Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH SEJARAH SASTRA

ANGKATAN PUJANGGA BARU

OLEH KELOMPOK
TIGA

GESTI ENDAH UTAMI 220130022

NUR FARIHAH 220120011

ARDIANYANT WARDANA 220110002

KETUT TIA APRILIANI 220130030

MUH. RANDI SAPUTRA. M 22013001

YUNAN MAHASTRA 220120014


SATRIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin

dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun makalah Sejarah Sastra yang berjudul

Angkatan Pujangga Baru, walaupun dengan banyak keterbatasan yang kami

miliki. Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah sederhana kami, terutama kepada

Bapak Kadirun, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Sastra

yang telah memberi kami bimbingan serta motivasi dalam mengerjakan makalah

kami. Makalah ini disusun dengan berdasarkan beberapa sumber yang telah

kamiCopy paste sedemikian rupa, hingga menjadi suatu kumpulan informasi yang

jelas dan sederhana serta memudahkan para pembaca terutama untuk teman-teman

kelas kami (Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan 2022, Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa, Fakultas Keguraan dan Ilmu

Pendidikan) yang malas membaca. Sesuai dengan judulnya, dalam makalah ini

dibahas tentang seluk beluk periode sastra Angkatan Pujangga Baru, yang terbagi

menjadi tiga bab utama dan beberapa sub-bab pada setiap bab-nya. Semoga

dengan adanya makalah ini dapat memberi wawasan khusus tentang Angkatan

Pujangga Baru dan bernilai guna bagi siapapun yang membacan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Angkatan Pujangga Baru.............................................................4


2.2 Tokoh-tokoh Angkatan Pujangga Baru .....................................................................
2.3 Ciri dan Karakteristik Karya Sastra .........................................................................15
2.4 Sastrawan dan Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru ..................................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................

3.2 Saran................................. ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemajuan suatu zaman tidaklah lepas kaitannya dari sejarah pada zaman

sebelumnya. Seperti kata cendekiawan pendahulu kita, bahwa orang- orang di masa

sekarang perlu belajar dari orang-orang di masa lalu untuk menentukan masa

depan mereka. Maka dari itu, perlu bagi generasi di masa sekarang untuk mengkaji

sejarah masa lampau sebagai referensi guna memajukan bidang kehidupan di masa

sekarang dan masa yang akan datang. Dengan konsep yang sama, sebagai akdemisi

yang baru mengenal sastra, kita perlu mempelajari sejarah sastra yang mencakup

aspek-aspek penting dalam perkembangan sastra saat ini dan penentu kemajuan

sastra di era selanjutnya. Maka pada makalah ini, akan dijelaskan mengenai seluk-

beluk sejarah sastra periode Angkatan Pujangga Baru. Terciptanya suatu angkatan

di dalam kesusastraan selalu mendukung karakteristik tertentu. Karena itu jika pada

suatu masa timbul suatu kelompok kerja yang mendukung karakteristik yang

berbeda dari yang telah ada, hal ini dapat ditunjuk sebagai sebab timbulnya

angkatan baru, demikian pula dalam perjalanan kesusastraan kita. Berdiri dan

berkembangnya Angkatan Balai Pustaka ternyata disambung dengan berdiri dan

berkembangnya Angkatan

1
Pujangga Baru. Para pelopor Angkatan Pujangga Baru punya tekad bahwa bahasa

dan kesusastraan Indonesia harus dibuat maju, berkembang, dan membawakan ciri

keindonesiaan yang lebih merdeka, dinamis, dan intelektual. Angkatan ini

dimotori oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armin Pane, lalu

diperkuat oleh Sanusi.

Pane, Y.E. Tatengkeng, Asmara Hadi, dua pengarang wanita Selasih dan Fatimah

H. Delais. Ketiga tokoh yang disebut terdahulu itu memiliki konsepsi-konsepsi

yang ditujukan bagi pembinaan bahasa dan sastra Indonesia. Sutan Takdir

merupakan tokoh yang sangat energetik dalam majalah Pujangga Baru. Semangat

kerjanya itu tetap keras menggebu-gebu hingga akhir hayatnya. Ia mempunyai

konsep, bahwa kalau kita ingin maju, ingin modern, maka kita harus mau menggali

tenaga dan mereguk roh berat, kita harus mau banyak belajar dari barat. Barat

menurut citra Sutan Takdir ialah ilmu pengetahuan dan teknologi yang super, yang

sanggup menjawab berbagai tantangan zaman, karena merekalah yang selalu

mengutamakan intelektualisme, materialisme, dan modernisasi. Kerja yang

dinamik dan kreativitas Barat memiliki tokoh Faust yang berjiwa besar dan selalu

bergelora dalam usaha menggapai kebahagiaan duniawi. Amir Hamzah dan Armijn

Pane lebih berpaling pada dunia timur. Keindonesiaan menurut

2
mereka haruslah berakar pada budaya asli kita yang menyandarkan pada potensi

kerohanian. Orang tidak perlu memburu materi atau menjadi materialistik karena

menurut mereka, yang lebih hakiki ialah batin yang bahagia. Faktor perasaan jangan

