Anda di halaman 1dari 21

Bahan Pelengkap

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos,
kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit

Bahan Pelengkap

Bahan pelengkap - merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan di buat. Bahan
pelengkap dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau ritsluiting, kancing, pita, renda, hak
atau kancing kait dan lain-lain.Macam-macam bahan pelengkap

1.Manik / payetManik adalah sejenis benda yang relatif sangat kcil yang berlubang di tengahnya sebagai
tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian.Keindahan
manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya zat warna yang ditambahkan keterampilan
dan teknik pembuatannya. e!rang ahli manik dari "merika, #eter $rancis %r. mengatakan &Manik
adalah benda indah. etiap butir merupakan karya seni kecil. esungguhnya manik adalah bentuk seni
pertama yang dikenal di mana pun. emua !rang menggemarinya' tidak ada yang tidak
menggunakannya()"dapun fungsi manik dalam masyarakat ialah sebagai perhiasan dan sarana upacara
keagamaan. ebagai benda kuna manik sangat penting bagi penelitian arke!l!gi dan sejarah peradaban
manusia

2.Pita digunakan sebagai bahan untuk menghias busana, baik busana anak maupun busana !rang
dewasa. #ada busana anak, pita umumnya dibuatkan bunga atau bahan untuk ikat pinggang, sedangkan
pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita bisa dibuatkan sulaman dengan teknik sulaman
pita.

MATERI MEMILIH BAHAN BAKU BUSANA

1) Pengenalan Bahan Tekstil

Setiap kali Anda melihat kain, Anda selalu ingat dengan istilah bahan tekstil. Apa yang dimaksud dengan
bahan tekstil? Bahan tekstil adalah semua bahan yang berupa tenunan (woven) dan bukan tenunan (non
woven) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis busana dan lenan rumah tangga.
Pada umumnya bahan tekstil dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar berdasarkan fungsinya,
yakni:

a) Bahan Utama

Bahan utama adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan suatu busana atau lenan
rumah tangga. Bahan utama sangat berperan bagi penampilan dan mutu suatu busana atau lenan rumah
tangga.

Dalam dunia pertekstilan Anda mengenal beraneka ragam bahan tekstil yang indah dan menarik. Bahan
tekstil/kain ini telah melalui suatu proses yang panjang hingga sampai ke konsumen.

b) Bahan Pelengkap/Garnitur Busana

Bahan pelengkap/garnitur busana adalah semua jenis bahan yang digunakan untuk melengkapi suatu
busana atau lenan rumah tangga. Menurut fungsinya bahan pelengkap dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

1) Menyempurnakan; sebagai bahan pelapis, pengisi, dan pembentuk antara rambut kuda, spons,
fliselin dan bantal bahu.

2) Melengkapi/Menghias, antara lain;

(a) Macam-Macam Kancing

(b) Macam-Macam Pita

(c) Macam-Macam Renda

(d) Macam-Macam Benang

(e) Macam-Macam Bahan Aplikasi

c) Penggolongan Serat Tekstil

Serat tekstil digolongkan berdasarkan jenis serat, yaitu, serat alam dan serat buatan. Serat alam telah
lama dikenal, sedangkan serat buatan dikenal pada permulaan abad ke-19. Serat buatan mengalami
perkembangan pesat dalam pengolahan dan penyempurnaan dari masa ke masa.

Konstruksi Bahan Tekstil


Konstruksi suatu bahan tekstil menentukan berat jatuhnya bahan (drape), keawetan dan tekstur bahan.
Ada metode dasar konstruksi bahan, yaitu:

a) Tenunan (woven)

b) Rajutan (knitted)

c) Anyaman

d) Buhul

e) Kaitan

f) Renda

g) Kempa

h) Bahan tidak ditenun (non woven)

a) Tenunan (Woven)

Kalau Anda memperhatikan selembar kain, maka Anda akan mengetahui arah panjang dan lebar kain,
serta pinggir kain atau tepi kain. Ketika Anda mengamati kain dengan lebih teliti maka Anda bisa melihat
kain dengan lebih teliti maka Anda bisa melihat susunan benang-benang yang sejajar dan searah dengan
tepi kain dan benang-benang yang melintang.

Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut dengan Benang Lusi. Sedangkan benang yang melintang
disebut dengan Benang Pakan. Benang lusi dan benang pakan saling menyilang satu sama lain.

b) Rajutan (Knitted)

Berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan menyilangkan dua macam benang yaitu benang lusi dan
benang pakan, maka kain rajut pada dasarnya dibuat dengan cara membentuk sengkelit-sengkelit. Dari
satu macam benang saja yang searah dengan lebar kain atau yang searah dengan panjang kain.

Apabila Anda mengamati selembar kain rajut, Anda akan melihat alur-alur pada kain itu baik ke arah
panjang kain maupun ke arah lebar kain. Alur-alur ini terbentuk oleh rangkaian sengkelit. Menurut arah
alur tersebut istilah baris sengekelit (wale) dan deret jeratan (course), baris sengkelit(wale) adalah satu
deretan sengkelit ke arah panjang kain yang dalam pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum.
Sedangkan deret sengkelit (course) adalah satu deretan sengkelit rajut ke arah lebar

c) Anyaman
Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu susunan benang yang disilangkan miring
dari kiri ke kanan dan kembali lagi. Anyaman ini bisa dikerjakan dengan tangan ataupun mesin.

Gambar 2.7 Hasil anyaman

Bahan anyaman bisa Anda buat dari beraneka bahan. Asal bahan itu tidak mudah putus dan pipih serta
lentur maka bahan itu bisa dianyam, misalnya: kulit, benang, plastik, rafia, bambu, rotan, dan bahan
alami yang lain, seperti rumput, rumputan, mendong, agel, enceng gondok yang sudah dikeringkan,
pelepah pisang, akar wangi dan sebagainya.

Hasil dari anyaman bisa berupa tas dari kulit yang dianyam, anyaman kain, plastik, sepatu, rompi, atau
garnitur busana dan pelengkap busana. Juga untuk lenan rumah seperti taplak meja, alat rumah tangga
misalnya alat dapur, hiasan dinding, kerajinan tangan dan sebagainya.

Anyaman dapat dibuat dalam bentuk pipih atau bulat, misalnya veterband, tali sepatu dan ikat pinggang.

d) Buhul

Salah satu teknik membuat kain adalah membuat buhul atau simpul. Contoh dari buhul adalah macrame
dan filet. Teknik macrame berasal dari Arab. Pada mulanya hanya berupa simpul-simpul yang sederhana,
tetapi kemudian berkembang dengan variasi antara simpul-simpul tersebut dan menghasilkan motif yang
bermacam-macam. Buhul terdiri dari dua kali simpul, yang pertama disebut setengah buhul. Kedua,
setengah buhul lagi yang menguatkan ikatan setengah buhul pertama sehingga tidak terlepas. Motif
buhul bisa merupakan garis-garis horisontal, vertikal dan diagonal. Dari rangkaian buhul tersebut dapat
dihasilkan bermacam-macam barang kerajinan dan aksesori busana, seperti tas, ikat pinggang, rompi
(vest), syal/selendang dan sebagainya.

Gambar 2.8 Contoh hasil buhul/makrame

e) Kaitan

Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan hasilnya dinamakan crochet (kaitan). Kaitan dibuat
dari benang kait, misalnya benang wol, benang akrilik, benang katun, benang nilon maupun jerami
(raffia) dan lainnya.

Mengait menggunakan jarum kait (haak-pen/Belanda, Crochet needle/Inggris) dari ukuran kecil sampai
besar, disesuaikan dengan benang yang dipergunakan. Jarum kait yang kecil (jarum bernomor kecil)
dipakai benang yang kecil (halus). Benang yang besar menggunakan jarum kait yang besar (jarum
bernomor besar).

Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari 0.60 sampai dengan 7.00. Contoh hasil kaitan
ialah blus, vest (rompi), selendang, taplak meja, seprei, tas, topi, dan lainnya.

Ada bermacam-macam kaitan antara lain:

· Kaitan Biasa

· Kaitan Tunisia

· Kaitan Irish

· Kaitan Amerika

· Kaitan Renda

f) Renda

Yang dimaksud dengan renda di sini adalah kain renda (lace), yang dibuat dengan tangan ataupun
dengan mesin. Dalam rumah tangga dipergunakan untuk taplak meja, tirai jendela, sebagai pakaian
(dress/gaun), pakaian dalam (lingerie), dan saputangan. Corak kain renda dapat terdiri atas dua bagian
yaitu bagian yang merupakan dasar dan bagian lainnya merupakan sekelompok motif-motif tertentu,
misalnya motif bunga. Benang linen biasanya dapat dibuat renda yang nyata (dengan benang besar),
yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Tetapi, benang kapas, rayon, nilon, atau sutra dibuat dengan
mesin. Ada beberapa macam renda, yaitu filet, renda simpul (frivolite), dan tula (tulle).

g) Kempa

Biasanya dibuat langsung dari serat wol. Bulu-bulu pada permukaan tenunan, ikatannya kurang kuat,
sehingga dapat bebas bergerak pada bulu benang sebelah dalam. Serat wol akan menggelembung dalam
air dan saling mengait/menjerat satu sama lainnya dan akan tetap dalam keadaan demikian ketika
dikempa.

Karena obat kempa dan proses kempa, bulu wol akan menyusut, sehingga tenunan menjadi padat. Padat
eratnya tenunan dipengaruhi oleh obat kempa, juga oleh kelembaban dan kenaikan suhu (panas) yang
dipergunakan dalam proses kempa.

