Ika Kusmiyanti
Kavita Febriani Putri
Mata kuliah : Bioetika
(M0414011)
(M0414032)
(M0414040)
Astirin, 2000). Selain itu, terdapat dua (dari total 35 daerah hotspot biodiversitas di
dunia) daerah hotspot biodiversitas di Indonesia, yaitu no.31 : Sundaland dan no.34 :
Wallacea (Sutarno dan Setyawan, 2015).
Biodiversitas merupakan dasar dari munculnya beragam jasa ekosistem, baik
terlihat (barang/produk) maupun tidak terlihat (jasa lingkungan yang mendukung
kehidupan organisme, terutama manusia) (Kusmana, 2015). Secara garis besar,
biodiversitas memiliki 4 peran. Pertama, peran ekologi yaitu biodiversitas menjaga
keseimbangan suatu ekosistem. Kedua, peran ekonomi yaitu biodiversitas sebagai
reservoir sumber daya untuk pembuatan makanan, farmasi (obat), industri, maupun
untuk pariwisata dan rekreasi. Ketiga, peran ilmiah yaitu biodiversitas memberikan
petunjuk mengenai kehidupan, perkembangan, fungsi serta peran masing-masing
spesies. Keempat, peran etika yaitu biodiversitas sebagai indikator yang baik dari
keadaan hubungan manusia dengan makhluk hidup lain, serta bagian dari warisan
spiritual banyak budaya.
Biodiversitas yang Indonesia miliki sebagian telah dimanfaatkan, sebagian
baru diketahui potensinya, dan masih banyak yang masih belum diketahui. Dalam
pengelolaan biodiversitas dibutuhkan pemahaman, konservasi dan pemanfaatan yang
bijak. Pemahaman karakter biodiversitas yang luas dan adanya kebersamaan di atas
nilai-nilai keadilan untuk kesejahteraan manusia, efisiensi dan efektivitas
pengelolaan biodiversitas dapat terwujud (Sugiyarto, 2011). Namun, kenyataannya di
lapangan masih banyak terjadi permasalahan yang berakar dari tekanan kegiatan
manusia dalam pengelolaan biodiversitas itu sendiri.
Berbagai hal menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati, di
antaranya perusakan habitat, adanya perburuan liar terhadap satwa, penggunaan
pupuk kimia (pestisida) yang berlebihan, dan eksploitasi berlebihan dapat
menyebabkan kepunahan spesies. Faktor lainnya yaitu pengembangan bioteknologi
berbasis rekayasa genetika, seperti adanya produk GMO Food, tanaman transgenik,
tanaman monokultur, serta organisme hasil kloning menyebabkan erosi plasma
nutfah.
Manusia memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari, tetapi didalam pemanfaatan keanekaragaman hayati sering tidak sesuai
aturan sehingga menimbulkan kerusakan. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk
pemecahan masalah tersebut yaitu melalui bioetika. Bioetika adalah ilmu hubungan
timbal balik sosial (quasi-social science) yang menawarkan pemecahan terhadap
konflik moral yang muncul dalam penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan
sumber daya hayati (Kemenristek, 2009). Bioetika dalam penelitian, pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya hayati bertujuan untuk: memberikan pedoman umum
etika bagi pengelola dan pengguna sumber daya hayati dalam rangka menjaga
keanekaragaman dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Bioetika dalam
pemanfaatan biodiversitas maksudnya bioetika digunakan untuk mengontrol dalam
pemanfaatan makhluk hidup sehingga akan tetap terjaga kelestariannya, karena