Teknologi Fermentasi
Hari, tanggal
Dosen
Asisten Dosen
Dewi Mitalina
Nur Andini Putriningtyas
Putri Balkhis
Sklolastika Marina
J3E113081
J3E113032
J3E213109
J3E113025
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Nata adalah selulosa bakteri hasil sintesis gula oleh bakteri pembentuk
sumber makan rendah energi untuk keperluan diet. Produk ini dapat membantu
penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh
1.2
Tujuan
Memahami dan mengetahui bahan baku serta bahan tambahan dalam
pembuatan nata de coco,
Untuk mempelajari cara pembuatan starter nata de coco,
Untuk mempelajari cara membuat nata de coco,
Untuk melatih kreatifitas mahasiswa mengolah suatu produk berbahan
baku nata de coco,
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mutu nata de coco.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan Pembuatan Kultur Starter Nata De Coco
2.1.1 Alat
Panci
Botol sirup bekas
(bersih)
Penyaring
Gelas Ukur
Termometer
Spatula
Gelas Jar
2.1.2 Bahan
Air Kelapa
10 L
Starter nata de coco 10%
Gula pasir
10%
Urea
0.5%
Bunsen
Gelas kimia
Timbangan
Mangkuk
Sendok
Indikator pH
Gegep
Termometer
Gelas Jar
Bunsen
Gelas kimia
Mangkuk
Kertas koran
Setrika
Panci
Kain saring
Sendok
Pengaduk
Timbangan
Indikator pH
Baki plastik
Gelas Ukur
Karet
Gegep
2.2.2 Bahan
Air Kelapa
Kultur Starter Acetobacter xylinum
Gula pasir
Asam asetat glasial (cuka biang)
Urea (Amonium sulfat)
12 L
10%
10%
1%
0.5%
2.3 Alat dan Bahan Pembuatan Produk Olahan Nata De Coco (Minuman
nata de coco berperisa leci dan melon)
2.3.1 Alat
Panci
Gelas ukur
Timbangan
Sendok
Mangkuk
Baskom
Piring plastik kecil
Penyaring
Pengaduk
Kemasan Cup plastik
Mesin Sealer
Termometer
Indikator pH
Refrigerator
Gegep
2.3.2 Bahan
Nata de coco
Gula
Air
Gula
Asam Sitrat
Natrium Sitrat
CMC
Flavor leci
Flavor melon
15%
0.1%
0.08%
0.025%
0.03%
0.1%
0.1%
Campuran A
Campuran B
2.4 Diagram Alir Proses Pembuatan Kultur Starter Nata De Coco (Metode
Perebusan
Lakukan sterilisasi pada botol sirup bekas,
gelas jar, dan semua peralatan yang akan
digunakan
(kontak
Timbang gula
10%langsung
dan ureadgn
0.5 bahan).
%
dari total air kelapa yang digunakan.
Kemudian tiriskan peralatan dalam posisi
terbalik.
Rebus air kelapa,
tambahkan gula
Cek suhu
Cek pH
awal
Cek pH
Matikan
api, biarkan
suhunya
Bagan 1. Diagram Alir
Proses Pembuatan
Kultur
Strater Nata De Coco
o
2.5
Cek pH
awal
2.6 Diagram Alir Proses Pembuatan Produk Olahan Nata De Coco (Minuman
Berperisa Leci dan Melon)
Bersihkan permukaan nata dari
lapisan/selaput yang menempel pada
bagian atas dan bawah nata.
Timbang bahan-bahan yang diperlukan
seperti gula 15%
A), yang
dan
Potong-potong
nata(campuran
dalam bentuk
asam sitrat,kemudian
natrium nitrat,
CMC,
flavor
diinginkan,
timbang
kembali.
(Campuran kering = B).
Cek pH
nata dan
timbang
bobot nata
awal.
Lakukan pasteurisasi
80ooC, selama 15 menit.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
3.1.1
Propagasi kultur
Tabel 1.Formulasi Propagasi Kultur Starter
No
1
2
3
4
5
Nama Bahan
Air kelapa
Kultur starter
Gula
Urea
Asam asetat
3.1.2
Formulasi
5L
10%
10%
0,6%
30 L
Hasil perhitungan
10/100 x 5 L= 0,5 L
10/100 x 5 L= 0,5 kg
0,6/100 x 5 L= 30 g
-
No
1
2
3
4
5
Nama Bahan
Air kelapa
Kultur starter
Gula
Urea
Asam asetat
3.1.3
Formulasi
12 L
12,5 %
10%
0,6%
100
Hasil perhitungan
12,5/100 x 12 L= 1,5 L
10/100 x 12 L= 1,2 kg
0,6/100 x 12 L= 72 g
-
No
1
2
3
5
6
7
Nama Bahan
Nata Lempeng
Air
Formulasi
7,983 kg
Hasil perhitungan
-
20,8 L
Data Orlep
Pemasukan/cup
Rp. 75.000
Rp. 226.000
Total
3.2
Jumlah Pemasukan
Rp. 75.000
Rp. 226.000
Rp. 301.000
Pembahasan
3.2.1
3.2.2
Air kelapa yang digunakan dalam praktikum pembuatan nata de coco ini
yaitu sebanyak 12 liter. Air kelapa disaring terlebih dahulu dengan menggunakan
kain saring hingga bersih dari kotoran. Air kelapa yang digunakan dalam
pembuatan nata harus berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua
atau terlalu muda. Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh
Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk
membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk nata
de coco.
