MIKROTEKNIK TUMBUHAN
PERCOBAAN I
METODE PARAFIN
NAMA
: NURWAHIDA
NIM
: H41114316
KELOMPOK
: III (TIGA)
ASISTEN
: SARDI ANDIS
LABORATORIUM BOTANI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berdasarkan
penentuan
tumbuhan
tersebut
tergolong
dalam
sangat
tipis
untuk
pemeriksaan
mikroskop.
Beberapa
mikrotom
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain, pipet tetes, botol
plastik, pinset, silet, bunsen, mistar, silet, pipet tetes, gelas ukur, korek api dan
jerigen.
III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain, batang
jagung Zea mays, alkohol 96%, xylol, formalin, parafin, asam asetat glacial,
aquadest, kubus ukuran 3x3 cm, selotip bening dan tissue roll.
III.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini, adalah sebagai berikut:
III.3.1 Fiksasi
1.
Dibuat larutan FAA sebanyak 100 mL, yang terdiri dari campuran larutan
alkohol 96% sebanyak 90 mL, asam asetat glasial sebanyak 5 mL, dan
formalin sebanyak 5 mL.
2.
Batang jagung diambil, kemudian diiris melintang dengan kondisi tidak tebal
dan tidak juga tipis.
3.
III.3.2 Dehidrasi
1. Dilakukan pengenceran bertingkat mulai dari alkohol 96% dengan rumus
pengenceran : V1M1 = V2M2.
2.
Dilakukan lagi pengenceran alkohol 70% yang dimana diencerkan pula dari
alkohol 96% dengan volume aquades yang digunakan 27,09 dan volume
alkohol yaitu 72,91.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
parafin dan mikrotom sebagai alat pemotongnya. Dilakukan infiltrasi agar parafin
yang masuk berfungsi sebagai penyangga jaringan saat diiris dengan mikrotom,
lalu di embedding (proses penanaman) yaitu merendam jaringan ke dalam parafin
cair, dan parafin akan masuk ke seluruh bagian jaringan, proses pemotongan
dengan mikrotom, penempelan pada kaca objek, pewarnaan dengan haematoksilin
(pada umumnya bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan hewan)
sedangkan jaringan tumbuhan seringkali menggunakan safranin ataupun fast
green. Setelah di warnai lalu di mounting, diberi perekat entellan, dan diberi label
nama (Tjitrosoepomo, 1993).
Pada percobaan ini hal yang dilakukan pertama adalah menyiapkan semua
alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan . Tahapan pertama yang
dilakukan adalah batang jagung Zea mays terlebih dahulu dipotong secara
melintang dengan ukuran 2 mm. Selanjutnya yaitu dilakukan fiksasi selama 30
menit. Fiksasi pada tahapan ini bertujuan untuk mengawetkan semua struktur sel
sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir sama pada
waktu masih hidup.
Setelah akar jagung Zea mays difiksasi, tahapan selanjutnya yaitu
pencucian dan dehisdrasi. Pada tahapan dehidrasi ini diberikan alkohol bertingkat
dari 70 %, 80 %, 90 %, hingga 96 %, yang dimana tiap tingkatan alkohol
dilakukan dehidrasi selama 10 menit. Pemberian alkohol bertingkat dari
konsentrasi rendah hingga konsentrasi tinggi bertujuan agar selnya tidak lisis atau
rusak. Alkohol bertingkat didapatkan melalui pengenceran dengan rumus V1.M1 =
V2.M2. Seperti halnya pada fiksasi tadi, berdasarkan literatur dehidrasi ini minimal
dilakukan 30 menit tipa tingkatan alkohol. Tahapan dehidrasi ini bertujuan untuk
menarik air keluar yang berada dalam jaringan untuk digantikan dengan alkohol.
Tahapan selanjutnya yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan alkoholxylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3. Tiap perbandingan alkoho-xylol dilakukan
selama 5 menit tetapi berdasarkan literatur minimal dilakukan 30 menit. Sama
halnya dengan dehidrasi pada tahapan dealkoholisasi ini dilakukan dari volume
alkohol yang terbanyak. Hal tersebut bertujuan agar sel atau jaringan tidak rusak.
Dealkoholisasi ini bertujuan untuk menarik keluar alkohol yang berada dalam
jaringan untuk digantikan oleh xylol. Hal tersebut dilakukan karena xylol yang
mampu berikatan dengan parafin sedangkan alkohol tidak.
Selanjutnya
yaitu
penjernihan
dengan
menggunakan
xylol
murni.
Penjernihan ini dilakukan 2x yaitu xylol 1 dan 2 selama 5 menit. Sama halnya
dengan tahapan sebelumnya, lama penjerihan menggunakan xylol murni
berdasarkan literatur yaitu 30 menit. Penjernihan bertujuan untuk membersihkan
sisa-sisa alkohol yang masih terdapat dalam jaringan. Selain itu penjernihan
dilakukan dengan menggunakan xylol murni karena alkohol tidak dapat berikatan
atau bercampur dengan parafin maka digantikan dengan xylol yang dapat
berikatan dengan parafain melalui proses dealkoholisasi dan penjernihan
Tahapan selanjutnya yaitu infiltrasi. Infiltrasi ini terbagi atas 2 yaitu dengan
menggunakan xylox-parafin dengan 1:9 dan dengan menggunakan parafin murni.
Infiltrasi ini dlakukan untuk menggantikan xylol dengan parafin murni. Infiltrasi
berdasarkan literatur dilakukan selama 24 jam. Setelah infiltrasi dilakukan
penanaman atau biasa juga disebut dengan embedding. Embedding dilakukan
dengan menggunakan parafin yang padat.
Dalam
percobaan
ini
tahapan
yang
dilakukan
hanya
sampai
dengan metode parafin ini setelah embedding yaitu pengirisan dengan mikrotom
dilanjutkan dengan perekatan menggunakan campuran gliseri/albumin yang
ditambahkan dengan air kemudian setelah itu dilakukan pewarnaan menggunakan
safranin 1% dalam aquades.
Sebenarnya setelah penanaman akan dilakukan pemotongan menggunakan
alat yang biasa disebut dengan mikrotom tetapi berhubung peralatan masih
terbatas jadi kami hanya melakukan sampai tahap penanaman atau embedding.
Metode parafin yang digunakan dalam percobaan ini mempunyai kelebihan dan
juga kekurangan. Kelebihan dari metode ini yaitu irisan dapat jauh lebih tipis dari
pada menggunakan metode beku maupun selodin. Kemudian, dengan metode
parafin, tebal irisan dapat mencapai 6 mikron. Kelebihan yang lainnya yaitu
irisannya yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah dan prosesnya dapat
lebih cepat dari yang cara lain. Kekurangan dari metode ini yaitu jaringan menjadi
keras, mengerut dan mudah patah, serta jaringan-jaringan yang besar tidak dapat
di kerjakan dengan menggunakan metode ini.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan ini yaitu proses
pembuatan preparat melintang dengan metode parafin dimana spesimen disayat
setipis mungkin kemudian dilakukan berbagai tahapan yaitu dari tahap fiksasi,
dehidrasi, de-alkoholisasi, penjernihan, infiltrasi dan penanaman atau embedding
dalam parafin sehingga pada akhirnya dihasilkan preparat awetan yang baik untuk
diamati dan dipelajari lebih lanjut.
V.2 Saran
Saran untuk praktikum ini sebaiknya alat yang dibutuhkan dalam
percobaan ini lebih diperhatikan oleh pihan pengolah Laboratorium agar praktikan
dapat menjalankan praktikum dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA