Anda di halaman 1dari 11

PENGETAHUAN DASAR

TENTANG BAHAN TEKSTIL


Materi pada pelatihan “Desain Garmen Untuk Ekspor” yang
diselenggarakan oleh UPT Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor
(P3E) Surabaya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa
Timur. Disusun oleh ADI KUSRIANTO, dari berbagai sumber.

Modul ini diharapkan memberikan pemahaman tentang klasifikasi berbagai macam serat-
serat bahan tekstil serta sifat-sifatnya. Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil
merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri tekstil dan fashion.
Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan untuk mengenali,
memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat,
benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan
tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu sifat-
sifat bahan tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya seperti dari serat dipintal
menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses
penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh
tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan sifat berbagai jenis
serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.Selain itu modul ini juga dilengkapi
pengetahuan untuk mengenali secara lebih teknis kwalitas tenunan dengan mengenal istilah
dalam penomoran benang serta kerapatan benang dalam tenunan.

Mengenal Serat Bahan Tekstil


Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai
bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian
tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk
serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat.
Serat ini ada yang berbentuk serabut atau sekumpulan serat-serat pendek disebut Staple,
dan ada juga dalam bentuk serat yang panjang disebut Filament.
Contoh Serat Staple yang paling mudah dikenali adalah serat kapas atau katun.
Contoh serat Filament yang paling mudah ditemui adalah serat sutera.

Berdasarkan asal zat kimia seratnya, serat dikelompokkan menjadi serat alam dan serat
buatan atau sintetis.
 Serat alam dikelompokkan :
o serat yang berasal dari tumbuhan
o dan yang berasal dari hewan.
 Serat tumbuhan dapat diperoleh dari bagian biji, batang, daun atau buahnya.
 Serat hewan dapat diperoleh dari bagian bulu atau rambut binatang.
 Serat buatan atau sintetis dikelompokkan ke dalam :
o serat alam yang diolah kembali,
o serat setengah buatan (bahan dari serat alam dan bahan kimia buatan),
o serat buatan (murni dari bahan kimia buatan).

1
Bagan Pembagian serat Tekstil berdasarkan zat kimianya

1. Serat Alam

a. Serat selulose

2
Selulose merupakan bahan utama pada tumbuh-tumbuhan. Yang tergolong dalam serat
selulose adalah:
1) Serat kapas
Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis
gossypium, yaitu 1) Gossypium arboreum, 2) Gossypium herbareum, 3) Gossypium
barbadense, dan 4) Gossypium hirsutum.
Tiap jenis tanaman kapas tersebut menghasilkan kapas yang mutunya sangat khas.
Serat kapas diperoleh dari buah kapas. Buah kapas yang sudah matang dipetik,
bulu-bulunya dipisahkan dari bijinya, dibersihkan dan dipintal. Bulu-bulu pendek
yang masih melekat pada biji-biji kapas tersebut disebut linter. Kapas terutama
tersusun atas selulose. Selulose dalam kapas mencapai 94 % dan sisanya terdiri atas
protein, pektat, lilin, abu dan zat lain. Proses pemasakan dan pemutihan serat akan
mengurangi jumlah zat bukan selulose dan meningkatkan persentase selulose.

2) Flax
Flax adalah serat yang diambil dari batang linum usitatissimun. Benang dan kain yang
dibuat dari serat flax lebih dikenal dengan nama linen. Untuk memperoleh serat
yang baik umumnya penuaian dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh buah,
bagian bawah batang berubah menjadi kuning dan daun-daun bagian bawah telah
gugur.
Proses pengolahan dimulai dengan mencabut dan memotong batang flax dan
memisahkan biji dengan sisir. Batang selanjutnya dibusukkan dengan air panas 40o C
selama tiga atau empat hari, untuk memisahkan seratnya. Setelah pembusukan,
batang
dikeringkan dalam mesin kemudian serat dilepas dengan cara memisahkan kulit
batang dari kayunya.
Serat flax kering terdiri dari 75 % selulose, 15 % hemi selulose dan selebihnya pektin,
lignin, malam dan zat-zat yang larut dalam air. Terdapatnya hemi selulose
mempengaruhi ketahanan terhadap asam dan basa.

3) Henep
Henep adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman cannabis sativa. Tanaman
henep adalah tanaman tahunan, mempunyai batang yang kecil dan tinggi.
Serat henep dipisahkan dengan cara mencabut dan memotong batang tanaman
mengeringkan batang dan memisahkan biji, membusukkan batang, melepaskan serat
dari batang, menyisir serat, dan memintal serat.
Serat henep kering mengandung 75 % selulose, 17 % hemi selulose dan sisanya terdiri
dari pektin, lignin, lilin, dan zat-zat yang larut dalam air.

4) Rami
Rami adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman boehmeria nivea. Tanaman
rami merupakan tanaman berumur panjang dengan batang yang tinggi, kecil dan
lurus.
Rami mulai dapat dituai dengan hasil optimum apabila batang bagian bawah
berwarna kekuning-kuningan atau coklat muda, daun bagian bawah mulai menjadi
kuning, dan ujung tanaman baru mulai tumbuh. Kulit batang dipecah dengan cara
dipukul-pukul batangnya, kemudian serat dipisahkan dengan cara dikerok. Untuk

3
menghilangkan getah, lilin dan pektin serat rami direndam dalam larutan soda
kaustik panas.
Serat rami mentah kering tersusun kira-kira oleh 75 % selulose, 16 % hemi selulose, dan
selebihnya terdiri dari pektin, lignin, zat-zat yang larut dalam air, dan lemak. Dengan
proses pemisahan kadar selulose menjadi 96 - 98 %.

b. Serat protein
1) Sutera
Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut lepidoptera.
Serat sutera adalah satu-satunya serat alam yang berbentuk filament dihasilkan dar
kepompong ulat sutera. Jenis serat sutera yang terbaik ialah yang berasal dari
kepompong ulat sutera jenis bombyx mori. Jenis serat sutera lain diperoleh dari ulat
sutera liar yaitu jenis ulat sutera tusah, serat sutera yang dihasilkan lebih
kasar dan sulit diwarnai.
Ulat sutera mengeluarkan zat sutera (fibroin) dari mulutnya membentuk filament.
Filament tersebut dibalut oleh zat perekat (serisin). Bila terkena udara fibroin dan
serisin akan mengeras. Keadaan tersebut terjadi dari dalam dan menambah lapisan
demi lapisan sehingga membentuk lapisan pelindung yaitu kepompong.
Pembentukan kepompong berlangsung selama 2 hari.

Proses pengolahan kepompong dilakukan dengan cara yaitu sejumlah kepompong


direndam dalam air panas supaya serisinnya melunak untuk memudahkan
melepaskan filament dari kepompong.
Kepompong disikat untuk menemukan ujung filament, kemudian diperoleh sutera
mentah. Sutera mentah selanjutnya dimasak dengan air sabun untuk menghilangkan
serisinnya, sehingga sutera menjadi lunak, berwarna putih, berkilau, dan mudah
menyerap pewarna.
Sutera mentah tersusun oleh 76 % protein fibroin (serat), 22 % protein serisin
(perekat), 1,5 % lilin dan 0,5 % garam-garam mineral. Serisin adalah protein yang
melindungi serat dari kerusakan, namun pada proses penyempurnaan serat sutera,
protein ini dihilangkan dengan pemasakan. Fibroin merupakan protein yang menjadi
bagian utama
dari serat. Filament sutera mentah terdiri atas dua serat fibroin yang terbungkus di
dalam serisin.

2) Wool
Wool merupakan serat yang berasal dari bulu biri-biri atau binatang berbulu lainnya.
Serat wool dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu wool halus, wool sedang, dan
wool kasar. Wool halus bersifat lembut, kuat elastik, dan keriting sehingga dapat
dibuat benang halus. Wool sedang umumnya dihasilkan dari bulu biri-biri yang
berasal dari Inggris. Serat lebih kasar, lebih panjang, dan lebih berkilau dari wool
halus. Wool kasar kebanyakan dihasilkan oleh biri-biri yang hidup dalam kondisi
primitif. Warna serat wool lebih bervariasi dari putih hingga hitam.
c. Serat mineral
1) Serat asbes

4
Nama asbes berarti tidak dapat dibakar. Didasarkan pada panjang serat, serat asbes
yang dapat dipertimbangkan untuk pembuatan tekstil adalah 3/8 inci ke atas. Asbes
digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu asbes amphibole dan asbes serpentine.
Dari golongan asbes amphibole hanya crocidolite yang terpakai sebagai serat tekstil
Sedangkan dari golongan asbes serpentine yang paling penting dan umum
digunakan untuk tekstil adalah chrysotile.

2. Serat Buatan

a. Selulose serat alam yang diregenerasi


1) Rayon viskosa
Rayon viskosa adalah serat selulose alam yang disusun kembali molekulnya sehingga
susunannya sama dengan serat selulose yang lain, perbedaannya terletak pada
tingkat pemanjangan rantai molekul serat. Panjang rantai molekulnya lebih rendah
dari bahan
alam pembentuknya karena terjadinya pemutusan rantai bahan pembentuknya
selama pembuatan serat. Sebagai bahan dasar adalah kayu sebangsa cemara. Bahan
ini akan mengalami proses pembuatan serat melalui perlakuan secara fisika maupun
dengan bantuan zat kimia hingga diperoleh serat.

2) Rayon kupramonium
Serat rayon kupramonium adalah serat yang dibuat dari selulose kapas yang disusun
kembali dengan cara mencampur ke dalam larutan amonia yang mengandung
kuprooksida. Sebagai bahan baku dipergunakan kapas linter atau kadang-kadang pulp
kayu yang telah dimurnikan sehingga mempunyai kadar selulose yang tinggi.

3) Rayon acetat
Rayon acetat adalah serat yang dibuat dari linter atau selulose kayu, anhidrida dan
aceton. Selulose kayu dilarutkan dalam natrium karbonat dan natrium hidroksida
kemudian dicuci, diputihkan, dan dikeringkan. Larutan ini kemudian dilarutkan lagi
dalam asam sulfat dan asam acetat sehingga terjadi acetil selulose. Acetil selulose
dilarutkan dalam aceton, disemprotkan melalui alat pemintal ke arah suhu panas,
aceton kemudian mengalami penguapan dan terbentuk filament acetil selulose. Karena
penyusunannya banyak zat kimia buatan, dimasukkan kelompok thermoplastics.

b. Dari serat protein alam yang diregenerasi


Serat kaseina
Kaseina adalah serat yang dibuat dengan menyusun kembali molekul protein kaseina
yang terdapat dalam susu. Contoh serat kaseina yang pernah dibuat adalah lanital
dan aralac, fibrolane BX dan fibrolane BX dan merinova. Serat-serat tersebut kurang
berkembang karena sifat seratnya yang kurang baik dan bahannya yang merupakan
bahan makanan yang sangat diperlukan masyarakat.

c. Poliamida (nylon)

5
Terdapat bermacam nylon, di antaranya yang paling utama digunakan sebagai serat buatan
adalah nylon 66 dan nylon 6.
Nylon 66 dihasilkan dari hexamethylendiamin dengan asam adipat. Nylon 6 dihasilkan dari
kaprolaktam. Poliamyda ini juga disebut “Perlon”. Serat nylon diperoleh dengan mengolah
bahan sehingga menghasilkan garam nylon. Garam nylon dilelehkan dalam atmosfir
nitrogen dengan ditambah sedikit asam acetat, kemudian larutan disemprotkan melalui alat
pemintal leleh untuk membentuk filament nylon.

d. Polyester
Serat polyester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Polyester pertama yang dibuat
adalah terylene, kemudian menyusul dacron.. Asam tereftalat dan etilena glikol diolah dalam
tempat hampa udara dan dengan suhu yang tinggi, maka terjadilah larutan. Larutan
kemudian disemprotkan melalui alat pemintal leleh menghasilkan filament polyester.

e. Serat logam
Serat logam adalah serat buatan yang disusun dari logam, logam berlapis plastik, plastik
berlapis logam, atau suatu sumbu yang dilapisi oleh logam. Serat logam sebenarnya adalah
benang logam. Beberapa nama dagang dari serat logam misalnya: lurex, fairtex, malora,
chromflex, metlon, alustran dan durastan, nylco, reynolds dan rey west, dan lame.
Serat logam dibuat dari bukan logam mulia, dibuat dengan merekatkan film aluminium di
antara dua helai film plastik yang transparan dengan suatu bahan perekat. Inti logam yang
digunakan ada 2 macam, yaitu.
1) inti logam terdiri atas pita logam aluminium murni yang sangat tipis atau pipih dan
dipolis hingga mengkilat pada kedua sisinya.
2) inti logam terdiri atas film polyester yang dilogamkan dengan cara menghamburkan
logam aluminium dalam ruangan hampa.

Sifat-Sifat Serat Tekstil


1. Sifat-Sifat Serat kapas
- Kekuatan tinggi, daya muker tinggi
- Kerataannya baik terutama yang panjang
- Daya serap uap air yang tinggi
- Tidak tahan asam kuat
- Larut dalam pelarut kupramonium dan kupsietilendiamin
- Mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama saat lembab

2. Sifat-Sifat Serat linen


- Kekuatan tinggi lebih tinggi dari serat kapor
- Daya serap uap air tinggi
- Permukaan lebih halus dan mempunyai kilau
- Lebih tahan asam dibanding kapas
- Lebih cepat rusak oleh panas
- Sukar dicelup

6
3. Sifat-Sifat Serat Sutera
- Berkilau lembut
- Tahan kusut
- Daya serap uap air tinggi
- Tidak tahan asam kuat, lebih tahan basa.
- Tahan terhadap serangan mikroba
- Tak tahan suhu tinggi

4. Sifat-Sifat Serat Wool


- Elastisitasnya tinggi dan kenyal
- Daya serap uap air tinggi
- Penahan panas yang baik
- Larut dalam asam kecuali asam pekat
- Panas mudah rusak karena basa
- Kekuatan berkurang dalam air panas suhu 120 cc
- Tahan terhadap mikroba

5. Sifat-Sifat Serat Rayon


- Daya serap terhadap uap air tinggi
- Elastisitas rendah
- Berkilau dan licin
- Cepat rusak oleh asam panas
- Tahan terhadap pelarut pencucian kering
- Mudah di celup
- Dapat diputihkan dengan natrium hipoklosit netral

6. Sifat-Sifat Serat Nylon


- Daya serap uap air rendah
- Elastisitasnya tinggi
- Berkilau
- Tahan panas setrika dibawah 180 0C
- Tahan terhadap asam encer kecuali dalam HCL mendidih
- Tahan terhadap basa
- Larut dalam asam formiat, kresol dan fenol
- Tahan terhadap jamur dan bakteri

7. Sifat-Sifat Serat Polyester


- Daya serap uap air rendah
- Tahan terhadap pengaruh panas
- Elastisitas tinggi
- Tahan jamur dan bakteri
- Mudah terbakar
- Sukar dicelup

7
Mengelompokkan Serat berdasarkan kandungan kimianya dan asal seratnya.
a. serat selulose meliputi:
- serat alam : serat kapas, flax, henep, rami
- serat buatan : serat rayon viskosa, rayon kupramonium
b. serat protein meliputi:
- serat alam : serat sutera, wool, rambut
- serat buatan : serat kasein
c. serat buatan non selulose, meliputi serat acetat, nylon, polyester
d. serat mineral meliputi:
- serat alam : serat asbes
- serat buatan : serat logam

Mengenali Serat dengan Jalan membakar


Salah satu cara sederhana untuk mengetahui jenis serat apa yang digunakan pada suatu
kain yaitu dengan serat tersebut. Caranya, lepaskah beberapa helai benang dari kain
tersebut untuk mengujinya. Nyalakan sebuah lilin untuk membakar benang atau serat yang
akan diuji. Berikut ini tanda-tanda yang memudahkan kita mengenali ciri-ciri suatu serat:

 Serat selulose, cepat terbakar, meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti
kertas terbakar.
 Serat logam atau asbes, tidak terbakar sama sekali, lelehannya berbentuk padatan kasar.
 Serat protein, serat terbakar tanpa ada abu, berbau rambut terbakar, meninggalkan
bulatan kecil hitam diujungnya.
 Sutera, bau yang ditimbulkan seperti rambut terbakar, tetapi tidak meninggalkan abu.
 Serat rayon dan nylon, serat meleleh dan membentuk bulatan kecil diujungnya, tanpa
berbau rambut terbakar.
 Serat acetat, ada bulatan kecil hitam dan bau asam acetat.

