Disusun Oleh :
Nuril Anwar
Wulan Sari
Yahya
Disusun Oleh :
Nuril Anwar
Wulan Sari
Yahya
Telah disahkan
Dan dinyatakan telah mmenuhi syarat sebagai laporan pelak sanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) SMK NEGERI 1 CERME Tahun Pelajaran 202 1/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya yang selalu menyertai, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul ‘’ PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. SEMEN INDONESIA
(PERSERO) Tbk.’’ (Pabrik Gresik). Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
setelah selesai melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, serta bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
ii
Demikian laporan ini di susun, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan pada laporan berikutnya. Dengan ini, kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................33
iv
BAB V PENUTUP....................................................................................................43
5.1 Kesimpulan.....................................................................................43
5.2 Saran...............................................................................................44
Lampiran……………………………………………………………………………45
Lampiran 1…………………………………………………………………...............46
Lampiran 2…………………………………………………………………...............47
Lampiran 3…………………………………………………………………...............48
Lampiran 4…………………………………………………………………...............51
Lampiran 5…………………………………………………………………...............55
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Praktik kerja lapangan yang dilaksanakan di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Pabrik Gresik ini memiliki tujuan, yaitu :
a. Tujuan Umum
1. Mengetahui proses pembuatan produk semen di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Gresik secara keseluruhan dari
proses awal hingga produk akhir berupa tenaga listrik.
2. Mengetahui dan mempelajari pengujian semen, baik secara Kimia
maupun Fisika.
3. Mengetahui bahan baku dan bahan pendukung pada proses
pembuatan semen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik
Gresik.
4. Mempelajari kesehatan dan keselamatan proses produksi kerja yang
sangat mendukung dalam proses produksi.
5. Mengetahui alat-alat utama dan alat-alat pendukung di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Gresik.
6. Memahami system manajemen kerja dan system keorganisasian
secara professional dalam perusahaan.
b. Tujuan Khusus
1. Menghasilkan kinerja yang professional, yaitu menjadi tenaga kerja
yang memiliki keterampilan yang berbasis ISO 17025 dan ISO
9000.
2. Menjalin hubungan perindustrian dengan sekolah.
3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
2
1. Membuka pengalaman yang telah diperoleh siswa/siswi pada saat
praktik industri, sehingga dapat dipelajari di kemudian hari.
2. Meningkatkan kembali pengetahuan yang di peroleh selama praktik
industri sebagai bahan untuk mengikuti uji kompetensi.
3. Dapat digunakan sebagai bahan penunjang sekolah.
4. Melatih kreatifitas siswa/siswi untuk berfikir dalam memecahkan
masalah.
5. Digunakan untuk menambah pembendaharaan buku di perpustakaan.
3
4. Mengetahui peranan kimia dan fisika laboratorium.
5. Menambah informasi mengenai dunia indrustri, terutama perusahaan
yang bergerak di bidang persemenan
6. Mengukur kemampuan siswa dalam bersosialisasi dan bekerja dalam
suatu lingkup perusahaan
4
a. Senin s.d Kamis : Pukul 08.00 s.d 16.00 WIB
b. Istirahat : Pukul 12.00 s.d 13.00 WIB
c. Jum’at : Pukul 08.00 s.d 16.00 WIB
d. Istirahat : Pukul 11.00 s.d 13.00 WIB
2. Tempat pelaksanaan kerja praktik adalah
a. Unit Jaminan Mutu (Pabrik Gresik)
BAB II
PROFIL PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
2.1 Sejarah Perusahaan
Sejak ditemukannya deposit batu kapur dan tanah liat pada tahun 1935 sebagai
bahan baku semen oleh seorang sarjana Belanda Ir. Van Es di Gresik. Selajutnya pada
tahun 1950, wakil presiden RI yang pertama, Moh Hatta menghimbau kepada
5
pemerintah untuk mendirikan pabrik semen di Gresik. Untuk menindak lanjuti hal
tersebut maka dilakukan penelitian ulang dengan dibantu oleh Dr. F. Leufer dan Dr. A
Kreaft dari Jerman, yang akhirnya menyimpulkan bahwa deposit tersebut mampu untuk
persediaan selama 60 tahun untuk pabrik dengan kapasitas 250.000 ton/tahun.
Dari hasil penelitian tersebut, maka dibangun pabrik semen yang pertama di
Indonesia. Realisasi pembangunan pabrik Semen Indonesia oleh pemerintah diserahkan
kepada Bank Industri Negara (BIN). Pada tanggal 25 Maret 1953, dengan akta notaris
Raden Mester Soewardi no. 41 oleh BIN didirikan NV pabrik Semen Indonesia sebagai
badan hokum perusahaan itu. Pabrik ini diresmikan oleh presiden Soekarno tanggal 17
Agustus 1957 dengan kapasitas 250.000 ton/tahun. Proyek diserahkan kepada BIN
dibantu Bank Exim (USA).
Proyek dilaksanakan oleh beberapa perusahaan untuk penentuan lokasi dan
pembuatan pola pabrik dilaksanakan oleh White Engineering dan Mc Donald
Engineering, sedangkan designnya dilakukan oleh GA Anderson, gambar perencanaan
oleh HK Fergusoh Company dan kontraktor adalah Marrison Knudsen Internasional Co.
Inc dan AS Pabrik ini mengadakan uji coba operasi pada awal Maret 1957. Kemudian
setelah terbukti bahwa pabrik tersebut dapat beroperasi dengan baik, maka sesuai
rencana dan kebutuhan, pada tahun 1966 diadakan perluasan pertama dengan menambah
sebuah tanur pembatasan (proses basah) beserta unit lainnya yang berkapasitas 125.000
ton/tahun. Pelaksanaan pekerjaan perluasan yang pertama
ini berhasil diselesaikan tahun 1961.
Pada tahun 1969 PT. Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang berubah
menjadi PT (Perseroan) yaitu pada tanggal 24 Oktober 1961. Perluasan kedua
dilaksanakan pada bulan Desember 1970. Perluasan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi menjadi 500.000 ton/tahun dengan menambah tanur
pembakaran beserta perangkat lainnya. Perluasan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 10 Juli 1972.
Pada awal 1976 pabrik ini mengalami perluasan ketiga. Berbeda dengan unit
pabrik lama yang menggunakan proses basah, perluasan ketiga ini membangun unit
pabrik baru yang menggunakan proses kering. Perluasan ini dengan menambahkan dua
buah tanur pembakaran beserta perlengkapannya. Setiap tanur pembakaran unit yang
baru ini mempunyai kapasitas produksi 500000 ton/tahun sehingga total kapasitas Pabrik
Semen Indonesia menjadi 1.500.000 ton/tahun. Pelaksanaan perluasan ketiga ini
6
terselesaikan pada akhir tahun 1978. Pabrik proses kering diresmikan pada tanggal 2
Agustus 1979 oleh menteri perindustrian A.R. Soehot.
Pada tahun 1990 PT Semen Indonesia (persero), Tbk mengembangkan pabrik di
Tuban dengan sumber dana dari penjualan sahamnya di Semen Cibinong, penjualan
saham di bursa serta dana sendiri dengan melakukan kerja sama dengan Fuller
Internasional. Pada tahun 1994 pabrik unit 1 di Tuban dengan kapasitas 2,3 juta
ton/tahun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 26 September 1994 sehingga
kapasitas total menjadi 4,1 juta ton/tahun.
Perluasan terus berlanjut dan dimulai pada awal tahun 1995 dengan mendirikan
pabrik semen Tuban 2 dengan kapasitas 2,3 juta ton/tahun yang merupakan perluasan
pabrik semen Indonesia 3/Tuban 1 dan terselesaikan pada tahun 1997. Pabrik semen
Tuban 2 ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 17 April 1997 di Cilacap.
Dengan diresmikannya pabrik Tuban 2 ini maka kapasitasnya menjadi 6,4 juta ton/tahun.
Ketika proyek pabrik semen Tuban 2 dalam tahap penyelesaian, sejak awal tahun 1996
dilaksanakan proyek Pabrik Tuban 3 yang diselesaikan pada tahun 1998, sehingga
kapasitasnya menjadi 8,7 juta ton/tahun.
Tonggak keberhasilan dari Semen Indonesia adalah tercapainya konsolidasi dengan
Semen Padang dan Semen Tonasa pada tanggal 15 September 1995. Dalam tahun yang
sama telah berhasil dilakukan penawaran umum terbatas saham (Right issue) yang
pertama dan hasilnya digunakan untuk pengalihan 100% saham milikpemerintah pada
Semen Padang dan Semen Tonasa berkat kerja sama yang baik antar pegawai maka pada
tanggal 19 Mei 1996 PT Semen Indonesia (Persero), Tbk memperoleh Sertifikat ISO
1992 untuk unit 1 dan 2 di Gresik dan unit 1, 2, dan 3 di Tuban, adanya krisis moneter di
Indonesia, membuat PT Semen Indonesia (Persero), Tbk membuat program Privatisasi.
