Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)
PT.PLN PLTU SEBALANG
1Juli sampai dengan 9 september 2019

Oleh
Ahmad Sulaiman
175843

SEKRETARIAT JENDRAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMTI
BANDAR LAMPUNG
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
PT.PLN PLTU SEBALANG
1 Juli sampai 9 september 2019

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Di Sekolah Menengah Kejuruan-SMTI
Bandar Lampung

Oleh
Ahmad Sulaiman
175843

SEKRETARIAT JENDRAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAHMENENGAHKEJURUAN-SMTI
BANDAR LAMPUNG
2019
PERSETUJUAN/PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada PT. PLN PLTU Sebalang , atas
nama:

Ahmad Sulaiman
175843

Telah disetujui dan disahkan pada hari blandnnsks


Nsjdnkdk
Disetujui oleh:
Pembimbing/Pimpinan Perusahaan/Industri

(Nama dan NIK/NIP)


Guru Pembimbing,

1............................ ...(nama) 2...........................(nama)


NIP NIP

Disahkanoleh:

Kepala SMK SMTI Bandar Lampung

Dra.Hj.Sulastri,M.TA
Nip.196408121991032003
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt atas petunjuk, rahmat, dan
hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik
kerja industry (PRAKERIN) di PT. PLN (persero) pembangkit
SUMBAGSEL sector pembangkit sebalangtanpa ada halangan apapun
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun
berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh
selamamelaksana praktik kerja industry (PRAKERIN). Laporan
praktik kerja industry (PRAKERIN) ini di buat dalam rangka
memenuhi tugas sekolah yang mana sebagai syarat dalam
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah kejuruan SMTI Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019.
Dengan selesainya laporan praktik kerja industry (PRAKERIN) ini,
maka saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Abdi Nafi, selaku manager PT. PLN (PERSERO) pembangkit


SUMBAGSEL sector pembangkit sebalang

2. Dra. Sulastri, M. T. A. selaku kepala Sekolah Menengah Kejuruan


SMTI Bandar Lampung

3. Bapak deddy sukamto dan ibu rini sebagai guru pembimbing

4. Bapak …………. Selaku supervisor kesehatan keselamatan kerja dan


lingkungan (K3L)

5. Ibu dewi teja rukmi selaku supervisor analis kimia

6. Bapak walid al arfi selaku staf laboratorium

7. Bapak rahmat martin selaku staf analis kimia

8. Bapak m. fadli selaku leader BOP.

9. Kak
10. Kak daeng Muhammad, kak eko marsis, dan kak andre perlo
sebagai analis batu bara

11. Kak rio, kak dian setiawan, kak nanda Fadhil, dan kak rudi sebagai
analis air

12. Ibu dan keluarga atas do’a, dukungan, dan kasih sayang yang telah
diberikan.

13. Rekan prakerin dava ryonaldi, anisa putri, dan khori wida ps dan
kakak-kakak dari alumni SMK SMTI bandar lampung atas kerja
samanya

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat


kekurangan, hal ini sesuai dengan pengalaman dan ilmu yang dimiliki
penulis. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sebagai masukan demi memperbaiki
laporan ini sehingga praktik kerja industry (Prakerin) ini dapat
bermanfaat.

Bandar Lampung, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Kulit .....................................................................
Halaman Judul .....................................................................
Halaman Persetujuan .....................................................................
Kata pengantar.................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................
1.2 Ruang lingkup Masalah .............................................
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................
2.1 Teori Umum .......................................................................
2.2 Teori Khusus ..............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
3.1 Tempat Penelitian ..........................................................
3.2 Bahan dan Peralatan .................................................................
3.3 Prosedur Kerja ...........................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................
4.1 Hasil ......................................................................................
4.2 Pembahasan ...............................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................
5.1 Simpulan .......................................................................................
5.2 Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembangkit listrik adalah suatu area dimana terjadi proses

membangkitkan dan memproduksi energi listrik dengan cara

mengubah energi kinetic menjadi mekanik sehingga menghasilkan

energi listrik. Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan

listrik, sehingga dapat membuat medan listrik statis dan menghasilkan

gerakan – gerakan electron di dalam konduktor atau ion didalam zat

cair atau gas. Energi listrik yang dinamis bisa mengubah energi listrik

menjadi energi lain. Dalam kehidupan sehari-haripun manusia

mengandalkan listrik, mulai dari memasak, belajar, dan masih banyak

lagi lainnya. Manusia membutuhkan energi listrik untuk

kehidupannya.
Sizing (mengayak) adalah suatu metode untuk memisahkan padatan

sesuai dengan ukuran tertentu (menggunakan suatu mesh). Mengayak

berarti memisahkan suatu bahan dengen menuangkan melalui ayakan

sehingga didapatkan butir-butir dengan berbagai daerah ukuran (kelas-

kelas butir), proses ini disebut klasifikasi.

Pengayakan dimaksudkan untuk menghasilkan campuran butir dengan

ukuran tertentu, agar dapat diperoleh penampilan atau bentuk

komersial yang diinginkan. Pada proses pengayakan, bahan dibagi

menjadi bahan kasar yang tertinggal (Ayakan atas) dan bahan yang

halus, yang lolos melalui ayakan (bawah). Bahan yang tertinggal

hanyalah partikel-partikel yang lebih besar dari pada lubang ayakan.

Sedangkan bahan yang lolos berukuran lebih kecil daripada lubang-

lubang ayakan tersebut.


Bentuk dan ukuran ayakan partikel berbeda-beda. Partikel dibedakan

menjadi partikel yang berbentuk bulat dan tidak bulat. Khusus partikel

yang tidak bulat, dikarenakan sulit mengidentifikasi berdasarkan

ukuran geometrinya, maka perlu di definisikan parameter bentuk dan

ukuran parikel tersebut. Seperti aerodynamic, optical, diffusion,

electrical, mobility, dan lain sebagainya. Aerosol sebagai contoh,

terdiri berbagai ukuran partikel didalamnya, yang disebut polydisperse

aerosols. Untuk keperluan kalibrasi instrumen pengukur konsentrasi

partikel, di butuhkan ukuran partikel yang homogen, yang disebut

monodisperse. Dalam hal menentukan particle size distribution,

dibutuhkan pengkondisian sampel, memilih berdasarkan ukuran

partikel, dan menghitung jumlah partikel dari setiap interval dari

ukuran partikel tersebut.

Sizing partikel merupakan salah satu proses dalam industri yang

sangat penting,untuk dapat mengetahui partikel yang tersaring pada


tempat penyaringan (frame). Sesuai ukuran.Sehingga mengerjakan

pekerjaan yang benar atau tepat sesuai dengan standarnya.Sizing

partikel perlu dilakukan di PT. PLTU (Pembangkit listrik Tenaga

Uap) sektor Sebalang karena pada proses ini sempel diperkecil untuk

dapat bisa dianalisis lebih lanjut seperti analisis lebih lanjut seperti

analisis uji karbon,uji sulfur dan kadar air.Untuk mengetahui sampel

yang diuji sesuai atau tidak dengan standarnya.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Pada penelitian ini ruang lingkup permasalahan meliputi :

 Bagaimana proses Analisis sizing partikel pada sampel

batubara?

 Mengapa sizing partikel batubara harus selalu dilakukan

Analisa di PLTU?
1.3 Tujuan Penelitian

Laporan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui ukuran partikel dari terkecil sampai terbesar pada

sampel batubara.

2. Mengetahui setiap ukuran partikel pada sampel batubara yang

tersaring
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Profil perusahaan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebalang adalah salah satu dari sektor

pembangkit listrik Sumatera Bagian Selatan (SUMBAGSEL) dengan unit operasi

1 dan 2 yang memiliki kapasitas daya terpasang sebesar 2x 100 MW. PLTU ini

berlokasi di Dusun Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten

Lampung Selatan, Provinsi Lampung dan terletak di tepi Teluk Lampung.

Pembangkit ini memanfaatkan batubara berkalori rendah dengan heating value


3700-4300 kcal/kg. Sedangkan bahan tambahan menggunakan limestone (batu

kapur), yang berfungsi mengontrol emisi gas buang sehingga udara pembakaran

PLTU ini ramah lingkungan. PLTU ini menjadikan batubara sebagai bahan utama

dengan total kebutuhan mencapai +/- 1.042.440 ton batubara pertahun. Energi

yang dihasilkan listrik dari pembangkit ini, selanjutnya di salurkan ke jaringan

transmisi T/L, 150 Kv Kalianda – Tarahan – Sutami dan T/L, 150 Kv Sutami –

Sribawono, melalui Gardu Induk (GI) Kalianda, Gardu Induk (GI) Sribawono,

dan Gardu Induk (GI) Sutami. Dalam kehidupan sehari-hari manusia

mengandalkan listrik, mulai dari memasak, belajar, dan masih banyak lagi

lainnya. Manusia membutuhkan energi listrik untuk kehidupannya. Banyak sekali

manfaat energi listrik untuk kehidupan, berikut ini berbagai macam manfaat yang

dirasakan:

1. Sebagai Penerang

Saat malam hari manfaat energi listrik bisa dijadikan sebagai sumber

penerangan. Energi listrik dapat digunakan untuk menyalakan lampu.

2. Sebagai Sumber energi


Energi listrik dijadikan sebagai penghasil energi lain. Misalnya, sumber

energi untuk menghidupkaan berbagai macam peralatan rumah tangga dan

juga peralatan elektronik.

3. Sebagi Penghasil Panas

Listrik dapat dijadikan sebagai sumber panas, karena arus lisrik bisa

mengalir dengan memanfaatkan nikel dan elemen-elemen pemanas yanng

besar menghasilkan panas.

4. Sebagai Penghasil Gerak

Saat mengubah energi gerak dibutuhkan arus listrik untuk menggerakan alat-

alat tersebut. Misalnya energi listrik yang diubah menadi energi gerak yang

bisa digunakan untuk menggerakan motor, mobil, kipas angin, dan lainnya.

2.1.2 Visi

Menjadi PLTU sirkulating fludized (CFB) yang handal efisien dengan standar

pengolahan kelas dunia.


2.1.3. Misi

1. Menjalankan usaha pembangkitan listrik yang efisien ,andal dan

berwawasan lingkungan.

2. Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung

oleh sumber daya manusia profesianal. Daya manusia

professional dengan spiritual yang tinggi.

3. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntutan didalam

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Batubara
Batubara adalah suatu bantuan sedimen yang tersusun atas unsur

Karbon,Hidrogen ,Oksigen,Nitrogen, dan Sulfur. Dalam proses

pembentukannya,batubara diselipi bantuan yang mengandung mineral.

Bersama dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor batubara

sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua materi ini sangat

berpengaruh.

2.2.1.1. pemanfaatan batubara Indonesia

a. Batubara untuk bahan bakar :

 Untuk mengubah air menjadi uap di suatu boiler pltu

 Untuk membakar bahan pembuatan klingker di pabrik

semen

 Bahan bakar di industry (pabrik kertas, pabrik keramik)

b. Batubara untuk kokas


batubara di panaskan tanpa udara sampai volatile matter menguap.

Kokas digunakan dalam pembuatan besi dan baja karena memberikan

panas dan energi sekaligus bertindak sebagai pereduksi terhadap biji

besi yang di kerjakan dalam suatu tanur pada suhu tinggi

c. Batubara konversi

Batubara yang dimanfaatkan tidak sebagai bahan bakar padat, tetapi

energi yang dikandung batubara disimpan dalam bentuk gas

(gasifikasi) dan cairan (likuifikasi).

 Dalam proses gasifikasi semua zat organic dalam batubara

diubah ke dalam bentuk gas, terutama CO, CO2, dan hydrogen.

Gas – gas ini dapat menjadi bahan – bahan kimia seperti pupuk

dan methanol.

 Dalam proses likuifikasi bertujuan mengubah batubara menjadi


minyak (gasoline, diesel, jetfuel)

2.2.1.2. Jenis dan Kelas Batubara


Berdasarkan tingkat proses pembuatannya yang di control oleh
tekanan , panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam 5 (lima)
kelas:
a. Antrasit (C94OH3O3)
Adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam
berkilau (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98%
unsur karbon dengan kadar air kurang dari 8% nilai kalori
lebih dari 7300 kal/gram.

b. Bituminious (C80OH5O15)
Mengandung 68%-86% unsur karbon dan berkadar air 8%-
10% dari beratnya. Nilai kalori antara 6300-7300 kal/gram.

c. Sub-bituminious (C75OH5O25)
Mengandung sedikit karbon dan banyak air, oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien di bandingkan
dengan bituminious. Nilai kalori 3000-6300 kal/gram.

d. Lignit (C70OH5O25)
Atau batubara coklate (brown coal) adalah batubara yang
sangat lunak yang mengandung air 35%-75% dari beratnya .

e. Gambut (C60H6O34)
Berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori
yang rendah.

2.2.2. sifat – sifat batubara

Sifat – sifat batubara di golongkan menjadi 2 (dua) kelompok besar


yaitu sifat fisika dan sifat kimia :
1. Sifat fisika dari batubara tergantung pada susunan kimia yang
membentuknya.
Sifat – sifat dari batubara saling berkaitan yaitu meliputi :

a. Berat jenis
Berat jenis (specific gravity) batubara sesuai dengan
peningkatan derajat batubaranya. Semakin tua maka berat
jenisnya semakin bertambah.

b. Goresan
Goresan batubara berwarna berkisar antara terang sampai
coklat tua. Lignit mempunyai goresan hitam keabu -abuan,
bitumine mempunyai warna goresan hitam. Secara umum
batubara mempuyai goresan dari coklat sampai hitam logam.

c. Pecahan
Pecahan memperlihatkan bentuk dari potongan batubara
dalam sifat memecahnya. Ini dapat pula memperlihatkan
sifat dan mutu suatu batubara . batubara dengan zat terbang
tinggi cenderung memecah dalam bentuk persegi, balok,
atau kubus.

d. Kekerasan
Kekerasan berkaitan dengan struktur batubara. Keras atau
lemahnya batubara juga tergantung pada komposisi dan jenis
batubaranya.

2. Sifat kimia

Sifat kimia daribatubara berhubungan langsung dengean


senyawa penyusunan dari batubara tersebut. Baik senyawa
organic maupun senyawa anorganik. Sifat kimia dari batubara
dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Karbon
Karbon yang terdapat dalam batubara bertambah sesuai
dengan peningkatan derajat batubaranya. Karbon bertambah
sesuai dengan naiknya derajat batubara kira-kira 60%-100%.
Presentasenya akan lebih kecil pada lignit, dan menjadi
besar pada antrasit dan hampir 100% dalam grafit. Unsur
karbon yang ada sangat penting perannya sebagai penyebab
panas.

b. Oksigen
Sebagaimana dengan hydrogen, kandungan unsur oksigen
ini akan berkurang selama perubahan kematangan pada
batubara. Kandungan oksigen dalam lignit sekitar 20% atau
lebih, bitumine sekitar 4%-10% dan 1,5% - 2% dalam
antrasit.

c. Sulfur dalam batubara umumnya terdapat hanya dalam


jumlah kecil dan kemungkinan berasal dari protein tanaman
pembentukan dan diperkirakan oleh bakteri sulfur.

2.2.3 Pengertian sizing partikel

Pengayakan (sizing) merupakan salah satu metode pemisahan partikel


sesuai dengan ukuran yang di kehendaki. Metode ini bermaksud untuk
memisahkan fraksi-fraksi tertentu sesuai dengan keperluan dari suatu
material yang baru mengalami pemecahan (grinding). Ukuran yang
lolos melalui saringan biasanya disebut sebagai undersize dan partikel
yang tertahan disebut oversize.

Beberapa jenis ayakan (sizer) yang sering digunakan antara lain:


1. Grizzly, merupakan jenis ayakan statis dimana material yang
akan diayak mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.

Gambar Ayakan grizzly

Digunakan untuk material yang sangat kasar. Terdiri dari


serangkaian heavy bar, yang terpasang pararel pada sebuah framer.
Terdapat grizzly yang menggunakan rantai sebagai pengganti bar
dan ada yang secara mekanik untuk sizing atau membantu dalam
penghilangan oversize material

2. Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal


dan miring yang di gerakan pada frekuensi 1000 sampai 7000
Hz. Ayakan jenis ini mempunyai kapasitas tinggi, dengan
efisiensi pemisahaan yang baik, yang digunakan untuk range
yang luas dari ukuran partikel

Gambar 3. ayakan vibrating screen


3. Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih
rendah dari vibrating screen (100-400 Hz) dengan waktu yang
lebih lama

Gambar 4. Ayakan oscillating screen

Oscillating screen biasanya digunakan untuk menangani material


yang berukuran kecil, yang mengalir bebas, berukuran tipis,
berdebu, dan material lain yang sulit ditangani dengan cara biasa,
yaitu untuk ukuran yang lebih kecil dari 4 mesh.

4. Reciprocating screen, ayakan dinamis dengan Gerakan


menggoyang, pukulan yang Panjang (20 – 200 Hz) digunakan
untuk pemindahan dengan pemisahan ukuran

Gambar 5. Ayakan reciprocating screen


Reciprocating biasanya digunakan untuk material halus, material
kering, dan ukuran kecil (light) yaitu sekitar 10 – 20 um, dan
terkadang sampai 40 um

5. Shifting screen, ayakan dinamis dioperasikan dengan Gerakan


memutar dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan actual
dapat berupa putaran, atau Gerakan memutar. Digunakan untuk
pengayakan basah atau kering

Gambar 4. Ayakan shifting screen


6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring,
beroperasi pada kecepatan rendah (10 – 20 rpm)

Gambar 5. Ayakan revolving screen

2.2.4 Proses preparasi


Preparasi adalah proses pemisahan batubara menjadi batubara bersih
dari pengotornya. Tempat penampungan batubara mentah ( stock file /
stock yard ) yaitu tempat batubara yang masih mentah atau masih
memiliki mineral-mineral penngotor. Tempat penyortiran adalah
tempat batubara yanf telah di sortir atau dipisahkan berdasarkan
ukuran kadar, penangan produk, dan siap untuk diangkut.

2.2.5 Macam – macam mesin peremuk

1. Bradford bracker

Mesin peremuk seperti drum atau silinder yang dapat berputar dan
dapat berfungsi sebagai peremuk dan ayakan (screening). Amerika
serikat sampai sekarang masih memakai alat jenis pada proses
preparasi batubara mentah dengan kualitas bagus yang sedikit
kandungan abunya. Di jepang, alat ini juga masih dipakai pada
penanganan batubara kerakal, dengan ukuran diameter silinder 2-
3,6 M Panjang silinder 5-6 M, jumlah putaran/menit 10-11 kali,
kapasitaas pengolahan per jam 50-80 ton dengan daya atau
kapasitas listrik 22-24 kw.

2. Impact crusher

Mesin ini menggunakan benturan (impact) sebagai mekanisme


peremukannya. Tipe alat ini ada berbagai macam dan sangat
reprensentatif dibandingkan mesin yang lain karena dapat
menghasilkan produk yang relative ideal, cara pengangkutan dan
pemakaian yang maksimal. Mesin ini mempunyai rasio peremukan
yang besar yakni pada 7:1, 10:1, hanya saja berat (linear) yang
berfungsi sebagai pemukul pada plat penerima sering mengalami
keausan sehingga mesin ini termasuk mesin yang membutuhkan
biaya pemeliharaan yang tinggi. Impact crusher memiliki 2 tipe
yaitu mesin represibble hammer mill dan impact crusher.
3. Roll crusher
a. Double roll crusher berfungsi melakukan permukaan
dengan cara menjepit benda yang hendak diremukkan
diantara satu buah roller yang dikenal dengan sebutan
crushing roll.

b. Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller) dengan sumbu yang


sejajar pada bidang horizontal yang sama. Kedua roller
berdekatan lalu berputar dengan arah putaran berlawanan
kemudian batubara mentah diumpan masuk akan di jepit
diantara dua roller, akibat tekanan yang kuat akhirnya
batubara mentah akan remuk.

1. Keunggulan double roll crusher


a. Tidak mudah terjadi peremukan atau
penghancuran secara berlebihan
b. Jarang terjadi penyumbatan pada ruang
permukaan
c. Preparasi mudah dilakukan

2. Kekurangan double roll crusher

Proses peremukan hanya berlangsung pada sebagian


kecil dari seluruh badan roller yang besar.

c. Single roll crusher

Merupakan double roll crusher yang di


desain mempunyai 1 roller saja dengan
tujuan untuk meningkatkan kapasitas
pengolahan batubara per satuan luas.
d. Jaw crusher

Merupakan alat atau contoh paling umum


dari mesin peremuk dengan bentuk dan
mekanisme yang sederhana untuk
melakukan peremukan buatan yang
mengandung mineral dengan cara menjepit
diantara dua buah plat (rahang tetap dan
rahang ayun) atau swing jaw, lalu
dihancurkan dengan gaya tekan remuk.
Kegunaanya untuk menyeragamkan ukuran
butir batubara mentah, untuk meremukan
batubara buangan sebelum dibuang dengan
belt conveyor. Alat tersebut mempunyai 2
tipe :

1. Type blake, bila titik tumpuan diatas


2. Type dodge, bila titik tumpuan ada di
bawah

Anda mungkin juga menyukai