PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, terdapat rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana konstrasi
2. Bagaimana Penggolongan serat tekstil
3. Apa ciri-ciri dan karakteristik serat tekstil
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui Apa pengertian Tekstil dan serat tekstil
2. Untuk mengetahui Bagaimana Penggolongan serat tekstil
3. Untuk mengetahui Apa ciri-ciri dan karakteristik serat tekstil
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Konstruksi bahan Tekstil
Konstruksi suatu bahan tekstil akan menentukan berat jatuhnya bahan (drape),
keawetan dan tekstur bahan. Metode dasar dari konstruksi bahan antara lain :
Tenunan (woven),
Rajutan (knitted),
Anyaman,
Buhul,
Kaitan,
Renda,
1. Tenunan (Woven)
Jika memperhatikan selembar kain tenun, maka dapat diketahui arah panjang dan
lebar kain, serta pinggir kain atau tepi kain. Jika diperhatikan maka ada susunan
benang-benang yang sejajar searah dengan tepi kain dan benang-benang yang
melintang.
Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut dengan Benang Lusi (warp yarn)
atau lungsin. Sedangkan benang yang melintang disebut dengan Benang Pakan (weft
yarn) atau benang isi. Benang lusi dan benang pakan saling menyilang satu sama
lain.
Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan atau biasa disebut pattern
tenun, yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi.
2
Ada tiga macam silang dasar, yaitu
2. Rajutan (Knitted)
Berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan menyilangkan dua macam
benang yaitu benang lusi dan benang pakan, maka kain rajut pada dasarnya dibuat
dengan cara membentuk sengkelit-sengkelit. Dari satu macam benang saja yang
searah dengan lebar kain atau yang searah dengan panjang kain.
Apabila Anda mengamati selembar kain rajut, Anda akan melihat alur-alur pada
kain itu baik ke arah panjang kain maupun ke arah lebar kain. Alur-alur ini terbentuk
oleh rangkaian sengkelit.
Wale (Baris sengekelit) adalah satu deretan sengkelit ke arah panjang kain yang
dalam pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum.
Course (deret sengkelit) adalah satu deretan sengkelit rajut ke arah lebar kain.
Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun, maka sifat-sifatnya pun
berbeda pula. Kain rajut pada umumnya mulur dan daya elastisitasnya lebih tinggi
daripada kain tenun, sehingga cocok untuk pakaian olah raga.
3
Gambar2. konstruksi rajut trikot
1. Kain Rajut Rata/Polos (Plain Single Jersey), adalah yang dikenal dengan pola-
pola vertikal berbentuk “V” pada permukaan bahan, dan deretan-deretan
horizontal dari setengah lingkaran pada bagian belakang. Rajutan ini mulur
(stretch) pada arah horizontalnya.
2. Kain Rajut Trikot (Triko), memiliki tekstur rib yang halus serta drape lembut
dan seringkali digunakan untuk bahan pelapis (lining), pakaian sehari-hari
(casual) dan pakaian dalam (lingerie).
3. Kain Rajut Double (Double Knits), dirajut dengan dua jarum dan dua benang
secara bersamaan sehingga permukaan depan dan belakang kain sama.
Rajutannya stabil dan kuat, banyak memberikan keleluasaan dengan tidak mulur
maupun kendur.
3. Anyaman
Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu susunan benang
yang disilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali lagi. Anyaman ini bisa
dikerjakan dengan tangan ataupun mesin.
Bahan anyaman bisa dibuat dari beragam bahan. Disarankan bahan itu
pipih, tidak mudah putus dan lentur. Contohnya: kulit, benang, plastik, rafia, bambu,
4
rotan, dan bahan alami yang lain, seperti rumput-rumputan, mendong, agel, enceng
gondok yang sudah dikeringkan, pelepah pisang, akar wangi dan sebagainya.
Hasil dari anyaman bisa berupa tas dari kulit yang dianyam, anyaman kain,
plastik, sepatu, rompi, atau garnitur busana dan pelengkap busana. Juga untuk lenan
rumah seperti taplak meja, alat rumah tangga misalnya alat dapur, hiasan dinding,
kerajinan tangan dan sebagainya.
Anyaman dapat dibuat dalam bentuk pipih atau bulat, misalnya veterband, tali sepatu
dan ikat pinggang.
4. Buhul
Salah satu teknik membuat kain adalah membuat buhul atau simpul. Contoh
dari buhul adalah macrame dan filet. Teknik macrame berasal dari Arab. Pada
mulanya hanya berupa simpul-simpul yang sederhana, tetapi kemudian berkembang
dengan variasi antara simpul-simpul tersebut dan menghasilkan motif yang
bermacam-macam.
5
dekorasi macrame (sumber : internet, 10: 38 wib)
Buhul terdiri dari dua kali simpul, yang pertama disebut setengah buhul.
Kedua, setengah buhul lagi yang menguatkan ikatan setengah buhul pertama
sehingga tidak terlepas.
6
5. Kaitan
Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari 0.60 sampai
dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus, vest (rompi), selendang, taplak meja,
seprei, tas, topi, dan lainnya.
Kaitan Biasa
Kaitan Tunisia
Kaitan Irish
Kaitan Amerika
Kaitan Renda
6. Renda
Yang dimaksud dengan renda di sini adalah kain renda (lace), yang dibuat
dengan tangan ataupun dengan mesin. Dalam rumah tangga dipergunakan untuk
taplak meja, tirai jendela, sebagai pakaian (dress/ gaun), pakaian
dalam (lingerie), dan saputangan.
Corak kain renda dapat terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang merupakan
dasar dan bagian lainnya merupakan sekelompok motif-motif tertentu, misalnya
motif bunga. Benang linen biasanya dapat dibuat renda yang nyata (dengan benang
besar), yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Tetapi, benang kapas, rayon,
7
nilon, atau sutra dibuat dengan mesin. Ada beberapa macam renda, antara lain filet,
renda simpul (frivolite), dan tula (tulle).
Ada beberapa konstruksi bahan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai rajutan
ataupun tenunan. Non-woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan
atau dicampurkan bersamaan dengan bahan kimia, uap pemanasan (thermal) atau
dengan cara mekanis. Dengan demikian meniadakan pintalan, tenunan, ataupun
rajutan.
8
BAB III
KESIMPULAN