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya di
Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A.
de C.V. sebuah perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%.
Sejak tanggal 31 Januari 1999 kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero),
Tbk berubah di mana pemerintah RI mempunyai saham 51,01%, masyarakat 23,46%,
dan Cemex 25,53% Blue Valley Holding PTE Ltd yang berkantor di Singapura
merupakan salah satu perusahaan Rajawali Grup pada tanggal 27 Juli 2006 membeli
24,90% (147.694.848 lembar) saham Semen Indonesia yang dimiliki Cemex. Komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09% dan Blue
7
Valley Holding PTE Ltd 24,90%. Seiring dengan pelaksanaan Program Pembelian
kembali saham perseroan maka komposisi kepemilikan saham pada 31 Desember 2008
berubah menjadi Negara RI 51,59%, Blue Valley Holding Pte. Ltd 25,18%, dan
masyarakat 23,23%.
Ruang lingkup kegiatan perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai kegiatan
industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen. Lokasi pabrik
berada di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di
Sulawesi Selatan. Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam
dan ke luar negeri
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi
Menjadi perusahaan persemenan termuka di Indonesia dan Asia
Tenggara
2.2.2 Misi
a. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait
lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan
menggunakan teknologi ramah lingkungan.
b. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan
menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan
inovatif.
c. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan
internasional.
d. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya ynag
dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan.
e. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku
kepentingan (stakeholders) .
8
ribuan distributor, sub distributor, dan toko-toko, berikut adalah produk
dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan lokasi pembuatannya :
1) Semen Padang
Semen Padang memiliki 4 pabrik semen, yaitu di Indarung, Sumatra
Barat. Semen Padang memiliki 5 pengantongan semen, yaitu Teluk
Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok, dan Ciwandan.
2) Semen Gresik Semen Gresik memiliki 4 pabrik dengan kapasitas
terpasang 8,5 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban, Jawa
Timur. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu : Pelabuhan khusus
Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik Tuban
berada di Desa Sumberarum, Kec Kerek.
3) Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas
terpasang 6,5 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep,
Sulawesi Selatan. Semen Tonasa memiliki 9 (sembilan) pengantongan
semen, yaitu : Biringkasi, Makassar, Samarinda, Banjarmasin,
Pontianak, Bitung, Palu, Ambon, Bali.
4) Thang Long Cement Company. Thang Long Cement Company
memiliki kapasitas terpasang 2,3 juta ton semen per tahun, berlokasi
di Quang Ninh, Vietnam, Thang Long Cement Company memiliki 3
(tiga) pengantongan semen.
9
Tujuan diberikan anak perushaan adalah untuk membantu kelancaran
operasi pabrik Semen Gresik. Nama anak perusahaan maupun lembaga
penunjang beserta tugasnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari segi eksternal, perusahaan dibagi menjadi perusahaan induk (PT
Semen Gresik) dan anak perusahaan sebagai penunjang yang
merupakan suatu badan hukum.
2. Dilihat dari segi internal struktur organisasi dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
a) Struktur organisasi Gresik office
b) Struktur orgnanisasi untuk plant site Tuban
Pembagian ini dikarenakan proses basah pada Pabrik Semen Gresik
sudah tidak lagi digunakan, sehingga tidak dapat beroperasi lagi secara
maksimal. Direktur yang berhubungan dengan produksi pabrik ( plant)
berkedudukan di Tuban. Direktur yang tidak behubungan dengan proses
produksi berkedudukan di Gresik, antara lain sebagai berikut:
1. Direktur Pemasaran
Direktur pemasaran bertugas untuk meningkatkan permintaan,
bertanggung jawab dalam masalah penjualan serta perencanaan
transportasi dan berhak mengambil kebijakan tertentu tanpa dicampuri
pihak lain dan siste pemasaran. Direktur pemasaran membawahi divisi
pengembangan pemasaran, divisi penjualan, divisi distributor, dan
divisi transportasi.
2. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM).
3. Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Perusahaan.
4. Direktur Operasional dan Pengembangan Penelitian
Direktur Operasi bertugas untuk menghasilkan inovasi atau penemuan
baru untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan bertanggung jawab
terhadap peralatan untu kondisi sekitar perusahaan untuk menunjang
peningkatan mutu produk dan berwenang menentukan kelayakan suatu
alat atau kndisi di sekitar perusahaan. Direktur Litbang dan
Operasional ini membawahi divisi litbang dan jaminan mutu, divisi
rancang bangun, divisi pengadaan dan pengolahan persdiaan, dan
divisi kebijakan pengadan strategis group.
5. Direktur Keuangan
10
Direktur keuangan bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan keuangan perusahaan, pengurus hutang pihutang, dan
berwenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
keuangan perusahaan. Direktur keuangan membawahi divisi
manajemen keuangan grup, divisi keuangan dan akutansi, divisi
pengolahan terkominfo group, dan secara umum
11
Semen Padang Tipe V (OPC), PPC, PCC, Tipe II, Tipe V, OWC
12
Semen jenis ini dalam penggunaannya menghasilkan ketahanan sulfat dan panas
hidrasi sedang. Komposisinya: 46% (C3S), 29% (C2S), 6% (C3A), 11% (C4AF),
2,9% (MgO), 2,5% (SO3).
Semen Portland tipe II dipergunakan untuk bangunan tepi laut, bendungan, dan
irigasi, atau beton masa yang membutuhkan panas hidrasi rendah dan kondisi
permukaan yang banyak terpapar sulfat.
2. Semen Poortland Type III
13
Semen ini cocok dipakai untuk kontruksi bangunan yang memerlukan
persyaratan: Tahan terhadap sulfat tinggi air tanah yang mengandung
sufat 0,17-1.67% (mengandung SO3 125-250ppm). Semen dikemas sak
40kg, sak 50kg, jubo bag 1 ton, dan curah.
6. Semen Masonry
14
7. Portland Pozzolan Cement (PPC)
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Semen
Semen berasal dari Bahasa latin caementum yang berasal dari bahan
perekat. Secara sederhana, definisi semen adalah bahan perekat atau lem
yang bisa merekatkan bahan – bahan material lain seperti batu bata dan
batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam
pengertian secara harfiah, semen adalah bahan perekat yang memiliki sifat
mampu mengikat bahan – bahan padat penjadi satu kesatuan kelompok
yang kuat.
16
(CaO.SiO2) bersifat sangat hidrolis. Didalam industry semen, mineral-
mineral penyusun semen diistilahkan sebagai C3S,C2S,C3A,C4AF yang
berarti :
a) C3S (3CaO.SiO2) = Trikalsium Silikat yang sifatnya hamper sama
dengan sifat semen, yaitu apabila ditambah air maka akan menjadi
kaku dalam beberapa jam semen akan mengeras.
b) C2S (2CaO.SiO2) = Dikalsium silikat pada penembahan air segera
terjadi reaksi, menyebabkan pasta akan mengeras dan menimbulkan
sedikit panas yaitu 25 Joule/jam
c) C3A (3CaO.Al2O3) = Trikalsium Aluminat dengan air berekasi
menimbulkan panas hidrasi yaitu 800 Joule/gram
d) C4AF (4CaO.Al2O3.Fe2O3) = Tetra Kalsium Alumino ferrite dengan
air bereaksi dengan cepat dan pasta terbentuk dalam beberapa
menit,serta menimbulkan panas hidrasi 420 Joule/gram.
17
Kadar CaCO3 88-92% dan MgO maksimal 2% bersifat
rapuh dan kurang keras
3. Batu kapur Low Grade
Kadar CaCO385-87% dan mengandung MgO tinggi. Batu
Kapur yang digunakan PT. Semen Indonesia adalah batu
Kpur dengan kadar tinggi dan mencegah (CaCO3>88%)
Tabel 3.4.1 Komposisi Batu Kapur Pada Pembuatan Semen Portland
% % % % % % % % H₂O
CaO SiO₂ Al₂O Fe₂O₃ MgO Alkali SO₃ Cl
₃
40 - 55 1 - 15 1 - 6 0,2 – 5 0,2 - 4 0,2 - 4 1 - 3 0,2 - 1 7 – 10
a) Fase : Padat
b) Warna : Putih
c) Kadar air :7 10%H₂O
d) Bulk Density : 1,3 ton/m³
e) Specific Gravity : 2,49
f) Titik Leleh : 825°C
g) Kandungan CaO : 47 – 56%
h) Kuat Tekan : 31,6 N/mm²
i) Silica Ratio : 2,6
j) Alumina Ratio : 2,57
Reaksi :
18
CaCO₃ CaO + CO₂
a) Fase : Padat
b) Warna : Coklat kekuningan
c) Kadar air : 18-25%H₂O
d) Bulk Density : 1,7 ton/m³
e) Titik Leleh : 1999-2032 °C
f) Specific Gravity : 2,36
g) Silica Ratio : 2,9
h) Alumunia Ratio : 2,7
Menurut R.H Perry`s (Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition
1984), salah satu sifat kimia tanah liat yaitu mengalami pelepasan air
hidrat bila dipanaskan pada suhu 500°C
Reaksi:
T=500°C
Al₂Si₂O₇.xH₂O Al ₂O₃ + 2SiO 2 + xH 2 O
% % % % % Alkali % H2O
CaO SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 MgO SO 3
1-10 40-70 15-30 3-10 1-5 1-4 <2 18-25
19
dan sebagainya. Bantuan-bantuan ini menjadi bagaian yang halus dan
tidak larut dalam air, tetapi menghadap berlapis-lapis. Lapisan ini
tertimbun tidak beraturan.
Sifat dari tanah liat yang dipanaskan atau dibakar akan berkurang
sifat keliatannya dan menjadi keras bila ditambahkan air. Tanah liat
berwarna putih jika tidak ada zat pengotor, tetapi bila ada senyawa
besi organic maka tanah liat akan berwarna coklat kekuningan.
Reaksi:
4CaO + Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 4CaO.Al 2 O 3 . Fe 2 O 3
B. Pasir Silika
20
Bahan ini sebagai pembawa oksida silica (SiO 2 ) dengan kadar
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90% dalam keadaan murni berwarna
putih sampai kuning muda. Selain mengandung SiO 2 , pasir silika juga
mengandung oksida alumunium dan oksida besi
Tabel 3.5.2. Komposisi Pasir Silika Pada Pembuatan Semen Portland
(Sumber: H.N. Banerjea, 1980)
% % % % Alkali LOI %
CaO SiO 2 Fe 2 O 3 MgO Al 2 O 3
1-3 85-95 1-3 1-3 1-2 2-5 2-5
1. Fase : Padat
2. Warna : Coklat kemerahan
3. Kadar air : 6% H 2 O
4. Bulik Density : 1,45 ton/m 3
5. Specific Gravity : 2,37 gr/cm 3
6. Silica Ratio : 5,29
7. Alumunia Ratio : 2,37
Menurut R.H Perry`s (Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition
1984), salah satu sifat kimia pasir silika yaitu dapat bereaksi dengan
CaO membentuk garam Kalsium Silikat
Reaksi:
2CaO + SiO 2 2CaO.SiO 2
C. Gypsum
Gypsum adalah bahan sedimen CaSO 4 yang mengandung 2
molekul hidrat yang berfungsi sebagai penghambat proses pengeringan
pada semen. Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir
dengan perbandingan 96:4.Menurut Puja Hadi Purnomo, Teknologi
Semen 1994, sifat fisika gypsum sebagai berikut:
a) Fase : Padat
b) Warna : Putih
21
c) Kadar air : 10% H 2 O
d) Bulk Density : 1,7 ton/m 3
e) Ukuran material : 0-30mm
Menurut R.H Perry`s Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition
1984, salah satu sifat kimia gypsum adalah dapat mengalami
pelepasan air hidrat
Reaksi:
CaSO 4 .2H 2 O CaSO 4 . 1 / 2 H 2 O + 1 1 / 2 H 2 O
Gypsum dapat diambil dari alam ataupun secara sintetis (melalui
proses produksi). Gypsum alam terdapat di danau maupun gunung.
Warna kristalnya adalah putih
3.6 Sifat Kimia Semen
Sifat kimia semen meliputi komposisi zat yang terdapat pada semen,
reaksi-reaksi kimia, dan perubahan kimia yang terjadi pada setiap
pembentukan terak (clinker).
Komponen dalam senyawa semen, yaitu SiO 2 , Al 2 O 3 , CaO, MgO, SO 3
kapur bebas, dan material tak larut. Keempat komponen utama tersebut
terdapat dalam bentuk C 3 S, C 2 S, C 3 A, dan C 4 AF. Reaksi kimia yang
terjadi saat pembakaran dalam tanur putar (kiln) pada suhu 600-1400°C
adalah sebagai berikut:
C + A CA H= -87,3 Kkal/Kg
2C + F C2F H= +0,0 Kkal/Kg
Salah satu sifat kimia semen adalah LOI (Lost on Ignation) , yaitu
jumlah pengukuran yang hilang akibat pemijaran. Pengukuran LOI ini
dilakukan dengan cara menimbang contoh dan memanaskan contoh pada
suhu 900°C - 1000°C. Kemudian, contoh ditimbang, sehingga diketahui
selisih berat awal dan berat akhir, Berat yang hialng akibat pemijaran
dihitung sebagai pengukur LOI. Nilai LOI yang tinggi dapat disebabkan
karena kesalahan teknis saat proses penggilingan semen atau
penyimpanana semen yang terlalu lama.