Pemilihan Zat Warna dan Serat

Nama Zat pewarna Jenis serat yang dapat dicelup

1. Acid Sutera, Wool, Polyamide, kulit


2. Basic Acrylic
3. Direct Cellulosic, Viscose Rayon
4. Disperse Acetate, Triacetate, Nylon, Polyester, Acrilic
5. Reaktive Cellulose, Viscose Rayon, Protein
6. Vat (Lemak) Cellulosic
7. Sulphur (Belerang) Cellulosic

8
Mengenal Kain Linen
Linen merupakan salah satu bahan tekstil yang terbuat dari serat alami dari tumbuhan, seperti katun.
Tapi untuk membuat bahan linen yang diambil bukan bunganya seperti pada katun/kapas
melainkan kulit pohon flax (Linum usitatissimum).

Linen merupakan salah satu bahan tekstil tertua dan banyak digunakan di dunia dan berdasarkan
bukti-bukti yang ditemukan linen diduga sudah dipakai sejak lebih dari 36,000 tahun yang lalu. Pada
jaman Mesir kuno mumi dibungkus dengan kain linen, hal ini karena linen dianggap sebagai simbol
cahaya dan kesucian. Namun saat ini fungsi bahan linen banyak digantikan dengan katun dan
kebanyakan orang lebih memilih katun.

Linen memiliki serat yang relatif panjang dibandingkan katun dan serat alami lainnya. Panjangnya
bervariasi dari 25 sampai 150 cm dan rata-rata berdiameter 12-16 micrometer. Serat linen dapat
diidentifikasi dari guratan memanjang dan ruas-ruas sambungan pada seratnya. Ruas-ruas pada
serat ini membuat bahan linen menjadi lebih lentur dan bertekstur.

Selain panjang, serat linen juga mengkilap jika sudah dipintal menjadi benang. Seratnya dua sampai
tiga kali lebih kuat dari katun dan ujung-ujung seratnya tidak banyak berbulu seperti pada katun.
Setelah menjadi kain pun linen terlihat lebih mengkilap dibanding serat alami jenis lain.

Linen memiliki sifat mendinginkan dan menyegarkan di udara yang panas. Mudah menyerap dan
konduktor yang baik untuk panas. Daya serap linen sangat baik sehingga dapat menyerap 20%
kelembaban tanpa menjadi lembab. Setelah menjadi kain dan sudah melalui proses akhir yang baik,
terkadang-kadang sulit membedakan antara katun dan linen. Untuk mengidentifikasi katun biasanya
dilihat dari permukaan benang-benangnya. Serat katun relatif pendek dan jika kain yang terbuat dari
katun digosok dengan jari akan menjadi berbulu. Jika rusak/putus, bagian ujung serat katun tumpul.
Sedangan linen jika seratnya putus, ujung serat yang putus cenderung lancip. Benang linen lebih kuat
daripada katun, lebih mengkilap dan biasanya lebih tidak sama rata. Beberapa jenis linen memiliki
benang yang datar, tapi katun seringkali diproses supaya bisa menyerupai benang linen yang datar.

Bahan linen jauh lebih mahal daripada katun di pasaran. Baju yang terbuat dari linen tidak hanya
halus, mengkilap dan terlihat mahal tapi juga tidak mudah kotor dibandingkan dengan katun. Serat
linen juga bersifat lebih mudah dibersihkan dari noda bila dibandingkan dengan katun. Semakin
sering dicuci akan semakin lembut, namun jika dilipat secara kuat berkali-kali pada tempat yang
sama dapat mengakibatkan putusnya benang pada bagian yang dilipat. Hal ini biasa terjadi pada
bagian lipatan kerah, keliman dan area lipatan yang diseterika setelah pencucian. Linen memiliki
elastisitas yang buruk dan tidak dapat membal secara cepat, hal inilah yang menyebabkan bahan ini
mudah kusut.

Dalam hal reaksi dengan larutan kimia, Linen lebih rentan hancur dibandingkan dengan katun dan
tidak akan bertahan jika dididihkan dengan alkali, bubuk pemutih dan bahan oksidasi lainnya.
Karakter inilah yang membuat reaksi linen lambat terhadap bahan pewarna dan membuatnya sulit
untuk mendapatkan warna yang kuat yang dapat mengikat serat. Daya serap bahan linen terhadap
larutan pewarna rendah. Oleh karena itu bahan linen identik dengan warna putih dan natural karena
warna tersebut yang paling baik kualitasnya untuk bahan linen.

***

9
MENGIDENTIFIKASI KWALITAS KAIN
Dipetik dari naskah buku “Menggugah Batik Jawa Timur” (Yusak Anshori dan Adi Kusrianto)

Macam-macam bahan Kain Batik


Para pembatik memiliki cara tersendiri dalam memilih dan mengenali kain yang akan digunakan
sebagai bahan batik. Hal ini tentu berkaitan dengan pengalaman selama mereka membuat kain
batik selama bertahun-tahun bahkan turun tumurun. Mereka tidak berbekal pengetahuan teknologi
pertekstilan yang cukup oleh karenanya mengenali bahan kain tersebut berdasarkan merek dagang
yang mereka kenal dipasaran dan bukan spesifikasi teknis bahan.

Berikut ini jenis-jenis kain yang biasa dipilih sebagai bahan dasar kain batik. Sekalipun ada
berbagai macam serat tekstil sebagai bahan kain, namun yang paling populer adalah kain katun
(kapas) dan kain sutera.

Kain Katun
Kain katun adalah kain yang terbuat dari benang kapas yang dipintal. Katun dipilih sebagai bahan
dasar yang paling digemari karena sifatnya yang mampu menyerap kelembapan dan memiliki
daya tahan terhadap panas (kain kapas bukan penghantar panas yang baik). Selain itu kain kapas
memiliki elastisiti yang tidak besar sehingga bentuknya stabil.
Secara umum kain katun yang digunakan sebagai bahan batik disebut mori. Yaitu tenunan benang
katun dari nomor Ne 30s hingga Ne 80s. Semakin besar nomor benangnya, semakin halus kainnya
karena diameter benangnya semakin kecil. Selain faktor nomor benang, kwalitas mori juga
ditentukan oleh tetal benang tenunnya (kerapatan anyaman). Kain katun ditenun dengan bentuk
anyaman plat atau polos.
Dipasaran jenis mori dikenal berdasarkan merk dagang atau istilah pasar yang diberikan oleh
pedagangnya sejak bertahun-tahun. Hal ini ternyata lebih mudah diterima oleh para pembatik
dibanding menyebutkan spesifikasi teknis yang sering terlalu rumit untuk dipahami. Dengan
demikian muncullah nama-nama bahan kain yang sekaligus merepresentasikan tingkat kwalitas
bahan itu.
Katun Primis, adalah jenis mori kwalitas paling tinggi dengan nomor benang Ne 80s dan tetal
pakan dan lusi diatas 100 (119 x 107). Artinya benang lusi (yang membujur kearah panjang kain)
jumlahnya 119 benang setiap inchi, dan benang pakan (yang melintang kearah lebar kain)
jumlahnya 107 benang setiap inch. Sebagai catatan, angka yang lebih besar menunjukkan benang
lusi dan angka yang lebih kecil dalam penyebutan konstruksi menunjukkan benang pakan. Katun
Primis sudah disertai proses penyempurnaan berupa Mercerized1 dan Sanforized2, sehingga sudah
siap langsung untuk proses pembatikan/ pencantingan tanpa proses pendahuluan. Merk dagang
yang populer 3 Bendera.
Katun Primissima. Adalah kain mori berkwalitas tinggi menggunakan benang tenun bernomor Ne
70. Tetal benangnya (sekitar) 112x90 benang per inchi dengan lebar 107cm. Dari konstruksi tersebut
kain jenis Primisima ini apabila dipegang terasa lembut tetapi padat. Dalam memproduksi kain