sampai ditinggalkan dan kehidupan akhirat pun harus pula dipikirkan. Sanusi Pane

menginginkan keseimbangan antara barat dan timur. Menurut Sanusi Pane, hendaknya

cara berpikir Indonesia merupakan gabungan antara Arjuna yang suka mengolah

kehidupan spiritual dan Faust yang memiliki semangat keduniaan yang tinggi. Bila

kedua tokoh itu digabung, maka terjadilah satu kehidupan yang seimbang dan paripurna.

Jiwa-raga material spiritual terpenuhi secara seimbang. Angkatan Pujangga Baru banyak

dipengaruhi Angkatan 80 (1880) dari Nederland. Memiliki seri sifat keromantikan dan

idealismenya, pendapat itu tidaklah berlebihan. Yang jelas para sastrawan pendukung

Angkatan Pujangga Baru adalah orang-orang yang banyak membaca. Bacaan-bacaan

yang digeluti tentang perkembangan sastra dunia. Para pengarang dan penyair pun tidak

lagi menunjukkan dominasi Sumatera sebagaimana Angkatan Balai Pustaka. Kesadaran

masyarakat untuk menghargai dan mengembangkan kehidupan kesusastraan cukup

menyenangkan.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah ini dibuat dengan berdasarkan beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana sejarah munculnya periode Angkatan Pujangga Baru ?


2. Siapa saja tokoh tokoh Angkatan Pujangga Baru?
3. Apa ciri-ciri atau karakterisik Angkatan Pujangga Baru?

4. Apa saja karya sastra pada masa Angkatan Pujangga Baru?

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1. Mengetahui Sejarah Sastra Periode Angkatan Pujangga Baru.

2. Mengetahui Ciri-ciri Sastra Angkatan Pujangga Baru.

3. Mengenal Tokoh (Sastrawan-sastrawati) Angkatan Pujangga Baru.

4. Mengetahu Karya Sastra pada masa Angkatan Pujangga.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Angkatan Pujangga Baru

Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknyasensor

yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan

4
pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa

nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra

intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.

Angkatan Pujangga Baru (1930-1942) dilatarbelakangi kejadian bersejarah “

Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928.

Ikrar Sumpah Pemuda 1928:

- Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah

yang satu, tanah Indonesia.

- Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,

bangsa Indonesia.

- Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa

persatuan, bahasa Indonesia.

Melihat latar belakang sejarah pada masa Angkatan Pujangga Baru, tampak

Angkatan Pujangga Baru ingin menyampaikan semangat persatuan dan kesatuan

Indonesia, dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Pada mulanya, Pujangga baru

adalah nama majalah sastra dan kebudayaan yang terbit antara 5 tahun 1933 sampai

dengan adanya pelarangan oleh pemerintah Jepang setelah tentara Jepang berkuasa

di Indonesia. Pada masa Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir

Alisjahbana, beserta

5
Amir Hamzah dan Armijn Pane, memunculkan dua kelompok sastrawanyaitu :

2.1.1 Kelompok “ Seni untuk Seni” yang dimotori oleh Sanusi Pane

dan Tengku Amir Hamzah

2.1.2 Kelompok “ Seni untuk Pembangunan Masyarakat” yang dimotor i

oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi. Majalah tersebut

menjadi media pertemuan para penulis muda. Dalam dada para penulis muda hanya

ada satu tekad dan modal, yaitu hasrat yang menyala-nyala (antusiasme). Pada

tahun itu pula diedarkannya prospektus atau edaran tentang pendapat dan pendirian

kesusastraan. Maka terbentuklah perkumpulan sastrawan muda yang menamakan

dirinya Pujangga Baru. Pujangga Baru merupakan perjuangan untuk memajukan

kesusastraan baru Indonesia sebagai Kader Kebudayaan Bangsa Indonesia, yang sesuai

dengan jiwa baru bangsa Indonesia. Dengan lahirnya Pujangga Baru dimulailah

kesusastraan Indonesia yang sebenarnya, dan kesusastraan Melayu di bumi

Indonesia pun berakhirlah. Pujangga-pujangganya terdiri atas berbagai suku

bangsa yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa perjuangan, bahasa

untuk melahirkan perasaan dan pikiran, menuju citacita yang luhur yaitu

kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Semangat yang mendorong lahirnya

6
Pujangga Baru ialah: Perasaan ingin bebas merdeka, tidak terkungkung dalam

melahirkan perasaan, kehendak, dan pendapat menurut gerak sukma dan jiwa masing-

masing.

