Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

“IDENTIFIKASI SERAT CARA MIKROSKOP”

Nama : Raditya Cahyo Nugroho

NPM : 16020102

Grup : 1K1

Dosen : Khairul U, S.ST., MT.

Asisten : 1. Mia E, S.ST.

2. Sri Lestari

Politeknik STTT Bandung

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

Untuk mengetahui bentuk penampang melintang dan membujur dari setiap serat yang
diuji.

1.2 Tujuan

-Mampu mengoperasikan mikroskop untuk melihat morfologi serat secara membujur


dan melintang.

-Mengetahui morfologi serat secara membujur dan melintang baik serat alam maupun
serta serat buatan.

-Mampu mengidentifikasikan karakteristik morfologi serat melalui pengujian


mikroskopis dengan melihat penampang membujur dan melintang serat.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 SERAT TEKSTIL

Serat adalah bahan material benang yang berbentuk halus dan memiliki
perbandingan panjang dan diameter yang besar. Serat ada yang berasal dari alam yang
disebut “serat alam” dan ada juga yang berasal dari bahan kimia atau dibuat yang disebut
“serat sintetik”. Serat alam dibagi menjadi dua, yaitu serat yang berasal dari selulosa dan
serat yang berasal dari protein.

2.1.1 Serat Alam

a. Serat Selulosa

1. Serat Kapas

Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis
gossypium, yaitu Gossypium arboreum, Gossypium herbareum, Gossypium barbadense,
dan Gossypium hirsutum. Tiap jenis tanaman kapas tersebut menghasilkan kapas yang
mutunya sangat khas. Gossypium barbadense merupakan jenis yang menghasilkan kapas
yang bermutu sangat tinggi karena panjang serat 38 - 55 mm, halus dan berkilau.
Gossypium arboreum dan gossypium herbareum menghasilkan serat yang pendek yaitu 7 -
25 mm. Gossypium hirsutum menghasilkan serat panjang 25 - 35 mm.

Serat kapas diperoleh dari buah kapas. Buah kapas yang sudah matang dipetik,
bulu-bulunya dipisahkan dari bijinya, dibersihkan dan dipintal. Bulu-bulu pendek yang masih
melekat pada biji-biji kapas tersebut disebut linter. Penyusun utama serat kapas adalah
selulosa. Selulosa dalam kapas mencapai 94 % dan sisanya terdiri atas protein, pektat, lilin,
abu dan zat lain. Proses pemasakan dan pemutihan serat akan mengurangi jumlah zat
bukan selulosa dan meningkatkan persentase selulosa.

*Penampang membujur dan melintang serat kapas

Membujur Melintang
2. Serat Rami

Rami adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria nivea. Tanaman
rami merupakan tanaman berumur panjang dengan batang yang tinggi, kecil dan lurus.
Rami mulai dapat dituai dengan hasil optimum apabila batang bagian bawah berwarna
kekuning-kuningan atau coklat muda, daun bagian bawah mulai menjadi kuning, dan ujung
tanaman baru mulai tumbuh. Kulit batang dipecah dengan cara dipukul-pukul batangnya,
kemudian serat dipisahkan dengan cara dikerok.

Untuk menghilangkan getah, lilin dan pektin serat rami direndam dalam larutan soda
kaustik panas. Serat rami mentah kering tersusun kira-kira oleh 75 % selulose, 16 % hemi
selulose, dan selebihnya terdiri dari pektin, lignin, zat-zat yang larut dalam air, dan lemak.
Dengan proses pemisahan kadar selulose menjadi 96 - 98 %. Struktur serat sami sama
seperti serat kapas.

*Penampang membujur dan melintang serat rami

Membujur Melintang

b. Serat Protein

1. Serat Wool

Wool merupakan serat yang berasal dari bulu biri-biri atau binatang berbulu lainnya.
Serat wool dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu wool halus, wool sedang, dan wool
kasar. Wool halus bersifat lembut, kuat elastis, dan keriting sehingga dapat dibuat benang
halus. Wool sedang umumnya dihasilkan dari bulu biri-biri yang berasal dari Inggris. Serat
lebih kasar, lebih panjang, dan lebih berkilau dari wool halus. Wool kasar kebanyakan
dihasilkan oleh biri-biri yang hidup dalam kondisi primitif. Warna serat wool lebih bervariasi
dari putih hingga hitam.
*Penampang membujur dan melintang serat wool

Membujur Melintang

2. Serat Sutera

Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut lepidoptera.
Serat sutera adalah satu-satunya serat alam yang berbentuk filament dihasilkan dari
kepompong ulat sutera. Jenis serat sutera yang terbaik ialah yang berasal dari
kepompong ulat sutera jenis bombyx mori. Jenis serat sutera lain diperoleh dari ulat sutera
liar yaitu jenis ulat sutera tusah, serat sutera yang dihasilkan lebih kasar dan sulit
diwarnai.

