Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH SASTRA
Angkatan Balai Pustaka dan Angkatan 80

Dosen Pengampu:
Sandra Ayu Lestari, S. Pd., M. Hum

Disusun Oleh:
1. Sri Yucky Apriliya NIM:223502001
2. Astika Wulan NIM:223502003
3. Reka Rapika Sari NIM:223502008
4. Alpin NIM:2235020014
5. Niken Jurniasi NIM:2235020018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS LAKIDENDE
2023

1
KATA PENGANTAR

Sejarah sastra dan seni di indonesia telah dipengaruhi dengan periode penting yang
mempengaruhi perkembangan budaya negara ini. Dua periode yang patut diperhatikan adalah
Angkatan Balai Pustaka dan Angkatan 80. Dalam makalah ini, kami akan membahas dua
periode ini dan menjelajahi peran serta dampak dalam bentuk sastra, seni, dan budaya
Indonesia.

Angkatan Balai Pustaka merupakan periode yang dicirikan oleh penerbitan yang digerakan
oleh pemerintah melalui Balai Pustaka. Era ini tidak hanya memungkinkan penyebaran literatur
Indonesia yang luas tetapi juga mempengaruhi pergeseran budaya dan pikiran. Disisi lain,
Angkatan 80 adalah masa di mana Indonesia menyaksikan munculnya banyak penulis,
seniman, dan intelektual yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dan seni
di negara ini.

Dalam makalah ini, kami akan menyelidiki asal usul, perkembangan, dan peran Angkatan Balai
Pustaka dalam mempromosikan sastra Indonesia serta bagaimana Angkatan 80 memperkuat
dan memperluas warisan sastra yang telah ada. Kami juga akan menganalisis dampak kedua
periode ini pada perkembangan budaya dan literasi di Indonesia.

Kami berharap makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran
penting Angkatan Balai Pustaka dan Angkatan 80 dalam sejarah sastra dan seni Indonesia.
Selain itu, kami juga berharap bahwa makalah ini akan mendorong minat lebih lanjut dalam
memahami dan menghargai kekayaan sastra dan budaya kita.

konawe,23 oktober
2023

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

COVER…………………………………………………………………….……… 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………...……. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…...………. 3
BAB l PENDAHULUAN…………………………………………………..…...…. 4
LATAR BELAKANG…………………………………………………………...… 4
a.Rumusan Masalah………………………………………………..………..….4
b.Tujuan Penulisan……………………………………………….…..………....5
BAB ll PEMBAHASAN……………………………………………………….…….6
a.Sejarah angkatan Balai Pustaka dan angkatan 80………………………….…..6
b.peristiwa penting pada Angkatan Balai pustaka……………………………….7
c.Pengarang terkenal pada Angkatan Balai Pustaka……………………………..8
d.Bacaan populer pada Angkatan Balai Pustaka………………………………...9
e.Ciri-ciri sastra pada Angkatan Balai Pustaka…………………………………10
f.Karakteristik sastra Angkatan 80-an…………………………………………..11
g.Tokoh-tokoh sastra Angkatan 80-an………………………………………….12
h.Karya-karya sastra Angkatan 80-an………………………………………….14
BAB lll PENUTUP………………………………………………………………….16
a.Kesimpulan………………………………………………………………………..16
b.Saran………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..17

3
BAB l

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Balai pustaka merupakan suatu angkatan yang sangat berpengaruh terhadap


perkembangan perpustakan baru terutama yang tertulis dengan huruf lain (Usman, 1979 :
15).Hal itu tercermin dengan pindahnya pusat perhatian orang-orang yang berminat kepada
kesusastraan balai pustaka (pustaka) yang berpengaruh pada perkembangan bahasa dari bahasa
melayu baru (yang banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa daerah dan bahasa surat kabar)
kemudian menjelma menjadi bahasa indonesia.
Dengan munculnya angkatan balai pustaka maka telah membuka hati para penulis
untuk mau memperlihatkan karyanya yang dulunya menggunakan bahasa daerah kemudian
beralih menggunakan bahasa indonesia sebagai ungkapan rasa banggai berbangsa indonesia.
Selain itu, dengan munculnya angkatan balai pustaka maka telah membuka semangat dan
kesadaran penulis untuk mempersatukan daerah-daerahnya demi kebutuhan bangsa indonesia.
Disisi lain balai pustaka juga dikenal sebagai suatu penerbit besar yang berdiri pada sekitar
tahun 1920-an yang pada tahun tersebut beriringan dengan munculnya angkatan balai pustaka,
munculnya angkatan balai pustaka memang disesuaikan dengan karya-karya besar yang
terkenal pada waktu itu yang sebagian besar diterbitkan dari penerbit balai pustaka jakarta.
Dan Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama
masyarakat indonesia untuk menuju kehidupan yang baru dengan wawasan
konstitusional. Seperti yang diketahui Putu Wijaya bahwa kesusastraan itu adalah alat
untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh dan
makna itu hendaknya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan mengempis
masuk kedalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum
terpikirkan oleh manusia.

A.Rumusan Masalah

4
1. Bagaimana sejarah angkatan balai pustaka dan angkatan 80 ?
2. Apa sajakah ciri-ciri sastra pada angkatan balai pustaka ?
3. Bacaan populer apa sajakah yang ada pada angkatan balai pustaka ?
4. Siapa sajakah tokoh terkenal pada angkatan balai pustaka ?
5. Peristiwa penting apa sajakah yang terjadi pada angkatan balai pustaka ?
6. Apa sajakah karakteristik sastra angkatan 80-an ?
7. Siapa sajakah Tokoh-tokoh angkatan 80-an ?

B.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah tentang angkatan Balai Pustaka dan Angkatan 80
2. Untuk mengetahui perbandingan antara Angkatan Balai Pustaka dan angkatan
80
3. Untuk mengetahui ciri-ciri angkatan Balai Pustaka
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh angkatan 80

BAB ll

5
PEMBAHASAN

A.Sejarah Angkatan Balai Pustaka Dan Angkatan 80


Angkatan balai pustaka muncul pada awal abad ke-20. Balai pustaka adalah penerbit
resmi Hindia Belanda, dan para penulis yang berhubungan dengan penerbit ini menjadi bagian
dari angkatan balai pustaka. Angkatan ini sering dianggap berasal pada tahun 1920-an.
Angkatan balai pustaka memiliki peran penting dalam mengembangkan kesadaran sastra
indonesia yang berdiri sendiri. mereka menciptakan karya-karya dalam bahasa indonesia
sebagai upaya untuk memperkuat identitas sastra nasional. Angkatan Balai Pustaka memainkan
peran penting dalam mempromosikan sastra Indonesia. Mereka menerbitkan karya-karya sastra
Indonesia yang banyak dihasilkan oleh para penulis Indonesia terkemuka. Beberapa penulis
terkenal yang karya-karyanya diterbitkan oleh Balai Pustaka antara lain adalah Chairil Anwar,
Sutan Takdir Alisjahbana, dan Pramoedya Ananta Toer. Selain sastra, Angkatan Balai Pustaka
juga menerbitkan buku-buku pendidikan dan literatur anak-anak. Mereka berkontribusi secara
signifikan dalam pengembangan literasi di Indonesia dan menyediakan akses ke buku-buku
yang berkualitas bagi masyarakat luas.Seiring berjalannya waktu, struktur dan peran Balai
Pustaka telah mengalami berbagai perubahan. Pemerintah Indonesia memprivatisasi Balai
Pustaka pada tahun 2005, sehingga sekarang beroperasi sebagai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Meskipun telah mengalami perubahan, Balai Pustaka masih memegang peran
penting dalam publikasi dan distribusi buku di Indonesia.
Era 1980-an di Indonesia adalah masa yang dipengaruhi oleh berbagai
perubahan politik dan sosial. Pada awal dekade ini, Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto telah berkuasa selama beberapa tahun. Kondisi ekonomi yang relatif stabil dan
perkembangan teknologi komunikasi mulai memberikan dampak signifikan pada budaya pop
dan gaya hidup.Angkatan '80 menyaksikan perkembangan musik pop Indonesia yang semakin
populer. Banyak musisi dan grup musik seperti Iwan Fals, Gombloh, Nicky Astria, dan Koes
Plus yang mencapai popularitas besar pada masa ini. Musik rock, pop, dan balada menjadi
sangat digemari.Dunia film juga berkembang dengan pesat pada dekade 1980-an. Beberapa
film yang cukup terkenal pada masa itu antara lain adalah "Catatan Si Boy" dan "Pengabdi
Setan." Film-film ini mencerminkan perubahan budaya dan nilai-nilai sosial yang mulai
muncul pada masa itu.Perkembangan teknologi, terutama televisi dan VCR, membuat budaya
pop lebih mudah diakses oleh masyarakat. Program-program TV seperti "Si Doel Anak
Sekolahan" dan "Warkop DKI" sangat populer dan mempengaruhi budaya humor di

6
Indonesia.Pada dekade 1980-an, industri musik Indonesia mulai berkembang dengan pesat.
Beberapa label rekaman terkemuka seperti Musica Studio's, Jackson Records, dan Remaco
Records muncul dan mendukung karier berbagai musisi dan grup musik.Meskipun dekade
1980-an terlihat sebagai masa kestabilan politik dan ekonomi, tetapi terdapat juga berbagai
permasalahan sosial dan politik yang mulai muncul. Gerakan mahasiswa dan perlawanan
terhadap rezim Orde Baru menjadi semakin menonjol pada pertengahan hingga akhir dekade
ini.Masuknya budaya asing, terutama dari Amerika Serikat, juga mempengaruhi gaya hidup
dan tren di kalangan generasi Angkatan '80. Musik, film, dan mode dari luar negeri menjadi
semakin populer.

B.Peristiwa Penting Pada angkatan Balai Pustaka


Balai Pustaka, sebagai salah satu lembaga penerbitan pemerintah di Indonesia, telah
memainkan peran penting dalam perkembangan sastra dan pendidikan di negara ini selama
bertahun-tahun. Beberapa peristiwa penting yang terkait dengan Balai Pustaka meliputi:
1. Pendirian Balai Pustaka (1917): Balai Pustaka didirikan oleh pemerintah kolonial
Belanda sebagai lembaga penerbitan dan percetakan resmi. Ini menjadi langkah awal
dalam mempromosikan pendidikan dan literasi di Indonesia.
2. Peran dalam Pendidikan: Balai Pustaka berperan penting dalam mencetak dan
mendistribusikan buku pelajaran untuk sekolah-sekolah di Hindia Belanda. Ini
membantu meningkatkan akses pendidikan bagi warga Indonesia.
3. Penerbitan Buku-buku Sastra Indonesia: Selama masa Angkatan Balai Pustaka (periode
pasca-kemerdekaan Indonesia), Balai Pustaka menjadi penerbit utama karya-karya
sastra Indonesia. Mereka menerbitkan karya-karya dari penulis terkenal seperti Chairil
Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana, Pramoedya Ananta Toer, dan banyak lagi.
4. Pembentukan Angkatan Balai Pustaka (1945): Setelah kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945, Angkatan Balai Pustaka dibentuk untuk meneruskan tradisi Balai Pustaka
sebagai penerbit dan penyebaran sastra dan ilmu pengetahuan Indonesia. Ini adalah
langkah penting dalam pengembangan budaya nasional.
5. Peran dalam Mempromosikan Bahasa Indonesia: Balai Pustaka telah memainkan
peran penting dalam mempromosikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Mereka telah menerbitkan kamus, buku tata bahasa, dan literatur dalam bahasa
Indonesia untuk memperkuat penggunaan bahasa ini sebagai bahasa resmi Indonesia.

7
6. Publikasi Buku-buku Pendidikan: Selain buku-buku sastra, Balai Pustaka juga telah
menerbitkan berbagai buku-buku pendidikan yang mendukung sistem pendidikan
nasional di Indonesia.
7. Perubahan Struktur: Seiring berjalannya waktu, Balai Pustaka mengalami perubahan
dalam struktur dan statusnya. Pada tahun 2005, Balai Pustaka diprivatisasi dan
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meskipun demikian, peran dan
kontribusi Balai Pustaka terhadap dunia sastra dan pendidikan di Indonesia tetap
signifikan.

Peran Balai Pustaka dalam mengembangkan sastra, pendidikan, dan bahasa


Indonesia telah memberikan kontribusi besar pada pembentukan identitas budaya
Indonesia. Mereka telah mendukung perkembangan sastra dan pendidikan di
Indonesia selama bertahun-tahun, dan warisan mereka tetap relevan dalam upaya
untuk memajukan sastra dan pendidikan di negara ini.

