Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR INDUSTRI KIMIA

Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dengan Penambahan Ragi Roti


(Saccharomyces Cerevisiae)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pengantar Industri Kimia

Disusun Oleh:
Kelompok 111 (A2)
Retno Hardiyati NIM. 170140060
Maimun NIM. 170140121
Dewi Lestari NIM. 170140122
Jagad Iskandar NIM. 170140125
Deswita Putri NIM. 170140124
Oktaviani NIM. 170140127
Muammar Khadafi NIM. 170140133
Nurfatin Zahra Putri NIM. 170140138
Muhammad Rodhi NIM. 180140190
Sandi Prasetia NIM. 180140195

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, ni’mat dan hidayahnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah PIK tentang “Pembuatan VCO (Virgin
Coconut Oil) dengan Penambahan Ragi Roti (Saccharomyces Cerevisiae)” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Salam beserta salawat marilah kita haturkan buat junjungan nabi besar kita
nabi Muhammmad SAW beserta para pengikutnya yang telah membawa kita dari
jaman kegelapan hingga jaman yang terang benderang ini. Tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wusnah S.T.,MT yang telah memberikan
pengarahan tentang penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua semoga makalah ini
bisa bermanfaat untuk kita semua.

Bukit Indah, Desember 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan
baik di daerah tropis seperti di Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh di perkarangan
rumah, perkebunan, daerah dekat pantai, maupun daratan lainnya. Di Indonesia,
dikenal dua jenis kelapa, yaitu kelapa dalam dan kelapa genjah. Kelapa genjah
menghasilkan buah yang jumlahnya dapat mencapai 100-140 butir/pohon/tahun, tetapi
volume buahnya kecil dan kandungan minyaknya rendah (sekitar 12%), sedangkan
kelapa dalam menghasilkan buah lebih sedikit, yaitu sekitar 75-90 butir/pohon/tahun,
namun volume buah nya relatif lebih besar dan kandungan minyaknya bisa mencapai
62-69%.
Besarnya potensi kelapa di Indonesia, peluang pengembangan agribisnis kelapa
dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangatlah besar. Alternatif produk yang dapat
dikembangkan yaitu virgin coconut oil (VCO). Pelaku agribisnis produk tersebut
mampu meningkatkan pendapatan 5-10 kali dibanding dengan hanya menjual produk
kopra. Namun pada kenyataannya masyarakat masih mengolah kelapa menjadi kopra
kemudian mengekstrak minyak kelapa menggunakan teknologi tradisional, sehingga
minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka
oksidasi yang cukup tinggi, sedangkan untuk produksi VCO Indonesia masih sangat
minimum.
Di Aceh, masyarakat belum memanfaatkan buah kelapa secara optimal. Selama
ini penggunaannya hanya terbatas sebagai bahan tambahan dalam pengolahan pangan.
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan masyarakat Aceh dapat mengolah buah
kelapa menjadi produk-produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, salah satunya
adalah VCO karena selain dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa sekaligus
dapat meningkatkan perekonomian daerah. Salah satu metode pengolahan VCO adalah
menggunakan ragi roti.
Ragi (Saccharomyces cerevisiae) merupakan khamir yang sering digunakan
dalam pembuatan roti. Pertumbuhan khamir ini dipengaruhi oleh pH, suhu, sumber
energi, dan air bebas. Saccharomyces cerevisiae ini dapat tumbuh optimum pada suhu
30oC. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghasilkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat menjadi asam. Asam yang terbentuk akan mengkoagulasikan protein
emulsi santan. Selain itu, juga menghasilkan enzim proteolitik dimana enzim ini dapat
menghidrolisis protein yang menyelubungi globula lemak pada emulsi santan,
sehingga minyak dapat terpisah dari santan. Ragi roti sangat mudah didapat, murah,
dan lebih praktis dalam pengaplikasiannya dibandingkan dengan enzim yang
membutuhkan banyak perlakuan pendahuluan sebelum digunakan dan juga harganya
yang kurang ekonomis.
Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak makan yang diperoleh tanpa
mengubah sifat fisiko kimia minyak karena hanya diberi perlakuan mekanis
danpenggunaan panas rendah. Minyak yang dihasilkan memiliki kadar air,
asam lemak bebas, dan angka oksidasi yang rendah, berwarna bening, dan
berbau harum serta memiliki daya simpan yang lama. VCO merupakan suatu
produk yang memiliki sifat dwifungsi yaitu sebagai minyak goreng kualitas tinggi dan
sebagai obat yang potensial.
VCO banyak mengandung asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek
seperti asam kaprat, kaprilat dan miristat, sehingga VCO memiliki peran yang positif
bagi kesehatan manusia. Beberapa manfaat VCO bagi kesehatan yaitu merupakan
antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa, menjaga kesehatan jantung dan
pembuluh darah, dapat mencegah terjadinya osteoporosis, diabetes, penyakit liver, dan
timbulnya kanker, dapat menurunkan berat badan, dan memberikan stamina bagi
tubuh.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian
dengan memanfaatkan buah kelapa sebagai bahan baku pembuatan VCO
dengan penambahan ragi dan dibantu memperoleh VCO lebih singkat dan VCO yang
dihasilkan memiliki mutu yang baik. Hal-hal tersebutlah yang mendorong penulis
memilih judul “Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dengan Penambahan Ragi
Roti (Saccharomyces Cerevisiae)”