Ulat sutera mengeluarkan zat sutera (fibroin) dari mulutnya membentuk filament.
Filament tersebut dibalut oleh zat perekat (serisin). Bila terkena udara fibroin dan serisin
akan mengeras. Keadaan tersebut terjadi dari dalam dan menambah lapisan demi lapisan
sehingga membentuk lapisan pelindung yaitu kepompong. Pembentukan kepompong
berlangsung selama 2 hari.

Proses pengolahan kepompong dilakukan dengan cara yaitu sejumlah kepompong


direndam dalam air panas supaya serisinnya melunak untuk memudahkan melepaskan
filament dari kepompong. Kepompong disikat untuk menemukan ujung filament, kemudian
diperoleh sutera mentah. Sutera mentah selanjutnya dimasak dengan air sabun untuk
menghilangkan serisinnya, sehingga sutera menjadi lunak, berwarna putih, berkilau, dan
mudah menyerap pewarna.

Sutera mentah tersusun oleh 76 % protein fibroin (serat), 22 % protein serisin


(perekat), 1,5 % lilin dan 0,5 % garam-garam mineral. Serisin adalah protein yang
melindungi serat dari kerusakan, namun pada proses penyempurnaan serat sutera, protein
ini dihilangkan dengan pemasakan. Fibroin merupakan protein yang menjadi bagian utama
dari serat. Filament sutera mentah terdiri atas dua serat fibroin yang terbungkus di dalam
serisin.
*Penampang membujur dan melintang serat sutera

Gambar penampang Bombyx mori (kanan) dan Sutera tusah (kiri)

2.1.2 Serat Buatan

a. Serat Selulosa Regenerasi

1. Serat Rayon Viskosa

Rayon viskosa adalah serat selulose alam yang disusun kembali molekulnya
sehingga struktur molekulnya sama dengan serat selulosa yang lain, perbedaannya terletak
pada tingkat pemanjangan rantai molekul serat. Panjang rantai molekulnya lebih rendah dari
bahan alam pembentuknya karena terjadinya pemutusan rantai bahan pembentuknya
selama pembuatan serat. Sebagai bahan dasar adalah kayu sebangsa cemara. Bahan ini
akan mengalami proses pembuatan serat melalui perlakuan secara fisika maupun dengan
bantuan zat kimia hingga diperoleh serat.

*Penampang membujur dan melintang serat rayon viskosa

Membujur Melintang
2. Serat Rayon Asetat

Rayon asetat adalah serat yang dibuat dari linter atau selulosa kayu, anhidrida dan
aseton. Selulosa kayu dilarutkan dalam natrium karbonat dan natrium hidroksida kemudian
dicuci, diputihkan, dan dikeringkan. Larutan ini kemudian dilarutkan lagi dalam asam sulfat
dan asam asetat sehingga terjadi asetil selulosa. Asetil selulosa dilarutkan dalam aseton,
disemprotkan melalui alat pemintal ke arah suhu panas, aseton kemudian mengalami
penguapan dan terbentuk filamen asetil selulosa. Karena penyusunannya banyak zat kimia
buatan, dimasukkan kelompok termoplastik.

*Penampang membujur dan melintang serat rayon asetat

Membujur Melintang

3. Serat Rayon Kuproamonium

Serat rayon kuproamonium adalah serat yang dibuat dari selulosa kapas yang
disusun kembali dengan cara mencampur ke dalam larutan amonia yang mengandung
kuprooksida. Sebagai bahan baku dipergunakan kapas linter atau kadang-kadang pulp kayu
yang telah dimurnikan sehingga mempunyai kadar selulosa yang tinggi.

*Penampang membujur dan melintang serat rayon kuproamonium


b. Serat Sintetik

1. Poliester

Serat poliester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Poliester pertama yang
dibuat adalah terylene (Inggris), kemudian menyusul dacron (Amerika). Asam tereftalat dan
etilena glikol diolah dalam tempat hampa udara dan dengan suhu yang tinggi, maka
terjadilah larutan. Larutan kemudian disemprotkan melalui alat pemintalan leleh
menghasilkan filament poliester.

*Penampang membujur dan melintang serat poliester

Membujur Melintang

2. Poliakrilat

Serat poliakrilat merupakan kopolimer yang terdiri dari campuran poliakrilonitril


dengan polimer yang lain. Serat poliakrilat mempunyai ketahanan panas yang lebih baik
dibandingkan serat lainnya. Mudah melepaskan kotoran sehingga mudah dicuci.

*Penampang membujur dan melintang serat poliakrilat

Membujur Melintang

3. Poliamida

Terdapat bermacam-macam nylon, diantaranya yang paling utama digunakan


sebagai serat buatan adalah nylon 66 dan nylon 6. Nylon 66 dihasilkan dari
hexamethylendiamin dengan asam adipat. Nylon 6 dihasilkan dari kaprolaktam. Poliamida
ini juga disebut “Perlon”. Serat nylon diperoleh dengan mengolah bahan sehingga
menghasilkan garam nylon. Garam nylon dilelehkan dalam atmosfir nitrogen dengan
ditambah sedikit asam asetat, kemudian larutan disemprotkan melalui alat pemintalan leleh
untuk membentuk filamen nylon.

*Penampang membujur dan melintang serat poliamida (nylon)

Membujur Melintang

2.2 MIKROSKOP

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir
diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis).
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan
kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Dengan alat ini dapat dilakukan untuk memeriksa morfologi serat, di mana terdapat
campuran serat yang berbeda jenisnya. Morfologi serat yang penting dalam pengamatan
dengan mikroskop adalah bentuk penampang membujur dan melintangnya, dimensinya,
adanya lumen dan bentuk serta struktur bagian dalam dan permukaan serat.

2.1 Bagian-Bagian Mikroskop dan Fungsinya


a. Bagian Optik

1. Lensa Okuler

Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian atas tabung yang
berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk sekitar 4-25 kali.

2. Lensa Objektif

Lensa objektif merupakan lensa mikroskop yang ada di dekat objek. Lensa ini
bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur yang akan
terlihat pada bayangan akhir. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar objek.

3. Kondensor Cahaya

Bagian ini dapat diputar naik dan turun untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek. Bagian ini berfungsi untuk
mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus.

4. Diafragma

Bagian ini berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
mengenai preparat.

5. Cermin

Bagian ini berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima.
Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya yang diterimanya.

b. Bagian Mekanik (Non-Optik)

1. Revolver

Bagian ini berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
2. Tabung Mikroskop

Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan lensa objektif dan lensa okuler
mikroskop.

3. Lengan Mikroskop

Bagian ini berfungsi sebagai tempat pengamat memegang mikroskop.

4. Papan Letak Objek/Sampel/Preparat

Bagian ini berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati.

5. Sumber Cahaya

Bagian ini berfungsi untuk menyinari objek agar terlihat jelas.

6. Pengatur Fokus (Makrometer)

Bagian ini berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk
mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.

7. Pengatur Fokus secara Halus (Mikrometer)

Bagian ini berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat untuk
mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.

8. Kaki Mikroskop

Bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop agar tetap pada
tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop
hendak dipindahkan.

9. Penjepit Objek/Sampel/Preparat

Bagian ini berfungsi untuk menjaga objek agar tetap ditempat yang diinginkan.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

a. Penampang Membujur

Alat : -Mikroskop

-Slide glass

-Cover glass

-Pipet tetes

Bahan : -Air

-Serat selulosa (Kapas, Rami)

-Serat protein (Wool, Sutera)

-Serat selulosa regenerasi (Rayon Viskosa, Rayon Asetat, Rayon Kuproamonium)

-Serat sintetik (Poliester, Poliakrilat, Poliamida)

-Serat campuran (Poliester-Kapas, Poliester-Rayon, Poliester-Wool)

b. Penampang Melintang

Alat : -Mikroskop

-Slide glass & cover glass

-Benang

-Pipet tetes

-Silet

-Gabus

-Jarum mesin jahit


Bahan : -Air

-Lem (lak merah)

-Serat selulosa (Kapas, Rami)

-Serat protein (Wool, Sutera)

-Serat selulosa regenerasi (Rayon Viskosa, Rayon Asetat, Rayon Kuproamonium)

-Serat sintetik (Poliester, Poliakrilat, Poliamida)

-Serat campuran (Poliester-Kapas, Poliester-Rayon, Poliester-Wool)

3.2 Cara Kerja

a. Penampang Membujur

Serat Contoh Uji

-Diletakkan sejajar di atas slide glass

-Dipisahkan satu sama lain

-Diatur agar rata dan renggang

-Ditutup dengan cover glass

-Ditetesi air dari sisi cover glass

-Diletakkan di meja mikroskop

-Diamati di bawah mikroskop

-Digambar bentuk penampang membujurnya

Hasil Pengamatan

b. Penampang Melintang

-Jarum mesin jahit yang panjang berisi benang ditusukkan melalui tengah-tengah gabus
-Sekelompok serat yang telah disejajarkan dan diberi lem diletakkan dalam lengkungan
benang dan ditarik masuk ke dalam gabus

