Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT.MADUBARU YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:
NAMA : ARMADEO RUBEN C
KELAS : XI – KI 1
NO INDUK SISWA : 19140/132/037
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM STUDY : KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 5 SURABAYA


TAHUN PELAJARAN
2019 - 2020

i
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PT.MADUBARU YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:
NAMA : ARMADEO RUBEN C
KELAS : XI – KI 1
NO INDUK SISWA : 19140/132/037
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM STUDY : KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 5 SURABAYA


TAHUN PELAJARAN
2019 - 2020

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa
menyelesaikan laporan Kunjungan Industri tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Guru Pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan Kunjungan Industri ini dapat disusun dengan
baik.

Semoga Laporan Praktikum Biologi yang telah kami susun ini turut memperkaya ilmu tentang
industri serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa Laporan Kunjangan Industri ini juga masih memiliki banyak kekurangan.
Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi
penyusunan Laporan Kunjungan Industri dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

Laporan Kunjungan Industri ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari internet dan buku sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Laporan Kunjungan Industri ini.

Akhir kata saya berharap semoga Laporan Kunjungan Industri semoga dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 17 November 2019

PENYUSUN

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul Depan.....................................................................................................................1

Halaman Judul Dalam.....................................................................................................................2

Kata Pengantar................................................................................................................................3

Daftar Isi.........................................................................................................................................4

Lembar Pengesahan Laporan..........................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kunjungan Industri..............................................................................6


B. Tujuan Kunjungan Industri...........................................................................................6
C. Manfaat Kunjungan Industri.........................................................................................6
D. Waktu dan Tempat Kunjungan Industri........................................................................6

BAB II PG. Madu Kismo

A. Sejarah PG. Madu Kismo..............................................................................................7


B. Organisasi dan Ketenagakerjaan...................................................................................8
C. Visi dan Misi PG. Madu Kismo....................................................................................8

BAB III HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

1. Tata Laksana Sistem Produksi Di PG. Madukismo


A. Pengadaan Bahan Baku Untuk Budidaya.................................................10
B. Proses yang Dihasilkan.............................................................................10
C. Produksi Pembuatan Gula.........................................................................10
D. Proses Pengolahan Alkohol, Etanol Di PG. Madukismo..........................12
E. Jenis Limbah Industri yang Dihasilkan PG. Madukismo.........................13
F. Cara Mengolah dan Pemanfaatan Limbah Di PG. Madukismo................13
G. Kapasitas Produksi dan masa Produksi....................................................14
H. Perhitungan Biaya Produksi......................................................................15
I. Penentuan harga........................................................................................15
2. Pemasaran...................................................................................................................15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................16
B. Kritik dan Saran..........................................................................................................17
C. Daftar Pustaka.............................................................................................................17

4
Lembar Pengesahan Laporan Kunjungan Industri
PT. Madubaru
Desa Padokan Tirtonirmolo,Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55181
SMK Negeri 5 Surabaya

Dengan ini kami selaku guru pembibing kunjungan industri di PT.Madubaru menyetujui
dan mengesahkan laporan yang disusun oleh :

Nama : Armadeo Ruben C

Kelas : XI – KI 1

No. Absen : 24

No Induk : 19144/132/037

Bidang Keahlian : Kimia

Program Keahlian : Kimia Industri

Surabaya, 20 November 2019

Mengetahui

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

Mei Yanto, S. Pd. Herman Supratiyo, S. Si.


NIP. 196705212007011015 NIP. 197608022010011015

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diadakanya kunjungan industri ini agar siswa mengenal dunia kerja. Sehingga siswa
dituntut aktif untuk menggali informasi tentang kunjungan indutri untuk mendapatkan
pengetahuan dan informasi baru tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin –
mesin industri, dll. Kunjungan industri dilakukan untuk memberi gambaran tentang
tempat industridan proses produksi kepada siswa. Kemudian siswa diwajibkan membuat
laporan atas informasi yang telah didapatkan saat kunjungan industri yang berkaitan
dengan perusahaan yang bersangkutan.

B. Tujuan Kunjungan Industri


Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi siswa/siswi sebagai berikut:
1. Memperluas pengetahuan siswa dalam lingkungan dunia kerja.
2. Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan.
3. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.
4. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab.
5. Membantu siswa melaksanakan program diklat.
6. Melihat secara langsung proses produksi dari awal sampai akhir.
7. Untuk belajar (tidak hanya tahu teknik tapi juga praktik dan cara pemasaranya).

