Anda di halaman 1dari 11

SEKILAS PERJALANAN PROSES PENGOLAHAN GULA TEBU

Pada umumnya, pabrik gula tebu di Indonesia merupakan warisan belanda pada zaman
kolonial. Perjalanan proses pengolahannyapun hampir seragam kecuali pada pabrik yang
menerapkan proses karbonatasi. Berikut ini adalah sekilas proses pengolahan gula tebu
dengan prmurnian cara sulfitasi. Secara garis besar, pabrik gula bertujuan untuk mengambil
sukrosa dari tebu semaksimal mungkin dengan menekan kehilangan gula seoptimal mungkin.

Dalam pabrik gula dikenal section-section yang disebut stasiun, mulai dari emplasement,
stasiun gilingan sampai pengarungan.
Emplasement (Halaman Pabrik)
Halaman pabrik berfungsi untuk menimbun tebu yang datang dari kebun. Biasanya di
sekitarya terdapat pohon-pohon besar yang berfungsi untuk menahan panasnya matahari.
Suhu halaman pabrik yang panas akan menyebabkan temperatur tebu naik dan akan barakibat
mempercepat proses tebu menjadi layu (wayu). Layunya tebu akan dibarengi dengan inversi
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Hal ini disebabkan karena nira dalam tebu bersifat
asam dan proses inversi lebih cepat apabila temperatur tinggi.

Idealnya, halaman pabrik dilengkapi dengan timbangan tebu, baik berupa jembatan timbang
atau crane yang dilengkapi dengan timbangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bobot tebu
yang masuk ke pabrik dan selanjutnya digunakan untuk pengawasan proses. Halaman pabrik
juga harus mempunyai alat untuk bongkar muatan baik dari truk atau dari lori.

Yang terpenting adalah, persediaan tebu di halaman pabrik harus dapat memenuhi kapasitas
giling. Sebenernya, sisa tebu kemarin dalam halaman pabrih, semakin kecil semakin baik.
Untuk menjamin kelancaran giling, sisa tebu yang baik yaitu pada jam 06.00 sampai 18.00
sebanyak 12 dikali kapasitas giling perjam, dan pada jam 18.00 06.00 sebenyak 15 dikali
kapasitas giling perjam. Literature lain juga menyebutkan sisa tebu kemarin yang baik adalah
sebesat 25-30% dari kapasitas giling perhari dihitung pada jam 06.00 pagi.

Stasiun Gilingan
Stasiun gilingan dibagi menjadi dua bagian yaitu persiapan dan gilingan
1. Persiapan
Tebu yang dibongkar dari truk atau lori diletakkan diatas meja tebu. Meja tebu dilengkapi
dengan alat yang berfungsi untuk mendorong tebu ke krepyak tebu (carrier). Setelah diatas
carrier, tebu dibawa melewati cutter untuk dipotong menjadi bagian yang lebih kecil.
Selanjutnya tebu terpotong dihancurkan dengan menggunakan shredder atau unigrator.
Setelah itu masuk ke gilingan

Proses persiapan mempunyai tujuan untuk mempersiapkan tebu yang akan digiling sehingga
proses pemerahan bisa maksimal. Efektifitas dari alat-alat persiapan ditunjukkan dengan
angka preparation index yang besarannya berbeda-beda tiap pabrik. Pada umumnya angka
preparation index lebih kurang sebesar 90

2. Gilingan
Gilingan berfungsi untuk mengambil nira dalam tebu. Optimalnya gilingan dengan cepat
dapat diketahui dengan melihat pol ampas. Semakin kecil pol ampas, akan semakin baik.

Dalam stasiun gilingan diberikan air panas (added water) yang biasa disebut imbibisi (dari
bahasa belanda imbibitie). Fungsinya untuk membilas ampas gilingan antara agar fungsi
pemerahan gula bisa maksimal. Umumnya pabrik gula menerapkan sistem imbibisi majemuk
yaitu menggunakan air panas dan nira gilingan berikutnya. Dari stasiun gilingan dihasilkan
nira mentah yaitu nira yang keluar dari gilingan 1 dan 2.



Stasiun Pemurnian
Fungsi dari stasiun pemurnian adalah untuk menyingkirkan kotoran-kotoran bukan gula yang
terdapat dalam nira mentah. Proses yang dilakukan baik berupa proses fisik ataupun kimia.
Proses dalam stasiun pemurnian dilakukan sedemikian rupa sehingga kerusakan sukrosa
dapat ditekan seoptimal mungkin.

Yang pertama dilakukan dalam stasiun pemurnian adalah menyaringan dengan menggunakan
saringan parabolis (DSM). Setelah itu nira mentah dipanasi sampai suhu 75 C. Nira mentah
yang telah dipanasi ditambahkan Ca(OH)2 sampai pH tertentu. Setelah itu pada nira
ditambahkan SO2 sampai pH netral. Nira dipanaskan kembali sampai suhu 105 C,
ditambahkan flokulan dan diendapkan di clarifier. Setelah mengendap, nira jernih disaring
lagi dan menghasilkan nira encer, setelah itu, dipanaskan sampai suhu 115 C dan selanjutnya
diproses ke tehap evaporasi. Nira kotor yang ada di clarifier selanjutnya disaring
menggunakan vacuum filter. Proses filtrasi ini menghasilkan filtrat dan blotong. Filtrat akan
dikembalikan lagi ke awal proses pemurnian dan blotong diangkut truk menuju tempat
penimbunan.

Stasiun Penguapan
Fungsi dari stasiun penguapan adalah meningkatkan konsentrasi larutan gula dalam nira. Nira
encer dari stasuin pemurnian diuapkan dengan menggunakan evaporator multi effect. Nira
dipanaskan dengan menggunakan uap panas yang berasal dari uap bekas penggerak turbin
gilingan. Nira encer yang mempunyai brix 15 diuapkan airnya sampai mencapai brix 60.
setelah itu akan dihasilkan material yang dinamakan nira pekat. Selanjutnya nira pekat
ditambah SO2 sehingga dicapai pH tertentu.

Stasiun Kristalisasi
Sistem kristalisasi di pabrik gula tebu menggunakan sistem kristalisasi bertingkat, baik
berupa A-D, A-C-D, A-B-D, atau A-B-C-D, dengan ketentuan A dan B adalah produk
(berlaku untuk abrik gula tebu di jawa). Nira pekat hasil dari stasiun penguapan diuapkan lagi
airnya sehingga akan terbentuk kristal dengan sendirinya. Metode lain kristalisasi adalah
dengan menggunakan bibit gula berupa fondan yang selanjutnya kristal bibit itu dibesarkan.

Proses kristalisasi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kristal yang terbentuk
mempunyai ukuran yang seragam. Seragamnya ukuran kristal gula akan dicapai apabila
konsentrasi larutan dalam bejana kristalisasi dijaga pada konsentrasi tertentu. Setelah ukuran
kristal yang diinginkan tercapai, maka kristal yang masih bercampur dengan larutan
(masakan /massecuit) diturunkan ke bejana penampung.

Stasiun Pemutaran
Untuk memisahkan kristal dan larutan setelah proses kristalisasi dilakukan langkah
pemutaran. Dengan gaya centrifugal, kristal akan tertahan di saringan (basket) dan larutan
akan melewati saringan tersebut. Langkah proses pemutaran yang baik akan menghasilkan
gula yang putih dan mempunyai kadar air yang kecil.

Di stasiun putaran terdapat 2 jenis alat yaitu batch dan continue. Putaran continue disebut low
grade centrifugal dan putaran batch biasa disebut hi grade centrifugal (putaran untuk produk).
Selanjutnya gula produk hasil pemutaran di angkut dengan talang goyang (grasshopper)
menuju pengering.

Stasiun Pengeringan dan Pendinginan
Pengeringan berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam gula sehingga meningkatkan
ketahanan dalam penyimpanan. Cara pengeringan dilakukan dengan cara pemanasan
menggunakan udara kering dan dikontakkan dengan gula. Alat yang digunakan bermacam
macam ada yang berupa talang getar atau rotary dryer.

Gula yang dikeringkan dalam keadaan panas, untuk itu perlu didinginkan agar tidak terjadi
proses kimiawi yaitu browning pada saat penyimpanan. Pendinginan dilakukan dengan
menghembuskan udara dingin baik dari udara sekitar ataupun udara dingin dari alat
pendingin udara.

Stasiun Pengarungan
Gula yang sudah dingin selanjutnya ditampung di sugar bin. Setelah itu dilakukan
pengarungan atau pengemasan dengan berat 50 Kg. Untuk suplai langsung ke konsumen,
pabrik biasanya juga membuat kemasan 1 Kg.

Gudang Gula
Gudang gula berfungsi untuk menimbun gula yang telah dikemas. selanjutnya gula siap untuk
didistribusikan ke penyalur atau konsumen.



PENANGANAN TEBU
Berbagai peralatan bongkar (unloading) tebu dipasang menyesuaikan dengan model angkutan
yang ada, tebu yang diangkut menggunakan trailer dibongkar menggunakan side unloader
yang terpasang pada 2 unit gantry crane, selanjutnya Hydraulic cane grab pada gantry crane
bekerja menumpuk dan mengumpan pada cross cane carrier.
Wheel loader disamping digunakan untuk membongkar dan menumpuk tebu loss bak di
pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan dan perata pada main cane carrier.
Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung pada main cane carrier , tahun 2001
dipasang 1 unit cane feeder table yang dilengkapi dengan hydraulic cane lifter yang dapat
melayani tebu yang diangkut dengan trailer dan hydraulic truck tippler untuk melayani truk
bak ataupun truk loss bak.


Pengisian dan preparasi tebu
PREPARASI TEBU
Sebelum tebu diperah pada unit gilingan, terlebih dahulu dilakukan preparasi untuk membuka
sel-sel tebu, tebu diumpankan kedalam 1st. main cane carrier dari cross carrier #1, cross
carrier #2 dan Feeder table diangkut menuju unit mesin pemotong pertama (1st. cane cutter),
kemudian dengan 2nd. elevating cane carrier menuju unit pemotong tebu kedua (2nd. cane
cutter), dan selanjutnya menggunakan unit heavy duty shredder hammer tebu dihancurkan.
Tingkat open cell yang dicapai pada unit preparasi ini 90.92%.


Stasiun gilingan
EKSTRAKSI NIRA
Enam unit gilingan jenis 4-roller disusun secara seri digunakan sebagai unit ekstraksi nira,
masing-masing unit gilingan digerakkan dengan tenaga turbin uap. Tingkat ekstraksi sukrosa
dari unit gilingan ini pada kisaran 95 - 96%. Nira mentah dari gilingan dipompa menuju
stasiun pemurnian setelah terlebih dahulu melewati sebuah magnetic flow meter untuk
memonitor dan merekam laju alirannya dalam satuan m3/jam, kemudian ampas tebu yang
disebut bagasse menuju stasiun pembangkit uap untuk digunakan sebagai bahan bakar pada
ketel uap (Boiler).


Boiler dan pembangkit tenaga listrik
BOILER DAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
3 unit boiler dengan kapasitas terpasang masing-masing : No.1 = 120 ton/jam; No.2 = 80
ton/jam; dan No.3 = 120 ton/jam dengan tekanan kerja masing masing 20kg/cm2G. Energi
potensial uap yang dibangkitkan digunakan untuk menggerakkan 3 buah back pressure turbo-
alternator yang masing masing mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga
digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane cutter dan
shredder) dan unit ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak giling (off-season) 1 unit boiler tetap
beroperasi dan memanfaatkan bahan bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk
melayani kebutuhan uap penggerak turbine generator dalam memenuhi kebutuhan listrik
perumahan divisi I s/d divisi VI, perkantoran, maintenance peralatan di pabrik dan pompa
irigasi pertanian.


Clarifier dan Vacuum filter
PEMURNIAN
Pemisahan kotoran dilakukan dalam bejana pengendap single tray SRI clarifier ( yang telah
dimodifikasi menjadi perforated clarifier ) yang merupakan rangkaian tahapan pengaturan
suhu, pH, waktu dan penambahan bahan pembantu (susu kapur, gas belerang dan flokulan).
Tingkat kekeruhan (turbidity) nira yang dicapai pada level 70 - 100 derajat NTU. Endapan
kotoran dari clarifier dicampur dengan bagacillo kemudian ditapis menggunakan 6 buah
vacuum filter menghasilkan limbah padat berupa blotong (filter cake) yang kemudian dikirim
kembali ke kebun sebagai pupuk organik.


Evaporator
PENGUAPAN (EVAPORATI ON)
Proses pengentalan nira jernih dilaksanakan dengan bejana penguap (evaporator). Guna
meminimalisasikan kebutuhan uap, stasiun evaporator dirancang dengan konsep maximum
vapour bleed. Bejana (evaporator) disusun dengan sistem quintuple effect yang terdiri dari
sembilan buah bejana jenis Roberts. Uap dari badan pertama digunakan sebagai media
pemanas badan kedua, pan kristalisasi "A" dan bejana pemanas nira tersulfitir. Uap dari
badan dua digunakan untuk media pemanas pada pan kristalisasi "C". Evaporator dibersihkan
secara periodik setiap dua minggu sekali dengan cara kimiawi selama 12 jam. Brix nira
kental dijada pada level 52-55%.


Vacuum Pans
KRISTALISASI
Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses pembesaran kristal hingga mencapai
ukuran yang dikehendaki dengan cara memasukkan nira kental (syrup), gula leburan,
molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan
dari kristalisasi adalah berupa massecuite (campuran kristal gula dengan molasses).
Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan
"B" Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan
pengaduk, sedangkan untuk "C" massecuite dikerjakan dengan continous pan. Nira kental,
leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan "A" massecuite. Bahan masakan "B"
massecuite berasal dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal
dari "B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses.


Batch centrifugal dan Continuous centrifugal
PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES
Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite dari vacuum pans
kristalisasi dituangkan kedalam strike receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal
gula dipisahkan dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai
pada kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal
(centrifugals machine). Pemisahan "A" massecuite menggunakan batch centrifugals
menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan "B" massecuite
menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses, pemisahan
"C" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "C" dan final
molasses.


Pengemasan
PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah unit
fluidized bed vibrating cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta
meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran
menggunakan vibrating screen. Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk
selanjutnya dilakukan penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada
timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam
kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral yang
dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan secara otomatis
sistem memberi peringatan.


Sertifikasi jaminan mutu
STANDARISASI KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK
Guna menjamin kualitas, keamanan dan kehalalan produk baik gula maupun final molasses,
telah diterapkan secara konsisten Quality & Management System yang mengacu pada
standarc HACCP (SNI 01-4582-1998) dan GMP STANDARD B2, telah mendapatkan
sertifikasi dari PDV the Netherland (Certifiate No. GMP'B2 0016), HACCP (Certificate No.
PSC 00015) dan sertifikat HALAL dari MUI (Halal No.:02100005008608).

Anda mungkin juga menyukai