diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Desain Tekstil yang ditujukan oleh
Dosen :
1) Siti R. A.T., M.T.
2) Desti M ., S.ST.
3) Jantera Sekar, S.ST.
ditulis oleh
NPM 22420032
Kanan,
d. 1). Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi, disebut: Keper efek lusi atau keper
lusi,
2). Garis miring yang dibentuk oleh benang pakan, disebut: Keper efek pakan atau
keper pakan,
e. Garis miring biasanya membentuk garis horizontal 450 terhadap garis horizontal,
f. Appearance kain pada permukaan atas dan bawah berlainan,
g. Jika raport terkecil dari anyaman keper= 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut keper
3 gun,
h. Anyaman keper diberi nama menurut banyaknya gun minimum. Misalnya: keper 3
gun, keper 4 gun, keper 5 gun dan seterusnya,
i. Biasanya dibuat dalam kontruksi padat,
j. Dalam kondisi sama, kekuatan kain dengan anyaman polos lebih besar daripada
kekuatan kain dengan anyaman keper,
k. Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman polos,
l. Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakkan garis miring,
m. Garis miring dengan sudut > 450, disebut keper curam (steep twill).
n. Besarnya sudut garis mirin dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan.
Pada umumnya : V yang kecil, arahnya garis miring kekanan (dilihat dari bawah ke
atas),
V yang besar arahnya garis miring kekiri.
1
2). Jika : V > l,
2 r
tercantum pada aturan angka loncat. Pada anyaman ini letaknya titik-titik silang tidak
teratur atau tidak rapi karena angka loncat yang digunakan lebih dari satu angka.
Gambar (a) adalah gambar anyaman satin pakan 4 gun. Sedangkan gamabr (b), (c), dan
(d) merupakan 1 raport anyaman satin pakan 4 gun yang masing-masing digambar dengan
cara berbeda.
Pada gambar (b), angka loncat yang digunakan ialah : 2-1-2
Pada gambar (c), angka loncat yang digunakan ialah : 1-2-3
Pada gambar (d), angka loncat yang digunakan ialah : 2-3-2
Satin tak teratur tidak mempunyai garis miring sama sekali, hal ini
menguntungkan pada kain-kain yang tidak diperlukan garis-garis miring pada permukaan
kain. Karena itu sati tak teratur kadang-kadang diterapkan (digunakan) pada satin 8 gun,
10 gun, 12 gun, dll.
III. Alat dan Bahan
1. Loop
2. Jarum
3. Penggaris
4. Kain uji
5. Timbangan dengan skala gram dan miligram
6. Gunting
7. Pensil
IV. Prosedur
1. siapkan kain uji yang kemudian digunting menjadi ukuran 10cm×10cm
2. Menentukan arah lusi dan pakan pada kain uji ( arah lusi diberi tanda panah ) dimana
lusi dicari dengan merasakan benang yang kaku dan keras karena telah diberi kanji.
Dapat juga melihatnya ke arah cahaya. Yang terlihat lurus-lurus ( dan ada
bagianbagian yang tebal) adalah benang lusi.
3. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 bagian/ tempat yang berbeda dan dicatat
tiap bagiannya, serta hitung rata-ratanya.
4. Menimbang kain contoh uji dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian catat beratnya.
5. Mengambil benang lusi dari 2 sisi yang berbeda pada kain contoh uji tersebut
sebanyak 5 helai-5 helai, sehingga total benang yang diperoleh sebanyak 10 helai, lalu
menimbangnya. Demikian juga untuk benang pakannya.
6. Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan), lalu
mencatat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demiian pula untuk benang
pakannya, dan hitung rata-ratanya. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung
mengkeret lusi dan pakan.
7. Menghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing data yang sudah
diperoleh.
8. Melakukan perhitungan terhadap benang lusi dan pakan untuk memperoleh selisih
berat.
9. Menggambar anyaman dari hasil kain yang diuji.
V. Data Pengamatan
5.1 Anyaman Polos
- Tabel pengamatan
VI. Perhitungan
7.1 Anyaman Polos
1. Mengkeret
X panjang lusi− panjang kain 10,06−10
Ml= ×100 %= ×100 %=5,96 %
X panjang lusi 10,06
2. Nomor Benang
- Lusi
Nm=
∑ Panjang lusi (m) = 1,006 m =70,85 m/ g
berat lusi( g) 0,0142 g
Ne 1=0,59 × Nm=0,59 ×70,85=41,8 hk /lbs
1000 1000
Tex= = =14,11
Nm 70,85
9000 9000
Td= = =127,03
Nm 70,85
- Pakan
Nm=
∑ Panjang pakan(m) = 1,028 m =65,47 m/ g
berat pakan(g) 0,0157 g
Ne 1=0,59 × Nm=0,59 ×65,47=38,63 hk /lbs
1000 1000
Tex= = =15,27
Nm 65,47
9000 9000
Td= = =137,46
Nm 65,47
3. Gramasi
a. Penimbangan
100 cm× 100 cm
Berat=Berat C .U ×
ukuran C .U
100 cm× 100 cm
¿ 0,7165 gram× =71,65 gram
10 cm× 10 cm
b. Perhitungan (g/m2)
- Berat lusi =
Nm ×100 (
x tetallusi × 100 cm× 100 cm
× )
100
100−ml
×(
100−5,96 )
33,20hl /cm×100 cm ×100 cm 100
¿
70,85 ×100 cm
332.000 100
¿ × =49,8294 gram
7.085 94,04
- Berat pakan =
x tetal pakan ×100 cm ×100 cm
Nm ×100 cm (
×
100
100−mp )
¿
17,97 hl /cm×100 cm ×100 cm
65,47 m/ g ×100 cm
× (
100
100−2,72 )
179.700 100
¿ × =28,2151 gram
6.547 97,28
- Berat kain=Berat Lusi+Berat Pakan
¿ 49,8294 gram+28,2151 gram=78,04 gram
4. Selisih gramasi
Berat kain besar −Berat kainkecil
Selisih= ×100 %
Berat kain besar
78,04 gram−71,65 gram
¿ ×100 %=8,19 %
78,04 gram
5. Cover Factor
- Lusi (wrap)
1 1
Diameter lusi(d w ¿ ¿= = =0,0055 inch
28 √ N e 1 28 √ 41,8
Nw = x tetal lusi (hl/inchi) = 84,33 hl/inchi
Cw = dw × nw = 0,0055× 84,33 = 0,4638
- Pakan (fill)
1 1
Diameter pakan (d f ¿= = =0,0057 inch
28 √ N e 1 28 √ 38,63
Np = x tetal pakan (hl/inchi) = 45,66 hl/inchi
c p=d p × n p=0,0057× 45,66=0,2603
- cover factor ( % )
CF¿ ( ( c w + c f ) −( cw × c f )) × 100 %
Nm=
∑ Panjang lusi (m) = 0,967 m =52,84 m/g
berat lusi( g) 0,0183 g
Ne 1=0,59 × Nm=0,59 ×52,84=31,17 hk /lbs
1000 1000
Tex= = =18,92
Nm 52,84
9000 9000
Td= = =170,32
Nm 52,84
- Pakan
Nm=
∑ Panjang pakan(m) = 0,957 m =51,73 m/g
berat pakan(g) 0,0185 g
Ne 1=0,59 × Nm=0,59 ×51,73=30,52hk /lbs
1000 1000
Tex= = =19,33
Nm 51,73
9000 9000
Td= = =173,98
Nm 51,73
3. Gramasi
a. Penimbangan
100 cm× 100 cm
Berat=Berat C .U ×
ukuran C .U
100 cm× 100 cm
¿ 0,9678 gram× =107,23 gram
9,5 cm× 9,5 cm
b. Perhitungan (g/m2)
- Berat lusi =
x tetallusi × 100 cm× 100 cm
Nm ×100
× (100
)
100−ml
×(
100−1,76 )
29 hl/cm×100 cm ×100 cm 100
¿
52,84 ×100 cm
290.000 100
¿ × =55,87 gram
5.284 98,24
- Berat pakan =
x tetal pakan ×100 cm ×100 cm
Nm ×100 cm
× (
100
100−mp )
¿
26,11hl/cm ×100 cm× 100 cm
51,73 m/ g ×100 cm
× (
100
100−0,73 )
261.100 100
¿ × =50,83 gram
5.173 99,27
- Berat kain=Berat Lusi+Berat Pakan
¿ 55,87 gram+50,83 gram=106,7 gram
4. Selisih gramasi
Berat kain besar −Berat kainkecil
Selisih= ×100 %
Berat kain besar
107,23 gram−106,7 gram
¿ ×100 %=0,49 %
107,23 gram
5. Cover Factor
- Lusi (wrap)
1 1
Diameter lusi(d w ¿= = =0,0064 inch
28 √ N e1 28 √31,17
Nw = x tetal lusi (hl/inchi) = 73,66 hl/inchi
Cw = dw × nw = 0,0064× 73,66 = 0,47%
- Pakan (fill)
1 1
Diameter pakan (d f ¿= = =0,0065inch
28 √ N e 1 28 √ 30,52
Np = x tetal pakan (hl/inchi) = 66,33 hl/inchi
c p=d p × n p=0,0065× 66,33=0,43
- cover factor ( % )
CF¿ ( ( c w + c f ) −( cw × c f )) × 100 %
¿ ( ( 0,47+ 0,43 )−(0,47 ×0,43) ) ×100 %=70 %
2. Nomor Benang
- Lusi
Nm=
∑ Panjang lusi (m) = 1,004 m =109,13 m/ g
berat lusi( g) 0,0092 g
Ne 1=0,59 × Nm=0,59 ×109,13=64,39 hk /lbs
1000 1000
Tex= = =9,16
Nm 109,13
9000 9000
Td= = =82,47
Nm 109,13
- Pakan
Nm=
∑ Panjang pakan(m) = 1,03 m
=55,67 m/ g
berat pakan(g) 0,0185 g
Ne 1=0,59 × Nm=0,59 ×55,67=32,84 hk /lbs
1000 1000
Tex= = =17,96
Nm 55,67
9000 9000
Td= = =161,66
Nm 55,67
3. Gramasi
a. Penimbangan
100 cm× 100 cm
Berat=Berat C .U ×
ukuran C .U
100 cm× 100 cm
¿ 0,9917 gram× =99,17 gram
10 cm× 10 cm
b. Perhitungan (g/m2)
- Berat lusi =
x tetallusi × 100 cm× 100 cm
Nm ×100
× (
100
100−ml )
¿
56,16 vhl/cm× 100 cm× 100 cm
109,13 ×100 cm
×
100
(
100−0,40 )
561.600 100
¿ × =51,66 gram
10.913 99,6
- Berat pakan =
x tetal pakan ×100 cm ×100 cm
Nm ×100 cm
× (100
100−mp )
¿
25,85hl /cm×100 cm ×100 cm
55,67 m/ g ×100 cm
× (
100
100−2,91 )
258,500 100
¿ × =47,82 gram
5.567 97,09
- Berat kain=Berat Lusi+Berat Pakan
¿ 51,66 gram+ 47,82 gram=99,48 gram
4. Selisih gramasi
Berat kain besar −Berat kainkecil
Selisih= ×100 %
Berat kain besar
99,48 gram−99,17 gram
¿ × 100 %=0,31 %
99,48 gram
5. Cover Factor
- Lusi (wrap)
1 1
Diameter lusi(d w ¿ ¿= = =0,0044 inch
28 √ N e 1 28 √ 64,39
Nw = x tetal lusi (hl/inchi) = 142,66 hl/inchi
Cw = dw × nw = 0,0044× 142,66 = 0,6277
- Pakan (fill)
1 1
Diameter pakan (d f ¿= = =0,0062 inch
28 √ N e 1 28 √ 32,84
Np = x tetal pakan (hl/inchi) = 65,66 hl/inchi
c p=d p × n p=0,0062×65,66=0,4071
- cover factor ( % )
CF¿ ( ( c w + c f ) −( cw × c f )) × 100 %
¿ ( ( 0,6277+ 0,4071 )−( 0,6277× 0,4071) ) × 100 %=77,93 %
VII. Pembahasan
7.1 Anyaman Polos
Pada praktikum dekomposisi kain ini diberikan kain contoh uji berwarna
salem, kemudian dari kain ini praktikan diminta untuk menentukan arah lusi dan
pakan, menggambar anyaman, menghitung mengkeret benang, menghitung tetal lusi
dan pakan, menghitung nomor benang dan menghitung berat benang secara
perhitungan dan penimbangan serta menghitung cover factor atau daya tutup pada
kain contoh uji.
Kain dianalisa menggunakan loop sehingga didapatkan bahwa kain merupakan
anyaman polos karena pola pada kain menunjukkan benang lusi dan pakan menyilang
secara bergantian yaitu selang-seling satu naik dan satu turun. Kemudian pada kain
dicari tetal lusi dan pakannya menggunakan cara tiras pada kain yang sudah dipotong
dengan ukuran satu inchi, lalu hitung jumlah benang lusi dan pakannya, lakukan
berulang sebanyak tiga kali kemudian rata-ratakan sehingga didapatkan tetal lusi lebih
besar dibandingkan pakan.
Kain dipotong dengan ukuran 10cm×10cm dan didapatkan berat sebesar
0,7165gram. Kemudian diambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan dari
masing-masing sisi lalu hitung panjang dan beratnya. Dari data ini kita dapat mencari
nomor benang, sehingga didapatkan Nm lusi 70,85 dan Nm pakan 65,47 serta dapat
mencari mengkeret benang, didapatkan mengkeret lusi (ml) yaitu 5,96% dan
mengkeret pakan (mp) 2,72%.
Selisih berat kain hasil perhitungan dengan hasil penimbangan yang paling baik
adalah ≤ 5% atau sebesar-besarnya adalah 5%. Pada percobaan didapatkan berat kain
dengan cara penimbangan dan perhitungan sehingga mendapatkan selisih sebesar
8,19%. Hasil ini belum cukup baik karena melebihi nilai rata-rata. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
- Kesulitan dalam menentukan arah lusi, sehingga akan mempengaruhi pada saat
penimbangan, karena bila salah menentukan lusi maka hasil penimbangan akan
terbalik.
- Berat kain dan benang saat dilakukan penimbangan kurang teliti atau karena
benang atau kain sudah menyerap keringat sehingga berat kain bertambah.
- Menggunting kain 10cmx10cm harus sangat hati-hati, jangan sampai tidak rata
atau terpotong sedikitpun, karena itu akan mempengaruhi penimbangan.
- Menghitung tetal yang kurang teliti mempengaruhi pada perhitungan.
Dari hasil praktikum dapat dikatakan bahwa praktikan kurang teliti sehingga
mempengaruhi hasil perhitungan.
Dalam literatur dikatakan bahwa anyaman polos memiliki standar cover factor
berkisar 25-75%. Pada praktikum ini, praktikan mendapatkan hasil cover factor
sebesar 60,34%. Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil cover factor yang didapatkan
telah memenuhi standar. Cover factor sebesar 60,34% ini memiliki daya tutup kain
yang cukup rapat dengan diameter benang lusi dan pakan yang cukup besar sehingga
celah antara benang cukup kecil.
VIII. Kesimpulan
8.1 Anyaman Polos
Dari hasil praktikum dan data perhitungan dari contoh kain uji yang saya lakukan,
maka diperoleh :
- Kain contoh uji merupakan kain dengan anyaman dasar polos
- Mengkeret lusi sebesar 5,96 % dan mengkeret pakan sebesar 2,72 %
- Nm lusi yaitu 70,85 g/m dan Nm pakan yaitu 65,47 g/m
- Berat kain dengan penimbangan 71,65 gram dan dengan perhitungan 78,04
gram, dengan selisih 8,19 %, dapat dikatakan selisih antara kedua
perhitungan tersebut adalah sesuai namun kurang benar
- Mendapat cover factor sebesar 60,34 %.
8.2 Anyaman Kepeer
- Kain contoh uji merupakan kain dengan anyaman dasar kepeer
- Mengkeret lusi sebesar 1,76 % dan mengkeret pakan sebesar 0,73 %
- Nm lusi yaitu 52,84 g/m dan Nm pakan yaitu 51,73 g/m
- Berat kain dengan penimbangan 107,23 gram dan dengan perhitungan 106,7
gram, dengan selisih 0,49 %, dapat dikatakan selisih antara kedua
perhitungan tersebut sudah sesuai dan benar
- Mendapat cover factor sebesar 70 %.
8.3 Anyaman Satin
- Kain contoh uji merupakan kain dengan anyaman dasar satin
- Mengkeret lusi sebesar 0,40 % dan mengkeret pakan sebesar 2,91 %
- Nm lusi yaitu 109,13 g/m dan Nm pakan yaitu 55,67 g/m
- Berat kain dengan penimbangan 99,17 gram dan dengan perhitungan 99,48
gram, dengan selisih 0,31 %, dapat dikatakan selisih antara kedua
perhitungan tersebut adalah sudah sesuai dan benar
- Mendapat cover factor sebesar 77,93 %. Hal ini menandakan bahwa daya
tutup kain sangat rapat dibandingkan dengan kain pada anyaman polos dan
kepeer sehingga celah antara benang sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
2012. Bahan Ajar Praktikum Desain Tekstil 1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Lampiran