penting pada sistem pencernaan baik pada hewan
maupun pada manusia. Hati menerima makanan yang terlarut
dalam darah. Fungsi hati adalah mengubah zat makanan yang
diabsorbsi di usus halus dan disimpan di dalam tubuh, mengubah
zat buangan dan zat yang beracun untuk di ekskresi di empedu
dan urin. Pada hati, terdapat kantong empedu yang menyimpan
empedu yang digunakan pada proses pencernaan. Fungsi kantong
empedu tersebut adalah untuk tempat penyimpanan getah
empedu serta membuat getah empedu tersebut menjadi kental.
Hati pada tikus putih terdiri dari lima hingga tujuh lobus, lebih
banyak jika dibandingkan dengan manusia yang hanya terdiri dari
10
dua lobus. Hal tersebut disebabkan karena tikus putih tidak
memiliki kantung empedu.
Pankreas memiliki kelenjar endokrin yang terdiri atas pulau
langerhans dan kelenjar eksokrin yang terdiri atas sel-sel asiner.
Sekretin dan kolesistokinin merangsang bagian eksokrin pankreas
agar mengekskresi air, ion, enzim dan proenzim. Ion hasil ekskresi
pankreas mengandung bikarbonat yang berfungsi menetralkan
makanan yang masih bersifat asam. Enzim pada pankreas adalah
lipase yang berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol serta tripsin yang berfungsi mengubah pepton menjadi
asam amino.
Usus besar atau Kolon terdiri dari kolon asendens, kolon
transendens, dan kolon desendens serta kolon sigmoid yang
berhubungan dengan rectum. Didalam kolon terdapat bakteri E.
koli yang berfungsi menyerap beberapa zat, membantu
penyerapan zat-zat gizi dan menghasilkan vitamin K.
Rectum ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rectum berfungsi sebagai tempat penyimpanan
feses sementara. Apabila rectum telah penuh, makan feses akan
dialirkan ke anus. Anus merupakan saluran paling akhir dari
saluran sistem pencernaan, fungsi utama anus adalah pada proses
defekasi. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagiannya lagi terbentuk dari usus.
Pada dasarnya, organ sistem pencernaan pada tikus putih
hamper sama dengan organ sistem pencernaan pada manusia.
Perbedaannya terletak pada ukuran, pembatas antara duodenum,
jejunum, dan ileum pada tikus putih tidak jelas, berbeda dengan
manusia yang pembatasnya jelas. Selain itu, tikus putih tidak
memiliki kantung empedu.
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran
besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan
yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan
organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan
jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan
yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Organ
sistem pencernaan tikus putih menyerupai manusia, dan sistem
pencernaannya dimulai dari mulut (Cavum oris), kerongkongan
(Esophagus), lambung (Ventrikulus), usus halus (Intestinum tenue),
usus besar (Kolon), rectum dan anus.
3.1.2. Saran
Untuk lebih mengetahui dan memahami mekanisme sistem pencernaan pada
tikus perlu dipelajari dengan baik dan teliti.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History Taking, 9th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
13