Anda di halaman 1dari 18

MINYAK KEDELAI

Diajukan Oleh :

Nama / NRP : Maria Melania Golor / 5203016042


Nama / NRP : Matilda Theresia Renwarin / 5203017018
Nama / NRP : Fransiska Gunawan / 5203017032
Nama / NRP : Maria Natasya I. Laban / 5203017053
Nama / NRP : Putri Dwi Retno A. / 5203017059

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
MINYAK KEDELAI ................................................................................................................. 1
1. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
2. KOMPOSISI MINYAK KEDELAI ................................................................................. 3
3. SIFAT FISIK DAN KIMIA MINYAK KEDELAI.......................................................... 6
4. PROSES PENGAMBILAN DAN REFINING SOYBEAN OIL ....................................... 7
4.1. Pre-treatment ...................................................................................................................... 7
4.2. Ekstraksi .............................................................................................................................. 8
4.3. Refining Process ............................................................................................................... 10
5. PENGUNAAN MINYAK KEDELAI ........................................................................... 13
6. PENGARUH MINYAK KEDELAI TERHADAP KESEHATAN ............................... 14
7. HAL-HAL SPESIFIK TENTANG MINYAK KEDELAI ............................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
MINYAK KEDELAI
1. PENDAHULUAN

Kedelai atau kacang kedelai adalah tanaman jenis


polong-polongan yang menjadi salah satu bahan
dasar banyak makanan di dunia. Kedelai
merupakan sumber protein dan minyak nabati
dunia sebagai pemenuh kebutuhan gizi
masyarakat.

Kedelai merupakan tanaman budidaya daerah


Asia subtropik khususnya, Cina dan Jepang.
Penyebaran kedelai dikawasan Asia dimulai pada
abad pertama setelah masehi melalui
perkembangan jalur perdagangan. Penyebaran
tersebut sampai di negara Amerika sekitar tahun
1910 hingga kini Amerika menjadi produsen
kedelai utama di dunia.
Klasifikasi Ilmiah
Di Indonesia, budidaya kedelai tersebar di Kingdom Plantae
pelbagai daerah namun penghasil kedelai Filum Magnoliophyta
tertinggi terdapat di Jawa Timur dengan rata-rata Kelas Magnoliopsida
angka produksi 284,072 Ton per tahun pada 2014 Orde Fabales
– 2017. Dalam budidaya kedelai, diperlukan suhu Famili Fabaceae
optimal 29,4 oC pada pH tanah 6,0-6,8. Kedelai Subfamili Fabiodeae
dapat ditanam secara monokultur maupun Genus Glycine

tumpang sari.

Salah satu pemanfaatan kedelai yang cukup populer adalah pemanfaatan sebagai minyak
kedelai. Minyak kedelai merupakan minyak nabati sebagai bahan pangan yang dapat dimakan
(edible oil). Di Indonesia, pemanfaatan minyak kedelai masih rendah, yaitu sebesar 34 MT per
tahun. Berbeda dengan Cina sebagai pengguna minyak kedelai tertinggi di dunia sebesar
16,508 juta MT per tahun. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kedelai di Indonesia fokus pada
penggunaan sebagai bahan makanan dan sumber protein. Selain itu, ketersediaannya tidak

1
banyak, yang membuat Indonesia masih membutuhkan impor kedelai jika kebutuhan
meningkat.

Produksi Kedelai di Indonesia


Tahun (Ton)
No Provinsi
2014 2015 2016 2017 2018
1 Aceh 63,325 47,910 22,284 6,932 15,835
2 Sumatera Utara 5,705 6,549 5,062 7,778 32,758
3 Riau 2,332 2,145 2,654 1,119 6,488
4 Jambi 6,800 6,732 11,338 10,925 15,400
5 Sumatera Selatan 12,550 16,818 23,391 11,792 14,955
6 Bengkulu 5,715 5,388 4,664 413 3,477
7 Lampung 13,777 9,815 9,960 8,027 72,006
8 Jawa Barat 115,261 98,938 92,078 49,261 132,099
9 Jawa Tengah 125,467 129,794 112,157 105,53 130,525
10 Jawa Timur 355,454 344,99 274,317 200,916 244,442

Konsumsi Minyak Kedelai di Dunia


Peringkat Negara Konsumsi Domestic (1000 MT)
1 China 16.508
2 United States 10.251
3 Brazil 7.035
4 India 4.950
5 Argentina 3.125
6 EU-27 2.280
7 Mexico 1.150
8 Bangladesh 1.035
9 Egypt 810
47 Indonesia 34

Minyak nabati khususnya minyak kedelai meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2003,
diperkirakan produksi minyak kedelai mencapai 189,49 juta MT dari total 317,89 juta MT
produksi minyak nabati di dunia. Hal ini menyebabkan minyak kedelai menjadi minyak nabati
dengan produksi terbesar di dunia menyaingi minyak kelapa. Minyak kedelai menjadi populer
dikarenakan kandungan gizi dan kemampuannya di dalam pengolahan makanan.

2
2. KOMPOSISI MINYAK KEDELAI

Kedelai merupakan komoditas pangan dengan kandungan protein nabati tinggi dan sering
digunakan sebagai bahan baku olahan seperti susu kedelai, tempe, tahu, kecap dan lainnya.
Berdasarkan basis bobot kering, kedelai mengandung sekitar 40% protein, 20% minyak, 35
karbohidrat dan 5% abu. Mengandung berbagai komponen penting yang berguna untuk
kesehatan, termasuk vitamin dan mineral, kedelai menjadi salah satu bahan pangan fungsional.
Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah mampun proses mengandung satu atau
lebih senyawa yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan gizi per 100 gr Kedelai
Komponen Jumlah
Kalori 471 kkal
Protein 36,49 gr
Karbohidrat 30,16 gr
Lemak 19,94 gr
Air 8,54 gr
Serat 9,3 gr
Vitamin A 1 µg
Vitamin E 0,89 gr
Vitamin B1 (Thiamine) 0,874 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,87 mg
Vitamin B3 (Niacin) 1,623 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 0,793 mg
Fosfor 704 mg
Magnesium 280 mg
Kalsium 277 mg
Zat Besi 15,7 mg
Seng (Zinc) 4,89 mg
Sodium 2 mg

Kandungan minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai dipengaruhi oleh varietas dan
keadaan iklim tempat tumbuh. Pengolahan kedelai menjadi minyak tidak menurunkan
kandungan yang bermanfaat pada kedelai tersebut. Minyak kedelai mengandung 15% asam

3
lemak jenuh dan 95% asam lemak tidak jenuh. Nilai ini cukup tinggi dibandingkan dengan
jenis minyak nabati lainnya seperti yang ditampilkan pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Perbandingan kandungan asam lemak minyak kedelai

Kandungan trigliserida dalam minyak kedelai dapat digolongkan menjadi asam lemak jenuh
dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) yaitu asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkat disebut
sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatter acids) dibedakan mejadi Mono
Unsaturated Fatty Acid memiliki satu ikatan rangkap dan Poly Unsaturated Fatty Acid dengan
lebih dari satu ikatan rangkap. Asam lemak dalam minyak kedelai sebagain besar terdiri dari
asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dibawah ini disajikan kandungan
senyawa kimia dan komposisi trigeliserida minyak kedelai setelah proses refiening.

Kandungan Senyawa Kimia Minyak Kedelai


Trigliserida 99%
Fosfatida 0,0003 – 0,045%
Sterol 0,13%
Tokoferol 0,11 – 0,18%
Asam Lemak Bebas < 0,05%
Zat Besi 0,1 – 0,3 ppm
Tembaga 0,02 – 0,6 ppm

4
Komposisi Asam Lemak Minyak Kedelai
Asam Lemak Tidak Jenuh (85%) Terdiri dari:
Asam Linoleat 15 – 64%
Asam Oleat 11 – 60%
Asam Linolenat 1 – 12%
Asam Arachidonat 1,5%
Asam Lemak Jenuh (15%) Terdiri dari:
Asam palmitat 7 – 10%
Asam stearate 2 – 5%
Asam Arschidat 0,2 – 1%
Asam laurat 0 – 0,1%
Fosfolipida Jumlahnya sangat kecil (trace)

Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan
pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan dari asam
lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan K-LDL. Kandungan asam lemak
jenuh yang rendah pada minyak kedelai menyebabkan pengunaan minyak kedelai mengurangi
efek peningkatan kadar kolesterol total dan K-LDL. Hal tersebut juga dapat menurunkan risiko
penyakit jantung.

Asam lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid), secara umum memiliki
pengaruh menguntungkan kadar kolesterol dalam darah. Minyak kedelai mengandung 24%
asam lemak tak jenuh tunggal. Salah satu jenisnya adalah Asam oleat atau Omega-9. Asam
lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid), contohnya adalah asam linoleat atau
Omega-6 dan Omega-3 serta Asam archidonat. Asam tersebut berperan penting dalam
transport dan metabolism lemak, fungsi umum yaitu, mempertahankan fungsi dan integritas
membran sel. Asam lemak Omega-3 dapat membersihkan plasma dari lipoprotein.

5
3. SIFAT FISIK DAN KIMIA MINYAK KEDELAI

Sifat fisika dan kimia minyak atau lemak tergantung pada komposisi asam lemaknya serta
kondisi pemrosesan. Sifat fisik dan kimia yang khas dari minyak kedelai dan standar mutu
minyak kedelai ditampilkan sebagai berikut.
Sifat Fisik dan Kimia Minyak Kedelai
Parameter Nilai
Berat jenis (@25 °C) 0,9165 - 0,9261g/mL
Indeks bias nD 20 °C 1,4733 -1,4730
Viskositas (@20 °C) 58,5 - 62,2 cP
Smoke point 245 °C
Flash point 324 °C
Fire point 360 °C
Bilangan iod 117-141 gr /100 gr
Bilangan penyabunan 189-195 mg /gr
Bilangan asam 0,3-3 mg /gr
Bilangan peroksida 0,6 Meq O2/kg minyak

Standar Mutu Minyak Kedelai


Parameter Nilai
Bilangan iod 129-143 mg/gr
Bilangan penyabunan Maks.190 mg /gr
Bilangan asam Maks.3 mg /gr
Bilangan peroksida Maks. 1 Meq O2/kg minyak

6
4. PROSES PENGAMBILAN DAN REFINING SOYBEAN OIL

Pada pengolahan minyak dan lemak, proses yang dilakukan tergantung pada sifat minyak atau
lemak dari bahan yang digunakan dimana hal tersebut akan mempengaruhi hasil akhir yang
diperoleh. Dalam proses pengolahan kedelai menjadi minyak, proses dibedakan menjadi 3
tahap yaitu proses pre-treatment, ekstraksi dan proses refining.
4.1. Pre-treatment
4.1.1. Tahap Pembersihan (Cleaning)

Kacang kedelai yang datang dari truck disimpan ke dalam silo, kemudian dilakukan proses
pembersihan atau cleaning dengan cara dilewatkan pada vibrating screen agar debu dan pasir
serta metal yang terikut dapat dihilangkan.

Gambar 2. Alat Vibrating Screen


4.1.2. Tahap Pemecahan biji (Cracking)

Cracking atau pemecahan kacang kedelai bertujuan untuk memecah biji kacang kedelai
menjadi 6-8 bagian untuk persiapan ke tahap flaking. Pada proses cracking, dilakukan
pemisahan kulit kacang kedelai (hull) dengan alat pemisah kulit kacang kedelai. Pemecahan
biji kacang kedelai selanjutnya dilakukan dengan menggunakan rollermills.

Gambar 3. Alat Pemisah Kulit Kacang Kedelai (kiri) dan Rollermills (kanan)

7
4.1.3. Tahap Pengkondisian (Pemanasan)

Conditioning merupakan proses pemberian panas dengan temperatur tinggi dengan suhu 65 –
70℃ untuk melunakkan dan memecahkan kandungan minyak yang ada dalam biji sehingga
membuat biji lebih lunak saat proses flaking.

4.1.4. Tahap Pemipihan (Flaking)

Tahap pemipihan merupakan proses pemipihan agar luas permukaan biji kacang kedelai
menjadi lebih besar dan lebih mudah untuk diekstraksi. Flaking ini merupakan tahap yang
sangat penting dalam proses pre-treatment karena menentukan hasil yield saat proses ektraksi.
Proses flaking menggunakan alat roll dengan permukaan yang sangat halus. Alat ini
menggunakan dua buah roller yang berputar berlawanan arah yang disebut flaking roller mill.

Gambar 4. Alat Flaking Roller Mill


4.2. Ekstraksi

Proses ekstraksi yang dilakukan yaitu solvent extraction dengan menggunakan solvent hexane
melalui proses perembesan atau perkolasi. Konsentrasi solvent hexane yang digunakan antara
range 10-30% berat dari berat biji kacang kedelai. Setelah minyak didapatkan maka, miscella
(campuran minyak dan pelarut) akan dipisahkan dengan evaporasi. Pelarut yang teruapkan
akan dikondensasi sehingga dapat digunakan kembali untuk proses ekstraksi selanjutnya.
Minyak kemudian akan masuk ke dalam proses stripping melalui kolom stripper dengan aliran
steam sehingga menghasilkan crude edible oil.

Stripping adalah proses pemisahan solute dari fase cair ke fase gas dengan mengontakkan
cairan yang berisi solute dengan pelarut gas (stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
Proses stripping dilakukan dalam kolom stripper, dimana stripper adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengambil suatu zat atau senyawa dari senyawa lainnya dengan fase yang

8
berbeda. Stripper disebut juga sebagai kolom distilasi yang berfungsi sebagai unit operasi
untuk melakukan proses pemisahan sebuah campuran menjadi dua atau lebih produk yang
memiliki titik didih berbeda dengan mengeluarkan komponen yang lebih mudah menguap dari
campuran.

Crude edible oil yang dihasilkan ini masih mengandung padatan sehingga diperlukan proses
filtrasi untuk memisahkan padatan pada crude edible oil dan diperoleh crude edible oil bebas
padatan yang kemudian akan masuk ke dalam proses pemurnian. Kelebihan solvent extraction
meliputi suhu penguapan yang rendah, stabilitas tinggi dan efek residu minyak rendah. Proses
ekstraksi soybean oil secara lebih jelas digambarkan dalam diagram blok pada Gambar 5.

Gambar 5. Proses Ekstraksi Soybean Oil

9
4.3. Refining Process

Pada proses refining soybean oil, mencakup tahap chemical refining process terkhususnya pada
tahap netralisasi dan physical refining process terkhususnya pada tahap deodorisasi.

4.3.1. Degumming

Degumming merupakan proses menghilangkan fosfolipid untuk dengan menggunakan air


lunak dan asam fosfat. Fosfolipid dalam minyak dapat menyebabkan minyak berwarna gelap.
Air lunak sendiri merupakan air dengan kadar mineral yang rendah. Crude edible oil yang
diperoleh melalui proses ekstraksi dipanaskan hingga suhu 70℃, setelah itu ditambahkan air
dan asam fosfat kemudian dimasukkan ke dalam reaktor berpengaduk selama 30 menit.
Kemudian minyak dan hasil gum dipisahkan dengan sentrifugasi.

4.3.2. Neutralization

Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak
dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
membentuk sabun atau soapstock. Netralisasi merupakan tahap chemical refining process.
Pada proses netralisasi, crude oil diumpankan ke dalam neutralizer. Netralisasi dengan soda
kaustik banyak dilakukan dalam skala industri karena lebih efisien dan lebih murah
dibandingkan cara netralisasi lainnya. Penggunaan soda kaustik juga membantu mengurangi
zat warna dan kotoran berupa getah dan lendir dalam minyak. Soda kaustik yang digunakan
yaitu NaOH 11,06%. Asam lemak bebas dihilangkan dari minyak dengan cara menambahkan
soda kaustik, dipanaskan hingga mencapai suhu 60℃ dan diaduk. Proses pemanasan membantu
soda kaustik bereaksi dengan asam lemak bebas membentuk sabun. Sabun lalu dipisahkan
dengan sentrifugasi. Efektivitas pemisahan sabun tergantung pada perbedaan densitas sabun
dan minyak, suhu (semakin tinggi suhu maka pemisahan semakin baik), viskositas, besarnya
gaya sentrifugal dan lama proses sentrifugasi. Jika ada sabun yang tersisa, maka minyak
dipanaskan hingga mencapai suhu 82℃, kemudian ditambah air lunak 93℃ (15% dari minyak)
sehingga sabun akan larut dalam air dan minyak kemudian dipisahkan dari air. Pada proses ini
kandungan soapstock dan impurities dapat dipisahkan.

4.3.3. Bleaching

Pemucatan dilakukan untuk memisahkan pigmen dan sabun yang tersisa. Proses ini dapat
menggunakn bahan-bahan seperti non-activated clay dan activated carbon, dimana yang paling
popular adalah activated bleaching karena digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan

10
pengotor (impurities), pigmen dan sabun yang tidak diinginkan pada crude oil. Crude oil
ditambah bleaching clay (alumunium silikat) kemudian dipanaskan pada suhu 105℃ dalam
keadaan vakum, sehingga air akan menguap dan pigmen serta sabun akan diserap clay
kemudian difiltrasi dengan tanah diatomae. Proses ini akan memberikan hasil samping berupa
waste clay yang telah digunakan dalam proses bleaching.

4.3.4. Deodorization

Deodorization pada temperatur tinggi dibutuhkan untuk menghilangkan zat mudah menguap
dan kandungan yang bau untuk membuat minyak menjadi cairan yang memiliki rasa lunak
yang diinginkan konsumen. Penghilangan free fatty acid juga menambah stabilitas minyak
dengan uap pada temperatur tinggi dan vakum sehingga dapat mencegah kontak dengan
oksigen dan akibat oksidasi yang terjadi selama proses deodorization.

Deodorisasi merupakan tahap physical refining process pada proses pemurnian soybean oil.
Deodorisasi dilakukan untuk memisahkan komponen volatile yaitu tokoferol, fistosterol, asam
lemak bebas, gas terlarut dan komponen cita rasa. Pada proses ini, minyak dipanaskan pada
suhu 230-250℃ pada kondisi vakum kemudian steam disemprotkan sehingga komponen bau
dapat dihilangkan dari soybean oil.

4.3.5. Hydrogenation (Winterization/Fractination)

Hidrogenasi minyak kedelai dapat meningkatkan titik lelehnya, stabilitas yang lebih baik dari
minyak akibat efek oksidasi dan keburukan ras dengan mengurangi asam linoleat menjadi asam
oleat. Reaksi ini terjadi diantara gas hidrogen murni, katalis seperti nikel dan lemak serta
minyak yang dihasilkan dalam penambahan hidrogen menjadi ikatan tak jenuh dari ikatan
jenuh. Hidrogenasi terjadi pada tangki bertekanan yang vakum terdiri dari minyak dan gas
hidrogen yang terdispersi menjadi gas yang memanaskan campuran dan pengadukan. Saat
hidrogenasi yang diinginkan terjadi, campuran didinginkan, katalis disaring untuk mendapat
larutan yang bersih. Minyak yang terhidrogenasi sebagian yaitu bersisa cairan dan minyak
kedelai terhidrogenasi sempurna akan menjadi keras dan setelah melalui seluruh tahap refining,
dapat diperoleh standart edible soybean oil.

11
Skema proses refining minyak kacang kedelai atau soybean oil secara ringkas digambarkan
dalam diagram blok pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses Refining Soybean Oil

12
5. PENGUNAAN MINYAK KEDELAI

Kegunaan minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan untuk pembuatan minyak
salad, minyak goreng (cooking oil) serta untuk segala keperluan pangan. Lebih dari 50 persen
pangan dibuat dari minyak kedelai, terutama margarin dan shortening. Hampir 90 persen dari
produksi minyak kedelai digunakan di bidang pangan dan dalam bentuk telah dihidrogenasi,
karena minyak kedelai mengandung lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh.

Minyak kedelai juga digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers, cat, semir,
insektisida dan desinfektan. Bungkil kedelai mengandung 40-48 persen protein dan merupakan
bahan makanan ternak yang bernilai gizi tinggi, juga digunakan untuk membuat lem, plastik,
larutan yang berbusa, rabuk dan serat tekstil sintesis. Bila minyak kedelai akan digunakan di
bidang nonpangan, maka tidak perlu seluruh tahap pemurnian dilakukan. Misalnya untuk
pembuatan sabun hanya perlu proses pemucatan dan deodorisasi, agar warna dan bau minyak
kedelai tidak mencemari warna dan bau sabun yang dihasilkan.

Dalam minyak kedelai terdapat fosfatida yang terdiri dari sekitar 2 persen lesitin dan sepalin
yang digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam industri makanan. Lesitin digunakan sebagai
bahan pengempuk dalam pembuatan kue dan roti.