1
Mercerized adalah proses pada finishing kain tenun agar nampak mengkilat dan lembut menyerupai sutra.
2
Sanforized adalah proses finishing kain katun (atau kain dari bahan lain pada umumnya) agar ketika sudah jadi tidak
lagi susut lebar dan panjangnya (tidak mengkerut)
10
katun Primisima ini disertakan pula proses Bleaching3 dan Calandering4. Katun Primissima
dipasaran dikenal merek dagang Kereta Kencana, Crown, dan Bendera. Untuk jenis kain ini pada
saat proses pembatikan tidak perlu dilakukan proses pendahuluan, bisa langsung di pola dan di
canting.
Gamelan Srimpi, spesifikasinya mirip Primissima kecuali lebarnya 114,5 cm. Proses
penyempurnaannya Mercerized Sanforized
Katun Voilissima, menggunakan benang bernomor Ne 60s hingga 70s dengan tetal 90 x 89 dan lebar
kain 112 cm. Proses penyempurnaannya Mercerized-Sanforized. Secara umum juga dikenal dengan
istilah Voil jika di jual dalam bentuk kain berwarna atau kain printing selalu di beri proses
penyempurnaan softener untuk melembutkan kain.
Katun Berkolissima, Kain katun Berkolissima menggunakan benang berukuran Ne 70s dengan tetal
114x74 dan lebar 113 cm. Disertai proses penyempurnaan Mercerized dan Sanforized. Dahulu kita
mengenal kain ini dengan istilah Berkolin, sebagai bahan hem maupun kain printing.
Mori Prima. Katun atau Mori Prima, merupakan mori kualitas sedang dengan spesifikasi nomor
benang sekitar Ne 40 hingga 45 dan tetal benangnya sedikit lebih jarang yaitu 90 x 70. Kwalitas ini
juga disertai dengan proses Bleaching dan Calendering. Merek dagangnya antara lain Bendera, Gong,
Kupu, Ayam Mas, Menjangan.
Mori Biru, Merupakan mori kualitas rendah dengan spesifikasi nomor benang Ne 30 dan tetalnya
sekitar 66 x 84 per inch. Dengan benang tebal kain dipegang terasa lebih kasar. Dipasaran dapat
dijumpai antara lain dengan merek dagang Cendrawasih, Nanas, Garuda Dunia.

Kain kapas grey


Kain grey adalah kain tenun benang kapas yang tidak mengalami proses pemutihan sebelum dijual,
sehingga warnanya masih alami cream atau coklat muda. Dulu populer disebut kain mekao (berasal
dari kata Macao, karena dibawa pedagang dari Macao, Hongkong). Kain grey dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kain Blacu, yaitu kain tenun dari katun yang dibuat dengan mesin tenun bikinan pabrik. Di pasaran
terdapat beberapa macam ukuran lebar blacu mulai 90 cm, 115 cm, dan 150 cm.
Kain tenun ATBM, yaitu kain katun yang ditenun dengan alat tenun bukan mesin, diproduksi
dengan berbagai ukuran lebar.
Kain tenun Gedhog, kain ini juga jenis kain tenun ATBM yang khas dari daerah Tuban dan konon
tidak ada di daerah lain. Kain tenun Gedhog memiliki tampilan fisik yang unik karena mulai dari
penanaman kapas, menenun sampai jadi batik dikerjakan di daerah Tuban. Tidak diketahui secara
pasti kapan kain tenun gedhog mulai diproduksi. Ada dua jenis kapas sebagai bahan baku kain tenun
gedhog yaitu yang berwarna putih dan cokelat. Kapas yang aslinya berwarna cokelat dengan nama
kapas ”lawa” (diucapkan lowo dalam dialek Jawa), akan menghasilkan kain tenun berwarna cokelat
pula, dan apabila digunakan sebagai bahan kain batik maka batik yang dihasilkan akan berwarna
dasar cokelat pula.
***

3
Bleached adalah kain katun yang telah di putihkan

4
Calendering, kain dilewatkan silinder logam berdiameter besar dan panas untuk menstabilkan dimensi lebar dan
panjang kain. Ini cara yang lebih sederhana dari Sanforizing.
11

Anda mungkin juga menyukai