Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL

DEKOMPOSISI KAIN
KAIN ANYAMAN KEPER

DISUSUN OLEH
NAMA : HASNA ZULFALLAH AMALIA
NPM : 20430005
GRUP :1G1
DOSEN : GIARTO, AT, M.Si.
DODY M., S.ST.,M.Tr.
RIA W.,S.ST.

JURUSAN PRODUKSI GARMEN


POLITEKNIK STTT BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

BAB I
1.1 Maksud………………………………………………………………………………………………..1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………………………1
BAB II .
TEORI DASAR
2.1 Pengertian……………………………………………………………………………………………2
2.2 Karakteristik…………………………………………………………………………………………2
2.3 Jenis anyaman keper……………………………………………………………………..………..3

2.4 Jenis Kain Keper……………………………………………………………………………..……..4

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan………………………………………………………………………………………7
3.1.1 Alat……………………………………………………………………………………………..……7
3.1.2 Bahan……………………………………………………………………………………………….7
3.2 Cara Kerja…………………………………………………………………………………………….7
3.3 Data Percobaan……………………………………………………………………………………..8
3.4 Perhitungan………………………………………………………………………………………….9
BAB IV
DISKUSI………………………………………………………………………………………………….13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………...........14
5.1.1 Benang Lusi…………………………………………………………………………………..….14
5.1.2 Benang pakan……………………………………………………………………………………14
5.1.3 Berat kain contoh……………………………………………………………………………….14
5.1.4 Cover factor………………………………………………………………………………………14
5.1.5 Nomor sisir tenun (dengan cucukan 2) …………………………………………………….14
BAB VI
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………….15
BAB I
Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud
Praktikum dekomposisi kain anyaman keper memiliki maksud yaitu mendekomposisi kain
anyaman keper untuk mengidentifikasi jenis anyaman keper.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum dekomposisi kain yaitu mengidentifikasi kain anyaman keper sehingga
diketahui:
 Karakteristik jenis kain anyaman keper
 Arah benang lusi dan benang pakan pada kain anyaman keper
 Tetal kain anyaman keper
 Mengkeret benang
 Nomor benang
 selisih berat hasil perhitungan benang lusi dan benang pakan
 nomor sisir
 fabric cover factor
 berat kain per
 gambar anyaman keper

1
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian
Anyaman keper merupakan anyaman yang mana benang lusinya menyilang di atas atau
di bawah dua benang pakan/ lebih dengan silangan benang lusi sebelah kiri atau kanannya
bergeser satu benang pakan atau lebih untuk membentuk garis diagonal/ garis keper. Contoh
kain yang merupakan anyaman keper yaitu kain drill, taplak meja dan masih banyak lagi.
Anyaman keper memiliki nama berdasarkan jumlah gun minimum, missal keper 3 gun,
keper 4 gun atau berdasarkan juga arah garis keper yaitu keper yang garisnya miring dari kiri
bawah ke kanan atas disebut keper kanan dan keper yang miringnya dari bawah kenan ke atas
kiri disebut dengan keper kiri. Selain dari kedua hal di atas, keper juga bisa diberi nama
berdasarkan efek benang, garis keper yang dibentuk oleh benang lusi disebut dengan efek lusi/
keper lusi sedangkan garis keper yang terbentuk oleh benang pakan disebut dengan efek
pakan/ keper pakan.
Anyaman keper memiliki nama lain yaitu :
-twill (USA)
-drill (Inggris) = nama dagang
-koper (Jerman)
2.2 Karakteristik
Anyaman keper memiliki beberapa karakteristik diantaranya sebagai berikut :
 merupakan anyaman dasar kedua
 kain dengan anyaman keper tidak perlu dicap karena permukaan kainnya sudah
menarik dengan efek anyamannya sendiri.
 Kain keper tidak mudah kotor dibandingkan kain lain yang lebih rata, hal ini karena
kotoran cenderung hanya menempel pada permukaan garis keper.
 Apabila konstruksi kain anyaman keper sama dengan anyaman polos (jenis serat,
benang, tetal) maka kain keper kurang kuat sebab kain keper mempunyai silangan lebih
sedikit sehingga antar benangnya lebih longgar.
 Kain keper lebih lembut dan supel karena memiliki efek benang yang panjang-panjang
sehingga benangnya lebih bebas bergerak
 Karena jumlah silangan pada kain tidak banyak, maka jumlah tetal harus lebih banyak
 Kebanyakan kain keper lebih rapat dibandingan tenunan anyaman polos
 Tenunan kain keper umumnya lebih kuat dari tenunan anyaman polos

2
 memiliki garis miring yang tidak terputus (garis-garis diagonal)
 disebut keper lusi/ efek lusi jika garis miring terbentuk oleh benang lusi
 disebut keper pakan/efek pakan jika garis miring terbentuk oleh benang pakan
 permukaan kain atas dan bawah berbeda

 apabila rapot terkecil dari anyaman keper adalah tiga helai lusi dan 3 helai pakan, maka dapat

disebut anyaman keper 3 gun

 umumnya, tetal benang dibuat lebih tinggi daripada anyaman polos

 pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring

 besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan

2.3 Jenis anyaman keper

Macam Anyaman Keper

a. Keper pakan

anyaman ini memiliki efek pakan yang lebih panjang dari efek lusi

b. keper rangkap

merupakan panjang efek lusi dan panjang efek pakan sama. Dalam anyaman ini, mutu benang

pakan harus lebih baik karena keduanya yaitu efek lusi dan efek pakan dipakai. Keper ini juga

bisa disebut keper bolak-balik karena dua permukaan kain tampak sama kecuali arah garis

kepernya.

c. keper lusi

yaitu efek lusinya lebih panjang dari efek pakan. Pada anyaman ini, antihan benang lusi lebih

tinggi dari benang pakan, sehingga keper ini akan lebih tahan dengan gosokan dan menjadikan

keper lusi lebih awet dibandingkan keper pakan.

d. keper 45 derajat

merupakan keper yang garis kepernya membentuk sudut 45 derajat terhadap pakannya. Garis

keper terbentyk karena penyilangan lusi pada lusi berikutnya bergeser satu pakan. Namun

demikian, besar sudut tersebut juga dipengaruhi oleh tetal lusi dan tetal pakan,

e. keper 60 derajat

3
yaitu keper yang garis kepernya membentuk sudut 60 derajat terhadap pakannya. Garis keper

terbentuk karena penyilangan lusi pada lusi berikutnya bergeser dua pakan. Besar kepernya

dipengaruhi oleh tetal lusi dan tetal pakannya

f. keper kanan

merupakan keper yang garis kepernya miring kearah kanan dari bawah

g. keper kiri

,merupakan keper yang garis kepernya miring kearah kiri dari bawah

h. keper runcing

yaitu keper yang dibentuknya dari kombinasi keper kanan dan keper kiri, yang garis kepernya

bertemu pada masing-masing ujungnya

i. keper tulang ikan

yaitu keper yang terbentuk dari perpaduan keper kanan dan keper kiri, tetapi garis keper tidak

bertemu di ujung-ujungnya

2.4 Jenis Kain Keper

Berikut merupakan jenis kain keper :

1. Kain Sarge

Yaitu kain yang ditenun keper 45 derajat dengan efek-efek yang halus dan sangat jelas garis

kepernya. Kain ini dibuat dari benang kapas, wol, campuran wol, rayon atau sutera. Serge yang

dibuat dari kapas dibuat dari benang halus, dimerser dan sering diberi penyempurnaan tahan

air dan dipakai untuk jaket, jas hujan atau semacamnya. Sedangkan yang terbuat dari benang-

benang kasar dipakai untuk pakaian-pakaian kerja.

2. flannel keper

Memiliki konstruksi yang sama dengan kain sarge, tetapi kenampakannya berbeda. Kain flannel

memiliki permukaan yang berbulu dan memberikan pegangan lembut. Kain flannel juga dibuat

dari wol kasar atau wol halus.

3. kain surah

4
Merupakan kain tenun keper 2/2 dari benang filament yang dicap. Biasanya dipakai untukk

bahan pakaiab, pela[is, dasi dan juga syal.

4. kain drill

Yaitu kain anyaman keper 45 derajat, biasanya keper 2/1 dari golongan sedang sampai berat.

Kain dicelup dalam bentuk kain yang biasanya tidak dikelantanga, terkadang juga dipakai untuk

kain mentah di Indonesia, nama kain drill diberikan juga pada kain dengan anyaman 3/1 dan 2/2

. pada umumnya kain drill ini dipakai untuk pakaian kerja dan seragam.

5. kain jean

Kain ini lebih ringan daripada kain drill. Kain jean biasanya dipakai untuk pakaian anak-anak,

kain penutup dan lainnya. Jean bukanlah kain yang biasa dipakai untuk blue jean, karena blue

jean, levis dan semacamnya sebenarnya menunjukkan celana panjang dan semuanya dibuat

dari kain denim. Bahan yang biasanya dipakai untuk kain jean seringnya halus. Garis pada kain

jean tidak terlihat karena susunannya yang rapat.

6. kain denim

Umumnya kain denim lebih rapat dari kain drill, terbuat dari benang lusi biru dan benang pakan

warna aslinya. Kain denim yang beratnya sama dengan kain drill dipergunakan untuk pakaian

olahraga, kain penutup dan lainnya.

7. kain gabardine

Merupakan kepr lusi dengan garis keper yang lebih curam miringnya yaitu 60 derajat atau lebih

dan memiliki benang lusi yang lebih banyak daripada benang pakan. Terutama dibuat dari wol

sisir, tetapi juga wol yang dicampur dengan serat lain misalnya poliester dna juga kapas 100%

atau campurannya. Apabila terbuat dari kapas maka harus menggunakan kapas yang istimewa.

Kain yang dibuat dari kapas di buat dengan 11,13, ataupun 15 gun. Efek benangnya panjang

melewati 5 pakan atau lebih sehingga membuat garis diagonal yang dikombinasikan dengan

efek benang yang pendek diantara tanggul yang curam. Kain yang dibuat dari kapas, seringnya

5
dipakai untuk jas hujan yang mahal, sedangkan yang terbuat dari wol biasa dipakai untuk bahan

pakaian setelan dan lainnya.

6
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang diperlukan pada praktikum dekomposisi kain anyaman keper yaitu :
-lup (kaca pembesar) atau bisa menggunakan fitur zoom pada kamera hp
-gunting
-mistar
-timbangan.
-pendedel (untuk meniras)

3.1.2 Bahan
Bahan yang diperlukan untuk praktikum dekomposisi kain anyaman keper yaitu :
-kain contoh anyaman keper yang akan diuji

3.2 Cara Kerja


Berikut adalah cara kerja praktikum dekomposisi kain anyaman keper :
1. tentukan arah lusi dan arah pakan (beri tanda panah untuk arah lusi)
2. hitung tetal lusi dan tetal pakan pada 3 tempat yang berbeda
3. gunting kain contoh 10 x 10 cm, timbang berat kain
4. ambil benang lusi dan benang pakan dari sisi yang berbeda masing-masing 10 helai ( 10
helai benang lusi dan 10 helai benang pakan)
5. hitung mengkeret benang lusi dan benang pakan
6. benang lusi dan benang pakan pada poin nomor 4 ditimbang
7 hitung nomor benang lusi dan nomor benang pakan
8. hitung berat kain/
9. hitung tetal lusi dalam sisir
10. hitung nomor sisir
11. hitung selisih berat hasil penimbangan dengan hasil perhitungan
12. gambar anyaman

7
3.3 Data Percobaan

 Tetal
No Tetal Lusi (helai/ inchi) Tetal Pakan (helai/inchi)
1. 72 helai/ inchi 66 helai/ inchi
2. 77 helai/ inchi 65 helai/ inchi
3. 73 helai/ inchi 64 helai/ inchi
Rata-rata 74 helai/ inchi 65 helai/ inchi
Tetal
29,13 helai/ cm 25,59 helai/ cm
(helai)/cm

 Panjang benang
No. Lusi (cm) Pakan (cm)

1. 10,1 cm 9,9 cm

2. 10 cm 10,1 cm

3. 10,1 cm 10,2 cm

4. 10,1 cm 10,3 cm

8
5. 10,1 cm 10,2 cm

6. 10,1 cm 10,3 cm

7. 10,1 cm 10,3 cm

8. 10,1 cm 10,2 cm

9. 10,1 cm 10,2 cm

10. 10,1 cm 10,2 cm

Total 100,9 cm 101,9 cm

rata-rata 10,09 cm 10,19 cm

 Berat
Berat

kain 10 cm x 10 2,2 g 2,2 g


cm
benang lusi 10 34,1 mg 0,0341 g
helai
benang pakan 36,2 mg 0,0362 g
10 helai

3.4 Perhitungan
 Benang lusi

Tetal lusi 74 helai/ inchi = 29,13 helai/ cm

Berat 10 helai 0,0341 g

Rata-rata Panjang 10 10,09 cm


helai

x 100 % = x 100 % = 0,89 %


Persentase Mengkeret

= 29,59 hank/libs
Nm

9
Ne 0,59 x 29,59 hank/libs = 17,46 Ne

= 33,80 Tex
Tex

= 304,15 Denier
Denier

 Benang pakan
Tetal pakan 65 helai/ inchi = 25,59 helai/ cm

Berat 10 helai 0,0362 g

Rata-rata panjang 10 helai 10,19 cm

Persentase Mengkeret x 100 % = x 100 % = 1,86 %

Nm = 28,15 hank/libs

Ne 0,59 x 28,15 hank/libs = 16,61 Ne

= 35,52 Tex
Tex

= 319,71 Denier
Denier

Berat kain contoh

Berat per penimbangan x 2,2 g = 220 g/

Berat kain perhitungan

Berat lusi per


x

= 99,32 g/

10
Berat pakan per
= x

= 92,62 g/

Jumlah berat lusi per + berat pakan per = 99,32 g/ + 92,62 g/ = 191,94
g/

Selisih berat (%) = x 100% = 11,39 %

 Cover factor
Warp cover factor (cw) Filling cover factor (cf)

=nw.dw = nf.df
= 65 helai/inchi x
= 74 helai/ inchi x
= 65 helai/inchi x
= 74 helai/ inchi x = 65 helai/inchi x 0,0087
= 0,57 helai/inchi
= 74 helai/inchi x 0,0085

= 0,63 helai / inchi

(cf%)=(cw+cf – cw.cf) x 100


= (0,63+0,57-0,63x0,57)x100
= 84,09 %

 Nomor sisir tenun (memakai jumlah cucukan 2)


Tetal lusi x 74 helai/inchi
dalam sisir
= x 74 helai/inchi

11
= 72,62 helai/inchi

nomor sisir
=

 Gambar Anyaman kain keper 2/2

12
BAB IV
DISKUSI
Berdasarkan praktikum dekomposisi pada kain anyaman keper yang telah dilakukan,
didapatkan hasil pengukuran dan perhitungan yaitu nilai mengkeret benang, nomor benang,
berat kain, tetal lusi dalam sisir, nomor sisir. Selisih berat kain hasil perhitungan dengan hasil
pengukuran baiknya yaitu sekecil-kecilnya, kira kira kurang dari 5%. Pada praktikum ini
didapatkan selisih sebesar 11,39 % sehingga hasil ini termasuk kurang baik, Adanya selisih ini
menunjukkan adanya ketidaktelitian dalam praktikum. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil selisih :
- sulit dalam menentukan arah lusi, karena jika salah dalam menentukan arah lusi maka hasil
penimbangan akan terbalik
- kurang teliti saat penimbangan berat kain dan berat benang, saat menggunting kain 10 cm x
10 cm harus hati-hati
- tidak teliti saat menghitung tetal lusi maupun tetal pakan.
Maka dari itu untuk mendapatkan hasil yang baik maka perlu dilakukan praktikum ulang
terutama pada proses penimbangan, dengan harapan mendapat selisih yang tidak jauh (kurang
dari 5%) untuk hasil yang baik.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum mengenai kain anyaman keper, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut
5.1.1 Benang Lusi
Persentase Mengkeret = 0,89%
Nm = 29,59 hank/libs
Ne = 17,46 Ne
Tex = 33,80 Tex
Denier = 304,15 Denier
5.1.2 Benang pakan
Persentase Mengkeret = 1,86 %
Nm = 28,15 hank/libs
Ne = 16,61 Ne
Tex = 35,52 Tex
Denier = 319,71 Denier
5.1.3 Berat kain contoh
Berat per penimbangan = 220 g/
 Berat kain perhitungan
Berat lusi per = 99,32 g/
Berat pakan per = 92,62 g/
Jumlah berat lusi per + berat pakan per = 191,94 g/
Selisih berat (%) = 11,39 %
5.1.4 Cover factor
Warp cover factor (cw) = 0,63 helai / inchi
Filling cover factor (cf) = 0,57 helai/inchi
(cf%) = 84,09 %
5.1.5 Nomor sisir tenun (dengan cucukan 2)
Tetal lusi dalam sisir = 72,62 helai/inchi
nomor sisir =

14
BAB VI
Daftar Pustaka

1. Jumaeri, Bk.Teks dk. Textile Design. 1974. Bandung : Institut Teknologi Tekstil
2. Suliyanthini, Dewi. Ilmu Tekstil. 2016. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

15

Anda mungkin juga menyukai