Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk.

Disusun Oleh :

Nuril Anwar

Putri Diana Agustin

Wulan Sari

Yahya

SMK NEGERI 1 CERME


BIDANG KEAHLIAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
KOMPETENSI KEAHLIAN ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
2021
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT SEMEN INDONESIA
(Persero) Tbk

Disusun Oleh :

Nuril Anwar

Putri Diana Agustin

Wulan Sari

Yahya

Telah disahkan

Pada tanggal …….., ……………………. 20….

Dan dinyatakan telah mmenuhi syarat sebagai laporan pelak sanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) SMK NEGERI 1 CERME Tahun Pelajaran 202 1/2022

Gresik, …., ………………., 20….

Kepala Kompetensi Keahlian KI Pembimbing PKL

Khoirul musta’in S.Si Fransiskus edy prasetiawan


.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya yang selalu menyertai, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul ‘’ PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. SEMEN INDONESIA
(PERSERO) Tbk.’’ (Pabrik Gresik). Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
setelah selesai melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT.SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk.


dilaksanakan mulai 1 Juli 2021/31 Agustus 2021. Adapun tujuan PKL ini yaitu meningkatkan
wawasan siswa / siswi tentang dunia industri, mempersiapkan diri terhadap dunia kerja dan
menambah pengetahuan yang belum didapatkan di sekolah sebagai bahan uji kompetensi. Serta
manfaat kegiatan PKL ini adalah mendapatkan keahlian khusus sebagai bekal kerja di masa
mendatang dan mengukur kemampuan dalam bersosialisasi dan bekerja sama dalam suatu
lingkup perusahaan.

Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, serta bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :

1. Bapak Kepala PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.


2. Bapak Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatih PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
3. Bapak Kepala Seksi Pengujian Bahan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
4. Bapak Ahmad Riyanto sebagai pembimbing di PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
5. Segenap Karyawan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
6. Bapak Pimpinan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Atas penyediaan tempat untuk
melaksanakan kegiatan PKL.
7. Ibu Nisa yang telah membimbing dan mengajari kami di Unit Jaminan Mutu.

ii
Demikian laporan ini di susun, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan pada laporan berikutnya. Dengan ini, kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua.

Gresik, 31 Agustus 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Tujuan dan Manfaat........................................................................................2

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan....................................................................3

1.4 Metodologi Pengumpulan Data......................................................................4

1.5 Metode Penyusun Laporan.............................................................................5

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik.........................................................5

1.7 Nama Unit Kerja Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik.....................................5

BAB II PROFIL PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk...............................6

2.1 Sejarah Perusahaan......................................................................................6

2.2 Visi dan Misi Perusahaan............................................................................8

2.3 Lokasi Perusahaan.......................................................................................9

2.4 Struktur Organisasi....................................................................................10

2.5 Sistem Manajemen PT. Semen Indonesia.................................................11

2.6 Produk dan Kapasitas Produksi.................................................................11

BAB III TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................17

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................33

4.1 Struktur Organisasi Unit Kerja..................................................................33

4.2 Penjelasan Unit Kerja................................................................................34

4.2.1 Unit Jaminan Mutu....................................................................................34

iv
BAB V PENUTUP....................................................................................................43

5.1 Kesimpulan.....................................................................................43

5.2 Saran...............................................................................................44

Lampiran……………………………………………………………………………45
Lampiran 1…………………………………………………………………...............46
Lampiran 2…………………………………………………………………...............47
Lampiran 3…………………………………………………………………...............48
Lampiran 4…………………………………………………………………...............51
Lampiran 5…………………………………………………………………...............55

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang


ini, membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan –
perubahan yang terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut.

Dalam masa persaingan yang sedemikian ketatnya sekarang ini,


menyadari sumber daya manusia merupakan model utama dalam suatu
usaha, maka kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Jadi
perusahaan atau instansi di harapkan memberikan kesempatan pada
siswa/siswi utuk lebih mengenal dunia kerja dengan cara menerima
siswa/siswi yang ingin mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan.

Praktik kerja lapangan adalah penerapan seorang siswa/siswi pada


dunia kerja nyata yang sesungguhnya, yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan dan etika pekerjaan, serta untuk
mendapatkan kesempatan dalam menerapkan imu pengetahuan dan
keterampilan yang ada kaitannya dengan pelajaran di sekolah.

Sekolah sebagai tempat pendidikan formal harus dapat memberikan


pelayanan dan fasilitas yang terbaik bagi siswa dan juga kepada wali
murid. Sekolah harus dapat menyediakan informasi perkembangan proses
belajar siswa dengan cepat, tepat, dan akurat sehingga pelaporan kepada
wali murid tentang kegiatan belajar mengajar dan hasilnya dapat berjalan
lancar.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1
Praktik kerja lapangan yang dilaksanakan di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Pabrik Gresik ini memiliki tujuan, yaitu :

a. Tujuan Umum
1. Mengetahui proses pembuatan produk semen di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Gresik secara keseluruhan dari
proses awal hingga produk akhir berupa tenaga listrik.
2. Mengetahui dan mempelajari pengujian semen, baik secara Kimia
maupun Fisika.
3. Mengetahui bahan baku dan bahan pendukung pada proses
pembuatan semen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik
Gresik.
4. Mempelajari kesehatan dan keselamatan proses produksi kerja yang
sangat mendukung dalam proses produksi.
5. Mengetahui alat-alat utama dan alat-alat pendukung di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Gresik.
6. Memahami system manajemen kerja dan system keorganisasian
secara professional dalam perusahaan.

b. Tujuan Khusus
1. Menghasilkan kinerja yang professional, yaitu menjadi tenaga kerja
yang memiliki keterampilan yang berbasis ISO 17025 dan ISO
9000.
2. Menjalin hubungan perindustrian dengan sekolah.
3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.

c. Tujuan Penyusunan Laporan

2
1. Membuka pengalaman yang telah diperoleh siswa/siswi pada saat
praktik industri, sehingga dapat dipelajari di kemudian hari.
2. Meningkatkan kembali pengetahuan yang di peroleh selama praktik
industri sebagai bahan untuk mengikuti uji kompetensi.
3. Dapat digunakan sebagai bahan penunjang sekolah.
4. Melatih kreatifitas siswa/siswi untuk berfikir dalam memecahkan
masalah.
5. Digunakan untuk menambah pembendaharaan buku di perpustakaan.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan praktik kerja lapangan akan memberikan manfaat bagi


pihak-pihak yang saling bekerja sama, sebagai berikut :
a. Manfaat untuk Perusahaan
1. Perusahaan dapat mengetahui kualitas peserta didik yang belajar
dan bekerja di perusahaan.
2. Perusahaan dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari ilmu demi kepentingan bersama.
3. Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara
perusahaan dengan sekolah di masa yang akan datang.
b. Manfaat untuk Sekolah
1. Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional kerja bagi
peserta didik lebih tercapai.
2. Terdapat kesesuaian amtara program pendidikan dan kebutuhan
lapangan kerja.
3. Sebagai parameter kualitas antara program pendidikan dan
kebutuhan pengembangan kurikulum.
4. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan sekolah khususnya
jurusan Kimia Industri kepada perusahaan yang membutuhkan
tenaga kerja dari SMK.

c. Manfaat untuk Siswa


1. Mendapatkan keahlihan khusus dari industri sebagai bekal kerja.
2. Lebih meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab.
3. Persiapan fisik dan mental sebelum memasuki dunia kerja.

3
4. Mengetahui peranan kimia dan fisika laboratorium.
5. Menambah informasi mengenai dunia indrustri, terutama perusahaan
yang bergerak di bidang persemenan
6. Mengukur kemampuan siswa dalam bersosialisasi dan bekerja dalam
suatu lingkup perusahaan

1.4 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini sebagai


berikut:
1. Metode Empiris (Lapangan)
Informasi yang kami dapatkan berasal dari studi lapangan secara
langsung dari pembimbing (mentor) serta pengamatan secara langsung
yang kami dapat dari praktik di laboratorium.
2. Metode Literatur
Informasi yang kami peroleh berasal dari mempelajari data-data
file, dokumen, atau arsip yang ada di perpustakaan PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. sebagai referensi atau pedoman untuk
mendapatkan data yang valid.

1.5 Metode Penyusun Laporan

Penyusunan laporan dilaksanakan setelah semua data yang


diperlukan sudah lengkap dan siap dengan cara memadukan antara data
yang diperoleh dengan metode empiris dan metode literatur dan
mendapatkan panduan dari perusahaan serta sekolah.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik

1. Praktik kerja yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2021 s.d 31


Agustus 2021 selama 2 bulan yang dilaksanakan di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. serta jadwal dengan perincian sebagai
berikut:

4
a. Senin s.d Kamis : Pukul 08.00 s.d 16.00 WIB
b. Istirahat : Pukul 12.00 s.d 13.00 WIB
c. Jum’at : Pukul 08.00 s.d 16.00 WIB
d. Istirahat : Pukul 11.00 s.d 13.00 WIB
2. Tempat pelaksanaan kerja praktik adalah
a. Unit Jaminan Mutu (Pabrik Gresik)

1.7 Nama Unit Kerja Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Kegiatan Praktik Kerja Industri dilaksanakan di PT. Semen Indonesia


(Persero) Tbk. yang bertempat di Gresik pada :
1. Unit Jaminan Mutu

BAB II
PROFIL PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
2.1 Sejarah Perusahaan

Sejak ditemukannya deposit batu kapur dan tanah liat pada tahun 1935 sebagai
bahan baku semen oleh seorang sarjana Belanda Ir. Van Es di Gresik. Selajutnya pada
tahun 1950, wakil presiden RI yang pertama, Moh Hatta menghimbau kepada

5
pemerintah untuk mendirikan pabrik semen di Gresik. Untuk menindak lanjuti hal
tersebut maka dilakukan penelitian ulang dengan dibantu oleh Dr. F. Leufer dan Dr. A
Kreaft dari Jerman, yang akhirnya menyimpulkan bahwa deposit tersebut mampu untuk
persediaan selama 60 tahun untuk pabrik dengan kapasitas 250.000 ton/tahun.
Dari hasil penelitian tersebut, maka dibangun pabrik semen yang pertama di
Indonesia. Realisasi pembangunan pabrik Semen Indonesia oleh pemerintah diserahkan
kepada Bank Industri Negara (BIN). Pada tanggal 25 Maret 1953, dengan akta notaris
Raden Mester Soewardi no. 41 oleh BIN didirikan NV pabrik Semen Indonesia sebagai
badan hokum perusahaan itu. Pabrik ini diresmikan oleh presiden Soekarno tanggal 17
Agustus 1957 dengan kapasitas 250.000 ton/tahun. Proyek diserahkan kepada BIN
dibantu Bank Exim (USA).
Proyek dilaksanakan oleh beberapa perusahaan untuk penentuan lokasi dan
pembuatan pola pabrik dilaksanakan oleh White Engineering dan Mc Donald
Engineering, sedangkan designnya dilakukan oleh GA Anderson, gambar perencanaan
oleh HK Fergusoh Company dan kontraktor adalah Marrison Knudsen Internasional Co.
Inc dan AS Pabrik ini mengadakan uji coba operasi pada awal Maret 1957. Kemudian
setelah terbukti bahwa pabrik tersebut dapat beroperasi dengan baik, maka sesuai
rencana dan kebutuhan, pada tahun 1966 diadakan perluasan pertama dengan menambah
sebuah tanur pembatasan (proses basah) beserta unit lainnya yang berkapasitas 125.000
ton/tahun. Pelaksanaan pekerjaan perluasan yang pertama
ini berhasil diselesaikan tahun 1961.

Pada tahun 1969 PT. Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang berubah
menjadi PT (Perseroan) yaitu pada tanggal 24 Oktober 1961. Perluasan kedua
dilaksanakan pada bulan Desember 1970. Perluasan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi menjadi 500.000 ton/tahun dengan menambah tanur
pembakaran beserta perangkat lainnya. Perluasan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 10 Juli 1972.
Pada awal 1976 pabrik ini mengalami perluasan ketiga. Berbeda dengan unit
pabrik lama yang menggunakan proses basah, perluasan ketiga ini membangun unit
pabrik baru yang menggunakan proses kering. Perluasan ini dengan menambahkan dua
buah tanur pembakaran beserta perlengkapannya. Setiap tanur pembakaran unit yang
baru ini mempunyai kapasitas produksi 500000 ton/tahun sehingga total kapasitas Pabrik
Semen Indonesia menjadi 1.500.000 ton/tahun. Pelaksanaan perluasan ketiga ini

6
terselesaikan pada akhir tahun 1978. Pabrik proses kering diresmikan pada tanggal 2
Agustus 1979 oleh menteri perindustrian A.R. Soehot.
Pada tahun 1990 PT Semen Indonesia (persero), Tbk mengembangkan pabrik di
Tuban dengan sumber dana dari penjualan sahamnya di Semen Cibinong, penjualan
saham di bursa serta dana sendiri dengan melakukan kerja sama dengan Fuller
Internasional. Pada tahun 1994 pabrik unit 1 di Tuban dengan kapasitas 2,3 juta
ton/tahun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 26 September 1994 sehingga
kapasitas total menjadi 4,1 juta ton/tahun.
Perluasan terus berlanjut dan dimulai pada awal tahun 1995 dengan mendirikan
pabrik semen Tuban 2 dengan kapasitas 2,3 juta ton/tahun yang merupakan perluasan
pabrik semen Indonesia 3/Tuban 1 dan terselesaikan pada tahun 1997. Pabrik semen
Tuban 2 ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 17 April 1997 di Cilacap.
Dengan diresmikannya pabrik Tuban 2 ini maka kapasitasnya menjadi 6,4 juta ton/tahun.
Ketika proyek pabrik semen Tuban 2 dalam tahap penyelesaian, sejak awal tahun 1996
dilaksanakan proyek Pabrik Tuban 3 yang diselesaikan pada tahun 1998, sehingga
kapasitasnya menjadi 8,7 juta ton/tahun.
Tonggak keberhasilan dari Semen Indonesia adalah tercapainya konsolidasi dengan
Semen Padang dan Semen Tonasa pada tanggal 15 September 1995. Dalam tahun yang
sama telah berhasil dilakukan penawaran umum terbatas saham (Right issue) yang
pertama dan hasilnya digunakan untuk pengalihan 100% saham milikpemerintah pada
Semen Padang dan Semen Tonasa berkat kerja sama yang baik antar pegawai maka pada
tanggal 19 Mei 1996 PT Semen Indonesia (Persero), Tbk memperoleh Sertifikat ISO
1992 untuk unit 1 dan 2 di Gresik dan unit 1, 2, dan 3 di Tuban, adanya krisis moneter di
Indonesia, membuat PT Semen Indonesia (Persero), Tbk membuat program Privatisasi.
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya di
Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A.
de C.V. sebuah perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%.
Sejak tanggal 31 Januari 1999 kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero),
Tbk berubah di mana pemerintah RI mempunyai saham 51,01%, masyarakat 23,46%,
dan Cemex 25,53%  Blue Valley Holding PTE Ltd yang berkantor di Singapura
merupakan salah satu perusahaan Rajawali Grup pada tanggal 27 Juli 2006 membeli
24,90% (147.694.848 lembar) saham Semen Indonesia yang dimiliki Cemex. Komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09% dan Blue

7
Valley Holding PTE Ltd 24,90%. Seiring dengan pelaksanaan Program Pembelian
kembali saham perseroan maka komposisi kepemilikan saham pada 31 Desember 2008
berubah menjadi Negara RI 51,59%, Blue Valley Holding Pte. Ltd 25,18%, dan
masyarakat 23,23%.
Ruang lingkup kegiatan perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai kegiatan
industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen. Lokasi pabrik
berada di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di
Sulawesi Selatan. Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam
dan ke luar negeri
2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi
Menjadi perusahaan persemenan termuka di Indonesia dan Asia
Tenggara
2.2.2 Misi
a. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait
lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan
menggunakan teknologi ramah lingkungan.
b. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan
menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan
inovatif.
c. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan
internasional.
d. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya ynag
dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan.
e. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku
kepentingan (stakeholders) .

2.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. sangat strategis di


Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Vietnam. Menjadikan Semen Indonnesia
mampu memasok kebutuhan semen di seluruh tanah air yang didukung

8
ribuan distributor, sub distributor, dan toko-toko, berikut adalah produk
dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan lokasi pembuatannya :
1) Semen Padang
Semen Padang memiliki 4 pabrik semen, yaitu di Indarung, Sumatra
Barat. Semen Padang memiliki 5 pengantongan semen, yaitu Teluk
Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok, dan Ciwandan.
2) Semen Gresik Semen Gresik memiliki 4 pabrik dengan kapasitas
terpasang 8,5 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban, Jawa
Timur. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu : Pelabuhan khusus
Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik Tuban
berada di Desa Sumberarum, Kec Kerek.
3) Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas
terpasang 6,5 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep,
Sulawesi Selatan. Semen Tonasa memiliki 9 (sembilan) pengantongan
semen, yaitu : Biringkasi, Makassar, Samarinda, Banjarmasin,
Pontianak, Bitung, Palu, Ambon, Bali.
4) Thang Long Cement Company. Thang Long Cement Company
memiliki kapasitas terpasang 2,3 juta ton semen per tahun, berlokasi
di Quang Ninh, Vietnam, Thang Long Cement Company memiliki 3
(tiga) pengantongan semen.

2.4 Struktur Organisasi

Kelancaran dan kontinuitas suatu pabrik merupakan hal yang penting


dan menjadi tujuan pertama setiap perusahaan. Hal ini tunjang dengan
adanya struktur organisasi yang baik (lihat lampiran No.1). Struktur
organisasi sangat berpengaruh pada setiap perusahaan untuk
melaksanakan tugas yang di bebankan kepada perusahaan. Juga mengatur
system dan hubungan struktur antar fungsi atau orang dalam hubungan
satu dengan lainnya pada pelaksanaan fungsi mereka.

9
Tujuan diberikan anak perushaan adalah untuk membantu kelancaran
operasi pabrik Semen Gresik. Nama anak perusahaan maupun lembaga
penunjang beserta tugasnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari segi eksternal, perusahaan dibagi menjadi perusahaan induk (PT
Semen Gresik) dan anak perusahaan sebagai penunjang yang
merupakan suatu badan hukum.
2. Dilihat dari segi internal struktur organisasi dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
a) Struktur organisasi Gresik office
b) Struktur orgnanisasi untuk plant site Tuban
Pembagian ini dikarenakan proses basah pada Pabrik Semen Gresik
sudah tidak lagi digunakan, sehingga tidak dapat beroperasi lagi secara
maksimal. Direktur yang berhubungan dengan produksi pabrik ( plant)
berkedudukan di Tuban. Direktur yang tidak behubungan dengan proses
produksi berkedudukan di Gresik, antara lain sebagai berikut:
1. Direktur Pemasaran
Direktur pemasaran bertugas untuk meningkatkan permintaan,
bertanggung jawab dalam masalah penjualan serta perencanaan
transportasi dan berhak mengambil kebijakan tertentu tanpa dicampuri
pihak lain dan siste pemasaran. Direktur pemasaran membawahi divisi
pengembangan pemasaran, divisi penjualan, divisi distributor, dan
divisi transportasi.
2. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM).
3. Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Perusahaan.
4. Direktur Operasional dan Pengembangan Penelitian
Direktur Operasi bertugas untuk menghasilkan inovasi atau penemuan
baru untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan bertanggung jawab
terhadap peralatan untu kondisi sekitar perusahaan untuk menunjang
peningkatan mutu produk dan berwenang menentukan kelayakan suatu
alat atau kndisi di sekitar perusahaan. Direktur Litbang dan
Operasional ini membawahi divisi litbang dan jaminan mutu, divisi
rancang bangun, divisi pengadaan dan pengolahan persdiaan, dan
divisi kebijakan pengadan strategis group.
5. Direktur Keuangan

10
Direktur keuangan bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan keuangan perusahaan, pengurus hutang pihutang, dan
berwenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
keuangan perusahaan. Direktur keuangan membawahi divisi
manajemen keuangan grup, divisi keuangan dan akutansi, divisi
pengolahan terkominfo group, dan secara umum

2.5 Sistem Manajemen PT. Semen Indonesia

Sistem Manajemen Semen Indonesia meliputi :


a. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.
b. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:2004.
c. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
d. Sistem Manajemen Laboratorium ISO/TEC 17025:2005.
e. API Monogram Sertifikat No.1 OA-0044 dri Amerika Petrolieum
Institute New York.
f. OHSAS (Occupational Health & Safety Asessment Series) 18001:2007
Semua sistem manajemen di atas di implementasikan dengan
mempersyaratan Management Continuous Improvement dan penerapan Sub
Sistem Manajemen yang meliputi Gugus Kendali Mutu (GKM).

2.6 Produk dan Kapasitas Produksi

PT. Semen Indonesia menyediakan serangkaian produk Semen


berkualitas untuk berbagai kebutuhan bangunan, yang tersebar luas di
wilayah Indonesia dan Regional. Perseroan memproduksi berbagai jenis
semen. Semen utama yang diproduksi adalah semen Portland Tipe II-V
(Non-OPC). Di samping itu juga memproduksi berbagai tipe khusus semen
campur (mixed cement), untuk penggunaan terbatas. Berikut ini penjelasan
mengenai jenis semen yang diproduksi serta penggunaannya.

Perusahaan Jenis Semen yang diproduksi

11
Semen Padang Tipe V (OPC), PPC, PCC, Tipe II, Tipe V, OWC

Semen Gresik SBC, Masonry, OPC, PPC, PCC


Semen Tonasa PCC, OPC
Semen Thang Long PCB40, PC50
Semen Holcim Dinamix (Masonry)

1.Semen Portland Type I

Dikenal pula Ordinary Portand Cement (OPC), merupakan semen


hidrolis yang di pergunakan secara luas untuk kontruksi umum, seperti
kontruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus.antara
lain bangunana perumahan, gedung-gedung bertingkat, landasan pacu,
dan jalan raya. Semen ini dikemas di dalam sak 40kg, sak 50kg, jumbo
1 ton, dan curah. Keunggulan semen ini antara lain, cepat kering,
dapat digunakan untuk mutu semua beton, dan memiliki workabilitas.

1. Semen Portland Type II

12
Semen jenis ini dalam penggunaannya menghasilkan ketahanan sulfat dan panas
hidrasi sedang. Komposisinya: 46% (C3S), 29% (C2S), 6% (C3A), 11% (C4AF),
2,9% (MgO), 2,5% (SO3).
Semen Portland tipe II dipergunakan untuk bangunan tepi laut, bendungan, dan
irigasi, atau beton masa yang membutuhkan panas hidrasi rendah dan kondisi
permukaan yang banyak terpapar sulfat.
2. Semen Poortland Type III

Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk


memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal
yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan
penyelesaian secepat mungkin, seperti pembuatan jalan raya dan jalan
bebas hambatan, bangunan tingkat tinngi, dan bandar udara

3. Semen Portland Type V

Semen Portland Type V dipakai untuk kontruksi bangunan-


bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinngi dan cocok
untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, kontruksi dalam air,
jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangit tenaga nuklir.

13
Semen ini cocok dipakai untuk kontruksi bangunan yang memerlukan
persyaratan: Tahan terhadap sulfat tinggi air tanah yang mengandung
sufat 0,17-1.67% (mengandung SO3 125-250ppm). Semen dikemas sak
40kg, sak 50kg, jubo bag 1 ton, dan curah.

4. Special Blanded Cement (SBC)

SBC adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunana


mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan sesuai
digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut, dikemas dalam
bentuk curah. Keunggulan semen ini antara lain, ketahanan sulfat
tinngi, panas hidrasi rendah, setara dengan Portland Type V, dan
pembangunan kuat tekan jangka panjang.

6. Semen Masonry

Semen Masonry merupakan semen yang digunakan untuk aplikasi


banguana non structural seperti pasangan (bata,keramik,batako)
plesteran dan, acian.

14
7. Portland Pozzolan Cement (PPC)

Portland Pozzolan Cement merupakan semen hidrolis yang dibuat


dengan menggiling terak, gypsum, dan bahan pozzoland.
Digunakan untuk bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat
dan panas hidrasi sedang, seperti: jembatan, jalan raya,
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi,
dan fondasi pelat penuh.
Keunggulan semen ini adalah ketahanan sulfat sedang panas
hidrasi sedang. Semakin lama semakin kuat beton lebih kedap
setara semen Portland Type III. Semen ini di kemas dalam sak
40Kg, sak 50Kg, jumbo Bag 1 ton, dan Curah.

8. Portland Composite Cement (PCC)

Portland Composite Cemen merupakan bahan pengikat hidrolis


hasil penggilingan bersama – sama terak, gypsum, dan satu atau
lebih bahan anorganic. Kegunaan semen jenis ini sesuai untuk
konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan,
pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra-cetak,
beton pra-tekan, dan paving block.

15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Semen

Semen berasal dari Bahasa latin caementum yang berasal dari bahan
perekat. Secara sederhana, definisi semen adalah bahan perekat atau lem
yang bisa merekatkan bahan – bahan material lain seperti batu bata dan
batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam
pengertian secara harfiah, semen adalah bahan perekat yang memiliki sifat
mampu mengikat bahan – bahan padat penjadi satu kesatuan kelompok
yang kuat.

3.2 Definisi Semen Portland berdasarkan SNI

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-2004,


semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak ( Clinker ) Portland terutama yang terdiri dari Kalsium
Silikat (CaO.SiO2) yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama
dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk senyawa kalsium
sulfat (CaSO4.2H20) dan boleh ditambahkan dengan bahan tambahan lain
(mineral in component ).
Hidrolis berarti sangat senang bereaksi dengan air. Senyawa yang
bersifat hidrolis akan bereaksi dengan secara cepat. Semen Portland
bersifat hidrolis karena didalamnya terkandung kalsium silikat
(CaO.SiO2) dan kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) yang bersifat hidrolis dan
sangat cepat bereaksi dengan air. Reaksi semen dengan air berlangsung
secara irreversible, artinya hanya dapat terjadi satu kali dan tidak bisa
kembali lagi ke kondisi semula.

3.3 Komposisi Semen

Bahan penyusun semen adalah kalsium silikat (CaO.SiO2), kalsim


sulfat (CaSO4.2H2O), dan bahan tambahan lain ( mineral in component )
yang akan berperan sebagai cement filler . Dimana mineral kalsium silikat

16
(CaO.SiO2) bersifat sangat hidrolis. Didalam industry semen, mineral-
mineral penyusun semen diistilahkan sebagai C3S,C2S,C3A,C4AF yang
berarti :
a) C3S (3CaO.SiO2) = Trikalsium Silikat yang sifatnya hamper sama
dengan sifat semen, yaitu apabila ditambah air maka akan menjadi
kaku dalam beberapa jam semen akan mengeras.
b) C2S (2CaO.SiO2) = Dikalsium silikat pada penembahan air segera
terjadi reaksi, menyebabkan pasta akan mengeras dan menimbulkan
sedikit panas yaitu 25 Joule/jam
c) C3A (3CaO.Al2O3) = Trikalsium Aluminat dengan air berekasi
menimbulkan panas hidrasi yaitu 800 Joule/gram
d) C4AF (4CaO.Al2O3.Fe2O3) = Tetra Kalsium Alumino ferrite dengan
air bereaksi dengan cepat dan pasta terbentuk dalam beberapa
menit,serta menimbulkan panas hidrasi 420 Joule/gram.

Keempat senyawa ini berpengaruh terhadap sifat – sifat semen Portland.


Umumnya, semen Portland mengandung komposisi :

a. C3S dan C2S 75% : memberikan pengaruh kekuatan tekan semen.


b. C4AF dan C3A 25% : memberikan sedikit pengaruh terhadap warna
semen.
c. C3A : memberikan pengaruh terhadap kecepatan pengerasan semen.

3.4 Bahan Baku Semen

3.4.1 Bahan baku utama dalam pembuatan semen


A. Batu Kapur
Batu Kapur dalam keadaan murni berupa bahan CaCO3 yang
mengandung calcite dan aragonite . Batu Kapur tersusun atas
Krital halus dan kasar yang kekerasannya dipengaruhi oleh
umur geologinya :
1. Batu Kapur High Grade
Mengandung CaCO3 lebih dari 93% dan MgO maksimal
2% bersifat rapuh.
2. Batu Kapur Medium Grade

17
Kadar CaCO3 88-92% dan MgO maksimal 2% bersifat
rapuh dan kurang keras
3. Batu kapur Low Grade
Kadar CaCO385-87% dan mengandung MgO tinggi. Batu
Kapur yang digunakan PT. Semen Indonesia adalah batu
Kpur dengan kadar tinggi dan mencegah (CaCO3>88%)
Tabel 3.4.1 Komposisi Batu Kapur Pada Pembuatan Semen Portland

% % % % % % % % H₂O
CaO SiO₂ Al₂O Fe₂O₃ MgO Alkali SO₃ Cl

40 - 55 1 - 15 1 - 6 0,2 – 5 0,2 - 4 0,2 - 4 1 - 3 0,2 - 1 7 – 10

Menurut Puja Hadi Purnomo Teknologi Semen 1994, sifat fisika


batu kapur sebagai berikut:

a) Fase : Padat
b) Warna : Putih
c) Kadar air :7 10%H₂O
d) Bulk Density : 1,3 ton/m³
e) Specific Gravity : 2,49
f) Titik Leleh : 825°C
g) Kandungan CaO : 47 – 56%
h) Kuat Tekan : 31,6 N/mm²
i) Silica Ratio : 2,6
j) Alumina Ratio : 2,57

Menurut R.H Perry`s (Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition


1984), salah satu sifat kimia batu kapur yaitu dapat mengalami
kalsinasi. Kalsinasi merupakan proses pemanasan suatu benda hingga
temperaturnya tinggi, tetapi masih dibawah titik lebur untuk
menghilangkan kandungan yang menguap.

Reaksi :

18
CaCO₃ CaO + CO₂

B. Tanah Liat (Al₂O₃.2SiO₂.H₂O)

Tanah liat terbentuk dari bebebrapa senyawa kimia, antara lain


Alkali Sillikat dan Alumuniaum. Pada dasarnya warna dari tanah liat
adalah bukti, tetapi dengan adanya senyawa-senyawa kimia lain,
seperti Fe(OH)₃ Fe₂S₃, dan CaCO₃ menjadi hanya berwarna abu-abu
samapai kuning. Menurut Puja Hadi Purnomo, Teknologi Semen 1994,
sifat fisika tanah liat sebagai berikut:

a) Fase : Padat
b) Warna : Coklat kekuningan
c) Kadar air : 18-25%H₂O
d) Bulk Density : 1,7 ton/m³
e) Titik Leleh : 1999-2032 °C
f) Specific Gravity : 2,36
g) Silica Ratio : 2,9
h) Alumunia Ratio : 2,7
Menurut R.H Perry`s (Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition
1984), salah satu sifat kimia tanah liat yaitu mengalami pelepasan air
hidrat bila dipanaskan pada suhu 500°C
Reaksi:
T=500°C
Al₂Si₂O₇.xH₂O Al ₂O₃ + 2SiO 2 + xH 2 O

Tabel 3.4.2. Komposisi Tanah Liat Pada Pembuatan Semen Portland


(Sumber: H.N Banerjea, 1980)

% % % % % Alkali % H2O
CaO SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 MgO SO 3
1-10 40-70 15-30 3-10 1-5 1-4 <2 18-25

Semua jenis tanah liat adalah hasil pelapukan kimia yang


disebabkan adanya pengaruh air dan gas CO 2 , buatan andesit, genit,

19
dan sebagainya. Bantuan-bantuan ini menjadi bagaian yang halus dan
tidak larut dalam air, tetapi menghadap berlapis-lapis. Lapisan ini
tertimbun tidak beraturan.

Sifat dari tanah liat yang dipanaskan atau dibakar akan berkurang
sifat keliatannya dan menjadi keras bila ditambahkan air. Tanah liat
berwarna putih jika tidak ada zat pengotor, tetapi bila ada senyawa
besi organic maka tanah liat akan berwarna coklat kekuningan.

3.5 Bahan Tambang


A. Copper Slag
Bahan ini sebagai pembawa oksida besi yang berfungsi sebagai
pengganti pasir besi. Bahan ini digunakan karena mempunyai
kandungan besi tinggi, sehingga menyebabkan material ini mempunyai
densitas yang tinggi dan juga massa jenis yang lebih tinggi
dibandingkan pasir alam. Material ini mempunyai sifat fisik yang
sangat keras dan porositas optimum.
Tabel 3.5.1. Komposisi Copper SlagPada Pembuatan Semen Portland
(Sumber: H.N. Banerjea, 1980)

% SiO 2 %Al 2 O 3 %Fe 2 O 3 LOI


5-10 2-5 85-95 0-5

Sifat fisika Copper Slag, yaitu (Dokumen PT. Smelting, 2004)


a) Fase : Padat
b) Warna : Hitam
c) Bulk Density : 1,8 ton/m 3

Menurut R.H Perry`s (Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition 1984),


salah satu sifat kimia copper slag yaitu dapat bereaksi denagan Al 2 O 3
dan CaO membentuk Calsium Alumina Ferrit

Reaksi:

4CaO + Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 4CaO.Al 2 O 3 . Fe 2 O 3

B. Pasir Silika

20
Bahan ini sebagai pembawa oksida silica (SiO 2 ) dengan kadar
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90% dalam keadaan murni berwarna
putih sampai kuning muda. Selain mengandung SiO 2 , pasir silika juga
mengandung oksida alumunium dan oksida besi
Tabel 3.5.2. Komposisi Pasir Silika Pada Pembuatan Semen Portland
(Sumber: H.N. Banerjea, 1980)

% % % % Alkali LOI %
CaO SiO 2 Fe 2 O 3 MgO Al 2 O 3
1-3 85-95 1-3 1-3 1-2 2-5 2-5

Menurut Puja Hadi Purnomo, (Teknologi Semen 1994), sifat fisika


pasir silika sebagai berikut:

1. Fase : Padat
2. Warna : Coklat kemerahan
3. Kadar air : 6% H 2 O
4. Bulik Density : 1,45 ton/m 3
5. Specific Gravity : 2,37 gr/cm 3
6. Silica Ratio : 5,29
7. Alumunia Ratio : 2,37
Menurut R.H Perry`s (Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition
1984), salah satu sifat kimia pasir silika yaitu dapat bereaksi dengan
CaO membentuk garam Kalsium Silikat
Reaksi:
2CaO + SiO 2 2CaO.SiO 2
C. Gypsum
Gypsum adalah bahan sedimen CaSO 4 yang mengandung 2
molekul hidrat yang berfungsi sebagai penghambat proses pengeringan
pada semen. Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir
dengan perbandingan 96:4.Menurut Puja Hadi Purnomo, Teknologi
Semen 1994, sifat fisika gypsum sebagai berikut:
a) Fase : Padat
b) Warna : Putih

21
c) Kadar air : 10% H 2 O
d) Bulk Density : 1,7 ton/m 3
e) Ukuran material : 0-30mm
Menurut R.H Perry`s Chemical Engineer Hand Book 6 t h Edition
1984, salah satu sifat kimia gypsum adalah dapat mengalami
pelepasan air hidrat
Reaksi:
CaSO 4 .2H 2 O CaSO 4 . 1 / 2 H 2 O + 1 1 / 2 H 2 O
Gypsum dapat diambil dari alam ataupun secara sintetis (melalui
proses produksi). Gypsum alam terdapat di danau maupun gunung.
Warna kristalnya adalah putih
3.6 Sifat Kimia Semen
Sifat kimia semen meliputi komposisi zat yang terdapat pada semen,
reaksi-reaksi kimia, dan perubahan kimia yang terjadi pada setiap
pembentukan terak (clinker).
Komponen dalam senyawa semen, yaitu SiO 2 , Al 2 O 3 , CaO, MgO, SO 3
kapur bebas, dan material tak larut. Keempat komponen utama tersebut
terdapat dalam bentuk C 3 S, C 2 S, C 3 A, dan C 4 AF. Reaksi kimia yang
terjadi saat pembakaran dalam tanur putar (kiln) pada suhu 600-1400°C
adalah sebagai berikut:
C + A CA H= -87,3 Kkal/Kg
2C + F C2F H= +0,0 Kkal/Kg
Salah satu sifat kimia semen adalah LOI (Lost on Ignation) , yaitu
jumlah pengukuran yang hilang akibat pemijaran. Pengukuran LOI ini
dilakukan dengan cara menimbang contoh dan memanaskan contoh pada
suhu 900°C - 1000°C. Kemudian, contoh ditimbang, sehingga diketahui
selisih berat awal dan berat akhir, Berat yang hialng akibat pemijaran
dihitung sebagai pengukur LOI. Nilai LOI yang tinggi dapat disebabkan
karena kesalahan teknis saat proses penggilingan semen atau
penyimpanana semen yang terlalu lama.
Rumus Bogue Formula:
C3S =(4,071) % CaO – (7,6) % SiO 2 – (6,781) % Al 2 O 3 -
% (1,430) Fe 3 O 3 – (2,852) % SO 3
C2S =(2,867) % SiO 2 – (0,754) % C 3 S

22
C3A =(2,65) % Al 2 O 3 – (1,692) % Fe 2 O 3
C 4 AF =(3,043) % Fe 2 O 3

3.7 Sifat Fisika Semen


Sifat fisika semen sangat mempengaruhi kualitas dan penampilan semen.
Sifat – sifat fisika tersebut antara lain:
a. Kehalusan semen (Permeability)
b. Pengembangan atau penyusun semen (Autoclave)
c. Waktu pengeringan / pengikatan semen (Setting Time)I
d. Kaut tekan (Compressive Streght)
e. Panas hidrasi
f. Kekuatan semu (False Set)
3.7.1 Kehalusan (Permeability)
Kehalusan sangat mempengaruhi kecepatan hidrasi pada semen.
Hidrasi semen merupakan reaksi yang terjadi antara komponen –
komponen semen dengan air. Semakin halus butiran semen, maka akan
mempercepat terjadinya reaksi hidrasi yang menyebabkan pengikatan
panas hidrasi, kebutuhan air, dan drying skrinkage. Jika semen kurang
halus, maka plastisitas dan kestabilan berkurang. Alat pengukur
kehalusan semen adalah ayakan (Mesh) dan Blaine.
Faktor – faktor yang mempengaruhi reaksi hidrasi semen adalah:
a. Kehalusan semen
b. Jumlah air yang digunakan
c. Temperature
d. Bahan tambahan (Gypsum)

3.7.2 Konsentrasi Normal dan Pengikatan Waktu (Setting Time)

Konsentrasi semen merupakan kemampuan semen untuk mengalir


setelah dicampur dengan air dan akan terjadi pengikatan air semen
dalam pengeringan semen. Alat yang digunakan adalah Vicat.

3.7.3 Kuat Tekan (Compressive Strenght)

Kekuatan Kompresif dipengaruhi oleh:

23
a. Jenis
b. Komposisi mineral
c. Kandungan Cao bebas, MgO, dan Gypsum
d. Temperatur air
e. Besarnya tasio air semen
f. Kualitas agregat
g. Homogenitas dan kehalusan semen

Alat yang digunakan untuk pengujian kuat tekan ini adalah mesin Kuat
Tekan

3.7.4 Panas Hidrasi


Panas hidrasi merupakan panas yang ditimbukan pada saat semen
bereaksi dengan air yang juga merupakan reaksi ekspterm. Besar panas
reaksi dipengaruhi komposisi dan kehalusan semen, serta temperatur
proses. Panas hidrasi yang terlalu tinggi akan menimbulkan keretakan
pada beton. Alatyang digunakan adalah Calorimeter.
3.7.5 Kekauan Semen (False Set)

Pengikatan semen terjadi karena semen kehilangan sifat plastisnya


setelah semen dicampur dengan air. False Set dapat dihilangkan dengan
pengadukan kembali atau penambahan sedikir air. False Set dapat
dihindari dengan menambahkan sejumlah zat kimia tertentu. Bila
adonan mengeras dalam wakti singkat, maka akan terjadi false set.
False Set dapat dihindari dengan proses weathering, sehingga alkali
Karbonat terbentuk dari alkali dalam semen dan CO 2 dari udara.

3.8 Tipe dan Macam Semen


Beraneka ragam semen disesuikan dengan kebutuhan semen itu sendiri.
Perbedaan macam semen tergantung pada komposisi unsur – unsur
penyusunnya dan unsur tambahan lain yang ditambahkan. Macam – macam
semen adalah:
1. Semen Portland Putih
Semen ini dibuat dengan membatasi jumlah kandungan besi, sehingga
produknya berwarna putih. Untuk itu, diperlukan kapur dan tanah liat
yang murni agar tidak terjadi pengotoran oleh besi. Pada pendinginan

24
terak harus cepat untuk menjaga afar besi tetap dalam Fe 2 + dan untuk
mencegah warna yang lebih kuat oleh adanya Fe 3 + . Semen putih banyak
digunakan dalam dekorasi. (V.K. Raina, 1989)
2. Semen Alumunia Tinggi
Semen ini dibuat pada dasarnya dalah semen Kalsium Aluminat yang
dibuat dengan melebur campuran batu kapur dan bauksit. Bauksit ini
biasanya mengandung oksida besi, silika, dan magnesium. Semen ini
mengeras cepat dan banyak digunakan pada daerah pelabuhan, namun
semen ini tidak tahan terhadap sulfat. (G.T> Austin, Shreeve`s
Chemical Proses Industries, 1985)
3. Semen Silikat
Semen silikat yang penuh silika dan set secara kimia tahan terhadap
segala macam asam organic dalam segala konsentrasi, kecuali Asam
Flouride. Semen ini tidak cocok untuk PH>7 atau dalam system yang
membentuk Kristal. Biasanya dua bagaian berat silika yang digiling
halus bersama Natrium Silikat (30-40Be). Contoh penerapannya ialah
sebagai bahan pelekat bata di dalam tangki Asam Kromat dan tangka
alum. (G.T. Austin, Shreeve`s Chemical Process Industries, 1985)
4. Semen Slag
Semen ini diperoleh dari terak semen Portland yang dicampur dengan
butir slag pada temperature tinggi, kemudian di dinginkan dengan
tepat. (S.N. Ghosh, 1989)
5. Semen Pozzolan
Semen ini diperoleh dengan menggiling terak. Semen Portland dengan
trass sebagai bahan pozzolannya. Jenis semen ini diproduksi untuk
pengecoran beton massa, irigasi, bangunan di tepi laut dan bawah rawa
yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi rendah. (G.T.
Austin, Shreeve`s Chemical Process Industries, 1985)
6. Semen Portland
Semen Portland merupakan semen hidrolik yang diperoleh dengan
menggiling terak yang trauma terdiri dari Kalsium Silikat hidrolik
dengan satu bahan tambahan yaitu gypsum.Berdasarkan banyaknya
presentase kadar masing-masing komponen ASTM (American Society

25
of Testing Material) C 150-95, membagi lima macam tipe semen
Portland tersebut adalah:

a) Ordinary Portland Cement (Semen Tipe l/ OPC)


OPC yaitu semen Portland yang umum digunakan untuk bangunan
biasa. Semen ini ada beberapa jenis pula, yaitu semen putih yang
kandungan Feri Oksida lebih kecil, semen cepat keras, dan beberapa
jenis lain untuk penggunaan yang khusus. (G.T. Austin, Shreev`s
Chemical Process Industries, 1985)
b) Moderate Heat Cement (Semen Tipe ll)
Jenis semen ini digunakan untuk situasi yang memerlukan kalor
hidrasi yang tidak terlalu tinggi atau untuk bangunan beton biasa
yang dapat terkena aksi sulfat yang sedang. Kalor yang dilepas saat
semen ini mengeras tidak boleh lebih dari 295 Joule/gram sesudah 7
hari dan 335 Joule/gram sesudah 28 hari. (G.T. Austin,Shreeve`s
Chemical Process Industries, 1985)
c) High Early Strenght Cement (Semen Tipe lll)
Semen ini merupakan semen dengan kekuatan awal tinggi yang
terbentuk dari bahan baku yang mengandung perbandingan antara
gamping dengan silika lebih tinggi dari yang digunakan untuk
pembuatan semen tipe l. Peggilingannya pun lebih halus dari semen
tipe l. Semen ini mengandung Trikalsium Silikat lebih banyak dari
semen Portland biasa. Hal ini menyebabkan semen ini lebih cepat
mengeluarkan kalor. (G.T. Austin,Shreeve`s Chemical Process
Industries, 1985)
d) Low Heat Cement (Semen Tipe IV)
Semen ini merupakan semen Portland yang berkalor rendah.Persen
kandungan C 3 S dan C 3 An lebih rendah. Akibatnya, persen Tetra
Kalsium Aluminoferit (C 4 AF) lebih tinggi karena adanya Fe 2 O 3
yang ditambahkan untuk mengurangi C 3 A. Kalor yang dilepaskan
pun tidak boleh dari 250 dan 295 Joule/gram masing-masing
sesudah 7 dan 28 hari serta kalor hidrasinya adalah 15 sampai 35%

26
dari kalor hidrasi seen biasa/ HES. (G.T. Austin,Shreeve`s Chemical
Process Industries, 1985)
e) Sulfat Resistance Cement (Semen Tipe V)
Semen Portland jenis ini lebih tahan terhadap sulfat karena
komposisinya atau cara pengolahannya. Semen tipe ini digunakan
bila penerapannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Semen ini mengandung C 3 A lebih endah dari ketiga semen lain.
Akibatnya, kandungan C 4 AF nya lebih tinggi. (G.T.
Austin,Shreeve`s Chemical Process Industries, 1985) .
Semen yang diproduksi oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah
Semen Portland Tipe I (OPC) dan Semen Portland Pozzoland (PPC).

3.9 Tahap Pembuatan Semen


Proses Pembuatan semen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
menggunakan proses kering. Unit-unit yang ada pada PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Meliputi:
1. Unit Penyiapan Bahan (Crusher)
Unit penyiapan bahan baku utama yaitu tanah liat dan batu kapur. Unit
ini meliputi proses penambangan bahan baku utama sampai pengecilan
bahan baku dengan alat crusher, sehingga menjadi umpan yang siap
untuk diproses
2. Unit Pengolahan Bahan (Raw Mill)
Tanah liat dan batu kapur dari crusher dicampur dengan pasir silika
dan copper slag, kemudian dilakukan penggilingan awal dengan alat
raw mill. Hasil penggilingan dari raw mill ini disebut raw material.
3. Unit Pembakaran (Klin)
Raw material selanjutnya dibakar di dalam kiln pada suhu ±1400°C,
sehigga menghasilkan clinker/ terak
4. Unit Penggilingan Semen (Finish Mill)
Clinker ditambah dengan gypsum dengan perbandingan 96:4, lalu
dimasukkan didalam finish mill untuk digiling sampai mencapai
kehalusan tertentu. Hasil dari finish mill ini yang disebut dengan
semen.
5. Penyiapan Bahan (Crusher)

27
Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur (CaCO 3 ), tanah liat
(Al 3 O 3 .SiO 2 .H 2 O), pasir besi (Fe 2 O 3 ), pasir silika (SiO 2 ), dan gypsum
(CaSO 4 .2H 2 O) sebagai bahan retenfer. Sebagai bahan koreksi yang
digunakan adalah:
a. High Grade Limestone , untuk tambahan CaO.
b. Bauxite , untuk kekurangan Al 2 O 3 .
c. Quartz, untuk kekurangan SiO 2 .
d. Iron ore atau phirite, untuk kekurangan Fe 2 O 3 .

Sebagai bahan tambahan digunakan:

a. CaF 2 dapat ditambahkan ke rawmix untuk memperbaiki


pembakaran.
b. Best furnance, Copper slag, Fly ash, Narural pozzolan.
6. Penglahan Bahan (Raw Mill)
Bahan baku berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan pasir besi
diolah menjadi campuran feed kering untuk umpan roaty kiln. Proses
pengolahan ada 3 bagian, yaitu:
a. Storage batu kapur.
b. Pengeringan tanah liat (Tanah liat dikeringkan dalam rotary dryer
untuk menurunkan kadar air).
c. Roller mill (Alat ini berfungsi sebagai penggilingan, pengeringan,
serta pencapuran material yaitu batu kapur, tanah liat, pasir silika,
dan pasir besi.
7. Pembuatan Bahan dan Pendinginan Terak (Kiln)
Alat – alat yang digunakan pada proses pembakaran adalah:
a. Rotary Kiln
Alat ini berua silinder panjang berbentuk horinzontal. Rotary Kiln
terbagi menjadi 4 zone, yaitu:
1. Zone Penguapan
Pada zone ini terjadi pemanasan awal dan penguapan air bebas
dengan suhu berkisar 250 o C – 300 o C. Terdapat rantai yang
berguna untuk:
 Membantu transfer panas.
 Membantu mengalirkan material.

28
 Fiter.
2. Zone Pengering Proses pengeringan terjadi pada suhu 350 o C –
500 o C.

3. Zone Kalsinasi
Pada zone ini berkisar antar 500 o C – 1000 o C dan terjadi
penguapan gas CO 2 . Reaksi yang terjadi adalah:
CaCO 3 CaO +CO 2
MgCO 3 MgO + CO 2
4. Zone Pembakaran
Pada zone ini suhu berkisar antara 1000 o C – 1450 o C. Pada zone
ini pula terjadi reaksi klinkerisasi. CaO yang tidak bereaksi
pada saat klinkerisai akan menjadi CaO bebas (free
time).Clinker Cooler Alat ini berfungsi untuk mendinginkan
terak yang keluar dari kiln, cooler ini dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
1. Bagian bawah dihubungkan langsung dengan blower untuk
menarik udara pendinginan.
2. Bagian atas berhubungan langsung dengan terak panas.
8. Penggilingan Klinker dan Gypsum (Finish Mill)
Dalam proses ini, hasil penggilingan klinker dan gypsum langsung
masuk ke Finish Mill. Alat yang digunakan pada proses ini adalah
Tube Mill. Alat ini dilengkapi dengan air separator yang berfungsi
sebagai material kotor dan halus. Suhu material yang masuk 80 o C dan
suhu material yang keluar adalah 120 o C.

3.10 Proses Pembuatan Semen


Ditinjau dari kadar air tumpan, maka teknologi pembuatan semen
dibagi menjadi 2 proses, yaitu:
1. Proses Semi Kering
Proses semi kering sering dikenal sebagai grate process, dimana
merupakan transisi dari proses basah dan proses kering dalam
pembuatan semen. Umpan tanus pda proses ini berupa tepung

29
kering, lalu dengan alat granulator (Pelletizer) umpan disemprot
dengan air untuk dibentuk menjadi granular dengan kadar air 10 –
12% dan ukurannya 10 – 12mm seragam. Kemudian, kiln feed
dikalsinasi dengan menggunakan tunku tegak ( shaft kiln ) atau long
rotary kiln , sehingga terbentuk klinker sebagai hasil akhir proses
kalsinasi.
2. Proses Semi Basah
Pada proses material digiling dengan kadar air 20 – 27%. Alury
yang memenuhi syarat dimasukkan ke dalam kiln untuk dibakar
dengan air panas sebesar 1200 – 1300 Kkal/Kg Clinker. Keuntungan
proses basahyaitu umpan kiln lebih homogenik, tidak dipengaruhi
oleh fluktuasi kadar air, kadar alkali klorida dan sulfat tidak
menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran. Sedangkan
kerugian proses basah, yaitu kiln yang digunkan relatif lebih
panjang 22% dibandingkan dengan proses kering, rata – rata
kapasitas lebih besar, butuh pemanas yang biasa produksi tinggi.
Proses semi basahdikenal juga sebagai shaff kiln process , dimana
umpan tepung baku ( slury) dicampur langsung dengan batu bata dan
air, sehingga membenttuk coke. Coke tersebut diumpankan ke dalam
tanur tegak. Proses pengeringan, pemanasan awal, dan kalsinasi
terjadi secara berurutan dalam tanur, kebutuhan panas dalam proses
ini sekitar 250 Kkal/kg clinker.