Contoh kain yang dikempa adalah laken sedangkan serabut yang dikempa ialah felt.

h) Bahan Tidak Ditenun (Non Woven)

Ada beberapa konstruksi bahan atau proses yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai rajutan ataupun
tenunan. Non-woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau dicampurkan
bersamaan dengan bahan kimia, uap pemanasan (thermal) atau dengan cara mekanis.

2) Penyempurnaan Bahan Tekstil

Proses penyempurnaan (finishing) dapat didefinisikan sebagai pengerjaan serat, benang, atau kain yang
ditujukan

untuk mengubah penampilan, pegangan, dan daya guna/fungsi dari bahan-bahan tersebut.

a. Penyempurnaan penampilan bahan dapat berupa pewarnaan yang sama dan merata pada seluruh
permukaan bahan (pencelupan), atau pewarnaan satu warna atau lebih pada tempat-tempat tertentu
pada permukaan bahan (pencapan). Permukaan bisa menjadi mengkilap, berkerut-kerut, atau lainnya.

b. Penyempurnaan pada pegangan bahan dapat berupa pegangannya menjadi lemas, penuh, kaku,
atau lainnya.
c. Penyempurnaan daya guna bahan berupa beberapa sifat khusus, misalnya bahan menjadi tidak
kusut, tidak tembus air, tidak tembus udara, tahan api, dan sebagainya.

Hasil dari proses penyempurnaan tekstil ada yang bersifat sementara, artinya dengan sekali atau dua kali
pencucian akan hilang, dan ada yang bersifat permanen artinya baru hilang setelah berkali-kali dicuci.

(1) Menghilangkan Kanji

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kanji atau zat penguat yang diberikan pada benang lusi yang
akan ditenun. Adanya kanji atau zat penguat akan mengganggu pengerjaan penyempurnaan selanjutnya
yang berakibat hasil prosesnya kurang/tidak sempurna. Zat-zat penghilang kanji tersebut dapat berupa
asam sulfat atau enzim yang mampu melarutkan kanji sehingga untuk selanjutnya mudah dihilangkan
dengan pencucian.

(2) Menghilangkan Lemak

Proses ini bertujuan melepaskan zat perekat alam serisin dari filamen serat sutra. Penghilangan tersebut
terdiri atas pemanasan dalam larutan alkalin atau larutan sabun. Proses ini juga digunakan untuk
menghilangkan minyak-minyak yang terdapat pada serat-serat buatan.

Proses pemasakan bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan zat-zat yang terdapat pada
bahan tekstil, yang dapat mengganggu/menghambat proses-proses penyempurnaan selanjutnya.

(3) Mengelantang (Bleaching)

Pengelantangan merupakan proses penghilangan atau perusakan secara kimia zat warna atau pigmen
alamyang terkandung dalam serat, sehingga bahan menjadi putih bersih. Proses pengelantangan
dilakukan apabila:

· Bahan yang dikehendaki berwarna putih bersih, misalnya kain putih, pakaian putih, kain seprai,
sarung bantal, dan sebagainya.

· Bahan akan dicelup atau dicap dengan warna-warna muda dan cerah, misalnya merah, kuning,
orange, dan sebagainya. Proses pengelantangan yang dilakukan untuk tujuan ini bersifat setengah putih,
terutama dilakukan pada bahan yang terbuat dari serat alam atau campuran

3) Penyelidikan Bahan Tekstil

a) Pengamatan Secara Visual


Dengan memperhatikan, meraba, mengepal sehelai kain saja mungkin belum dapat secara angsung
diketahui sifat-sifatnya, demikian juga dengan asal seratnya. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknik
penyempurnaan bahan tekstil, sehingga sering tidak dapat dibedakan antara kain yang asli dengan yang
tiruan.

Beberapa pengamatan secara visual tentang sifat yang perlu diketahui untuk menentukan jenis serat
adalah sebagai berikut.

(1) Panjang serat

Untuk penelitian asal serat sehelai kain, perlu dicabut sehelai benang untuk diperiksa kemungkinan
golongan seratnya.

(2) Kekuatan serat

Serat sutra adalah serat yang terkuat diantara serat-serat lainnya seperti nilon, wol dan kapas. Dalam
keadaan basah, serat rayon berkurang kekuatannya, sedangkan serat kapas akan lebih kuat daripada
dalam keadaan kering.

(3) Kehalusan serat

Serat sutra adalah serat yang terhalus di antara serat-serat asli yang lain seperti serat sintetis dan serat
rayon.

(4) Kilau serat

Serat kapas kurang berkilau kecuali dimerser. Serat linen kilaunya bagus dan jelas, kilau serat sutra sangat
bagus dan lembut, serat rayon berkilau tajam seperti logam, sedangkan serat wol tidak berkilau karena
bergelombang.

(5) Keriting serat

Serat wol adalah satu-satunya yang memiliki keriting asli, ini menyebabkan kain wol berpori sehingga
mempunyai sifat penyekat panas.

(6) Daya lentur

Serat wol berdaya lentur besar, demikian pula serat sintetis dan serat sutra. Serat selulosa tidak memiliki
daya lentur yang baik, tetapi dapat diproses sehingga berdaya lentur yang besar, contohnya proses
pembuatan bahan mulur (stretch).

(7) Daya serap air dan udara

Serat wol berdaya serap sampai 40% tetapi belum terasa basah, daya serap serat sutra sampai 30%, linen
20% kapas 8,5%.
Bila usaha mencari asal serat tekstil belum ditemukan dengan cara memerhatikan serat-seratnya, dapat
dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat mikroskop. Tiap-tiap serabut kalau diperbesar 100 x
akan menunjukkan bermacam-macam gambaran penampang serat-seratnya baik gambar penampang
melintang ataupun membujur dari setiap serat tekstilnya.

· Cara memutuskan benang. Apabila berasal dari serat kapas, benang mudah diputus karena berserat
pendek. Serat linen benangnya sukar diputus. Serat wol bersifat lentur, bila diputus akan memanjang
dulu/elastis, ujung benang seperti spiral (berombak). Serat sutra juga bersifat lentur, ujung benangnya
halus dan tidak berumbai. Serat rayon mudah putus, dan ujung benang bercabang.

· Cara lain untuk mengetahui asal serat adalah dengan menggunakan bahan kimia, yaitu sebagai
berikut.

- Asam sulfat melarutkan serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

- Kaustik soda (soda api) melarutkan serat yang berasal dari hewan, seperti wol dan sutra.

- Kupramonium melarutkan kapas.

- Aseton melarutkan kain asetat.

- Fenol 90% melarutkan nilon.

b) Penyelidikan Dengan Uji Pembakaran

Uji pembakaran adalah untuk mengetahui secara pasti serat-serat yang tidak dikenal. Percobaan dengan
pengujian yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan pembakaran.

Prosedur ini memerlukan ketelitian dan secara singkat menyalakan seberkas serat, atau potongan kecil
bahan, sambil mengamati proses pembakaran sebelum memadam-kan apinya. Hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut.

(1) Serat-serat protein

Serat-serat seperti wol, rambut/bulu binatang lainnya dan sutra akan segera mengeriting oleh api
dengan sedikit meleleh, terbakar dengan lambat, meninggalkan butiran abu hitam yang lembut padat,
bisa diremuk, dengan berbau seperti rambut yang terbakar. Wol akan padam segera setelah sumber
apinya dialihkan.

(2) Serat-serat selulosa

Jenis serat ini yaitu katun, linen/flak dan rayon. Pengapian dilakukan dengan segera hingga serat terbakar
dengan cepat, dan tercium bau seperti kertas yang terbakar. Abu yang ditinggalkan lembut seperti
bedak. Rayon akan terbakar tanpa nyala atau meleleh sehingga tidak meninggalkan butiran seperti
plastik, sisanya hanya bulu kapas ringan.

(3) Asetat dan sintetis

Bahan ini meleleh langsung dari api sebelum terbakar dan meninggalkan butiran abu hitam, bentuknya
tidak rata dan rapuh, baunya seperti asam cuka. Poliester mengerut dengan api, lelehannya akan
meninggalkan butiran bulat yang keras berwarna abu-abu atau coklat, berbau kimiawi. Nilon seperti di
atas meninggalkan butiran abu-abu yang keras, susah diremuk, berbau seperti daun seledri. Pengujian
lain untuk asetat adalah dengan menggunakan larutan aseton (cairan yang biasa dipakai untuk
menghilangkan cat kuku). Aseton menghancurkan asetat dan melarutkan serat-serat bila dikenakan pada
bahan tekstil.

Serat-serat anorganik tidak terbakar. Walaupun begitu, lapisan poliester yang dipergunakan di atas
adalah metalik yang akan terbakar.

c) Pengamatan Dengan Meraba

Permukaan bahan yang halus mencerminkan permukaan yang lebih ringan daripada permukaan buram,
kusam, atau berbulu, sehingga pengamatan visual dihubungkan dengan sesuatu yang dapat diraba
(tactile). Benda-benda yang "terasa" halus juga "kelihatan" halus.

Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu:

(1) Yang dapat diraba (tactile)

Perubahan-perubahan pada permukaan bahan-bahan karena pengaturan dari benang-benang individual


pada tenunan atau rajutan dapat dirasakan di kulit. Dengan rabaan dapat dirasakannya lembut, kasar,
jatuhnya bahan (drape), atau kaku dan berat.

(2) Yang dapat didengar (audible)

Gesekan dapat diciptakan oleh permukaan bahan dengan saling menggosokkan sehingga dapat didengar,
misalnya gemersik dari sutra taffeta.

1. Pengenalan Bahan Pelengkap Busana


Pelengkap (aksesori) busana adalah detail-detail yang dipasang pada permukaan busana. Bisa
dipasangkan pada permukaan busana sebelum bahan dipotong, pada bagian-bagian busana sebelum
dijahit, atau setelah busana selesai dijahit.

Garnitur (Trimmings), bisa sebagai unsur dekoratif (hiasan) atau unsur fungsional (kegunaan), ataupun
keduanya. Segala yang dapat dipindahkan tanpa menganggu struktur dasar busana, seperti memasang
monte, aplikasi dan bordir, adalah unsur dekoratif dan menambah nilai penampilan diri desainnya.
Sedangkan kancing-kancing dan tutup tarik adalah unsur fungsional, sebab mereka penting untuk
memudahkan mengenakan dan melepas busana, serta juga bisa menambah perhatian pada desainnya.

Baik unsur dekoratif atau unsur fungsional, garnitur harus selalu dirancang sebagai bagian dari busana.
Suatu garnitur tidak harus selalu dipergunakan, kecuali akan menambah penampilan suatu desain. Bobot
serta ukuran dari garnitur apa saja seharusnya selaras dengan bahannya.

Memilih bahan pelengkap busana diperlukan ketelitian dan kecermatan. Pemasangan hiasan busana
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi struktur suatu busana, kemungkinan untuk
dilepas dapat dilakukan.

2. Macam dan Fungsi Bahan Pelengkap Busana

Macam-macam garnitur busana adalah sebagai berikut:

a. Aplikasi, adalah bentuk-bentuk dekorasi yang dijahitkan atau dilem pada busana.

b. Badge, bisa berupa bordiran, atau terbuat dari metal yang biasanya dijahitkan pada busana, tetapi
beberapa mempunyai segelan/lem dibelakangnya yang disetrikakan di atas busana supaya melekat.

c. Bunga korsase (corsage), dapat dibuat dari bahan dasar busananya, atau dibeli terpisah dan
dipasangkan.

d. Bulu burung dan bulu imitasi (fake fur), terutama dengan bulu imitasi bisa diperoleh macam-macam
pola bulu kulit binatang.

e. Bisban, potongan serong bahan tetoron, satin yang dilipat yang dipergunakan untuk pinggiran, untuk
menggantikan kebutuhan lapisan singkap (facings).
f. Pita-pita (ribbons), sepotong bahan dengan lebar bevariasi, dengan tepian kain (selvage) di kedua
sisinya. Jenis pita antara lain: pita satin, pita bordir, pita strip dua atau tiga warna, pita golt/silver
(emas/perak).

g. Renda sebagai garnitur busana sudah dikenal sejak dulu kala. Seiring dengan semakin majunya
industri tekstil maka rendapun dewasa ini sangat bervariasi baik konstruksi, bentuk maupun bahannya.
Renda yang sering digunakan terbuat dari bahan katun, sutera, nylon, polyester, dan sebagainya. Renda
dapat dibuat dengan tangan atau mesin. Beberapa macam renda seperti bordir dan renda air, privolite,
renda rajutan, renda elastik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu memiih renda untuk busana:

a Kesesuaian dengan desain busana, terutama cara penempatan hiasan

b Kesesuaian dengan tekstur, corak dan warna bahan

c Kesesuaian dengan jenis atau asal bahan.

Desain busana diperlukan untuk memudahkan dalam pemilihan garnitur. Berdasarkan desain dapat
ditentukan jenis, bentuk garnitur, serta posisinya yang tepat.

Usahakan tetap menerapkan unsur-unsur dari azas desain terutama keselarasan, perbandingan,
keseimbangan dan pengulangan misalnya: busana yang mempunyai krah yang kecil ukurannya tentunya
diberi renda yang juga kecil ukurannya.

Tekstur, corak dan warna garnitur sesuai dengan bahan busananya, misalnya bahan silky jangan diberi
renda atau pita yang terbuat dari katun.

Warna hiasan dapat senada atau kontras dengan bahan busananya keserasian harus tetap diperhatikan,
misalnya bahan bersorak akan lebih baik bila diberi renda/pita yang polos.

Asal bahan (serat) dari bahan busananya harus memiliki sifat yang sama, sebab selain akan melihat
keindahannya juga harus memperhatikan daya tahannya dan cara pemeliharaannya, misalnya busana
dari bahan satin sebaiknya dihias dengan bahan katun pula atau bahan campuran seperti polyester.

a) Jenis Renda
Berdasarkan jenisnya renda dibagi menjadi 3 yaitu: renda bordir, renda air, privolite.

1) Renda bordir yaitu renda yang mempunyai tenunan dasar kemudian disulam atau dibordir. Umumnya
terbuat dari bahan katun dan polyester lebih kaku dan agak tebal serta tidak tembus pandang.

2) Renda air, yaitu renda yang dibuat dengan mesin khusus (Jaguard) terbuat dari nylon, acetat dan
polyester, tipis dan tembus pandang.

3) Privolite renda yang dibuhul dengan tangan atau mesin khusus, terbuat dari katun atau polyester.

4) Renda rajutan atau kaitan, terbuat dari benang yang kasar seperti benang parel dari katun atau
polyester.

5) Renda elastik yang terbuat dari nylon dan karet khusus dipasang pada bahan mulur (tricot, jersey).
Renda elastik mempunyai fungsi ganda yaitu selain sebagai hiasan juga penyelesaian pinggir seperti pada
pakaian dalam.

b) Bentuk Renda

Bentuk renda ada 2 yaitu: renda pinggir dan renda tengah.

1) Renda pinggir yaitu letak motif hanya pada satu sisi sedangkan sisi yang lain tidak bermotif yang
merupakan bagian yang akan dijahit.
2) Renda tengah yaitu letak motif di tengah dan kedua sisinya sama bentuk.

c) Lekapan

Bentuk lain daripada hiasan busana, yaitu hiasan lekapan, disebut lekapan karena memasangnya
dilekapkan (dipasang) pada permukaan busana.

Macam-macam bahan lekapan, yaitu: kor (bentuk bulat), biku-biku (gigi anjing) pipih bentuk zig-zag,
kumai serong, piping atau pita untuk rompok, pita satin (polos, bercorak), pita lekapan yang bercorak,
pita elastik, hiasan aplikasi, motif bunga, binatang, boneka, dan sebagainya.

Bahannya terdiri dari: katun, sutera, polyester, benang logam.

d) Jumbai-jumbai: adalah suatu pinggiran tempel untuk menggantungkan benang-benang, kor dan
monte-monte, yang memberikan nuansa gerakan untuk suatu desain. Jumbai-jumbai dari bahannya
sendiri bisa dibuat dengan mencabut benang-benang yang melintang pada pinggiran bahan, kemudian
disetik kelim.

e) Piping, sepotong lipatan bahan atau kor yang dijahitkan pada pinggiran sebuah busana atau disisipkan
menyembul diantara dua kampuh jahit.

f) Bahan kontras, menciptakan efek yang menarik dengan mengkombinasikan corak bahan dasar,
warna, dan tekstur di atas suatu busana. Penanganan yang cerdik termasuk memberikan pelapis (lining)
atau singkapan (facing) dan sebuah busana dengan bahan lainnya atau untuk efek yang lebih nyata, saku-
saku, kerah dan manset bisa dibuat kontras.

g) Krah bordir atau krah renda yang siap pakai (ready to use), model krah dan duduknya krah yaitu krah
tegak, setengah tegak, rebah.
3. Unsur Dekoratif dan Unsur Fungsional

Macam-macam garnitur sebagai unsur dekoratif atau unsur fungsional, ataupun keduanya sebagai
berikut:

a) Kancing

Kancing pada suatu busana dikatakan pelengkap yang mutlak ada untuk memudahkan menggunakan
maupun melepas busana. Fungsi kancing ada 2 yaitu kancing yang berfungsi sebagai penutup belahan
dan sebagai hiasan pada busana antara lain:

Kancing Tekan

Kancing tekan terbuat dari logam/plastik yang terdiri dari 2 bagian kancing timbul dan bagian yang pipih.
Kancing tekan juga banyak digunakan untuk menyelesaikan busana wanita terutama blus dan kebaya.
Dalam penyelesaian busana yang halus dan berkualitas tinggi biasanya kancing tekan dibungkus dengan
kain yang tipis dan sewarna dengan bahan busanya.

Kancing Hak

Kancing ini terbuat dari logam, terdiri dari dua bagian yang dipasang pada pertemuan ban pinggang rok
atau celana.

Kancing Kait

Kancing kait lebih kecil daripada kancing hak, terbuat dari logam. Dipasang pada belahan seperti tengah
muka, ukuran ada yang besar dan kecil. Terdiri dari dua bagian yaitu pengait dan kaitan. Memasangnya
dengan bantuan tusuk balut. Kancing kait besar dipasangkan pada ban pinggang rok ataupun celana.
Ada jenis kancing kait yang dipasangkan dengan cara ditanamkan pada ban pinggang, tanpa dijahit,
kancing kait tanam sering digunakan pada penyelesaian celana pria, ataupun produk-produk pakaian
jadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan kancing kait maupun kancing tekan ialah kancing
tersebut tidak boleh kelihatan dari luar.

Kancing Paku

Kancing ini terbuat dari logam, bentuk dan ukurannya beragam sehingga fungsinya selain sebagai
penutup belahan juga sebagai hiasan. Salah satu bagian nampak dari luar. Pemasangannya dengan
bantuan alat atau dipres.

Kancing Hias

Kancing berfungsi sebagai penutup belahan sekaligus hiasan adalah kancing hias. Kancing hias banyak
jenis dan bentuk dan warnanya. Penggunaan kancing hias berwarna harus mengutamakan keserasian
dengan warna pakaian. Dari segi ukuran kancing juga perlu disesuaikan. Kancing berukuran besar untuk
pakaian seperti jas, mantel pak blus, atau gaun yang hanya memerlukan satu atau dua kancing,
sedangkan untuk pakaian yang memerlukan banyak kancing digunakan kancing yang berukuran kecil
atau sedang. Kancing hias dapat juga digunakan sebagai pusat perhatian pada suatu busana.

Macam-macam kancing hias:

· Kancing berlubang dua, lubang empat, lubang empat ukuran kecil

Dipasangkan pada kemeja pria maupun wanita sedangkan kancing berlubang dua ukuran besar sering
dipasangkan pada busana tailoring (jas, setelan, busana wanita).

· Kancing hias bertangkai dan tidak bertangkai

Kancing hias jenis ini memiliki banyak ragam bentuk, model, warna dan ukuran. Ada yang berbentuk
bulat, kotak, segi empat, panjang dan sebagainya. Macam-macam ukuran kancing no. 16, 18, 22, 24, 28,
32, 40.

Kancing hias jenis ini dapat dipasangkan pada berbagai macam model busana wanita.
Bentuk dan ukurannya sangat beragam sehingga selain berfungsi sebagai penutup juga sebagai hiasan.
Asal bahan dari kancing hias tersebut adalah: logam, polyester, pelastik, batu-batuan, gading/tanduk
binatang, kayu, bambu, tali kor (kancing Cina).

Bentuk kancing hias ada tiga yaitu: berlubang dua, berlubang empat, dan berkaki.

Kancing Bungkus

Kancing bungkus ialah dibungkus dengan kain. Kancing bungkus dibuat dengan memakai alat lubang
kancing atau dijahit dengan tangan. Kancing ini termasuk kancing hias, pembungkusnya menggunakan
perca bahan busananya. Bentuk kancing bungkus ada yang bulat datar, bulat cembung dan berbentuk
kerucut dengan berbagai macam ukuran seperti pada kancing hias bertangkai. Kancing bungkus dapat
pula di hias dengan manik payet dan dipasangkan pada kebaya modifikasi dari busana pesta.

Kancing Cina

Kancing Cina terbuat dari sejenis tali yang dibuat dengan teknik simpul dan buhul, sehingga
menghasilkan bentuk-bentuk tertentu.

b) Tutup Tarik (Retsluiting = Belanda, Zipper= Inggris)

Tutup tarik atau sehelai kain/plastik/polyester yang dilegkapi gigi dan tarikan sehingga dapat dibuka dan
ditutup. Fungsinya adalah sebagai penutup belahan dan sebagai hiasan.

Jenis tutup tarik

1) Tutup tarik satu arah, yaitu tutup tarik dengan gigi tarikan satu arah yaitu dari bawah ke atas,
umumnya dipasang pada bebe, rok dan busana anak-anak.

2) Tutup tarik plastik tanpa gigi, tarikan dari bawah ke atas biasanya dipasang pada jaket atau mantel.
3) Tutup tarik yang bagian bawah terpisah, menyatukan ujungnya pada waktu busana sudah dikenakan,
contoh pada jaket/longtorso.

4) Tutup tarik hiasan dengan gigi yang kasar, biasanya dilengkapi dengan ujung tarikan yang berbentuk
bulat atau persegi.

Ukuran:

Panjang 7 cm, 12 cm, 15 cm, 20 cm dan sebagainya dapat berupa gulungan panjang (meter) dipotong
sesuai dengan kebutuhan, tarikan dan penahan dirangkai sendiri dengan bantuan alat.

c) Gasper (Kepala ban pinggang)

Pemakaian ban pinggang pada busana biasanya dilengkapi dengan gasper, dipasang pada salah satu
ujung ban pinggang.

Fungsi dari gasper ada dua, yakni: sebagai penahan/penguat pemasangan ban pinggang dan sebagai
hiasan busana. Gasper merupakan aksesori busana yang dipergunakan untuk penutup/penguat maupun
untuk dekorasi, bisa dipasangkan pada gantungan atau tab (lidah pengencang) pada ikat pinggang dan
lainnya. Kancing-kancing bisa merupakan aksesori baik sebagai hiasan saja atau sebagai kegunaan
(fungsional) atau keduanya.

Jenis gasper

a. Gasper yang dilengkapi dengan pengait, berarti pula dilengkapi dengan mata itik, yaitu lubang untuk
memasukkan pengait gasper, terbuat dari logam, plastik, polyester, dan sebagainya.
b. Gasper tanpa pengait, tetapi dilengkapi penahan pada ujung ban pinggang. Bentuk dan ukuran
bermacam-macam terbuat dari plastik dan logam

c. Gasper bungkus dengan/tanpa pengait terbuat dari aluminium dibungkus kain atau kulit dengan
bantuan alat press gasper. Bentuk bulat, lonjong dan persegi.

d) Pita Rekat (Nylon Tape = Adhesif Tape = Inggris)

Pita rekat ini terdiri dari dua bagian, salah satu bagian berupa duri-duri agak kasar, sedangkan bagian lain
berserabut. Menutup dengan cara merekat satu sama lain dan menarik bila akan membukanya.

Fungsi pita rekat adalah: untuk menutup belahan, untuk memasang bantal bahu, dan untuk menguat
ban pinggang, dan sebagainya.

Jenis pita rekat ada dua, yakni: berupa pita yang dapat dibeli meteran sesuai kebutuhan lebar antar 1-3
cm, dan bentuk geometris (menyerupai kancing) yaitu bulat persegi dan segi tiga. Pemasangannya
dengan bantuan jahitan balut dan perekat (lem) khusus.

e) Elastik

Elastik yang merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari karet campuran. Fungsi
elastik, yaitu: untuk memudahkan mengenakan dan menanggalkan suatu busana sebagai hiasan dan
memberi bentuk tertentu dan kelonggaran pada busana.

Jenis elastik, yakni: berupa benang jahit, biasanya dipasang pada manset busana anak, berupa pita
(pipih) lebarnya antara 0,5–10 cm ban pinggang, berupa tali kor atau bulat, renda elastik yang
menyerupai renda untuk penyelesaian pinggir suatu busana yang terbuat dari bahan mulur (streatch)
juga berfungsi sebagai hiasan.

f) Bantalan Bahu (Padding)


Bantalan bahu (padding) merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari busa dan
kapas.

Bantalan bahu (padding) berfungsi untuk memberikan/meninggikan bahu agar bentuknya lebih baik.

1) Bantalan bahu yang khusus dipasangkan pada pembuatan jas

Bantalan bahu ini terbuat campuran serabut wol dan serabut kapas yang beberapa lapis. Dipergunakan
di bawah lapisan vuring, sehingga tidak nampak dari luar.

2) Bantalan bahu yang khusus dipasangkan pada blus, gaun yang berlengan. Bantalan bahu ini terbuat
dari busa dengan beberapa ukuran ketebalan yaitu tebal 1 cm, 1½ cm, 2 cm, 3 cm, 5 cm.

3) Bantalan bahu khusus untuk busana berlengan setali atau lengan reglan sering disebut peding
mangkok.

Pemilihan bantalan bahu disesuaikan dengan bentuk bahu orang yang dibuatkan pakaian. Bentuk bahu
yang turun (curam) sebaiknya memilih bantalan bahan yang tebal agar bahu terlihat landai (bidang).
Sedangkan bahu yang landai dapat memilih bantalan bahu yang tipis. Sebelum dipasangkan pada busana
bantalan bahu yang terbuat dari busa harus dibungkus dangan kain tipis (bahan furing) sewarna dengan
bahan busananya.

g) Kom/Mungkum

Kom merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari busa angin, vielt, dacron. Kom
khusus dipasangkan pada bagian dada model busana streples.

Fungsi kom yaitu untuk membentuk payudara yang kurang sempurna agar kelihatan berisi.
h) Balein

Balein merupakan pelengkap busana yang terbuat dari logam, plastik dan rotan yang ditipiskan
berbentuk batang yang lentur. Fungsi balein yaitu sebagai bahan pengisi untuk membentuk dan
menegakkan, sering dipasang pada sekeliling bagian bawah mungkum, di bagian sisi, di bagian kiri kanan
dari batas pinggang ke atas dan ke bawah sampai batas panggul. Cara pemasangan balein dapat dijahit
atau disisipkan.

i) Payet dan Manik-Manik

Pemilihan dan pemasangan payet dan manik-manik dan sejenisnya terbatas pada busana tertentu. Kesan
yang ditimbulkan hiasan adalah mewah (glamour) karena berkilau sehingga sesuai untuk busana pesta
malam.

Warna jenisnya tentu disesuaikan dengan jenis bahan busana. Payet dapat mudah diperoleh di toko-
toko, berupa untaian yang dijual meteran atau ditimbang.

Macam-macam bentuk payet, yaitu: bulat pipih berlubang, persegi enam pipih berlubang, bentuk bunga,
bentuk geometris. Umumnya terbuat dari logam, plastik dan nylon.

Manik-manik mulai dari ukuran terkecil sampai yang terbesar diameter antara 2 mm–2 cm terbuat dari
plastik, logam, nylon, dan batu-batuan atau permata

Anda mungkin juga menyukai