-Permukaan gabus yang mempunyai ujung serat yang menonjol dipotong rata dengan silet

-Setelah lemnya kering, gabus diiris tipis dengan menggunakan silet

-Irisan gabus yang mengandung potongan serat diletakkan pada slide glass dan ditutupi
dengan cover glass lalu diteteskan air dari sisi cover glass

-Diamati di bawah mikroskop

-Gambar penampang melintang serat tersebut


BAB V

PEMBAHASAN

1. Serat Kapas

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur kapas tampak seperti berpilin dan
terdapat lumen di tengahnya. Sedangkan penampang melintangnya berbentuk seperti ginjal
dan terdapat lumen di tengahnya.

2. Serat Rayon Viskosa

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat rayon viskosa berbentuk


seperti silinder pipih bergaris. Sedangkan penampang melintangnya tampak bergerigi dan
terdapat lumen di tengahnya. Penampang melintangnya bergerigi karena proses
pembuatan rayon viskosa melalui pemintalan basah.
3. Serat Rami

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat rami berbentuk silinder dan
terdapat garis-garis serta ada benjolan-benjolan di permukaannya. Sedangkan penampang
melintangnya berbentuk lonjong memanjang dan terdapat lumen di tengahnya.

4. Serat Sutera

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat sutera berbentuk pipih bening
dengan garis-garis. Sedangkan penampang melintangnya berbentuk segitiga dengan
ukuran yang tidak sama.

5. Serat Wool

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat wool tampak seperti batang
dan terdapat sisik-sisik pada permukaannya. Sedangkan penampang melintangnya
berbentuk bulat yang ukurannya tidak sama.
6. Serat Poliester

Berdasar hasil pengamatan, penampang membujur serat poliester berbentuk bulat pipih dan
terdapat bintik-bintik di permukaannya. Sedangkan penampang melintangnya berbentuk
bulat-bulat dengan ukuran yang relatif sama.

7. Serat Poliakrilat

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat poliakrilat berbentuk seperti


pipa dan ada garis yang terputus-putus. Sedangkan penampang melintangnya berbentuk
seperti ginjal tetapi tidak ada lumen di tengahnya.

8. Serat Poliamida (Nylon)

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat poliamida berbentuk seperti


pipa silinder. Sedangkan penampang melintangnya berbentuk bulat-bulat dengan ukuran
yang relatif sama.
9. Poliester-Kapas

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat poliester-kapas berbentuk


silinder dan ada bagian yang terdapat lumen. Sedangkan penampang melintangnya ada
yang berbentuk ginjal berlumen dan ada yang berbentuk bulat.

10. Poliester-Rayon

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat poliester-rayon berbentuk


silinder pipih bergaris. Sedangkan penampang melintangnya ada yang berbentuk bulat dan
ada yang bergerigi.

11. Serat Poliester-Wool

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat poliester-wool berbentuk


silinder dan ada bagian yang bergerigi (tidak rata). Sedangkan penampang melintangnya
berbentuk bulatan dengan ukuran yang berbeda-beda.
12. Rayon Asetat

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat rayon asetat berbentuk silinder
dengan dua garis yang membagi serat. Sedangkan penampang melintangnya berbentuk
bergerigi seperti rayon viskosa karena pembuatannya dilakukan dengan pemintalan basah.

13. Rayon Kuproamonium

Berdasarkan hasil pengamatan, penampang membujur serat rayon kuproamonium


berbentuk silinder yang tampak berkilau. Sedangakan penampang melintangnya berbentuk
bulatan.
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat saya simpulkan bahwa :

1. Serat alam (selulosa dan protein) dapat diidentifikasi secara langsung melalui bentuk
dan ciri penampang membujur dan melintangnya.
2. Serat selulosa regenerasi tidak dapat diidentifikasi secara langsung melalui bentuk
penampang membujur dan melintangnya.
3. Serat sintetik tidak dapat diidentifikasi secara langsung melalui bentuk penampang
membujur dan melintangnya.
4. Serat campuran tidak dapat diidentifikasi secara langsung melalui bentuk
penampang membujur dan melintangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Maya., & Khairul, U. 2013. BAHAN AJAR PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL.
Bandung: SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL.

Soeprijono P., dkk. 1973. SERAT-SERAT TEKSTIL. Bandung: INSTITUT TEKNOLOGI


TEKSTIL.

Anda mungkin juga menyukai