Pengecekan pH air kelapa dilakukan sebagai pH awal. Kemudian gula dan
urea ditimbang, masing-masing sebanyak 10% dan 0.5% dari total air kelapa yang
digunakan. Air kelapa yang sudah di cek pH-nya kemudian di panaskan sampai
mendidih. Selama pemanasan harus sambil diaduk. Pengadukan harus dilakukan
dengan konstan. Gula dan urea kemudian ditambahkan.
Gula ditambahkan sebanyak 10% dari bobot air kelapa yaitu 1.2 kg. Gula
ditambahkan untuk dijadikan sebagai sumber karbon dan glukosa untuk
pertumbuhan Acetobacter xylinum. Menurut Sutarminingsih (2004),
Acetobacter xylinum akan menguraikan gula yang kemudian
membentuk lapisan nata. Acetobacter akan menghasilkan asam
asetat yang dapat menurunkan pH lingkungannya yang dalam
hal ini adalah nata. Semakin banyak penambahan gula dan
konsentrasi starter dalam pembuatan nata, maka pH yang
dihasilkan semakin kecil atau semakin asam.
Sedangkan untuk urea ditambahkan sebanyak 0.6% dari bobot air
kelapa yaitu 72 gram. Urea ditambahkan untuk dijadikan sebagai sumber nitrogen
untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum. Adanya penambahan urea yang
merupakan sumber nitrogen
pembuatan
nata
de
coco
dipengaruhi
oleh
viabilitas (kemampuan hidup) bakteri, kandungan nutrisi media air kelapa dan
lingkungannya. Viabilitas bakteri yang baik akan menghasilkan nata yang baik
dan cepat. Kandungan nutrisi yang cukup terutama gula sebagai sumber karbon
untuk bahan baku pembentukan nata sangat diperlukan. Demikian pula
ketersediaan sumber nitrogen dan mineral, walaupun tidak digunakan langsung
Serat nata terbentuk setelah proses inkubasi selama 14 hari yang akan
tampak padat, berwarna putih hingga transparan, kokoh, kuat dan kenyal. Hasil
pemanenan tersebut, diperoleh nata de coco yang mentah, rasa asam dan dalam
bentuk lempengan dengan ketebalan 1cm.
Nata de coco yang akan diperdagangkan dan dikonsumsi perlu dilakukan
berbagai tahapan agar layak berada di tangan konsumen. Pengolahan lanjutan nata
berupa penambahan gula, pewarna, berbagai macam essence, penambahan bahan
pengawet dan pengemasan. Jenis produk olahan nata antara lain puding, nata de
coco dalam agar, koktail, manisan basah dan lain-lain. Pada praktikum kali ini
nata diolah menjadi minuman sirup nata de coco yang dicampur dengan biji
selasih.
Untuk mengolah lempengan nata sampai menjadi produk siap dikonsumsi
perlu melalui tahapan proses berikut ini :
a. Pembersihan dan Pemotongan
Lempengan nata de coco yang baru dipanen terdapat lapisan tipis yang
ada dibagian bawah. Lapisan ini dibuang dengan cara mengerok dengan pisau.
Lempengan yang sudah bersih dipotong sesuai bentuk yang diinginkan, dapat
dilakukan pemotongan membentuk kubus maupun slice. Setelah pemotongan,
nata dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran yang melekat.
Peralatan pemotongan antara lain pisau, telenan plastik dan bak plastik
untuk penampungan. Pisau yang digunakan harus tajam, agar hasil potongan
bagus dan pinggirannya rata.
b. Netralisasi
Nata dadu yang baru dipotong rasanya sangat asam. Untuk itu perlu
dilakukan netralisasi dengan cara menghilangkan kandungan airnya hingga
pHnya normal. Netralisasi dilakukan dengan cara pencucian, perebusan dan
Gula yang digunakan adalah sukrosa yang berasal dari tebu atau bit gula.
Fungsi gula terutama sebagai pemanis (sweeteners), pengawet, penambah
flavor dan memperbaiki tekstur. Efek pengawet gula adalah menurunkan
aw (water activity) dari bahan makanan sampai suatu keadaan dimana
pertumbuhan mikroba tidak memungkinkan lagi. Untuk membuat nata
dalam sirup diperlukan gula pasir yang berkualitas baik, terutama
keputihan dan bebas dari kotoran. Gula yang kotor akan mengakibatkan
nata berwarna kusam dan tidak transparan. Endapan kotoran susah
disaring dan berpengaruh pada warna cairan sirup. Konsentrasi gula makin
tinggi akan menyebabkan manisan nata renyah, tidak liat dan awet. Untuk
produk yang langsung dikonsumsi perlu diperhatikan konsentrasi
dilakukan secara hot filling kemudian penutupan kemasan dengan mesin sealer
dan langsung dilakukan pasteurisasi pada suhu 800C untuk menjaga keawetan
produk, kerena pasteurisasi merupakan suatu proses untuk memperlambat
pertumbuhan mikroba dan mengurangi jumlah bakteri pathogen dalam makanan
(Hariyadi, 2007). Setelah pasteurisasi segera dilakukan cold shock untuk
mengurangi jumlah bekteri yang tergolong thermofilik. Tahapan cold shock
dilakukan dengan perendaman air dingin dan penyimpanan langsung dalam
refrigerator.
Sebelum produk minuman nata de coco dipasarkan, dilakukan
penyimpanan dalam refrigerator selama 2 hari. Hal ini bertujuan agar larutan
sirup yang manis dan telah memiliki flavor dapat meresap ke potongan nata serta
biji selasih dapat mengembang sempurna karena berada dalam kondisi basah
secara lama. Hasil akhir minuman nata de coco diperoleh sebanyak 158 cup.
Dalam pembuatannya terdapat beberapa produk reject akibat sealer yang tidak
teratur dan merusak kemasan. Minuman nata de coco dijual seharga Rp 2000/cup.
Perolehan hasil penjualan didapatkan Rp 301.000,- yang nantinya akan dikurangi
dengan dana pemenuhan bahan baku sehingga akan didapatkan keuntungan bersih
hasil penjualan produk nata de coco.
3.2.4
karena
adanya
perombakan
komponen
oleh
bakteri
Acetobacter xylinum menjadi asam asetat. Rasa yang asam tidak disukai
oleh para konsumen sehingga perlu penanganan lebih lanjut untuk
menghilangkan rasa asam ini diantaranya perebusan dan pencucian.
Dengan metode ini rasa asam akan sedikit demi sedikit pudar karena larut
air dan menguap saat perebusan sehingga dihasilkan nata dengan rasa yang
hambar. Nata yang hambar juga tidak disukai konsumen karena tidak
memiliki rasa yang khas. Untuk menciptakan rasa yang khas maka
dilakukan pengolahan dengan penambahan sirup manis yang telah diberi
flavor (essesnse). Flavor yang ditambahkan berupa rasa buah lechi dan
melon. Nata yang telah dicampur dengan larutan gula maupun flavor
memiliki rasa yang lebih enak. Nata dapat tercipta rasa sesuai flavor
menyerap
perebusan
dan
pencucian.
Proses
lanjutan
tersebut
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa nata adalah produk
yang berbahan baku air kelapa, dicampur dengan bahan-bahan lain yang
mengandung glukosa dan difermentasi oleh bakteri Acetobacter xilynum.
Penambahan gula pada proses pembuatan nata adalah sebagai sumber karbon dan
nutrisi untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum. Penambahan urea/ZA merupakan
sumber
nitrogen
untuk
pertumbuhan
Acetobacter
xylinum.
Sedangkan
Saran
Dalam pembuatan nata de coco perlu dijaga kondisi sanitasi lingkungan,
alat dan wadah yang digunakan. Selain itu higiene praktikan juga perlu di
perhatikan karena pengolahan nata perlu kondisi yang aseptik agar bakteri
Acetobacter xylinum dapat bekerja optimal tanpa gangguan kontaminan.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan M, 2004. Nata De Coco yang Kaya Serat. Kompas: 10 (klm 78)
Hariyadi, 2007. Prinsip dan Tahapan Proses Pasteurisasi dan Sterilisasi.
http://files.wordpress.com/2007/10/blanching.pdf [16 April 2015]
Novrischa, Dinda. 2010. Nata. http://dindan.blogspot.com/nata/2010.html[16
April 2015]
Palungkun, R. 1992. Aneka Produk Oolahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rossi,dkk. 2008. Optimalisasi Uji Organoleptik pada Produk Nata de Coco.
Jakarta: Ardy Agency.
Saragih Y. 2004. Membuat Nata de Coco. Jakarta: Puspa Swara.
Suarsini, Endang. 2010. Bioremediasi Limbah Air kelapa Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Nata De coco. Malang. FMIPA UM
Sutarminingsih, Ch. L. 2004. Peluang Usaha Nata De Coco. Kanisius,
Yogyakarta.
LAMPIRAN