Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH SASTRA

PERIODISASI SASTRA ANGKATAN 70’AN DAN


PERIODISASI SASTRA ANGKATAN 80’AN

Dosen Pengampu: Ila Nafilah, S.S, M. Pd.

Disusun oleh : Kelompok 9

Daniel Dwi Suhendro ( 202221500356 )


Ena Mahdalena ( 202221500382 )
Dila Aryati ( 202221500397 )
Dita Permatasari ( 202221500500 )
Sartika Sarah ( 202221500323 )
Irna Revita Sari ( 202221500328 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-NYA kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah Periodisasi Sastra Angkatan
70’ an dan Periodisasi Sastra Angkatan 80’ an.
Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing kami Ibu Ila Nafila,S.S, M.Pd dalam mata kuliah Sejarah Sastra.
Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar -
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan dengan
adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan
bagi penulis maupun para pembaca.

Penyusun

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Sastra Angkatan 70’an dan Sastra Angkatan
80’an…………………………………………………………….,2
B. Ciri-ciri Sastra Angkatan 70’an dan Angkatan
80’an……………………………………………………………..3
C. Jenis Karya Sastra Angkatan 70’an dan Angkatan
80’an……………………………………………………………..4
D. Struktur Fisik Puisi Angkatan 70’an dan Angkatan
80’an……………………………………………………………..5
E. Tokoh Karya Sastra Angkatan 70’an dan Angkatan
80’an……………………………………………………………..7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................8
B. Saran.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................9

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya
sastra. Di istilah “Indonesia” sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi
terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di wilayah tersebut. Karya
sastra di Indonesia dibagi kedalam beberapa periode yaitu pujangga lama, sastra
Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan
50’an, Angkatan 66-70’ an, Angkatan 80’an, dan Angkatan Reformasi.
Di Dalam makalah ini kami akan membahas tentang karya sastra angkatan 70’an
dan karya sastra angkatan 80’an. Di dalam sastra angkatan 70’an mulai
bergesernya sikap berpikir dan bertindak dalam menghasilkan wawasan estetik
dalam menghasilkan karya sastra bercorak baru baik dibidang puisi, prosa
maupun drama. Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak
bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan
wawasan konstitusional. Seperti yang dikatakan Putu Wijaya bahwa kesusastraan
itu adalah alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia
secara utuh dan makna itu hendaknya disalurkan agar mengalami proses
mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan
hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Mengenal sejarah karya sastra Angkatan 70’ an dan karya sastra
angkatan 80’an
2. Apa saja ciri-ciri dari karya sastra angkatan 70’an dan angkatan
80’an?
3. Apa saja jenis karya sastra angkatan 70’an dan angkatan 80’an ?
4. Bagaimana Struktur fisik puisi angkatan 70’an dan angkatan 80’an?
5. Siapa saja tokoh karya sastra angkatan 70’an dan angkatan 80’an ?

1
C. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan tentang sejarah lahirnya sastra angkatan
70’an dan angkatan 80’an
2. Mengetahui tokoh-tokoh dan karya sastra angkatan 70 an dan
angkatan 80 an
3. Mengetahui ciri - ciri sastra angkatan 70 an dan sastra angkatan 80
an

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sastra Angkatan 70’an dan Sastra Angkatan 80’an


Sekitar tahun 70-an sebetulnya banyak sekali cipta sastra baik novel
maupun puisi yang dihasilkan, tetapi sayang sekali hingga kini belum ada ahli
bahasa yang memberikan suatu nama Angkatan pada periode ini. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan oleh Dami N. Toda dalam kertas kerjanya “Peta-Peta
Perpuisian Indonesia 1970-an dalam Sketsa” yang diajukan dalam diskusi sastra
memperingati ulang tahun ke-5 Majalah Tifa Sastra di Fakultas Sastra UI (25 Mei
1977). Kertas kerja ini kemudian dimuat dalam Majalah Budaya Jaya (September
1977) dan dalam Satyagraha Hoerip (ed) semua Masalah Sastra (1982).
Menurut Dami, Angkatan 70 dimulai dengan novel-novel Iwan Simatupang,
yang jelas punya wawasan estetika novel tersendiri “Khotbah” dan “Nyanyian
Angsa”, juga semakin nyata dalam wawasan estetika perpuisian Sutardji Calzoum
Bachri, dan cerpen-cerpen dari Danarto, seperti “Godlob”, “Rintik”, dan
sebagainya. Periode 70-an telah memperlihatkan pembaharuan dalam berbagai
bidang, antara lain; wawasan estetik, pandangan, sikap hidup, dan orientasi
budaya. Para Sastrawan tidak mengabaikan sesuatu yang bersifat tradisional
bahkan berusaha untuk menjadikannya sebagai titik tolak dalam menghasilkan
karya sastra modern. Konsepsi improvisasi dalam karya sastra dipahami oleh Putu
Wijaya. Ia mengatakan bahwa sebuah novel hanyalah cerita pendek yang
disambung, sehingga yang penting muncul di dalam penulisan suatu karya sastra
2
adalah faktor ketiba-tibaan. Sebuah novel, drama, atau cerita pendek ditulis dalam
dadakan- dadakan karena pada saat menulis berbagi ide yang datang dimasukkan
ke dalam ide pokok. Unsur tiba-tiba seperti ini yang disebut dengan unsur
improvisasi. Perkembangan sastra Indonesia periode 70-an maju pesat, karena
banyak penerbitan yang muncul dan bebas menampilkan hasil karyanya dalam
berbagai bentuk. Sutardji menampilkan corak baru dalam kesusastraan Indonesia
di bidang puisi. Alasan tersebut menyebabkan Sutardji dianggap salah satu tokoh
periode 70-an dalam sastra Indonesia. Pada tahun 1979 Sutardji menerima hadiah
sastra dari ASEAN. Sutardji Calzoum Bachri dalam puisinya cenderung
membebaskan kata dalam membangkitkan kembali wawasan estetik mantra,
yakni wawasan estetik yang sangat menekankan pada magic kata-kata, serta
melahirkannya dalam wujud improvisasi. Hal itu nyata bila diperhatikan sikap
puisinya berjudul Kredo puisi yang ditulis di Bandung tanggal 30 Maret 1973 dan
dimuat di majalah Horison bulan Desember 1974.
Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama
masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan
konstitusional. Seperti yang dikatakan Putu Wijaya bahwa kesusastraan itu adalah
alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh
dan makna itu hendaknya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan
mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang
sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia. Periode 80-an lahir dari konsepsi
improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil dan bobot maksimal
serta baru dari konsep yang menentang pada satu kehidupan. Para sastrawan
mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas
untuk berkarya. Banyak karya sastra yang dijadikan drama drama radio.
Pada periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat. Perfilman
Indonesia banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan para sutradara pun
aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan percintaan remaja
yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai penggemar baik di kalangan muda
maupun tua.

B. Ciri-Ciri Sastra Angkatan 70’an dan Sastra Angkatan 80’an


Angkatan ini didominasi oleh karya sastra puisi, prosa dan drama.Penuh
3
semangat eksperimentasi dalam berekspresi, merekam kehidupan masyarakat
yang penuh keberagaman pemikiran dan penghayatan modernitas. Muncul para
pembaharu sastra Indonesia dengan karya-karyanya yang unik dan segar seperti
Sutardji Calzoum Bachri dan Yudhistira Ardi Noegraha dalam puisi, Iwan
Simatupang, dan Danarto dalam prosa fiksi, Arifin C. Noer dan Putu Wijaya
dalam teater.
Pada masa ini para pengarang sangat bebas bereksperimen dalam
penggunaan bahasa dan bentuk , seperti dikatakan ajip rosidi ( 1977; 6) dalam
laut biru langit biru bahwa mereka seakan – akan menjajaki sampai batas
kemungkinan bahasa indonesia sebagai alat pengucapan sastra , di samping
mencoba batas – batas kemungkinan berbagai bentuk , baik prosa maupun puisi
,sehingga perbedaan antara prosa dan puisi kian tidak jelas. Puisi yang dihasilkan
bercorak spiritual religius. Misalnya; Kubakar Cintaku Karya Emha Ainun Najib.
Pada sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistisisme.
Para sastrawan menggunakan konsep improvisasi. Karya sastra yang
dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang
memuat kritik sosial, politik, dan budaya. Menurut hak asasi manusia, seperti
kebebasan. Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada di masyarakat dan
romantis. Dalam karya sastra terdapat konsepsi pembebasan kata dan pengertian
aslinya. Mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama
biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur. Didominasi oleh roman
percintaan. Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat,
dimana tokoh utama mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan
mengalahkan tokoh antagonisnya.

C. Jenis Karya Sastra Angkatan 70’an dan Angkatan 80’an


1. Puisi
a) Struktur Fisik
● Puisi bergaya bahasa mantera menggunakan sarana kepuitisan
berupa ulangan kata, frasa, atau kalimat.
● Gaya bahasa paralelisme dikombinasikan dengan gaya hiperbola
untuk memperoleh efek yang sebesar-besarnya, serta menonjolkan
tipografi.
4
● Puisi konkret sebagai eksperimen.
● Banyak menggunakan kata-kata daerah untuk memberikan kesan
ekspresif.
● Banyak menggunakan permainan bunyi.
● Gaya penulisan yang prosaik.Menggunakan kata yang sebelumnya
tabu

b) Struktur Tematik
● Protes terhadap kepincangan masyarakat pada awal industrialisasi.
● Kesadaran bahwa aspek manusia merupakan subjek dan bukan
objek pembangunan.
● Banyak mengungkapkan kehidupan religius dan cenderung mistis.
● Cerita dan pelukisnya bersifat alegoris atau parabel.
● Perjuangan hak-hak asasi manusia; kebebasan, persamaan,
pemerataan, dan terhindar si kuat yang bertindak sewenang-wenang
terhadap mereka yang lemah, dan kritik tentang penyelewengan.
2. Prosa dan Drama
a) Struktur Fisik
● Melepaskan ciri konvensional
● Menggunakan pola sastra “absurd” dalam tema, alur, tokoh, maupun
latar.
● Menampakkan ciri latar kedaerahan “warna local”.
b) Struktur Tematik
● Sosial: Politik. Kemiskinan, dan lain-lain.
● Kejiwaan
● Metafisik

D. Struktur fisik puisi Angkatan 70 ‘an dan Angkatan 80’an


1. Puisi Konvensional
Puisi yang memiliki struktur lahiran demikian, memiliki berpuluh baris yang
dibagi di beberapa bait. Lirik-lirik dalam bait itu ditulis selalu dari tepi, terdiri
dari beberapa kata yang ditata secara harmonis, selalu ditemui keserasian,
5
persamaan bunyi, yang menciptakan kemerduan dan persajakan.
2. Semi Konvensional
Penataan barisan-barisan tidak selalu di tepi, akan tetapi barisan-barisan tertentu
ditulis lebih ke kanan, kata yang seharusnya ditulis berderet dalam satu baris,
tetapi dengan cara disusun vertikal ke kanan. Terkadang ada perhentian di tengah
baris, lalu kata berikutnya dimulai dengan huruf kapital. Contohnya: bisa kita
lihat cita-cita simbok bagi Indonesia.
3. Puisi dan Prosais dan seperti paragraf
Puisi jenis ini dibuat atas larik-larik yang membentuk bait, tetapi kalimat-kalimat
yang membentuk paragraph, padat dan lebih puitis,serta makna yang ditampilkan
kebanyakan simbolik. Contohnya: dalam buku perahu Kertas karya Sapardi
Djoko Damono.
4. Puisi Simetri
Pembarisan sajak yang dimaksud tidak dimulai dari tepi yang sama, tetapi dari
bagian yang berbeda pada tiap barisan, tergantung dari panjang pendeknya baris
itu, baris dibuat berada di tengah, barisan dibagi secara vertikal, bagian sebelah
kiri sama dengan bagian kanan. Contohnya: kumpulan puisi 99 untuk Tuhanku.
5. Kata yang membentuk lukisan
Puisi ini biasa juga disebut puisi konkret. Contohnya: Viva Pancasila oleh Jaihan
Sumantoro.
6. Judul Puisi Sangat Panjang
Padahal puisi ini yang judulnya termasuk pendek. Ada kesan, ini tidak imbang,
tetapi persoalannya bukanlah masalah imbang dan tidak imbang. Di sini pun kita
bisa temukan citraan-citraan baru. Contoh: sanjak-sanjak Adri Darmadji Woko
berjudul Cerita Tentang Bapak Tua yang Meninggal Dunia di Pagi Tadi
Disampaikan oleh Seorang Teman yang katanya Mau Jadi Penyair, dan lain-lain
juga karya-karya Handrawan Nadesul Akan jadi Bagaimana Nasib Anak-anakku
kalau nanti Juga Hanya Ada Semangkuk Bubur Jagung untuknya.
7. Puisi dengan Kata main-main
Di sini penyair menggunakan kata secara seenaknya, spontan, sehingga yang
muncul adalah kata-kata yang terasa baal, kotor, lucu atau aneh. Penyair yang
menulis sanjak-sanjak demikian tidak mengakui adanya moral kata. Contoh:
6
Biarin Karya Yudhistira Ardi Noegraha, Pot, Shang Hai Karya Linus Suryadi
A.G., kumpulan puisi Sumpah WTS, dan Catatan Harian Sang Koruptor karya F.
Rahardi.
8. Puisi dengan Pemenggalan Suku Kata
Kata-kata dipenggal atau suku katanya secara sengaja, sedangkan penggalan

lanjutan diletakkan pada baris berikutnya.


9. Puisi Tasawuf
Tasawuf menanamkan kesadaran jiwa akan kehadiran Allah dalam diri kita, serta
peleburan kita ke dalam Allah. Contohnya: 99 untuk Tuhanku karya Emha Ainun
Najib.

E. Tokoh dan Karya Sastra Angkatan 70’an dan Angkatan 80’an


● Tokoh Periode ‘70
1. Goenawan Mohamad
Buku Kumpulan puisinya adalah Parikesit (1972), Potret Seorang Penyair Muda
sebagai si
Malin Kundang (1972), Interlude (1973), Asmarandana (1995), dan Misalkan
Kita di Sarajevo (1998).
2. Taufik Ismail
Kumpulan puisinya yang lain adalah Puisi-Puisi Sepi (1971), Pelabuhan, Ladang,
Angin dan langit (1971), dan Sajak-Sajak Ladang Jagung(1975).
3. Sapardi Djoko Damono
Kumpulan-kumpulan puisinya adalah Dukamu Abadi (1969), Mata Pisau (1974),
Akuarium (1974), Perahu Kertas (1984), Sihir Hujan (1989), Hujan Bulan Juni
(1994) dan Ayat-ayat Api (2000).
4. Sutardji Calzoum Bachri
Kumpulan puisinya berjudul O, Amuk Kapak (1981), Selain itu, kritik sastranya
dilontarkan dalam masalah penulisan terkenal dengan nama kredo puisi.
5. Abdul Hadi W.M
Kumpulan Puisinya Riwayat (1968), Laut Belum Pasang (1972), Potret Panjang
Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975), Meditasi (1976), Tergantung pada
Angin (1977) dan Anak Laut Anak Angin (1984).
7
● Tokoh Periode ‘80
1. Ahmadun Yosi Herfanda
Ladang Hijau (1980), Sajak Penari (19900, Sebelum Tertawa Dilarang (1997),
Fragmen-fragmen Kekalahan (1997), Sembahyang Rumputan (1997).
2. Y,B Mangunwijaya
Burung-Burung Manyar (1981), Darman Moenir Bako (1983), Dendang (1988),
Budi Darma Olenka (1983), Raflus (1988).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah kami selesaikan pemakalah dapat menyimpulkan bahwa
kesusastraan Indonesia pada dasawarsa 1970 - 1980 an itu memperlihatkan
sebuah perkembangan penting sebagai sebuah wacana konseptual, melainkan
diikuti dengan sejumlah karya yang dilandasi oleh kesadaran dan semangat
membangun gerakan estetik. hal tersebut ditandai dengan lahirnya berbagai karya
eksperimental, polemik dan perdebatan mengenai konsep-konsep kesastraan, serta
derasnya semangat melakukan perubahan. Kelahiran periode 80’an bersifat
mendobrak keberadaan. Dilahirkan dari konsepsi individu yang mengacu pada
satu wawasan kelompok. Atas dasar tersebut lahirlah periode 80’an menekankan
pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya maupun pembahasannya.
Oleh karena itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan dari makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rosidi,Ajib.1986.Ikhtiar Sejarah Sastra.Bandung: Angkasa Sujiono.1983


Intisari Kesusastraan Indonesia Untuk SMTA. Yogyakarta.
http://nearpunyakumpulanbahasadansastra.blogspot.com/2011
blogspot.com/2011/01/menelaah-karya-sastra-indonesia-periode.html
https://diramayanti.blogspot.com/2014/05/sejarah-sastra-angkatan-70-80.ht
ml
https://ririnusman.blogspot.com/2016/03/makalah-sejarah-sastra-angkatan-7
0-an.html
https://www.academia.edu/35167982/MAKALAH_SEJARAH_SASTRA_AN
GKATAN_80_AN_SASTRA_INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai