Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS MUTU TEKSTIL DAN BUSANA

Berat jenis, titik leleh, pewarna dan penampang melintang serat tekstil

Disusun untuk melengkapi tugas analisis mutu tekstil dan busana

Puteri Lenia Pujiningsih

5403417013

Pendidikan Tata Busana

Pendidika Kesejahteraan Keluarga

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

2019
A. Berat Jenis Serat Tekstil

1. Kapas : 1,5635
2. Rayon : 1,162
3. Rami : 1,5635
4. Wol : 1,3445
5. Sutera : 1,381
6. Polyester :1,2715
7. Polyamida : 1,125
8. Polyakrilat : 1,1985
9. Polyester kapas : 1,4175
10. Polyester rayon : 1,4175
11. Polyester wol : 1,162

B. Titik leleh serat tekstil

1. Serat asbes :1180®C-1500®C


2. Serat rayon kumproanium :180®C
3. Serat rayon asetat : 230®C
4. Serat rayon trisetat : 290®C-300®C
5. Serat poliamida
-Nilon 66 : 263®C
-Nilon 610 : 214®C
-Nilon 6 : 215®C
6. Serat polyester : 250®C
7. Serat distribusi dengan halogen
-Vinyon : 135®C-150®C
-Saran : 180®C
-Polivinil klorida : 100®C
-Teflon : 405®C
8. Serat polihidrokarbon distribusi dengan nitril
-Acrilan : 250®C
-Orton : tahan panas
9. Serat polihidrokarbon distribusi dengan hidroksil
-vinilon : 220®C

C. Zat PewarnaTekstil
Menurut Santoso (2014:18), zat warna adalah bahan pewarna yang mudah larut dalam air, atau
dilarutkan dalam air serta mempunyai daya tarik terhadap serat.Sedangkan menurut Sunarto
(2008:155), zat warna ialah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan
pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna (permanent). Jadi suatu zat dapat
berlaku sebagai zat warna apabila zat tersebut memiliki gugus yang dapat menimbulkan warna
(chromofor)dan zat tersebut mempunyai gugus yang dapat mempunyai afinitas terhadap serat
tekstil auxsochrom. Menurut Noor Fitrihana (2010:82), zat warna tekstil adalah suatu senyawa
organik dan anorganik yang mengandung gugus kromofor dan auksokrom sehingga mampu
mewarnai bahan tekstil. Gugus kromofor adalah gugus penimbul warna yang menyebabkan
molekul serat berwarna.Auksokrom adalah gugus yang mengaktifkan kerja kromofor dan
memberikan daya ikat terhadap serat yang terdiri dari 2 (dua) golongan, golongan kation seperti (
NH2) dan golongan anion (COOH, SO3H). Selain memiliki gugus penimbul warna zat warna
tekstil harus dapat dilarutkan dalam air.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa zat warna tekstil adalah
suatu senyawa organik maupun anorganik yang dapat larut dalam air, mempunyai daya tarik
terhadap serat dan memiliki ketahanan luntur warna.b.Penggolongan Zat WarnaMenurut
Noor Fitrihana (2010:86), zat warna tekstil digolongkan berdasarkan beberapa
kategoridiantaranya adalah1)Berdasar sumber diperolehnya yaitu zat warna alam dan zat
warna sintetis. 2)Berdasar sifat pencelupannya yaitu zat warna langsung dan tak langsung.
3)Berdasar struktur kimianya yaitu zat warna Nitroso, Nitro, Azo, Stilben, Difenil metan,
Trifenil metan, Santen, Akridin, Kwinolin, Indamin, Metin, Tiazol, Indofenol, Azin, Oksazin,
Lakton, Aminokwinon, Hidrosiketon, Indigoida, Antrakwinon, Ftalosian. 4)Berdasar warna
yang ditimbulkan yaitu monogenetic dan poligenetik. Berdasar cara pemakaian yaitu zat
warna naphtol, direk, reaktif, bejana, rapid, disperse, asam, basa, mordan. c.Zat Warna
AlamZat pewarna alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam pada
umumya hasil dari ekstrak tumbuhan ataupun hewan (Ismaningsih 1978). MenurutEmy
Budiastuti (2017:257), zat warna alam adalah zat warna yang berasal dari bahan alam yang
dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Zat warna dari tumbuh-tumbuhan
dapat diambil dari akar, batang, kayu, bunga, daun, biji dan buah dengan kadardan jenis
coloring matteryang bervariasi. Contohnya kulit soga, kayu secang, kunyit, nila, mengkudu,
daun jati. Contoh pewarna sintesis yaitu Naptol,benzena naftalena,rhodamin A,rhodamin B.

Berdasarkanjenis coloring matter, zat warna alam dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :
1)Zat warna mordan
Kebanyakan ZPA termasuk dalam golongan zat warna mordan alam sehingga ZPA agar
menempel dengan baik, proses pewarnaannya harus melalui penggabungan dengan
kompleks oksida logam membentuk zat warna yang tidak larut.
2)Zat warna direk
Zat warna jenis ini melekat di serat berdasarkan ikatan hidrogen sehingga ketahanannya
rendah.
3)Zat warna asam/basa
Zat warna jenis ini mempunyai gugus kombinasi asam dan basa, tepat untuk diterapkan
pada pewarnaan serat sutra atau wol, tetapi tidak memberikan warna yang permanen pada
katun.
4)Zat warna bejana
Zat warna yang mewarnai serat melalui proses reduksi-oksidasi (redoks), dikenal sebagai
pewarna yang paling tua di dunia, dengan ketahanan yang paling unggul dibandingkan
ke-3 jenis ZWA lainnya.Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
zat warna alam adalah zat warna yang berasal dari ektraksi bahan alam (tumbuhan,
hewan dan mineral) yang mengandung coloring matter.

D. Penampang melintang serat tekstil

a. Serat kapas

Penampang serat
a) Membujur
    Bentuk memanjang serat kapas, pipih seperti pita yang terpuntir. Bentuk memanjang serat, dibagi
menjadi tiga bagian, antara lain: dasar, badan dan ujung.
- Dasar
    Berbentuk kerucut pendek yang selama pertumbuhan serat pertumbuhan serat tetap tertanam di
antara sel-sel epidermis. Dalam proses pemisahan serat dari bijinya, pada umumnya dasar serat ini
putus sehingga jarang ditemukan pada saat kapas diperdagangkan.
- Badan
     Merupakan bagian utama dari serat, kira-kira 3/4 sampai 15/16 panjang serat. Bagian ini mempunyai
diameter yang sama, dinding yang tebal, dan lumen yang sempit.
- Ujung
     Merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil dan pada umumnya kurang dari 1/4 bagian panjang
serat. Diameter bagian ini lebih kecil dari diameter badan dan berakhir dengan ujung yang runcing.
b) Melintang
     Bentuk penampang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada umumnya
berbentuk seperti ginjal. Serat kapas dewasa, penampang lintangnya terdiri dari 6 bagian.
- Kutikula
        Merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin dan protein. Adanya lilin menyebabkan
lapisan ini halus, sukar tembus air dan zat pewarna. Berfungsi melindungi bagian dalam serat.
- Dinding primer
        Merupakan dinding tipis sel yang asli, terutama terdiri dari selulose tetapi juga mengandung pektin,
protein, dan zat-zat yang mengandung lilin. Selulose dalam dinding primer berbentuk benang yang
sangat halus yang tidak tersusun sejajar sepanjang serat tetapi membentuk spiral mengelilingi sumbu
serat.
- Lapisan antara
       Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit berbeda dengan dinding
primer.
- Dinding sekunder
      Merupakan lapisan-lapisan selulose, yang merupakan bagian utama serat kapas. Dinding ini juga
merupakan lapisan benang yang halus yang membentuk spiral mengelilingi sumbu serat. Arah
putarannya berubah-ubah.
- Dinding lumen
       Dinding lumen lebih tahan terhadap zat kimia tertentu dibanding dinding sekunder.
- Lumen
      Merupakan ruang kosong di dalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasi dari serat ke serat lain
maupun sepanjang satu serat.
Gambar 1.2 berikut adalah penampang serat kapas.
b. Serat Flax

Penampang serat
a) Membujur
         Bentuk memanjang serat seperti silinder dan kedua ujungnya meruncing dengan lumen yang
sempit dan menghilang pada kedua ujungnya.
b) Melintang
        Serat flax pada umumnya berbentuk segi banyak dengan dinding sel yang tebal dan lumen yang
kecil
c. Serat Henep

Penampang serat
a) Membujur
         Serat henep berbentuk silinder dengan ujung sel yang tumpul dan kadang-kadang bercabang.
Lumen di bagian ujung serat menyempit.
b) Melintang
         Penampang menunjukkan serat berbentuk segi banyak membulat dengan dinding sel yang tebal
dan lumen agak pipih.
d. Serat Rami

Penampang serat
a) Membujur
           Bentuk memanjang seperti silinder dengan permukaan bergarisgaris dan berkerut-kerut
membentuk benjolan-benjolan kecil.
b) Melintang
           Bentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan lumen yang pipih. Ujung sel tumpul
dan tidak berlumen.
e. Serat sutera

Penampang serat
a) Membujur
         Serat sutera tusah memiliki penampang membujur bergaris-garis dengan lebar tidak merata. Serat
sutera anaphe mempunyai bentuk bergaris-garis pada jarak tertentu sepanjang serat.
b) Melintang
         Penampang lintang serat sutera tusah berbentuk pasak. Penampang lintang serat sutera anaphe
berbentuk segitiga yang melengkung. Penampang lintang serat sutera bombyx mori berbentuk segitiga
dengan sudut-sudut yang membulat.

f. Serat woll

Penampang serat
Bentuk penampang lintang serat wool bervariasi dari bulat sampai lonjong. Penyimpangan dari bentuk
bulat biasanya dinyatakan dengan perbandingan antara sumbu panjang dengan sumbu pendek.
Perbandingan tersebut untuk bermacam-macam wool mempunyai harga tetap.

g. Serat rayon viskosa

Penampang serat
      Bentuk memanjang serat rayon viskosa seperti silinder bergaris dan penampang lintangnya
bergerigi.

h. rayon kupramonium

Penampang serat 
            Bentuk memanjang serat seperti silinder, sedangkan penampang melintangnya berbentuk
bulat.
i. serat asetat

Penampang serat 
     Bentuk memanjang serat seperti silinder dengan garis-garis sedikit, sedang penampang
melintangnya berlekuk-lekuk seperti daun semanggi.

j. serat polyamida (nylon)

Penampang serat
        Bentuk memanjang serat seperti silinder yang rata dan penampang lintangnya hampir bulat
k. serat polyester

Penampang serat
      Bentuk memanjang serat polyester seperti silinder dan penampang lintangnya bulat.
Daftar pustaka

Tribudi. 2014. Serat Alam dan Serat Buatan. Diunduh pada 16 september 2019

(http://tribudi16.blogspot.com/2014/11/serat-alam-dan-serat-buatan_81.html)

Tribudi. 2014. Lanjutan ke-3. Diunduh pada 16 september 2019

(http://tribudi16.blogspot.com/2014/11/lanjutan-ke-3.html)

Tribudi. 2014. Lanjutan ke-2. Diunduh pada tanggal 16 september 2019

(http://tribudi16.blogspot.com/2014/11/lanjutan-ke-2_21.html)

Taufik, fikea. 2011. Berat Jenis Serat-Serat Tekstil. Diunduh pada 15 september 2019

(http://fiktea-taufik.blogspot.com/2011/07/berat-jenis-serat-serat-tekstil.html)

Anda mungkin juga menyukai