B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan minyak kelapa, masyarakat Indonesia masih menggunakan
cara tradisional yaitu dengan ekstraksi kering yang diawali dengan pembuatan kelapa
kering (kopra) dan masih menggunakan panas tinggi untuk memperoleh minyak.
Minyak kelapa yang dihasilkan dengan metode tersebut memiliki kadar air, asam
lemak bebas, bilangan peroksida yang tinggi dan warna agak kekuningan, sedangkan
untuk menghasilkan VCO dengan kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida
yang rendah serta warna yang jernih dibutuhkan teknologi modern dan waktu yang
cukup lama. Penggunaan teknologi modern dalam proses ekstraksi minyak kelapa
membutuhkan biaya produksi yang tinggisehingga cara tersebut tidak dapat digunakan
di industri rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan metode ekstraksi dengan biaya
produksi rendah dan lebih efisien.
Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) memiliki enzim proteolitik
yang berfungsi untuk menghidrolisis protein yang menyelubungi globula
lemak sehingga dapat memisahkan minyak dari santan. Dengan metode ekstraksi
menggunakan ragi roti, minyak kelapa yang dihasilkan akan memiliki kadar air, asam
lemak bebas, bilangan peroksida yang rendah serta warna yang jernih. Minyak kelapa
yang dihasilkan dapat disebut virgin coconut oil karena proses pembuatannya
menggunakan panas rendah.

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam waktu yang
relatif singkat dapat menghasilkan VCO serta untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan lama fermentasi terhadap mutu VCO yang
dihasilkan, serta membandingkan VCO memakai krim santan dengan santan yang baru
diperas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Buah kelapa sebagai salah satu hasil perkebunan merupakan bahan baku
berbagai produk makanan dan bukan makanan. Daging buah kelapa mengandung
protein, karbohidrat dan lemak yang sangat penting serta vitamin. Sekitar 90% asam
lemak dalam daging buah kelapa adalah asam lemak jenuh dan 10 % sisanya adalah
asam lemak tidak jenuh. Kandungan asam lemak (Medium Chain Fatty Acid, MCFA)
ternyata bias beragam pada berbagai varietas kelapa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keragaman kandungan MCFA dan kadar asam laurat dipengaruhi salah satunya
oleh varietas kelapa. Total kandungan MCFA pada kelapa Dalam antara 47,35%
sampai 57,89% dan pada kelapa Genjah antara 45,45% sampai 55,68%. Dan untuk
kandungan asam laurat (C12:0) pada kelapa Dalam berkisar antara 36,04% sampai
44,19% (Novarianto dan Tulalo, 2007).
Salah satu produk olahan kelapa yang populer akhir-akhir ini adalah Virgin
Coconut Oil (VCO). Virgin Coconut Oil lebih unggul dari minyak yang diolah secara
tradisional, seperti kadar air yang rendah (0,02-0,03%), asam lemak bebas rendah
(0,02%), berwarna bening, berbau harum dan berdaya simpan yang cukup lama yaitu
sekitar 6-8 bulan. Umumnya dalam pembuatan VCO menggunakan bahan
baku buah kelapa tua yang segar atau baru dipanen (Rindengan et al., 2004). Dalam
pembuatan VCO dapatmenggunakan berbagai metode, salah satunya dengan metode
fermentasi. Dalam prosesfermentasi dapat menggunakan starter yang terbuat dari ragi
seperti ragi roti (permifan) (Ruku, 2007).
Virgin coconut oil (VCO) merupakan bentuk olahan daging kelapa yang baru-
baru ini banyak diproduksi orang. Dibeberapa daerah, VCO lebih dikenal dengan nama
minyak perawan, minyak sara, atau minyak kelapa murni. Virgin Coconut oil atau
minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan
dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan didalam tubuh. Disamping itu
ternyata kandungan antioksidan didalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol, dan
betakaroten.antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga
varietas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 2006).
Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak yang diperoleh tanpa mengubah
sifat fisiko kimia minyak karena hanya diberi perlakuan mekanis dan penggunaan
panas rendah. VCO banyak mengandung asam laurat dan asam lemak jenuh berantai
pendek, sehingga VCO memiliki peran positif bagi kesehatan manusia antara lain
sebagai antibakteri, antijamur, antiprotozoa, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh
darah, mencegah osteoporosis, diabetes, liver, dan timbulnya kanker, dapat
menurunkan berat badan, dan memberikan stamina bagi tubuh. Salah satu metode
pengolahan VCO adalah dengan menggunakan ragi roti (Alamsyah, 2005)
Ragi (Saccharomyces cerevisiae) merupakan khamir yang sering
digunakan dalam pembuatan roti. Pertumbuhan khamir ini dipengaruhi oleh pH, suhu,
sumber energi, dan air bebas. Pengolahan VCO dengan metode fermentasi ragi
memerlukan waktu sekitar 6-7 jam. Metode lain dalam pengolahan VCO dapat
menggunakan VCO pancingan yang memerlukan waktu sekitar 10-14 jam. Kedua
metode ini dapat menghasilkan minyak berwarna jernih, beraroma khas minyak kelapa,
tingkat ketengikan yang rendah, dan daya simpan yang lama. Ragi
(Saccharomyces cerevisiae) ini menghasilkan secara langsung menghasilkan enzim
melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah ikatan protein dengan
minyak pada emulsi santan (Chandra, 2006). Salah satu mikroba yang dapat digunakan
adalah khamir roti (Saccharomyces cerevisiae) yang dapat menghasilkan enzim
proteolitik dan amilolitik . Enzim amilolitik dapat memecah karbondioksida sehingga
menghasilkan asam. Adanya asam akan menurunkan pH, santan sampai mencapai titik
isoelektrik protein sehingga protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim proteolitik
akan memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah dipisahkan dari minyak
(Rusmanto, 2004).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Baskom

2. Saringan

3. Botol bekas

4. Selang plastic

5. Kertas saring

6. Santan

7. Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae)

B. Prosedur Kerja

Proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) ini adalah sebagai berikut:

1) Memarut kelapa dan mencampur hasil parutan dengan air

2) Melakukan pemerasan sebanyak 3 kali, hingga semua santan kelapa terambil,

kemudian ditambah air panas (70ᵒ C) dengan perbandingan 2:1, diperas dan disaring

3) Melakukan pemisahan antara santan dengan air selam 15- 30 menit.

4) Mengeluarkan air pada selang pengeluaran yang ada pada perangkat VCO.

5) Memixer santan kental yang terampung dengan kecepatan 1500 rpm selam 15- 30

menit

6) Memasukkan didalam toples besar, setelah itu didiamkann 8- 24 jam sampai terpisah

menjadi 2 bagian (krim dan skim).

7) Lapisan krim ditambah 0,19 fermipan.


8) Fermipan dilarutkan kedalam air hangat ± 10 mL.

9) Fermipan yang telah larut semua dimasukkan kedalam krim dan diaduk sampai merata.

10) Kemudian krim dimasukkan kedalam kedalam botol kecil 350 mL, dan dibiarkan

(diperam) selam 3 hari serta ditutup rapat dengan tutup toples agar krim tidak terkena

debu.

11) Selanjutnya pemeraman dapat dilihat bahwa krim tersebut sudah terbagi menjadi 3

bagian yaitu VCO, Blondo dan air

12) Minyak dipisahkan dari blondo dengan kertas saring.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. VCO ( Virgin Coconut Oil )


Virgin coconut oil baru-baru ini banyak diproduksi untuk dikompersilkan. Di
beberapa daerah, VCO lebih terkenal dengan nama minyak perawan, minyak sara, atau
minyak kelapa murni. Virgin coconut oil atau minyak kelapa murni mengandung asam
lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah
penimbunan di dalam tubuh. Disamping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam
VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi
untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh.
Menurut berbagai referensi, VCO terbuat dari daging kelapa yang masih segar.
Proses pembuatannya dilakukan dalam suhu yang rendah. Cara membuatnya, daging
buah kelapa diperas santannya, lalu dipanaskan dengan suhu rendah. Selanjutnya
dilakukan proses fermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan tekanan mekanis
atau sentrifugasi. Minyak kelapa murni juga memiliki sejumlah sifat fisik yang
menguntungkan, diantaranya adalah memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan
dalam jangka panjang, dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas.
Virgin cocnonut oil adalah minyak dan lemak yang dihasilkan tanpa mengubah
sifat fisiko kimia minyak yang diperoleh dengan hanya perlakuan mekanis dan
pemakaian panas minimal serta tidak menggunakan bahan kimia kecuali yang tidak
mengalami reaksi dengan minyak (Codex Alimentarius, 1999).
Standar mutu dari VCO dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Karakteristik Kandungan

Kadar air (%) 0,1-0,5


Bilangan peroksida (mg oksigen/100 g contoh) Maks 3,0
Bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh) 250-260

Bilangan asam (mg KOH/g contoh) Maks 13

Kadar asam lemak bebas (% asam laurat) Maks 0,5

Warna Jernih kristal

Sumber : Codex Stan 19-1981 (rev. 2 -1999)

Minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena kandungan asam


lemak jenuhnya tinggi. Namun, bila kualitas VCO rendah, proses ketengikan akan
berjalan lebih awal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh oksigen, keberadaan air, dan
mikroba yang akan mengurai kandungan asam lemak yang berada di dalam VCO
menjadi komponen lain.

4.2. Mikroba Pada VCO (Virgin Coconut Oil)


Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari transfatty
acid (TFA) atau asam lemak – trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi akibat proses
hidrogenasi. Agar tidak mengalami hidrogenasi , maka ekstraksi ini dilakukan dengan
proses dingin. Misalnya secara fermentasi, pancingan, sentrifugasi, pemanasan
terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut untuk mengekstraksi VCO secara fermentasi
dilakukan menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan enzim secara
langsung atau melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah ikatan
protein dengan minyak pada emulsi santan. Salah satu mikroba yang dapat digunakan
adalah khamir roti (Saccharomyces cerevisiae) yang dapat menghasilkan enzim
proteolitik dan amilolitik. Enzim amilolitik akan memecah karbohidrat
sehingga menghasilkan asam. Adanya asam akan menurunkan pH santan sampai
mencapai titik isoelektrik protein sehingga protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim
proteolitik akan memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah dipisahkan dari
minyak. Proses ekstraksi secara fermentasi dibandingkan cara lain adalah
kemudahannya sehingga dapat diproduksi secara praktis, hemat bahan bakar, residu
galendo lebih sedikit, tingkat ketengikan rendah dengan daya simpan lebih lama, aroma
harum, dan bebas senyawa penginduksi kolesterol (Riko Aditya, 2014)
Khamir yang sering digunakan dalam pembuatan roti adalah Saccharomyces
cerevisiae. Pertumbuhan khamir dipengaruhi oleh suhu, pH, sumber energi, dan air
bebas (aw). Suhu optimum untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae adalah 30ᵒ
C. Sedangkan suhu minimumnya adalah 9-11ᵒC dan suhu maksimumnya adalah 35-
37ᵒ C.Khamir dapat hidup pada aw 0,88-0,90, tetapi juga dapat hidup pada aw 0,68-
0,78. Nilai pH yang cocok untuk pertumbuhan khamir adalah 4-4,5. Umumnya khamir
tidak dapat tumbuh pada medium basa.
Saccharomyces cerevisiae sebagai salah satu galur yang paling
umum digunakan untuk fermentasi, karena bersifat fermentatif kuat dan
anaerob fakultatif (mampu hidup dengan atau tanpa oksigen), memiliki sifat yang
stabil dan seragam, mampu tumbuh dengan cepat saat proses fermentasi sehingga
proses fermentasi berlangsung dengan cepat pula serta mampu memproduksi
alkohol dalam jumlah banyak. Alkohol (etanol) yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai bahan pelarut selain air dan bahan baku utama dalam laboratorium dan industri
kimia.
Untuk mempertahankan hidupnya, khamir memerlukan komponen C, H, P, K,
S, Ca, Fe, Mg, vitamin, dan komponen organik. Nitrogen dibutuhkan dalam bentuk
amoniak, garam amonium, asam amino, peptida, pepton, urea, atau nitrat, glisin,
tirosin, dan asparagin. Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dapat memecah
karbohidrat sehingga menghasilkan asam. Asam yang dihasilkan dapat mengkoagulasi
protein santan. Ragi roti juga mengandung enzim proteolitik. Enzim proteolitik
dapat menghidolisis protein yang menyelubungi globula lemak pada emulsi santan,
sehingga minyak dari santan terpisah.

4.3. Reaksi metabolisme oleh mikroba Saccharomyces cerevisiae pada VCO (Virgin
Coconut Oil)
Ragi (Saccharomyces cerevisiae) merupakan khamir yang sering digunakan
dalam pembuatan roti. Pertumbuhan khamir ini dipengaruhi oleh pH, suhu, sumber
energi, dan air bebas. Saccharomyces cerevisiae ini dapat tumbuh optimum pada suhu
30ᵒC. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghasilkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat menjadi asam. Asam yang terbentuk akan mengkoagulasikan protein
emulsi santan. Selain itu, juga menghasilkan enzim proteolitik dimana enzim ini dapat
menghidrolisis protein yang menyelubungi globula lemak pada emulsi santan,
sehingga minyak dapat terpisah dari santan.

4.4. Komposisi VCO (Virgin Coconut Oil)


4.4.1 Kelapa
Berdasarkan umur dari buah kelapa, kandungan buah kelapa dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Buah Kelapa

(Prihatini, 2008)
4.4.2 Santan Kelapa
Santan kelapa merupakan suatu cairan berwarna putih seperti susu yang
diperoleh dari hasil pengepresan atau pemerasan dari buah kelapa yang telah diparut
dengan penambahan atau tanpa air. Dengan adanya penambahan air tersebut maka
akan mempengaruhi komposisi dari santan kelapa itu sendiri. Komposisi santan kelapa
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Santan Kelapa

(Prihatini, 2008)

4.4.3 Minyak Kelapa (VCO)


a. Kandungan Asam lemak Minyak Kelapa (VCO)
Minyak kelapa terkandung beberapa asam lemak yang mana komponen utama
didalamnya yaitu Asam Laurat yang merupakan asam lemak jenuh. Asam laurat dalam
minyak kelapa mempunyai jumlah yang paling banyak, sehingga tahan terhadap
ketengikan akibat oksidasi. Selain itu terdapat juga kandungan asam lemak tak jenuh
dalam minyak kelapa.
Dalam VCO terdapat medium chain fatty acid (MCFA). MCFA merupakan
komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara lain
mampu merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa dapat
berjalan normal. MCFA juga bermanfaat dalam mengubah protein menjadi sumber
energy. Disamping mengandung asam laurat yang tinggi, VCO juga mengandung
Vitamin E. Komposisi asam lemak lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi asam lemak VCO

4.5 Manfaat VCO


VCO dapat menjadi stimulasi tiroid. Pada jumlah hormon tiroid yang cukup,
kolesterol (khususnya LDL-kolesterol) diubah melalui proses enzimatik menjadi
steroid anti penuaan yang penting, progesteron,
dan Dehydroepiandrosterone (DHEA). Substansi inilah yang dapat membantu
mencegah penyakit liver, kegemukan, kanker, dan penyakit lain yang berhubungan
dengan penuaan dan penyakit degeneratif yang kronis lainnya.
Berbagai penyakit yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat
ditangkal dengan mengonsumsi VCO seperti flu burung, Human immunodeficiency
virus/Acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS), hepatitis,dan jenis virus
lainnya. VCO dapat juga mengatasi kegemukan, penyakit
kulit hingga penyakit yang tergolong kronis, misalnya kanker prostat, jantung, darah
tingggi,dan diabetes. Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek
seperti asam kaprat, kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam VCO dapat berperan
positif dalam proses pembakaran nutrisi makanan menjadi energi. Fungsi lain dari zat
ini, antara lain sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa (Darmoyuwono, 2006)
Menurut Politeknik kesehatan (Poltekes) Malang (2007), manfaat VCO untuk
kesehatan adalah sebagai anti bakteri, anti virus, anti jamur, dan anti protozoa. VCO
juga dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, mencegah osteoporosis,
mencegah dan mengobati diabetes, mencegah penyakit liver, mencegah dan mengobati
kanker, menurunkan berat badan, dan dapat menambah stamina.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah bahwa pembuatan minyak
kelapa murni (VCO) dapat dilakukan dengan cara fermentasi yaitu menggunakan ragi
tempe.Pengolahan VCO dengan metode fermentasi dapat menghasilkan minyak
berwarna jernih, beraroma khas minyak kelapa, tingkat ketengikan yang rendah, dan
daya simpan yang lama. Ragi (Saccharomyces cerevisiae) ini secara langsung
menghasilkan enzim melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah
ikatan protein dengan minyak pada emulsi santan.

B. Saran
Saran dalam pembuatan makalah ini adalah pada saat pembuatan VCO (Virgin
Coconut Oil) harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Perlu dilakukan proses penyaringan yang lebih baik agar didapat minyak kelapa
murni yang lebih bening.
2) Perlunya peralatan yang lebih baik dalam proses pemisahan sehingga diperoleh
rendemen minyak kelapa murni yang lebih tinggi.
3) Perlunya pengujian mikroba untuk mengetahui masih ada atau tidak adanya mikroba
yang ada dalam minyak kelapa murni (VCO).
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A.N. 2005. Virgin Coconut Oil. Minyak Penakluk Aneka Penyakit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Candra, K. P. 2006. Aplikasi fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae pada krim


kelapa untuk ekstraksi minyak. Jurnal Teknologi Pertanian. 1(2):68-73.

Codex. Codex Standard for Edible Fats and Oils not Covered by Individual Standards:Codex
Stan19-1981

Darmoyuwono, W., 2006, Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil, cetakan pertama,
penerbit Indeks-kelompok Gramedia, Jakarta.

Novarianto, H. dan M. Tulalo. 2007. Kandungan Asam Laurat pada Berbagai Varietas Kelapa
Sebagai Bahan Baku VCO. Jurnal Litri Vol. 13 No. 1. Maret 2007 p. 28-33.

Prihatini, R.I. 2008. Analisa Kecukupan Panas Pada Proses Pasteurisasi Santan. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian IPB. Bogor

Rindengan, B., dan Hengky, N., 2004, Pembuatan & Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni,
Penebar Swadaya, Jakarta.

Riko Aditya, 2014. Optimasi Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Penambahan Ragi
Roti(Saccharomyces cerevisiae) dan dalam Fermentasi dengan VCO
Pancingan. Jurnal Rekayasa Pangan Vol.2 No.2 Maret 2014 p. 51-52

Rusmanto DP. 2004. Analisis kualitatif dan kuantitatif minyak kelapa hasil ekstraksi secara
fermentasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.

Ruku, S. 2007. Teknologi Pengolahan Minyak Kelapa Murni. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara, Kendari.

Setiaji, B dan Surip Prayugo, 2006, Membuat VCO Berkualitas Tinggi, Penebar
Swadana, Jakarta.

Sibuea, P. 2004. Virgin Coconut Oil. Kompas, 22 Desember 2004. hlm. 32 kolom 15.

Anda mungkin juga menyukai