13
6. PENGARUH MINYAK KEDELAI TERHADAP KESEHATAN

Berdasarkan kandungan gizi yang terdapat dalam miyak kedelai beberapa manfaat yang
diperoleh dengan pengonsumsian minyak kedelai adalah sebagai berikut:
1. Mengontrol regulasi kadar kolesterol dan mencegah atherosclerosis atau penyakit
jantung. Pengaruh tersebut sebenarnya merupakan keuntungan umum penggunaan
minyak nabati karena minyak nabati tidak mengandung kolesterol. Namun, minyak
kedelai memiliki pengaruh yang besar untuk mencegah penyakit jantung tersebut
disebabkan dari kadar asam lemak tidak jenuhnya yang mencapai 85%. Salah satu asam
lemak tidak jenuh yang berpengaruh adalah Asam linoleat atau Omega-3 dengan
kandungan sebanyak 15 – 64%.
2. Meningkatkan kesehatan kulit dan mata serta memproteksi sel dari kerusakan dan infeksi.
Minyak kedelai mengandung Tokoferol atau yang dikenal sebagai vitamin E. Vitamin E
merupakan antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas sehingga dapat
meningkatkan kesehatan kulit dan mata. Minyak kedelai memiliki kandungan Vitamin E
sebanyak 0,11-0,18%. Kandungan Asam linoleat juga berperan sebagai antioksidan
untuk menproteksi sel dari kerusakan dan infeksi seperti penuaan.

14
7. HAL-HAL SPESIFIK TENTANG MINYAK KEDELAI

Berdasarkan referensi tentang rendemen yang dihasilkan dalam produksi minyak kedelai,
kedelai memiliki rendemen sebesar 12%. Dalam pengolahannya untuk memperoleh 1 liter
minyak kedelai dibutuhkan 7 – 8 kilogram kedelai.

Berdasarkan kandungan minyak kedelai, diketahui bahwa minyak kedelai tidak memiliki hal
spesifik yang menjadi ciri khas atau keunggulan khusus. Namun, penggunaan minyak kedelai
tetap memberikan beberapa keuntungan. Minyak kedelai cukup populer di negara seperti Cina
dan Amerika. Berikut ini merupakan salah satu contoh minyak kedelai yang populer dalam
industri:

Happy Salad Oil adalah jenis produk minyak tumbuhan yang dibuat dari biji kedelai bermutu.
Produk tersebut tepat untuk membuat minyak salad maupun untuk memasak, sebab dapat
memberi rasa dan aroma alami makanan.

Happy Salad Oil mengandung PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) tinggi sekitar 62% yang
mampu menurunkan kadar kolesterol jahat (low Density Lipprotein). Selain itu juga
merupakan minyak yang sudah tidak mengandung protein, sehingga aman untuk penderita
asam urat.

Fakta dan Data Produk Happy Salad Oil yaitu :


1. Merupakan Minyak kedelai murni (100 % minyak Kedelai)
2. Mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh sebesar 85% sedangkan untuk asam
lemak tak jenuh gandanya sebesar 62 %
3. Asam lemak tak jenuh gandanya terbukti dapat membantu memelihara kadar kolesterol
dalam darah.
4. Juga merupakan minyak yang sudah tidak mengandung protein,sehingga tidak
berpengaruh terhadap kadar asam urat dalam tubuh.

15
DAFTAR PUSTAKA
Adie, M. M dan Krisnawati, A. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang
dan Umbi, Malang.
Andersen, A. J. C.. 1962. Refining Oils and Fats for Edible Purposes. London: Pergamon
Press.
Austin. 1984. Shreve's Chemical Process Industries. New York: McGraw Hill.
Earl G. H., et al. Soybean Oil. Iowa State University. Ames, Iowa.
Food Composition and Nutritional Tables. 2008. USDA Nutrient Database for Standard.
http://www.soya.be/soybean-oil-nutritional-values.php. Diakses pada 20 April 2019.
Ketaren, S.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Krisnawati, A. 2017. Kedelai sebagai Sumber Pangan Fungsional. Balai Penelitian Tanaman
Kacang dan Umbi, Malang.
Nabilla H. dan Wilangsagari T., 2017, Pabrik Minyak Goreng dari Kedelai dengan Proses
Solvent Extraction. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 4. Departmen
Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakan, Universitas Indonesia.
Semon, M., Patterson, M., Wyborney, P., Blumfield, A. and Tageant, A. 2006. Soybean Oil.
http://www.wsu.edu/~gmhyde/433_web_pages/433Oil-webpages/Soy/soybean1.html.
Shahidi, 2005, Bailey’s Industrial Oil and Fat Product, A Wiley Interscience Publication, John
Wiley & Sons, New York.
Walter F. Baughmaann & George. S.1992. The Chemical Composition of Soya Bean Oil.
Jamieson.

16

Anda mungkin juga menyukai