C. Manfaat Kunjungan Industri


Adapun beberapa manfaat kunjungan industri diantaranya :
 Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib kerja yang tegas pada dunia kerja
 Melihat secara langsung cara kerja produksi
 Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah
wirausaha
D. Waktu dan Tempat Knjungan Industri
Kunjungan industri dilaksanakan pada :
Hari/tanggal :
Pukul :
Tempat : PT Madu Baru (PG/PS Madukismo) Desa Padokan, Kelurahan
Tirtonirmo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta

6
BAB II
GAMBARAN UMUM PG. MADUKISMO

A. Sejarah PG. Madukismo

PG. Madukismo adalah pabrik gula terbesar yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok
pabrik gula dan pabrik alkohol spritus madukismo, Prospek pengembangan usaha yang
potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu
perusahaan agro industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan inovatif
mengahadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati.
Sejarah Perkembangan PG. Madu Kismo didirikan pada tanggal 14 juni 1955 oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Setelah kurang lebih 3 tahun berdiri baru dilaksanakan
peresmian oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958 yang terletak di
daerah Yogyakarta selatan, Kasihan, Bantul. Dulu pabrik ini hanya memproduksi gula,
namun pada tahun 1959 hingga kini PG. Madukismo memproduksi gula dan alkohol atau
spritus, pada saat itu pemegang saham terbesar adalah Sri Sultan Hamengku buwono IX
yaitu 75% sedangkan sisanya 25% di pegang oleh pemerintah R.I. kemudian saat ini ada
perubahan kepemilikan saham menjadi 65% dimiliki oleh Sri Hamangku Buwono X, dan
pemerintahan memegang 35% yang dikuasai oleh P.T. RAJAWALI NUSANTARA
INDONESIA. Tujuan dari didirikan pabrik ini yaitu agar masyarakat dapat menikmati
gula hasil produksi dalam negri, tidak hanya dari luar. Dahulu PG. Madu kismo bernama
PG. Padokan dengan luasan yang sangat kecil, pada masa Belanda PG. Padokan hancur
lebur, atas jasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX kemudian didirikan kembali Pabrik
Gula Padokan dengan nama Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madu kismo
tujuannya adalah untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena
dibumihanguskannya Pabrik-Pabrik Gula waktu itu.

7
Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk bekerja.
Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta
di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu masa giling. PG.
Madukismo tidak hanya memproduksi gula, juga menawarkan paket wisata edukasi
agroindustri. Perjalanan Wisata Agro Industri ini adalah wisata untuk melihat proses
produksi yang dilaksanakan. Kita akan di antar menggunakan gerbong yang ditarik oleh
lokomotif tua. Biasanya wisata ini dilaksanakan pada masa giling yakni bulan Mei –
November. , Daerah Istimewa Yogyakarta dahulu kala terdapat banyak pabrik gula,
Dengan luasan daerah yang tidak begitu besar wilayah ini memiliki 17 Pabrik gula yakni
PG. Randugunting, PG. Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Wonocatur, PG padokan,
PG Bantul, PG Barongan, PG Sewu Galur, PG Gondanglipuro, PG Pundong, PG
Gesikan, PG Rewulu, PG Demakijo, PG Cebongan, PG Beran, PG Medari, dan PG
Sendangpitu, namun pada jaman mallaise atau lebih disebut jaman meleset yakni supply
gula dunia berlebih maka banyak pabrik tersebut yang tutup. Setelah ada kesepakatan
perdagangan tahun 1931 yang terkenal dengan Charbourne Agreement yang berdampak
pada pengurangan produksi gula termasuk di Yogyakarta dari sekitar 3 juta ton menjadi
1,4 juta ton per tahun. Akhirnya dari 17 hanya tersisa 8 pabrik gula yakni
PG.Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Padokan, PG Gondanglipuro, PG Gesikan, PG
Beran, PG Medari, namun saying saat agresi militer ke II tahun 1948 semua bangunan
pabrik tersebut dibumi hanguskan dan rata dengan tanah tapi masih ada beberapa yang
menyisakan temboknya saja. Pada tahun 1955 diatas bangunan Pabrik gula Padokan
yang turut dibumi hanguskan dibangun PG Madukismo atas prakarsa Sri Sultan
Hamengku Buwono ke IX dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir.
Soekarno dan mulai berproduksi tahun itu juga.

B. Organisasi dan Ketenagakerjaan


Pada waktu musim giling tiba, masyarakat yang bekerja sebagai pekerja musiman
dapat ditarik masuk ke pabrik gula Madukismo, Selain menarik masyarakat yang belum
mempunyai pekerjaan untuk bekerja, pabrik gula Madukismo juga berperan membantu
para petani tebu yang terlibat dalam proses penanaman. Yang mana pada saat musim
panen tebu tiba para petani tidak akan kesulitan untuk mengolah tebu tersebut. Karena
hasil panen tebu tersebut akan disalurkan ke pabrik, bahkan pabrik gula Madukismo akan
memberikan kontrak untuk jangka waktu tertentu, sehingga petani hanya tinggal
menyerahkan hasil panen tebu kepada pabrik gula.
Ada 3 kelompok pekerja tdd: 1) Meneger, 2) kariawan tetap, 3) kariawan tidak
tetap.

C. Visi dan Misi PG. Madukismo


Perusahaan ini didirikan dengan mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
v Visi :

8
Mendirikan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) perusahaan Argo Industri yang unggul
di Indonesia dengan menjadikan petani sebagai mitra sejati.

v Misi :
- Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan
masyarakat industri di Indonesia.
- Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan,
dikelola secara professional dan inovatif, memberikan pelayanan prima kepada
pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
- Mengembangkan produk atau baru yang mendukung bisnis inti.
- Menempatkan karyawan dan stake hoders lainnya sebagai bagian terpenting dalam
proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaiaan share holders values.

9
BAB III

HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

1. Tata Laksana Sistem Produksi Di PG. Madukismo


A. Pengadaan Bahan baku untuk Budidaya
Tebu di produksi oleh petani yang berada di Desa tersebut. Tebu dipanen setelah
tebu cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal dan kadar gula pecahan
(monosakarida) minimal, Ciri-ciri tebu yang di produksi adalah Manis, empuk dan
segar. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor pemasakan,
koefisien daya tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum penggilingan.
Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya dilakukan pengolahan gula
putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik dengan menggunakan
peralatan yang sebagain besar bekerja secara otomatis.
B. Proses yang Dihasilkan
Gula murni/gula pasir 250 ton/ h dan 40.000 ton/th, Spiritus 25 rb/liter, limbah
tebu, alkohol.
C. Proses Produksi
Produksi gula melewati tahap pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula,
pemurnian nira dengan sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan
pengemasan. Proses untuk menjadi gula yang manis yang kita komsumsi melalui
proses yang panjang, Penanam pohon tebu hingga berumur sekitar 1 tahun agar
mencapai kemasakan yang optimal dan melalui proses penggilingan untuk pemerahan
nira yang mendapatkan sari gula, kemudian pemurnian nira dengan sulfitasi kemudian
penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan, dan gula putih yang manis
dan hiegenis.
Tahap-tahap dalam Pembuatan Gula Pembuatan gula putih di pabrik gula
mengalami beberapa tahapan pengolahan, yaitu pemerahan nira, pemurian, penguapan,
kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan.
1.Pemerahan Nira (Ekstrasi) Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk
dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira
mentah). Alat penggiling tebu yang digunakan di pabrik gula berupa suatu rangkaian
alat yang terdiri dari alat pengerja pendahuluan (Voorbewer keras) yang dirangkaikan
dengan alat giling dari logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark
IV dan Cane knife yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu
mengalami pencacahan dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira digunakan 5
buah gilingan, masing- masing terdiri dari 3 rol dengan ukuran 36”X64”.
2. Pemurnian Nira. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula
yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia

10
memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian
mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure
Hoofd Sumber). Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan
saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas
sulfit dari hasil pembakaran. Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan,
direaksikan dengan susu kapur dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti
sulfitasi, dipanaskan dan diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang
diendapkan kemudian disaring menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini
dihasilkan nira jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan
kemudian dikirim kestasiun penguapan.
3. Penguapan Nira (Evaporasi) Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk
menghilangkan kadar air dilakukan penguapan (evaporasi). Dipabrik gula penguapan
dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem multiple effect
yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan bergantian. Evaporator
bisanya terdiridari 4-5 bejana yang bekerja dari satu bejana sebagai uap pemanas
bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas 5990m2 vo. Dalam bejana Nomor 1 nira
diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap
bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-
pipa nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan
kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan
menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap nira yang
mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang
berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana
nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada bejana terakhir merupakan nira kental
yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2
sebagai belancing dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke
kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.
4. Kristalisasi Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu
pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus
sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula. Sistem yang
dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai
bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan
menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg,
sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena
suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan
(Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung
pendinginan (kultrog).

11
5. Pemisahan Kristal Gula Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan
yang bekerja dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula
terdiri dari: a) 3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A. b) 4 buah bactch
sangerhousen 48” X 28” untuk masakan B. c) 2 buah western stated CCS untuk D
awal. d) 6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS. e) 3 buah BNA 850 K
untuk gula D. Dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi
pada tingkat B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya
menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah
selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes
gula).
6. Pengeringan Kristal Gula Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih
cukup tinggi, kira-kira 20% Gula yang mengandung air akan mudah rusak
dibandingkan gula kering, untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula
tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara
alami atau dengan memakai udara panas kira- kira 800c. pengeringan gula secara
alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang goyang yang panjang. Dengan
melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan
cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu,
pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip
aliran berlawanan dengan aliran udara panas.
D. Proses Pengolahan Alkohol, Etanol Di PG. Madukismo
1. Pengenceran

Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14’ tetestebu.
Sebelumnya tetes tebu diukur di tangki ukur.

2. Penyaringan (Filtrasi)

Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2 SO4 agar
tetes tebu tidak tekontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak
gagaldalm proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri khusus
yangdapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.

3. Peragian

Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan
fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri (Sacharomyces
Cerevisiae).

4. Destilasi (Penyulingan)

Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi.Destilasi atau penyulingan
bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol lebihtinggi. Di P.S
Madubaru destilasi dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi bertingkat.

12
E. Jenis Limbah Industri yang Dihasilkan PG.Madukismo :
Nama Limbah Hasil
Limbah Padat a. Pasir/ lumpur
b. Abu ketel uap
c.Debu
d. Blothong
Limbah Cair a. Bocoran minyak pelumas
b. Limbah soda

Limbah Gas Berupa bau belerang

Limbah Padat a. Pasir/ lumpur Berupa kotoran yang dibawa oleh nira mentah. b.
Abu ketel uap Merupakan sisa pembakaran di stasiun ketel uap . c. Debu/ longes dari
ketel uap Merupakan debu hitam yang keluar lewat cerobong asap. d. Blothong
Merupakan endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di stasiun pemurnian nira.
Limbah Cair a. Bocoran minyak pelumas Berasal dari pelumas mesin – mesin di
stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian kendaraan garasi pabrik. b.
Limbah soda Berasal dari cucian pan – pan penguapan di pabrik gula yang kandungan
COD dan BOD nya cukup tinggi.
Limbah Gas Berupa bau belerang dan bau busuk lain yang dihasilkan selama
proses pembuatan gula.

F.Cara Mengolah dan Pemanfaatan Limbah Di PG. Madukismo

 Limbah Padat a. Pasir/ lumpur Pasir dipisahkan dengan dorrclone, kemudian


dimanfaatkan untuk urug lahan atas permintaan mmasyarakat. b. Abu ketel uap Abu
ditampung dengan lori jading dan dimanfaatkan juga untuk urug lahan yang
memerlukan. Sekarang digunakan juga untuk bahan baku pupuk “Mix Mardos”. c.
Debu/ langes dari ketel uap Debu yang keluar lewat cerobong asap , ditangkap dengan
alat penangkap debu (dust collector) dan ditampung dalam lori jading. d. Blothong
Blothong dipisahkan dengan alat Rotary Vacum Filter. Limbah padat Blothong yang
dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo mempunyai volume yang cukup besar tiap
harinya sekitar 100 ton/hari. Pabrik membeli seluas lahan di sekitar pabrik untuk
menempatkan limbah tersebut, karena limbah blothong biasanya dibuang dengan cara
penumpukan (open dumping). Oleh masyarakat sekitar limbah yang dibuang terutama
blotong (ampas tebu) diambil secara cuma- cuma untuk pembuatan asbes, genteng,
pupuk, kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu bata, karena blotong ini masih
mengandung sejumlah belerang sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
Pihak PG.Madukismo melakukan mengovenan blothong pada oven dengan suhu 105º
dalam kurun waktu 3 jam sebelum membuangnya. Tujuan blotong di oven untuk

13
mengurangi kadar air yang terdapat di blotong tersebut, sehingga tidak menimbulkan
bau yang sangat menyengat ketika dibuang. Saat ini, pihak PG. Madukismo
memanfaatkan blothong tersebut sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos.
 Limbah Cair a. Bocoran Minyak Pelumas Bocoran minyak ini dipisahkan dari
air limbah didalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum – drum
untuk dimanfaatkan lagi. b. Limbah soda Limbah yang jumlahnya relatif sedikit ini,
pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
 Limbah Gas Limbah yang berupa gas ini ditanggulangi oleh alat – alat yang
terkait (inhouse keeping). Untuk mengatasi hal tersebut, pada ketel dilengkapi dengan
dust collector dan cyclone yang dapat memisahkan partikel dari gas dengan cara
memasukan aliran gas menurut gerakan rotasi dan membentuk vorteks sehingga
menimbulkan gaya sentrifugal yang akan melempar partikel secara radialke arah
dinding cerobong.

G.Kapasitas Produksi dan Masa Produksi

Kapasitas Produksi Jumlah atau kapasitas produksi yang dihasilkan, yaitu


meliputi :
a. Gula Pasir, dalam 1 hari gula pasir yang dihasilkan mencapai 250 ton atau dalam 1
tahun dapat mencapai 40.000 ton (40.000.000 kg) gula pasir.
b. Spiritus, dalam 1 hari spiritus yang dihasilkan mencapai 25.000 liter atau dalam 1
tahun mencapai 7.000.000 liter spiritus.
Masa Berproduksi Produksi yang dilakukan di PT. Madukismo hanya 6 bulan sekali,
yakni setiap bulan Mei – Oktober 1 kali Produksi
a. Pabrik Gula Sekitar 5 sampai 6 blan per tahun (24jam /hari). Terus menerus, antara
bulan Mei s/d Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk memelihara mesin
pabrik (servis,revisi,perbaikan,penggantian dll).
b. Pabrik Spiritus Sekitar 9-11 bulan pertahun (24 jam/hari) 2. Potensi produksi di
ekolokasi unggulan Hasil tebu 1.100 – 1.800 ku/ha Rendemen 8 – 11 % Hasil hablur 80
– 150 ku/ha

Peralatan/ Mesin Produksi Peralatan/ mesin produksi yang digunakan dalam


proses pengolahan/pembuatan gula pasir, yaitu meliputi :
1. Mesin penggilingan
2. Mesin penyulingan
3. Mesin penguapan
4. Mesin pemurnian

Peralatan/ mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan


/pembuatan spiritus, yaitu meliputi :
1. Tengki pencampur
2. Tengki peragian
3. Tengki penggilingan

14
H. Perhitungan Biaya Produksi

Biaya produksi PT.Maduksimo, meliputi :

a.Biaya Bahan Baku

b.Biaya Penolong

c.Biaya Tenaga Kerja, seperti gaji karyawan

d.Biaya Overhead Pabrik, seperti beban air, beban listrik

e.Pajak :

•PG Madukismo membayar pajak setiap tahun ke Kantor Pajak Bantul dengan
menghabiskan biaya sekitar 20 Milyar Rupiah / tahun.

•PS Madukismo membayar bea cukai ke Jakarta dengan menghabiskan biaya sekitar
14 Milyar Rupiah / tahun. Total pembayaran pajak PG/PS Madukismo menghabiskan
biaya sekitar 38 – 40 Milyar Rupiah.

Estimasi Laba PT.Maduksimo PT.Madukismo diramalkan akan mengalami kenaikan


laba disetiap tahunnya, karena gula termasuk dalam “Sembako” yang umumnya
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, selain itu untuk alcohol juga banyak dibutuhkan
oleh bidang farmasi, pembuatan kosmetik, dan bidang pendidikan, selain itu juga
PT.Madukismo juga memanfaatkan limbah padat untuk dibuat batako, pupuk kompos,
dan bahan bakar organik.

I. Penentuan Harga

Berikut ini merupakan harga produk PT.Madukismo, yaitu :

a.Produk Gula Pasir Harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik gula ini disesuaikan dengan
harga pokoknya. Selain itu, karena di perusahaan ini dilakukan penjualan dengan sistem
lelang, maka biasanya diawali dengan harga dasar yang sudah ditentukan. Misalnya, apabila
harga pokok Rp 8.000,00 / liter maka dalam lelang diawali dengan harga dasar Rp 9.000,00 /
liter dengan HET Rp 10.000,00 / liter.

b. Produk Spiritus Untuk produk ini harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik ini, yaitu seharga
Rp 20.000,00 / liter.

2. Pemasaran

Wilayah Pemasaran dan Sistem Distribusi Produk yang dihasilkan dari PG/PS
Madukismo dipasarkan ke Jogjakarta, Semarang, dan Solo. Untuk sistem distribusinya
umumnya dilakukan kepada masyarakat secara langsung dan lelang tertutup (gula pasir).
Untuk lelang tertutup disini berarti siapapun yang menawar dengan harga tertinggi, maka
dialah yang akan mendapatkan gula pasir tersebut, misalnya pabrik akan melelang gula
pasir sebanyak 230 ton dimulai dengan harga Rp 8.000,00/kg dan ternyata dalam lelang
tersebut ada yang menawar, misalnya dari pihak Carrefour menawar dengan harga Rp
10.000,00/kg dan harga tersebut merupakan harga yang tertinggi dalam lelang tersebut,
maka pihak Carrefour-lah yang berhak mendapatkan gula pasir tersebut.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kunjungan industri merupakan salah satu program wajib yang harus silaksanakan
oleh semua siswa SMK, selain ditujukan untuk berwisata juga digunakan untuk belajar
mengenai lingkunan pekerjaan disekitar kita. Karena kegiatan KUNJUNGAN
INDUSTRI bertujuan membekali siswa akan gambaran pengalaman langsung proses
produksi suatu industri. Meningkatkan profesionalisme siswa dibidang pengetahuan/ilmu
yang diperoleh dibangku sekolah dan ilmu yang diterapkan diluar DU/DI didunia kerja,
dan siswa dapat membandingkan antara teori dan praktek lapangan.

Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
penggunaan mesin-mesin (mekanisaai) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi gula. Meskipun mesin-mesin yang digunakan bukan mesin berteknologi
canggih. Pada umumnya mesin-mesin yang digunakan oleh pabrik-pabrik gula di
Indonesia pengoprasiannya dilakukan oleh manusia. Mesin-Mesin tersebut bekerja
secara manual tidak secara komputerisasi.

Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan mesin-
mesin tersendiri. Adapun tahapan-tahapan pembuatan gula itu adalah :

1. Tahapan pemerahan nira (ekstasi);

2. Tahapan pemurnian nira;

3. Tahapan penguapan nira;

4. Tahapan kristalisasi;

5. Tahapan pemisahan kristal; dan

6. Tahapan pengeringan.

Mesin-mesin yang digunakan dalam tahapan-tahapan pembuatan gula di atas


digerakan oleh tenaga yang berasal dari pembangkit listrik dan pembangkit tenaga uap.
Sedangkan bahan bakar untuk pembangkitan tenaga uap itu sendiri berupa ampas tebu
yang dihasilkan dari proses pemerahan nira.

Produksi gula menggunakan mesin manual lebih menghemat energi dibandingkan


dengan produksi gula menggunakan mesin yang berteknologi canggih. Kekurangan
produksi gula menggunakan mesin manual adalah tingkat produksi gula belum mampu
mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat.

16
B. Kritik dan Saran

1. Untuk Sekolah

Lebih kreatif dalam mencari perusahaan untuk kunjungan industri agar siswa dapat
lebih banyak mengambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.

2. Untuk Perusahaan

- Lebih fleksibel/terbuka dalam memberikan penjelasan mengenai kegiatan


perusahaannya

- Lebih komunikatif dan bisa berinteraktif kepada para peserta kunjungan industri
sehingga dapat terjadi hubungan timbal balikantara DU/DI dengan peserta kunjungan
industri.

C. Daftar Pustaka

http://gudangmakalahnew.blogspot.com/2018/12/makalah-pt-madukismo-
yogyakarta.html?m=1

https://www.academia.edu/33019303/Laporan_Kunjungan_Industri_PT_Madu_Kismo_
Magelang.docx

https://id.scribd.com/doc/246082929/Laporan-Kunjungan-Industri-PT-Madukismo

https://www.google.com/search?q=pt+madu+baru+logo

https://www.njogja.co.id/bantul/wisata-indrustri-pabrik-gula-madukismo-jogja/

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai