PT.MADUBARU YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
KELAS : XI – KI 1
KELAS : XI – KI 1
2019 - 2020
Lembar Pengesahan Laporan Kunjungan Industri
PT. Madubaru
Desa Padokan Tirtonirmolo,Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55181
SMK Negeri 5 Surabaya
Dengan ini kami selaku guru pembibing kunjungan industri di PT.Madu Baru
menyetujui dan mengesahkan laporan yang disusun oleh :
Kelas : XI – KI 1
No. Absen : 28
No Induk : 19148/136/037
Mengetahui,
iii
Herman Supratiyo, S. Si. Mei Yanto, S. Pd., M. M.
NIP. 197608022010011015 NIP.
196705212007011015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya
peroleh selama melaksanakan Kunjungan Industri serta bantuan dari beberapa website di
Internet dan buku sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Tentunya dengan seizin Allah SWT kami bisa melaksanakan Kunjungan Industri di
PT Madu Baru (PG/PS Madukismo) dengan tujuan untuk menambah pengetahuan,
menambah wawasan, menambah ilmu, dan memperluas pengalaman. Banyak ilmu yang kami
peroleh dari Kunjungan Industri yang telah kami laksanakan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Laporan
Kunjungan Industri ini.
Akhir kata saya berharap semoga Laporan Kunjungan Industri ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
iv
Danang Amin Setiadi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................... iv
Daftar Isi.............................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
v
4. Jenis Limbah Industri yang Dihasilkan PG. Madukismo .. 14
5. Cara Mengolah dan Pemanfaatan Limbah Di PG. Madukismo 14
6. Kapasitas Produksi dan masa Produksi ................ 15
7. Perhitungan Biaya Produksi ........................... 16
8. Penentuan harga ...................................... 17
B. Pemasaran..................................................... 17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................... 18
B. Kritik dan Saran.............................................. 20
LAMPIRAN............................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA......................................................... 23
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini agar kita mengenal dunia kerja.
Selain itu kita dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib
kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai, dll.
Kita juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagi rekreasi, tapi
menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi
industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di PT. MADU
BARU (PG/PS MADUKISMO) tersebut.
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman kita tentang dunia
kerja. Siswa siswi pun dituntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan
industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia industri. Kunjungan industri
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada murid tentang industri dan proses
produksi di bidang bisnis dan managemen. Kita harus membandingkan proses
produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di kelas.
Adapun dibawah ini adalah maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Kunjungan
Industri Program Keahlian Teknik Kimia Industri Tahun 2019 sebagai berikut :
1. Melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.
103 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014.
2. Meningkatkan keterampilan dan memperluas informasi beserta ilmu yang dimiliki
sebagai bekal untuk memasuki dunia pekerjaan.
3. Sebagai upaya untuk memperkenalkan suasana industri kepada siswa untuk
persiapan mengadapi masa pelaksanaan Praktek Kerja Industri.
4. Membentuk siswa yang berpotensi sesuai dengan bidang keahliannya.
5. Memberikan pengetahuan siswa tentang proses yang terjadi di industri secara
langsung dan terstruktur.
6. Memberikan wawasan kepada siswa untuk menghadapi keadaan yang terjadi di
dunia kerja.
1
7. Menyelaraskan antara materi yang didapat pada saat kegiatan belajar – mengajar
dengan proses industri yang terjadi sebenarnya secara langsung.
8. Mengenalkan jenis dari pekerjaan ang akan dilakukan pada saat pelaksanaan
Praktek Kerja Industri (Prakerin) secara langsung.
9. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi kepada siswa dibidang industri.
10. Menjadi salah satu proses tahapan dalam pengimplementasian materi Program
Keahlian Teknik Kimia Industri.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PG. MADUKISMO
PG. Madukismo adalah pabrik gula terbesar yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha
pokok pabrik gula dan pabrik alkohol spritus madukismo, Prospek pengembangan
usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi
suatu perusahaan agro industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan
inovatif mengahadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani sebagai mitra
sejati. Sejarah Perkembangan PG. Madu Kismo didirikan pada tanggal 14 juni 1955
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Setelah kurang lebih 3 tahun berdiri baru
dilaksanakan peresmian oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958 yang
terletak di daerah Yogyakarta selatan, Kasihan, Bantul. Dulu pabrik ini hanya
3
memproduksi gula, namun pada tahun 1959 hingga kini PG. Madukismo
memproduksi gula dan alkohol atau spritus, pada saat itu pemegang saham terbesar
adalah Sri Sultan Hamengku buwono IX yaitu 75% sedangkan sisanya 25% di pegang
oleh pemerintah R.I. kemudian saat ini ada perubahan kepemilikan saham menjadi 65%
dimiliki oleh Sri Hamangku Buwono X, dan pemerintahan memegang 35% yang
dikuasai oleh P.T. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA. Tujuan dari didirikan
pabrik ini yaitu agar masyarakat dapat menikmati gula hasil produksi dalam negri,
tidak hanya dari luar. Dahulu PG. Madu kismo bernama PG. Padokan dengan luasan
yang sangat kecil, pada masa Belanda PG. Padokan hancur lebur, atas jasa Sri Sultan
Hamengku Buwono IX kemudian didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan
nama Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madu kismo tujuannya adalah
untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena
dibumihanguskannya Pabrik-Pabrik Gula waktu itu.
Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk
bekerja. Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman,
panen serta di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu
masa giling. PG. Madukismo tidak hanya memproduksi gula, juga menawarkan paket
wisata edukasi agroindustri. Perjalanan Wisata Agro Industri ini adalah wisata untuk
melihat proses produksi yang dilaksanakan. Kita akan di antar menggunakan gerbong
yang ditarik oleh lokomotif tua. Biasanya wisata ini dilaksanakan pada masa giling
yakni bulan Mei – November. , Daerah Istimewa Yogyakarta dahulu kala terdapat
banyak pabrik gula, Dengan luasan daerah yang tidak begitu besar wilayah ini
memiliki 17 Pabrik gula yakni PG. Randugunting, PG. Tanjungtirto, PG Kedaton
Pleret, PG Wonocatur, PG padokan, PG Bantul, PG Barongan, PG Sewu Galur, PG
Gondanglipuro, PG Pundong, PG Gesikan, PG Rewulu, PG Demakijo, PG Cebongan,
PG Beran, PG Medari, dan PG Sendangpitu, namun pada jaman mallaise atau lebih
disebut jaman meleset yakni supply gula dunia berlebih maka banyak pabrik tersebut
yang tutup. Setelah ada kesepakatan perdagangan tahun 1931 yang terkenal dengan
Charbourne Agreement yang berdampak pada pengurangan produksi gula termasuk di
Yogyakarta dari sekitar 3 juta ton menjadi 1,4 juta ton per tahun. Akhirnya dari 17
hanya tersisa 8 pabrik gula yakni PG.Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Padokan,
PG Gondanglipuro, PG Gesikan, PG Beran, PG Medari, namun saying saat agresi
militer ke II tahun 1948 semua bangunan pabrik tersebut dibumi hanguskan dan rata
dengan tanah tapi masih ada beberapa yang menyisakan temboknya saja. Pada tahun
4
1955 diatas bangunan Pabrik gula Padokan yang turut dibumi hanguskan dibangun
PG Madukismo atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX dan diresmikan
pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno dan mulai berproduksi tahun itu
juga.
2. Ketenagakerjaan
Pada waktu musim giling tiba, masyarakat yang bekerja sebagai pekerja musiman
dapat ditarik masuk ke pabrik gula Madukismo, Selain menarik masyarakat yang
belum mempunyai pekerjaan untuk bekerja, pabrik gula Madukismo juga berperan
membantu para petani tebu yang terlibat dalam proses penanaman. Yang mana pada
saat musim panen tebu tiba para petani tidak akan kesulitan untuk mengolah tebu
tersebut. Karena hasil panen tebu tersebut akan disalurkan ke pabrik, bahkan pabrik
gula Madukismo akan memberikan kontrak untuk jangka waktu tertentu, sehingga
petani hanya tinggal menyerahkan hasil panen tebu kepada pabrik gula.
5
C.Jenis Usaha (Produk Keluaran)
a. Gula Kristal Putih
b. Gula Pasir
6
Gambar 2.5 Hasil Produksi PG Madukismo Berupa Gula Pasir
c. Alkohol
~ Misi :
7
1. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat industri di Indonesia.
2. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah
lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif, memberikan
pelayanan prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan
dengan petani.
3. Mengembangkan produk atau baru yang mendukung bisnis inti.
4. Menempatkan karyawan dan stake hoders lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaiaan share holders values.
BAB III
8
3. Proses Produksi
Produksi gula melewati tahap pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula,
pemurnian nira dengan sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan
pengemasan. Proses untuk menjadi gula yang manis yang kita komsumsi melalui
proses yang panjang, Penanam pohon tebu hingga berumur sekitar 1 tahun agar
mencapai kemasakan yang optimal dan melalui proses penggilingan untuk
pemerahan nira yang mendapatkan sari gula, kemudian pemurnian nira dengan
sulfitasi kemudian penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan, dan
gula putih yang manis dan hiegenis.
9
Bahan baku utama dalam pembuatan gula di PG. Madukismo adalah tebu.
Untuk mendapatkan bahan baku ini, PG. Madukismo bekerjasama dengan para
petani lokal yang ada disekitarnya. Luas lahan yang digunakan untuk penanaman
tebu ini sekitar 5000-6000 hektar. Usia tebu yang digunakan untuk membuat gula di
PT. Madubaru ini berkisar antara 8-12 bulan. Jenis varietas tebu yang dipilih sebagai
bahan baku pembuatan gula adalah varietas tebu yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
a. Pertumbuhan cepat
b. Tahan terhadap hama penyakit
c. Umur masak pendek, hasil panen per hektar tinggi
d. Rendemen tinggi
10
diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian
disaring menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira
jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan
kemudian dikirim kestasiun penguapan.
3) Penguapan Nira (Evaporasi) Nira jernih masih banyak mengandung uap air.
Untuk menghilangkan kadar air dilakukan penguapan (evaporasi). Dipabrik
gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan
sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat
dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya terdiridari 4-5 bejana yang bekerja
dari satu bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang
pemanas 5990m2 vo. Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan
menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini
terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa
nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan
dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan
dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap
nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana
nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan
menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai
pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan
kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan
siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor
sentral dengan perantara pompa vakum.
4) Kristalisasi Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam
suatu pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan
terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal
gula. Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai
produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur
untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan
dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya
650c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi.
Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop).
Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung
pendinginan (kultrog).
11
5) Pemisahan Kristal Gula Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan
saringan yang bekerja dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas
memisahkan gula terdiri dari:
1) 3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A.
2) 4 buah bactch sangerhousen 48” X 28” untuk masakan B.
3) 2 buah western stated CCS untuk D awal.
4) 6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS.
5) 3 buah BNA 850 K untuk gula D. Dalam tingkatan pengkristalan,
pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada tingkat ini
terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya
sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya
pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes
gula).
6) Pengeringan Kristal Gula Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi
masih cukup tinggi, kira-kira 20% Gula yang mengandung air akan mudah
rusak dibandingkan gula kering, untuk menjaga agar tidak rusak selama
penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan
dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-
kira 800c. pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS
pada talang goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan
dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan cara ini membutuhkan
ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-
pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip
aliran berlawanan dengan aliran udara panas.
12
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Alkohol
Bahan Baku :
Bahan baku yang digunakan untuk membuat bioetanaol adalah tetes, yang
merupakan hasil sampingan dari PG. Madukismo. Proses yang dipakai adalah
peragian (fermentasi), dari ragi yang dipakai : Sacharomyces Cereviceae. Enzim
yang ada dalam ragi ini mengubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi
alkohol dan gas CO2
Reaksi kimia :
• Sakarosa dihidrolisa menjadi glukosa (gula reduksi)
C12 H22 O11+ H2O → 2C6 H12 O6
• Gula reduksi bereaksi menjadi alkohol.
1) Pengenceran
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14’ tetestebu.
Sebelumnya tetes tebu diukur di tangki ukur.
2) Penyaringan (Filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2 SO4 agar
tetes tebu tidak tekontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak
gagaldalm proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri
khusus yangdapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.
13
3) Peragian
Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan
fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri
(Sacharomyces Cerevisiae).
4) Destilasi (Penyulingan)
Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi.Destilasi atau
penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol
lebihtinggi. Di P.S Madubaru destilasi dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi
bertingkat.
14
Gambar 3.3 Tabel Limbah Dan Hasilnya
Limbah Padat a. Pasir/ lumpur Berupa kotoran yang dibawa oleh nira mentah.
b. Abu ketel uap Merupakan sisa pembakaran di stasiun ketel uap . c. Debu/ longes
dari ketel uap Merupakan debu hitam yang keluar lewat cerobong asap. d. Blothong
Merupakan endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di stasiun pemurnian nira.
Limbah Cair a. Bocoran minyak pelumas Berasal dari pelumas mesin – mesin
di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian kendaraan garasi
pabrik. b. Limbah soda Berasal dari cucian pan – pan penguapan di pabrik gula yang
kandungan COD dan BOD nya cukup tinggi. Limbah Gas Berupa bau belerang dan
bau busuk lain yang dihasilkan selama proses pembuatan gula.
15
Limbah Cair a. Bocoran Minyak Pelumas Bocoran minyak ini dipisahkan
dari air limbah didalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum –
drum untuk dimanfaatkan lagi. b. Limbah soda Limbah yang jumlahnya relatif
sedikit ini, pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
Limbah Gas Limbah yang berupa gas ini ditanggulangi oleh alat – alat yang
terkait (inhouse keeping). Untuk mengatasi hal tersebut, pada ketel dilengkapi
dengan dust collector dan cyclone yang dapat memisahkan partikel dari gas dengan
cara memasukan aliran gas menurut gerakan rotasi dan membentuk vorteks sehingga
menimbulkan gaya sentrifugal yang akan melempar partikel secara radialke arah
dinding cerobong.
16
Peralatan/ mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan
/pembuatan spiritus, yaitu meliputi :
a. Tengki pencampur
b. Tengki peragian
c. Tengki penggilingan
b.Biaya Penolong
e.Pajak :
•PG Madukismo membayar pajak setiap tahun ke Kantor Pajak Bantul dengan
menghabiskan biaya sekitar 20 Milyar Rupiah / tahun.
8. Penentuan Harga
a.Produk Gula Pasir Harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik gula ini disesuaikan dengan
harga pokoknya. Selain itu, karena di perusahaan ini dilakukan penjualan dengan sistem
17
lelang, maka biasanya diawali dengan harga dasar yang sudah ditentukan. Misalnya,
apabila harga pokok Rp 8.000,00 / liter maka dalam lelang diawali dengan harga dasar Rp
9.000,00 / liter dengan HET Rp 10.000,00 / liter.
b. Produk Spiritus Untuk produk ini harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik ini, yaitu
seharga Rp 20.000,00 / liter.
B. Pemasaran
Wilayah Pemasaran dan Sistem Distribusi Produk yang dihasilkan dari PG/PS
Madukismo dipasarkan ke Jogjakarta, Semarang, dan Solo. Untuk sistem
distribusinya umumnya dilakukan kepada masyarakat secara langsung dan lelang
tertutup (gula pasir). Untuk lelang tertutup disini berarti siapapun yang menawar
dengan harga tertinggi, maka dialah yang akan mendapatkan gula pasir tersebut,
misalnya pabrik akan melelang gula pasir sebanyak 230 ton dimulai dengan harga Rp
8.000,00/kg dan ternyata dalam lelang tersebut ada yang menawar, misalnya dari
pihak Carrefour menawar dengan harga Rp 10.000,00/kg dan harga tersebut
merupakan harga yang tertinggi dalam lelang tersebut, maka pihak Carrefour-lah yang
berhak mendapatkan gula pasir tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, penggunaan mesin-mesin (mekanisaai) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi gula. Meskipun mesin-mesin yang digunakan bukan mesin
berteknologi canggih. Pada umumnya mesin-mesin yang digunakan oleh pabrik-
pabrik gula di Indonesia pengoprasiannya dilakukan oleh manusia. Mesin-Mesin
tersebut bekerja secara manual tidak secara komputerisasi.
Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan mesin-
mesin tersendiri. Adapun tahapan-tahapan pembuatan gula itu adalah :
19
B. Kritik dan Saran
1. Untuk Sekolah
- Lebih kreatif dalam mencari perusahaan untuk kunjungan industri agar siswa
dapat lebih banyak mengambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan
dunia kerja.
- Kegiatan lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat
mengetahui proses pembuatannya.
2. Untuk Perusahaan
20
- Lebih fleksibel/terbuka dalam memberikan penjelasan mengenai kegiatan
perusahaannya.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
21
22
Daftar Pustaka
23
http://gudangmakalahnew.blogspot.com/2018/12/makalah-pt-madukismo-
yogyakarta.html?m=1
https://www.academia.edu/33019303/Laporan_Kunjungan_Industri_PT_Madu_Kism
o_Magelang.docx
https://id.scribd.com/doc/246082929/Laporan-Kunjungan-Industri-PT-Madukismo
https://www.njogja.co.id/bantul/wisata-indrustri-pabrik-gula-madukismo-jogja/
http://psmadukismo.blogspot.com/2010/08/company-profile.html
CATATAN
24
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
25