Rumus Bogue Formula:
C3S =(4,071) % CaO – (7,6) % SiO 2 – (6,781) % Al 2 O 3 -
% (1,430) Fe 3 O 3 – (2,852) % SO 3
C2S =(2,867) % SiO 2 – (0,754) % C 3 S
22
C3A =(2,65) % Al 2 O 3 – (1,692) % Fe 2 O 3
C 4 AF =(3,043) % Fe 2 O 3
23
a. Jenis
b. Komposisi mineral
c. Kandungan Cao bebas, MgO, dan Gypsum
d. Temperatur air
e. Besarnya tasio air semen
f. Kualitas agregat
g. Homogenitas dan kehalusan semen
Alat yang digunakan untuk pengujian kuat tekan ini adalah mesin Kuat
Tekan
24
terak harus cepat untuk menjaga afar besi tetap dalam Fe 2 + dan untuk
mencegah warna yang lebih kuat oleh adanya Fe 3 + . Semen putih banyak
digunakan dalam dekorasi. (V.K. Raina, 1989)
2. Semen Alumunia Tinggi
Semen ini dibuat pada dasarnya dalah semen Kalsium Aluminat yang
dibuat dengan melebur campuran batu kapur dan bauksit. Bauksit ini
biasanya mengandung oksida besi, silika, dan magnesium. Semen ini
mengeras cepat dan banyak digunakan pada daerah pelabuhan, namun
semen ini tidak tahan terhadap sulfat. (G.T> Austin, Shreeve`s
Chemical Proses Industries, 1985)
3. Semen Silikat
Semen silikat yang penuh silika dan set secara kimia tahan terhadap
segala macam asam organic dalam segala konsentrasi, kecuali Asam
Flouride. Semen ini tidak cocok untuk PH>7 atau dalam system yang
membentuk Kristal. Biasanya dua bagaian berat silika yang digiling
halus bersama Natrium Silikat (30-40Be). Contoh penerapannya ialah
sebagai bahan pelekat bata di dalam tangki Asam Kromat dan tangka
alum. (G.T. Austin, Shreeve`s Chemical Process Industries, 1985)
4. Semen Slag
Semen ini diperoleh dari terak semen Portland yang dicampur dengan
butir slag pada temperature tinggi, kemudian di dinginkan dengan
tepat. (S.N. Ghosh, 1989)
5. Semen Pozzolan
Semen ini diperoleh dengan menggiling terak. Semen Portland dengan
trass sebagai bahan pozzolannya. Jenis semen ini diproduksi untuk
pengecoran beton massa, irigasi, bangunan di tepi laut dan bawah rawa
yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi rendah. (G.T.
Austin, Shreeve`s Chemical Process Industries, 1985)
6. Semen Portland
Semen Portland merupakan semen hidrolik yang diperoleh dengan
menggiling terak yang trauma terdiri dari Kalsium Silikat hidrolik
dengan satu bahan tambahan yaitu gypsum.Berdasarkan banyaknya
presentase kadar masing-masing komponen ASTM (American Society
25
of Testing Material) C 150-95, membagi lima macam tipe semen
Portland tersebut adalah:
26
dari kalor hidrasi seen biasa/ HES. (G.T. Austin,Shreeve`s Chemical
Process Industries, 1985)
e) Sulfat Resistance Cement (Semen Tipe V)
Semen Portland jenis ini lebih tahan terhadap sulfat karena
komposisinya atau cara pengolahannya. Semen tipe ini digunakan
bila penerapannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Semen ini mengandung C 3 A lebih endah dari ketiga semen lain.
Akibatnya, kandungan C 4 AF nya lebih tinggi. (G.T.
Austin,Shreeve`s Chemical Process Industries, 1985) .
Semen yang diproduksi oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah
Semen Portland Tipe I (OPC) dan Semen Portland Pozzoland (PPC).
27
Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur (CaCO 3 ), tanah liat
(Al 3 O 3 .SiO 2 .H 2 O), pasir besi (Fe 2 O 3 ), pasir silika (SiO 2 ), dan gypsum
(CaSO 4 .2H 2 O) sebagai bahan retenfer. Sebagai bahan koreksi yang
digunakan adalah:
a. High Grade Limestone , untuk tambahan CaO.
b. Bauxite , untuk kekurangan Al 2 O 3 .
c. Quartz, untuk kekurangan SiO 2 .
d. Iron ore atau phirite, untuk kekurangan Fe 2 O 3 .
28
Fiter.
2. Zone Pengering Proses pengeringan terjadi pada suhu 350 o C –
500 o C.
3. Zone Kalsinasi
Pada zone ini berkisar antar 500 o C – 1000 o C dan terjadi
penguapan gas CO 2 . Reaksi yang terjadi adalah:
CaCO 3 CaO +CO 2
MgCO 3 MgO + CO 2
4. Zone Pembakaran
Pada zone ini suhu berkisar antara 1000 o C – 1450 o C. Pada zone
ini pula terjadi reaksi klinkerisasi. CaO yang tidak bereaksi
pada saat klinkerisai akan menjadi CaO bebas (free
time).Clinker Cooler Alat ini berfungsi untuk mendinginkan
terak yang keluar dari kiln, cooler ini dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
1. Bagian bawah dihubungkan langsung dengan blower untuk
menarik udara pendinginan.
2. Bagian atas berhubungan langsung dengan terak panas.
8. Penggilingan Klinker dan Gypsum (Finish Mill)
Dalam proses ini, hasil penggilingan klinker dan gypsum langsung
masuk ke Finish Mill. Alat yang digunakan pada proses ini adalah
Tube Mill. Alat ini dilengkapi dengan air separator yang berfungsi
sebagai material kotor dan halus. Suhu material yang masuk 80 o C dan
suhu material yang keluar adalah 120 o C.
29
kering, lalu dengan alat granulator (Pelletizer) umpan disemprot
dengan air untuk dibentuk menjadi granular dengan kadar air 10 –
12% dan ukurannya 10 – 12mm seragam. Kemudian, kiln feed
dikalsinasi dengan menggunakan tunku tegak ( shaft kiln ) atau long
rotary kiln , sehingga terbentuk klinker sebagai hasil akhir proses
kalsinasi.
2. Proses Semi Basah
Pada proses material digiling dengan kadar air 20 – 27%. Alury
yang memenuhi syarat dimasukkan ke dalam kiln untuk dibakar
dengan air panas sebesar 1200 – 1300 Kkal/Kg Clinker. Keuntungan
proses basahyaitu umpan kiln lebih homogenik, tidak dipengaruhi
oleh fluktuasi kadar air, kadar alkali klorida dan sulfat tidak
menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran. Sedangkan
kerugian proses basah, yaitu kiln yang digunkan relatif lebih
panjang 22% dibandingkan dengan proses kering, rata – rata
kapasitas lebih besar, butuh pemanas yang biasa produksi tinggi.
Proses semi basahdikenal juga sebagai shaff kiln process , dimana
umpan tepung baku ( slury) dicampur langsung dengan batu bata dan
air, sehingga membenttuk coke. Coke tersebut diumpankan ke dalam
tanur tegak. Proses pengeringan, pemanasan awal, dan kalsinasi
terjadi secara berurutan dalam tanur, kebutuhan panas dalam proses
ini sekitar 250 Kkal/kg clinker.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Department
Litbang
31
Staf Pengembangan Unit Pengembangan Unit Pengolahan
Produk Energi dan AFR Laboratorium
Staf Staf
32
Melakukan Pengujian Insoluble (Bagian Tak Larut) untuk
menentukan prosentase bagian tidak larut pada semen dengan
benar.
Bahan Peralatan
a) HCl (1:1) a. Beaker glass 250 ml dan 400 ml
b. Timbangan analitik
b) NH 4 NO 3
c. Hot plate
c) NaOH (10gr/l) d. Krus platina
e. Furnace 1000o C
d) Methyl Red
f. Kertas saring No. 40
e) Aquades g. Desikator Corong
h. Pengaduk botol cuci
Cara Kerja:
33
9. Cuci dengan NH 4 NO 3 (20gr/l) panas sampai warna merah pada
kertas hilang.
10. Peralatan Ambil kertas saring + endapan dari
a. Krus platina
corong dan masukkan ke dalam krus
b. Krus tang
c. Furnace 1000oC porselin yang telah ditimbang
d. Desikator
beratnya.
e. Timbangan analitik
11. Masukkan ke dalam Furnace selama
30 menit , keluarkan, dan dinginkan hingga sushu kamar. Lalu
timbang beratakhir.
Perhitungan:
A−B
% Insolube= x 100 %
C
Keterangan :
A: Berat endapan
B: Berat krus platina kosong
C: Berat contoh
2. Pengujian Hilang Pijar ( LOI )
Melakukan pengujian LOI untuk menentukan prosentase yang hilang
dalam pemijaran semen dengan benar.
