Anda di halaman 1dari 5

Kapankan Kosa Kata “Batik” Mulai

digunakan?
Adi Kusrianto

R.A. Kartini tidak menyebut dengan kata “Batik”


R.A. Kartini semasa hidupnya (1879-1904), pernah menceritakan perihal kegiatannya membatik batik
melalui surat-suratnya kepada Dr. Abendanon dan isterinya di Negeri Belanda. Selain kumpulan
surat-suratnya yang di bukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” (Door Duisternis tot
Licht), buku lain yang terbit pada tahun 1911 diberi judul “Letter from Javanesse Princess” ("Brief
van Javanesse Princess").

Buku Letters of A Javanesse Princess Raden Ajeng Kartini

Pada surat-suratnya inilah ia banyak bercerita tentang bagaimana tradisi berbusana dengan
menyertakan foto-foto di zaman itu. Namun herannya dalam surat-surat yang ditulis Kartini tidak
menyebut satu katapun istilah “batik”, tetapi selalu disebut dengan “Onze kleding” (pakaian kami)
atau “onze doek” (kain kami), bahkan ia menyebut kata “kain” dalam kosa kata bahasa Indonesia.
Sementara itu pada buku tersebut secara visual dimuat foto-foto para pembatik yang sedang
membatik, kain-kain motif batik serta foto RA Kartini beserta dua saudarinya sedang membatik di
halaman.
Pertanyaan saya, apakah pada saat itu di Jepara istilah batik belum populer atau belum di gunakan?
Lalu apa sebutannya?

Foto di atas ini dimuat dalam buku Letter from Janavesse Princess menggambarkan RA Kartini
beserta dua orang saudarinya sedang membatik di halaman rumahnya.

Ini adalah batik latar galaran yang dibuat oleh R.A. Kartini. Disumbangkan oleh keluarga Kartini ke
Museum Nasional Jakarta.
Tom Pire pada bukunya yang terkenal Suma Oriental (ditulis 1515-1516) juga tidak menyebut
dengan kata “Batik” ketika mendeskripsikan dagangan yang dibawa dari Jawa, hanya menyebut
Javanesse Cloth.

Laporan Pejabat Belanda Tahun 1656 Kegiatan Membatik Masih


Disebut Melukis
Rijcklof van Goes, salah seorang yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jendral di Jawa,
menuturkan dalam laporannya bahwa pada tahun 1656, di lingkungan kraton Mataram diketahui
terdapat empat ribu wanita yang melakukan pekerjaan dapur, memintal, menenun, menyulam,
menjahit dan melukis. (Huda, 2007)

Kegiatan “Melukis” di lingkungan Kraton Mataram tahun 1656.

Apa yang disebutnya “melukis” yang digambarkan di sini adalah membatik yang kita kenal saat ini.
Hanya saja waktu itu belum digunakan istilah batik, atau membatik. Didalam laporannya disebutkan
bahwa budaya “melukis” (membatik) seperti yang dimaksud ini sudah menjadi salah satu budaya
kriya yang sangat tua di negeri ini.

Chasterlein Menulis kata “Batex” (Batik) dalam Laporannya


Chasterlein, salah seorang anggota Raad van Indie (Dewan Hindia), adalah orang pertama yang
menyebut “batex” (maksudnya batik) dalam laporannya tentang daerah-daerah jajahan pada saat
akhir karirnya di Hindia Belanda (Indonesia) pada tahun 1705. (Huda, 2007)
Cornelis Chastelei, Kelahiran: 10 Agustus 1657, Amsterdam, Belanda, meninggal: 28 Juni 1714,
Batavia adalah seorang tuan tanah di daerah Depok pada masa awal kolonisasi VOC di Jawa. Nama
Chastelein tidak terpisahkan dari sejarah keberadaan sekelompok orang pribumi Kristen Protestan
pertama di Asia, yang dikenal sebagai orang Belanda Depok. (Wikipedia).

• Apakah temuan dokumen tulisan Tom Pire tahun 1515 – 1516 adalah tulisan tertua tanpa
menyebut istilah “batik”, juga laporan tahun 1656 adalah laporan kepada pemerintah Belanda
tertua yang diketahui belum menyebutkan istilah batik?

• Laporan G.P. Rouffaer “De Batik Kunz” risetnya dilakukan 1835 dan mengambil referensi
Babat Sangkala yang ditulis antara 1738 – 1740. Di sini dia baru menelusuri asal kata batik yang
kokon berasal dari bahasa jawa ngoko yang berarti “tulisan” bahasa krama nya “seratan”. Oleh
karenanya batik yang dibuat menggunakan canting disebut “batik tulis”.

• The History of Java disusun oleh Sir Thomas Stamford Raffles saat menjabat sebagai
Gubernur-Jendral di Hindia Belanda dari tahun 1811-1816. Di buku ini Raffles dengan detil
menceritakan budaya batik dengan menggunakan istilah “batik” dengan menyebut beberapa nama
motif yang dikenalnya saat itu.

• Dari data-data di atas, dapat disimpulkan Chasterlein yang pertama kali ditemukan
menuliskan istilah “batex” (batik). Lalu dari mana sumber yang dikutip atau diperoleh keterangan
mengenai kosa kata tersebut yang di duga diperolehnya secara lesan, atau berupa hasil wawancara,
bukan sumber tertulis.

• Babat Sangkala berarti bukan dokumen yang pertama kali menyebutkan kosa kata Batik dan
Ambatik.

• Lalu apa sumber tertulis sebelumnya.


Penulis menyimpulkan bahwa kosa kata “batik” diduga mulai digunakan antara periode tahun 1656
hingga 1705. Lalu sebelum periode itu, apa sebutannya?

Betulkah Wdihan dan Ken itu sebenarnya sebutan awal sebelum orang menyebut Batik.

Ikuti uraiannya edisi bulan depan.

Adi Kusrianto, penulis buku2 batik.

Anda mungkin juga menyukai