Anda di halaman 1dari 11

BAB 8

MINYAK NABATI

1.1. Minyak Kelapa


1.1.1. Sifat - Sifat
a) Minyak kelapa tersusun dari asam palmitat 9,5%, asam stearat 2,4%, asam oleat
8,2%, asam linolat 1,5%, asam miristat 18,1%, asam laurat 44,9%, asam dekoat
7,6%, asam oktoat 7,8%.
b) Titik lebur 24 - 28oC
c) Berat jenis 0,926
d) Angka sabun 253,4 - 262
e) Angka yod 6,2 - 10
f) Titik bakar 350oC

1.1.2. Bahan Baku


Kopra, uap air, petroleum eter dan NaOH

1.1.3. Data Kuantitatif


Untuk 1 ton minyak kelapa diperlukan :
- Kopra 1,4 ton
- Uap air 0,7 m3
- Listrik 14 KWh
- Petroleum eter ⅟4 kg

1.1.4. Diagram Alir


1.1.5. Uraian
a) Kopra dipanaskan sehingga minyak terpisah dari jaringan (tissue) sampai suhu
50oC atau dengan digestasi dengan uap pada tekanan 2,5 atm - 4 atm.
b) Penekanan atau ekstraksi.
c) Netralisasi
Menghilangkan asam lemak bebas dengan NaOH, sesuai dengan adanya asam
lemak bebas dalam kopra, (atau dengan uap air dalam hampa udara)
d) Bleaching
Pigmen (warna) dihilangkan dengan fuller earth dan sedikit arang tulang hewan.
Proses terjadi pada 105-115oC dan selalu diaduk.
e) Menghilangkan bau dengan uap (deodorisasi)
Asam lemak dihilangkan baunya dalam ketel dengan tekanan 6 mm Hg dan
proses terjadi pada 220-250oC. kalau suhu rendah waktu lebih lama. Sesudah itu
didinginkan dengan segera karena pada suhu tinggi minyak mudah teroksidasi
oleh oksigen dari udara.

1.1.6. Kesukaran Teknik


- Merancang penetralan
- Merancang penghilangan bau dengan baik

1.2. Minyak Jagung


1.2.1. Sifat - Sifat
a) Susunan : minyak jagung tersusun dari asam palmitat 7,5%, asam stearat 3,5%,
asam oleat 46,3%, asam linoleat 42%, asam arachidat 0,5% dan asam lignoserat
0,2%
b) Berat jenis 0,92
c) Indeks bias 1,477
d) Titik setting -10o - 15oC
e) Titik asap 227oC
f) Titik nyala 294 oC
g) Titik bakar 346 oC
h) Angka penyabunan 188 - 193
i) Angka yod 117 – 130
1.2.2. Bahan Baku
Biji jagung , air dan SO2

1.2.3. Data Kuantitatif


Untuk 1 ton minyak jagung diperlukan:
- Kopra 22 ton
- Uap air 1,4 ton
- Air 800 m3
- Listrik 14 KWh
- Petroleum eter ⅟4 kg

1.2.4. Diagram Alir

1.2.5. Uraian
Jagung dibersihkan dan ditumbuk, kemudian dimasukka dalam steep tank dialiri
gas SO2 dan diberi air. Hasil dipindahkan ke steep corn tank. Di steep corn tank
dipisahkan gula, tepung dan dekstrosa. Hal ini tak dibicarakan disini. Dari steep
corn tank bahan yang telah bebas gula, tepung dan dekstrosa pindah ke alat
pemisah lembaga (germ). Pemisah germ ini ada dua tingkat. Dari pemisah germ
pindah ke alat saring tekanan dan kesaringan minyak. Minyak terus direfine. Dari
refiner didapat sabun dan minyak yang telah direfine diputihkan dan dihilangkan
baunya. Kemudian didinginkan dengan cepat dan disaring dengan tekanan, didapat
minyak.
8.4.1. Industri Minyak Jagung
Jagung dapat diolah menjadi berbagai macam hasil, agar dapat memberi
manfaat yang lebih banyak, dengan memperhatikan selera dan permintaan
konsumen.

A. Proses Pengolahan Jagung


Proses pengolahan terhadap jagung untuk memperoleh minyaknya terdiri dari :
1) Bagian karbohydrat, diproses menjadi hasil hasil produksi antara lain: beras
jagung, tepung jagung, semolina (bahan baku pembuatan bier) dan lain lain.
2) Bagian Germ ( lembaga ), diproses menjadi minyak jagung, dipakai untuk
minyak goreng.

Jagung sebagai bahan baku

Butir jagung mempunyai kadar minyak rata rata 3 %, tetapi jika diambil
lembaganya saja, maka kadar minyak dalam lembaga itu rata rata antara 22 –
28%. Minyak jagung adalah ester dari glyserol dengan asam lemak, dimana
semua radikal ( OH ) dari glyserol sudah di esterifikasi, karenanya disebut : Tri
Glyserida Ester.
Struktur molekulnya :
 Asam oleat: C17H33COOH merupakan komponen yang paling banyak
terdapat Dalam minyak jagung sekitar 20 – 70%. Dan asam linoleat:
C17H31COOH sekitar 16 – 67%, yang keduanya merupakan asam-asam
lemak yang tidak jenuh.

Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan poly unsaturated fat, yaitu
lemak tak jenuh yang justru aktif menurunkan kadar cholesterol dalam darah.
Cholesterol adalah sterol yang terdapat dalam fat, dan bersifat dapat membuat
kerak dalam pembuluh darah, sehingga akan terjadi penyempitan dalam
pembuluh darah tersebut akibatnya orang yang terkena akan menderita penyakit
“ tekanan darah tinggi “.
Rumus molekul Cholesterol: C27H46O yang umumnya banyak terdapat dalam
Lemak hewan.

B. Proses Pembuatan Minyak Jagung Dalam Industri


Prinsip operasi dalam industri ini adalah: Ekstraksi minyak jagung dengan
solvent organik dan hasilnya didestilasi atas dasar perbedaan titik didih untuk
memisahkan minyak jagung dengan solventnya.

Bahan Baku :
Bahan baku dan bahan bahan pembantu lainnya yang dipakai dalam
memproduksi minyak jagung adalah :
Bahan utamanya adalah jagung dari segala macam jenis jagung kuning dengan
kualitas baik dan mengandung 14% air (optimal moisture content).

Bahan bahan pembantu :


1) n – Hexane ( C6H14 ): Berfungsi sebagai solvent organik yang dapat
melarutkan minyak jagung.
2) Garam NaCl dan NaOH: Berfungsi untuk menghilangkan Free Fatty Acid
dan impurities dari crude oil.
3) Bleaching earth dan Carbon Active: berfungsi menyerap warna dari crude oil
melalui proses bleaching.
4) Ascorbyl Palmitat: Berfungsi sebagai penyerap bau melalui Deodorizer
process. Tetapi pada kondisi tekanan vacuum 10 kg/cm2 dan suhu 200oC, bau
dan rasa yang tidak diinginkan dalam minyak bisa hilang.

C. Proses Pengolahan Minyak Jagung


Proses operasi pengolahan ini dilaksanakan melalui 2 unit pengolahan yaitu :
1) Unit Corn Mill
Mengolah bagian karbohydrat dari jagung, sehingga menghasilkan bermacam
macam hasil : beras jagung, lembaga jagung, tepung jagung, dan dedak
jagung.
Unit Corn Mill ini meliputi 3 tingkat proses, yaitu :
a) Proses Pengeringan ( drying process ).
Unit ini bertugas untuk menurunkan kadar air dalam jagung apabila lebih
dari 14%, pada suhu 70 – 90 oC dengan sistim udara panas yang
mengadakan kontak langsung dengan jagung yang dikeringkan.

b) Proses Pemecahan ( Degerminating Process ).


Butir butir jagung yang kadar airnya telah dipenuhi dan bersih, dikenakan
proses pemecahan dalam degerminator, yaitu sebuah alat yang terdiri dari
lempengan plat berbentuk silinder, bagian pinggirnya diberi potongan plat
yang dilekatkan miring dan berfungsi sebagai penghancur dan bagian
luarnya diselubungi dengan plat lebar yang berlubang lubang dan
berfungsi sebagai screen. Dari proses ini butir butir jagung yang halus
diangkut ke Roller Mill (penggiling), sedang yang masih kasar direcycle
ke degerminator. Butir butir jagung halus berukuran maksimum 5.000
micron.

c) Proses Penggilingan ( milling ).


Roller Mill merupakan alat untuk menggiling campuran butir butir kasar
dan medium supaya memperoleh butir butir jagung yang lebih halus,
kemudian dipisahkan melalui screen yang bergerak secara longitudinal.
Partikel partikel yang tidak tersaring dikembalikan ke Roller Mill untuk
penggilingan ulang, sedang partikel partikel yang menembus saringan
berukuran maksimum 2.400 micron merupakan finished product dari
proses Corn Mill.

2) Unit Oil Mill


Mengolah lembaga jagung untuk menghasilkan minyak jagung yang bersih
dari segala impurities sampai siap untuk dikonsumsi. Unit ini mengolah
product yang diperoleh dari Unit Corn Mill sampai diperoleh minyak jagung
(Corn Oil), disamping hasil sampingnya: Soap Stock dan Maize Cake Meal.
Proses pengolahan pada Unit Oil Mill ini meliputi 3 tingkatan proses,yaitu :
a) Unit Persiapan dan Ekstraksi
b) Unit Refinery
c) Canning

Lembaga jagung berkadar minyak 24%, dan karena lembaga jagung ini
termasuk biji-bijian yang kandungan minyaknya rendah, maka pengambilan
minyaknya ini akan lebih efficient melalui proses extractie dengan solvent
organik. Kecuali kadar airnya 14%, maka penyimpanan lembaga jagung
jangan terlalu lama, sebab bisa terjadi proses fermentasi yang bisa
menyebabkan kadar Free Fatty Acid akan naik. Asam lemak sebagai free
fatty acid yang tergolong paling banyak dalam minyak jagung adalah asam
oleat : C17H33COOH dan juga asam Linoleat: C17H31COOH.

a) Unit Persiapan dan Ekstraksi


(1)Unit Persiapan:
Lembaga jagung dikenakan proses pemasakan dalam cooker pada
suhu 90oC dan proses penghalusan dalam alat penggumpal sehingga
dicapai kehalusan 0,2 mm. Tujuan dari flaker process (proses
penggumpalan) adalah untuk memperluas permukaan lembaga,
sehingga kontak antara solvent dan sel sel minyak akan lebih besar,
sehingga proses ekstraksi mencapai hasil yang maksimal. Hasilnya
disebut Flaker Germ.
Cooker berpengaduk untuk memasak lembaga, pemanasannya dapat
dengan indirect atau direct steam, dan suhu yang diperlukan adalah 80
– 90 oC. Kadar air maksimum harus 11% agar prose ekstraksi berjalan
baik, jika kadar air kurang dari 11% perlu ditambah air secara imbibisi.

Tujuan dari proses pemasakan (cooking process) ini, adalah :


- Untuk mempermudah pecahnya sel sel minyak, sehingga minyak
cepat keluar dari bahannya, apabila dikenakan process ekstraksi
nanti.
- Melunakan dan mengatur kadar air serta memperbesar pori-pori.

(2)Unit Extraction :
Proses extractie dilakukan dalam extractor dengan solvent organik,
yaitu: n – hexane ( C6H14 ). Extractor extractor terdiri dari buckets
(ember ) sebanyak 55 buah yang disusun 4 tingkat secara paralel, dan
setiap buckets berkapasitas 25 kg dan bergerak melingkari roda yang
berputar, yang digerakkan oleh “Piston Pump“ yang kecepatannya
diatur oleh electric timer.
Susunan buckets pada rantai diletakkan dalam ruangan tertutup
untuk menghindari hilangnya solvent karena menguap. Atas dasar
kapasitas masing masing buckets, jumlah buckets dan pengaturan
waktu dengan electric timer, maka dapat ditentukan kapasitas produksi
setiap harinya.

b) Unit Refinery
Unit refinery melakukan proses refining terhadap crude oil hasil extractie
terutama untuk membersihkan asam lemak bebas (Free Fatty Acid)
disamping kotoran kotoran lain. Free Fatty Acid ini sangat besar
pengaruhnya terhadap minyak, disebabkan karena asam asam lemak ini
adalah asam-asam yang tidak jenuh sehingga karena proses oksidasi
dengan O2 dari udara, akan pecah menjadi senyawa senyawa lain yang
diantaranya juga aldehyda dan keton, yang menyebabkan minyak berbau
tengik/lekak. Salah satu usaha untuk menghilangkan FFA ini adalah
dengan proses Neutralisasi.
Unit refinery dibagi menjadi 3 tingkatan proses, yaitu :
1. Proses Neutralisasi
2. Proses Pemucatan (Bleaching)
3. Proses Deodorisasi

Hasil yang diperoleh dari refinery ini antara lain :


- Corn Oil ( minyak jagung ) = minyak goreng
- Soap Stock : bahan pembuat sabun kasar (waste product ).

(1)Proses Neutralisasi
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan/menetralkan Free Fatty
Acid (FFA) dan impurities lainnya pada Crude Corn Oil dengan reaksi
penyabunan (saponifikasi). Crude Oil dipompa ke tangki netralisasi,
kemudian dipanaskan pada suhu 60 oC, selanjutnya ditambah larutan
NaCl 20 Be sambil diaduk dan disemprotkan air melalui sprayer dari
atas. Settling dikenakan selama 4 jam sampai membentuk lapisan
antara minyak hasil netralisasi dibagian bawah dan soap stock dibagian
atas. Soap Stock dipisahkan dari minyaknya dipompa ke dalam tangki
penampung, yaitu Neutralized oil tank. Dalam proses neutralisasi
terjadi reaksi penyabunan.
Sabun yang terbentuk dapat mengabsorbsi lendir, sebagian zat zat
warna serta kotoran kotoran lain yang terdapat dalam minyak jagung.
Dari proses dengan NaOH Ini dapat mengurangi FFA sampai 0,03%.

(2)Proses Pemucatan
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan zat warna , karena diantara
zat warna memiliki daya larut yang tinggi sehingga sukar dihilangkan
selama proses netralisasi, maka zat warna ini perlu diserap dengan
absorbence. Warna kuning dan warna merah pada minyak jagung ini
disebabkan adanya pigment pigment dan pigment pigment ini hanya
dapat dihilangkan dengan cara diserap. Bleaching earth dapat menyerap
warna merah sedang karbon aktif menyerap warna kuning. Proses ini
dilakukan dalam bleacher yang bekerja dalam suasana vacum ( 60 cm
Hg ), pada suhu 110 oC sambil diaduk selama 30 menit. Kemudian
didinginkan pada suhu 70oC dan dipompa ke filter press dan filtrat
yang keluar adalah bleached oil dan dikenakan proses deodorisasi.
(3)Proses Deodorisasi
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan bau dan rasa yang
tidak diinginkan yang terdapat dalam minyak jagung, dan proses ini
dilakukan dalam tangki deodorizer yang bekerja pada tekanan vacuum
74 cm Hg, suhu 200 oC.
Pada suhu 200 oC dan tekanan rendah, maka komponen komponen bau
dan rasa yang tidak diinginkan (volatile matter), akan keluar bersama
sama uap panas. Proses ini berlangsung selama 3 – 6 jam dan ini masih
tergantung keadaan FFA-nya. Minyak dari hasil proses deodorisasi
dibawa ke refined oil tank dan siap diangkut ke canning department.

Anda mungkin juga menyukai