Cara Kerja:
Perhitungan:
34
Berat akhir−Berat platina kosong
%LOI = x 100 %
Berat contoh awal
Cara Kerja:
35
Cara Kerja:
Perhitungan:
Mesh=residu D−100
Bahan Peralatan
a. Aquades a. Timbangan mekanik
b. Vicat manual
c. Mixer
d. Gelas ukur
e. Cone
f. Stop Watch
g. Kaos tangan karet
Cara Kerja:
36
c. Masukkan air campuran yang telah diukur isinya ke dalam
mangkuk.
d. Masukkan semen dan tunggulah selama 30 detik agar air
tercampur dan terserap.
e. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah (140±5)
putaran permenit selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selama waktu
ini kumpulkan pasta yang menempel pada dinding
mangkuk.
g. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan sedang ( 285 ± 10
) putaran permenit selama 1 menit.
h. Matikan mesin pengaduk dan lepas alat pengaduk.
37
b. Tempelkan batang plunger pada permukaan pasta dan
kuncilah dengan sekrup.
c. Tempatkan indicator pada tanda nol dari skala.
d. Lepaskan batang plunger selama 30 detik setelah selesai
mencampur.
e. Konsistensi normal pasta tercapai apabila batang plunger
menembus sampai batas ( 10 ± 1 ) mm atau 9 mm sampai
11 mm dibawah permukaan pasta dalam waktu 30 detik
setelah dilepaskan.
f. Kerjakan pasta-pasta dengan berbagai kadar air sampai
konsistensi normal tercapai. Pakailah semen baru pada
setiap percobaan.
Perhitungan:
Wa
%W = x 100 %
Ws
Keterangan:
4. Pengujian X-Ray
A. RUANG PREPARASI
Peralatan
a. Mesin Giling Herzog
b. Mesin Press Herzog
c. Kuas
d. Timbangan
e. Pil Herzog
f. Steel ring.
38
Cara Kerja :
Cara Kerja :
39
f. Ketik “Y” apabila dikehendaki hasil analisa akan disimpan,
dan ketik “N” apabila dikehendaki hasil analisa tidak
disimpan dan tekan “Enter”.
g. Tunggu sampai hasil analisa keluar dan catat nilai yang
keluar sebagai persen kandungan oksida kimia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
40
karena itu, suatu saat dapat habis seperti yang terjadi di pabrik
Gresik.
e. Proses pembuatan semen lebih banyak melibatkan proses fisik,
sehingga kebutuhan energi yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
f. Teknologi yang digunakan untuk mengolah semen di PT. Semen
Indonesia adalah dengan proses kering karena lebih menguntungkan.
g. Kiln yang digunakan adalah kiln terbesar dari pabrik semen yang ada
di Indonesia. Hal ini sangat mendukung produktifitas.
h. Produk utama PT. Semen Indonesia adalah Ordinary Portland Cement
(OPC=PC I) dan Pozzoland Portland Cement (PPC) baik pabrik semen
di Gresik maupun pabrik di Tuban.
i. Limbah yang dihasilkan pabrik semen adalah debu yang banyak
dihasilkan pada proses pengolahan bahan baku dengan crusher.
j. PT. Semen Indonesia tergolong pabrik yang ramah lingkungan. Hal ini
ditunjukkan oleh sedikitnya jumlah keluhan mengenai kesehatan
lingkungan.
5.1 Saran
41
LAMPIRAN
42
Lampiran 1
43
44
Lampiran 2
45
Lampiran 3
46
47
48
Lampiran 4
49
50
51
Lampiran 5
Alat Praktik
No Nama Alat Kegunaan
52
1. Mesin Giling Herzog - Alat untuk menghaluskan semen
( Preparasi).
53
6. Alat Kerja Cetak Mortar - Alat bantu yang digunakan untuk
berlangsungnya pembuatan
adonan semen (pasta semen)
yang akan digunakan untuk
setting time dan cetak motar.
54
10. Furnace - Alat untuk memijarkan sampel.
55
13. Pengaduk - Untuk Menghomgenkan suatu
sampel.
56
16. Cawan Porselin - Wadah untuk digunakan untu
memijar sampe pada pengujian
yang menggunakn suhu hingga
1000°C.
57
19. Botol Semprot - Wadah untuk Aquades dan
larutan.
58
22. Kurs Platina - Untuk memujarkan sampel pada
suhu lebih dari 1000°C.
59