Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT.MADUBARU YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

NAMA : DAANG AMIN SETIADI

KELAS : XI – KI 1

NO INDUK SISWA : 19148/136/037

PROGRAM KEAHLIAN : KIMIA

KOMPETENSI KEAHLIAN : KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 5 SURABAYA


TAHUN PELAJARAN
2019 - 2020
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PT.MADUBARU YOGYAKARTA

CCCCCCCC DISUSUN OLEH:

NAMA : DANANG AMIN SETIADI

KELAS : XI – KI 1

NO INDUK SISWA : 19148/136/037

PROGRAM KEAHLIAN : KIMIA

KOMPETENSI KEAHLIAN : KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 5 SURABAYA


TAHUN PELAJARAN

2019 - 2020
Lembar Pengesahan Laporan Kunjungan Industri
PT. Madubaru
Desa Padokan Tirtonirmolo,Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55181
SMK Negeri 5 Surabaya

Dengan ini kami selaku guru pembibing kunjungan industri di PT.Madu Baru
menyetujui dan mengesahkan laporan yang disusun oleh :

Nama : Danang Amin Setiadi

Kelas : XI – KI 1

No. Absen : 28

No Induk : 19148/136/037

Program Keahlian : Teknik Kimia

Kompetensi Keahlian : Teknik Kimia Industri

Surabaya, 2 Desember 2019

Mengetahui,

Kepala Komepetensi Keahlian Ketua Program Studi

Teknik Kimia Industri


Teknik Kimia

iii
Herman Supratiyo, S. Si. Mei Yanto, S. Pd., M. M.
NIP. 197608022010011015 NIP.
196705212007011015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya
peroleh selama melaksanakan Kunjungan Industri serta bantuan dari beberapa website di
Internet dan buku sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.

Tentunya dengan seizin Allah SWT kami bisa melaksanakan Kunjungan Industri di
PT Madu Baru (PG/PS Madukismo) dengan tujuan untuk menambah pengetahuan,
menambah wawasan, menambah ilmu, dan memperluas pengalaman. Banyak ilmu yang kami
peroleh dari Kunjungan Industri yang telah kami laksanakan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Laporan
Kunjungan Industri ini.

Akhir kata saya berharap semoga Laporan Kunjungan Industri ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 20 November 2019

Penyusun

iv
Danang Amin Setiadi

DAFTAR ISI

Halaman Judul Depan..................................................... i

Halaman Judul Dalam.................................................... ii

Lembar Pengesahan Laporan............................................. iii

Kata Pengantar......................................................... iv

Daftar Isi.............................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kunjungan Industri.............................. 1


B. Tujuan Kunjungan Industri...................................... 1
C. Manfaat Kunjungan Industri..................................... 2
D. Waktu dan Tempat Kunjungan Industri............................ 2

BAB II GAMBARAN UMUM PT. MADUBARU

A. Sejarah PT. Madu Baru.......................................... 3


B. Organisasi dan Ketenagakerjaan................................. 5
C. Visi dan Misi PT. MaduBaru..................................... 6

BAB III HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

A. Tata Laksana Sistem Produksi Di PG. Madukismo


1. Pengadaan Bahan Baku Untuk Budidaya ................... 8
2. Proses yang dihasilkan...................................................................... 8
3. Produksi Pembuatan Gula ............................... 8

v
4. Jenis Limbah Industri yang Dihasilkan PG. Madukismo .. 14
5. Cara Mengolah dan Pemanfaatan Limbah Di PG. Madukismo 14
6. Kapasitas Produksi dan masa Produksi ................ 15
7. Perhitungan Biaya Produksi ........................... 16
8. Penentuan harga ...................................... 17
B. Pemasaran..................................................... 17

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................... 18
B. Kritik dan Saran.............................................. 20

LAMPIRAN............................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA......................................................... 23

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini agar kita mengenal dunia kerja.
Selain itu kita dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib
kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai, dll.
Kita juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagi rekreasi, tapi
menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi
industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di PT. MADU
BARU (PG/PS MADUKISMO) tersebut.
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman kita tentang dunia
kerja. Siswa siswi pun dituntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan
industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia industri. Kunjungan industri
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada murid tentang industri dan proses
produksi di bidang bisnis dan managemen. Kita harus membandingkan proses
produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di kelas.

B. Maksud Dan Tujuan Kunjungan Industri

Adapun dibawah ini adalah maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Kunjungan
Industri Program Keahlian Teknik Kimia Industri Tahun 2019 sebagai berikut :
1. Melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.
103 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014.
2. Meningkatkan keterampilan dan memperluas informasi beserta ilmu yang dimiliki
sebagai bekal untuk memasuki dunia pekerjaan.
3. Sebagai upaya untuk memperkenalkan suasana industri kepada siswa untuk
persiapan mengadapi masa pelaksanaan Praktek Kerja Industri.
4. Membentuk siswa yang berpotensi sesuai dengan bidang keahliannya.
5. Memberikan pengetahuan siswa tentang proses yang terjadi di industri secara
langsung dan terstruktur.
6. Memberikan wawasan kepada siswa untuk menghadapi keadaan yang terjadi di
dunia kerja.

1
7. Menyelaraskan antara materi yang didapat pada saat kegiatan belajar – mengajar
dengan proses industri yang terjadi sebenarnya secara langsung.
8. Mengenalkan jenis dari pekerjaan ang akan dilakukan pada saat pelaksanaan
Praktek Kerja Industri (Prakerin) secara langsung.
9. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi kepada siswa dibidang industri.
10. Menjadi salah satu proses tahapan dalam pengimplementasian materi Program
Keahlian Teknik Kimia Industri.

C. Manfaat Kunjungan Industri

Adapun beberapa manfaat kunjungan industri diantaranya :


 Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib kerja yang tegas
pada dunia kerja
 Melihat secara langsung cara kerja produksi
 Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin
membuat sebuah wirausaha
D. Waktu dan Tempat Kunjungan Industri
Kunjungan industri dilaksanakan pada : PT Madu Baru (PG/PS Madukismo)
Hari/tanggal : Jumat,15 November 2019
Pukul : 08.00 WIB - Selesai
Tempat : PT Madu Baru (PG/PS Madukismo) Desa Padokan, Kelurahan
Tirtonirmo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PG. MADUKISMO

A. Sejarah PG. Madukismo

Gambar 2.1 Pabrik Gula madukismo Gambar 2.2 Pabrik Spiritus


Madukismo

PG. Madukismo adalah pabrik gula terbesar yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha
pokok pabrik gula dan pabrik alkohol spritus madukismo, Prospek pengembangan
usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi
suatu perusahaan agro industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan
inovatif mengahadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani sebagai mitra
sejati. Sejarah Perkembangan PG. Madu Kismo didirikan pada tanggal 14 juni 1955
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Setelah kurang lebih 3 tahun berdiri baru
dilaksanakan peresmian oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958 yang
terletak di daerah Yogyakarta selatan, Kasihan, Bantul. Dulu pabrik ini hanya

3
memproduksi gula, namun pada tahun 1959 hingga kini PG. Madukismo
memproduksi gula dan alkohol atau spritus, pada saat itu pemegang saham terbesar
adalah Sri Sultan Hamengku buwono IX yaitu 75% sedangkan sisanya 25% di pegang
oleh pemerintah R.I. kemudian saat ini ada perubahan kepemilikan saham menjadi 65%
dimiliki oleh Sri Hamangku Buwono X, dan pemerintahan memegang 35% yang
dikuasai oleh P.T. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA. Tujuan dari didirikan
pabrik ini yaitu agar masyarakat dapat menikmati gula hasil produksi dalam negri,
tidak hanya dari luar. Dahulu PG. Madu kismo bernama PG. Padokan dengan luasan
yang sangat kecil, pada masa Belanda PG. Padokan hancur lebur, atas jasa Sri Sultan
Hamengku Buwono IX kemudian didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan
nama Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madu kismo tujuannya adalah
untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena
dibumihanguskannya Pabrik-Pabrik Gula waktu itu.
Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk
bekerja. Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman,
panen serta di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu
masa giling. PG. Madukismo tidak hanya memproduksi gula, juga menawarkan paket
wisata edukasi agroindustri. Perjalanan Wisata Agro Industri ini adalah wisata untuk
melihat proses produksi yang dilaksanakan. Kita akan di antar menggunakan gerbong
yang ditarik oleh lokomotif tua. Biasanya wisata ini dilaksanakan pada masa giling
yakni bulan Mei – November. , Daerah Istimewa Yogyakarta dahulu kala terdapat
banyak pabrik gula, Dengan luasan daerah yang tidak begitu besar wilayah ini
memiliki 17 Pabrik gula yakni PG. Randugunting, PG. Tanjungtirto, PG Kedaton
Pleret, PG Wonocatur, PG padokan, PG Bantul, PG Barongan, PG Sewu Galur, PG
Gondanglipuro, PG Pundong, PG Gesikan, PG Rewulu, PG Demakijo, PG Cebongan,
PG Beran, PG Medari, dan PG Sendangpitu, namun pada jaman mallaise atau lebih
disebut jaman meleset yakni supply gula dunia berlebih maka banyak pabrik tersebut
yang tutup. Setelah ada kesepakatan perdagangan tahun 1931 yang terkenal dengan
Charbourne Agreement yang berdampak pada pengurangan produksi gula termasuk di
Yogyakarta dari sekitar 3 juta ton menjadi 1,4 juta ton per tahun. Akhirnya dari 17
hanya tersisa 8 pabrik gula yakni PG.Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Padokan,
PG Gondanglipuro, PG Gesikan, PG Beran, PG Medari, namun saying saat agresi
militer ke II tahun 1948 semua bangunan pabrik tersebut dibumi hanguskan dan rata
dengan tanah tapi masih ada beberapa yang menyisakan temboknya saja. Pada tahun

4
1955 diatas bangunan Pabrik gula Padokan yang turut dibumi hanguskan dibangun
PG Madukismo atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX dan diresmikan
pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno dan mulai berproduksi tahun itu
juga.

B. Organisasi dan Ketenagakerjaan


1. Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Bagan/Struktur Organisasi

2. Ketenagakerjaan
Pada waktu musim giling tiba, masyarakat yang bekerja sebagai pekerja musiman
dapat ditarik masuk ke pabrik gula Madukismo, Selain menarik masyarakat yang
belum mempunyai pekerjaan untuk bekerja, pabrik gula Madukismo juga berperan
membantu para petani tebu yang terlibat dalam proses penanaman. Yang mana pada
saat musim panen tebu tiba para petani tidak akan kesulitan untuk mengolah tebu
tersebut. Karena hasil panen tebu tersebut akan disalurkan ke pabrik, bahkan pabrik
gula Madukismo akan memberikan kontrak untuk jangka waktu tertentu, sehingga
petani hanya tinggal menyerahkan hasil panen tebu kepada pabrik gula.

5
C.Jenis Usaha (Produk Keluaran)
a. Gula Kristal Putih

Gambar 2.4 Hasil Produksi PG Madukismo Berupa Gula Kristal Putih

b. Gula Pasir

6
Gambar 2.5 Hasil Produksi PG Madukismo Berupa Gula Pasir

c. Alkohol

Gambar 2.6 Hasil Produksi Alkohol PS Madukismo.

D. Visi dan Misi PG. Madukismo


Perusahaan ini didirikan dengan mempunyai visi dan misi sebagai
berikut :
~ Visi :
Mendirikan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) perusahaan Argo Industri
yang unggul di Indonesia dengan menjadikan petani sebagai mitra
sejati.

~ Misi :

7
1. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat industri di Indonesia.
2. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah
lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif, memberikan
pelayanan prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan
dengan petani.
3. Mengembangkan produk atau baru yang mendukung bisnis inti.
4. Menempatkan karyawan dan stake hoders lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaiaan share holders values.

BAB III

HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

A. Tata Laksana Sistem Produksi Di PG. Madukismo


1. Pengadaan Bahan baku untuk Budidaya
Tebu di produksi oleh petani yang berada di Desa tersebut. Tebu dipanen
setelah tebu cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal dan kadar
gula pecahan (monosakarida) minimal, Ciri-ciri tebu yang di produksi adalah Manis,
empuk dan segar. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor
pemasakan, koefisien daya tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum
penggilingan. Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya dilakukan
pengolahan gula putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik
dengan menggunakan peralatan yang sebagain besar bekerja secara otomatis.
2. Proses yang Dihasilkan
Gula murni/gula pasir 250 ton/ h dan 40.000 ton/th, Spiritus 25 rb/liter, limbah
tebu, alkohol.

8
3. Proses Produksi
Produksi gula melewati tahap pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula,
pemurnian nira dengan sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan
pengemasan. Proses untuk menjadi gula yang manis yang kita komsumsi melalui
proses yang panjang, Penanam pohon tebu hingga berumur sekitar 1 tahun agar
mencapai kemasakan yang optimal dan melalui proses penggilingan untuk
pemerahan nira yang mendapatkan sari gula, kemudian pemurnian nira dengan
sulfitasi kemudian penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan, dan
gula putih yang manis dan hiegenis.

a. Tahap-tahap dalam Pembuatan Gula

Gambar 3.1 Flowchart proses pembuatan gula.

9
Bahan baku utama dalam pembuatan gula di PG. Madukismo adalah tebu.
Untuk mendapatkan bahan baku ini, PG. Madukismo bekerjasama dengan para
petani lokal yang ada disekitarnya. Luas lahan yang digunakan untuk penanaman
tebu ini sekitar 5000-6000 hektar. Usia tebu yang digunakan untuk membuat gula di
PT. Madubaru ini berkisar antara 8-12 bulan. Jenis varietas tebu yang dipilih sebagai
bahan baku pembuatan gula adalah varietas tebu yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
a. Pertumbuhan cepat
b. Tahan terhadap hama penyakit
c. Umur masak pendek, hasil panen per hektar tinggi
d. Rendemen tinggi

Pembuatan gula putih di pabrik gula mengalami beberapa tahapan pengolahan,


yaitu pemerahan nira, pemurian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan
pengeringan.
1) Pemerahan Nira (Ekstrasi) Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan
untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang
mengandung gula (nira mentah). Alat penggiling tebu yang digunakan di
pabrik gula berupa suatu rangkaian alat yang terdiri dari alat pengerja
pendahuluan (Voorbewer keras) yang dirangkaikan dengan alat giling dari
logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark IV dan Cane
knife yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu
mengalami pencacahan dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira
digunakan 5 buah gilingan, masing- masing terdiri dari 3 rol dengan ukuran
36”X64”.
2) Pemurnian Nira. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian
gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula
di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya produksi,
bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih
atau SHS (Superieure Hoofd Sumber). Proses ini menggunakan tabung
defekator, alat pengendap dan saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan
pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari hasil pembakaran. Mula-
mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur
dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan

10
diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian
disaring menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira
jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan
kemudian dikirim kestasiun penguapan.
3) Penguapan Nira (Evaporasi) Nira jernih masih banyak mengandung uap air.
Untuk menghilangkan kadar air dilakukan penguapan (evaporasi). Dipabrik
gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan
sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat
dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya terdiridari 4-5 bejana yang bekerja
dari satu bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang
pemanas 5990m2 vo. Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan
menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini
terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa
nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan
dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan
dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap
nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana
nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan
menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai
pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan
kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan
siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor
sentral dengan perantara pompa vakum.
4) Kristalisasi Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam
suatu pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan
terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal
gula. Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai
produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur
untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan
dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya
650c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi.
Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop).
Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung
pendinginan (kultrog).

11
5) Pemisahan Kristal Gula Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan
saringan yang bekerja dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas
memisahkan gula terdiri dari:
1) 3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A.
2) 4 buah bactch sangerhousen 48” X 28” untuk masakan B.
3) 2 buah western stated CCS untuk D awal.
4) 6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS.
5) 3 buah BNA 850 K untuk gula D. Dalam tingkatan pengkristalan,
pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada tingkat ini
terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya
sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya
pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes
gula).
6) Pengeringan Kristal Gula Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi
masih cukup tinggi, kira-kira 20% Gula yang mengandung air akan mudah
rusak dibandingkan gula kering, untuk menjaga agar tidak rusak selama
penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan
dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-
kira 800c. pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS
pada talang goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan
dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan cara ini membutuhkan
ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-
pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip
aliran berlawanan dengan aliran udara panas.

b. Proses Pengolahan Alkohol, Etanol Di PG. Madukismo

12
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Alkohol

Bahan Baku :
Bahan baku yang digunakan untuk membuat bioetanaol adalah tetes, yang
merupakan hasil sampingan dari PG. Madukismo. Proses yang dipakai adalah
peragian (fermentasi), dari ragi yang dipakai : Sacharomyces Cereviceae. Enzim
yang ada dalam ragi ini mengubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi
alkohol dan gas CO2
Reaksi kimia :
• Sakarosa dihidrolisa menjadi glukosa (gula reduksi)
C12 H22 O11+ H2O → 2C6 H12 O6
• Gula reduksi bereaksi menjadi alkohol.

1) Pengenceran

Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14’ tetestebu.
Sebelumnya tetes tebu diukur di tangki ukur.

2) Penyaringan (Filtrasi)

Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2 SO4 agar
tetes tebu tidak tekontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak
gagaldalm proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri
khusus yangdapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.

13
3) Peragian

Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan
fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri
(Sacharomyces Cerevisiae).

4) Destilasi (Penyulingan)

Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi.Destilasi atau
penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol
lebihtinggi. Di P.S Madubaru destilasi dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi
bertingkat.

4. Jenis Limbah Industri yang Dihasilkan PG.Madukismo :

Nama Limbah Hasil


Limbah Padat a. Pasir/ lumpur
b. Abu ketel uap
c.Debu
d. Blothong
Limbah Cair a. Bocoran minyak pelumas
b. Limbah soda

Limbah Gas Berupa bau belerang

14
Gambar 3.3 Tabel Limbah Dan Hasilnya

Limbah Padat a. Pasir/ lumpur Berupa kotoran yang dibawa oleh nira mentah.
b. Abu ketel uap Merupakan sisa pembakaran di stasiun ketel uap . c. Debu/ longes
dari ketel uap Merupakan debu hitam yang keluar lewat cerobong asap. d. Blothong
Merupakan endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di stasiun pemurnian nira.
Limbah Cair a. Bocoran minyak pelumas Berasal dari pelumas mesin – mesin
di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian kendaraan garasi
pabrik. b. Limbah soda Berasal dari cucian pan – pan penguapan di pabrik gula yang
kandungan COD dan BOD nya cukup tinggi. Limbah Gas Berupa bau belerang dan
bau busuk lain yang dihasilkan selama proses pembuatan gula.

5. Cara Mengolah dan Pemanfaatan Limbah Di PG. Madukismo

 Limbah Padat a. Pasir/ lumpur Pasir dipisahkan dengan dorrclone, kemudian


dimanfaatkan untuk urug lahan atas permintaan mmasyarakat. b. Abu ketel uap Abu
ditampung dengan lori jading dan dimanfaatkan juga untuk urug lahan yang
memerlukan. Sekarang digunakan juga untuk bahan baku pupuk “Mix Mardos”. c.
Debu/ langes dari ketel uap Debu yang keluar lewat cerobong asap , ditangkap
dengan alat penangkap debu (dust collector) dan ditampung dalam lori jading. d.
Blothong Blothong dipisahkan dengan alat Rotary Vacum Filter. Limbah padat
Blothong yang dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo mempunyai volume yang
cukup besar tiap harinya sekitar 100 ton/hari. Pabrik membeli seluas lahan di sekitar
pabrik untuk menempatkan limbah tersebut, karena limbah blothong biasanya
dibuang dengan cara penumpukan (open dumping). Oleh masyarakat sekitar limbah
yang dibuang terutama blotong (ampas tebu) diambil secara cuma- cuma untuk
pembuatan asbes, genteng, pupuk, kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu
bata, karena blotong ini masih mengandung sejumlah belerang sehingga baik untuk
dijadikan sebagai bahan bakar. Pihak PG.Madukismo melakukan mengovenan
blothong pada oven dengan suhu 105º dalam kurun waktu 3 jam sebelum
membuangnya. Tujuan blotong di oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di
blotong tersebut, sehingga tidak menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika
dibuang. Saat ini, pihak PG. Madukismo memanfaatkan blothong tersebut sebagai
bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos.

15
 Limbah Cair a. Bocoran Minyak Pelumas Bocoran minyak ini dipisahkan
dari air limbah didalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum –
drum untuk dimanfaatkan lagi. b. Limbah soda Limbah yang jumlahnya relatif
sedikit ini, pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
 Limbah Gas Limbah yang berupa gas ini ditanggulangi oleh alat – alat yang
terkait (inhouse keeping). Untuk mengatasi hal tersebut, pada ketel dilengkapi
dengan dust collector dan cyclone yang dapat memisahkan partikel dari gas dengan
cara memasukan aliran gas menurut gerakan rotasi dan membentuk vorteks sehingga
menimbulkan gaya sentrifugal yang akan melempar partikel secara radialke arah
dinding cerobong.

6. Kapasitas Produksi dan Masa Produksi


Kapasitas Produksi Jumlah atau kapasitas produksi yang dihasilkan, yaitu
meliputi :
a) Gula Pasir, dalam 1 hari gula pasir yang dihasilkan mencapai 250 ton atau
dalam 1 tahun dapat mencapai 40.000 ton (40.000.000 kg) gula pasir.
b) Spiritus, dalam 1 hari spiritus yang dihasilkan mencapai 25.000 liter atau
dalam 1 tahun mencapai 7.000.000 liter spiritus.
Masa Berproduksi Produksi yang dilakukan di PT. Madukismo hanya 6 bulan sekali,
yakni setiap bulan Mei – Oktober 1 kali Produksi
a) Pabrik Gula Sekitar 5 sampai 6 blan per tahun (24jam /hari). Terus menerus,
antara bulan Mei s/d Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk
memelihara mesin pabrik (servis,revisi,perbaikan,penggantian dll).
b) Pabrik Spiritus Sekitar 9-11 bulan pertahun (24 jam/hari) 2. Potensi produksi
di ekolokasi unggulan Hasil tebu 1.100 – 1.800 ku/ha Rendemen 8 – 11 %
Hasil hablur 80 – 150 ku/ha

Peralatan/ Mesin Produksi Peralatan/ mesin produksi yang digunakan dalam


proses pengolahan/pembuatan gula pasir, yaitu meliputi :
a. Mesin penggilingan
b. Mesin penyulingan
c. Mesin penguapan
d. Mesin pemurnian

16
Peralatan/ mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan
/pembuatan spiritus, yaitu meliputi :
a. Tengki pencampur
b. Tengki peragian
c. Tengki penggilingan

7. Perhitungan Biaya Produksi

Biaya produksi PT.Maduksimo, meliputi :

a.Biaya Bahan Baku

b.Biaya Penolong

c.Biaya Tenaga Kerja, seperti gaji karyawan

d.Biaya Overhead Pabrik, seperti beban air, beban listrik

e.Pajak :

•PG Madukismo membayar pajak setiap tahun ke Kantor Pajak Bantul dengan
menghabiskan biaya sekitar 20 Milyar Rupiah / tahun.

•PS Madukismo membayar bea cukai ke Jakarta dengan menghabiskan biaya


sekitar 14 Milyar Rupiah / tahun. Total pembayaran pajak PG/PS Madukismo
menghabiskan biaya sekitar 38 – 40 Milyar Rupiah.

Estimasi Laba PT.Maduksimo PT.Madukismo diramalkan akan mengalami


kenaikan laba disetiap tahunnya, karena gula termasuk dalam “Sembako” yang
umumnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat, selain itu untuk alcohol juga banyak
dibutuhkan oleh bidang farmasi, pembuatan kosmetik, dan bidang pendidikan,
selain itu juga PT.Madukismo juga memanfaatkan limbah padat untuk dibuat
batako, pupuk kompos, dan bahan bakar organik.

8. Penentuan Harga

Berikut ini merupakan harga produk PT.Madukismo, yaitu :

a.Produk Gula Pasir Harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik gula ini disesuaikan dengan
harga pokoknya. Selain itu, karena di perusahaan ini dilakukan penjualan dengan sistem

17
lelang, maka biasanya diawali dengan harga dasar yang sudah ditentukan. Misalnya,
apabila harga pokok Rp 8.000,00 / liter maka dalam lelang diawali dengan harga dasar Rp
9.000,00 / liter dengan HET Rp 10.000,00 / liter.

b. Produk Spiritus Untuk produk ini harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik ini, yaitu
seharga Rp 20.000,00 / liter.

B. Pemasaran

Wilayah Pemasaran dan Sistem Distribusi Produk yang dihasilkan dari PG/PS
Madukismo dipasarkan ke Jogjakarta, Semarang, dan Solo. Untuk sistem
distribusinya umumnya dilakukan kepada masyarakat secara langsung dan lelang
tertutup (gula pasir). Untuk lelang tertutup disini berarti siapapun yang menawar
dengan harga tertinggi, maka dialah yang akan mendapatkan gula pasir tersebut,
misalnya pabrik akan melelang gula pasir sebanyak 230 ton dimulai dengan harga Rp
8.000,00/kg dan ternyata dalam lelang tersebut ada yang menawar, misalnya dari
pihak Carrefour menawar dengan harga Rp 10.000,00/kg dan harga tersebut
merupakan harga yang tertinggi dalam lelang tersebut, maka pihak Carrefour-lah yang
berhak mendapatkan gula pasir tersebut.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kunjungan industri merupakan salah satu program wajib yang harus


silaksanakan oleh semua siswa SMK, selain ditujukan untuk berwisata juga
digunakan untuk belajar mengenai lingkunan pekerjaan disekitar kita. Karena
kegiatan KUNJUNGAN INDUSTRI bertujuan membekali siswa akan gambaran
pengalaman langsung proses produksi suatu industri. Meningkatkan profesionalisme
siswa dibidang pengetahuan/ilmu yang diperoleh dibangku sekolah dan ilmu yang
diterapkan diluar DU/DI didunia kerja, dan siswa dapat membandingkan antara teori
dan praktek lapangan.

18
Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, penggunaan mesin-mesin (mekanisaai) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi gula. Meskipun mesin-mesin yang digunakan bukan mesin
berteknologi canggih. Pada umumnya mesin-mesin yang digunakan oleh pabrik-
pabrik gula di Indonesia pengoprasiannya dilakukan oleh manusia. Mesin-Mesin
tersebut bekerja secara manual tidak secara komputerisasi.

Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan mesin-
mesin tersendiri. Adapun tahapan-tahapan pembuatan gula itu adalah :

1. Tahapan pemerahan nira (ekstasi);


2. Tahapan pemurnian nira;
3. Tahapan penguapan nira;
4. Tahapan kristalisasi;
5. Tahapan pemisahan kristal; dan
6. Tahapan pengeringan.

Mesin-mesin yang digunakan dalam tahapan-tahapan pembuatan gula di atas


digerakan oleh tenaga yang berasal dari pembangkit listrik dan pembangkit tenaga
uap. Sedangkan bahan bakar untuk pembangkitan tenaga uap itu sendiri berupa ampas
tebu yang dihasilkan dari proses pemerahan nira.

Produksi gula menggunakan mesin manual lebih menghemat energi dibandingkan


dengan produksi gula menggunakan mesin yang berteknologi canggih. Kekurangan
produksi gula menggunakan mesin manual adalah tingkat produksi gula belum
mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat.

19
B. Kritik dan Saran

1. Untuk Sekolah

- Lebih kreatif dalam mencari perusahaan untuk kunjungan industri agar siswa
dapat lebih banyak mengambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan
dunia kerja.

- Kegiatan lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat
mengetahui proses pembuatannya.

2. Untuk Perusahaan

20
- Lebih fleksibel/terbuka dalam memberikan penjelasan mengenai kegiatan
perusahaannya.

- Lebih komunikatif dan bisa berinteraktif kepada para peserta kunjungan


industri sehingga dapat terjadi hubungan timbal balikantara DU/DI (Dunia
Usaha / Dunia Industri) dengan peserta kunjungan industri.

- Kegiatan pengenalan ruang lingkup pabrik di lapangan produksi lebih baik


dilakukan dengan menggunakan pengeras suara agar seluruh siswa – siswi
dapat mendengar penjelasan yang diberikan dengan baik.

- Terus berupaya menjaga kualitas produk dan meningkatkannya dari waktu ke


waktu

LAMPIRAN

 DOKUMENTASI

21
22
Daftar Pustaka

23
 http://gudangmakalahnew.blogspot.com/2018/12/makalah-pt-madukismo-
yogyakarta.html?m=1
 https://www.academia.edu/33019303/Laporan_Kunjungan_Industri_PT_Madu_Kism
o_Magelang.docx
 https://id.scribd.com/doc/246082929/Laporan-Kunjungan-Industri-PT-Madukismo
 https://www.njogja.co.id/bantul/wisata-indrustri-pabrik-gula-madukismo-jogja/
 http://psmadukismo.blogspot.com/2010/08/company-profile.html

CATATAN

24
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................

25

Anda mungkin juga menyukai