Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia selalu mempunyai kebutuhan mulai dari sandang, makanan,


dan papan.Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia mengolah bahan-bahan yang
ada disekitar agar dapat diambil pemanfaatannya. Dalam dunia Tekstil Bahan
Utama yang dapat dimanfaatkan untuk review memenuhi Kebutuhan sandang
Manusia adalah serat. Serat yang dipintal akan menjadi benang Lalu dirajut,
ditenun atau di woven akan menjadi kain. Oleh karena itu, akan dibahas apa saja
jenis-jenis bahan tekstil dan apa saja konsentrasi bahan tekstil tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, terdapat rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana konstrasi
2. Bagaimana Penggolongan serat tekstil
3. Apa ciri-ciri dan karakteristik serat tekstil

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui Apa pengertian Tekstil dan serat tekstil
2. Untuk mengetahui Bagaimana Penggolongan serat tekstil
3. Untuk mengetahui Apa ciri-ciri dan karakteristik serat tekstil

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Konstruksi bahan Tekstil
Konstruksi suatu bahan tekstil akan menentukan berat jatuhnya bahan (drape),
keawetan dan tekstur bahan. Metode dasar dari konstruksi bahan antara lain :

 Tenunan (woven),
 Rajutan (knitted),
 Anyaman,
 Buhul,
 Kaitan,
 Renda,

1. Tenunan (Woven)

Jika memperhatikan selembar kain tenun, maka dapat diketahui arah panjang dan
lebar kain, serta pinggir kain atau tepi kain. Jika diperhatikan maka ada susunan
benang-benang yang sejajar searah dengan tepi kain dan benang-benang yang
melintang.

Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut dengan Benang Lusi (warp yarn)
atau lungsin. Sedangkan benang yang melintang disebut dengan Benang Pakan (weft
yarn) atau benang isi. Benang lusi dan benang pakan saling menyilang satu sama
lain.

Gambar1. Konstruksi tenun satin

Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan atau biasa disebut pattern
tenun, yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi.

2
Ada tiga macam silang dasar, yaitu

1. silang polos/tenun polos (plain weave),


2. silang kepar/tenun keper (rib weave), dan
3. silang satin/tenun satin (sateen weave).

Dalam perkembangannya ada bermacam silang tenunan tetapi pada dasarnya


merupakan variasi dari ketiga silang dasar tersebut, kecuali untuk tenunan yang
berpola (patterned).

2. Rajutan (Knitted)

Berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan menyilangkan dua macam
benang yaitu benang lusi dan benang pakan, maka kain rajut pada dasarnya dibuat
dengan cara membentuk sengkelit-sengkelit. Dari satu macam benang saja yang
searah dengan lebar kain atau yang searah dengan panjang kain.

Apabila Anda mengamati selembar kain rajut, Anda akan melihat alur-alur pada
kain itu baik ke arah panjang kain maupun ke arah lebar kain. Alur-alur ini terbentuk
oleh rangkaian sengkelit.

Wale (Baris sengekelit) adalah satu deretan sengkelit ke arah panjang kain yang
dalam pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum.

Course (deret sengkelit) adalah satu deretan sengkelit rajut ke arah lebar kain.

Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun, maka sifat-sifatnya pun
berbeda pula. Kain rajut pada umumnya mulur dan daya elastisitasnya lebih tinggi
daripada kain tenun, sehingga cocok untuk pakaian olah raga.

3
Gambar2. konstruksi rajut trikot

Konstruksi kain rajut antara lain :

1. Kain Rajut Rata/Polos (Plain Single Jersey), adalah yang dikenal dengan pola-
pola vertikal berbentuk “V” pada permukaan bahan, dan deretan-deretan
horizontal dari setengah lingkaran pada bagian belakang. Rajutan ini mulur
(stretch) pada arah horizontalnya.
2. Kain Rajut Trikot (Triko), memiliki tekstur rib yang halus serta drape lembut
dan seringkali digunakan untuk bahan pelapis (lining), pakaian sehari-hari
(casual) dan pakaian dalam (lingerie).
3. Kain Rajut Double (Double Knits), dirajut dengan dua jarum dan dua benang
secara bersamaan sehingga permukaan depan dan belakang kain sama.
Rajutannya stabil dan kuat, banyak memberikan keleluasaan dengan tidak mulur
maupun kendur.

3. Anyaman
Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu susunan benang
yang disilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali lagi. Anyaman ini bisa
dikerjakan dengan tangan ataupun mesin.

Bahan anyaman bisa dibuat dari beragam bahan. Disarankan bahan itu
pipih, tidak mudah putus dan lentur. Contohnya: kulit, benang, plastik, rafia, bambu,

4
rotan, dan bahan alami yang lain, seperti rumput-rumputan, mendong, agel, enceng
gondok yang sudah dikeringkan, pelepah pisang, akar wangi dan sebagainya.

contoh hasil anyaman (sumber : internet, 10:18)

Hasil dari anyaman bisa berupa tas dari kulit yang dianyam, anyaman kain,
plastik, sepatu, rompi, atau garnitur busana dan pelengkap busana. Juga untuk lenan
rumah seperti taplak meja, alat rumah tangga misalnya alat dapur, hiasan dinding,
kerajinan tangan dan sebagainya.

Anyaman dapat dibuat dalam bentuk pipih atau bulat, misalnya veterband, tali sepatu
dan ikat pinggang.

4. Buhul

Salah satu teknik membuat kain adalah membuat buhul atau simpul. Contoh
dari buhul adalah macrame dan filet. Teknik macrame berasal dari Arab. Pada
mulanya hanya berupa simpul-simpul yang sederhana, tetapi kemudian berkembang
dengan variasi antara simpul-simpul tersebut dan menghasilkan motif yang
bermacam-macam.

5
dekorasi macrame (sumber : internet, 10: 38 wib)

Buhul terdiri dari dua kali simpul, yang pertama disebut setengah buhul.
Kedua, setengah buhul lagi yang menguatkan ikatan setengah buhul pertama
sehingga tidak terlepas.

contoh buhul (Sumber internet, 10:52 wib )

Motif buhul bisa merupakan garis-garis horisontal, vertikal dan diagonal.


Dari rangkaian buhul tersebut dapat dihasilkan bermacam-macam barang kerajinan
dan aksesori busana, seperti tas, ikat pinggang, rompi (vest), syal/selendang dan
sebagainya.

6
5. Kaitan

Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan hasilnya


dinamakan crochet (kaitan). Kaitan dibuat dari benang kait, misalnya benang wol,
benang akrilik, benang katun, benang nilon maupun jerami (raffia) dan lainnya.

Mengait menggunakan jarum kait (haak-pen/Belanda, Crochet


needle/Inggris) dari ukuran kecil sampai besar, disesuaikan dengan benang yang
dipergunakan. Jarum kait yang kecil (jarum bernomor kecil) dipakai benang yang
kecil (halus). Benang yang besar menggunakan jarum kait yang besar (jarum
bernomor besar).

Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari 0.60 sampai
dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus, vest (rompi), selendang, taplak meja,
seprei, tas, topi, dan lainnya.

Jenis kaitan antara lain:

 Kaitan Biasa
 Kaitan Tunisia
 Kaitan Irish
 Kaitan Amerika
 Kaitan Renda

6. Renda

Yang dimaksud dengan renda di sini adalah kain renda (lace), yang dibuat
dengan tangan ataupun dengan mesin. Dalam rumah tangga dipergunakan untuk
taplak meja, tirai jendela, sebagai pakaian (dress/ gaun), pakaian
dalam (lingerie), dan saputangan.

Corak kain renda dapat terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang merupakan
dasar dan bagian lainnya merupakan sekelompok motif-motif tertentu, misalnya
motif bunga. Benang linen biasanya dapat dibuat renda yang nyata (dengan benang
besar), yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Tetapi, benang kapas, rayon,

7
nilon, atau sutra dibuat dengan mesin. Ada beberapa macam renda, antara lain filet,
renda simpul (frivolite), dan tula (tulle).

Ada beberapa konstruksi bahan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai rajutan
ataupun tenunan. Non-woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan
atau dicampurkan bersamaan dengan bahan kimia, uap pemanasan (thermal) atau
dengan cara mekanis. Dengan demikian meniadakan pintalan, tenunan, ataupun
rajutan.

Penggunaan praktisnya terutama untuk fashion terbatas, disebabkan sifat


jatuh (drape) jelek, kurang kuat, dan biasanya terlalu tebal untuk pakaian. Tetapi
masing-masing mempunyai makna yang perlu diperhatikan. Sebuah contoh adalah,
felting yaitu salah satu metode tertua di dunia dari pembuatan bahan, mungkin telah
mendahului tenunan.

contoh felting fabric untuk peredam suara


(sumber: internet, 11:56 wib)

Netting dan braiding adalah teknik-teknik lama, kedua-duanya


dipergunakan dalam pembuatan renda (lace). Fusing, bonding, laminating adalah
pengembangan secara modern yang menggunakan Adhesives (perekat) untuk
saling mengisi serat-serat yang pendek atau bahan yang direkatkan/dilem
bersamaan.

8
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan

Anda mungkin juga menyukai