MODUL 2
ALAT DAN PROSES
INDUSTRI KIMIA
Penulis:
Penulis:
Reviewer:
i
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan bimbingan-Nya sehingga modul Dasar-dasar Kimia Analisis dapat
diselesaikan. Modul ini merupakan modul ke-4 dari serial pendalaman materi
Teknik Kimia sebagai sumber belajar kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.
Kritik dan saran dari semua pihak selalu terbuka untuk penyempurnaan modul
ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di
Indonesia, khususnya peningkatan kualitas guru-guru Teknik Kimia.
Bandung, 30 Oktober2019
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Daftar Isi v
Daftar Gambar ix
Pengantar Modul 1
A. Pendahuluan 5
B. Capaian Pembelajaran 6
C. Uraian Materi 7
1. Gambar Teknik 7
2. Diagram Alir 27
D. Forum Diskusi 38
E. Startegi Pembelajaran dengan Menerapkan TPACK 39
F. Rangkuman 41
G. Test Formatif 41
H. Daftar pustaka 48
Kegiatan Belajar 2: Alat Industri Kimia 49
A. Pendahuluan 51
B. Capaian Pembelajarn 52
C. Uraian Materi 53
1. Alat pengalir Fluida 53
a. Pompa 53
b. Komresor 62
2. Alat pengalir Zat Padat 64
3. Peralatan Proses pembesaran (size enlargement) 68
4. Alat Pereaksi (reactor) 69
v
5. Alat pengukur tekanan temperatur laju air dan level 71
6. Peralatan pengukur tekanan temperatur laju air dan level
dalam sistem pengendalian menggunakan software 75
7. Sistem kendali proses secara tradisional dalam industri kimia 78
D. Contoh Penerapan PCK (Padagogical and Content Knowledge) 79
E. Forum Diskusi 80
F. Rangkuman 80
G. Test Formatif 81
H. Daftar pustaka 85
Kegiatan Belajar 3: Proses Industri Kimia 87
A. Pendahuluan 89
B. Capaian Pembelajaran 90
C. Uraian Materi 91
1. Pengolahan Air 91
2. Pembuatan garam dapur, soda dan asam klorida 97
3. Pembuatan Asam Sulfat 104
4. Pembuatan pupuk nitrogen dan posfor 106
5. Pembuatan semen dan kaca 108
6. Pembuatan pulp dan kertas 113
7. Pembuatan zat warna 114
8. Pembuatan Cat 116
9. Pengolahan Minyak Bumi 118
D. Contoh Penerapan PCK (Padagogical and Content Knowledge) 122
E. Forum Diskusi 123
F. Rangkuman 124
G. Test Formatif 126
H. Daftar pustaka 130
Kegiatan Belajar 4 : Limbah Industri dan Pengolahannya 133
A. Pendahuluan 135
B. Capaian Pembelajaran 136
C. Uraian Materi 137
vi
1. Pengolahan Limbah Industri 137
2. Pembuatan gula tebu, alcohol dan MSG 142
3. Pengolahan lemak, minyak dan margarin dari serealia 146
4. Pembuatan sabun dan deterjen 149
5. Pengolahan karet alam dan sintesis 152
6. Pengolahan polimer dan plastic 154
7. Proses elektroplating 157
8. Pembuatan bahan bakar nabati 159
D. Contoh Penerapan PCK (Padagogical and Content Knowledge) 160
E. Forum Diskusi 161
F. Rangkuman 161
G. Test Formatif 163
H. Daftar pustaka 168
Forum Tugas 168
Test Sumatif 169
Kunci Jawaban Tes Formatif 180
Kunci Jawaban Test Sumatif 182
vii
Daftar Gambar Hal
viii
Gambar 1.1 Contoh Kepala Gambar (http://pendidikan.id). 10
Gambar 1.2 Jenis Huruf dan Angka Tegak (http://pendidikan.id). 11
Gambar 1.3 Penulisan Huruf dan Angka Miring 75 11
(http://pendidikan.id).
Gambar 1.4. Jenis-Jenis Proyeksi (http://pendidikan.id). 17
Gambar 1.5 Proyeksi Piktorial (http://pendidikan.id). 18
Gambar 1.6 Proyeksi Aksonometri (http://pendidikan.id). 18
Gambar 1.7 Proyeksi Isometri (http://pendidikan.id). 19
Gambar 1.8 Proyeksi Dimetri (http://pendidikan.id). 19
Gambar 1.9 Proyeksi Trimetri (http://pendidikan.id). 19
Gambar 1.10. Proyeksi Miring (http://pendidikan.id). 20
Gambar 1.11. Proyeksi Perspektif (http://pendidikan.id). 20
Gambar 1.12. Proyeksi Ortogonal (http://pendidikan.id). 21
Gambar 1.13. Contoh Proyeksi Eropa (http://pendidikan.id). 21
Gambar 1.14. Contoh Proyeksi Amerika. (http://pendidikan.id). 22
Gambar 1.15. Mengubah Bentuk Proyeksi Dimetri ke Proyeksi Amerika 23
(http://pendidikan.id).
Gambar 1.16. Mengubah Proyeksi Isometri ke Proyeksi Amerika 24
(http://pendidikan.id).
Gambar 1 17. Mengubah Proyeksi Miring ke Proyeksi Eropa 25
(http://pendidikan.id).
Gambar 1.18. Mengubah Pandangan dari Proyeksi Dimetri ke Proyeksi 26
Eropa (http://pendidikan.id).
Gambar 1.19. Mengubah Proyeksi Isometri ke Proyeksi Eropa 27
(http://pendidikan.id).
Gambar 1.20. Mengubah Proyeksi Isometri ke Proyeksi Eropa 27
(http://pendidikan.id).
Gambar 1.21. Contoh Proses Flow Diagram Pabrik (Sila, 2003) 31
Gambar 2.1 Penampang lintang pompa positip displacement pumps 54
Gambar 2.2. Penampang pipa rotary dan reciprocating 54
Gambar 2.3. tahapan operasi pompa rotari (camlab.info) 55
Gambar 2.4. sistem kerja pompa reciprocating ( torak) (lh3.ggpht.com) 55
Gambar 2.5. Penampang lintang pompa diafraghma 56
(https://sanfordlegenda.blogspot.com)
Gambar 2.6 Penampang lintang pompa rotodinamik (klinikteknik.com) 57
Gambar 2.7 Pompa sentrifugal dan bagian pompa sentrifugal 57
(indiamart.com)
Gambar 2.8 Jet Pumps (GlobalSpech.com) 59
ix
Gambar 2.9 Airlift pumps dan proses kerja pompa 60
(https://gunawananeva.wordpress.com)
Gambar 2.10 Pompa Hidrolik (indiamart.com) 61
Gambar 2.11 Elevator pump (https://www.greenhousecanada.com) 61
Gambar 2.12. Sistem kerja kompresor torak (www.insinyoer.com) 63
Gambar 2.13 Penampang lintang kompresor putar 63
(theworkshopcompressor.com)
Gambar 2.14. Kompresor sentrifugal (nptel. al.in) 64
Gambar 2.15. Penampang lintang kompresor axial 64
(engineering.pudue.com)
Gambar 2.16. Belt Conveyor (easy sytem.cu) 65
Gambar 2.17 Scraper, Apron dan Bucket Conveyor (indiamart.com) 66
Gambar 2.18 Diagram bagian Screw Conveyor (powderbulksolid.com) 67
Gambar 2.19. Pneumatic Conveyor (plexicon.com) 68
Gambar 2.20. Hydraulic press dan screw extrude (zoro.com dan 69
azom.com)
Gambar 2.21. Reaktor Batch (img bin.com) 69
Gambar 2.22. Continuous Stirred Tank Reaktor (Informit.com) 70
Gambar 2.23 Bioreaktor (en.wikipedia.com)
Gambar 2.24 Diagram bimetal dan thermocouple 72
(polytecnichub.com dan bla zeprobes.com)
Gambar 2.25 Diagram Resistance Temperature Detector (automation.co) 72
Gambar 2.26 Prinsip kerja Diagphragm Pressure Gauge 73
(instrumentationtoday.com)
Gambar 2.27 Diaphgram Pressure Gauge (wika.co.uk)
Gambar 2.28 Sistem kerja pitot tubes (researchget.net) 74
Gambar 2.29 Alat ukur laju Fluida (indiamarket.com) 74
Gambar 2.30 Alat ukur Level Fluida (solutionwithinnovation.com) 75
Gambar 2.31 Diagram blok pengukuran level (tutorialspoint.com) 76
Gambar 2.32 Diagram blok Pengukuran temperature (x-engineer.org) 77
Gambar 2.33 Diagram Blok Pengukuran Tekanan (techtransfer.com) 77
Gambar 2.34 Pengendalian level fluida secara manual (slide share.com) 79
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengolahan Air Minum Lengkap 94
(https://humaspdamsmg.wordpress.com)
Gambar 3.2. Diagram Alir Pengolahan Air Proses 96
(http://kelolaair.blogspot.com)
Gambar 3.3. Proses Pembuatan Garam secara Penguapan Air Laut 98
(http://www.madehow.com)
Gambar 3.4. Pembuatan Garam dengan Cara Multiple Effect Evaporation 99
(http://www.madehow.com)
x
Gambar 3.5. Diagram alir Pembuatan Garam dengan Proses Open Pan 100
(https://eusalt.com/salt-production)
Gambar 3.6 Proses Penyiapan Awal (https://eusalt.com/salt-production) 101
Gambar 3.7 Pembuatan Garam dari Batuan Garam (Rock Salt) 101
(http://www.madehow.com/Volume-2)
Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Solvay (https://www.researchgate.net) 103
Gambar 3.9. Diagram Proses Pembuatan HCl 104
(https://industrialguide.co.in)
Gambar 3.10. Proses Pembuatan Asam Sulfat secara Proses Kontak 105
(https://www.researchgate.net)
Gambar 3.11. Bagan Alir Pembuatan Pupuk NPK 106
Gambar 3.12. Proses Pembuatan Semen 109
(https://www.engineeringintro.com)
Gambar 3.13. Proses Pembuatan Kaca Lembaran (http://juheekim.info) 112
Gambar 3.14. Bagan Alir Pembuatan Pulp Dan Kertas (slideshare.net) 113
Gambar 3.15. Proses Produksi Pewarna Azo (https://www.knick- 115
international.com)
Gambar 3.16. Diagram Alir Pembuatan Cat (kyushuiyaku. paints) 117
Gambar 3.17 Unit proses pengolahan minyak dan Jenis Fraksi 118
(docgoogle.com)
Gambar 3.18 Prinsip kerja alat destilasi minyak bumi (Youtube.com) 119
Gambar 3.19 reaktor cracking dan reaktor generator (researchgate.net) 120
Gambar 3.20 Diagram alir reforming (slideplayer. Info) 121
Gambar 3.21 Diagram alir proses Alkilasi (slideplayer. Info) 122
Gambar 4.1 Insenerator Rotary Kiln (slideplayer.com) 138
Gambar 4.2 Pengolahan Limbah Cair (Infokimia.com) 139
Gambar 4.3 Alur kerja Alat Cottrel (slideplayer.info) 140
Gambar 4.4 Sistem Penyimpanan Limbah B3 141
(EncyclopediaBritannica.Inc)
Gambar 4.5 Diagram Alir Pembuatan Gula Tebu
(Gunturrizki.wordpress.com) 142
xi
Gambar 4.11 Diagram Alir Pembuatan Deterjen 152
(srdchemicals.wordpress.com)
Gambar 4.12 Diagram Alir Proses Pembuatan Karet Sintetis Butil 153
(semanticscholar.com)
Gambar 4.13 Skema Diagram Injection Molding (techminy.com) 154
Gambar 4.14 Skema Ekstrusi (ptfe-machinery.com) 155
Gambar 4.15 Skema Diagram Molding Kompresi (sciencedirect.com) 155
Gambar 4.16 Skema Diagram Transfer Molding (techminy.com) 156
Gambar 4.17 Proses Blow Molding Secara Umum (engginnersedge.com) 156
Gambar 4.18 Alat Elektroplating Ni (kiyokawa.co.jp) 158
Gambar 4.19 Tahapan Proses Industri Eelektroplating 158
(Sciencedirect.com)
Gambar 4.20 Diagram Alir Proses Pembuatan Biodiesel 160
(reseachgate.com)
xii
Tabel 1.1. Alat-Alat Dasar Gambar Teknik 7
Tabel 1.2. Standar Skala Gambar 10
Tabel 1.3. Jenis-Jenis Garis 12
Tabel 3.1 Parameter Air Minum 92
Pengantar Modul
xiii
Anda telah memahami bahwa industri adalah suatu kegiatan yang bersifat
komersial, dimana didalamnya terdapat berbagai keterampilan kerja serta proses
teknologi untuk menghasilkan suatu produk dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Industri identik dengan tempat berlangsungnya suatu pabrik, dimana
manusia, mesin atau teknologi, material, energi, modal dan sumberdaya dikelola
bersama-sama dalam suatu sistem produksi dengan tujuan menghasilkan suatu
produk dan jasa yang efektif, efisien dan aman.
Suatu sistem produksi tidak lepas dari perencanaan, peralatan produksi dan
proses dari penyiapan bahan mentah, pengolahan dan perlakuan akhir produk.
Pengetahuan terhadap keseluruhan proses yang terjadi dalam industri perlu untuk
dikuasai oleh setiap individu yang akan terjun didalamnya.
Modul alat dan proses industri, merupakan salah satu upaya untuk
memberikan sumber belajar mengenai sistem industri secara menyeluruh, mudah
dan menarik untuk dipelajari. Penyusunan modul didasarkan pada hirarki konsep
sehingga urutan kajian yang disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipelajari.
Modul ini disusun dalam empat kegiatan belajar yaitu:
Kegiatan Belajar 1. Gambar Teknik dan Diagram Alir Proses
Kegiatan Belajar 2. Alat Industri Kimia
Kegiatan Belajar 3. Proses Industri Kimia
Kegiatan Belajar 4. Limbah Industri dan Pengolahannya
Setiap kegiatan dilengkapi dengan capaian pembelajaran dan sub capaiannya,
materi dan latihan serta test formatif. Pada awal setiap kegiatan selalu disertakan
cara anda mempelajari isi modul, yang jika anda lakukan maka kemampuan
penguasaan Anda terhadap materi akan dapat Anda ketahui melalui upaya evaluasi
diri. Penggunaan modul yang baik akan menghasilkan tingkat penguasaan materi
modul Anda akan lebih baik.
xiv
Kegiatan Belajar 1
1
2
A. Pendahuluan
Gambar teknik adalah alat yang digunakan oleh juru gambar (drafter) untuk
menyampaikan informasi yang dapat digunakan oleh teknisi untuk membuat,
mengerjakan, atau membetulkan suatu alat atau mesin. Selain untuk menyampaikan
informasi, ada fungsi lain dari gambar teknik, yaitu sebagai bahan dokumentasi
dalam menuangkan gagasan untuk pengembangan.
3
mengukur kemampuan anda menguasai modul. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jika nilai lebih dari 80%, lanjutkanlah ke kegiatan belajar berikutnya secara
berurutan. Jika tidak, maka kembalilah pada penjelasan modul, terutama bagian-
bagian yang anda anggap sukar. Setelah cobalah sekali lagi anda kerjakan soal-
soal tes formatif sampai Anda menguasai materi dengan baik.
B. Capaian dan Sub-Capaian Pembelajaran
4
C. Uraian Materi
1. Gambar Teknik
Dalam proses menggambar teknik terdapat alat-alat dasar yang biasa digunakan.
Selain itu, aturan standar menggambar teknik akan dibahas dalam modul ini.
1. Alat-Alat dan Aturan Dasar Gambar Teknik
Alat-alat dasar gambar teknik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.1. Alat-Alat Dasar Gambar Teknik
No Alat Ilustrasi Kegunaan
1 Busur Busur digunakan untuk
Derajat membagi sudut sama
besar. Busur dilengkapi
dengan garis-garis
pembagi sudut mulai dari
0o sampai 360o.
2 Kertas Kriteria kertas gambar
Gambar yang biasanya digunakan
untuk membuat gambar
teknik adalah kertas
gambar yang
permukaannya tidak
kasar.
3 Pensil Terdapat dua jenis pensil
yang dapat digunakan
dalam menggambar
teknik yaitu pensil batang
dan pensil mekanik.
4 Penggaris Penggaris T ini terdiri dari
T bagian mistar panjang dan
bagian kepala mistar
5
Tabel 1 (sambungan). Alat-Alat Dasar Gambar Teknik
No Alat Ilustrasi Kegunaan
5 Penggaris Penggaris siku terdiri dari
Siku satu penggaris segitiga
bersudut 45°, 90°, 45°
dan satu buah penggaris
bersudut 30°, 90° dan 60°
6 Jangka Jangka digunakan untuk
membuat lingkaran.
6
Tabel 1.1 (sambungan). Alat-Alat Dasar Gambar Teknik
No Alat Ilustrasi Kegunaan
9 Papan dan Kriteri dari papan meja
Meja gambar harus memiliki
Gambar perukaan yang rata, lurus
dan licin agar penggaris T
dapat bergeser.
7
Gambar 1.1 Contoh Kepala Gambar (http://pendidikan.id).
