Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
1
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN
2
senyawa-senyawa pektin dan selulosa. Selama pemasakan buah menjadi lunak karena
menurunnya jumlah senyawa tersebut. Rasa manis setelah buah
masak, ditentukan oleh adanya gula hasil degradasi pati yang menjadi gula yang lebih sederhana
yaitu sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Timbulnya aroma yang khas pada buah pisang disebabkan
terbentuknya senyawa kompleks dari senyawa yang mudah menguap dan beberapa minyak
esensial yang ada. Di samping timbulnya aroma, terbentuk juga gula selama pemasakan buah.
Bertambahnya senyawa mudah menguap pada saat pemasakan buah pisang sangat erat
hubungannya dengan pembentukan aroma buah pisang. Metabolisme pati mempunyai peranyang
penting pada proses pemasakan buah. Selama periode pascapanen, pati dapat diubah menjadi
gula sederhana seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Dalam penyimpanan suhu rendah,
terjadinya akumulasi gula adalah akibat dari aktivitas enzim (Pantastico, 1989)
BAB II
3
Tinjauan Pustaka
Etilen merupakan hormon tumbuh yang di alam keadaan normal berbentuk gas serta
mempunyai struktur kimia yang sangat sederhana, yaitu yang terdiri dari 2 atom carbon dan 4
atom hydrogen. Etilen digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan.
Jumlah atau kandungan etilen pada tiap buah tidaklah sama selama proses pematangan
(Abidin, 1985). Pemasakan atau pematangan (ripening) adalah suatu proses fisiologis, yaitu
terjadinya perubahan dari kondisi yang tidak menguntungkan ke kondisi yang menguntungkan,
ditandai dengan perubahan tekstur, warna, rasa dan aroma. Proses pematangan buah pisang
merupakan proses pengakumulasian gula dengan merombak pati menjadi senyawa yang lebih
sederhana, tidak seperti buah pada umumnya yang mengakumulasi gula secara langsung dari
pengiriman asimilat hasil fotosintesis di daun yang umumnya dikirim ke organ lain dalam
bentuk sukrosa (Anderson, 1991).
Buah berdasarkan kandungan amilumnya (pati), dibedakan menjadi dua macam yaitu buah
klimaterik dan buah non klimaterik
pengertiannya yaitu:
1. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel
dan alpukat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen. Etilen endogen yang dihasilkan
oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan
buah yang diperam. Contoh buah klimaterik lainnya adalah pepaya, menurut Suketi, et.al
(2010), tingkat kematangan buah seperti pepaya umumnya ditentukan oleh perubahan warna
pada ujung buah. Warna merupakan indikator utama yang digunakan oleh konsumen dalam
menentukan kematangan buah. Oleh karena itu, perubahan warna selama pematangan
menjadi indikator yang sangat penting.
2. Buah non klimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur,
semangka dan nanas. Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi
tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan pematangan buah (Moeljadi, 2011)
4
Pisang seperti halnya mangga yang merupakan buah klimaterik, karena pisang menunjukkan
adanya peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah. Frenkel
et al., (1968) menambahkan bahwa proses klimaterik dan pematangan buah disebabkan
adanya perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang menyebabkan
kenaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Menurut Winarno
(1979) etilen yang dihasilkan pada pematangan pisang akan meningkatkan proses respirasinya.
Tahap dimana pisang masih baik, yaitu sebagian isi sel terdiri dari vakuola. Selain dampak yang
menguntungkan, gas etilen memiliki dampak kekurangan, yaitu (Abidin, 1985)
- Mempercepat senesen dan menghilangkan warna hijau pada buah seperti mentimun dan
sayuran daun.
- Mempercepat pemasakan buah selama penanganan dan penyimpanan.
- Pembentukan rasa pahit pada wortel.
- Pertunasan kentang.
- Gugurnya daun (kol bunga, kubis, tanaman hias).
- Pengerasan pada asparagus.
- Mempersingkat masa simpan dan mengurangi kualitas bunga.
- Gangguan fisiologis pada tanaman umbi lapis yang berbunga.
- Pengurangan masa simpan buah dan sayuran.
5
BAB III
METODE
6
4. Langkah 1 sampai 3 adalah perlakuan pengaruh etilen terhadap penuaan pada daun
5. Sebagai control negative lakukan langkah 1 dan 3
6. Lakukan pengamatan perubahan warna pada daun selada selama 2 hari inkubasi pada
perlakuan dan kontrol.
7. Dokumentasikan hasil percobaan anda di awal dan di akhir inkubasi
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
4.1 HASIL PENGAMATAN
A. Pengaruh etilen terhadap pemasakan pada buah
A. B.
C. C.
Gambar 1. Pengaruh etilen asal buah apel terhadap pemasakan buah pisang. (A). Kondisi buah
pisang pada awal (hari ke-0) inkubasi. (B). Kondisi buah pisang di akhir (hari ke-4) inkubasi.
(C). kontrol
8
B. Pengaruh etilen terhadap penuaan pada daun
A. B.
C. C.
9
Gambar 2. Pengaruh etilen asal buah apel terhadap penuaan daun selada. (A). Kondisi daun
selada pada awal (hari ke-0) inkubasi. (B). Kondisi daun selada di akhir (hari ke-2)
inkubasi. (C). kontrol
Pertanyaan.
10
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
7. Jelaskan apa yang terjadi pada daun selada yang diletakkan didalam toples bersama dengan
buah apel setelah 2 hari inkubasi !
Jawab______________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
11
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
(Pemeriksa)
(………………)
Nilai…..
Tanggal
Pembahasan
Praktikum kali ini adalah praktikum pemasakan buah yang menggunakan buah pisang dan
penuaan daun pada daun selada sebagai objek untuk melihat pengaruh etilen dalam pemasakan
buah dan penuaan daun. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 2 hari pada daun
selada dan 4 hari pada buah posang diperoleh hasil yaitu
12