C.Pengarang Terkenal Pada angkatan Balai Pustaka

Beberapa pengarang terkenal pada angkatan Balai Pustaka, yang merupakan penerbit
milik pemerintah Hindia Belanda pada awal abad ke-20, termasuk:

1. Sutan Takdir Alisjahbana: Dia adalah salah satu pengarang terkemuka


Indonesia yang menulis dalam bahasa Melayu, yang kemudian menjadi dasar
bahasa Indonesia. Karyanya yang terkenal termasuk novel "Layar Terkembang"
dan esai-esai tentang sastra dan bahasa.
2. Marah Rusli: Pengarang novel terkenal "Sitti Nurbaya," yang merupakan salah
satu novel klasik Indonesia yang masih populer hingga saat ini.
3. Abdul Muis: Salah satu penulis terkenal dari angkatan Balai Pustaka yang
menulis novel seperti "Salah Asuhan," yang membahas konflik antara tradisi
dan modernitas.
4. Hamka: Pengarang, ulama, dan cendekiawan yang terkenal dengan novelnya
"Tenggelamnya Kapal van der Wijck" dan banyak karya tulisnya tentang Islam
dan kesusasteraan.
5. idrus: Penulis cerita pendek terkenal dengan karya seperti "Pulang" dan
"Terkenal."

8
6. Sanusi Pane: Penulis novel seperti "Belenggu" dan "Di Bawah Lindungan
Ka'bah."
Mereka adalah beberapa contoh pengarang terkenal pada angkatan Balai
Pustaka yang telah memberikan kontribusi besar pada sastra Indonesia dan membentuk
perkembangan sastra dan bahasa Indonesia.

D.Bacaan Populer Pada Angkatan Balai Pustaka


Angkatan Balai Pustaka merupakan periode penting dalam perkembangan sastra
Indonesia, dan banyak karya sastra yang diterbitkan pada saat itu menjadi bacaan populer.
Beberapa bacaan populer pada angkatan Balai Pustaka termasuk:
1. "Sitti Nurbaya" karya Marah Rusli: Novel ini menggambarkan konflik sosial dan
budaya dalam masyarakat Minangkabau pada zamannya dan telah menjadi salah satu
novel Indonesia yang paling terkenal dan dianggap sebagai klasik.
2. "Salah Asuhan" karya Abdul Muis: Novel ini mengeksplorasi konflik antara tradisi dan
modernitas dalam masyarakat Indonesia dan telah menjadi salah satu bacaan populer
yang sering diajarkan di sekolah.
3. "Layar Terkembang" karya Sutan Takdir Alisjahbana: Novel ini adalah salah satu karya
paling penting dalam perkembangan bahasa Indonesia dan menggambarkan hubungan
antara manusia dan alam.
4. "Tenggelamnya Kapal van der Wijck" karya Hamka: Novel ini menceritakan kisah
cinta dan tragedi dalam masyarakat Minangkabau dan masih banyak dibaca dan
dihargai hingga saat ini.
5. "Belenggu" karya Sanusi Pane: Novel ini menggambarkan perjuangan seorang wanita
yang mencari kebebasan dan identitasnya dalam masyarakat patriarki.
6. "Pulang" karya Idrus: Cerita pendek ini menceritakan pengalaman seorang pemuda
yang pulang ke kampung halamannya setelah sekian lama tinggal di kota.
7. "Azab dan Sengsara" karya Merari Siregar: Novel ini menggambarkan konflik antara
budaya Batak dengan budaya Barat.

Bacaan-bacaan ini adalah contoh klasik dari sastra Indonesia pada angkatan Balai Pustaka yang

masih populer dan dikenal hingga saat ini. Mereka mencerminkan nilai-nilai sosial, budaya,

dan perjuangan dalam masyarakat Indonesia pada zamannya.

9
E.Ciri-ciri Sastra Pada Angkatan Balai Pustaka

Sastra pada Angkatan Balai Pustaka memiliki beberapa ciri khas yang

mencerminkan perkembangan sastra Indonescia pada masa itu. Beberapa ciri-ciri sastra

pada Angkatan Balai Pustaka adalah:

1. Penggunaan Bahasa Melayu: Angkatan Balai Pustaka menekankan penggunaan

bahasa Melayu sebagai bahasa sastra, yang kemudian menjadi dasar bagi

pengembangan bahasa Indonesia. Ini bertujuan untuk menciptakan bahasa

sastra yang bersifat nasional.


2. Pendidikan dan Moralitas: Banyak karya sastra pada angkatan ini mengandung

pesan moral dan pendidikan. Penulis seringkali menggambarkan konflik antara

nilai-nilai tradisional dan modern dalam masyarakat.

3. Tema Nasionalis: Karya-karya pada angkatan ini sering kali mengeksplorasi

tema nasionalis dan nasionalisme. Mereka mencoba menggambarkan identitas

nasional Indonesia dan mempromosikan kesadaran nasional.

4. Realisme dan Naturalisme: Beberapa karya pada angkatan ini menunjukkan

pengaruh realisme dan naturalisme dalam menggambarkan kehidupan sehari-

hari dan tantangan sosial yang dihadapi masyarakat pada masa itu.

5. Gaya Bahasa Klasik: Sastra pada Angkatan Balai Pustaka seringkali mengikuti

gaya bahasa klasik dengan penggunaan istilah-istilah sastra yang rumit dan

penggunaan majas yang kaya.

6. Sentimen Romantis: Beberapa karya sastra pada angkatan ini juga mengandung

elemen- elemen romantis, terutama dalam kisah-kisah cinta yang diangkat.

7. Pengaruh Agama: Agama, terutama Islam, seringkali menjadi tema penting

dalam karya sastra pada Angkatan Balai Pustaka. Beberapa penulis seperti

Hamka adalah ulama dan cendekiawan Islam yang juga aktif menulis dalam

sastra.

10
8. Kepedulian Sosial: Sastra pada angkatan ini seringkali menggambarkan

masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan

gender.

9. Penekanan pada Karya Sastra Cetak: Balai Pustaka adalah penerbit pemerintah

yang sangat berpengaruh pada masa itu, dan karya-karya sastra pada angkatan

ini umumnya diterbitkan dalam bentuk cetak, seperti novel dan cerita pendek.

Ciri-ciri sastra pada Angkatan Balai Pustaka mencerminkan suasana sosial, budaya, dan politik

pada masa itu serta kontribusi pentingnya dalam pembentukan bahasa dan sastra Indonesia

modern.

F.Karakteristik sastra Angkatan 80-an


Pada tahun 1980-an, sastra Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan
signifikan yang mencerminkan perasaan dan gejolak sosial, politik, dan budaya pada masa itu.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari sastra Angkatan 80-an:
1. Kritik Sosial dan Politik: Sastra Angkatan 80-an sering kali mencerminkan kritik
terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia. Penulis pada periode ini tidak ragu-
ragu untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah, korupsi,
ketidaksetaraan, dan isu-isu sosial lainnya. Mereka menciptakan karya-karya yang
memotret realitas sosial yang kompleks.
2. Keheterogenan dan Pluralitas: Sastra Angkatan 80-an mencerminkan keheterogenan
masyarakat Indonesia. Penulis mulai mengeksplorasi berbagai budaya, latar belakang,
dan identitas dalam karya-karya mereka. Ini menghasilkan beragam tema dan narasi.
3. Eksperimen Gaya dan Bentuk: Para penulis pada periode ini sering mencoba berbagai
gaya penulisan dan bentuk eksperimental. Mereka mengeksplorasi gaya naratif yang
berbeda dan penggunaan bahasa yang lebih bebas, memungkinkan pengaruh dari sastra
Barat dan teori postmodernisme.
4. Narasi yang Bercabang dan Nonlinear: Beberapa karya dalam Angkatan 80-an
mengadopsi narasi nonlinier dan bercabang, menghadirkan plot yang kompleks dan
mengundang pembaca untuk berpikir kritis.

11
5. Pentingnya Hak Asasi Manusia: Beberapa penulis fokus pada isu hak asasi manusia,
terutama dalam konteks konflik di Timor Timur (Timor-Leste) dan isu-isu lain yang
berkaitan dengan hak asasi manusia. Mereka menggunakan sastra sebagai cara untuk
memprotes pelanggaran hak asasi manusia.
6. Pengaruh Sastra Dunia: Penulis Angkatan 80-an sering terbuka terhadap pengaruh
sastra dunia dan teori sastra kontemporer. Mereka menggabungkan elemen-elemen dari
sastra Barat dan sastra asing lainnya ke dalam karya-karya mereka.
7. Konteks Urban dan Modernisasi: Banyak karya pada periode ini mencerminkan
transformasi sosial dan urbanisasi. Mereka menggambarkan kehidupan perkotaan,
perubahan sosial, dan dampak modernisasi.
8. Peran Perempuan dalam Sastra: Angkatan 80-an juga melihat peran yang semakin
kuat dari penulis perempuan dalam dunia sastra. Mereka membawa perspektif feminis
dan mengangkat isu-isu seperti peran gender, patriarki, dan emansipasi perempuan.

Beberapa penulis terkenal pada Angkatan 80-an meliputi Pramoedya Ananta Toer, Seno

Gumira Ajidarma, Ayu Utami, dan Dewi Lestari, yang memiliki pengaruh yang signifikan

dalam perkembangan sastra Indonesia pada periode ini.

G.Tokoh-tokoh sastra Angkatan 80-an


Angkatan sastra tahun 1980-an di Indonesia melahirkan sejumlah penulis
berpengaruh yang membentuk dan mengubah panorama sastra Indonesia. Berikut adalah
beberapa tokoh sastra terkenal dari Angkatan 80-an:
1. Pramoedya Ananta Toer (1925-2006): Meskipun telah menulis sejak beberapa dekade
sebelumnya, Pramoedya dikenal luas karena karyanya dalam periode ini, terutama
dalam tetralogi "Buru" yang mencakup "Bumi Manusia," "Anak Semua Bangsa," "Jejak
Langkah," dan "Rumah Kaca." Karyanya sangat kritis terhadap pemerintah dan
menggambarkan kondisi sosial-politik Indonesia.
2. Seno Gumira Ajidarma (1958-2019): Penulis dan jurnalis, Seno Gumira Ajidarma
dikenal karena karya-karyanya yang menggabungkan fiksi dengan kritik sosial. Ia
menulis cerpen, esai, dan novel, dan karyanya sering kali mencerminkan kritik sosial
dan politik.

12
3. Ayu Utami (lahir 1968): Ayu Utami adalah salah satu penulis perempuan terkenal
dalam Angkatan 80-an. Novel pertamanya, "Saman," menjadi sangat kontroversial
karena mengangkat isu-isu seksualitas dan kebebasan perempuan. Karyanya membahas
masalah-masalah feminis dan sosial.
4. Dewi Lestari (lahir 1976): Lebih dikenal dengan nama pena Dee, Dewi Lestari
dikenal atas seri novel "Supernova" yang populer. Karyanya sering menggabungkan
elemen sains, budaya pop, dan kritik sosial.
5. oko Pinurbo (lahir 1962): Joko Pinurbo adalah seorang penyair terkemuka yang
menulis puisi-puisi yang kreatif dan kontemplatif. Puisi-puisinya sering kali humoris,
ironis, dan penuh dengan imajinasi.
6. Goenawan Mohamad (lahir 1941): Selain sebagai penyair, Goenawan Mohamad juga
merupakan seorang esais dan jurnalis terkemuka. Ia mendirikan majalah sastra
"Horison" dan majalah berita "Tempo," yang berperan penting dalam menyebarkan
sastra dan jurnalisme kritis.
7. Nirwan Dewanto (lahir 1971): Penyair dan esais, Nirwan Dewanto dikenal karena
puisi-puisinya yang kritis dan menggabungkan unsur-unsur pop. Karyanya sering
menghadirkan pengaruh sastra Barat dan teori postmodernisme.
8. Julia de Burgos (lahir 1949): Julia de Burgos adalah seorang penyair terkemuka yang
menulis puisi-puisi yang penuh dengan perenungan tentang hak asasi manusia,
rasisme, dan identitas perempuan.
9. Putu Wijaya (lahir 1944): Putu Wijaya adalah salah satu penulis penting dalam sastra
Indonesia. Ia dikenal atas karya-karyanya yang eksperimental, termasuk drama dan
fiksi.

Tokoh-tokoh ini mewakili berbagai aspek sastra Angkatan 80-an yang beragam dan
mencerminkan perasaan dan ide-ide yang berkembang pada masa itu. Mereka juga terus
memiliki pengaruh yang signifikan dalam sastra Indonesia hingga saat ini.

H.Karya-karya sastra Angkatan 80-an

Berikut adalah beberapa karya-karya sastra yang terkenal dan signifikan dari
Angkatan 80-an di Indonesia:

13
1. "Buru Quartet" oleh Pramoedya Ananta Toer: Ini adalah tetralogi terkenal yang
mencakup "Bumi Manusia," "Anak Semua Bangsa," "Jejak Langkah," dan "Rumah
Kaca." Karya ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sastra Indonesia abad
ke-20 dan memotret kondisi sosial-politik di Indonesia selama masa kolonial dan
pasca-kemerdekaan.
2. "Saman" oleh Ayu Utami: Novel ini kontroversial karena mengangkat isu-isu
seksualitas dan kebebasan perempuan. Ayu Utami membahas masalah-masalah
feminis dan sosial melalui karakter-karakternya.
3. "Cinta Tak Pernah Salah" oleh Andrei Aksana: Novel ini mencerminkan tantangan
perasaan cinta dan persahabatan dalam lingkungan kampus pada masa itu.
4. "Dunia Sophie" oleh Jostein Gaarder (diterjemahkan oleh Toni Pollard): Meskipun
bukan karya penulis Indonesia, terjemahan buku ini oleh Toni Pollard menjadi sangat
populer pada masa Angkatan 80-an. Buku ini adalah karya filsafat populer yang
membawa konsep-konsep filsafat ke dalam narasi yang menarik.
5. "Pengakuan Eks Parasit Lajang" oleh Seno Gumira Ajidarma: Buku ini berisi
sejumlah cerita pendek yang menggambarkan masyarakat Indonesia dengan nada
kritik sosial dan humor.
6. "Perahu Kertas" oleh Dewi Lestari (Dee): Novel pertama dalam seri "Supernova" ini
menggabungkan elemen-elemen sains, budaya pop, dan kritik sosial.
7. "Bulan Tak Bermadu" oleh Maria A. Sardjono: Novel ini mengangkat isu-isu gender
dan perjuangan perempuan dalam masyarakat Indonesia.
8. "Kalatidha" oleh Abidah El Khalieqy: Novel ini menggambarkan perjalanan seorang
perempuan dalam mencari jati diri dan memahami budaya Jawa.
9. "Karya-Karya Puisi" oleh Joko Pinurbo: Joko Pinurbo adalah penyair terkenal yang
menulis puisi-puisi yang penuh dengan imajinasi dan humor.
10. "Hujan Pagi" oleh Sapardi Djoko Damono: Puisi-puisi Sapardi Djoko Damono
seringkali menggambarkan perasaan individual dan suasana hati yang dalam.
11. "Negeri Kabut" oleh Seno Gumira Ajidarma: Kumpulan cerita pendek yang
menyoroti berbagai aspek sosial dan budaya di Indonesia.

Karya-karya ini mencerminkan keragaman tema, gaya, dan isu-isu yang diangkat oleh

penulis-penulis Angkatan 80-an. Mereka memberikan kontribusi besar dalam perkembangan

14
sastra Indonesia pada masa itu dan masih memiliki pengaruh yang kuat dalam sastra

Indonesia hingga saat ini.

BAB lll
PENUTUP
A.Kesimpulan
Angkatan Balai Pustaka dan Angkatan 80 merupakan dua periode yang berbeda dalam
perkembangan sastra Indonesia. Angkatan Balai Pustaka lebih berfokus pada nilai-nilai

15
tradisional dan pendidikan, sementara Angkatan 80 lebih fokus pada kritik sosial dan budaya
yang lebih tajam. Keduanya memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan sastra
Indonesia dengan cara yang berbeda sesuai dengan konteks sejarah dan sosial pada masanya.

B.Saran

Pesan yang dapat kita ambil dari penelitian ini adalah pentingnya melestarikan warisan sastra
kita dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Semua karya sastra dari masa lalu adalah
bagian dari identitas kita, dan dengan memahaminya, kita dapat lebih baik menghargai dan
membentuk masa depan kita.

Sebagai penutup, marilah kita merenungkan bagaimana kita semua dapat berkontribusi dalam
menjaga keberlanjutan warisan sastra ini, baik sebagai individu, peneliti, atau pembaca.
Semoga pengetahuan ini tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga sumber inspirasi
untuk sastra Indonesia yang lebih cerah dan beragam

16
DAFTAR PUSTAKA

Pradopo, Rachmat Djoko. (2004). "Angkatan 20-an dan Pengaruhnya pada Sastra
Indonesia." Jakarta: Pustaka Firdaus.
Setyanto, Anik Siti (Ed.). (2017). "Angkatan Balai Pustaka: Wacana, Kritik, dan
Perbandingan." Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumardjo, Jakob. (2006). "Angkatan 20-an dan Angkatan Balai Pustaka: Dari Tirani
Sastra ke Sastra Perjuangan." Yogyakarta: Kanisius.
Sutherland, Heather. (1996). "Jalan Buntu: Angkatan 1930 dan Sastra Indonesia."
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

17
18

Anda mungkin juga menyukai