OLEH KELOMPOK
TIGA
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin
dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun makalah Sejarah Sastra yang berjudul
miliki. Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
Bapak Kadirun, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Sastra
yang telah memberi kami bimbingan serta motivasi dalam mengerjakan makalah
kami. Makalah ini disusun dengan berdasarkan beberapa sumber yang telah
kamiCopy paste sedemikian rupa, hingga menjadi suatu kumpulan informasi yang
jelas dan sederhana serta memudahkan para pembaca terutama untuk teman-teman
Pendidikan) yang malas membaca. Sesuai dengan judulnya, dalam makalah ini
dibahas tentang seluk beluk periode sastra Angkatan Pujangga Baru, yang terbagi
menjadi tiga bab utama dan beberapa sub-bab pada setiap bab-nya. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberi wawasan khusus tentang Angkatan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan suatu zaman tidaklah lepas kaitannya dari sejarah pada zaman
sebelumnya. Seperti kata cendekiawan pendahulu kita, bahwa orang- orang di masa
sekarang perlu belajar dari orang-orang di masa lalu untuk menentukan masa
depan mereka. Maka dari itu, perlu bagi generasi di masa sekarang untuk mengkaji
sejarah masa lampau sebagai referensi guna memajukan bidang kehidupan di masa
sekarang dan masa yang akan datang. Dengan konsep yang sama, sebagai akdemisi
yang baru mengenal sastra, kita perlu mempelajari sejarah sastra yang mencakup
aspek-aspek penting dalam perkembangan sastra saat ini dan penentu kemajuan
sastra di era selanjutnya. Maka pada makalah ini, akan dijelaskan mengenai seluk-
beluk sejarah sastra periode Angkatan Pujangga Baru. Terciptanya suatu angkatan
di dalam kesusastraan selalu mendukung karakteristik tertentu. Karena itu jika pada
suatu masa timbul suatu kelompok kerja yang mendukung karakteristik yang
berbeda dari yang telah ada, hal ini dapat ditunjuk sebagai sebab timbulnya
angkatan baru, demikian pula dalam perjalanan kesusastraan kita. Berdiri dan
berkembangnya Angkatan
1
Pujangga Baru. Para pelopor Angkatan Pujangga Baru punya tekad bahwa bahasa
dan kesusastraan Indonesia harus dibuat maju, berkembang, dan membawakan ciri
dimotori oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armin Pane, lalu
Pane, Y.E. Tatengkeng, Asmara Hadi, dua pengarang wanita Selasih dan Fatimah
yang ditujukan bagi pembinaan bahasa dan sastra Indonesia. Sutan Takdir
merupakan tokoh yang sangat energetik dalam majalah Pujangga Baru. Semangat
konsep, bahwa kalau kita ingin maju, ingin modern, maka kita harus mau menggali
tenaga dan mereguk roh berat, kita harus mau banyak belajar dari barat. Barat
menurut citra Sutan Takdir ialah ilmu pengetahuan dan teknologi yang super, yang
dinamik dan kreativitas Barat memiliki tokoh Faust yang berjiwa besar dan selalu
bergelora dalam usaha menggapai kebahagiaan duniawi. Amir Hamzah dan Armijn
2
mereka haruslah berakar pada budaya asli kita yang menyandarkan pada potensi
kerohanian. Orang tidak perlu memburu materi atau menjadi materialistik karena
menurut mereka, yang lebih hakiki ialah batin yang bahagia. Faktor perasaan jangan
sampai ditinggalkan dan kehidupan akhirat pun harus pula dipikirkan. Sanusi Pane
menginginkan keseimbangan antara barat dan timur. Menurut Sanusi Pane, hendaknya
cara berpikir Indonesia merupakan gabungan antara Arjuna yang suka mengolah
kehidupan spiritual dan Faust yang memiliki semangat keduniaan yang tinggi. Bila
kedua tokoh itu digabung, maka terjadilah satu kehidupan yang seimbang dan paripurna.
Jiwa-raga material spiritual terpenuhi secara seimbang. Angkatan Pujangga Baru banyak
dipengaruhi Angkatan 80 (1880) dari Nederland. Memiliki seri sifat keromantikan dan
idealismenya, pendapat itu tidaklah berlebihan. Yang jelas para sastrawan pendukung
yang digeluti tentang perkembangan sastra dunia. Para pengarang dan penyair pun tidak
menyenangkan.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah ini dibuat dengan berdasarkan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
4
pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa
- Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Melihat latar belakang sejarah pada masa Angkatan Pujangga Baru, tampak
Indonesia, dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Pada mulanya, Pujangga baru
adalah nama majalah sastra dan kebudayaan yang terbit antara 5 tahun 1933 sampai
dengan adanya pelarangan oleh pemerintah Jepang setelah tentara Jepang berkuasa
di Indonesia. Pada masa Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir
Alisjahbana, beserta
5
Amir Hamzah dan Armijn Pane, memunculkan dua kelompok sastrawanyaitu :
2.1.1 Kelompok “ Seni untuk Seni” yang dimotori oleh Sanusi Pane
oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi. Majalah tersebut
menjadi media pertemuan para penulis muda. Dalam dada para penulis muda hanya
ada satu tekad dan modal, yaitu hasrat yang menyala-nyala (antusiasme). Pada
tahun itu pula diedarkannya prospektus atau edaran tentang pendapat dan pendirian
kesusastraan baru Indonesia sebagai Kader Kebudayaan Bangsa Indonesia, yang sesuai
dengan jiwa baru bangsa Indonesia. Dengan lahirnya Pujangga Baru dimulailah
untuk melahirkan perasaan dan pikiran, menuju citacita yang luhur yaitu
6
Pujangga Baru ialah: Perasaan ingin bebas merdeka, tidak terkungkung dalam
melahirkan perasaan, kehendak, dan pendapat menurut gerak sukma dan jiwa masing-
masing.
demikian, orang-orang atau para pengarang yang hasil karyanya pernah dimuat
dalam majalah itu, dinilai memiliki bobot dan cita-cita kesenian yang baru dan
mengarah kedepan.
itulah maka dipakai istilah Angkatan Pujangga Baru, yang tak lain adalah
Adapun majalah itu, diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, suatu badan yang memang
disinggung diatas, pada zaman pendudukan Jepang majalah Pujangga Baru ini
Nurbaya sangat dipengaruhi oleh para pujangga Belanda angkatan 1880 (De
Tachtigers). Hal ini tak mengherankan sebab pada jaman itu banyak para pemuda
7
pujangga Belanda angkatan 80- an, dapat kita sebut misalnya Willem Kloos dan
Jacques Perk. J.E. Tatengkeng, seorang pujangga baru kelahiran Sangihe yang
Willem Kloos.
bernafaskan Islam, lebih dipengaruhi oleh pujangga Mesir yang kenamaan, yaitu
keTimuran.
Pujangga Baru adalah Amir Hamzah. Ia sangat dipengaruhi agama Islam serta adat
istiadat Melayu. Jiwa Barat itu rupanya jelas sekali terlihat pada diri Sutan Takdir
Alisyahbana. Lebih jelas lagi tampak pada Armijn Pane, yang boleh kita anggap
sebagai perintis kesusastraan modern. Pada Armijn Pane rupanya pengaruh Barat itu
menguasai dirinya secara lahir batin. Masih banyak lagi para pujangga baru lainnya
seperti Rustam Effendi, A.M. Daeng Myala, Adinegoro, A. Hasjemi, Mozasa, Aoh
Kartahadimadja, dan Karim Halim. Mereka datang dari segala penjuru tanah air
dengan segala corak ragam gaya dan bentuk jiwa serta seninya.
8
Namun setelah Indonesia merdeka, majalah ini diterbitkan lagi (1948- 1953),
angkatan 45 seperti Asrul Sani, Rivai Apin dan S. Rukiah. Sehingga Pujangga
Baru melahirkan visi misi Sebagai angkatan pengganti balai pustaka, angkatan
pujangga baru hadir dengan membawa visi dan misi yang jauh berbeda dengan
melayu lama yang terkenal cabul dan liar, maka berbeda dengan karya-karya
juang. Berikut adalah visi dan misi utama dari angkatan balai pustaka.
2.1.1 Visi dan misi utama dari lahirnya angkatan pujangga baru adalah
2.1.2 Perkembangan karya sastra yang dimaksudkan oleh pujangga baru adalah
dihasilkan oleh para penulis golongan ini lebih bersifat idealisme tanpa harus
9
dalamnya.Karya-karya yang dihasilkan juga kebanyakan dipengaruhi oleh tulisan
dan karya-karya yang dihasilkan oleh angkatan 1880 Belanda, yang pada masa itu
kolongan Sangihe, Minahasa pada tanggal 19 Oktober 1907 dan meninggal dunia
pada tanggal 6 Maret 1968 di Ujung Pandang. Pendidikan yang dilaluinya adalah
sebagai Menteri Muda Pengajaran dan kemudian tahun 1949 menjabat sebagai
bernafaskan ketuhanan dan rasa syukur penyair atas kurnia Tuhan.Kedudukan yang
10
diterima dengan tawakal. Walaupun pengaruh Angkatan 80-an amat jelas pada
kegembiraan.
maupun puisi-puisinya.
2.2.2 Hamidah
dan meninggal pada 8 Mei 1953 di Palrmbang. Ia pengarang wanita pada zaman
Pujangga Baru. Namanya menjadi penting karena pengarang dari kaum wanita
11
mempunyai corak khusus.Salah satu karangannya yang cukup pentingadalah
berbagai macam bentuk novel, drama, puisi, cerpen esai dan juga karangan tentang
pengetahuan tata bahasa. Salah satu karangannya yang terkenal berjudul Belenggu
(1940).
daerah Bali pula.Salah satu karangannya yang terpenting adalah berjudul Sukreni
Gadis Bali.
12
Ia dilahirkan di Bengkalis pada tahun 1904. Suman Hs. Terkenal sebagai
pengarang cerita detektif, seperti dalam karangan yang berjudul Mencari Pencuri
Anak Perawan.Ia juga menulis beberapa puisi yang dimuat dalam majalal, Panji
Pustaka dan Majalah Pujangga Baru. Ciri khas pada semua karangan Suman Hs.
persoalannya.
Pada masa Jepang menjabatat kepala bagian sandiwara di kantor Pusat Kebudayaan.
13
lain Pahlawan Minahasa (roman; 1935), Peperangan Orang Minahasa
dengan Orang Spanyol (roman, 1931), Syair Untuk Aih (sajaka, 1935).
Nama samarannya Asmara Hadi, H.R. Hadi Ratna, IDIN dan IPIH A. Ia
banyak menulis puisi dalam beberapa majalah, tetapi belum ada yang dibukukan
1940) .
Abdul Muis lahir pada tahun 1890.Belajar pada HIS (Sekolah RakyatBelanda)
dan Stovis (Sekolah Dokter) sampai tahun 1905, tetapi tidak tamat.Menjadi jurnalis
14
lama secara singkat.Romannya yang terkenal ialah Salah Asuhan danPertemuan
Jodoh.
Sibolga dan Padang. Sudah itu masuk sekolah mulo di padang dan kemudian di
Jakarta. Akhirnya masuk kweekschool Gunung sari. Umur 19 tahun dianggat jadi
guru pada Kweekscool Gunung Sari, yang kemudian pindah ke Lembang dan
menjadi HIK. Juga mengajar di HIK. Negeri di bandung. Akhir tahun 1982 ia pergi
pengarang pada Balai Pustaka. Dalam karangan Sanusi Pane kelihatan 3 pengaruh:
barat, India dan Jawa. Pengaruh barat kelihatan dalam Panoaran Cinta dan Madah
Pengaruh Jawa terang benar pada pilihan ini beberapa sandiwaranya. Pada Sanusi
15
bulat padu, tetapi ia sering kelihatan melompat dari yang satu kepada yanglain,
Karangannya :
gelar MR. Pada th.1932.Di samping pekerjaannya sebagai pengacara dan ornaf
16
menulis tonil “ menantikan surat dari Raja” (terjemahan karangan R.Tagore 1928),
dan Ken Arok dan Ken Dedes “ . Setelah umur empat puluhan menulis biofgrafi,
sesudah keluar dari partai komunis dan mengabungkan diri dengan tan Malaka.
salah seorang perintis jalan untuk puisi sesudah perang dunia ke- dua.Karangannya
tidak
17
mudah difahami, karena penuh dengan kata-kata dialek (yang hanya dipakaidi suatu
akhir tahun 1939 menjadi employe kebun di Parakan Salak. Awal 1940 jatuh sakit
dan di raawat di Cisarun lima bulan lamanya. Ketiga itu banyak membaca dan
pada kesusastraan Indonesia dan agama Islam. Menulis sajak dalam majalah Panci
18
2.3 Ciri dan Karakteristik Karya Sastra
sebelumnya, hanya saja kalau romantik angkatan Siti Nurbaya bersifat pasif,
sedangkan angkatan Pujangga Baru aktif romantik. Hal ini berarti bahwa cita-cita
atau ide baru dapat mengalahkan atau menggantikan apa yang sudah dianggap
dan sudah meninggalkan bahasa klise. Mereka berusaha membuat ungkapan dan
gaya bahasa sendiri. Pilihan kata, Penggabungan ungkapan serta irama sangat
itu ikatan-ikatan lain seperti quatrain dan quint pun banyak dipergunakan. Sajak
jumlah suku kata dan syarat-syarat puisi lainnya sudah tidak mengikat lagi,
kadang-kadang para Pujangga Baru mengubah sajak atau puisi yang pendek-
19
Sajak-sajak yang agak panjang hanya ada beberapa buah, misalnya ” Batu Belah”
b. Tema dalam karya prosa (roman) bukan lagi pertentangan faham kaum
muda dengan adat lama seperti angkatan Siti Nurbaya, melainkan perjuangan
c. Bentuk karya drama pun banyak dihasilkan pada masa Pujangga Baru
dengan tema kesadaran nasional. Bahannya ada yang diambil dari sejarah dan ada
dinamis.
2.3.2 karya sastra periode Angkatan Pujangga Baru menjadi dua aspek, yaitu
ciri struktur estetik dan ciri ekstra estetik, yang dimana ciri Struktur Estetik yaitu:
c. Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada polayang
lain.
20
d. Sebagai besar puisi empat seuntai. Tiap-tiap barisnya terdiri atas dua periodus
dan terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaktis). Tiap gatranya pada
Baru.
21
Berikut adalah sastrawan-sastrawati yang sering dikenal karya sastranyapada masa
Baru. Dua buah kumpulan puisinya yang terkenal adalah Nyanyi Sunyi (1937) dan
Buah Rindu (1941). Sebenarnya puisi-puisi dalam Buah Rindu merupakan karya-
karya pada awal kepenyairan Amir Hamzah, namun karena dipandang kurang
yang terkumpul dalam Nyanyi Sunyi lebih menunjukkan hasil karya permulaan
22
sajak Amir Hamzah yang terkenal dikumpulkan di dalam Nyanyi Sunyi.Sajak-
“ Doa” Amir Hamzah bersifat. Dalam puisinya ini Amir Hamzah ingin
dengan sang kekasih. Dalam puisi inibahkan Tuhan disapa dengan kata “
dan unsur lama, yaitu bentuk pantun dan syair. Baris-barisnya tersusun atas
dwiangga- tunggal dengan sebuah jeda (caesure) di tengah baris. Pada bentuk-
23
a. Sifatnya yang suka terhina-hina diri Misalnya untuk menyebutkandirinya
kemudian AMS di Solo (di sini ia bertemu dengan kekasihnya yang meninggalkan
dikawinkan dengan putri pamannya serta tidak sempat berjumpa kembali dengan Ilik
Sundari.
24
Sutan Takdir Alisjahbana lebih dikenal sebagai tokoh prosawan Angkatan
puisinya Tebaran Mega. Salah satu puisi adalah “ KEMBALI” .Ketika beta terjaga di
dini hari Melihat ‘ alam se permai ini, Terasalah beta darah baru Gembira
25
Karena idealisme yang menggebu-gebu, seringkali Sutan Takdir
26
Di dalam puisi di atas, penyair menyindir perkataan tenteram dan damai
yang mendalam yang dalam hal ini ditujukan kepada Taman Siswa.Jika kita masih
hidup di dunia ini, sebenarnya tidak layak menginginkan tenteram damai itu.
Hanya waktu tidur dan matilah kita akan tenteram dan damai. Hidup penuh
perjuangan. Kiranya sang penyair sedikit bingung memberikan makna tenteram dan
damai ini, karena secara berlebihan ia ingin menolak sikap yang puas terhadap
keadaan tenteram dan damai itu. Apabila kita perhatikan benaar-benar keseluruhan
karangan STA, pada umumnya tampak ada beberapa sifat pada karangan-karangan
itu :
modern.
dan meyakinkan.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
yang dilakukan oleh balai pustaka terhadap karya tulus sastrawan pada masa
dan etis menjadi “ bapak” sastra modern Indonesia. Tokoh-tokoh atau sastrawan
Hadi Nama sebenarnya Abdul Hadi,A. Hasymy (M. Ali Hasyim),Abdul Muis,Sanusi
3.2 Saran
mahasiswa yang baru memasuki jenjang perkuliahan,oleh karena itu banyak sekali
28
oleh pendahulu kita.memperluas budaya sastra Indonesia akan sangat
29
DAFTAR PUSTAKA