30
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Struktur Organisasi Unit Kerja

Dari segi eksternal perusahaan dibagi menjadi Perusahaan Induk


(PT.Semen Indonesia) dan anak perusahaan sebagai penunjang yang
merupakan suatu badan hukum. Dilihat dari segi internal struktur
organisasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Struktur organisasi untuk Gresik Office
2. Struktur organisasi untuk PlantSite Tuban

Pembagian ini dikarenakan proses basah pada pabrik Semen


Indonesia sudah tidak layak sehingga tidak dapat beroperasi secara
maksimal. Direktur yang berhubungan dengan produksi pabrik (plant)
berkedudukan di Tuban. Direktur yang tidak berhubungan dengan proses
produksi berkedudukan di Gresik antara lain:

Direktorat Enginereing &


Proyek

Department
Litbang

31
Staf Pengembangan Unit Pengembangan Unit Pengolahan
Produk Energi dan AFR Laboratorium

Staf Staf

4.2 Penjelasan Unit Kerja

4.2.1Unit Jaminan Mutu


A. Tugas Pokok Unit Kerja
Mengatur dan mengendalikan kualitas bahan baku yang masuk
ke pabrik serta melakukan pengujian semen yang dihasilkan oleh
seksi Finish Mill (penggilingan) sesuai SNI dan semen riis baik
curah maupun kemasan kantong 40kg.
B. Penjelasan Singkat Tugas Kerja Praktik
1. Laboratorium Kimia
1. Analisa Insoluble (Bagian Tak Larut)
2. Anaisa LOI (Lost on Ignation )
2. Laboratorium Fisika
1. Pengujian Blaine
2. Pengujian Mesh
3. Pengujian X-Ray
4. Pengujian Setting Time
5. Pengujian Flowtable
6. Pengujian Kadar Udara
7. Pengujian Water Resistant
C. Kegiatan Kerja Praktik
Kegiatan kerja praktik dilakukan di dua tempat, yaitu
laboratorium kimia dan laboratorium fisika. Berikut adalah
penjelasannya :
A. Kegiatan Laboratorium Kimia
1. Pengujian Bagian Tak Larut (Insoluble)

32
Melakukan Pengujian Insoluble (Bagian Tak Larut) untuk
menentukan prosentase bagian tidak larut pada semen dengan
benar.

Bahan Peralatan
a) HCl (1:1) a. Beaker glass 250 ml dan 400 ml
b. Timbangan analitik
b) NH 4 NO 3
c. Hot plate
c) NaOH (10gr/l) d. Krus platina
e. Furnace 1000o C
d) Methyl Red
f. Kertas saring No. 40
e) Aquades g. Desikator Corong
h. Pengaduk botol cuci

Cara Kerja:

1. Timbang 1 gram contoh semen, lalu masukkan ke dalam beaker


glass 250 ml.
2. Tambahkan Aquades dan 10 ml HCl (1:1) aduk sampai semen
larut tambahkan Aquades hingga volume 50 ml.
3. Panaskan diatas hot plate sampai mendidih.
4. Saring dengan kertas saring No. 40 ke dalam gelas kimia 250
ml, cuci gelas kimia dan endapan sebanyak 3 – 4 kali (filtrate
digunakan untuk penetapan SO 3 )
5. Pindahkan kertas saring + endapan kedalam gelas kimia semula
dan tambhkan 100 ml NaOH (10gr/l) lalu, panaskan hingga
mendidih.
6. Turunkan dan tambahkan 2 – 3 tetes indikator Methyl Red dan
asamkan dengan 3 tetes HCl (1:1) sampai warna merah.
7. Didihkan lagi di atas hot plate selama 5 menit sambil sesekali
diaduk.
8. Turunkan beaker glass, lalu saring dengan kertas saring No. 40.

33
9. Cuci dengan NH 4 NO 3 (20gr/l) panas sampai warna merah pada
kertas hilang.
10. Peralatan Ambil kertas saring + endapan dari
a. Krus platina
corong dan masukkan ke dalam krus
b. Krus tang
c. Furnace 1000oC porselin yang telah ditimbang
d. Desikator
beratnya.
e. Timbangan analitik
11. Masukkan ke dalam Furnace selama
30 menit , keluarkan, dan dinginkan hingga sushu kamar. Lalu
timbang beratakhir.

Perhitungan:

A−B
% Insolube= x 100 %
C
Keterangan :
A: Berat endapan
B: Berat krus platina kosong
C: Berat contoh
2. Pengujian Hilang Pijar ( LOI )
Melakukan pengujian LOI untuk menentukan prosentase yang hilang
dalam pemijaran semen dengan benar.

Cara Kerja:

1. Timbang krus platina koson, lalu timbang 1 gram semen.


2. V masukkan semen kedalam krus platina yang telah di
timbang beratnya.
3. Pijarkan dalam furnace 1000 o C selama 30 menit.
4. Keluarkan dan dinginkan dalam desikator.
5. Timbang (diketahui berat akhir).

Perhitungan:

34
Berat akhir−Berat platina kosong
%LOI = x 100 %
Berat contoh awal

B. Kegiatan Laboratorium Fisika


1. Pengujian Kehalusan Semen dengan Alat Automatic Blaine
Melakukan pengujian blaine untuk mengetahui kehalusan
semen dalam ukuran 3000 – 4000 mikron.

Cara Kerja:

1. Nyalakan alat baline (Toni Technic) dengan menekan tombol


switch di belakang.
2. Tekan bintang ( * ),masukkan password ( kode seksi), tekan
Start.
3. Pada tampilan SELECT MENU, pilih EXECUTE TEST, tekan
START.
4. Pilih OPC A atau PPC B, sesuai contoh yang akan di uji, tekan
START .
5. Masukkan contoh ( sesuai berat hasil kalibrasi) kedaam tabung
uji yang sudah di pasang kertas saring,dan tutup dengan kertas
saring di bagian atasnya.
6. Tekan dengan piston hingga ‘distance’ nya seminimal mungkin
( terlebih dahulu piston tersebut di “nol” kan dengan tabung
penguji dalam keadaan kosong dengan menekan ORIGIN).
7. Masukkan distance dengan menekan tombol orange atau
dengan memasukkannya langsung lewat tombol angka, tekan
START.
8. Tekan START lagi dan tunggu sampai selesai pengujian.

2. Pengujian Kehalusan Semen dengan Mesh 325 µ


Melakukan pengujian mesh untuk mengetahui kehalusan
semen dalam ukuran 45 mikron.

35
Cara Kerja:

1. Timbang 5 gram contoh semen.


2. Masukkan contoh kedalam saringan ( sieving drum) 45 mikron
lalu tekan STO 0.
3. Lakukan penyaringan dengan alat ALPINE air jet hingga alat
berhenti beroperasi ±3 menit.
4. Timbang residu dengan memasukkan datanya pada display.
5. Tekan “D” untuk perhitungan.
6. Pada display akan terlihat % residu dari contoh yang di
analisa.

Perhitungan:

Mesh=residu D−100

3. Pengujian Setting Time Semen


Melakukan pengujian setting time untuk menentukan
jumlah air yang di butuhkan pada penyiapan pasta semen
untuk pengujian waktu pengikatan.

Bahan Peralatan
a. Aquades a. Timbangan mekanik
b. Vicat manual
c. Mixer
d. Gelas ukur
e. Cone
f. Stop Watch
g. Kaos tangan karet
Cara Kerja:

1. Penyiapan Pasta Semen


a. Timbang contoh semen sebanyak 650 gram
b. Letakkan pengaduk dan mangkuk pada mesin pengaduk.

36
c. Masukkan air campuran yang telah diukur isinya ke dalam
mangkuk.
d. Masukkan semen dan tunggulah selama 30 detik agar air
tercampur dan terserap.
e. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah (140±5)
putaran permenit selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selama waktu
ini kumpulkan pasta yang menempel pada dinding
mangkuk.
g. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan sedang ( 285 ± 10
) putaran permenit selama 1 menit.
h. Matikan mesin pengaduk dan lepas alat pengaduk.

2. Pencetakan Benda Uji


a. Ambil adukan semen dari mangkuk pengaduk dan bentuk
seperti bola dengan tangan memakai sarung tangan karet.
b. Lemparkan bola semen ini dari tangan satu ketangan yang
lainnya sebanyak 6 kali dengan jarak kira-kira 15 cm
c. Masukkan bola semen kedalam lubang yang besar dari
cincin vicat.
d. Ambilah kelebihan pasta pada lubang yang besar dengan
sekali gerakan telapak tangan.
e. Letakan cincin dengan lubang yang besar pada plat kaca.
f. Potonglah kelebihan pasta pada lubang yang kecil dengan
cara sekali gerakan tepi pisau segitiga pada permukaan
cincin.
g. Haluskan permukaan pasta pada lubang cincin yang kecil.
h. Selama pengerjaan pemotongan dan penghalusan, hindarkan
tekanan pada pasta.
3. Penentuan Konsistensi
a. Tempatkan tengah – tengah pasta pada cincin dibawah
batangan plunger.

37
b. Tempelkan batang plunger pada permukaan pasta dan
kuncilah dengan sekrup.
c. Tempatkan indicator pada tanda nol dari skala.
d. Lepaskan batang plunger selama 30 detik setelah selesai
mencampur.
e. Konsistensi normal pasta tercapai apabila batang plunger
menembus sampai batas ( 10 ± 1 ) mm atau 9 mm sampai
11 mm dibawah permukaan pasta dalam waktu 30 detik
setelah dilepaskan.
f. Kerjakan pasta-pasta dengan berbagai kadar air sampai
konsistensi normal tercapai. Pakailah semen baru pada
setiap percobaan.

Perhitungan:

Wa
%W = x 100 %
Ws

Keterangan:

W = Konsistesi dinyatakan dalam kadar air pasta (%)

Wa = Berat air (gr)

Ws = Berat Semen (gr

4. Pengujian X-Ray
A. RUANG PREPARASI

Peralatan
a. Mesin Giling Herzog
b. Mesin Press Herzog
c. Kuas
d. Timbangan
e. Pil Herzog
f. Steel ring.

38
Cara Kerja :

a. Timbang contoh sebanyak 15 gram semen.


b. Masukkan contoh ke dalam grinding vessel mesin giling dan
tambahkan 2 butir pills.
c. Masukkan grinding vessel ke dalam container mesin giling.
d. Tutup mesin giling dengan mengencangkan baut.
e. Giling selama +/- 1 menit.
f. Buka tutup mesin giling dan ambil grinding vessel dari
container.
g. Ambil separuh contoh yang telah digiling dan masukkan ke
dalam steel ring yang telah ditempatkan di mesin press dan
ratakan permukaannya dengan kaca.
h. Press contoh dengan tekanan +/- 150 KN dan tunggu sampai
selesai pengepresan.
i. Buka tutup steel holder dan keluarkan contoh, beri identitas
pada bagian bawah contoh.
j. Bersihkan kembali mesin press.

B. Laboratorium X-Ray Semen


Menganalisa sampel dengan menggunakan alat X-Ray
secara benar untuk mengetahui komposisi kimia sampel.

Cara Kerja :

a. Persiapkan contoh dengan menggiling dan dipress di ring


contoh.
b. Masukkan sampel di ring ke sampel holder.
c. Pada menu X-40, ketik “MUS” dan tekan “Enter”.
d. Ketik jenis program sesuai program yang dikehendaki dan
tekan “Enter”.
e. Ketik identitas contoh sesuai identitas contoh yang
dianalisa dan tekan “Enter”.

39
f. Ketik “Y” apabila dikehendaki hasil analisa akan disimpan,
dan ketik “N” apabila dikehendaki hasil analisa tidak
disimpan dan tekan “Enter”.
g. Tunggu sampai hasil analisa keluar dan catat nilai yang
keluar sebagai persen kandungan oksida kimia.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan kerja praktik industri di PT. Semen Indonesia


(PERSERO) Tbk., kami dapat mengambil kesimpulan, sebagai berikut :

a. PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. adalah pabrik semen terbesar


di Indonesia.
b. PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. mempunyai prospek yang
cerah, karena masih tersedianya deposit batu kapur dalam jumlah
besar di Tuban yang diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan sampai
100 tahun yang akan datang.
c. Bertahannya PT. Semen Indonesia sampai sekarang menunjukkan
handalnya system management dan SDM yang dimiliki.
d. Bahan baku proses pembuatan semen adalah batu kapur dan tanah liat
yang merupakan sumber daya aam yang tidak dapat diperbaharui. Oleh

40
karena itu, suatu saat dapat habis seperti yang terjadi di pabrik
Gresik.
e. Proses pembuatan semen lebih banyak melibatkan proses fisik,
sehingga kebutuhan energi yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
f. Teknologi yang digunakan untuk mengolah semen di PT. Semen
Indonesia adalah dengan proses kering karena lebih menguntungkan.
g. Kiln yang digunakan adalah kiln terbesar dari pabrik semen yang ada
di Indonesia. Hal ini sangat mendukung produktifitas.
h. Produk utama PT. Semen Indonesia adalah Ordinary Portland Cement
(OPC=PC I) dan Pozzoland Portland Cement (PPC) baik pabrik semen
di Gresik maupun pabrik di Tuban.
i. Limbah yang dihasilkan pabrik semen adalah debu yang banyak
dihasilkan pada proses pengolahan bahan baku dengan crusher.
j. PT. Semen Indonesia tergolong pabrik yang ramah lingkungan. Hal ini
ditunjukkan oleh sedikitnya jumlah keluhan mengenai kesehatan
lingkungan.

5.1 Saran

Saran yang bisa kami berikan untuk peringkatan atau kemajuan,


antara lain:
a. Memberikan iklim ekonomi di Indonesia akan mendorong peningkatan
kebutuhan semen dalam negeri, sehingga PT. Semen Indonesia harus
mrningkatkan produksi.
b. Penanganan tersendiri masalah water treatment PT. Semen Indonesia
tidak menjadi tugas dari seksi pengendalian proses.
c. Menganalisa bahan baku dengan x-ray untuk tugas yang dilakukan
dinas penelitian bahan baku dan penolong agar mendapat hasil
penelitian yang lebih valid dan baik.

41
LAMPIRAN

42
Lampiran 1

43
44
Lampiran 2

45
Lampiran 3

46
47
48
Lampiran 4

49
50
51
Lampiran 5
Alat Praktik
No Nama Alat Kegunaan

52
1. Mesin Giling Herzog - Alat untuk menghaluskan semen
( Preparasi).

2. Vessel Giling - Sebegai tempat untuk


menggiling semen dalam proses
penggilingan.

3. XRF Spektrometer - Untuk mengukur kandungan zat


yang terdapat pada semen.

4. Cetakan Kubus - Untuk mencetak semen menjadi


bentuk kubus sebagai bahan
unruk uji kuat tekan.

5. Pan - Wadah semen dan pasir yang


sudah di timbang.

53
6. Alat Kerja Cetak Mortar - Alat bantu yang digunakan untuk
berlangsungnya pembuatan
adonan semen (pasta semen)
yang akan digunakan untuk
setting time dan cetak motar.

7. Jarum Vicat - Untuk mengetahui tingkat


kekerasan semen yang telah di
cetak (cetak motar).

8. Neraca Analitik - Alat yang digunakan untuk


mengetahui berat suatu sampel
yang akan di uji.

9. Hot Plate - Untuk memanaskan suatu


larutan.

54
10. Furnace - Alat untuk memijarkan sampel.

11. Alat Uji Kuat Tekan - Alat untuk Menghitung kekuatan


pada semen.

12. Gelas Ukur - Untuk mengukur volume suatu


larutan.

55
13. Pengaduk - Untuk Menghomgenkan suatu
sampel.

14. Beaker Glass - Sebagai wadah larutan.


- Wadah untuk mencampur dan
memanaskan larutan

15. Alat Blaine - Alat untuk mengetahui tingkat


kehalusan semen.

56
16. Cawan Porselin - Wadah untuk digunakan untu
memijar sampe pada pengujian
yang menggunakn suhu hingga
1000°C.

17. Spatula - Alat untuk menambil sampel


semen.

18. Tang Krus - Alat untuk mengambil beaker


glass setelah di panaskan.

57
19. Botol Semprot - Wadah untuk Aquades dan
larutan.

20. Corong - Alat untuk proses penyaringan


dalam suatu pengujian.

21. Kaca Arloji - Alat untuk penutup saat


pemanasan.
- Alat untuk tempat saat
menimbang bahan kimia.

58
22. Kurs Platina - Untuk memujarkan sampel pada
suhu lebih dari 1000°C.

23. Alat Uji Mesh - Alat untuk melakukan uji mesh


secara otomatis.

59

Anda mungkin juga menyukai