8
Gambar 1.2 Jenis Huruf dan Angka Tegak
9
Teori Garis
Jenis-jenis garis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 1.3. Jenis-Jenis Garis
Tipis
kontinu
D D1. Sama dengan C1
dengan sig-
sig
10
Tabel 1.3 (sambungan). Jenis-Jenis Garis
Garis
bergores
tipis, yang
dipertebal
pada
H1. Garis (bidang) potong
H ujung-
ujungnya
dan pada
percobaan
arah
11
Tabel 1.3 (sambungan). Jenis-Jenis Garis
Terdapat beberapa Teknik dalam membuat garis dan sudut. Teknik-teknik tersebut
sebagai berikut:
a. Menggambar Garis Tegak Lurus
Cara 1 Cara 2
12
b. Menggambar Garis Miring
13
f. Menggambar Garis menjadi Beberapa Bagian Sama Panjang
g. Menggabungkan Garis
i. Memindahkan Sudut
14
j. Membagi Sudut Siku-Siku Menjadi Tiga
15
Proyeksi Piktorial
Gambar benda tiga dimensi yang mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya.
Proyeksi pictorial ditunjukan pada Gambar 5.
16
Gambar 1.7 Proyeksi Isometri (http://pendidikan.id).
17
• Proyeksi Miring (oblique). Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar
dimana garis-garis proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk
sudut sembarang (miring). Proyeksi miring ditunjukan pada Gambar 10.
Proyeksi Orthogonal
18
Gambar 1.12. Proyeksi Ortogonal (http://pendidikan.id/bse).
Proyeksi orthogonal dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu proyeksi Eropa dan
proyeksi Amerika.
• Proyeksi Eropa. Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang letaknya terbalik
dengan arah pandangnya. Proyeksi Eropa ditunjukan pada Gambar 13.
19
• Proyeksi Amerika. Proyeksi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya
sama dengan arah pandangannya. Proyeksi Amerika ditunjukan pada Gambar 14.
20
Gambar 1.15. Mengubah Bentuk Proyeksi Dimetri ke Proyeksi Amerika
(http://pendidikan.id).
21
Gambar 1.16. Mengubah Proyeksi Isometri ke Proyeksi Amerika
(http://pendidikan.id).
Langkah pengerjaan proyeksi ini sama dengan cara mengubah proyeksi dimetri
ke proyeksi Amerika. Hal yang membedakan adalah hanya jenis proyeksi awal
benda saja. Namun, hasil yang didapatkan adalah sama.
22
Gambar 17. Mengubah Proyeksi Miring ke Proyeksi Eropa
(http://pendidikan.id).
23
membedakan hanya jenis proyeksi awal benda saja sedangkan hasil akhirnya adalah
sama.
24
Gambar 19. Mengubah Proyeksi Isometri ke Proyeksi Eropa
(http://pendidikan.id).
25
Flowchart ini bertujuan untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian
masalah menggunakan simbol-simbol standar secara sederhana, terurai, rapi, dan
jelas. Terdapat beberapa model Flowchart
a. System Flowchart merupakan suatu sistem alogaritma digunakan dalam proses
pengelolahan data serta hubungan antar peralatan tersebut. Sistem ini hanya
untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.
b. Program Flowchart merupakan suatu sistem yang menggambarkan urutan
logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Terdapat dua metode
penggambaran program Flowchart, yaitu: (i) Conceptual Flowchart (Metode
menggambarkan pemecahan secara global), dan (ii) Detail Flowchart (Metode
menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci).
26
• Simbol offline connector: Menyatakan sambungan
dari proses ke proses lainnya dalam halaman yang
berbeda
1. Processing Symbols
27
2. Input / Output Symbols
Pengertian Simbol dalam Diagram Alir Proses Kimia (Process Flow Diagram)
Process Flow Diagram (PFD) adalah proses industri yang digambarkan dalam
bentuk diagram dengan simbol seperti garis, lingkaran, segiempat, dan sebagainya.
Diagram ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara satu peralatan dengan
28
peralatan lain dalam proses industri. Contoh Process Flow Diagram dapat dilihat
pada Gambar 21.
No Simbol Alat
1 Stirred tank
2 Packed bed
29
No Simbol Alat
3 Fluid Bed
4 Electrochemical
(ii) Separator
No Simbol Alat
1 Setler / Decanter
(pemisahan cair dan cair)
2 Centrifuge
(pemisahan padat dan cair)
30
No Simbol Alat
5 Fractionator
(pemisahan gas dan cair jenis kolom
tray)
31
(iii) Mixer
No Simbol Alat
1 Simple mixer untuk pencampuran cair
dan cair
No Simbol Alat
1 Pompa jenis sentrifugal
32
No Simbol Alat
7 Kompresor jenis aksial
9 Ejektor
33
No Simbol Alat
16 Heat exchanger jenis cooler dan heater
(iv) Storage
No Simbol Alat
1 Storage sederhana untuk gas dan cair
34
(iv) Penghancur ukuran material/grinder
No Simbol Alat
1 Grinder jenis Roll Crusher
(iv) Penggumpal/agglomerator
No Simbol Alat
1 Agglomerator jenis drum
35
D. FORUM DISKUSI
Forum Diskusi
1. Pada proses pembuatan desain suatu alat, mula-mula seorang teknisi memiliki
kertas yang di dalamnya terdapat garis lurus dari titik A ke titik B dengan
panjang 2D. Teknisi tersebut berencana membagi garis tersebut menjadi 2 garis
yang sama panjang dengan bantuan jangka. Setelah dilakukan penggambaran
dengan jangka, diperoleh 2 garis AC dan CB yang sama panjang, dengan C
terletak di tengah-tengah AB.
Diskusikan dengan teman sejawat anda beberapa hal berikut:
(a) Buat garis AB dengan panjang tertentu
(b) Tentukan langkah-langkah penentuan titik C di antara garis AB tersebut
dengan gambar teknik sehingga jarak AC dan CB sama panjang. Uraikan
tahap demi tahap pembuatan garis tersebut!
2. Terdapat suatu alat berbentuk seperti gambar di bawah ini.
3. Jerami dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan karbon dan silika.
Proses utilisasi jerami menjadi silika dilakukan dengan cara mengkarbonisasi
jerami. Jerami yang telah dikarbonisasi kemudian dihaluskan untuk
mendapatkan ukuran yang homogen. Setelah itu, dilakukan ekstraksi silika
dengan menambahkan larutan NaOH. Dari hasil ektraksinya, produk memiliki
bagian padatan dan larutan silikat. Kemudian, tahapan selanjutnya adalah
melakukan pemisahan pada produk tersebut agar terpisah antara bagian padatan
dan larutan.
36
Untuk mendapatkan karbon, bagian padatan kemudian diambil dan dikeringkan,
yang kemudian selanjutnya hasil pengeringan akan digrinding agar mendapatkan
karbon powder.
Sedangkan, untuk memperoleh silika, larutan hasil pemisahan ditambahkan HCl
hingga berbentuk padatan silika. Padatan silika yang terbentuk tersebut
kemudian dikeringkan dan dihaluskan untuk memperoleh padatan silika dengan
ukuran yang homogen. Dari proses yang telah diuraikan, diskusikan dengan
teman sejawat mengenai beberapa hal berikut:
a) Gambarkan proses flow diagram dari uraian proses tersebut!
b) Tunjukan pada gambar, proses manakah yang membutuhkan energi lebih
banyak.
c) Tunjukan pada gambar, dimanakah proses ekstraksi silika terjadi.
d) Tunjukan pada gambar, dimanakah tahap pemisahan produk karbon dan
larutan silikat terjadi.
4. Diketahui sebuah himpunan A beranggotakan bilangan cacah positif yang
batasnya 1000. Sedangkan himpunan B beranggotakan bilangan cacah positif
yang batasnya 2000. Dan diketahui juga bahwa input nilai A harus lebih besar
dari 10 dan nilai B harus lebih besar dari 20. Jika nilai A dan B tidak memenuhi
yang dipersyaratkan, maka nilai C = 0 dan program akan terhenti. Jika nilai A
dan B memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka program akan dieksekusi
lebih lanjut. Untuk menghasilkan himpunan, bilangan C dapat diperoleh dari
persamaan A ditambah B. Untuk mendapatkan nilai C yang lebih besar dari 60,
diketahui nilai B yang diinput harus lebih besar dari 50. Dan untuk menghasilkan
nilai C yang lebih besar dari 30, nilai A yang diharuskan adalah A = 10. Dari
uraian di atas, diskusikan dengan teman sejawat bagaimana proses diagram alir
algoritmanya.
37
memadukan pengetahuan Teknik Kimia, pedagogic, serta teknologi informasi
dan komunikasi atau Technological Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK). Berikut ini contoh strategi pembelajaran dengan model Problem-
based Learning (PBL).
Tujuan pembelajaran:
Siswa mampu menggambar garis, bidang, benda, dan peralatan dengan teori
gambar teknik serta mampu memahami dan membuat diagram alir dan diagram
alir proses.
Langkah pembelajaran:
Pada tahap pertama, anda dapat memulai dengan mengorientasikan siswa
pada masalah actual dan otentik dalam kehidupan sehari-hari atau industri yang
dapat dipecahkan melalui prinsip gambar teknik dan diagram alir serta diagram
alir proses. Dalam hal ini, siswa bisa diarahkan untuk membaca beberapa artikel
tertentu yang ada di internet terkait proses industri kimia dan peralatan industri.
Pada tahap kedua, anda mengorganisasikan tugas belajar yang harus
difokuskan siswa. Dalam hal ini, anda menginisiasi siswa dan mendorong siswa
agar dapat membatasi permasalahan yang akan diselesaikan. Sebagai contoh,
siswa diarahkan untuk mencari informasi mengenai peralatan sederhana dan
proses kimianya untuk pembuatan fermentasi gula menjadi alkohol dengan ragi
tempe.
Pada tahap ketiga, anda mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, membuat diagram alir proses, serta membuat rancangan peralatan
yang bisa digunakan dengan gambar teknik. Anda dapat menyarankan untuk
menggunakan peralatan sederhana yang ada secara komersial.
Pada tahap keempat, anda mem-fasilitiasi siswa untuk membuat laporan hasil
kerja dan menyajikan dalam diskusi kelas.
Pada tahap kelima, anda membantu siswa untuk melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap hasil yang dilaporkan dan didiskusikan dalam kelas.
38
F. RANGKUMAN
1. Gambar teknik adalah gambar yang terdiri dari simbol, garis, dan tulisan tegak
yang bersifat tegas.
2. Gambar teknik digunakan untuk memberikan penjelasan lengkap tentang suatu
benda atau konstruksi, berdasarkan ketentuan dan standard teknik yang sudah
disepakati oleh badan standardisasi, baik itu nasional maupun internasional.
3. Gambar teknik sangatlah penting dalam dunia industri dan rekayasa proyek.
Oleh karena itu, gambar teknik diperkenalkan di bidang arsitektur, sipil,
mekanik, elektrik, piping, kimia, serta industri lainnya.
4. Dalam teknik kimia, gambar teknik biasanya berhubungan dengan diagram alir
proses. Diagram alir proses yang diperkenalkan intinya adalah proses
penggambaran apa yang terjadi di dalam industri dengan menggunakan gambar
dalam bentuk diagram dengan simbol alat proses kimia tertentu.
G. TES FORMATIF
1. Berikut adalah pernyataan yang berhubungan dengan gambar teknik
(i) Memberikan kepastian sesuai atau tidak sesuai kepada pembuat dan pembaca
gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut standar
(ii) Menyeragamkan penafsiran terhadap cara-cara penunjukan dan penggunaan
simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai penafsiran menurut standar
(iii) Memudahkan komunikasi teknis antara perencana / pembuat gambar dengan
pengguna gambar
(iv) Memudahkan kerja sama antara perusahaan-perusahaan dalam memproduksi
benda-benda teknik dalam jumlah banyak yang harus diselesaikan dalam waktu
yang serempak
(v) Memperlancar produksi dan pemasaran suku cadang alat-alat industri
Fungsi dari gambar teknik adalah ….
A. (i) dan (iii)
B. (ii) dan (iv)
C. (i), (ii), dan (iii)
D. (i), (ii), (iii), dan (iv)
39
B. 8 ke 15
C. 11 ke 12
D. 3 dan 6 ke 7
E. 9 dan 10 ke 11
H. Daftar Pustaka
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia, Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Biegler LT, Grossmann IE, Westerberg AW. Systematic Methods of
Chemical Process Design. Upper Saddle River: Prentice Hall; 1997.
Khoobiar S, Porcelli R, inventor; The Halcon Sd Group Inc., assignee.
Conversion of propane to acrylic acid. European patent EP0117146.
1984 May 5.
Peters MS, Timmerhaus KD. Plant Design and Economics for Chemical
Engineers. 5th ed. New York: McGraw Hill; 2003.
Towler G, Sinnott R. Chemical Engineering Design: Principles, Practice and
Economics of Plant and Process Design. 2nd ed. Boston: Elsevier;
2013.
Gambar Teknik I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia.
Diunduh dari
http://pendidikan.id/bse/Display/Detail/Kelas_10_SMK_Gambar_Te
knik_1 , pada 1 September 2019.
Sila, H. (2003), Chemical Process Engineering: Design and Economics.
Marcel Dekker Inc., New York.
46
Kegiatan Belajar 2
47
48
A. Pendahuluan
Kegiatan belajar 2 tentang alat industri kimia bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada Anda terhadap salah satu bagian dari proses produksi. Bagian
itu adalah tentang peralatan yang berhubungan dengan peralatan produksi yang
meliputi alat pengalir, reaktor, alat ukur serta proses pengendaliannya. Pemahaman
tentang jenis dan prinsip kerja suatu alat adalah hal yang mendasar dalam mencapai
proses produksi dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Selain itu
dalam penggunaan alat perlu dilakukan pengontrolan berbagai variabel yang
berpengaruh terhadap proses produksi. Penggunaan berbagai peralatan yang dapat
memberikan informasi mengenai temperatur, laju alir dan level sistem, baik yang
bersifat manual maupun berbasis software perlu untuk dikuasai.
Berdasarkan uraian tersebut maka pemahaman tentang materi pada kegiatan
belajar 2 tentang alat industri kimia ini, sangat penting untuk memberikan fondasi
awal untuk memahami proses produksi. Perhatikanlah hal-hal berikut ini agar anda
dapat menguasai dengan mudah apa-apa yang menjadi tuntutan kegiatan belajar
ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sehingga anda memahami
benar apa, untuk apa, dan bagaimana caranya mempelajari modul ini.
2. Sepintas bacalah keseluruhan modul ini untuk menangkap gambaran lengkap
apa yang ingin disampaikan. Setelah itu temukan kata-kata kunci yang
merupakan intisari modul.
3. Setelah ide pokok modul dapat anda tangkap dan kata-kata kunci juga sudah anda
peroleh, maka mulailah anda baca dengan lebih rinci apa-apa yang merupakan
ide pokok tersebut. Berilah tanda dan buatlah komentar bagian-bagian yang
menurut anda menarik.
4. Pelajarilah secara berurutan tiap kegiatan belajar. Pada bagian akhir kegiatan
belajar disediakan beberapa soal tes formatif. Kerjakanlah soal tersebut, untuk
mengukur kemampuan anda menguasai modul. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
49
Jika nilai lebih dari 80%, lanjutkanlah ke kegiatan belajar berikutnya secara
berurutan. Jika tidak, maka kembalilah pada penjelasan modul, terutama bagian-
bagian yang anda anggap sukar. Setelah cobalah sekali lagi anda kerjakan soal-
soal tes formatif sampai Anda menguasai materi dengan baik.
B. Capaian Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat menguasai teori aplikasi alat dan proses
industri kimia dalam pembelajaran teknik kimia
Sub Capaian Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
1. Menguasai prinsip dan mekanisme yang terdapat pada alat pengalir fluida
2. Menguasai prinsip dan mekanisme kerja pengalir zat padat
3. Menguasai proses pembesaran
4. Menguasai prinsip kerja reaktor
5. Menguasai jenis, prinsip kerja dan jenis alat ukur tekanan, temperature, laju
alir dan level dalam sistem pengendalian baik manual maupun berbasis
software
6. Memahami sistem kendali proses secara tradisional dalam industri kimia
50
C. Uraian Materi
1. Alat pengalir Fluida
Dalam proses produksi kimia tidak lepas dari zat yang dikenal sebagai fluida
atau zat yang mudah mengalir, baik sebagai bahan dasar, bahan proses, produk
maupun limbah. Berdasarkan fasa zatnya yang termasuk fluida adalah cair dan gas.
Fluida gas dan fluida cairan mempunyai dua karakter yang berbeda, salah satunya
adalah reaksi terhadap tekanan. Cairan adalah fluida inkompresibel (tidak dapat
ditekan/tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan) sementara gas adalah
fluida kompresibel (dapat di tekan).
Adanya perbedaan sifat tersebut pada operasi teknik kimia terdapat dua alat
yang berbeda untuk mengalirkan fluida. Alat pengalir fluida berupa pompa
digunakan untuk mengalirkan fluida kompresibel, sedangkan untuk mengalirkan
fluida kompresibel, alatnya disebut kompresor.
a. Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi
tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan
dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Pompa diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu:
1) Pompa perpindahan positif (positive displacement pump)
Prinsip kerja ini adalah menghisap dan memberi tekanan pada zat cair
tersebut, selanjutnya zat cair dikeluarkan melalui katup atau lubang keluar. Pada
pompa ini fluida yang dihisap jumlahnya sama dengan fluida yang dikeluarkan.
Sifat dari pompa positif displacement pump adalah adanya perubahan secara
periodik pada isi dari ruangan yang terpisah dari bagian hisap dan tekan yang
dipisahkan oleh salah satu bagian dari pompa. Kapasitas yang dihasilkan oleh
pompa ini adalah sebanding dengan kecepatan pergerakan atau kecepatan putaran,
51
sedangkan total head (tekanan) yang dihasilkan oleh pompa ini tidak tergantung
dari kecepatan pergerakan atau putaran.
52
Gambar 2.3 tahapan operasi pompa rotari (camlab.info)
b) Pompa reciprocating (pompa torak)
Prinsip kerja pompa reciprocating adalah adanya energi mekanis penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dari zat cair yang dipindahkan dengan
menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam sebuah silinder. Elemen
yang bergerak bolak-balik itu dapat berupa piston atau plunyer. Pompa
reciprocating biasanya digunakan untuk memindahkan fluida kental dan digunakan
pada sumur minyak. Contoh dari pompa reciprocating adalah pompa piston, pompa
plunyer dan pompa diapraghma.
c) Pompa Diafragma
Pompa jenis ini bekerja bolak-balik menghisap serta mendorong air dari
ruang pompa. Di saluran masuknya ada katup atau membran yang menjaga agar air
mengalir sesuai dengan saluran masing-masing. Diafragma yang bergerak
menghasilkan daya untuk menghisap air masuk dan juga menekan air untuk keluar.
53
Gambar 2.5 Penampang lintang pompa diafraghma
(https://sanfordlegenda.blogspot.com)
Bagian yang paling penting di dalam pompa ini adalah membran yang ada
didalamnya. Inilah kenapa pompa diafragma juga disebut pompa membran. Adapun
jenis membran itu sendiri bisa bermacam-macam. Jenis membran di antaranya
adalah: Neoprene, yang digunakan untuk pompa air baik air sumur maupun air dari
laut. Membran Buna-N, biasanya dipakai untuk pompa yang berkaitan dengan
minyak ataupun cairan yang sejenis. Membran elastromer sintetis EPDM (Ethylene
Propylene Diene Monomer) adalah membran yang dipakai ketika pompa digunakan
dalam suhu yang dingin (terutama yang cukup ekstrim) dan dipakai juga untuk
pemompaan larutan asam yang encer. Viton jenis membran ini dipakai di suhu yang
panasnya ekstrim dan cairan dengan bersifat agresif seperti hidrokarbon aromatik.
2) Pompa rotodinamik (rotodynamic pump atau non positive displacement
pump)
Prinsip kerja pompa ini adalah adanya impeller yang berputar mengubah
energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan. Akibatnya terjadi penambahan
kecepatan fluida secara kontinyu kemudian dilakukan penurunan kecepatan fluida
di bagian lain dalam pompa untuk mendapatkan energi tekan.
54
Gambar 2.6 Penampang lintang pompa rotodinamik (klinikteknik.com)
Jenis pompa rotodinamik meliputi:
a) Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)
Salah satu jenis pompa pemindah non positif adalah pompa sentrifugal
yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi
potensial (dinamis) melalui suatup pendorong (impeller) yang berputar dalam
rumah pompa. Pompa Sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah
kecepatan pada cairan dan merubahnya menjadi tekanan.
55
Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa ini
memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan pompa jenis lain. Keunggulan
pompa sentrifugal diantaranya: prinsip kerjanya sederhana, jenis dan kapasitas
output debit air pompa yang beragam, konstruksinya kuat, tidak banyak bagian-
bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya), pemeliharaannya mudah
dan memerlukan tempat yang sedikit. Didasarkan pada keuntungan teknis pompa
sentrifugal mempunyai jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan
untuk pergerakan langsung oleh sebuah electromotor dan aliran zat cairnya bersifat
kontinyu. Jalannya mesin yang halus dan stabil hanya memerlukan pondasi atau
penopang yang sederhana.
Disamping memiliki keunggulan, pompa sentrifugal ini juga tidak luput
dari kelemahan. Adapun kelemahan dari pompa sentrifugal adalah: dalam keadaan
normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak dapat memompakan
udara); Kurang cocok untuk mengalirkan fluida yang kental apalagi volume fluida
yang sedikit.
b) Jet pumps
Jet pumps adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari tempat yang
sangat dalam. Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media
(bias berwujud gas ataupun cair) yang digunakan untuk membawa cairan tersebut
ke atas (prinsip ejektor). Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dengan
konstruksinya sangat sederhana tapi keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat
terbatas.
56
Gambar 2.8 Jet Pumps (GlobalSpech.com)
c) Air lift pumps (mammoth pumps)
Cara kerja pompa ini sangat tergantung pada aksi dari campuran antara
cairan dan gas (two phase flow). Satu-satunya energi yang dibutuhkan adalah udara
yang dikompresi oleh kompresor atau blower. Udara disuntikkan dengan sebuah
pipa di bagian bawah ke pipa lain yang mengangkut cairan, biasanya pipa tempat
mengangkat air berdiameter lebih besar. Adanya pengaruh gravitasi, udara yang
dialirkan memiliki perubahan kerapatan yang lebih cepat dari cairan. Kondisi ini
meningkatkan momen inersia dari aliran udar sehingga, cairan terbawa dan
bergerak dalam arah yang sama dengan aliran udara.
57
Gambar2.9 Airlift pumps dan proses kerja pompa
(https://gunawananeva.wordpress.com)
Airlift Pump adalah teknologi yang luar biasa karena struktur sederhana.
Namun, airlift pump ini memiliki kelemahan yaitu: sedotan yang lemah, aliran tidak
stabil dan sulit dikontrol, sering terjadi penyumbatan dan daya angkat yang rendah.
d) Pompa Hidrolik
Prinsip dasar dari pompa hidrolik adalah mengubah energi mekanik menjadi
energi hidrolik dengan cara menekan fIuida. Dalam sistem hidrolik, pompa
merupakan suatu alat untuk untuk memindahkan sejumlah volume fluida dengan
cara memberikan gaya yang diperlukan untuk terjadinya aliran.
Pompa hidrolik digerakkan oleh motor sebagai penggerak utama, pada
dasarnya pompa melaksanakan dua fungsi utama: (1) pompa menciptakan
kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa. Vakum ini memungkinkan
tekanan atmosfir mendorong fluida dari tangki (reservoar) ke dalam pompa, (2)
gerakan mekanik pompa mengisap fluida ke dalam rongga pemompaan, dan
58
membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya ke dalam
sistem hidrolik.
e) Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan
menggunakan roda timba Archimedean screw dan peralatan sejenis. Pompa ini
mengandalkan dua buah elemen utama, yakni motor yang befungsi sebagai
penggerak utama yang berada di permukaan sumur dan pompa (rotor dan stator)
berada di bawah lubang yang digunakan untuk memastikan bahwa posisi pompa
akan tetap berada di level fluida sehingga tidak akan terjadi hilangnya aliran (loss
flow). Fluida akan terus mengalir ke dalam stator dan naik ke permukaan.
59
b. Kompresor
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor
biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga
penggeraknya. Kompresor terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan yang
berbeda-beda dari setiap pengguna. Masing-masing jenis kompresor berbeda dalam
metode pendinginan, tahap kompresi, pelumasan, atau sumber energi dari
kompresor itu sendiri. Berdasarkan perbedaan jenis energi yang digunakan,
kompresor terbagi menjadi dua jenis yaitu Positive displacement compressor dan
Dynamic/kinetic Compressor.
a. Positive displacement compressor
Prinsip kerja dari positive displacement compressor memindahkan gas atau
udara menggunakan energi tekanan dengan cara mengurangi volume udara atau
gas, sehingga tekanan gas meningkat. Positive displacement compressor ini juga
dibagi lagi menjadi dua, yaitu reciprocating compressor (kompresor torak) dan
rotary compressor (kompresor putar). Pada reciprocating compressor, tekanan
diberikan pada fluida karena ada pergerakan piston. Sedangkan pada rotary
compressor juga menggunakan energi tekanan dengan adanya proses perputaran
yang menghasilkan tekanan yang lebih rendah namun tanpa hentakan/pulsasi.
1) Kompresor reciprocating (piston/torak)
Kompresor jenis ini memanfaatkan perpindahan piston yang didorong oleh
poros engkol (crankshaft) untuk memampatkan udara/ gas. Udara masuk ke silinder
kompresi ketika piston bergerak pada posisi awal dan udara akan keluar saat
piston/torak bergerak pada posisi akhir/depan.
60
Gambar 2.12. Sistem kerja kompresor torak (www.insinyoer.com)
2) Kompresor putar (Rotary)
Kompresor putar jenis screw merupakan jenis kompresor dengan mekanisme
putar perpindahan positif, yang umumnya digunakan untuk mengganti kompresor
piston, bila diperlukan udara bertekanan tinggi dengan volume yang lebih besar.
61
kinetik dalam aliran fluida diubah menjadi tekanan dengan cara memindahkan arah
aliran kesamping yang didalamnya terdapat alat pemecah atau diffuser.
Material yang digunakan dalam industri juga ditemukan sebagai zat padat, alat
angkut yang digunakan berupa Conveyor. Pemilihan alat transportasi material
padatan bergantung pada kapasitas material yang ditangani, jarak perpindahan
62
material, kondisi pengangkutan horizontal, vertikal atau bersudut
(inklinasi). Secara umum jenis Conveyor diklasifikasikan sebagai Belt Conveyor,
Chain Conveyor, Screw Conveyor dan Pneumatic Conveyor
a. Belt Conveyor
Belt conveyor pada dasarnya merupakan alat yang cukup sederhana, yang terdiri
dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan
pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet,
plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang
diangkut. Untuk mengangkut bahan-bahan yang panas, sabuk yang digunakan
terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
63
jenis konveyor, yaitu: Scraper Conveyor, Apron Conveyor, Bucket Conveyor dan
Bucket Elevator
64
c. Screw Conveyor
Screw Conveyor atau konveyor sekrup alat ini pada dasarnya terbuat dari
pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup
yang disebut flight. Jenis konveyor ini paling tepat untuk mengangkut bahan padat
berbentuk halus atau bubur
65
suspense padatan dalam aliran udara. Bagian utama dari konveyor ini adalah pompa
atau kipas angin yang menghasilkan aliran udara, cyclone untuk memisahkan
partikel-partikel besar.dan kotak filter penyaring untuk menyaring debu.
66
Gambar 2.20. hydraulic press dan screw extrude (zoro.com dan azom.com)
Molding adalah proses memberi bentuk, didalamnya dilakukan proses
menuang, pelapisan, ekstruksi dan pemberian tekanan. Proses molding biasa
dilakukan pada bahan plastik, dimana terjadi pengubahan partikel zat padat menjadi
bentuk yang dikehendaki dengan mempergunakan panas untuk melunakkan bahan
dan tekanan untuk melekatkan bagian-bagiannya.
67
b. Reaktor Kontinyu
Reaktor kontinyu merupakan reaktor yang beroperasi secara terus-menerus
dimana reaktan terus mengalir dan diikuti reaksi disepanjang reaktor. Terdapat
beberapa reaktor kontinyu yaitu: CSTR (Continuous Stirred Tank Reaktor)
merupakan reaktor yang dapat digunakan untuk reaksi bersifat homogen, dimana
suhu, konsentrasi dan kecepatan reaksi diantara zat-zat yang bereaksi berjalan
secara homogen di semua posisi reaktor.
68
oleh pompa pengumpan mikroba dan media sesuai dengan system fermentasi yang
dilakukan dalam reaktor.
69
Gambar 2.24 Diagram bimetal dan thermocouple
(polytecnichub.com dan bla zeprobes.com)
Salah satu alat pengukur temperatur yaitu RTD (Resistance Temperature
Detector/Devices). RTD bekerja berdasarkan prinsip perubahan hambatan listrik
jika temperatur berubah. Jika temperatur naik, nilai hambatan listrik juga naik. RTD
terbuat dari logam platina sebagai konduktor yang memiliki koefisien hambatan
positif. RTD sering juga disebut dengan PT-100 atau PTC (Positive Temperature
Coefficient).
Beberapa Kelebihan RTD adalah Nilai hambatan yang rendah, batas
pengukuran yang lebar antara -200 oC sampai dengan 850 oC, sensitivitas, akurasi,
stabilitas dan repeatabilitas yang tinggi. Kelemahan RTD di antaranya adalah
respon yang lambat, sensitif terhadap getaran, dan terjadinya self heating.
70
b. Alat pengukur Tekanan
Tekanan dalam suatu fluida dikenal dalam 4 jenis tekanan, yaitu Absolute
Pressure (diukur dari tekanan nol), Gauge Pressure (diukur relatif terhadap tekanan
atmosfer), Vacuum Pressure (lebih rendah dari tekanan atmosfer), dan Differential
Pressure (diukur dari tekanan lain). Penggunaan alat ukur tekanan tergantung pada
prinsip kerja, jenis tekanan yang diukur, dan kebutuhan penggunaannya.
Salah satu contoh alat pengukuran tekanan yaitu Diaphragm Pressure
Gauge yang didasarkan pada perubahan elastisitas membran (diafragma) untuk
mengukur perbedaan tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan referensi. Salah
satu bentuk Diaphragm Pressure Gauge terdiri dari sebuah kapsul yang terbagi oleh
diafragma. Salah satu sisi diafragma dipengaruhi tekanan luar, sedangkan sisi lain
dihubungkan dengan tekanan yang diketahui (referensi). Tekanan diukur
berdasarkan perubahan tekanan yang terjadi antara tekanan luar dengan tekanan
referensi.
71
Diaphragm Pressure Gauge memiliki kelebihan yaitu respon lebih cepat, dan hasil
lebih akurat.
c. Pengukuran Aliran Fluida (Flow Measurements)
Alat untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida ini disebut
flowmeter. Aliran diukur berdasarkan besarnya kecepatan fluida yang melewati luas
penampang tertentu. Terdapat empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida
dalam pipa yaitu: kecepatan fluida, Friksi atau gesekan fluida dengan pipa,
viskositas atau kekentalan fluida, dan kerapatan fluida.
Salah satu alat ukur aliran fluida adalah Pitot Tubes. Pitot tubes mengukur
besaran aliran fluida berdasarkan beda tekanan yang diberikan oleh kecepatan
fluida itu sendiri. Pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran untuk
menghasilkan suatu beda tekanan.
72
fluida cair yang lain, antara fluida cair dengan gas/uap atau antara fluida gas dengan
gas. Dengan mengetahui letak batas tersebut, maka level dari fluida yang
bersangkutan dapat diketahui. Terdapat beberapa alat yang digunakan pada
pengukuran level diantaranya adalah Pelampung, Displacer, Hydrostatic head,
Gelombang Ultrason, Radio Frequency (RF) Capacitance, dan Radio Frequency
(RF) Impedance.
Alat ukur Level RF Capacitance menggunakan prinsip suatu kapasitor.
Tangkai elektroda logam bertindak sebagai plat kapasitor dan dinding tangki
bertindak sebagai plat lain Ketika level fluida naik, udara atau gas yang semula
melingkup elektrode digantikan oleh material (fluida) yang mempunyai konstanta
dielektik yang berbeda. RF (Radio Frequency) capacitance instrument mendeteksi
perubahan tersebut dan mengkonversinya kedalam suatu sinyal keluaran secara
proporsional yang terukur sebagai level fluida.
73
berfungsi membandingkan sinyal pengukuran dengan nilai besaran yang diinginkan
(set point) menghasilkan sinyal berdasarkan strategi control tertentu, serta actuator
yang berfungsi mengubah masukan proses sesuai dengan sinyal dari pengendali.
a. Pengukuran level fluida
74
Gambar 2.32. Diagram blok Pengukuran temperature (x-engineer.org)
c. Pengukuran tekanan
75
7. Sistem kendali proses secara tradisional dalam industri
kimia
Sistem kendali itu adalah proses pengaturan/pengendalian terhadap satu atau
beberapa besaran (parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu
rentang harga (range) tertentu. Pada awalnya sistem kendali tradisional dikenal
dengan sebutan sistem kontrol terdistribusi. Pada konsep ini, peralatan
instrumentasi dan sistem kontrol didistribusikan di seluruh plant, dimana operator
dapat membaca data set point dan mengatur keluaran. Namun antara satu sistem
kendali dengan sistem kendali yang lain tidak dihubungkan, sehingga operator
harus bertugas mengkoordinasikan sistem kendali yang terdistribusi tersebut.
Komunikasi yang digunakan untuk mengintegrasikan seluruh operasi dilakukan
dengan komunikasi verbal antara satu operator dengan yang lain (interface antara
manusia–manusia). Konsep ini tentunya hanya dapat dilakukan pada proses yang
tidak rumit dan kecil.
Sistem kendali tradisional ditunjukkan adanya dominasi manusia dalam aksi
pengendalian yang dilakukan pada alat. Peran manusia sangat menentukan dalam
menjalankan perintah, sehingga hasil pengendalian dipengaruhi pelakunya. Sebagai
contoh kasus dilihat pada kendali manual yang merupakan kategori kendali jaringan
tertutup (closed-loop). Tangan berfungsi untuk mengatur permukaan fluida dalam
tangki. Permukaan fluida dalam tangki bertindak sebagai masukan, sedangkan
penglihatan bertindak sebagai sensor. Operator berperan membandingkan tinggi
sesungguhnya saat itu dengan tinggi permukaan fluida yang dikehendaki, dan
kemudian bertindak untuk membuka atau menutup katup sebagai aktuator guna
mempertahankan keadaan permukaan yang diinginkan.
76
Gambar 2. 34. Pengendalian level fluida secara manual (slide share.com)
D. Contoh Penerapan PCK (Padagogical and Content Knowledge)
77
E. Forum Diskusi
Seorang kepala teknik sedang menyiapkan sistem pengangkutan produk dalam
bentuk fluida. Data produk ditunjukkan dalam tabel berikut:
F. Rangkuman
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan
cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara
terus menerus.
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Berdasarkan
perbedaan jenis energi yang digunakan, kompresor terbagi menjadi dua jenis utama
yaitu Positive displacement compressor dan Dynamic/kinetic Compressor dari
compressor.
Tekanan dalam suatu fluida dikenal dalam 4 jenis tekanan, yaitu Absolute
Pressure (diukur dari tekanan nol), Gauge Pressure (diukur relatif terhadap tekanan
atmosfer), Vacuum Pressure (lebih rendah dari tekanan atmosfer), dan Differential
Pressure (diukur dari tekanan lain). Penggunaan alat ukur tekanan tergantung pada
prinsip kerja, jenis tekanan yang diukur, dan kebutuhan penggunaannya.
78
Sistem kendali itu adalah proses pengaturan/pengendalian terhadap satu atau
beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau
dalam suatu jangkauan harga (range) tertentu.
Sistem yang dikendalikan dengan computer (software) didasarkan adanya
komponen pengubah dari sinyal analog ke digital. Sistem tersebut terdiri atas
beberapa unit komponen antara lain; sensor/transduce, transmitter, controller dan
actuator.
Sistem kendali tradisional dikenal dengan sebutan sistem kontrol terdistribusi.
Pada konsep ini, peralatan instrumentasi dan sistem kontrol didistribusikan di
seluruh proses produksi.
G. Test Formatif
Pilihlah satu jawaban yang benar
1. Pada proses produksi dihasilkan produk dengan tingkat kekentalan yang
tinggi pada proses alirnya. Alat pompa yang tersedia di gudang peralatan
adalah pompa tekan dan pompa sentrifugal. Penggunaan alat pompa yang
paling tepat untuk mengalirkan produk tersebut adalah…
A. Digunakan paduan dua pompa dengan urutan pompa tekan yang
dihubungkan dengan pompa sentrifugal
B. Digunakan pompa tekan karena tekanan yang diberikan dapat
disesuaikan dengan kekentalan yang tinggi dari fluida
C. Digunakan pompa tekan untuk menjaga kestabilan produk agar tidak
terjadi perubahan tingkat kekentalan produk.
D. Kedua pompa tidak cocok untuk digunakan fluida yang mempunyai
kekentalan yang tinggi
E. Penggabunag pompa yang diselingi oleh peningkatan temperatur untuk
menurunkan tingkat kekentalan produk
2. Seorang siswa SMK sedang belajar mempelajari system kerja kompresor,
dia mencoba membuka peralatan tersebut. Ternyata dia menemukan bagian
alat yang berfungsi mengubah gaya kinetika fluida menjadi tekanan. Bagian
alat yang sedang dipelajari oleh siswa tersebyr adalah….
79
Dia ingin menentukan penempatan alat sensor untuk level control, yang
paling tepat adalah di bagian….
A. Tranduser
B. Sensing element
C. Control valve
D. Control unit
E. Control
H. Daftar Pustaka
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia, Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Biegler LT, Grossmann IE, Westerberg AW. Systematic Methods of Chemical
Process Design. Upper Saddle River: Prentice Hall; 1997.
Khoobiar S, Porcelli R, inventor; The Halcon Sd Group Inc., assignee. Conversion
of propane to acrylic acid. European patent EP0117146. 1984 May 5.
Peters MS, Timmerhaus KD. Plant Design and Economics for Chemical Engineers.
5th ed. New York: McGraw Hill; 2003.
Seider WD, Seader JD, Lewin DR. Process Design Principles: Synthesis, Analysis,
and Evaluation. 3rd ed. New York: Wiley; 2004.
Towler G, Sinnott R. Chemical Engineering Design: Principles, Practice and
Economics of Plant and Process Design. 2nd ed. Boston: Elsevier; 2013.
Turton R, Bailie RC, Whiting WB, Shaewitz JA, Bhattacharyya D. Analysis,
Synthesis, and Design of Chemical Processes. 4th ed. Upper Saddle River:
Prentice-Hall; 2012.
83
84
Kegiatan Belajar 3
85
86
A. Pendahuluan
Kegiatan belajar 3 tentang proses industri kimia bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada Anda tentang pengolahan air minum dan
air proses. Pada bagian ini Anda diajak untuk mempelajari mengenai syarat
mutu air minum dan air proses, prinsip dan alur proses pengolahan serta
jenis alat-alat yang digunakan didalamnya.
Bagian lain dari kegiatan belajar ini Anda diajak untuk menguasai
beberapa jenis proses produksi. Proses produksi yang akan disajikan pada
kegiatan ini meliputi pembuatan garam dapur,soda, dan asam klorida;
pembuatan asam sulfat; pembuatan pupuk nitrogen dan posfat; pembuatan
keramik, semen dan kaca; pembuatan zat warna serta pembuatan cat dan
pengolahan minyak bumi.
Berdasarkan uraian tersebut maka pemahaman tentang materi pada
kegiatan belajar 3 tentang proses industri kimia ini, sangat penting untuk
memberikan bekal yang lebih luas dan mendalam untuk memahami proses
produksi kimia.
Perhatikanlah hal-hal berikut ini agar anda dapat menguasai dengan
mudah apa-apa yang menjadi tuntutan kegiatan belajar ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sehingga anda memahami
benar apa, untuk apa, dan bagaimana caranya mempelajari modul ini.
2. Sepintas bacalah keseluruhan modul ini untuk menangkap gambaran lengkap
apa yang ingin disampaikan. Setelah itu temukan kata-kata kunci yang
merupakan intisari modul.
3. Setelah ide pokok modul dapat anda tangkap dan kata-kata kunci juga sudah anda
peroleh, maka mulailah anda baca dengan lebih rinci apa-apa yang merupakan
ide pokok tersebut. Berilah tanda dan buatlah komentar bagian-bagian yang
menurut anda menarik. Di tengah-tengah anda mempelajari rincian penjelasan,
mungkin anda diharapkan menjawab soal-soal latihan. Kerjakanlah soal latihan
tersebut, karena soal latihan memang dibuat agar anda bisa menguasai modul ini
dengan lebih baik dengan jalan menuntun anda menemukan sendiri hal-hal yang
akan memperkuat penjelasan.
87
4. Pelajarilah secara berurutan tiap kegiatan belajar. Pada bagian akhir kegiatan
belajar disediakan beberapa soal tes formatif. Kerjakanlah soal tersebut, untuk
mengukur kemampuan anda menguasai modul. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Jika nilai lebih dari 80%, lanjutkanlah ke kegiatan belajar berikutnya secara
berurutan. Jika tidak, maka kembalilah pada penjelasan modul, terutama bagian-
bagian yang anda anggap sukar. Setelah cobalah sekali lagi anda kerjakan soal-
soal tes formatif sampai Anda menguasai materi dengan baik.
B. Capaian Pembelajaran
Setelah pembelajaran kegiatan 3 ini diharapkan Anda dapat menguasai teori
aplikasi alat dan proses industri kimia dalam pembelajaran teknik kimia
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah pembelajaran kegiatan 3 ini diharapkan Anda diharapkan dapat
menguasai: pengolahan air minum dan air proses, proses produksi garam dapur
soda, dan asam klorida; pembuatan asam sulfat; pembuatan pupuk nitrogen dan
posfat; pembuatan keramik, semen dan kaca; pembuatan zat warna, pembuatan cat
dan pengolahan minyak bumi.
C. Uraian Materi
1. Pengolahan Air
Telah kita sadari bahwa air merupakan senyawa yang sangat penting dalam
kehidupan, tanpa air semua makhluk hidup yang ada di bumi akan mati. Menurut
88
Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan langsung dapat diminum. Menurut Permendagri No. 23 tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada
Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen dalam Negeri Republik Indonesia, Air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air proses dikenal sebagai air yang dibutuhkan dalam industri, ketersediaan
air dipenuhi baik untuk proses maupun air untuk kebutuhan manusia, yang
menjalankan proses tersebut. Air proses biasa terdapat pada Unit pendukung proses
antara lain: unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air sanitasi, air umpan
boiler dan air untuk perkantoran dan perumahan), steam, listrik dan pengadaan
bahan bakar. Air minum maupun air proses harus memenuhi syarat dan spesifikasi
yang telah ditentukan, oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan sehingga
memenuhi standar mutu yang berlaku.
a. Pengolahan air minum
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan langsung dapat diminum. Sedangkan air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 19 April 2010, parameter yang wajib dimiliki air
minum adalah sebagai berikut:
89
Gambar.1 Parameter Air Minum
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010
No Jenis parameter satuan Kadar Alat ukur
maksimum
1 Parameter yang
berhubungan
langsung dengan
kesehatan
a E coli Jumlah/100mL 0
Total bakteri Jumlah/100mL 0
koliform
b Arsen 0.05
Flourida 1,5
Total kromium 0,05
Kadmium 0,003
Nitrit 3
Nitrat 50
Sianida 0,07
Selenium Mg/L 0,01
2 Parameter yang
tidak langsung
berhubungan dengan
kesehatan
a Parameter fisik
Bau Tidak berbau
Jumlah padatan mg/L 500 TDS meter
terlarut (TDS)
Kekeruhan NTU 5 Turbidy
meter
Rasa Tidak berasa
0
Suhu C Suhu udara ± 3
Warna Skala TCU
b Parameter kimiawi
Alumunium mg/L 0,2
Besi mg/L 0,3 Fe Analizer
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
Klorida mg/L 250
Mangan mg/L 0,1
pH 6,5-8,5 pH meter
Seng mg/L 3
Sulfat mg/L 250
Tembaga mg/L 2
Ammonia mg/L 1,5 Ammonia
analizer
90
Untuk memenuhi baku mutu standar air minum, maka diperlukan proses
pengolahan air minum. Terdapat beberapa penunjang operasional pengolahan air
minum standar, yaitu:
• Intake adalah bangunan yang digunakan untuk menampung air baku yang
berasal dari sungai atau mata air.
• Menara air baku adalah sebuah bangunan yang mengontrol air baku
supaya tetap konstan, sehingga proses pengolahan selanjutnya bisa
terlaksana secara optimal.
• Clarifier adalah tempat proses koagulasi, dimana partikel koloid yang
terkandung dalam air mengalami destabilisasi membentuk partikulat yang
berukuran lebih besar.
• Rapid Mixing bangunan pengaduk cepat ini merupakan tempat
pencampuran antara koagulan dan air baku.
• Pulsator tempat proses pengadukan lambat yang dilakukan dengan
menaikkan dan menurunkan volume air, sehingga proses pembentukan flok
terjadi secara optimal.
• Filtrator atau bangunan filtrasi didalamnya berisi pasir silika dan batuan
kerikil yang berfungsi menyaring air.
• Reservoir adalah bangunan untuk menampung air bersih yang telah diolah
dan sudah siap didistribusikan.
Didasarkan pada perbedaan sumber air bakunya, pengolahan air minum
terbagi menjadi dua bagian yaitu pengolahan lengkap dan tidak lengkap.
1) Pengolahan Lengkap
Pengolahan lengkap dilakukan jika sumber air baku berasal dari air sungai,
tahapan prosesnya, sebagai berikut:
a. Intake adalah pengambilan air baku dilengkapi dengan ‘Bar
screen’/penyaring yang bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung
(sampah) agar tidak sampai masuk ruang intake karena bisa mengganggu
kinerja pompa.
91
b. Koagulasi adalah proses pemberian koagulan dengan maksud mengurangi
gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid tersebut
bisa bergabung menjadi material yang lebih besar.
c. Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud
menggabungkan partikel hasil koagilasi menjadi flok yang berukuran lebih
besar sehingga mudah diendapkan. Proses flokulasi dilakukan pengadukan
lambat untuk memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin
besar dan mencegah pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.
d. Sedimentasi, Flok yang terbentuk dari flokulasi akan mengendap pada bak
sedimentasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi ‘tube settler’ yang bertujuan
untuk mempercepat proses pengendapan.
e. Filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok halus yang
belum dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses filtrasi dilakukan
dengan melewatkan air melalui media porous yaitu; pasir silika/ kwarsa.
f. Klorinasi Penambahan disinfektan kaporit (natrium hipoklorit) yang
bertujuan untuk membunuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir,
jaringan pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.
Diagram alir proses pengolahan air minum dapat dilihat pada Gambar 3.1, berikut:
92
2) Pengolahan Tidak Lengkap
Pengolahan tidak lengkap dilakukan jika air baku berasal dari mata air dan
air tanah dalam. Air baku tersebut biasanya sudah baik, namun mengandung
beberapa beberapa parameter saja yang harus diturunkan kadarnya. Biasanya
parameter yang muncul adalah kadar zat besi (Fe) yang melebihi ambang batas,
maka pengolahan yang perlu dilakukan adalah: Aerasi yaitu proses pengolahan
yang bertujuan untuk mengurangi kadar zat besi yang melampaui batas ambang
yang telah ditetapkan langkah akhir adalah Klorinasi untuk membunuh bakteri yang
berbahaya.
b. Pengolahan air proses
Biasanya dalam suatu industri pemenuhan kebutuhan air tersebut
dilaksanakan oleh bagian utiliti, penyediaan bahan penolong proses. Bagian inilah
yang menyediakan air yang memenuhi spesfikasi baik untuk kebutuhan manusia,
kebutuhan alat proses, seperti boiler, cooling tower, dan air sebagai sarana proses
produksi.
Pengolahan air proses industri merupakan aktivitas utama dari berbagai
macam proses industri, seperti pemanasan (heating), pendinginan (cooling),
pengolahan (processing), pembersihan (cleaning) dan pencucian (rinsing).
Prosedur pengolahan air yang kurang memadai dapat memberikan dampak buruk
yang signifikan pada proses dan kualitas hasil akhirnya. Permukaan pipa dan
bejana dapat mengalami korosi, dan kerak atau karat dapat terbentuk di ketel/mesin
uap. Kedua hal ini akan mengurangi efektivitas serta efisiensi proses industri.
Pada dasarnya pengolahan air proses tidak berbeda dengan pengolahan air
minum. Proses pengolahan air baku untuk proses industri yang baik adalah
menghasilkan air proses yang bebas akan zat kimia maupun biologis yang dapat
mengganggu proses produksi. Diagram alir pengolahan air proses, dapat dilihat
pada gambar berikut:
93
Gambar 3.2. Diagram Alir Pengolahan Air Proses
(http://kelolaair.blogspot.com)
Perlakuan pertama adalah memompa air sungai ke dalam bak klarifier. Di
dalam klarifier, air sungai bercampur dengan zat koagulan (Alum/tawas), kapur
(mengatur pH karena tawas bekerja baik pada pH netral), zat flokulan (polimer -
mengikat koagulan menjadi lebih besar), serta kaporit untuk membunuh mikroba.
Diharapkan keluar dari bak klarifier kekeruhan air baku sungai akan turun menjadi
10-20 ntu. Air hasil proses klarifier ditampung dalam bak pengendapan air sungai
dengan 4 sekat pemisah, dimana dihasilkan air yang mempunyai angka kekeruhan
(turbiditas) 5-10 ntu. Air hasil pengendapan dipompa menuju tangki tangki
penyaringan, tangki penyaringan pertama terdiri dari pasir dan antrasit, karenanya
dinamakan Dual Media Filter, berfungsi menurunkan turbiditas dan TSS. Dan
tangki kedua berisi Karbon Aktif, yang berfungsi mengadsorbsi bahan organik yang
masih terdapat dalam air. Air hasil penyaringan Dual Media Filter dan Activated
Carbon mempunyai angka kekeruhan 2-3 ntu. Air ini siap diolah lebih lanjut, pada
industri yang memerlukan air pendingin, air ini masuk ke Cooling Tower sebagai
pendingin kondensor atau lainnya. Sebagian yang lain siap untuk kedaruratan pada
pemadam kebakaran.
Sedangkan untuk mendapatkan air yang lebih baik baik, air masuk ke dalam
sistem pengolahan air lanjutan. Proses ini diperlukan untuk menghasilkan air proses
bebas mineral. Pengolahan menggunakan membran semipermeabel yang didorong
berlawanan dengan proses osmosis membran, dinamakan Reverse Osmosis.
Sebelum masuk sistem RO, air hasil penyaringan DMF-AC harus melalu pre RO,
94
yaitu Cartdridge Filter, serta penambahan anti kerak, menghilangkan klorin yang
mungkin tersisa dan mengatur pH agar memperpanjang umur membran RO.
Proses akhir dari pegolahan ini air dilewatkan pada alat demineralisasi yang
terdiri dari tabung berisi resin penukar kation dan anion. Resin ini berfungsi untuk
menghilangkan garam mineral berupa kation dan anion, sehingga dihasilkan air
proses dengan turbiditas (kekeruhan) dan Daya hantar listrik bernilai nol. Kualitas
air ini diperlukan untuk utilitas yang memerlukan air proses kualitas tinggi seperti
utility penghasil uap dimana alat utamanya berupa boiler (mesin uap). Air proses
dengan kualitas tersebut juga diperlukan pada proses kimia yang memerlukan air
bebas mineral seperti industri farmasi.
95
Gambar 3.3. Proses Pembuatan Garam secara Penguapan Air Laut
(http://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html)
Proses kristalisasi adalah tahap yang paling menentukan mutu garam yang
dihasilkan. Proses pengkristalan biasanya seluruh zat yang terkandung
diendapkan/dikristalkan termasuk zat pengotor, proses kristalisasi yang demikian
disebut “kristalisasi total”. Untuk mengurangi impuritis dalam garam dapat
dilakukan dengan kombinasi dari proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat
pembuatan garam. Sedangkan penghilangan impuritis dari produk garam dapat
dilakukan dengan proses kimia, yaitu mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH
sehingga terbentuk endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Reaksi kimia yang terjadi adalah
sebagai berikut:
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (putih) + Na2SO4
MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2(putih) + Na2SO4
CaCl2 + Na2SO4 → CaSO4 (putih) + 2NaCl
MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 (putih) + 2NaCl
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (putih) + 2NaCl
96
kandungan H2S. Hasil aerasi, kemudian diumpankan dalam tangki pengendap
untuk mengendapkan lumpur yang mengandung kalsium, magnesium dan ion besi.
Pengendapan dibantu dengan penambahan campuran NaOH, Na2CO3 dan larutan
garam pekat. Setelah proses pengendapan, larutan garam dipekatkan pada
evaporator multi efek. Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan larutan pekat
garam (brine) untuk memurnikan garam. Larutan garam kemudian difiltrasi pada
filter untuk proses pemisahan garam dan larutan brine. Garam yang terpisah
kemudian ditambahkan kalium iodat untuk penambahan kandungan iodium pada
garam sehingga dihasilkan sodium chloride, NaCl 99%. Produk kemudian
dikeringkan pada dryer dan diayak untuk mendapatkan ukuran yang seragam.
Proses dengan multiple effect evaporation merupakan proses yang paling
klasik untuk produksi garam. Jumlah evaporator yang diterapkan bervariasi antara
2, 6, mungkin 7.
97
selanjutnya dialirkan ke alat sentrifugasi. Pada saat disentrifugasi, kristal garam
terpisahkan dari air namun masih basah, langkah selanjutnya adalah pengeringan
garam.
3) Pembuatan Garam dengan Proses Open Pan
Pembuatan garam dengan proses open pan ini menggunakan brine yang
berasal dari pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses “Grainer”, dimana
air laut dijenuhkan dengan memanaskan heater pada suhu 230°F (110°C). Larutan
brine panas kemudian diumpankan pada graveller yang berfungsi untuk
memisahkan kalsium sulfat. Larutan brine kemudian didinginkan pada flasher
dengan suhu yang dijaga agar NaCl masih larut dalam air. Larutan brine dingin
kemudian diumpankan ke panci besar (open pan) yang berfungsi untuk
menguapkan air dengan suhu operasi 205°F (96°C) sehingga dihasilkan garam. Sisa
brine “Mother liquor” kemudian diresirkulasi sedangkan garam dipisahkan.
Gambar 3.5. Diagram alir Pembuatan Garam dengan Proses Open Pan
(https://eusalt.com/salt-production)
Garam NaCl dengan kadar 99,9% kemudian dikeringkan pada dryer dan
diayak untuk mendapatkan ukuran yang seragam.
Pengolahan garam batu secara umum terdiri dari beberapa tahap mulai dari
penggalian batuan, pengangkutan (loader) lalu proses crushing, grinding,
screening lalu dihasilkan garam.
98
Gambar 3.6. Proses Penyiapan Awal
(https://eusalt.com/salt-production)
Berikut ini adalah tahapan secara detail pengolahan garam batu yang
dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang garam.
Garam batu, pertama-tama dilarutkan dalam air untuk membuat air garam
jenuh (brine). Pengotor yang tidak larut dihilangkan dengan penyaringan,
sedangkan yang yang larut dengan perlakuan kimia. Brine dipekatkan sehingga
terjadi pemisahan NaCl, dengan bantuan alat sentrifugal kemudian dikeringkan.
Proses pembuatan garam tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
b. Pembuatan Soda
Natrium karbonat, Na2CO3 dikenal sebagai soda ash, soda, dan abu alkali. Pada
awalnya diproduksi dari pembakaran rumput laut yang kaya natrium. Ketika gulma
dibakar, natrium akan tertinggal sebagai abu dalam bentuk natrium karbonat.
99
Walaupun proses ini efektif, hal itu tidak dapat digunakan untuk menghasilkan soda
ash dalam jumlah besar. Secara Industri, proses pembuatan natrium karbonat
dikenal ada dua macam yaitu secara sintetik dan alami. Secara sintetik terdiri atas
proses Le Blanc dan Solvay sedangkan secara alami disebut sebagai proses Natural.
Adapun penjelasan mengenai proses pembuatan natrium karbonat sebagai berikut
1) Proses Le Blanc
2) Proses Solvay
Proses Solvay menggunakan brine (NaCl) dan batu kapur (CaCO3) sebagai
bahan baku serta ammonia sebagai pereaksi tambahan. Reaktor yang digunakan
adalah Packed tower. Jika dibandingkan antara proses Le Blanc dan Solvay, maka
proses Solvay lebih menguntungkan dikarenakan proses Solvay berjalan pada suhu
rendah, reaksi berjalan pada fase cair-gas, konversi yang dihasilkan besar, dan
natrium karbonat yang dihasilkan lebih berkualitas.
100
Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Solvay
(https://www.researchgate.net)
Proses pembuatan soda abu diawali dengan pengaliran NaCl jenuh ke dalam
absorber bersama dengan CO2 dan NH3, reaksi ini berlangsung pada suhu 40-50 °C.
Hasil reaksi berupa larutan dan sisa gas dikeluarkan dan dialirkan ke menara
karbonasi. Reaksi ini bersifat eksoterm maka perlu pendingin untuk menjaga suhu
reaksi pada suhu 25-60°C dan tekanan 2-3 atm. Hasil reaksi berupa lumpur
NaHCO3 dialirkan ke dalam rotary filter untuk memisahkan padatan NaHCO3 dari
larutannya. NaHCO3 dikeringkan dalam kalsinator menghasilkan soda abu atau
Na2CO3. Soda abu yang terbentuk didinginkan dalam pendingin dengan
disemprotkan H2O. Hasil reaksi samping yang berasal dari rotary filter berupa
NH4Cl dialirkan ke menara pemulihan untuk membebaskan NH3 dan Ca(OH)2.
Persamaan dari proses keseluruhan dapat dituliskan sebagai:
CaCO3 (s) + 2NaCl (s) → Na2CO3 (s) + CaCl2 (s)
c. Pembuatan HCl
Asam klorida (HCl) senyawa ini digunakan secara luas dalam industri.
Karena sifatnya dalam suhu normal berfase gas, maka larutan HCl pekat selalu
101
mengeluarkan asap HCl. Makin tinggi konsentrasinya, makin banyak asap yang
keluar ketika larutan ini terbuka di udara bebas. Oleh karena itu larutan HCl
komersil hanya tersedia dalam konsentrasi 32% dan maksimum 36%
Asam klorida umumnya dibuat dari larutan garam NaCl yang dielektrolisa
menghasilkan larutan NaOH, gas Cl2, dan gas H2. Gas Cl2 dan H2 selanjutnya
direaksikan untuk menghasilkan gas HCl. Sintesa gas HCl adalah reaksi eksotermik
yang menghasilkan panas tinggi. Gas HCl yang terbentuk selanjutnya dimasukkan
ke dalam air murni, dan larut sebagai larutan asam klorida. Penambahan gas
nitrogen berfungsi untuk membersihkan gas hidrogen dan klor yang tidak bereaksi
dalam reaktor, sebagai antisipasi reaksi yang tidak terkontrol. Proses pembuatan
HCl dapat dilihat pada gambar berikut:
102
1. Pembuatan H2SO4 dengan proses kontak
Produksi H2SO4 dengan dengan proses kontak berbahan dasar belerang dan
V2O5 sebagai katalis, dengan suhu reaks sekitar 500°C. Pada proses ini pengaruh
tekanan yang tinggi akan menguntungkan pada saaat pembentukan SO3, tetapi
penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai.
Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan yang tinggi melainkan
tekanan normal, 1 atm.
103
4. Pembuatan pupuk nitrogen dan posfor
Pupuk NPK adalah pupuk majemuk dengan kadar unsur hara N, P dan
K berbasis urea dengan kadar perbandingan N, P, dan K sekitar 15%:15%:15 %.
Proses pembuatan pupuk NPK menggunakan prinsip reaksi Continuous Stirred
Tank Reactor (CSTR) yang merupakan jenis reaktor tangki berpengaduk. Pupuk
NPK umumnya diproduksi melalui Ammoniation of Wet Process dari asam posfat.
Komponen utama dari pupuk NPK adalah senyawa Monoammonium
Phosphate (MAP) dan Diammonium Phosphate (DAP). MAP dihasilkan dari reaksi
asam posfat dan amoniak; MAP mempunyai kandungan 12,2 % N dan 51,7 P2O5.
Proses reaksi pembuatan MAP dan DAP dilakukan pada reaktor preneutralizer
yang selanjutnya diproses pada granulator dan dikeringkan di rotary dryer.
Dengan reaksi sebagai berikut:
NH3 (g) + H3PO4 (l) → NH4H2PO4 (s)
NH3 (g) + NH4H2PO4 (l) → (NH4)2HPO4 (s)
Bahan dari proses ini berupa NH3 cair, asam posfat dengan kadar P2O5 40-54 %,
air untuk scrubber, sumber Nitrogen berupa Urea, NH4NO3, (NH2)SO4 dan H2SO4
sebagai pereaksi tambahan.
104
a) Tahapan Produksi NPK
105
oleh dryer exaust fan untuk dibawa ke dryer scrubber, sedangkan debu produk
dipisahkan di cyclone untuk dikembalikan ke granulator.
Pemilahan dan Penghancuran Produk
Produk dari dryer dikirim ke double deck screen untuk dipilah-pilah sesuai
dengan ukurannya yaitu 2-4 mm. Produk yang berukuran besar didaur ulang
kedalam plug mill.
Perlakuan Produk Akhir
Produk yang sesuai dengan ukuran (onsize) diumpankan ke polishing screen
untuk memisahkan produk halus pada suhu 70-90°C. Selanjutnya produk masuk
fluid bed cooler untuk mencapai suhu < 45°C. Produk ini kemudian diumpankan
ke coater untuk pelapisan produk dengan coating agent agar tidak menggumpal,
selanjutnya dikirim ke gudang produk dengan spesifikasi ukuran granul 2-4 mm
90%, kadar air 1,5%.
106
Gambar 3.12. Proses Pembuatan Semen
(https://www.engineeringintro.com/uncategorized/cement-manufacturing-
process/)
107
(ILC) dan separate line calciner (SLC). Material masuk terlebih dahulu pada
cyclone yang paling atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material
masuk ke dalam rotary kiln.
Pembakaran (Firing)
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln. Di dalam
rotary kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%), sintering, dan klinkering.
Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar adalah 800-900°C,
sedangkan temperatur klinker yang keluar dari tanur putar adalah 1.100-1.400°C.
Pendinginan (Cooling)
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan klinker adalah
cooler. Selanjutnya klinker dikirim menuju tempat penampungan klinker (klinker
silo) dengan menggunakan alat transportasi yaitu pan conveyor.
Penggilingan akhir
Bahan baku proses pembuatan semen terdiri dari:
1. Bahan utama, yaitu terak/clinker.
2. Bahan korektif/penolong yaitu gypsum.
3. Bahan aditif yaitu trass, fly ash, slag, dan lain-lain.
Finish Mill/penggilingan akhir adalah sebuah proses menggiling bersama
antara terak dengan 3%-5% gipsum alami atau sintetis (untuk pengendalian
pengendapan/setting dinamakan retarder) dan beberapa jenis aditif (pozzolan, slag,
dan batu kapur) yang ditambahkan dalam jumlah tertentu, selama memenuhi
kualitas dan spesifikasi semen yang dipersyaratkan.
Horizontal Tube Mill/Ball Mill adalah peralatan giling yang sering dijumpai
di berbagai industri semen, meskipun sekarang sudah mulai dijumpai vertical mill
untuk menggiling terak menjadi semen. Material yang telah mengalami
penggilingan kemudian diangkut oleh bucket elevator menuju separator. Separator
berfungsi untuk memisahkan semen yang ukurannya telah cukup halus dengan
ukuran yang kurang halus. Semen yang cukup halus dibawa dengan media udara
melalui cyclone, kemudian ditangkap oleh bag filter yang kemudian dipindahkan
ke dalam cement silo.
108
Pengemasan
Pengemasan semen dibagi menjadi dua, yaitu pengemasan dengan
menggunakan zak/sak (kraft dan woven) dan pengemasan dalam bentuk curah.
Semen dalam bentuk zak/sak didistribusikan ke toko-toko bangunan. Sedangkan
semen dalam bentuk curah didistribusikan ke proyek-proyek.
b. Pembuatan kaca
Kaca adalah material amorf (non kristalin) dengan bahan utama silika yang
mempunyai sifat transparan dan rapuh. Bahan baku kaca terdiri dari:
Pasir, pasir yang digunakan dalam membuat kaca adalah kuarsa yang sangat murni.
Kandungan besi dalam pasir kuarsa ini tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang
gelas atau 0,015% untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat memberi
warna kaca pada.
Soda, Soda ini berumus kimia Na2O, yang didapatkan dari soda abu atau
bikarbonat.
Feldspar, Feldspar atau kelompok mineral yang terdiri atas Kalium, Natrium, dan
kalsium alumino silikat. Feldspar merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2.
Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik cair kaca dan memperlambat
terjadinya devitrifikasi (proses hilangnya sifat tembus cahaya dari kaca karena
penghabluran)
Borak, Borak adalah zat tambahan sumber Na2O dan boron oksida,. Fungsi
penambahan boraks karena sifat fluksnya yang kuat, bersifat menurunkan sifat
ekspansi dan meningkatkan ketahanan kaca terhadap aksi kimia.
Kerak garam (salt cake), Kerak garam berfungsi membersihkan buih yang terjadi
pada tanur untuk mencegah terbentuknya gelombang-gelombang dalam kaca.
Kulet, Kulet adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang rusak,
pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat membantu pencairan,
dan bahan ini dapat dipakai 10-80% dari keseluruhan bahan baku.
Blok refraktori, Bahan yang dicampurkan untuk menambahan ketahanan terhadap
perlakuan panas yang tinggi.
Gambar alir pembuatan kaca dapat dilihat pada gambar berikut:
109
Gambar 3.13. Proses Pembuatan Kaca Lembaran
(http://juheekim.info/float-glass/)
Tahap proses pembuatan kaca
Peleburan
Peleburan dilakukan dalam Tanur kaca yang diklasifikasi berdasarkan ukurannya
dikenal sebagai tanur periuk (pot furnace) atau tanur tangkidengan kapasitas sekitar
2 ton; tanur tangki (tank furnace) dengan kapasitas kaca cair sebesar 1,350 ton; dan
tangki harian (day tank) dengan kapasitas 1 sampai 10 ton. tangki ini dipanasi secara
elektrotermal atau dengan gas. Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong
tanur regenarasi (regenerative furnace) yang beroperasi dalam dua siklus dengan
dua perangkat ruang berisi susunan bata rongga.
Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang
kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja.
Penyangaian/pemijaran
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus
disangai atau dipijarkan (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin
maupun yang dibuat dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua
macam operasi, yaitu: Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu
110
selama beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan.
Tahap kedua adalah mendinginkan kaca sampai suhu kamar secara perlahan.
111
dengan tujuan untuk melunakan log. Setelah itu dibuang kulitnya dengan mesin
pengupas kulit kayu atau yang sering juga dikenal dengan istilah De – Barker.
• Kayu dipotong – potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping.
• Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang
diunakan untuk membuat kertas) dengan lignin. Proses pemasakan ini ada dua
macam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical Pulping Process. Hasil
dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas
pada mesin kertas (paper machine).
• Pulp diolah dibagian Stock Preparation. Bagian ini berfungsi untuk meramu bahan
baku seperti: menambahkan pewarna untuk kertas, zat retensi dan filler. Bahan
yang keluar dari bagian ini disebut stock (campuran pulp, bahan kimia, dan air)
• Dari stock preparation masuk ke pembersihan dengan alat yang disebut Cleaner.
Dari cleaner stock masuk ke Headbox (pemanas) dilanjutkan ke alat Fourdinier
yang berfungsi untuk membentuk lembaran kertas dan membuang air yang berada
dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut berupa web (kertas basah).
Kadar padatnya sekitar 20 %.
• Kemudian masuk ke Press Part alat penekan yang berfungsi untuk membuang air
dari web sehingga kadar padatannya mencapai 50%. Terakhir ke dryer berfungsi
untuk mengeringkan web sehingga kandungan airnya mencapai 6 %. Akhirnya,
kertas yang kering dililitkan pada gulungan besar (paper roll).
• Kertas diratakan dan dipadatkan lebih jauh dengan melewati rol logam yang
disebut dengan calenders.
112
dua macam yaitu: Dyes atau zat warna yang larut air dan Lakes
atau pigmen yang dibuat melalui proses pengendapan dari penyerapan dye pada
suatu bahan tertentu.
Sebagai salah satu contoh pewarna sintetis adalah pewarna senyawa azo,
Senyawa azo memiliki gugus fungsi R–N=N–R′ dimana gugus N=N disebut
sebagai sebuah gugus azo dan R dan R′ dapat berupa aril atau alkil. Senyawa azo
merupakan tutunan diazena atau diimida HN=NH, dimana kedua hidrogen
tersubstitusi oleh gugus hidrokarbil, misalnya azobenzena PhN=NPh atau
difenildiazena.
Proses pembuatan senyawa azo dapat dilihat pada gambar berikut:
113
Reaksi ini sangat eksotermis sehingga perlu ditambahkan es dan garam dengan
kuantitas yang cukup banyak. Pada proses produksi senyawa anilin dapat
8. Pembuatan Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan
mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada
permukaan tersebut.
Proses Pembuatan Cat Secara Umum
Proses produksi cat secara umum melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing,
grinding, let-down, filtering, color matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu
proses pencampuran awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan
extender/filler didispersikan ke pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai
seperti bahan pembantu untuk men-disperse pigmen (dispersing agent) dan
penurun tegangan permukaan cairan (wetting agent).
114
Gambar 3.16. Diagram Alir Pembuatan Cat
(kyushuiyaku. paints-manufacturing-process-flow-chart-template-word )
Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin
giling/grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan
warna yang diinginkan. Kemudian selanjutnya dalam Let-Down cat diatur
kekentalannya, ditambahkan zat aditif kemudian disaring dan pada tahap akhir di
kemas.
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang dibuat yaitu cat tanpa
pigmen dan dengan penambahan pigmen.
Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja,
yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan langkah yang sesuai dengan jenis
cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran yang tepat. Kemudian
mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga
diperoleh suatu campuran yang benar-benar merata. Perlakuan seperti ini juga
dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood stain (solvent + dyestuff) atau
campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli (padatan).
Cat dengan Pigment dan/atau Extender.
Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus
padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan
padatan terdispersi kasar (dengan kehalusan antara 20–50 mikron), maka proses
yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki
115
padatan terdispersi halus (5–20 micron) maka diperlukan proses penggilingan
partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan
proses dispersi saja adalah: dempul atau filler, cat primer, undercoat, intermediate
atau cat tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan sifat yang harus
dicapai.
116
terlebih dahulu. Proses ini biasa disebut sebagai desalting dan dewatering yang
berfungsi untuk menghilangkan air dan komponen-komponen air laut yang
bercampur dengan minyak mentah selama proses recovery.
Proses Destilasi
Tahap pertama adalah destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan fraksi-fraksi
yang ada di minyak bumi, dimana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada
perbedaan titik didih. Pada proses ini biasanya dilakukan pada sebuah reaktor yang
kedap terhadap udara. Awalnya minyak mentah dialirkan ke dalam tabung tersebut
dan kemudian dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat Celcius.
Selanjutnya hasil dari fraks-fraksi tersebut nantinya dipisahkan, dimana fraksi yang
memiliki titik didih terendah menempati bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang
memiliki titik didih tinggi menempati bagian dasar tabung.
117
hidrokarbon dengan rantai yang lebih kecil melalui proses katalitik termal.
Proses dilakukan pada 800°C dan tekanan 700 kpa,
• Catalytic Cracking – Catalytic cracking adalah proses cracking pada suhu
tinggi dengan tekanan rendah. Pada umumnya reaksi proses perengkahan
katalis ini menggunakan mekanisme perengkahan ion karbonium, dimana
pada mulanya katalis yang bersifat asam menambahkan proton ke dalam
molekul olefin ataupun menarik ion hidrida dari senyawa alkana sehingga
terbentuk ion karbonium.
• Hidrocracking – Hidrocracking adalah kombinasi dari proses thermal
cracking dan catalytic cracking untuk menghasilkan senyawa jenuh. Proses
hidrocracking ini dilakukan dalam tekanan yang tinggi, pada proses ini
terjadi pelepasan sulfur sebagai senyawa hidrogen sulfida.
118
Gambar 3.20 Diagram alir reforming (slideplayer. Info)
Reforming meliputi beberapa proses spesifik seperti reaksi cracking, polimerisasi,
dehidrogenasi, isomerisasi dan alkilasi. Reforming sangat ditentukan oleh sifat
fisik umpan (feed) nafta berdasarkan kandungan parafin, olefin, naftena, dan
aromatik.
4. Proses Alkilasi dan Polimerasi
Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah atom pada suatu fraksi sehingga
molekul sebuah fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada proses
alkilasi ini menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti H2SO4,
HCL atau AlCl3 (asam Lewis). Sedangkan proses polimerasi adalah penggabungan
antara molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam sebuah
fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi meningkat.
Proses alkilasi berlangsung di unit alkilasi asam sulfat, dimana dengan adanya
katalis asam terjadi protonasi alkena (campuran propilena dan butilena)
menghasilkan karbokation dari isobutana teralkilasi. Reaksi terjadi dalam dua fasa
dengan kadar isobutan terhadap alkena tetap tinggi. Produk yang dihasilkan disebut
zat turunan alkil berupa isopentana dan isooktana yang mengandung nilai oktan
tinggi.
119
Gambar 3.21 Diagram alir proses Alkilasi (slideplayer. Info)
Proses Treating
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi
bahan-bahan pengotor yang ada dalam proses pengolahan. Bahan-bahan yang
dihilangkan dalam proses treating ini adalah bau yang dihilangkan melalui proses
copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui proses
solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid
treatment, aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir
belerang melalui proses desulfurizing. Inti dari proses ini adalah mengeliminasi
bahan-bahan yang menurunkan kualitas hasil proses pengolahan minyak mentah.
Proses Blending
Blending adalah proses terakhir yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
produk siap pakai dengan menambahkan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi
minyak bumi.
120
Sebagai ilustrasi pembelajaran kita lihat salah satu perencanaan kegiatan
pembelajaran secara singkat dan sederhana, berikut:
Materi: Pembuatan garam dapur
Pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik dan model pembelajaran inquiri.
Tujuan pembelajarannya adalah peserta didik dapat menguasai proses rekristalisasi
garam dapur sebagai bagian dari pembuatan garam NaCl.
Langkah pembelajaran yang dapat anda lakukan adalah:
1. Buatlah LKS sederhana sebagai acuan untuk melaksanakan praktikum, beri
penjelasan tentang langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam
LKS.
2. Pada bagian prosedur praktikum berikan alternatif beberapa metode
rekristalisasi.
a. Rekristralisasi dengan penumbuhan Kristal NaCl dari larutan jenuh
garam krosok/garam kotor.
b. Rekristalisasi melalui penguapan larutan garam dari larutan jenuh garam
krosok/garam kotor
c. Rekristalisasi melalui proses salting out dengan penambahan gas HCl.
3. Ajak peserta didik untuk menentukan/memilih prosedur dilengkapi dengan
alasan pemilihannya.
4. Pelaksanaan praktikum
5. Refleksi hasil praktikum.
E. Forum Diskusi
Seorang kepala teknik suatu pabrik, diminta oleh manajeman
menyediakan air yang akan digunakan untuk keperluan rumah tangga di
mess yang ada di pabrik. Dia mendapatkan sumber air yang berasal dari
sumur dangkal yang ada di dekat Mess tersebut. Diambilnya sampel air dan
dihasilkan data fisik airnya jernih dan pH nya terukur sebesar 7. Setelah itu
dia coba air tersebut diaerasi selama semalaman dan tidak terbentuk
endapan coklat. Berdasarkan hal tersebut dia putuskan air sumur tersebut
dapat digunakan untuk keperluan di Mess tersebut, dengan hanya dilakukan
121
penambahan kaporit untuk membunuh bakteri/mikroba pathogen.
Berdasarkan uraian tersebut bagaimana pendapat anda mengenai keputusan
pemakaian air tersebut, coba diskusikan dengan teman-teman Anda!
F. Rangkuman
Proses produksi garam tergantung dari sumber yang digunakan, diantaranya
dengan cara solar evaporation, rekristalisasi, multiple effect evaporation dan
pembuatan garam dari batuan garam.
Pengolahan air minum secara lengkap dilakukan jika sumber air baku
berasal dari air sungai dengan tahapan proses Pengambilan air baku, koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan klorinasi.
Pengolahan air proses tidak berbeda dengan pengolahan air minum, proses
lanjutan dilakukan dengan penambahan proses reverse osmosis dan demineralisasi.
Proses pengolahan air baku untuk proses industri yang baik adalah menghasilkan
air proses yang bebas akan zat kimia maupun biologis yang dapat mengganggu
proses produksi.
Pembuatan natrium karbonat dikenal ada dua macam yaitu secara sintetik
dan alami. Secara sintetik terdiri atas proses Le Blanc dan Solvay sedangkan secara
alami disebut sebagai proses Natural.
Asam klorida umumnya dibuat dari larutan garam NaCl yang dielektrolisa
menghasilkan larutan NaOH, gas Cl2, dan gas H2. Gas Cl2 dan H2 selanjutnya
direaksikan untuk menghasilkan gas HCl. Sintesa gas HCl adalah reaksi eksotermik
yang menghasilkan panas tinggi. Gas HCl yang terbentuk selanjutnya dimasukkan
ke dalam air murni, dan larut sebagai larutan asam klorida
Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai bahan
baku dan bahan tambahan dalam berbagai industri. Bahan baku utama pembuatan
asam sulfat adalah sulfur atau belerang. Produksi H2SO4 dengan dengan proses
kontak berbahan dasar belerang dan V2O5 sebagai katalis, dengan suhu reaks sekitar
500°C.
Pupuk NPK adalah pupuk majemuk dengan kadar unsur hara N, P dan
K. Proses pembuatan pupuk NPK menggunakan prinsip reaksi Continuous
122
Stirred Tank Reactor (CSTR) yang merupakan jenis reaktor tangki berpengaduk.
Pupuk NPK umumnya diproduksi melalui Ammoniation of Wet Process dari asam
posfat
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang
padat. Tahap proses produksi meliputi; penggilingan awal, proses pembakaran,
pendinginan, penggilingan akhir dan pengemasan.
Kaca adalah material amorf (non kristalin) dengan bahan utama silika yang
mempunyai sifat transparan dan rapuh. Bahan baku kaca terdiri dari: pasir, soda,
feldspar, borak, kerak, dan refraktori.
Pulp atau bubur kayu merupakan bahan setengah jadi untuk membuat kertas
yang berasal dari serat selulosa dan hemiselulosa. Sedangkan kertas merupakan
material berbentuk lembaran-lembaran tipis atau tebal.
Zat warna adalah zat yang mengubah cahaya tampak melalui proses
absorpsi panjang gelombang secara selektif. Zat pewarna terbagi atas dua jenis
yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik. Pewarna alami merupakan zat warna
yang berasal dari ekstrak tumbuhan sedangkan zat pewarna sintesis merupakan zat
warna yang berasal dari zat kimia.
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan. Proses produksi cat secara umum melalui beberapa
proses, yaitu pre-mixing, grinding, let-down, filtering, color matching, dan
packaging.
Proses pengolahan minyak mentah dilakukan dalam beberapa tahap dengan
system operasional yang beragam. Tahapan yang dilakukan meliputi: Proses
Destilasi, Cracking (Thermal Cracking, Catalytic Cracking, Hidrocracking),
Reforming/isomerasi, Alkilasi dan Polimerasi, Treating dan Blending
123
halus berhubungan dengan pembentukan sistem dispersi. Pada pembuatan
cat kayu atau besi dilakukan langkah yang paling tepat yaitu….
A. Pembentukan sistem dispersi kasar karena jenis cat ini digunakan untuk
cat dasar.
B. Dilakukan penggilingan partikel padat dengan ukuran 20-50 mikron
agar pembantukan cat dapat homogen.
C. Pembentukan dispersi halus karena cat ini termasuk jenis cat yang
berfungsi sebagai filler.
D. Dilakukan penggilingan partikel padat 5-20 micron karena cat tersebut
berfungsi sebagai cat finishing.
E. Dilakukan penggilingan partikel padat dengan ukuran diatas 50 mikron
karena cat tersebut berfungsi sebagai cat primer.
H. DAFTAR PUSTAKA
Adshead, Samuel A.M. Salt and Civilization. MacMillan, 1992.
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia, Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Biegler LT, Grossmann IE, Westerberg AW. Systematic Methods of Chemical
Process Design. Upper Saddle River: Prentice Hall; 1997.
Khoobiar S, Porcelli R, inventor; The Halcon Sd Group Inc., assignee.
Conversion of propane to acrylic acid. European patent EP0117146.
1984 May 5.
HS, Gumbolo. 2009. Pewarnaan Tekstil dengan Zat Warna Alam.
Yogyakarta: Ardana Media.
Isminingsih. 1978. Kimia Zat Warna. Bandung: Institut Teknologi Tekstil.
Multhauf, Robert P. Neptune's Gift. Johns Hopkins, 1978.
Peters MS, Timmerhaus KD. Plant Design and Economics for Chemical
Engineers. 5th ed. New York: McGraw Hill; 2003.
Seider WD, Seader JD, Lewin DR. Process Design Principles: Synthesis,
Analysis, and Evaluation. 3rd ed. New York: Wiley; 2004.
Towler G, Sinnott R. Chemical Engineering Design: Principles, Practice and
Economics of Plant and Process Design. 2nd ed. Boston: Elsevier; 2013.
128
Turton R, Bailie RC, Whiting WB, Shaewitz JA, Bhattacharyya D. Analysis,
Synthesis, and Design of Chemical Processes. 4th ed. Upper Saddle
River: Prentice-Hall; 2012.
129
130
Kegiatan Belajar 4
131
132
A. Pendahuluan
Kegiatan belajar 4 tentang Limbah Industri dan pengolahannya bertujuan
untuk memberikan pemahaman kepada Anda tentang limbah industri dan
pengolahannya. Pada bagian ini Anda diajak untuk mempelajari mengenai jenis
limbah industri, prinsip dan alur proses pengolahan serta jenis alat-alat yang
digunakan didalamnya.
Bagian lain dari kegiatan belajar ini Anda diajak untuk menguasai beberapa
jenis proses produksi. Proses produksi yang akan disajikan pada kegiatan ini
meliputi: pembuatan gula tebu, alkohol dan MSG, pembuatan lemak minyak dan
margarin, pembuatan sabun dan deterjen, pengolahan karet alam dan sintesis,
pengolahan polimer dan plastik, proses elektroplating dan pembuatan bahan bakar,
nabati.
Berdasarkan uraian tersebut maka pemahaman tentang materi pada kegiatan
belajar 4 ini, sangat penting untuk memberikan bekal yang lebih luas dan mendalam
untuk memahami proses pengolahan limbah dan produksi kimia.
Perhatikanlah hal-hal berikut ini agar anda dapat menguasai dengan
mudah apa-apa yang menjadi tuntutan kegiatan belajar ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sehingga anda
memahami benar apa, untuk apa, dan bagaimana caranya mempelajari modul
ini.
2. Sepintas bacalah keseluruhan modul ini untuk menangkap gambaran lengkap
apa yang ingin disampaikan. Setelah itu temukan kata-kata kunci yang
merupakan intisari modul.
3. Setelah ide pokok modul dapat anda tangkap dan kata-kata kunci juga sudah
anda peroleh, maka mulailah anda baca dengan lebih rinci apa-apa yang
merupakan ide pokok tersebut. Berilah tanda dan buatlah komentar bagian-
bagian yang menurut anda menarik. Di tengah-tengah anda mempelajari
rincian penjelasan, mungkin anda diharapkan menjawab soal-soal latihan.
Kerjakanlah soal latihan tersebut, karena soal latihan memang dibuat agar
anda bisa menguasai modul ini dengan lebih baik dengan jalan menuntun
anda menemukan sendiri hal-hal yang akan memperkuat penjelasan.
133
4. Pelajarilah secara berurutan tiap kegiatan belajar. Pada bagian akhir kegiatan
belajar disediakan beberapa soal tes formatif. Kerjakanlah soal tersebut,
untuk mengukur kemampuan anda menguasai modul. Hitunglah jawaban
yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Jika nilai lebih dari 80%, lanjutkanlah ke kegiatan belajar berikutnya secara
berurutan. Jika tidak, maka kembalilah pada penjelasan modul, terutama bagian-
bagian yang anda anggap sukar. Setelah cobalah sekali lagi anda kerjakan soal-
soal tes formatif sampai Anda menguasai materi dengan baik.
B. Capaian Pembelajaran
Setelah pembelajaran kegiatan 4 ini diharapkan Anda dapat menguasai teori
aplikasi alat dan proses industri kimia dalam pembelajaran teknik kimia
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah pembelajaran kegiatan 4 ini diharapkan Anda diharapkan dapat
menguasai: pengertian dan karakter limbah industri, pengolahan limbah dan Proses
produksi pembuatan gula tebu, alkohol dan MSG, pembuatan lemak minyak dan
margarin, pembuatan sabun dan deterjen, pengolahan karet alam dan sintesis,
pengolahan polimer dan plastik, proses elektroplating dan pembuatan bahan bakar,
nabati.
134
C. Uraian Materi
1. Pengolahan Limbah Industri
Limbah merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses, terlebih
dalam proses industri. Limbah yang dihasilkan industri jenisnya bermacam-
macam, berdasarkan pada karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi
empat macam, yaitu: Limbah cair, limbah padat, limbah gas dan limbah B3.
a. Pengolahan limbah padat
Pengolahan limbah padat dilakukan dalam beberapa metode yaitu
penimbunan terbuka, sanitary landfill, insenerasi dan pembuatan kompos
serta daur ulang.
Open dumping. Cara ini dikenal sebagai penimbunan terbuka merupakan solusi
atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat. Proses yang
terjadi tidak dilakukan pemilahan antara limbah organik dan anorganik dan proteksi
menyebarnya limbah dan hasil penguraian limbah, sehingga cara ini masih
berpotensi untuk mencemari lingkungan.
Sanitary landfill. Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi
tanah liat dan juga plastik untuk mencegah perembesan ke dalam sistem tanah.
Selain itu dalam sistem ini dilengkapi dengan pemipaan yang dapat menyalurkan
gas hasil pembusukan anaerob. Salah satu gas yang terbentuk yaitu gas metana yang
dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar atau penghasil listrik.
Insenerasi. Insinerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan
sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik dengan alat insenerator.
Insenerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan
sebagai pengolahan termal. Teknologi insenerasi adalah alternatif yang menarik
dalam teknologi pengolahan limbah. Insenerasi mengurangi volume dan massa
limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (massa). Teknologi ini sebenarnya
bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya
memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak
kasat mata. Kelebihan lain dari proses insenerasi adalah dihasilkan energi dalam
bentuk panas. Namun, sebagian besar komponen limbah B3 dapat dihancurkan,
limbah berkurang dengan cepat dan lahan yang relatif kecil. Jenis insenerator yang
135
paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary
kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber,
aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insenerator
tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan lebih karena alat tersebut dapat
mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.
136
Gambar 4.2 Pengolahan Limbah Cair (Infokimia.com)
Tahapan proses pengolahan limbah cair meliputi:
Pengolahan primer. Tahap ini merupakan pengolahan awal, dimana
dilakukan perlakuan fisis berupa penyaringan kasar dengan denga bar screen
dan penyaringan halus menggunakan Grit Chamber. Perlakuan lain adalah secara
kimiawi yaitu pengendapan dan pengapungan, dengan penambahan koagulan dan
flokulan dalam alat clarifier. Proses pengolahan primer bertujuan untuk
menghilangkan zat terlarut dan koloidal dari senyawa organik maupun anorganik.
Pengolahan sekunder, pada tahap ini diberikan perlakuan menggunakan
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik. Pada tahap ini dilengkapi
dengan tangki pengendap untuk memisahkan lumpur aktif dan lumpur hasil
pengolahan, sebagian lumpur aktif dipisahkan untuk digunakan kembali.
Pengolahan tersier. Pengolahan tersier dilakukan jika limbah telah diproses dari
perlakuan sekunder masih mengandung zat yang berbahaya. Perlakuan yang
diberikan bersifat fisis maupun kimiawi. Teknik yang digunakan lebih tinggi
dibandingkan teknik pada tahap primer maupun sekunder, sebagai contoh adalah
penyaringan menggunakan reverse osmosis.
Desinfeksi. Pada tahap ini dilakukan penambahan desinfektan untuk membunuh
mikro organisme yang berbahaya. Hasil akhir dari olahan tahap ini dapat dibuang
ke badan air.
Pengolahan lumpur. Lumpur hasil pengolahan limbah dikeringkan dan diolah
kemudian sebagai limbah padat.
137
c. Pengolahan limbah gas
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan dengan
mengontrol emisi gas buang, menghilangkan materi partikulat dari udara
pembuangan dengan alat Cottrel. Padatan hasil Cottrel kemudian diolah sebagai
limbah padat atau sebagai limbah B3.
Prinsip kerja alat Cottrel adalah terjadinya Elektroferesis yang
merupakan pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda.
Asap pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung
logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000–75.000
volt). Ujung-ujung logam yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam
udara. Ion-ion tersebut kemudian diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi
bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada
elektrode yang lain membentuk tumpukan partikel yang semakin tebal dengan
ukuran partikel mengalami perbesaran, sehingga dapat dipisahkan sebagai padatan.
138
d. Pengolahan limbah B3.
Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila tidak diolah dapat menimbulkan dampak
yang buruk bagi lingkungan. Oleh karena itulah kita harus bisa mengolahnya
supaya tidak berbahaya. Pengolahan limbah B3 dilakukan dengan teknik yang lebih
cermat dengan memperhatikan metode standar dan syarat yang lebih ketat. Pada
dasarnya pengolahannya hampir sama dengan pengolahan limbah biasa yaitu secara
fisika, kima dan biologi, namun sistem pembuangan limbah B3 lebih ketat. Di
Indonesia pengolahan limbah B3 dilaksanakan oleh PT Prasadha Pamunah Limbah
Industri (PPLI), perusahaan pengolah limbah dari Jepang. Limbah dipisahkan
kandungan racunnya dan padatannyat tidak dibuang langsung ke tanah tapi
ditimbun membentuk gunungan menjulang tinggi. Agar tidak mencemari tanah,
gunungan bekas limbah tersebut dilapisi sejenis terpal antibocor, baik pada lapisan
bawah maupun di atasnya. Sedangkan limbah B3 yang tidak dapat diolah disimpan
dalam bungker tahan bocor, bebas banjir dan gempa.
139
2. Pembuatan gula tebu, alcohol dan MSG
a. Proses Pembuatan Gula Tebu
Gula merupakan karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula diperdagangkan dalam bentuk Kristal senyawa
sukrosa yang digunakan sebagai bahan pemanis dalam makanan maupun minuman.
Proses pengolahan gula tebu dapat dilihat dari diagram alir berikut:
140
jernih. Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula
sehingga biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi).
Jus dan cairan hasil penyaringan dikembalikan ke proses.
Penguapan/Evaporasi. Jus dikentalkan menjadi sirup dengan menguapkan air
menggunakan uap panas dalam suatu proses yang dinamakan evaporasi. Hasilnya
sebagai cairan gula jenuh dengan kandungan gula hingga 80%. Cairan kental
disulfitir dengan penambahan SO2 untuk menghilangkan warna dari gula.
Pendidihan/Kristalisasi. Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke
dalam panci yang sangat besar untuk dididihkan. Pembentukan Kristal diawali
dengan mencampurkan sejumlah Kristal sebagai inisiator ke dalam sirup.
Sentifugasi gula. Kristal yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar
di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya. Larutan induk hasil
pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga
biasanya kristalisasi diulang beberapa kali.
Pengolahan sisa/Recovery. Cairan sisa baik dari tahap penyiapan gula putih
maupun dari pembersihan pada tahap afinasi masih mengandung sejumlah gula
yang dapat diolah ulang. Produk samping berupa molase biasanya diolah lebih
lanjut menjadi pakan ternak atau dikirim ke pabrik fermentasi untuk menghasilkan
produk lain seperti alkohol.
b. Pembuatan alkohol
Tetes tebu atau molase merupakan salah satu hasil dari pengolahan gula,
tetes tebu terdapat kandungan sukrosa, asam organik dan juga gula pereduksi.
Kandungan gula yang terdapat pada molase berkisar 48%-56% dengan pH sekitar
5.5-5.6. Terdapat dua jenis molase yang bisa digunakan untuk fermentasi yaitu
molase yang berwarna hitam (dark) dan juga molase yang berwarna pekat (coklat
tua). Molase hitam merupakan hasil dari pengolahan kristalisasi gula tebu (cairan
gula). Pada tetes tebu hitam ini memiliki kandungan 50% bobot gula yang terdiri
dari 60%-70% gula invert dan juga sukrosa. Sedangkan untuk molase pekat
merupakan cairan gula yang sudah diuapkan sehingga kandungan gula di dalamnya
terdiri dari 70%-80% yang mana kandungan 70% adalah gula invert.
Berikut ini diagram proses fermentasi tetes tebu untuk pembuatan etanol:
141
Gambar 4.6 Bagan Proses Pembuatan Etanol Dari Molase
(eacharya.inflibnet.ac.in)
Proses produksi bioetanol dari tetes tebu (molase) meliputi tahapan:
Pengolahan Tetes, Pengolahan tetes merupakan hal yang penting dalam
pembuatan alkohol bertujuan mendapatkan kondisi optimum untuk pertumbuhan
ragi. Variable yang disesuaikan adalah pH, konsentrasi gula dan jumlah nutrisi.
Kadar gula yang optimum adalah 12° Brix (12 g gula dalam 100 g larutan) untuk
pembibitan dan 24° Brix untuk fermentasi. Pengaturan pH diatur dengan
penambahan asam H2SO4 hingga dicapai pH 4 – 5.
Tahap Penimbangan dan Pencampuran Tetes. Pada penimbangan tetes ini
dipakai jenis timbangan cepat dengan kapasitas timbang tertentu, dilengkapi
dengan alat pembuka dan penutup berupa katup. Tahap pencampuran tetes ini
menggunakan tangki pencampur tetes dengan kapasitas tertentu yang dilengkapi
pancaran uap air panas (steam), yang berfungsi sebagai pengaduk dan pemanas
tetes.
Tahap pengendapan. Tahap pengendapan ini menggunakan tangki yang
dilengkapi dengan pipa pemisah (decanter). Pada tahap ini larutan tetes dengan
kepekatan 40° Brix dari tangki pencampur ditampung dalam tangki ini dan
142
diendapkan selama 5 jam untuk mengendapkan kotoran-kotoran tetes (sludge)
terutama endapan garam.
Tahap Fermentasi. Proses fermentasi ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
Tahap pembiakan dalam tangki pre-fermentor pada suhu 30°C dan pH 4,5-5.
Nutrisi yang dimasukkan adalah urea, diammonium phospat, dan ammonia.
Tahap proses fermentasi bertujuan untuk menghasilkan alkohol dengan kadar
8,5-9 % atau lebih.
Tahap Distilasi. Proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran
etanol air. Proses ini bisa diulangi beberapa kali untuk menghasilkan kadar etanol
95-96%. Untuk menghasilkan kadar alcohol tinggi 99,5% dapat dilakukan dehidrasi
atau penghilangan air, dengan penambahan kapur tohor atau zeolit sintetis yang
didiamkan semalaman.
c. Pembuatan MSG (Monosodium Glutamat)
Monosodium glutamat, juga dikenal sebagai natrium glutamat dan MSG,
yaitu garam natrium dari asam amino non esensial asam glutamat. Proses produksi
MSG dilakukan dalam beberapa tahap meliputi persiapan bahan baku dan bahan
pembantu, fermentasi, kristalisasi, dan netralisasi serta pengeringan dan
pengayakan. Proses produksi MSG dapat dilihat pada diagram proses berikut:
143
Tahapan proses pembuatan MSG meliputi:
Persiapan bahan baku dan bahan pembantu. Tetes tebu atau molase diolah
terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan kalsium dengan menambahkan
H2SO4. Setelah itu tetes disterilisasi dengan menggunakan uap panas bersuhu
maksimum 1200°C selama 10 hingga 20 menit dan siap difermentasi dalam tabung
yang juga disterilisasi. Selain bahan baku utama juga terdapat bahan pembantu
yaitu amina (NH2) sumber nitrogen, asam sulfat (H2SO4), HCl, NaOH, karbon aktif,
“beet molasses” dan “raw sugar”
Fermentasi. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan MSG adalah bakteri
Brevibacterium lactofermentum. Pertama-tama kultur yang telah diinokulasi
dimasukkan kedalam tabung berisi medium pra-starter dan diinkubasi selama 16
jam pada suhu 31°C. Selanjutnya prastarter diinokulasi kedalam tangki starter
Kristalisasi dan Netralisasi. Kristal murni asam glutamat yang berasal dari proses
pemurnian asam glutamat digunakan sebagai dasar pembuatan MSG. Kristal murni
asam glutamat dilarutkan dalam air sambil dinetralkan dengan NaOH atau dengan
Na2CO3 pada pH 6,6-7,0 yang kemudian berubah menjadi MSG. Penambahan
arang aktif digunakan untuk menjernihkan cairan MSG yang kemudian disaring
dengan menggunakan “vacum filter”. Larutan MSG yang telah kental diuapkan
pada kondisi vakum bertekanan 64 cmHg. Umpan Kristal diberikan sekitar 2%
sehingga proses kristalisasi berlangsung selama 14 jam.
Pengeringan dan pengayakan. Kristal MSG yang dihasilkan dari proses
kristalisasi dipisahkan dengan metode sentrifugasi dari cairannya. Filtrat hasil
penyaringan dikembalikan pada proses pemurnian. Kristal MSG yang dihasilkan
setelah disaring kemudian dikeringkan dengan udara panas dalam lorong
pengeringan. Selanjutnya MSG diayak dengan ayakan bertingkat kemudian
dikemas dan disimpan sementara dalam gudang.
144
kandungan lemaknya yang tinggi. Sereal berkisar dari 1 hingga 7 persen, dan
kacang-kacangan dapat mengandung sebanyak 70 persen lemak. Minyak dan lemak
ditemukan sebagai produk dalam dua jenis produk yang berbeda yaitu dalam wujud
cair seperti minyak zaitun, minyak kacang, minyak kedelai, atau minyak bunga
matahari; dan dalam wujud padatan seperti mentega putih, mentega, dan margarin.
Pada dasarnya pengolahan lemak dan minyak berbahan dasar serealia sama
dengan kacang dan biji-bijian. Prinsip dasar dari pengolahannya adalah sistem
ekstraksi, dengan tahapan sebagai berikut: (1) pembersihan untuk penghilangan
pengotor logam, biji gulma asing, dan pasir menggunakan pemisah magnetis, (2)
menghilangkan kulit ari (3) penggilingan kasar untuk menghasilkan bubur serealia,
(4) pemisahan minyak murni (virgin oil) dari padatan dengan cara pemerasan
dengan alat pemeras screw. Proses selanjutnya dilakukan proses terpisah yaitu
pengolahan padatan dan virgin oil.
Padatan hasil pemerasan masih mengandung 3-15% minyak diekstrak
dengan menggunakan pelarut organik petroleum eter menghasilkan fraksi padatan
dan cairan. Padatan yang terjadi dilakukan pemisahan pelarut dan diproses lanjut
untuk dijadikan pakan atau bahan produk lain. Sedangkan fraksi cairan berupa
minyak ditambahkan basa pada suhu 40-85°C untuk memisahkan lemak bebas,
setelah terjadi pemisahan lemak dilanjutkan dengan pemisahan basa. Minyak bebas
lemak kemudian dicampurkan dengan virgin oil untuk proses selanjutnya.
Minyak murni (virgin oil) kemudian mengalami proses pemisahan air atau
proses degumming, dengan penambahan sedikit air yang diikuti dengan pemisahan
air dan fosfolipid menggunakan alat sentrifugal. Minyak hasil degumming
selanjutnya dipucatkan secara kimia dengan penambahan hidrogen peroksida
(H2O2) sebagai zat pemutih atau secara fisik menggunakan mineral berupa tanah
liat yang telah diaktivasi maupun karbon aktif sebagai absorben. Proses selanjutnya
minyak mengalami pemisahan dari padatan yang masih terkandung dalam minyak.
Proses akhir adalah proses penghilangan bau dalam reaktor dengan melewatkan uap
pada suhu 175-205°C dan penambahan 0,01% asam sitrat untuk menghilangkan
logam trace seperti Fe dan Cu. Proses pengolahan minyak dan pemisahan lemak
dari serelia dapat dilihat pada gambar berikut:
145
Gambar 4.8 Diagram alir pembuatan lemak dan minyak dari serealia
(EncyclopediaBritannica. Inc)
b. Pembuatan Margarin
Minyak serelia yang telah mengalami netralisasi, bleaching, dan
deodorisasi, selanjutnya mengalami proses hidrogenasi. Hidrogenasi adalah suatu
proses yang dilakukan untuk memungkinkan mengubah minyak nabati menjadi
bentuk lemak. Hidrogensasi merupakan proses pengolahan minyak atau lemak
dengan jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak,
sehingga ketidakjenuhan minyak atau lemak berkurang, dan membuat lemak
bersifat plastis. Hidrogenasi berlangsung dalam suatu reaktor, yang dapat dilihat
pada gambar berikut:
146
Gambar 4.9 Reaktor proses hidrogenasi
(https://www.123rf.com)
a. Pembuatan sabun
Sabun merupakan hasil reaksi saponifikasi dari asam lemak (trigliserida)
dengan basa dari alkali menghasilkan garam natrium (sabun) dan gliserol.
