Dekomposisi Kain
Disusun oleh:
Nama
: Gina Puspitasari
NRP
: 13020039
Grup/Jurusan
: K 2/Kimia Tekstil
Dosen/Asisten
: Dra. Ae Kusna
A.I Makki, S.ST.,M.T.
Elika M.I.
BANDUNG
2014
II.TEORI DASAR
Anyaman Polos
Anyaman ini paling sederhana, paling tua dan paling banyak dipakai or
ang. Penyilangan yang terjadi antara benang lusi dan pakan dilakukan secara
bergantian (selang-seling ~ Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling
sederhana, yaitu: 1-naik, 1-turun).
Anyaman ini juga Mempunyai rapot yang paling kecil dari semua jenis anya
man, selain itu
anyaman ini memiliki silangan yang paling banyak bila dibandingkan denga
n jenis anyaman-
anyaman lainnya, karena itu anyaman ini relative paling kokoh dan tidak mu
dah berubah
tempat. Hanya pada kain ini, kemungkinan jumlah benang setiap inchinya rel
atif lebih sedikitdari pada anyaman lain, karena apabila benang yang digunak
annya terlalu banyak, maka akan menghasilkan kain yang kaku. Namun anya
man polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang
memuaskan daripada menggunakkan anyaman yang lain.
Beberapa hal yang diperlukan dalam pembuatan selembar kain (dekom
posisi kain pada anyaman polos) yang digunakan untuk membantu kelancara
n percobaan, dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri dan karakteristik dari a
nyaman polos tersebut, yaitu:
Ulangan rapot ke arah horisontal (lebar kain) atau kearah pakan, diulangi
sesudah 2 helai pakan. Ke arah vertical (panjang kain) atau ke arah lusi,
diulangi sesudah 2 helai lusi.
Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor kons
truksi kain yang lain dari pada jenis anyaman yang lainnya.K
Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai p
erpencaran (range) yang
lebih besar daripada anyaman lain, yaitu berkisar antar200
helai/inchi. Demikian pula dengan perpencaran berat kain pa
da anyaman polos yang lebih besar daripada jenis anyaman l
ain, yaitu berkisar antara 0,25 oz/yds2-52 oz/yds2.
- Anyaman polos lebih sesuai/mampu untuk diberi rupa (appearance) yang lain d
engan jalan mengadakan ubah-ubah design, baik structural design maupun su
rface design apabila dibandingkan dengan anyaman lain.
- Pada umumnya kain dengan anyaman polos, daya penutupan kainnya (fabric co
ver) berkisar antara 25% - 75%.
- Banyak gun yang digunakkan pada saat pertenunan minimum 2 gun, tetapi unt
uk tetal lusi yang tinggi, maka digunakkan 4 gun atau lebih.
- Anyaman polos banyak dipakai untuk kain dengan kontruksi medium, dengan f
abric cover 51%-75%. Penutupan lusi dan pakan berkisar 31%-50%. Jenis ka
in ini misalnya : kain yang diprint, sheetings, dll.
- Anyaman polos untuk kain padat (close construction), biasanya menggunakan
benang pakan yang lebih kasar daripada benang lusi.
Dari pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa anyaman polos adalah a
nyaman yang memiliki raport terkecil yang terdiri dari satu kali lusi naik dan
satu kali lusi turun pada jajaran lusi pertama dan sebaliknya pada jajaran lusi
berikutnya.
. Anyaman Keeper
Anyaman keeper adalah anyaman dasar yang kedua. Silangan tiap lusi t
erhadap pakan, bisa dua atas - satu bawah 2/1, 2/2, 3/2 dan sebagainya, dan s
ilangan-silangan pada lusi berikutnya meloncat 1, 2 atau 3 helai pakan, sehin
gga dengan cara begitu dihasilkan kain yang berefek lusi atau pakan, yang be
rupa garis diagonal (kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak put
us-putus ~ Garis miring membentuk sudut 45 terhadap garis horizontal).
Jika arah garis miring pada kain keeper berjalan dari kanan bawah ke ki
ri atas, disebut keeper kiri dan Jika arah garis miring yang dibentuk oleh any
aman dari kiri bawah ke kanan atas, disebut keeper kanan. Sedangkan untuk
Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi, disebut keeper efek lusi atau ke
eper lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan, disebut keeper
efek pakan atau keeper pakan. Garis miring dengan sudut lebih dari 45, dise
but keeper curam (steeptwill).
Anyaman ini relatif bisa lebih rapat daripada anyaman polos, Karena itu
anyaman ini banyak dipakai untuk kontruksi kain yang lebih tebal, konstruks
i padat dan dengan jumlah benang yang lebih banyak, sehingga kain yang di
hasilkan akan lebih kuat.
Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada permukaan kai
n, yaitu efek lusi atau efek pakan. Anyaman satin dengan efek lusi disebut sa
tin lusi, sedangkan anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan (Pa
da satin lusi, tetal lusi > tetal pakan, sedangkan pada satin pakan tetal pakan
> tetal lusi). Anyaman satin dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu satin te
ratur dan satin tidak teratur. Macam anyaman mempengaruhi juga sifat-sifat
kain yang dihasilkan, maka kadang-kadang faktor anyaman turut diperhitung
kan dalam mengevaluasi selembar kain.
3. Pada umumnya digunakan tetal tinggi pada lusi atau pakan, sehingga kainnya
tampak padat (solid).
4. Tetal yang tinggi dan penggunaan benang yang arah twistnya bersamaan deng
an arah garis miring pada anyaman satin, maka permukaan kain akan tampak
smooth, rata, mengkilat dan padat.
5. Banyaknya gun minimun sama dengan jumlah benang lusi/pakan dalam 1 rap
ot anyaman.
6. Anyaman satin digunakan pada semua jenis kain, tetapi tidak baik untuk kain
dengan kontruksi terbuka atau jarang.
7. Anyaman kain satin lebih sesuai daripada anyaman keper untuk kain dengan k
ontruksi padat.
8. Pada anyaman satin, kombinasi dari faktor-faktor konstruksi kain lebih sedikit
digunakan daripada dalam anyaman keper.
1. Anyaman Cele
Kain cele atau kain kotak kotak merupakan sebuah hasil
dari suatu penelitian dan pengolahan pada disain anyaman polos
Pada dasarnya pembuatan structural disain dilakukan dengan
jalan mengelola beberapa faktor faktor dari konsentrasi kain yang
pada akhirnya untuk mendapatkan gubahan pada strukturnya.
Struktur disain dibentuk pada saat kain tersebut ditenun. Hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan ubahan benang
dalam disain yang dapat dilakukan dalam sehelai kain.
Pengolahan kain cele yang biasanya adalah dengan
penggunaan benang yang berbeda beda warnanya.
2. Cara Kerja
I.
Panjang( mtr)
Berat (gram)
Ne1 = 0,59 x Nm
Tex=
Td=
1000
Nm
9000
Nm
100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100ML
=B 2
Nm Lusi x 100
PbPk
x 100
Pb
Panjang( mtr)
Berat (gram)
Ne1 = 0,59 x Nm
Tex=
1000
Nm
Td = 9 x Tex
12. Hitung berat masing-masing warna arah lusi/m2.
hl
100
= gram
Tetal
1
2
3
Tetal Lusi
= 87 hl/inch
= 85 hl/inch
= 88 hl/inch
= 260 hl/inch
86,67 hl /inch
X =
2,54
= 34,12 hl/cm
Tetal Pakan
1 = 48 hl/inch
2 = 48 hl/inch
3 = 49 hl/inch
= 145 hl/inch
48,33 hl/inch
X =
2,54
= 0,98 gram
= 22 mg = 0,022 gram
= 23 mg = 0,023 gram
= 19,02 hl/cm
Lusi
1. 10,3 cm
2. 10,4 cm
3. 10,5 cm
4. 10,5 cm
5. 10,5 cm
6. 10,4 cm
7. 10,5 cm
8. 10,3 cm
9. 10,4 cm
10. 10,4 cm
= 104,2 cm
= 1,042 m
104,2
X =
= 10,42 cm
10
Pakan
1. 10,3 cm
2. 10,3 cm
3. 10,3 cm
4. 10,3 cm
5. 10,4 cm
6. 10,4 cm
7. 10,3 cm
8. 10,1 cm
9. 10,2 cm
10. 10,3 cm
= 102,9 cm
= 1,029 m
102,9
X =
= 10,29 cm
10
Mengkeret Benang
Lusi
Pakan
M=
PbPk
x 100
Pb
M=
10,4210
x 100
10,42
= 4,03 %
PbPk
x 100
Pb
10,2910
x 100
10,29
= 2,81 %
Penomoran Benang
Lusi
Pakan
Nm=
Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,042
0,022
= 47,36
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 47,36
= 27,94
Nm=
Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,029
0,023
= 44,73
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 44,73
= 26,39
1000
Nm Lusi
Tex=
1000
47,36
= 21,11
Td=
9000
Nm Lusi
9000
47,36
= 190,03
( )
100
x 100
1004,03
=B 2
47,36 x 100
34,12 x 100 x
3412 x 104,19
=B 2
4736
75,06 = B2
2. Pakan
Tetal
100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100Mp
=B 3
Nm Pakan x 100
100
x 100
1002,81
=B 3
44,73 x 100
19,02 x 100 x
1902 x 102,89
=B 3
4473
1000
Nm Pakan
Tex=
1000
44,73
= 22,35
Td=
9000
Nm Pakan
9000
44,73
= 201,20
43,75 = B3
3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 75,06 + 43,75 = 118,81 gram
(B4)
c. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil
perhitungan (Bb)
BbBk
x 100
Bb
118,8198
x 100
118,81
= 17,51 %
2. Anyaman Pada Kain Keper
Tetal
Tetal Lusi
1 = 73 hl/inch
2 = 70 hl/inch
3 = 72 hl/inch
= 215 hl/inch
71,67 hl/ inch
X =
2,54
= 28,21 hl/cm
Tetal Pakan
1 = 69 hl/inch
2 = 67 hl/inch
3 = 67 hl/inch
= 203 hl/inch
67,67 hl/inch
X =
2,54
= 1,07 gram
= 22 mg = 0,022 gram
= 23 mg = 0,023 gram
Pakan
1. 10,3 cm
2. 10,4 cm
3. 10,3 cm
4. 10,4 cm
5. 10,3 cm
6. 10,4 cm
7. 10,5 cm
8. 10,5 cm
9. 10,4 cm
= 26,64 hl/cm
10. 10,2 cm
= 102,2 cm
= 1,022 m
102,2
X =
= 10,22 cm
10
Mengkeret Benang
Lusi
Pakan
M=
PbPk
x 100
Pb
10,2210
x 100
10,22
= 2,15 %
10. 10,5 cm
= 104,0 cm
= 1,040 m
104,0
X =
= 10,40 cm
10
M=
PbPk
x 100
Pb
10,4010
x 100
10,40
= 3,84 %
Penomoran Benang
Lusi
Pakan
Nm=
Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,022
0,022
= 46,45
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 46,45
= 27,40
Tex=
1000
Nm Lusi
1000
46,45
= 21,52
Nm=
Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,040
0,023
= 45,21
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 45,21
= 26,67
Tex=
1000
Nm Pakan
1000
45,21
= 22,11
Td=
9000
Nm Lusi
9000
46,45
= 193,75
Td=
9000
Nm Pakan
9000
45,21
= 199,07
( )
100
x 100
1002,15
=B2
46,45 x 100
26,64 x 100 x
2664 x 102,19
=B2
4645
58,60 = B2
2. Pakan
hl
100
Tetal
x 100 x
x 100
cm
100Mp
=B 3
Nm Pakan x 100
( )
100
x 100
1003,84
=B 3
45,21 x 100
28,21 x 100 x
2821 x 103,99
=B 3
4521
64,88 = B3
3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 58,60 + 64,88 = 123,48 gram
(B4)
c. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil
perhitungan (Bb)
BbBk
x 100
Bb
123,48107
x 100
123,48
= 13,34 %
3. Anyaman Pada Kain Satin
Tetal
Tetal Lusi
1 = 156 hl/inch
2 = 159 hl/inch
= 315 hl/inch
157,5 hl/inch
X =
2,54
= 62 hl/cm
Mengkeret Benang
Tetal Pakan
1 = 73 hl/inch
2 = 75 hl/inch
= 148 hl/inch
74 hl/inch
X =
2,54
= 29,13 hl/cm
= 1,12 gram
= 11 mg = 0,011 gram
= 16 mg = 0,016 gram
Pakan
1. 10,3 cm
2. 10,2 cm
3. 10,2 cm
4. 10,2 cm
5. 10,2 cm
6. 10,3 cm
7. 10,2 cm
8. 10,3 cm
9. 10,2 cm
10. 10,2 cm
= 102,2 cm
= 1,022 m
102,2
X =
= 10,22 cm
10
Lusi
Pakan
PbPk
x 100
Pb
M=
10,0910
x 100
10,09
= 0,89 %
PbPk
x 100
Pb
10,2210
x 100
10,22
= 2,15 %
Penomoran Benang
Lusi
Pakan
Panjang(mtr)
Nm=
Berat (gram)
1,009
0,011
= 91,72
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 91,72
= 54,11
1000
Nm Lusi
Tex=
1000
91,72
= 10,90
Td=
M=
9000
Nm Lusi
9000
91,72
= 98,12
Berat Kain secara teoritis/m2
a. Berat kain/m2 = 1,12 x 100 = 112 gram
Nm=
Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,022
0,016
= 63,87
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 63,87
= 37,68
Tex=
1000
Nm Pakan
1000
63,87
= 15,65
Td=
9000
Nm Pakan
9000
63,87
= 140,91
b. 1. Lusi
Tetal
100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100ML
=B 2
Nm Lusi x 100
100
x 100
1000,89
=B 2
91,72 x 100
62 x 100 x
6200 x 100,89
=B 2
9172
68,19 = B2
2. Pakan
Tetal
100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100Mp
=B 3
Nm Pakan x 100
100
x 100
1002,15
=B 3
63,87 x 100
29,13 x 100 x
2913 x 102,19
=B 3
6387
46,61 = B3
3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 68,19 + 46,61 = 114,8 gram
(B4)
c. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil
perhitungan (Bb)
BbBk
x 100
Bb
114,8112
x 100
114,8
= 2,43 %
4. Anyaman Pada Kain Cele
Lusi
3
12
4
16
4
6
4
16
4
12
= 82
Putih
Coklat
Merah
Hitam
Biru
Coklat
Biru
Hitam
Merah
Coklat
hl
Pakan
4
12
4
14
2
8
2
14
4
12
= 76
Putih
Coklat
Merah
Hitam
Merah
Coklat
Merah
Hitam
Merah
Coklat
hl
Tetal
Tetal Lusi
1 = 63 hl/inch
2 = 63 hl/inch
3 = 63 hl/inch
= 189 hl/inch
63 hl/inch
X =
2,54
= 24,8 hl/cm
Tetal Pakan
1 = 49 hl/inch
2 = 49 hl/inch
3 = 48 hl/inch
= 146 hl/inch
48,6 hl/inch
X =
2,54
= 19,1 hl/cm
Pakan
Lusi
1. 10,0 cm
2. 10,1 cm
3. 10,3 cm
4. 10,2 cm
5. 10,1 cm
6. 10,2 cm
7. 10,3 cm
8. 10,2 cm
9. 10,3 cm
10. 10,2 cm
= 101,9 cm
= 1,019 m
101,9
X =
= 10,19 cm
10
Mengkeret Benang
Lusi
Pakan
M=
PbPk
x 100
Pb
10,1910
x 100
10,19
= 1,86 %
Pakan
1. 10,4 cm
2. 10,5 cm
3. 10,4 cm
4. 10,4 cm
5. 10,3 cm
6. 10,4 cm
7. 10,4 cm
8. 10,4 cm
9. 10,3 cm
10. 10,3 cm
= 103,8 cm
= 1,038 m
1038
X =
= 10,38 cm
10
M=
PbPk
x 100
Pb
10,3810
x 100
10,38
= 3,66 %
Penomoran Benang
Lusi
Pakan
Panjang(mtr)
Nm=
Berat (gram)
1,019
0,021
= 48,52
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 48,52
= 28,62
Nm=
Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,038
0,037
= 28,54
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 28,54
= 16,83
Tex=
1000
Nm Lusi
Tex=
1000
48,52
= 20,61
1000
28,54
= 35,03
Td = 9 x Tex
= 9 x 20,61
Td = 9 x Tex
= 9 x 35,03
= 315,27
= 185,49
1000
Nm Pakan
100
= gram
100
1001,86 12400 x 1,01
=
48,52 x 100
4852
124 x 100 x
Putih :
100
1001,86 91200 x 1,01
=
48,52 x 100
4852
= 18,98 gram
100
1001,86 24400 x 1,01
=
48,52 x 100
4852
= 5,07 gram
100
1001,86 96000 x 1,01
=
48,52 x 100
4852
= 19,98 gram
912 x 100 x
Coklat :
(B)
244 x 100 x
Merah :
(C)
960 x 100 x
Hitam :
(D)
100
1001,86 24000 x 1,01
=
48,52 x 100
4852
240 x 100 x
Biru :
100
= gram
100
1003,66 10400 x 1,03
=
28,54 x 100
2854
104 x 100 x
Putih :
100
1003,66 80600 x 1,03
=
28,54 x 100
2854
= 29,08 gram
100
1003,66 30000 x 1,03
=
28,54 x 100
2854
= 10,82 gram
100
1003,66 70000 x 1,03
=
28,54 x 100
2854
= 25,26 gram
806 x 100 x
Coklat :
(B)
300 x 100 x
Merah :
(C)
700 x 100 x
Hitam :
(D)
Selisih berat
BbBk
x 100
Bb
120,51111
x 100
120,51
= 7,89 %