Anda di halaman 1dari 8

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Kimia Tekstil


Judul Kegiatan 1. Evaluasi Kimia dan Fisika Tekstil
Belajar (KB) 2. Proses Persiapan Kimia Tekstil
3. Pencelupan dan Analisis Zat Warna
4. Teknik Pencapan dan Colour Maching serta
Penyempurnaannya
N Butir Respon/Jawaban
o Refleksi
1 Daftar Industri tekstil adalah industri yang menghasilkan berbagai
peta jenis produk dengan bahan dasar benang yang berasal dari serat.
konsep Tekstil Hewan biasanya bersumber dari bulu, kulit atau sutra.
Sutra adalah bahan tekstil berasal dari serat kepompong ulat
(istilah
sutera China.
dan Bahan tekstil mineral ialah tekstil yang dibuat dengan
definisi) di mencampur bahan mineral atau galian seperti asbestos, silika,
modul ini basal, perunggu, besi bahkan emas.
Serat campuran adalah serat yang dibuat dari campuran
berbagai bahan berbeda.
Proses dekolorisasi ialah proses pengurangan kepekatan warna
pada proses pencelupan.
Zat warna merupakan senyawa organik tidak jenuh (golongan
aromatik, seperti: benzena, toluena, fenol, piridina) yang
mengandung gugus kromofor sebagai pembawa warna seperti:
azo, nitro, nitroso dan karbonil dan auksokrom sebagai pengikat
warna seperti: gugus hidroksil, karboksil, sulfonat.
Kanji adalah senyawa polisakarida yang digunakan dalam
industri tekstil sebagai bahan utama proses penganjian (sizing
process).
Kanji Setengah Buatan (Semi Sintetis) yaitu kanji yang berasal
dari bahan-bahan alam dan dibuat melalui proses kimiawi
(dicampur dengan bahan-bahan buatan), seperti CMC (Karboksi
Metil Selulosa).
Kanji Buatan (sintetis) yaitu kanji yang dibuat melalui proses
kimiawi.
Uji pembakaran adalah salah satu cara pengujian untuk
pemeriksaan asal serat bahan tekstil.
Kehalusan serat dinyatakan dengan perbandingan antara
panjang serat dengan lebarnya.
Alat yang digunakan untuk mengukur kehalusan serat adalah
Micronaire atau Arealometer.
Kekuatan per lea digunakan untuk menentukan kekuatan
benang kapas, dengan cara penarikan benang yang panjangnya 1
lea (120 yard) hasil penggulungan pada kincir sebanyak 80 kali
(tiap putarannya = 1,5 yard).
Jumlah antihan pada benang adalah jumlah putaran (twist) pada
benang tersebut per unit panjang dari benang dalam keadaan
masih ada antihannya.
Twist faktor adalah bilangan yang ditetapkan untuk
menentukan antihan per inci yang sesuai, biasanya digunakan
untuk benang filamen.
Alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur twist benang
adalah twist tester.
Proses Steam Setting dengan alat VHS (Vacuum Heat setter)
yaitu pemantapan antihan dengan menggunakan tekanan uap
panas.
Daya Kempa ialah sifat dari sisik wool yang saling kait-mengait
dengan pertolongan air panas dan sabun.
Daya mulur atau elastisitas adalah kemampuan untuk kembali
ke panjang semula setelah mengalami tarikan.
Anyaman kain tenun merupakan silangan antara benang lusi
dengan benang pakan sehingga terbentuk kain tenun.
Benang lusi adalah benang yang sejajar dengan panjang kain
tenun dan biasanya digambarkan ke arah vertikal.
Benang pakan adalah benang yang sejajar dengan lebar kain dan
biasanya digambar ke arah horizontal.
Pile up merupakan proses menumpuk gulungan kain pada
kereta kain (palet) dengan cara membuka gulungan kain tersebut
sampai memenuhi kapasitas palet.
Penarikan ujung kain bertujuan untuk mempermudah proses
penulisan kode dan penyambungan.
Kain tepis ini berfungsi untuk memperkuat sambungan,
mencegah tepi kain melipat, dan mengetahui batas antar
gulungan.
Pemasakan kain merupakan proses untuk menghilangkan
berbagai zat yang menempel pada permukaan serat.
Tahap saponifikasi untuk menghilangkan zat zat hidrofobik
yang menghalangi proses selanjutnya seperti pektin, wax,
protein, abu dan kotoran organik lainnya.
Tahap pemasakan (scouring) untuk melepaskan hasil
saponifikasi kotoran dari serat berupa penyabunan.
Mesin haspel digunakan untuk memasak kain-kain yang tipis.
Mesin jigger untuk kain-kain yang lebih tebal dan kuat.
Proses pemasakan sutera bertujuan untuk menghilangkan
serisin, sehingga pegangan menjadi lembut dan kilapnya tinggi,
seperti wol.
Sutera adalah serat protein sehingga mudah dirusak oleh basa
kuat seperti soda kaustik.
Proses pemasakan serat sutera menggunakan basa lemah
dikenal dengan istilah degumming.
Pengelantangan kain dilakukan untuk menghilangkan warna
alami yang
disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain,
sehingga diperoleh bahan yang putih.
Merserisasi merupakan suatu pengolahan kain dengan larutan
basa untuk meningkatkan daya serap terhadap zat warna;
menambah kilau kain; menambah sifat pegangan yang lembut;
memperbaiki kestabilan dimensi; menambah kerataan dan
kestabilan kain, serta menambah kekuatan tarik.
Pemantapan panas merupakan proses untuk memperbaiki
stabilitas dimensi serat-serat sintetik.
Serat-serat sintetik bersifat termo plastik, artinya serat akan
melunak ketika suhunya mendekati titik leleh.
Pencelupan (dyeing) merupakan proses pemberian warna pada
bahan tekstil secara merata dengan menggunakan media air.
ZPA (Zat Pewarna Alam) berasal dari bahan-bahan alam hasil
ekstraksi atau fermentasi tumbuhan, hewan atau mineral-
mineral.
ZPS (Zat Pewarna Sintetis) dibuat dengan reaksi kimia dari
bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang
merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti
benzena, naftalena dan antrasena.
Reaksi kondensasi adalah reaksi pembentukan molekul zat
warna dengan manghasikan residu berupa air.
Reaksi adisi adalah reaksi pembentukan molekul zat warna
dengan tanpa menghasilkan resio atau lewat penambahan
panjang rantai molekul.
Zat warna langsung (substantif) mudah larut dalam air dan
langsung dapat mewarnai serat.
Zat warna tidak langsung (ajektif) sukar larut dalam air dan
memerlukan zat pembantu untuk dapat mewarnai serat.
Zat warna monogenetik yaitu zat warna yang hanya
memberikan arah satu warna.
Zat warna poligenetik yaitu zat warna yang memberikan
beberapa arah warna.
Zat warna direk bersifat larut dalam air, sehingga dapat
langsung dipakai dalam pencelupan serat selulosa seperti katun,
rayon dan rami.
Zat warna asam adalah zat warna yang dalam pemakaiannya
memerlukan bantuan asam mineral atau asam organic untuk
membantu penyerapan, atau zat warna yang merupakan garam
natrium asam organik dimana anionnya merupakan komponen
yang berwarna.
Zat warna basa (Mauvin), terutama dipakai untuk mencelup
serat protein seperti wol dan sutera.
Zat warna belerang adalah zat warna yang mengandung unsur
belerang sebagai kromofor.
Zat warna naftol atau zat warna ingrain (”ice colours”)
merupakan zat warna yang terbentuk di dalam serat dari
komponen penggandeng (coupler), yaitu naftol dan garam
pembangkit, yaitu senyawa diazonium yang terdiri dari senyawa
amina aromatik.
Zat warna naftol dapat bersifat poligenik, artinya dapat
memberikan bermacam-macam warna, bergantung kepada
macam garam diazonium yang dipergunakan dan dapat pula
bersifat monogetik, yaitu hanya dapat memberikan warna yang
mengarah ke satu warna saja, tidak bergantung
kepada macam garam diazoniumnya.
Zat warna pigmen adalah zat warna yang hanya mengandung
kromofor saja sehingga pada pencelupannya perlu dibantu
dengan zat pengikat yang disebut binder/penggikat karena tidak
dapat berikatan dengan serat.
Zat warna reaktif adalah suatu zat warna yang dapat
mengadakan reaksi
membentuk ikatan kovalen dengan serat sehingga zat warna
tersebut merupakan bagian dari serat.
Zat warna golongan I merupakan zat warna yang luntur oleh
amonia 10% yaitu zat warna direk dan zat warna asam,
sedangkan yang luntur dengan asam asetat mendidih merupakan
zat warna basa.
Zat warna golongan II merupakan zat warna yang berubah
warnanya setelah direduksi dengan Na 2S2O4 dalam suasana basa
dan saat dioksidasi warnanya akan kembali ke warna semula.
Zat warna golongan III termasuk zat warna yang akan rusak
apabila dimasukkan ke dalam larutan natrium hidrosulfit dalam
suasana basa, sehingga dengan oksidasi warna tidak akan
kembali seperti semula.
Zat warna golongan IV merupakan zat warna yang tidak luntur
dalam pelarut-pelarut anorganik tetapi luntur dalam larutan
organik dimetil formamida (DMF) 1:1 dan DMF 100%.
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi secara
kimia dengan serat selulosa dalam ikatan yang stabil.
Serat poliamida merupakan serat sintetik yang hidrofob
sehingga zat warna yang sukar larut dalam air misalnya zat
warna dispersi dapat dipergunakan untuk mencelup serat
tersebut.
2 Daftar 1. Uji kekuatan tarik dan mulur benang
materi 2. Pengujian twist benang
yang sulit 3. Uji cringkle benang
dipahami
di modul
ini
3 Daftar 1. Pengujian grade benang
materi 2. …
yang
sering
mengalami
miskonsep
si

Anda mungkin juga menyukai