Diusulkan oleh:
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia
Industri Semester Gasal 2019/ 2020.
pohon bertingkat tinggi hingga organisme primitif seperti lumut dan rumput
laut. Sellulosa tidak larut dalam air maupun zat pelarut organik dan
mempunyai daya tarik yang tinggi. Sellulosa merupakan bahan dasar dari
banyak produksi teknologi kertas, dan serat. Sifat serat sellulosa adalah :
Memiliki kekuatan tarik yang tinggi.
Mampu membentuk jaringan.
Tidak mudah larut dalam air, alkali dan pelarut organik.
Relatif tidak berwarna.
Memiliki kemampuan mengikat yang lebih kuat.
G. Limbah Kertas Bekas
Pada umumnya sebuah akademik akan menghasilkan limbah kertas
yang cukup besar karena segala kegiatan akademik berhubungan langsung
dengan kertas. Memang limbah kertas tampak tidak berbahaya karena kertas
termasuk limbah organik kering dan kertas merupakan bahan yang dapat
terurai oleh tanah, namun apabila jumlah limbah kertas tersebut sangat
banyak maka akan memakan ruang yang banyak juga untuk
menampungnya, dan hal itu merupakan masalah yang harus ditemukan
solusinya. Dengan mengolah limbah kertas dari hasil proses akademik maka
masalah tersebut bisa diselesaikan.
Limbah kertas akademik bisa didapatkan dari kegiatan di kantor
maupun kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, dan bisa menjadi bahan
baku pembuatan daur ulang kertas tanpa harus mengeluarkan biaya yang
banyak, namun membuatnya menjadi produk yang bernilai tambah.
5. PROSEDUR PEMBUATAN DAN ANALISIS
A. Alat yang digunakan
1) Gelas kimia 250 mL 2 buah
2) Gelas kimia 500 mL 1 buah
3) Gelas kimia 2000 mL 1 buah
4) Gelas ukur 50 mL 1 buah
5) Labu ukur 100 mL 1 buah
6) Corong kaca 1 buah
7) Corong Buchner 1 buah
8) Neraca analitik 1 buah
9) Morta dan alu 1 set
10) Blender 1 buah
11) Magnetic stirer 1 buah
12) Spatula kaca 1 buah
13) Pipet tetes 3 buah
14) Thermometer 1 buah
15) Kertas saring 5 buah
B. Bahan yang digunakan
1) Aquadest secukupnya
2) Kulit buah kakao 150 gram
3) H2O2 40% 150 mL
4) Kertas bekas secukupnya
5) Asam sitrat 150 mL
6) Larutan ethanol 40% 100 mL
C. Prosedur Pembuatan
1) Persiapan Bahan Baku
Kulit buah kakao ditimbang sebesar 25 gram kemudian dilakukan
pemotongan dan penghancuran hingga berukuran 60 mesh.
2) Persiapan kertas bekas
Kertas bekas dipotong kecil-kecil kemudian dihancurkan dengan
blender menggunakan air.
1) Proses Ekstraksi Pektin
Masukkan Bahan dan asam sitrat dengan perbandingan 1 : 12 gram.
Lakukan pengadukan dengan kecepatan 600 rpm pada suhu operasi 80
o
C dengan waktu pemasakan 75 menit.
2) Persiapan Delignifikasi
Saring, pisahkan filtrat sebagai pektin. Masukkan endapan dalam gelas
kimia untuk proses delignifikasi.
3) Proses Delignifikasi
Masukkan 100 ml Larutan ethanol 40 % dalam gelas kimias. Lakukan
pengadukan dengan kecepatan 600 rpm pada suhu operasi 50oC dengan
waktu pemasakan yang ditentukan.
4) Penyaringan dan penambahan pulp kertas bekas
Pisahkan pulp dari filtratnya dengan penyaringan, kemudian cuci
dengan aquadest secukupnya sampai pucat. Lalu ditambahkan pulp
kertas bekas yang sudah dipreparasi sebelumnya dengan perbandingan
1:3, 3:1, 3:3. Setelah itu pulp dikeringkan di oven pada suhu 105oC.
D. Prosedur Analisis
1. Menentukan Gramatur Kertas
Gramatur kertas adalah besaran berat kertas persatuan luas dalam satuan
gram per centimeter persegi. Contoh: 230 gram/cm2 berarti kertas
mempunyai berat 230 gram per 1 centimeter persegi.9
Cara menentukan gramatur kertas yaitu memotong kertas dengan ukuran
1 cm x 1 cm kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik.
2. Uji % kadar air Kertas
Uji % kadar air dalam kertas dilakukan dengan cara menimbang
massa awal kertas kemudian kertas dioven hingga massa kertas konstan.
Dilakukan perhitungan dengan rumus:
% kadar air pada kertas
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛
= x 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛
3. Uji warna dan tekstur kertas
Uji warna dan tekstur kertas dilakukan dengan cara membandingkan
hasil kertas pada masing-masing perbandingan (1:3, 3:1, 3:3).
4. Uji Tulis dan Ketahanan Hapus
Uji sifat tulis dilakukan dengan cara menulisi kertas pada masing-
masing perbandingan (1:3, 3:1, 3:3) kemudian melihat hasil
penulisannya, sedangkan uji ketahanan hapus dilakukan dengan
menghapus tulisan pada kertas. Sifat tulis dinilai baik apabila tinta yang
digunakan tidak menyebar, sedangkan ketahanan hapus dinilai baik
apabila kertas tidak hancur ketika dihapus.
6. DATA HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Data Hasil Praktikum
Perlakuan Gramatur Kadar air Tekstur Warna Tulis dan
(kertas (g/cm2) (%) kertas kertas Hapus
bekas :
limbah kulit
kakao)
1:3 0,1199 4,40 Halus Coklat Tinta
(20 g : 60 (+++) muda (+) menyebar
g) (+++)
Kehancuran
kertas (+)
3:1 0,0631 4,89 Halus (++) Putih Tinta
(60 g : 20 kecoklatan menyebar
g) (+)
Kehancuran
kertas (++)
3:3 0,1620 5,39 Halus (+) Coklat Tinta
(60 g : 60 muda (++) menyebar
g) (++)
Kehancuran
kertas
(+++)
Perlakuan Gramatur
(kertas bekas : (g/m2)
limbah kulit
kakao)
1:3 1199
(20 g : 60 g)
3:1 631
(60 g : 20 g)
3:3 1620
(60 g : 60 g)
2. Kadar air
Kadar air pada kertas tergantung pada waktu yang dibutuhkan dalam
proses pengeringan kertas dan suhu pada saat pengeringan kertas. Kertas
hasil percobaan kami dibiarkan dalam ruangan terbuka selama 3 hari
sampai kertas benar-benar kering. Hasil kadar air pada masing-masing
perbandingan adalah :
Table 3. Hasil Uji Kadar Air
Saran
1. Dilakukan uji daya tarik dan ketahanan sobek untuk menentukan kualitas
kertas dengan dibandingkan standar SNI.
2. Dilakukan pewarnaan kertas menggunakan TiO2 agar warna kertas lebih
putih dan menarik.
9. DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M. H. (2011). Pengolahan Limbah Kertas Menjadi Pulp Sebagai Bahan
Pengemas Produk Agroindustri. Prosiding Seminar Nasional Avoer Ke-
3.
Daud, Z. K. (2013). Chemical Composition and Morphological of Cocoa Pod
Husk and Cassava Peels for Pulp and Paper production. Australian
Journal of Basic and Applied Sciences.
Gunawan, S. G. (2007). Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Karmawati, E. M. (2010). Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Matsumoto, M. T. (2004). Inhibitory effects of cacao bean husk extract on
plaque formation in vitro and in vivo. Eur J Oral Sci.
Mita, N. (2015). Formulasi Krim dari Kulit buah Kakao (Theobroma cacao L.)
Berkhasiat Antioksidan. J Trop. Pharm. Chem, 12-21.
Nasrullah dan A. Ella. (1993). Limbah Pertanian dan Prospeknya Sebagai
Sumber Pakan Ternak di Sulawesi Selatan. Ujung Pandang.
Nisa, D. P. (2014). Pemanfaatan Selulosa dari Kulit Buah Kakao (Teobroma
Cacao L.) sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (Carboxymethyl
Cellulose). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(3), 34-42.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. (2004). Panduan Lengkap
Budidaya Kakao. Depok: Agromedia Pustaka.
Soparjo. (2011). Performa Kambing yang Diberi Kulit Buah Kakao
Terfermentasi. Media Peternakan, 35-41.
Spillane, J. J. (1995). Komoditi Kakao: Peranannya dalam Perekonomian.
Yogyakarta: Kanisius.
Stephenson, N. J. (1950). Preparation and Treatment of Wood Pulp. New
York: Mc. Grow Hill Book Company.
Susanto, F. X. (1994). Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil.
Yogyakarta: Kanisius.
Yulianti, N. F. (2013). Aktivitas Antibakteri dan Bioautografi Fraksi Etil Asetat
Ekstak Aseton kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap
Streptococcus mutans dan Bacillus subtilis. Naskah Publikasi.
Edahwati, L., Susilowati, Harsini, T. 2011. Produksi Pektin dari Kulit Buah
Coklat (Theobroma cacao). Universitas Pembangunan Nasional,
Surabaya.
Vasquez, dkk., 1994. Amazonian Ethnobotanical Dictionary. Iquitos Peru:
CRC Press.
Andra, H cit Jayanudin, R. Hartono, dan N. H. Jamil. 2010. Pengaruh Waktu
Konsentrasi Pemutihan Serat Daun Nanas Menggunakan Hidrogen
Peroksida. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Semarang. 20: 1-6.
Kertesz, Z. I. 1951. The Pectin Substance. New York: Interscience Publishers.,
Inc.
Fuadi, A. M. dan Sulistya H. 2008. Pemutihan Pulp dengan Hidrogen
Peroksida. Reaktor. 12(2):123-128.
Kertas dengan
perbandingan 3:1
Kertas dengan
perbandingan 3:3.