Persamaan reaksi saponifikasi tersebut adalah:
147
C6H8O6 (l) + 3 NaOH (ag) → 3 HRCOONa (aq) + C3H8O3 (l)
Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis
sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah
Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak
adalah Kalium Hidroksida (KOH). Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran
kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Proses produksi sabun dapat
dilihat pada gambar berikut:
148
Pembentukan akhir sabun. Sabun hasil pencampuran yang sudah jadi kemudian
didinginkan, dicetak, dikeringkan dan diberi cap yang selanjutnya dipaking siap
untuk didistribusikan.
b. Pembuatan Deterjen
Deterjen merupakan salah satu produk industri yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, terutama untuk keperluan rumah tangga dan industri.
Deterjen dapat berbentuk cair, pasta, atau bubuk yang mengandung konstituen
bahan aktif pada permukaannya dan bahan tambahan. Konstituen bahan aktif adalah
berupa surfaktan yang merupakan singkatan dari surface active agents, yaitu bahan
yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik
cair-gas maupun cair-cair) untuk mempermudah penyebaran dan pemerataan.
Adapun konstituen tambahan dapat berupa pembangun, zat pengisi, zat pendorong,
diantaranya adalah: Garam dodesilbenzena sulfonat, natrium lauril eter sulfat,
kokonum sitrat, dan metil paraben.
Tahapan proses produksi deterjen adalah:
Sulfonasi-sulfasi. Alkilbenzena dimasukkan secara kontinyu ke dalam sullfonator
dengan jumlah oleum yang diperlukan. Suhu harus dijaga sekitar 55°C. Hasil reaksi
sulfonasi kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengembang dan kemudian
didinginkan. Reaksi utama pembuatan dari deterjen adalah:
Alkilbenzen + Oleum → Alkilbenzensulphonate + asam sulfat
Netralisasi. Produk sulfonasi dinetralisir dengan penambahan larutan NaOH pada
temperatur yang terkontrol untuk menjaga aliran cairan surfaktan, yang kemudian
disimpan dalam tangki penyimpanan.
Pembentukan deterjen. Surfaktan dialirkan bersama silikat butiran pengisi kering
dan fosfat kedalam tangki pencampur membentuk cairan kental yang kemudian
disimpan di tangki drop.
Pembentukan serbuk. Cairan dipompa dimasukkan kedalam spray tower yang
dilengkapi siklon, sehingga terbentuk serbuk yang kering. Serbuk yang terjadi
dihisap dengan siklon untuk diayak dalam saringan sambil ditambahkan pewangi.
Produk selanjutnya dipaking untuk didistribusikan.
149
Gambar 4.11 Diagram Alir Pembuatan Deterjen
(srdchemicals.wordpress.com)
150
karet, yaitu: butadiena, stirena, isoprena, kloroprena, akrilonitril, etilena atau
propilena. Monomer ini kemudian dipolimerisasi menggunakan katalis dan uap
membentuk rantai polimer yang karet intermediet yang diproses lanjut menjadi
karet jadi dengan teknik vulkanisasi.
Salah satu proses produksi karet sintesis dapat dilihat pada pembuatan karet
sintetis butil, seperti pada gambar berikut:
151
klorida terbentuk dalam reaktor. Metil klorida dan monomer yang tidak bereaksi
dipisahkan dalam kolom destilasi dengan penambahan uap dan air panas.
Tahap 3 dan 4. Terjadi proses kompresi dan pemurnian serta daur ulang, pelarut
dan isobutilen sebagai hasil pungut ulang dikeringkan dan didaur ulang ke bagian
polimerisasi, sementara kotoran dikeluarkan.
Tahap 5. Pada tahap ini dilakukan finishing dimana sluri yang berisi bahan
pembantu dan antioksidan dimasukkan ke dalam sluri polimer. Hal ini untuk
menstabilkan polimer dan mencegah aglomerasi. Kemudian polimer disaring dari
dan dikeringkan dalam serangkaian langkah pengeringan dan alat ekstrusi. Fluid
bed conveyor digunakan untuk mendinginkan produk hingga terbentuk lembaran
karet sintetis yang sesuai dengan standar yang ditentukan.
152
Proses ini kadang-kadang disebut reaksi injection molding (RIM) dan umumnya
digunakan untuk bahan seperti polyurethane.
Proses Ekstrusi. Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang
tetap. Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan
penampang yang rumit, bisa memproses bahan yang rapuh karena pada proses
ekstrusi hanya bekerja tegangan tekan tanpa adanya tegangan Tarik.
153
Kedua bagian pada cetakan tersebut telah dipanaskan, namun hanya satu saja yang
dapat digerakkan. Kemudian cetakan ditutup kemudian bahan diberikan tekanan
pada saat suhu tinggi.
Dalam molding transfer (variasi dari Molding kompresi), bahan padatan
terlebih dahulu dilelehkan dalam sebuah wadah perpindahan panas. Setelah itu,
bahan yang sudah berubah menjadi cairan disuntikan ke dalam ruangan cetak dan
diberikan tekanan yang merata pada seluruh permukaaannya. Teknik ini digunakan
dengan polimer-polimer termoseting yang memiliki geometri yang kompleks.
Proses Blow Molding. Proses blow molding untuk pembuatan wadah plastik mirip
dengan yang digunakan untuk meniup botol kaca.
154
memiliki konfigurasi (bentuk) kontainer yang diinginkan. Bentuk bahan yang
berongga dibentuk dengan meniupkan udara atau uap di bawah tekanan ke parison,
sehingga mendorong dinding tabung agar sesuai dengan kontur cetakan. Suhu dan
viskositas parison harus diatur dengan cermat.
7. Proses elektroplating
155
Gambar 4.18 Alat Elektroplating Ni
(kiyokawa.co.jp)
Proses industri elektroplating melalui beberapa tahap proses yang dapat
dilihat pada diagram berikut:
156
Proses elektroplating. Proses elektroplating dilakukan dalam sel elektrolisis
dimana benda kerja ditempatkan sebagai katoda, larutan elektrolit dan anoda sesuai
dengan jenis logam yang melapisan. Dalam proses ini dilakukan pengaturan suhu
(biasanya pada 50°C), pengaturan suhu diatur dengan bantuan sistem pendingin air.
Finishing. Benda kerja hasil elektrolisis dicuci dengan air bebas mineral, kemudian
dilakukan proses pengkilapan dan penambahan penguat permukaan.
Bahan bakar nabati (BBN) atau biosolar/biodiesel dibuat dari minyak nabati
yang dihasilkan dari kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok,
kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan
BBN melalui proses transesterifikasi diperoleh metil ester (biodiesel). Metil ester
ini kemudian dicampur dengan bahan bakar solar dikenal sebagai B10, B20.
Campuran ini mempunyai sifat-sifat fisis mendekati sifat-sifat fisis solar sehingga
B10 maupun B20 dapat dipergunakan sebagai pengganti solar.
Proses produksi biosolar dapat dilakukan dengan sistem dua tangki reaktor.
Tangki pertama disebut juga reaktor transesterifikasi yang dilengkapi dengan
pengocok dan pemanas. Reaktor ini digunakan untuk mereaksikan minyak nabati
dengan methanol dengan adanya katalis. Tangki reaktor kedua juga dilengkapi
pengocok, pemanas dan sistem penambahan air. Penambahan air dimaksudkan
untuk memisahkan katalis, gliserol dan sabun. Pada saat pemusingan minyak dan
sebagian sabun dan air membentuk emulsi, untuk pemisahannya dilakukan dengan
pemanasan dalam kondisi vakum, sehingga dihasilkan biodiesel. Diagram proses
dari pembuatan biodiesel ini dapat dilihat pada gambar berikut:
157
Gambar 4.20 Diagram Alir Proses Pembuatan Biodiesel
(reseachgate.com)
158
7. Pada bagian prosedur praktikum berikan alternatif beberapa bahan dasr
pembuatan minyak diesel.
8. Ajak peserta didik untuk menentukan/memilih bahan dasar minyak diesel
dilengkapi dengan alasan pemilihannya.
9. Pelaksanaan praktikum
10. Refleksi hasil praktikum.
E. Forum Diskusi
Seorang kepala teknik suatu pabrik pencelupan kain, diminta oleh
manajemen untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi
pabrik tersebut. Beradasarkan data bahan dan proses yang berlangsung kepala
teknik mendapatkan simpulan bahwa limbah tergolong larutan basa dan
mengandung zat pewarna yang mudah membentuk endapan jika ditambahkan
koagulan dan flokulan. Oleh karena itu maka dia menyarankan proses pengolahan
limbah cair tersebut dilakukan secara sederhana yaitu hanya menggunakan
perlakuan primer tanpa pengolahan lanjut. Berdasarkan uraian tersebut bagaimana
pendapat anda mengenai keputusan pengolahan yang diajukan oleh kepala teknik
tersebut, coba diskusikan dengan teman-teman Anda!
F. Rangkuman
Didasarkan pada jenis limbah yang dihasilkan pengolahan limbah industri
terbagi menjadi pengolahan limbah padat, cair, gas dan limbah B3. Pada
pengolahan limbah padat dapat dilakukan secara penimbunan terbuka, Sanitary
Landfill, insenerasi dan pemanfatan sebagai kompos atau jadi bahan yang lain.
Pengolahan limbah cair dilakukan dalam sistem Waste Water Treatment yang
dilakukan dalam tahap primer, sekunder, tersier atau khusus, desinfektan dan
perlakuan terhadap lumpur. Pengolahan limbah gas dapat dilakukan dengan
mengurangi emisi dan penggunaan alat kotrel. Sedangkan untuk limbah B3 diolah
dengan aturan dan cara yang lebih ketat yang biasanya diperlukan perusahaan
khusus pengelola limbah B3.
159
Pengolahan gula dari tebu mempunyai beberapa tahap produksi yang
meliputi: Tahapan yang dilakukan pada pengolahan tebu adalah: Ekstraksi,
Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming), Penguapan / Evaporasi,
Pendidihan / Kristalisasi, Sentifugasi gula. Pengolahan sisa atau Recovery.
Proses produksi MSG dilakukan dalam beberapa tahap meliputi persiapan
bahan baku dan bahan pembantu, fermentasi, kristalisasi, dan netralisasi serta
pengeringan dan pengayakan.
Proses produksi bioetanol dari tetes tebu (molase) meliputi tahapan:
Pengolahan Tetes, Tahap Penimbangan dan Pencampuran Tetes, Tahap
Pengendapan, Tahap Fermentasi yang terdiri dari Tahap pembiakan dan Tahap
proses fermentasi serta tahap akhir yaitu Tahap Distilasi.
Prinsip dasar dari pengolahannya adalah sistem ekstraksi, dengan tahapan
sebagai berikut: (1) pembersihan untuk penghilangan pengotor logam, biji gulma
asing, dan pasir menggunakan pemisah magnetis, (2) menghilangkan kulit ari (3)
penggilingan kasar untuk menghasilkan bubur serealia, (4) pemisahan minyak
murni (virgin oil) dari padatan dengan cara pemerasan dengan alat pemeras screw.
Proses selanjutnya dilakukan proses terpisah yaitu pengolahan padatan dan virgin
oil. Sedangkan untuk pembuatan margarin dilanjutkan dengan hidrogenasi minyak
atau lemak dari serealia.
Tahapan proses dalam pembuatan sabun meliputi: Saponifikasi yaitu reaksi
antara minyak, alkohol dan katalis, mixing yaitu pencampuran sabun dengan zat
tambahan dan tahap akhir adalah Pembentukan akhir sabun.
Tahapan proses produksi deterjen adalah: Sulfonasi-sulfasi yaitu reaksi
Alkilbenzena dengan Oleum, Netralisasi. Produk sulfonasi dinetralisir dengan
penambahan larutan NaOH pada temperatu yang terkontrol, Pembentukan deterjen
dan Pembentukan serbuk.
Tahapan pembuatan karet adalah: Pencampuran bahan biasanya terdiri dari
sekitar 98% Isobutilena dengan 2% Isoprena. Pada polimerisasi dan pemisahan
monomer yang tidak bereaksi, proses kompresi dan pemurnian serta daur ulang,
pelarut dan isobutilen dan finishing dimana slurry yang berisi bahan pembantu dan
160
antioksidan dimasukkan ke dalam sluri polimer untuk menstabilkan polimer dan
mencegah aglomerasi.
Industri polimer meliputi beberapa proses, yaitu: Molding Injeksi adalah
teknik yang paling banyak digunakan untuk fabrikasi bahan termoplastik. Ekstrusi
adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap. Proses Molding
Kompresi dan Transfer, dalam proses ini dibutuhkan campuran yang tepat antara
polimer dan aditif yang ditempatkan antara Mold Plunger dan Mold Cavity, dan
proses blow molding untuk pembuatan wadah plastik mirip dengan yang digunakan
untuk meniup botol kaca.
Tahapan proses elektroplating adalah: Penyiapan benda kerja. Pada tahapan
ini dilakukan homogenisasi dan penghalusan permukaan benda kerja, pickling
untuk menghilangkan oksida logam dengan perendaman dalam larutan asam dan
pencucian menggunakan air bebas mineral. Proses elektroplating dilakukan dalam
sel elektrolisis. Finishing, benda kerja hasil elektrolisis dicuci dengan air bebas
mineral, kemudian dilakukan proses pengkilapan dan penambahan penguat
permukaan.
Proses produksi biosolar dapat dilakukan dengan sistem dua tangki reaktor.
Tangki pertama disebut juga reaktor transesterifikasi. Tangki reaktor kedua juga
dilengkapi pengocok, pemanas dan sistem penambahan air.
G. Test Formatif
1. Petrokimia adalah industri yang mengolah hasil pengolahan minyak bumi
menjadi senyawa kimia. Ditinjau dari bahan baku, pelarut dan produk akhir
banyak yang tergolong senyawa yang bersifat toksisitas tinggi. Untuk menjamin
pabrik tersebut bersifat green proses, maka pengolahan limbah yang paling tepat
adalah……
A. Limbah cairnya lebih diprioritaskan diendapkan dan endapannya ditimbun
secara terbuka supaya senyawa yang mudah larutnya mudah hilang.
B. Limbah cair diolah secara lengkap dan padatannya diolah sebagai limbah B3.
C. Limbah cairnya diolah secara lengkap dan padatannya diolah dengan
insenerator.
161
H. Daftar Pustaka
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia, Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Bailey AE. 1950. Industrial Oil and Fat Product. New York: Intersholastic
Publishing Inc
Biegler LT, Grossmann IE, Westerberg AW. Systematic Methods of Chemical
Process Design. Upper Saddle River: Prentice Hall; 1997.
Cavitch, Susan M. The Natural Soap Book: Making Herbal and Vegetable-Based
Soaps. Storey Communications, 1995.
Peters MS, Timmerhaus KD. Plant Design and Economics for Chemical Engineers.
5th ed. New York: McGraw Hill; 2003.
Spitz, Luis, ed. Soap Technologies in the 1990s. American Oil Chemists Society,
1990.
Towler G, Sinnott R. Chemical Engineering Design: Principles, Practice and
Economics of Plant and Process Design. 2nd ed. Boston: Elsevier; 2013.
Turton R, Bailie RC, Whiting WB, Shaewitz JA, Bhattacharyya D. Analysis,
Synthesis, and Design of Chemical Processes. 4th ed. Upper Saddle River:
Prentice-Hall; 2012.
Tugas Akhir
Menjamurnya jasa laundry di kota maupun di daerah pelosok dipandang dari
segi ekonomi memberikan alternatif jenis usaha dan lapangan kerja baru. Namun
demikian di sisi pelestarian lingkungan usaha ini memperlihatkan dampak negatif.
Pelaku usaha seringkali mengalirkan limbahnya secara langsung ke badan sungai
atau saluran air. Limbah laundry memiliki kandungan zat kimia yaitu deterjen
(surfaktan) dan senyawa fosfat yang tinggi. Kedua zat ini berfungsi sebagai
pengikat kotoran yang menempel pada pakaian, ketika dibuang ke lingkungan air
akan mengakibatkan pengurangan kadar oksigen dalam air yang dapat mengancam
keberlangsungan hidup biota air. Diskusikan dengan teman anda, bagaimana
sumbangan anda mengenai kondisi tersebut. Tentukan alternatif tindakan yang anda
pilih. Agar hasil diskusi dapat diinformasikan dengan lebih mudah buatkan uraian
166
teknis secara sederhana dan gambarkan dalam bentuk diagram alir proses lengkap
dengan alur dan peralatan yang diperlukan.
Test Sumatif
Untuk membagi garis dengan panjang yang sama, aturan yang digunakan
adalah….
A. r1 = r2 < R
167