Anda di halaman 1dari 3

SERAT TEKSTIL

Tekstil merupakan salah satu pengetahuan yang sangat diperlukan oleh konsumen,
pedagang dan produsen tekstil untuk pemilihan tekstil yang tepat dan sesuai dengan syarat-
syarat pengggunaan serta keinginannya. Pengetahuan tekstil mencakup pengetahuan serat-
serat tekstil, benang tekstil dan kain. Pengetahuan serat tekstil mencakup konstruksi, dimensi
atau ukuran, standar, nama dagang, sifat-sifat, penggunaan, perawatan dan lainnya dari suatu
jenis tekstil. Tidak semua serat dapat digunakan sebagai serat tekstil. Serat adalah suatu jenis
bahan berupa komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh, zat yang panjang,
tipis dan mudah dibengkokkan (Murdiyanto 2017).
Suatu serat dapat digunakan sebagai serat tekstil dengan memenuhi persyaratan
seperti panjang, fleksibilitas dan kekuatan serat. Perbandingan antara panjang dan lebar serat
merupakan karakteristik dari serat yang terpenting, maka serat-serat buatan dibuat
sedemikian rupa, sehingga memenuhi karakteristik tersebut. Persyaratan panjang pada serat
tekstil harus sedemikian rupa sehingga serat tersebut dapat dibuat menjadi benang dengan
pemberian antihan. Banyak serat alam yang karena panjangnya tidak memenuhi syarat, maka
tidak dapat digunakan sebagai serat tekstil, sedangkan serat buatan dapat dibuat dengan
panjang seperti yang diinginkan. Panjang minimal di serat agar dapat dibuat benang yaitu 10
mm (Suliyanthini 2016).
JENIS SERAT TEKSTIL
Serat tekstil sebagai bahan baku untuk industri tekstil memegang peranan yang sangat
penting. Serat tekstil yang digunakan bermacam-macam jenisnya. Ada yang langsung
diperoleh dari alam dan ada juga yang buatan. Sifat serat tekstil yang digunakan akan
memengaruhi proses pengolahannya dan juga akan sangat menentukan sifat dari bahan tekstil
jadinya. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alam dan serat sintesis. Serat
alam terdiri dari serat tanaman, hewan dan mineral. Serat sintesis terdiri dari setengah sintesis
dan penuh sintesis (Suliyanthini 2016; Murdiyanto 2017).
a. Serat tanaman atau serat selulosa
 Batang seperti pada tanaman rosela, pisang dan rami
 Buah seperti pada tanaman kelapa
 Daun seperti pada tanaman nanas dan manila
 Biji seperti pada tanaman kapas dan kapuk
b. Serat hewan atau serat protein, berbentuk stapel dan filament
 Rambut, seperti alpaca, unta, mohair, kelinci dan vicuna
 Wol yang berasal dari biri-biri atau domba
 Sutera dari ulat sutera
c. Serat mineral
 Serat asbes diperoleh dari bahan tambang perut bumi
d. Serat setengah sintesis, yaitu serat yang dibuat dari polimer-polimer yang sudah terdapat
di alam.
 Selulosa, seperti rayon viskosa, rayon asetat
 Protein, seperti serat kasein dan zein
 Mineral, seperti serat logam, gelas, silikat dan karbon
e. Serat sintesis, yaitu serat yang dibuat dari polimer-polimer buatan
 Serat kondensasi, seperti nylon, tetoron, dacron, polyester, spandex
 Serat adisi, seperti akrilat

SERAT KAPAS
Kapas adalah jenis tanaman tahunan yang berada di daerah subtropis Idonesia.
Pemakaian kapas meningkat setelah terjadi revolusi industri, yaitu mulai ditemukannya
mesin-mesin antara lain adalah mesin pemisah biji kapas. Kapas menempati tempat pertama
dalam urutan sebagai bahan pakaian. Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang
termasuk dalam jenis Gossypium, yaitu Gossypium arboretumi, Gossypium herbarium,
Gossypium berbadense, Gossypium hirsutum.
Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang diperdagangkan dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu kapas serat panjang (1,5 inci), serat medium (0,5 – 1,3 inci), dan serat
pendek (0,3 – 1 inci). Komposisi serat kapas yaitu selulosa (94%), protein (1,3%), pektat
(1,2%), lilin (0,6%), abu (1,2%), dan pigmen zat lain (1,7%). Sifat-sifat kapas yaitu memiliki
mulur kapas rata-rata 7%, moisture regain 8,5, berat jenis 1,5 – 1,56 indeks bias kapas 1,53,
dan suhu 140oC pemanasan yang lama akan menguning (Murdiyanto 2017).
IDENTIFIKASI SERAT TEKSTIL
Sifat-sifat atau ciri khas dari setiap serat dapat diketahui dengan cara identifikasi serat
yang dapat dilakukan melalui berbagai pengujian. Identifikasi serat didasarkan pada beberapa
sifat khusus dari serat, yaitu sifat kimia, sifat fisika dan morfologi. Pengujian sifat kimia dari
serat dapat dilakukan secara makro tanpa menggunakan mikroskop atau dengan cara mikro
dengan menggunakan mikroskop. Cara kimia makro digunakan untuk mengidentifikasi serat
yang terdiri dari serat campuran. Beberapa uji yang dapat dilakukan yaitu uji pembakaran,
mikroskop, pelarutan dan grade. Uji pembakaran memiliki kekurangan yaitu tidak dapat
mengidentifikasi pada jenis serat tekstil dengan detail dan jelas, tetapi dapat mengetahui
apakah serat itu berasal dari jenis selulosa, protein atau sintesis. Uji pembakaran tidak dapat
dilakukan untuk uji serat campuran.
Hal yang harus diperhatikan dari pengujian cara pembakaran ini adalah bentuk,
warna, kekerasan dari abu sisa, serta bau asap yang dihasilkan. Hasil dari uji pembakaran,
yaitu (1) bila serat terbakar tanpa ada abu, bebau rambut terbakar merupakan serat protein.
(2) bila serat terbakar cepat, meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti kertas
terbakar merupakan serat selulosa. (3) bial serat tidak terbakar sama sekali merupakan serat
gelas atau asbes. (4) bila bau yang ditimbulkan seperti rambut terbakar tetapi tidak
meninggalkan abu, merupakan serat sutera. (5) bila serat meleleh dan membentuk bulatan
kecil diujung serta bau plastik terbakar, merupakan serat sintesis.

Dapus
Murdiyanto D. 2017. Potensi serat alam tanaman Indonesia sebagai bahan fiber reinforced
composite kedokteran gigi. Jurnal Material Kedokteran Gigi. 6(1): 14-22.
Suliyanthini D. 2016. Ilmu tekstil. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai