IDENTIFIKASI SERAT
Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pemuatan produk tekstil. Serat sendiri bisa
bisa serat tekstil apabila memiliki perbandingan panjang dan diameter yang sangat besar (1:600
atau > 1:1000). Jenis serat di muka bumi ini sangat banyak jumlahnya, meskipun sama-sama
serat tapi tiap serat memiliki karakteristik masing-masing. Berdasar sifat bahan baku serat dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
1. Serat alam
Merupakan jenis serat yang bahan bakunya terdapat langsung dari alam baik berasal dari
tumbuhan ataupun hewam (binatang), contohnya:
A. Serat selulosa atau serat yang bersumber dari tumbuhan diantara;
- Dari batang, misalnya serat flax (linen), jute, henep, dan rami
- Dari buah, misalnya serat sabut kelapa
- Dari daun, misalnya serat abaca (manila), sisal
- Dari biji, misalnya serat kapas dan kapuk.
B. Serat protein atau serat yang bersumber dari rambut/bulu kulit binatang diantaranya:
- Dari rambut/nulu, misalnya serat Unta (camel), Alpaca, Kashmir, Mohair dan Kelinci
- Dari kemompong, misalnya serat sutera
- Dari bulu/dominan, misalnya serat wol.
2. Serat sintetis
Merupakan serat yang dibuat bahan-bahan kimia, seperti fenol (batu bara), udara dan air
yang menghasilkan serat poliamide, misalnya nylon, poliakrilat, polyamide dan lain-lain.
Sebagai contohnya
A. Asam tereptalik, elitelen glikol (bahan bakar minyak) yang biasanya digunakan untuk
menghasilkan serat polyester, misalnya dakron, terilin, tervirda dan tetoron.
Gambar 1. Klasifikasi Serat Berdasarkan Sumbernya.
Tidak semua serat dapat dijadikan serat tekstil, tetapi harus memenuhi persyaratan-persyaratan
khusus seperti, factor Panjang serat, bentuk, kehalusan, dan kekuatan dari serat, perbandingan
panjang dengan diameter, sifat fleksibilitas dan lain-lain. Apabila memenuhi persyaratan-
persyaratan tersebut serat akan memenuhi serat sebagai serat tekstil karena dapat dilakukan
pemintalan pada serat dengan pemberian antihan (spin ability).
A. Memiliki Perbandingan Panjang dan diameter yang sangat besar
Serat harus memiliki perbandingan panjang dan diameter yang besar, agar bisa digunakan
sebagai serat tekstil. Untuk serat tekstil ini perbandingan panjang, dengan dimeter
minimum 1:200, tapi jika serat tersebut akan segera diaplikasikan sebagai pakaian makan
perbandingan antara panjang dan diamteter adalah 1:1000. Secara fisik, perbandingan
panjang dan, dan diameter yang besar berpengaruh terhadap fleksibilitas, dan kehalusan,
dan kehaluan serat,
Gambar 2. Perbandingan Panjang dan Diamater m Serat Tekstil
3. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan dari suatu objek untuk kembali ke posisi semla dari serat
tekstil segera setelah beban tarikan dilepaskan. Elastisitas akan berhubungan baik
dengan kestabilan dimensi dari sample, semakin elastis berarti semakin stabil dimensi
dari suatu serat.
4. Memiliki kemampuan mulur dan kekuatan yang besar
Seperti yang diketahui bahwa saat diproses serat akan melalui proses pemintalan,
penenunan, pencelupan ataupun ketika digunakan sehari-hari serat seringkali
mendapatkan bebas tarik, dikarenakan serat-serat sering mendapatkan beban tarik
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya sehingga kontruksi dari kain harus memiliki
kemampuan mulur yang besar sehingga serat tidak akan mudah putus tidak akan
mudah putus ketika di proses ataupun digunakan.
5. Memiliki daya serap yang baik (Moisture Content/Moisture Regaint)
Mositure Regain (MR) adalah kemampuan dari serat untuk menyimpn uap air dalam
kondisi ruang standar. Beberapa serat memiliki kemampuan MR yang lebih baik dan
biasanya disebut serat higroskopis (biasanya ditentukan oleh struktur molekul
seratnya).
6. Kehalusan serat.
Salah satu sifat yang khas dari serat adalah memuki bentuk yang halus, kata halus
disini lebih mengarah pada ukuran dari partikel serat yang sangat kecil sehingga istilah
kehalusan ini seringkali dihubungkan dengan besar kecilnya diameter dari serat. Selain
mempengaruhi kehalusan, perbandngan diameter dan panjang juga mempengaruhi
fleksibilitas dari benag yang dihasilkan, besar kecilnya diameter dari serat sering juga
disebut denier (berat serat (dalam satuan gram) setiap 9000 meter panjang benang) dan
tex (Berat serat (dalam satuan garam setiap 1000 meter).
2. Uji Mikroskopis
Analisan dengan mikroskop bertujuan untuk mengetahui penampang memanjang dan
melintang dari serat yang diuji. Secara terori penampang membujur dan melintang
dari serat ditunjukan seperti tabel di bawah.
Jenis
Penampang Melintang Penampang Membujur
Serat
Bergaris-garis, berbintuk-bintik
Berbentuk seperti ginjal
seperti pita terpilin
Kapas
Bentuk memanjang seperti
Bentuk lonjong memanjang dengan silinder dengan permukaan
dinding sel yang tebal dan lumen bergaris-garis dan
yang pipih berkerut-kerut membentuk
benjolan-benjolan kecil
Rami
Sutera
Wool
Polyester
Berbentuk bermacam-macam
tergantung dari cetakan spinneret
yang dihasilkan, namun pada Silinder pipa lurus
umumnya berbentuk bulat atau segitiga
trilobal
Poliamida
Poliakrilat
3. Uji Pelarutan
Merupakan pengujian yang dilakukan dan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat
yang akan diuji, uji pelarutan ini sangat penting untuk dilakukan dikarenakan serat biasanya memiliki
morfologi (penampnag melintang dan penampang membujur) yang bentuknya hampir mirip satu sama
lain. Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada larutan-larutan tertentu seperti ditunjukan pada
tabel di bawah.
Jenis Pelarut Jenis Serat yang dilarukan
KOH 10% dan NaOH 10% Serat Protein pada suhu kamar
Asam Sulfat 59,5 % Serat nylon dan sutra, serta sebagian serat kapas
2. Pemintalan Kering
3. Pemintalan Basah
Sabtu, 14 Maret 2020
UJI LABORATORIUM
IDENTIFIKASI SERAT TEKSTIL
A. Uji Pembakaran
1. Siapkan beberapa helai serat yang akan dianalisis sepanjang 4-5 cm dengan cara
memuntir serat yang akan dianalisis.
2. Buat kontak antara sampel serat yang sudah dipersiapkan dengan api pada bunser
yang telah dinyalakan sebelumnya secara perlahan, kemudian evaluasi aktivitas
pembakaran yang terjadi pada serat.
3. Ketika api menyala perhatikan apakah api langsung mati ketika mengenai sampel
serat atau tidak, lakukan evaluasi bau yang dihasilkan dan sisa pembakaran yang
dihasilkan.
4. Jika api terus menyala, matikan api kemudian evaluasi bau dan sisa pembakaran
yang dihasilkan
HASIL PENGUJIAN
B. Uji Mikroskopik
Untuk Pengamatan Serat Secara Membujur
1. Serat dipisahkan satu sama lain agar tidak menumpuk kemudian diletakkan
sejajar diatas kaca preparat.
2. Kemudian ditutup dengan cover glass dan dari arah samping ditetesi medium air.
3. Preparat diamati dibawah mikroskop.
Hasil Pengujian
Jenis Serat Penampang Melintang Penampang Membujur
Bergaris-garis,
Berbentuk berbintik-
Kapas
seperti ginjal bintik seperti
pita terpilin
Silinder lurus
Berbentuk
dengan garis-
Rayon seperti daun
garis
Viscose semanggi,
memanjang di
bergerigi
bagian tengah
Bentuk Bentuk
lonjong memanjang
memanjang seperti silinder,
dengan permukaan
Rami
dinding sel bergaris dan
yang tebal dan berkerut
lumen yang membentuk
pipih benjolan kecil
Berbentuk
segitiga yang
melengkung, Bergaris-garis
Sutera segitiga dengan lebar
dengan sudut- tidak merata
sudut
membulat
Berbentuk
Wool bulat sampai Bersisik
lonjong
Berbentuk
bulat dan Seperti silinder
Poliakrilat
berbintik- rata
bintik
C. Uji Pelarutan
a. Bersihkan tabung reaksi
b. Tambahkan ±5 mL pereaksi yang digunakan
c. Tambahkan beberapa helai serat yang akan di identifikasi. Serat yang berada di
dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya.
Hasil Pengujian
Uji Kualitatif
Uji Kuantitatif (Berat Jenis)