Jadi Pujangga Baru bukanlah suatu konsepsi ataupun aliran. Namun

demikian, orang-orang atau para pengarang yang hasil karyanya pernah dimuat

dalam majalah itu, dinilai memiliki bobot dan cita-cita kesenian yang baru dan

mengarah kedepan.

Barangkali, hanya untuk memudahkan ingatan adanya angkatan baru

itulah maka dipakai istilah Angkatan Pujangga Baru, yang tak lain adalah

orangorang yang tulisan- tulisannya pernah dimuat didalam majalah tersebut.

Adapun majalah itu, diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, suatu badan yang memang

mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah kesenian. Tetapi seperti telah

disinggung diatas, pada zaman pendudukan Jepang majalah Pujangga Baru ini

dilarang oleh pemerintah Jepang dengan alasankarena kebarat-baratan.

Sebenarnya para pujangga baru serta beberapa orang pujangga Siti

Nurbaya sangat dipengaruhi oleh para pujangga Belanda angkatan 1880 (De

Tachtigers). Hal ini tak mengherankan sebab pada jaman itu banyak para pemuda

Indonesia yang berpendidikan barat, bukan saja mengenal, bahkan mendalami

bahasa serta kesusastraan Belanda. Di antara para

7
pujangga Belanda angkatan 80- an, dapat kita sebut misalnya Willem Kloos dan

Jacques Perk. J.E. Tatengkeng, seorang pujangga baru kelahiran Sangihe yang

beragama Protestan dan merupakan penyair religius sangat dipengaruhi oleh

Willem Kloos.

Lain halnya dengan Hamka. Ia pengarang prosa religius yang

bernafaskan Islam, lebih dipengaruhi oleh pujangga Mesir yang kenamaan, yaitu

Al-Manfaluthi, sedangkan Sanusi Pane lebih banyak dipengaruhi oleh India

daripada oleh Barat, sehingga ia dikenal sebagai seorang pengarang mistikus

keTimuran.

Pujangga religius Islam yang terkenal dengan sebutan Raja Penyair

Pujangga Baru adalah Amir Hamzah. Ia sangat dipengaruhi agama Islam serta adat

istiadat Melayu. Jiwa Barat itu rupanya jelas sekali terlihat pada diri Sutan Takdir

Alisyahbana. Lebih jelas lagi tampak pada Armijn Pane, yang boleh kita anggap

sebagai perintis kesusastraan modern. Pada Armijn Pane rupanya pengaruh Barat itu

menguasai dirinya secara lahir batin. Masih banyak lagi para pujangga baru lainnya

seperti Rustam Effendi, A.M. Daeng Myala, Adinegoro, A. Hasjemi, Mozasa, Aoh

Kartahadimadja, dan Karim Halim. Mereka datang dari segala penjuru tanah air

dengan segala corak ragam gaya dan bentuk jiwa serta seninya.

8
Namun setelah Indonesia merdeka, majalah ini diterbitkan lagi (1948- 1953),

dengan pemimpin Redaksi Sutan Takdir Alisjahbana dan beberapa tokohtokoh

angkatan 45 seperti Asrul Sani, Rivai Apin dan S. Rukiah. Sehingga Pujangga

Baru melahirkan visi misi Sebagai angkatan pengganti balai pustaka, angkatan

pujangga baru hadir dengan membawa visi dan misi yang jauh berbeda dengan

pendahulunya. Jika angkatan balai pustaka hadir untuk menggantikan karya-karya

melayu lama yang terkenal cabul dan liar, maka berbeda dengan karya-karya

pujangga baru yang bervisi-misikan kemajuan ke arah modernisasi dengan nilai

juang. Berikut adalah visi dan misi utama dari angkatan balai pustaka.

2.1.1 Visi dan misi utama dari lahirnya angkatan pujangga baru adalah

untuk memajukan perkembangan dari karya sastra indonesia.

2.1.2 Perkembangan karya sastra yang dimaksudkan oleh pujangga baru adalah

menciptakan ciri-ciri keindonesiaan yang lebih merdeka dan berintelektual.

2.1.3 Menyampaikan gelora juang yang merdeka.

Pada masa perkembangan Angkatan Pujangga Baru karya-karya yang

dihasilkan oleh para penulis golongan ini lebih bersifat idealisme tanpa harus

mengurangi nilai-nilai romantisme yang terdapat di

9
dalamnya.Karya-karya yang dihasilkan juga kebanyakan dipengaruhi oleh tulisan

dan karya-karya yang dihasilkan oleh angkatan 1880 Belanda, yang pada masa itu

memang lebih banyak mengambil tema-tema romantis realistik.

2.2 Tokoh-tokoh Angkatan Pujangga Baru

2.2.1 J.E. Tatengkeng

Penyair yang sajak-sajaknya berisi ratapan duka ini dilahirkan di

kolongan Sangihe, Minahasa pada tanggal 19 Oktober 1907 dan meninggal dunia

pada tanggal 6 Maret 1968 di Ujung Pandang. Pendidikan yang dilaluinya adalah

HKS, HIS di Tahuna, dan kemudian di Pajeti.Tahun 1947 pernah menjabat

sebagai Menteri Muda Pengajaran dan kemudian tahun 1949 menjabat sebagai

Perdana menteri Negara Indonesia Timur (NTT).Pernah menjabat sebagai Kepala

Inspeksi Kebudayaan Provinsi Sulawesi. Selatan di Makassar. Tatengkeng pernah

menjabat sebagai dosen dan pendiri Universitas Hasanuddin. Sajak-sajaknya

dikumpulkan dalam Rindu Dendam (1934). Puisi-puisi dalam kumpulan ini

bernafaskan ketuhanan dan rasa syukur penyair atas kurnia Tuhan.Kedudukan yang

diungkapkan lewat puisinya adalah disebabkan oleh kematian anaknya; kemudian

nasib itu diterimanya sebagai kehendak Tuhan yang mesti

10
diterima dengan tawakal. Walaupun pengaruh Angkatan 80-an amat jelas pada

J.E. Tetengkeng antara keduanya terlihat adanya perbedaan-perbedaan seperti

yang dikemukakan oleh A. Teeuw sebagai berikut :

a. Jika puisi-puisi Angkatan 80-an umumnya mengandung kemurahan dan

kesedihan. Puisi Tatengkeng lebih banyak mengandung suasana

kegembiraan.

b. Pada Angkatan 80-an terdapat pertentangan antara agama dengan

umat Kristen. Sedangkan pada J.E. Tatengkeng pertentangan semacam itu

tidak ada. J.E. Tatengkeng sebagai penyair memang tidak deduktif,

berhubungan dengan perhatiannya yang meliputi berbagai kegiatan. Akan

tetapi, dalam deretan pengarang Pujangga Baru ia termasuk penyair yang

penting karena memiliki berbagai kekhususan, baik tenttang dirinya

maupun puisi-puisinya.

2.2.2 Hamidah

Nama sesungguhnya adalah Fatimah Hasan Delais.Ia lahir tahun 1914

dan meninggal pada 8 Mei 1953 di Palrmbang. Ia pengarang wanita pada zaman

Pujangga Baru. Namanya menjadi penting karena pengarang dari kaum wanita

pada masa itu belum banyak dan karangannya memang

11
mempunyai corak khusus.Salah satu karangannya yang cukup pentingadalah

berjudul Kehilangan Mustika.

2.2.3 Armijn Pane

Armijn Pane lahir di Muara, Sipongi, Tapanuli, 18 Agustus 1908. Dalam

tulisan- tulisannya ia memakai nama samara yang berbeda-beda antara lain

Adinata, A-Jiwa, A.Mada, A.Panji, Empe, dan Kornot. Karangannya meliputi

berbagai macam bentuk novel, drama, puisi, cerpen esai dan juga karangan tentang

pengetahuan tata bahasa. Salah satu karangannya yang terkenal berjudul Belenggu

(1940).

2.2.4 I Gusti Nyoman Putu Tisna (Anak Agung Panji Tisna)

Ia seorang pengarang dari Bali, beragama Hindu, lahir di Singaraja,

8 Februari 1908. Karangannya telah banyak diterbitkan.Sebagian besar

karangannya mengambil tema yang berhubungan dengan adat kepercayaan

masyarakat Bali dan dengan sendirinya mengambil latar belakang kehidupan di

daerah Bali pula.Salah satu karangannya yang terpenting adalah berjudul Sukreni

Gadis Bali.

2.2.5 Suman Hs. (Hasibuan)

12
Ia dilahirkan di Bengkalis pada tahun 1904. Suman Hs. Terkenal sebagai

pengarang cerita detektif, seperti dalam karangan yang berjudul Mencari Pencuri

Anak Perawan.Ia juga menulis beberapa puisi yang dimuat dalam majalal, Panji

Pustaka dan Majalah Pujangga Baru. Ciri khas pada semua karangan Suman Hs.

yang paling menonjol ialah:

- Bahasa yang digunakan sungguh lancer, hidup dan memiliki perhatian.

- Sifat kejenakaannya terdapat pada hamper semua karangan.

- Semua novelnya mengandung unsure detektif walaupun sifat detektifnya

masih sederhana dan orang gampang menebak penyelesaian

persoalannya.

2.2.6 M.R. Dayoh (Dr. He. Marius Ramis Dayoh)

Marius Ramis Dajoh lahir di Airmadidi, Minahasa, 2 November 1909.Ia

berpendidikan SR, HIS Sirmadidi, HKS Bandung, dan Normaalcursus di Malang.

Pada masa Jepang menjabatat kepala bagian sandiwara di kantor Pusat Kebudayaan.

Kemudian pindah ke Radio Makasar.Dalam karya Prosanya sering menggambarkan

pahlawanpahlawan yang berani, sedang dalam puisinya sering meratapi kesengsaraan

masyarakat. Karyanya antara

13
lain Pahlawan Minahasa (roman; 1935), Peperangan Orang Minahasa

dengan Orang Spanyol (roman, 1931), Syair Untuk Aih (sajaka, 1935).

2.2.7 Asmara Hadi Nama sebenarnya Abdul Hadi.

Nama samarannya Asmara Hadi, H.R. Hadi Ratna, IDIN dan IPIH A. Ia

banyak menulis puisi dalam beberapa majalah, tetapi belum ada yang dibukukan

tersendiri. Karangannya yang terkenal adalah Di Belakang KawatDuri.

2.2.8 A. Hasymy (M. Ali Hasyim)

Ia pernah jadi Gubernur Aceh tahun 1957. Hampir semua sajaknya

bernafaskan Islam dan mengandung unsur nasionalisme. Karangannya: Kisah

Seorang Pengembara (Kumpulan Puisi, 1936) Dewan Sajak (Kumpulan Puisi,

1940) .

2.2.8 Abdul Muis

Abdul Muis lahir pada tahun 1890.Belajar pada HIS (Sekolah RakyatBelanda)

dan Stovis (Sekolah Dokter) sampai tahun 1905, tetapi tidak tamat.Menjadi jurnalis

(wartawan) dan menceburkan diri dalam gelanggang

polotik.Banyak menyadur dan menterjemahkan juga banyak menulis cerita

14
lama secara singkat.Romannya yang terkenal ialah Salah Asuhan danPertemuan

Jodoh.

2.2.9 Sanusi Pane

Lahir di Muara Sinongi(tapanuli) tahun 1905. mengunjungi Balai,

Sibolga dan Padang. Sudah itu masuk sekolah mulo di padang dan kemudian di

Jakarta. Akhirnya masuk kweekschool Gunung sari. Umur 19 tahun dianggat jadi

guru pada Kweekscool Gunung Sari, yang kemudian pindah ke Lembang dan

menjadi HIK. Juga mengajar di HIK. Negeri di bandung. Akhir tahun 1982 ia pergi

ke India untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan Hindu. Kembali dari

India ia memimpin majalah Timbul. Tahun 1934 ia memimpin perguruan Rakyat di

Bandung dan masuk ke jurnalistik (menjadi jurnalistik). Pindah ke Perguruan

Rakyat di Jakarta, kenudian menjadi pemimpin harian kebangunana dan kepala

pengarang pada Balai Pustaka. Dalam karangan Sanusi Pane kelihatan 3 pengaruh:

barat, India dan Jawa. Pengaruh barat kelihatan dalam Panoaran Cinta dan Madah

Kelana dan lakon-lakonnya kelihatan pengaruh India. Ia condong jemistik Hindu.

Pengaruh Jawa terang benar pada pilihan ini beberapa sandiwaranya. Pada Sanusi

Pane berbagai-bagai pengaruh tidak menjadi

15
bulat padu, tetapi ia sering kelihatan melompat dari yang satu kepada yanglain,

pendudukan Jepang menjadi ketua pusat Krbudayaan Jakarta.

Karangannya :

1. Pancaran Cinta (Prosa- lirik, 1926).

2. Puspa Maga (kumpulan sajak, 1927).

3. Madah Kelana (kumpulan sajak, 1931).

4. Kertajaya (sandiwara 1932).

5. Sandyakala ning Majapahit (sandiwara 1933).

6. Manusia baru ( Sandiwara 1940).

Sejarah Indonesia (1942)

2.2.10 Mohammad Yamin.

Dilahirkan di Sawah Lunto pada 23-8-1903.jalan sekolahnya agak

membelok-belok. Dari sekolah Desa ke HIS, lalu ke Mulo.Dari Mulo masuk

sekolah Pertanian lalu dipindah ke Sekolah Dokter Hewan.Kemudian pindah lagi ke

AMS.Jogyakarta mencapai samtamat.Akhirnya melanjutkan ke RHS. Dan mencapai

gelar MR. Pada th.1932.Di samping pekerjaannya sebagai pengacara dan ornaf

pergerakan, ia masih sempat mempelajari secara mendalam bahasa dan sejarah

Indonesia serta kebudayaan Timur.waktu muda ia banyak menulis puisi (Soneta

terutama). Pada usia tiga puluh ia

16
menulis tonil “ menantikan surat dari Raja” (terjemahan karangan R.Tagore 1928),

dan Ken Arok dan Ken Dedes “ . Setelah umur empat puluhan menulis biofgrafi,

misalnya : Gajah Mada, Diponegoro. Berapa kali menjadi menteri. Karangannya

yang lain misalnya :

1. Tan Malaka (1945).

2. Pantun-pantun sonata-soneta dan sanjak-sanjak bebas antara lain :

a. Gita gembala (kumpulan sonata).


b. Pagi-pagi (Soneta).
c. Gubahan (sonata).
d. Sungguhkan (sanjak bebas).

2.2.11 Rustam Effendi

Lahir di Sumatra tahun 1903.sesudah sekolah rendah mengunjungi

Kweekschool Bukit tinggi, Hogere Kweekschool (SGA). Bandung, mendapat dan

mencapai hoofdaote di negeri Belanda, menjadi anggota Tweede kamer sebagai

wakil partai komunis (1936- 1946). Mengunjungi Rusia kembali ke Indonesia

sesudah keluar dari partai komunis dan mengabungkan diri dengan tan Malaka.

Dalam kesusastraan salah seorang kenamaan sebelum Pujangga baru, karena

keberaniannya membuat experiment tentang bahasa, malahan dapat dianggap

salah seorang perintis jalan untuk puisi sesudah perang dunia ke- dua.Karangannya

tidak

17
mudah difahami, karena penuh dengan kata-kata dialek (yang hanya dipakaidi suatu

daerah saja) dan exsperimen-experimen bahasa.Karangan :

1. Percikan Perempuan (kumpulan sajak 1924).


2. Rabasari (drama)

2.2.12 Ach. Kartamihardja

Lahir tahun 1911 di Bandung.Tamat sekolah Mulo di Bandung, sampai

akhir tahun 1939 menjadi employe kebun di Parakan Salak. Awal 1940 jatuh sakit

dan di raawat di Cisarun lima bulan lamanya. Ketiga itu banyak membaca dan

terutama tertarik kepada pengarang- pengarang Nowergia.Waktu itu juga tertarik

pada kesusastraan Indonesia dan agama Islam. Menulis sajak dalam majalah Panci

Pustakasuara Timur, Pujangga Baru, Panca Raya dan Pembangunan. Semasa

Pemerintahan Jepang masuk bekerja pada Pusat Kebudayaan Jakarta, sebagai

penterjemah buku-buku Suna. Menjadi sekretaris dari “ Angkatan Baru, yaitu

kumpulan seniman-seniman yang didirikan oleh Pusat Kebudayaan. Menjadi

anggota peibang Pergabungan Usaha Sandiwara Jawa.Beberapa bulan sebelum

Jepang jatuh, minta berhenti lalu berdagang. Karangannya: Beberapa paham

Angkatan 45 (Tinta Mas 1953) .

18
2.3 Ciri dan Karakteristik Karya Sastra

Secara keseluruhan, karya sastra pada masa Pujangga Baru, memiliki

karakteristik sebagai berikut:

2.3.1 Bercorak dinamis dan romantik/idealistis, masih secorak dengan angkatan

sebelumnya, hanya saja kalau romantik angkatan Siti Nurbaya bersifat pasif,

sedangkan angkatan Pujangga Baru aktif romantik. Hal ini berarti bahwa cita-cita

atau ide baru dapat mengalahkan atau menggantikan apa yang sudah dianggap

tidak berlaku lagi.Angkatan Pujangga Baru menggunakan bahasa Melayu modern

dan sudah meninggalkan bahasa klise. Mereka berusaha membuat ungkapan dan

gaya bahasa sendiri. Pilihan kata, Penggabungan ungkapan serta irama sangat

dipentingkan oleh Pujangga Baru sehingga dianggap terlalu dicari-cari, diitilik

bentuknya, karya angkatan Pujangga Baru mempunyai ciri- ciri:

a. Bentuk puisi yang memegang peranan penting adalah soneta, disamping

itu ikatan-ikatan lain seperti quatrain dan quint pun banyak dipergunakan. Sajak

jumlah suku kata dan syarat-syarat puisi lainnya sudah tidak mengikat lagi,

kadang-kadang para Pujangga Baru mengubah sajak atau puisi yang pendek-

pendek, cukup beberapa bait saja.

19
Sajak-sajak yang agak panjang hanya ada beberapa buah, misalnya ” Batu Belah”

dan ” Hang Tuah” karya Amir Hamjah.

b. Tema dalam karya prosa (roman) bukan lagi pertentangan faham kaum

muda dengan adat lama seperti angkatan Siti Nurbaya, melainkan perjuangan

kemerdekaan dan pergerakan kebangsaan, misalnya pada roman Layar

Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana

c. Bentuk karya drama pun banyak dihasilkan pada masa Pujangga Baru

dengan tema kesadaran nasional. Bahannya ada yang diambil dari sejarah dan ada

pula yang semata-mata pantasi pengarang sendiri yang menggambarkan jiwa

dinamis.

2.3.2 karya sastra periode Angkatan Pujangga Baru menjadi dua aspek, yaitu

ciri struktur estetik dan ciri ekstra estetik, yang dimana ciri Struktur Estetik yaitu:

a. Bentuknya teratur rapi, simetris.

b. Mempunyai persajakan akhir.

c. Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada polayang

lain.

20
d. Sebagai besar puisi empat seuntai. Tiap-tiap barisnya terdiri atas dua periodus

dan terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaktis). Tiap gatranya pada

umumnya terdiri atas dua kata.

e. Pilihan katanya menggunakan kata-kata pujangga atau bahasa nan indah

f. Gaya ekspresinya beraliran romantik.

g. Gaya sajaknya diafan atau polos, tidak mempergunakan kata-kata kiasan

yang bermakna ganda.

Sedangkan yang menunjukan ciri Struktur Ekstra-estetik, yaitu:

a. Masalahnya bersangkut-paut dengan kehidupan masyarakat kota,

seperti masalah percintaan, masalah individu manusia, dan sebagainya.

b. Ide nasionalisme dan cita-cita kebangsaan banyak mengisi sajak-sajakPujangga

Baru.

c. Ide keagamaan menonjol.

d. Curahan perasaan atau curahan jiwa tampak kuat : kegembiraan,

kesedihan, kekecewaan, dan sebgainya.

e. Sifat didaktis masih tampak kuat.

2.4 Sastrawan dan Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru

21
Berikut adalah sastrawan-sastrawati yang sering dikenal karya sastranyapada masa

angkatan Pujangga Baru :

2.4.1 Amir Hamzah

Amir Hamzah dipandang sebagai penyair terbesar pada masa sebelum

perang.Oleh karenanya H.B. Jassin menyebutkan sebagai Raja Penyair Pujangga

Baru. Dua buah kumpulan puisinya yang terkenal adalah Nyanyi Sunyi (1937) dan

Buah Rindu (1941). Sebenarnya puisi-puisi dalam Buah Rindu merupakan karya-

karya pada awal kepenyairan Amir Hamzah, namun karena dipandang kurang

memiliki kedalaman emosi, puisi-puisi tersebut diterbitkan kemudian. Puisi-puisi

yang terkumpul dalam Nyanyi Sunyi lebih menunjukkan hasil karya permulaan

dari penyairnya, ketika ia baru mencoba menciptakan puisi.

Di samping kedua karyanya itu, Amir Hamzah juga mengumpulkan sajak-

sajak terjemahan. Sajak-sajak yang diterjemahkan itu berasal dari Negara-negara

tetangga dan diterbitkan dengan judul Setanggi Timur .Sajak-

22
sajak Amir Hamzah yang terkenal dikumpulkan di dalam Nyanyi Sunyi.Sajak-

sajak itu diantaranya “ Doa” yaitu :

“ Doa” Amir Hamzah bersifat. Dalam puisinya ini Amir Hamzah ingin

menunjukkan kemesraan hubungannya dengan Tuhan bagaikan kemesraannya

dengan sang kekasih. Dalam puisi inibahkan Tuhan disapa dengan kata “

Kekasihku” . Dalam karangan- karangannya, ia tidak terlepas dari unsur Melayu

dan unsur lama, yaitu bentuk pantun dan syair. Baris-barisnya tersusun atas

dwiangga- tunggal dengan sebuah jeda (caesure) di tengah baris. Pada bentuk-

bentuk puisinya, unsur Melayu padaAmir Hamzah tampak juga pada :

23
a. Sifatnya yang suka terhina-hina diri Misalnya untuk menyebutkandirinya

dipakai kata-kata dagang, musafir hina.

b. Pemakaian kosakata dan perbandingan-perbandingan.

c. Ia tidak pernah menggunakan bentuk soneta dalam karangan puisinya,

walaupun bentuk itu amat digemari orang pada masa itu.

Demikianlah Amir Hamzah sebagai penyair terbesar pada masa Pujangga

Baru.Karena irama puisinya kebanyakan padu, maka H.B. Jassin juga

menjulukinya sebagai penyair dewa irama.Amir Hamzah adalah bangsawan dari

Langkat yang lahir pada tanggal 28 Februari 1911 (tepatnya di

Tanjungpura).Beliau wafat tanggal 19 Maret 1946 dalam “ revolusi sosial” di

Sumatra Utara. Setelah menamatkan HIS ia melanjutkan MULO di Medan,

kemudian AMS di Solo (di sini ia bertemu dengan kekasihnya yang meninggalkan

kesan mendalam di hatinya, yakni Ilik Sundari). Pendidikan terakhirnya adalah

Sekolah Hakim Tinggi di Jakarta. Percintaannya dengan Ilik Sundari tidak

berlanjut karena Amir Hamzah dipanggil pulang ke Langkat dan kemudian

dikawinkan dengan putri pamannya serta tidak sempat berjumpa kembali dengan Ilik

Sundari.

2.4.2 Sutan Takdir Alisjahbana

24
Sutan Takdir Alisjahbana lebih dikenal sebagai tokoh prosawan Angkatan

Pujangga Baru daripada tokoh puisi.Prosa-prosanya menjadi salah satu tonggak

baru dalam dunia prosa di Indonesia. Gagasan-gagasan Sutan Takdir Alisjahbana

yang cemerlang lebih banyak dicetuskan lewat prosa-prosanya daripada lewat

puisi-puisinya. Mulai dari Layar Terkembang, Grotta Azzura, sampai dengan

Kalah dan Menang, dikemukakan gagasan- gagasan dalam berbagai bidang

kehidupan. Puisi-puisi Sutan takdir Alisjahbana dikumpulkan dalam kumpulan

puisinya Tebaran Mega. Salah satu puisi adalah “ KEMBALI” .Ketika beta terjaga di

dini hari Melihat ‘ alam se permai ini, Terasalah beta darah baru Gembira

berdebur di dalam hatiku.

25
Karena idealisme yang menggebu-gebu, seringkali Sutan Takdir

Alisjahbana menunjukkan kepada kita emosi yang meluap-luap tidak

terkendalikan.Karena tampilnya emosi secara berlebihan, kadang-kadang

pengucapan tema menjadi kurang matang.Sebagai contoh adalah puisi “

Perjuangan” berikut ini.

26
Di dalam puisi di atas, penyair menyindir perkataan tenteram dan damai

yang mendalam yang dalam hal ini ditujukan kepada Taman Siswa.Jika kita masih

hidup di dunia ini, sebenarnya tidak layak menginginkan tenteram damai itu.

Hanya waktu tidur dan matilah kita akan tenteram dan damai. Hidup penuh

perjuangan. Kiranya sang penyair sedikit bingung memberikan makna tenteram dan

damai ini, karena secara berlebihan ia ingin menolak sikap yang puas terhadap

keadaan tenteram dan damai itu. Apabila kita perhatikan benaar-benar keseluruhan

karangan STA, pada umumnya tampak ada beberapa sifat pada karangan-karangan

itu :

a. Karangan itu terutama didorong oleh hasratnya untuk berjuang membawa

bangsanya ke arah kemajuan sesuai dengan perkembangan masyarakat

modern.

b. Bahasanya yang digunakan sederhana bersahaja dalam arti mudah dipahami

dan meyakinkan.

c. Sebagian besar karangannya mengandung suasana kegembiraan

dan suasana optimisme.

27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Angkatan pujangga baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor

yang dilakukan oleh balai pustaka terhadap karya tulus sastrawan pada masa

tersebut,terutama terhadap karya sastra yang menyangkut nasionalisme dan

kesadaran kebangsaan. sastrapujangga baru adalahh sastra intelektual, nasionalis,

dan etis menjadi “ bapak” sastra modern Indonesia. Tokoh-tokoh atau sastrawan

yang menadai periode angkatan pujangga baru adalah J.E.

Tatengkeng,Hamidah,Armijn Pane I Gusti Nyoman Putu Tisna (Anak Agung Panji

Tisna),Suman Hs. (Hasibuan),M.R. Dayoh (Dr. He. Marius Ramis Dayoh),Asmara

Hadi Nama sebenarnya Abdul Hadi,A. Hasymy (M. Ali Hasyim),Abdul Muis,Sanusi

Pane,Mohammad Yamin,Rustam Effendi,Ach. Kartamihardja.

3.2 Saran

Makalah kami ini merupakan kumpulan pemikiran dari beberapa

mahasiswa yang baru memasuki jenjang perkuliahan,oleh karena itu banyak sekali

kekuranganya.kita sebagai generasi muda ikut melestarikan budaya Indonesia

dalam mengembangkan karya-karya sastra yang telah di rintis

28
oleh pendahulu kita.memperluas budaya sastra Indonesia akan sangat

menguntungkan apabila dapat dikemas dengan baik.semoga makalah dari kelompok

kami ini dapat memperkaya ilmu kita mengenai dunia sastra.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai