Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum Desain Tekstil 1

Dekomposisi Kain

Anyaman Polos. Anyaman Keper, Anyaman Satin, dan


Anyaman Cele

Disusun oleh:
Nama

: Gina Puspitasari

NRP

: 13020039

Grup/Jurusan

: K 2/Kimia Tekstil

Dosen/Asisten

: Dra. Ae Kusna
A.I Makki, S.ST.,M.T.

Elika M.I.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG
2014

I.Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman.
2. Untuk mengetahui arah lusi dan pakan pada masing-masing
anyaman.
3. Untuk mengetahui tetal lusi dan pakan pada masing-masing
anyaman.
4. Untuk mengetahui mengkeret lusi dan pakan pada masing-masing
anyaman.
5. Untuk mengetahui nomor benang lusi dan pakan pada masing-masing
anyaman.
6. Untuk mengetahui berat kain.
7. Untuk mengetahui selisih berat hasil penimbangan dengan hasil
perhitungan.

II.TEORI DASAR
Anyaman Polos
Anyaman ini paling sederhana, paling tua dan paling banyak dipakai or
ang. Penyilangan yang terjadi antara benang lusi dan pakan dilakukan secara
bergantian (selang-seling ~ Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling
sederhana, yaitu: 1-naik, 1-turun).
Anyaman ini juga Mempunyai rapot yang paling kecil dari semua jenis anya
man, selain itu
anyaman ini memiliki silangan yang paling banyak bila dibandingkan denga
n jenis anyaman-

anyaman lainnya, karena itu anyaman ini relative paling kokoh dan tidak mu
dah berubah
tempat. Hanya pada kain ini, kemungkinan jumlah benang setiap inchinya rel
atif lebih sedikitdari pada anyaman lain, karena apabila benang yang digunak
annya terlalu banyak, maka akan menghasilkan kain yang kaku. Namun anya
man polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang
memuaskan daripada menggunakkan anyaman yang lain.
Beberapa hal yang diperlukan dalam pembuatan selembar kain (dekom
posisi kain pada anyaman polos) yang digunakan untuk membantu kelancara
n percobaan, dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri dan karakteristik dari a
nyaman polos tersebut, yaitu:
Ulangan rapot ke arah horisontal (lebar kain) atau kearah pakan, diulangi
sesudah 2 helai pakan. Ke arah vertical (panjang kain) atau ke arah lusi,
diulangi sesudah 2 helai lusi.
Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor kons
truksi kain yang lain dari pada jenis anyaman yang lainnya.K
Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai p
erpencaran (range) yang
lebih besar daripada anyaman lain, yaitu berkisar antar200
helai/inchi. Demikian pula dengan perpencaran berat kain pa
da anyaman polos yang lebih besar daripada jenis anyaman l
ain, yaitu berkisar antara 0,25 oz/yds2-52 oz/yds2.
- Anyaman polos lebih sesuai/mampu untuk diberi rupa (appearance) yang lain d
engan jalan mengadakan ubah-ubah design, baik structural design maupun su
rface design apabila dibandingkan dengan anyaman lain.
- Pada umumnya kain dengan anyaman polos, daya penutupan kainnya (fabric co
ver) berkisar antara 25% - 75%.
- Banyak gun yang digunakkan pada saat pertenunan minimum 2 gun, tetapi unt
uk tetal lusi yang tinggi, maka digunakkan 4 gun atau lebih.

- Anyaman polos banyak dipakai untuk kain dengan kontruksi medium, dengan f
abric cover 51%-75%. Penutupan lusi dan pakan berkisar 31%-50%. Jenis ka
in ini misalnya : kain yang diprint, sheetings, dll.
- Anyaman polos untuk kain padat (close construction), biasanya menggunakan
benang pakan yang lebih kasar daripada benang lusi.
Dari pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa anyaman polos adalah a
nyaman yang memiliki raport terkecil yang terdiri dari satu kali lusi naik dan
satu kali lusi turun pada jajaran lusi pertama dan sebaliknya pada jajaran lusi
berikutnya.

. Anyaman Keeper
Anyaman keeper adalah anyaman dasar yang kedua. Silangan tiap lusi t
erhadap pakan, bisa dua atas - satu bawah 2/1, 2/2, 3/2 dan sebagainya, dan s
ilangan-silangan pada lusi berikutnya meloncat 1, 2 atau 3 helai pakan, sehin
gga dengan cara begitu dihasilkan kain yang berefek lusi atau pakan, yang be
rupa garis diagonal (kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak put
us-putus ~ Garis miring membentuk sudut 45 terhadap garis horizontal).
Jika arah garis miring pada kain keeper berjalan dari kanan bawah ke ki
ri atas, disebut keeper kiri dan Jika arah garis miring yang dibentuk oleh any
aman dari kiri bawah ke kanan atas, disebut keeper kanan. Sedangkan untuk
Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi, disebut keeper efek lusi atau ke
eper lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan, disebut keeper
efek pakan atau keeper pakan. Garis miring dengan sudut lebih dari 45, dise
but keeper curam (steeptwill).

Anyaman ini relatif bisa lebih rapat daripada anyaman polos, Karena itu
anyaman ini banyak dipakai untuk kontruksi kain yang lebih tebal, konstruks
i padat dan dengan jumlah benang yang lebih banyak, sehingga kain yang di
hasilkan akan lebih kuat.

Nama lain dari anyaman keeper yang banyak digunakkan, yaitu :


a. Twill (USA)
b. Drill (Inggris) ~ nama dagang
c. Koper (Jerman)
Ciri-ciri dan karakteristik dari anyaman keeper, yaitu :
- Appearance kain pada permukaan atas dan bawah berlainan.
- Jika raport terkecil dari anyaman keeper adalah 3 helai lusi dan 3 helai pakan,
maka dapat disebut anyaman keeper 3 gun.
- Anyaman keeper diberi nama menurut banyaknya gun minimum. Misalnya : ke
eper 3 gun, keeper 4 gun, keeper 5 gun, dll.
- Dalam kondisi yang sama (faktor-faktor lain sama), kekuatan lain dengan anya
man polos lebih besar dari kekuatan kain dengan anyaman keeper.
- Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman polos.
- Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.
Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tet
al pakan.
Anyaman keeper mempunyai rapot anyaman paling kecil adalah keeper 3 gu
n dengan rumus / 1 atau /1 / 1. anyaman keeper hanya mempunyai 2 buah
silangan didalamnya yaitu dalam rumus selalu terdapat angka 1. jika angka 1
berada di atas garis, maka anyamannya adalah keeper pakan, jika dibawah m
aka adalah keeper lusi.
Anyaman Satin dan Karakteristiknya
Anyaman ini mempunyai silangan-silangan yang paling sedikit dan cuc
ukan merata, sehingga anyaman ini menghasilkan kain yang permukaannya r
ata. Titik-titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar tidak bersinggung
an satu sama lain dan Setiap benang lusi dalam satu rapot hanya mempunyai
satu titik silang.

Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada permukaan kai
n, yaitu efek lusi atau efek pakan. Anyaman satin dengan efek lusi disebut sa
tin lusi, sedangkan anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan (Pa
da satin lusi, tetal lusi > tetal pakan, sedangkan pada satin pakan tetal pakan
> tetal lusi). Anyaman satin dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu satin te
ratur dan satin tidak teratur. Macam anyaman mempengaruhi juga sifat-sifat
kain yang dihasilkan, maka kadang-kadang faktor anyaman turut diperhitung
kan dalam mengevaluasi selembar kain.

Pada waktu benang-benang ditenun, lusi-lusi tepi cenderung masuk sedi


kit kedalam, sehingga boleh dikatakan sifat-sifat kain yang ditepi akan berbe
da dengan yang ditengah. Karena itu sudah menjadi ketentuan umum, bahwa
bagian kain pada jarak 1/10 lebar tepi, tidak boleh diuji.
Pengaruh anyaman, tetal dan nomor benang, serta pengaruh-pengaruh mekan
is dalam pertenunan, dapat mempengaruhi besar kecilnya mengkeret benang
dalam tenunan. Inilah sebagian diantara sebab-sebabnya mengapa pengujian
mengkeret benang dalam tenun menjadi penting.
Kain yang dipakai untuk pakaian, sifat-sifat kekuatannya maupun ketah
anan dipakainya, merupakan sifat-sifat yang penting, akan tetapi harus diko
mbinasikan dengan kenampakan yang baik, mutu draping yang baik, pegang
an yang enak dan berat yang cocok. Sifat-sifat yang lain yang perlu pada kai
n-kain yang khusus adalah sifat tahan air, sifat dingin atau panas, atau kema
mpuan untuk menahan terhadap lipatan.
Anyaman satin memiliki ciri-ciri dan karakteristik sebagai berikut :
1. Pada 1 rapot anyaman, banyak benang lusi sama dengan banyak benang pakan
.
2. Pada kain dengan anyaman satin, suatu garis seperti pada anyaman keper tidak
tanpak jelas atau menonjol.

3. Pada umumnya digunakan tetal tinggi pada lusi atau pakan, sehingga kainnya
tampak padat (solid).
4. Tetal yang tinggi dan penggunaan benang yang arah twistnya bersamaan deng
an arah garis miring pada anyaman satin, maka permukaan kain akan tampak
smooth, rata, mengkilat dan padat.
5. Banyaknya gun minimun sama dengan jumlah benang lusi/pakan dalam 1 rap
ot anyaman.
6. Anyaman satin digunakan pada semua jenis kain, tetapi tidak baik untuk kain
dengan kontruksi terbuka atau jarang.
7. Anyaman kain satin lebih sesuai daripada anyaman keper untuk kain dengan k
ontruksi padat.
8. Pada anyaman satin, kombinasi dari faktor-faktor konstruksi kain lebih sedikit
digunakan daripada dalam anyaman keper.

1. Anyaman Cele
Kain cele atau kain kotak kotak merupakan sebuah hasil
dari suatu penelitian dan pengolahan pada disain anyaman polos
Pada dasarnya pembuatan structural disain dilakukan dengan
jalan mengelola beberapa faktor faktor dari konsentrasi kain yang
pada akhirnya untuk mendapatkan gubahan pada strukturnya.
Struktur disain dibentuk pada saat kain tersebut ditenun. Hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan ubahan benang
dalam disain yang dapat dilakukan dalam sehelai kain.
Pengolahan kain cele yang biasanya adalah dengan
penggunaan benang yang berbeda beda warnanya.

1. Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kain Contoh dengan anyaman Polos, Keper, Satin dan Cele


Lup
Gunting
Penggaris
Timbangan
Jarum

2. Cara Kerja
I.

Anyaman pada kain polos, keper dan satin


1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. Beri tanda panah ke arah lusi.
2. Hitung tetal Lusi dan tetal Pakan dengan menggunakan Lup.
3. Kain contoh ditimbang 10 x 10 cm lalu timbang.
4. Ambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan, lalu
timbang 10 helai benang lusi dan pakan tersebut.
5. Hitung panjang 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan tersebut.
6. Hitung mengkeret Lusi dan Pakan
PbPk
M=
x 100
Pb
7. Hitung nomor Lusi dan Pakan.
Nm=

Panjang( mtr)
Berat (gram)

Ne1 = 0,59 x Nm
Tex=

Td=

1000
Nm

9000
Nm

8. Hitung berat kain secara teoritis/m2


a. Dengan penimbangan
Berat kain/m2 = Berat contoh x 100 = B1
b. Dengan perhitungan
1. Panjang seluruh benang lusi dalam 1 m2 kain dibagi
dengan Nm lusi
Tetal

100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100ML
=B 2
Nm Lusi x 100

2. Idem untuk benang pakan = B3


3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = B4

c. Hitung selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil


perhitungan (Bb)
BbBk
x 100
Bb
9. Gambar anyaman dan rencana tenun
II.

Anyaman pada kain cele


1. Tentukan arah lusi dan pakan. Beri tanda panah ke arah lusi.
2. Hitung banyaknya benang/rapot dengan menggunakan lup.
3. Hitung tetal lusi dan pakan dengan menggunakan lup.
4. Hitung jumlah lusi/meter = 100 x tetal lusi/cm = hl/meter
Jumlah pakan/meter = idem
5. Hitung jumlah rapot lusi dan pakan.
Jumlah benang Lusi/meter
= rapot
Jumlah benang/rapot
Idem untuk pakan
6. Hitung sisa benang lusi dan pakan.
Sisa Benang Lusi = Jumlah benang lusi/meter ( benang
lusi/rapot x rapot utuh)
Sisa benang pakan = idem
7. Hitung jumlah masing-masing warna/meter lusi dan pakan.
8. Hitung berat kain 10 x 10 cm
9. Ambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan lalu
timbang. Hitung panjang masing-masing helai benang lusi dan
pakan tersebut.
10. Hitung mengkeret lusi dan pakan
M=

PbPk
x 100
Pb

11. Hitung nomor benang lusi dan pakan.


Nm=

Panjang( mtr)
Berat (gram)

Ne1 = 0,59 x Nm
Tex=

1000
Nm

Td = 9 x Tex
12. Hitung berat masing-masing warna arah lusi/m2.
hl

100

Warna m x 100 x 100ML


Nm Lusi x 100

= gram

Idem untuk pakan


13. Hitung berat benang lusi seluruhnya.
A+B+C = X gram/m
Idem untuk pakan = Y gram/m
14. Hitung berat kain.
X+Y=gram/m2
15. Hitung selisih berat
BbBk
x 100
Bb
16. Gambar anyaman dan rencana tenun.
3. Data Percobaan
1. Anyaman Pada Kain polos

Tetal
1
2
3

Tetal Lusi
= 87 hl/inch
= 85 hl/inch
= 88 hl/inch
= 260 hl/inch
86,67 hl /inch
X =
2,54

= 34,12 hl/cm

Berat kain contoh 10x10 cm


Berat 10 helai lusi
Berat 10 helai pakan

Panjang benang diluruskan

Tetal Pakan
1 = 48 hl/inch
2 = 48 hl/inch
3 = 49 hl/inch
= 145 hl/inch
48,33 hl/inch
X =
2,54

= 0,98 gram
= 22 mg = 0,022 gram
= 23 mg = 0,023 gram

= 19,02 hl/cm

Lusi
1. 10,3 cm
2. 10,4 cm
3. 10,5 cm
4. 10,5 cm
5. 10,5 cm
6. 10,4 cm
7. 10,5 cm
8. 10,3 cm
9. 10,4 cm
10. 10,4 cm
= 104,2 cm
= 1,042 m
104,2
X =
= 10,42 cm
10

Pakan
1. 10,3 cm
2. 10,3 cm
3. 10,3 cm
4. 10,3 cm
5. 10,4 cm
6. 10,4 cm
7. 10,3 cm
8. 10,1 cm
9. 10,2 cm
10. 10,3 cm
= 102,9 cm
= 1,029 m
102,9
X =
= 10,29 cm
10

Mengkeret Benang
Lusi

Pakan
M=

PbPk
x 100
Pb

M=

10,4210
x 100
10,42

= 4,03 %

PbPk
x 100
Pb
10,2910
x 100
10,29

= 2,81 %

Penomoran Benang
Lusi

Pakan
Nm=

Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,042
0,022

= 47,36
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 47,36
= 27,94

Nm=

Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,029
0,023

= 44,73
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 44,73
= 26,39

1000
Nm Lusi

Tex=

1000
47,36

= 21,11
Td=

9000
Nm Lusi
9000
47,36

= 190,03

Berat Kain secara teoritis/m2


a. Berat kain/m2 = 0,98 x 100 = 98 gram
b. 1. Lusi
hl
100
Tetal
x 100 x
x 100
cm
100ML
=B 2
Nm Lusi x 100

( )

100
x 100
1004,03
=B 2
47,36 x 100

34,12 x 100 x

3412 x 104,19
=B 2
4736
75,06 = B2

2. Pakan
Tetal

100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100Mp
=B 3
Nm Pakan x 100

100
x 100
1002,81
=B 3
44,73 x 100

19,02 x 100 x

1902 x 102,89
=B 3
4473

1000
Nm Pakan

Tex=

1000
44,73

= 22,35
Td=

9000
Nm Pakan
9000
44,73

= 201,20

43,75 = B3
3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 75,06 + 43,75 = 118,81 gram
(B4)
c. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil
perhitungan (Bb)
BbBk
x 100
Bb
118,8198
x 100
118,81
= 17,51 %
2. Anyaman Pada Kain Keper

Tetal
Tetal Lusi
1 = 73 hl/inch
2 = 70 hl/inch
3 = 72 hl/inch
= 215 hl/inch
71,67 hl/ inch
X =
2,54

= 28,21 hl/cm

Berat kain contoh 10x10 cm


Berat 10 helai lusi
Berat 10 helai pakan

Panjang benang diluruskan


Lusi
1. 10,2 cm
2. 10,2 cm
3. 10,2 cm
4. 10,2 cm
5. 10,2 cm
6. 10,3 cm
7. 10,3 cm
8. 10,2 cm
9. 10,2 cm

Tetal Pakan
1 = 69 hl/inch
2 = 67 hl/inch
3 = 67 hl/inch
= 203 hl/inch
67,67 hl/inch
X =
2,54

= 1,07 gram
= 22 mg = 0,022 gram
= 23 mg = 0,023 gram

Pakan
1. 10,3 cm
2. 10,4 cm
3. 10,3 cm
4. 10,4 cm
5. 10,3 cm
6. 10,4 cm
7. 10,5 cm
8. 10,5 cm
9. 10,4 cm

= 26,64 hl/cm

10. 10,2 cm
= 102,2 cm
= 1,022 m
102,2
X =
= 10,22 cm
10

Mengkeret Benang
Lusi

Pakan

M=

PbPk
x 100
Pb
10,2210
x 100
10,22

= 2,15 %

10. 10,5 cm
= 104,0 cm
= 1,040 m
104,0
X =
= 10,40 cm
10

M=

PbPk
x 100
Pb
10,4010
x 100
10,40

= 3,84 %

Penomoran Benang
Lusi

Pakan

Nm=

Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,022
0,022

= 46,45
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 46,45
= 27,40
Tex=

1000
Nm Lusi
1000
46,45

= 21,52

Nm=

Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,040
0,023

= 45,21
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 45,21
= 26,67
Tex=

1000
Nm Pakan
1000
45,21

= 22,11

Td=

9000
Nm Lusi
9000
46,45

= 193,75

Td=

9000
Nm Pakan
9000
45,21

= 199,07

Berat Kain secara teoritis/m2


a. Berat kain/m2 = 1,07 x 100 = 107 gram
b. 1. Lusi
hl
100
Tetal
x 100 x
x 100
cm
100ML
=B 2
Nm Lusi x 100

( )

100
x 100
1002,15
=B2
46,45 x 100

26,64 x 100 x

2664 x 102,19
=B2
4645
58,60 = B2
2. Pakan
hl
100
Tetal
x 100 x
x 100
cm
100Mp
=B 3
Nm Pakan x 100

( )

100
x 100
1003,84
=B 3
45,21 x 100

28,21 x 100 x

2821 x 103,99
=B 3
4521
64,88 = B3
3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 58,60 + 64,88 = 123,48 gram
(B4)
c. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil
perhitungan (Bb)

BbBk
x 100
Bb
123,48107
x 100
123,48
= 13,34 %
3. Anyaman Pada Kain Satin

Tetal
Tetal Lusi
1 = 156 hl/inch
2 = 159 hl/inch
= 315 hl/inch
157,5 hl/inch
X =
2,54

= 62 hl/cm

Berat kain contoh 10x10 cm


Berat 10 helai lusi
Berat 10 helai pakan

Panjang benang diluruskan


Lusi
1. 10,2 cm
2. 10,0 cm
3. 10,1 cm
4. 10,1 cm
5. 10,0 cm
6. 10,1 cm
7. 10,1 cm
8. 10,1 cm
9. 10,2 cm
10. 10,0 cm
= 100,9 cm
= 1,009 m
100,9
X =
= 10,09 cm
10

Mengkeret Benang

Tetal Pakan
1 = 73 hl/inch
2 = 75 hl/inch
= 148 hl/inch
74 hl/inch
X =
2,54

= 29,13 hl/cm

= 1,12 gram
= 11 mg = 0,011 gram
= 16 mg = 0,016 gram

Pakan
1. 10,3 cm
2. 10,2 cm
3. 10,2 cm
4. 10,2 cm
5. 10,2 cm
6. 10,3 cm
7. 10,2 cm
8. 10,3 cm
9. 10,2 cm
10. 10,2 cm
= 102,2 cm
= 1,022 m
102,2
X =
= 10,22 cm
10

Lusi

Pakan
PbPk
x 100
Pb

M=

10,0910
x 100
10,09

= 0,89 %

PbPk
x 100
Pb
10,2210
x 100
10,22

= 2,15 %

Penomoran Benang
Lusi

Pakan

Panjang(mtr)
Nm=
Berat (gram)

1,009
0,011

= 91,72
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 91,72
= 54,11
1000
Nm Lusi

Tex=

1000
91,72

= 10,90
Td=

M=

9000
Nm Lusi
9000
91,72

= 98,12
Berat Kain secara teoritis/m2
a. Berat kain/m2 = 1,12 x 100 = 112 gram

Nm=

Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,022
0,016

= 63,87
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 63,87
= 37,68
Tex=

1000
Nm Pakan
1000
63,87

= 15,65
Td=

9000
Nm Pakan
9000
63,87

= 140,91

b. 1. Lusi
Tetal

100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100ML
=B 2
Nm Lusi x 100

100
x 100
1000,89
=B 2
91,72 x 100

62 x 100 x

6200 x 100,89
=B 2
9172
68,19 = B2
2. Pakan
Tetal

100
x 100
( cmhl ) x 100 x 100Mp
=B 3
Nm Pakan x 100

100
x 100
1002,15
=B 3
63,87 x 100

29,13 x 100 x

2913 x 102,19
=B 3
6387
46,61 = B3
3. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 68,19 + 46,61 = 114,8 gram
(B4)
c. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil
perhitungan (Bb)
BbBk
x 100
Bb
114,8112
x 100
114,8
= 2,43 %
4. Anyaman Pada Kain Cele

Lusi
3
12
4
16
4
6
4
16
4
12
= 82

Putih
Coklat
Merah
Hitam
Biru
Coklat
Biru
Hitam
Merah
Coklat
hl

Pakan
4
12
4
14
2
8
2
14
4
12
= 76

Jumlah Per Warna Lusi


4 Putih
30 Coklat
8 Merah
32 Hitam
8 Biru

Putih
Coklat
Merah
Hitam
Merah
Coklat
Merah
Hitam
Merah
Coklat
hl

Tetal
Tetal Lusi
1 = 63 hl/inch
2 = 63 hl/inch
3 = 63 hl/inch
= 189 hl/inch
63 hl/inch
X =
2,54

= 24,8 hl/cm

Tetal Pakan
1 = 49 hl/inch
2 = 49 hl/inch
3 = 48 hl/inch
= 146 hl/inch
48,6 hl/inch
X =
2,54

Jumlah Lusi/meter = 100 x 24,8 = 2480 hl/meter


Jumlah Pakan/meter = 100 x 19,1 = 1910 hl/meter

Jumlah Rapot Lusi/Meter


Jumlah benang Lusi/meter 2480
=
=30,2rapot
Jumlah benang/rapot
82
Jumlah Rapot Pakan/Meter
Jumlah benang Pakan/meter 1910
=
=25,1rapot
Jumlah benang /rapot
76

Jumlah Per Warna


Pakan
4 Putih
32 Coklat
12 Merah
28 Hitam

Sisa Benang Lusi


= Jumlah benang lusi/meter ( benang lusi/rapot x rapot utuh)
= 2480 (30 x 82)
= 2480 2460
= 20

= 19,1 hl/cm

Sisa Benang Pakan


= Jumlah benang pakan/meter ( benang pakan/rapot x rapot
utuh)
= 1910 (25 x 76)
= 1910 1900
= 10

Jumlah masing-masing warna/meter


Lusi

Pakan

Putih = (4 x Jumlah rapot) + sisa


= (4 x 30) + 4
= 124 hl/m
Coklat = (30 x Jumlah rapot) + sisa
= (30 x 30) + 12
= 912 hl/m
Merah = (8 x Jumlah rapot) + sisa
= (8 x 30) + 4
= 244 hl/m
Hitam = (32 x Jumlah rapot) + sisa
= (32 x 30) + 0
= 960 hl/m
Biru = (8 x Jumlah rapot) + sisa
= (8 x 30) + 0
= 240 hl/m

Berat kain contoh 10x10 cm


Berat 10 helai lusi
Berat 10 helai pakan

Panjang benang diluruskan

Putih = (4 x Jumlah rapot) + sisa


= (4 x 25) + 4
= 104 hl/m
Coklat = (32 x Jumlah rapot) + sisa
= (32 x 25) + 6
= 806 hl/m
Merah = (12 x Jumlah rapot) + sisa
= (12 x 25) + 0
= 300 hl/m
Hitam = (28 x Jumlah rapot) + sisa
= (28 x 25) + 0
= 700 hl/m

= 1,11 gram/cm2 = 111 gram/m2


= 21 mg = 0,021 gram
= 37 mg = 0,037 gram

Lusi
1. 10,0 cm
2. 10,1 cm
3. 10,3 cm
4. 10,2 cm
5. 10,1 cm
6. 10,2 cm
7. 10,3 cm
8. 10,2 cm
9. 10,3 cm
10. 10,2 cm
= 101,9 cm
= 1,019 m
101,9
X =
= 10,19 cm
10

Mengkeret Benang
Lusi

Pakan

M=

PbPk
x 100
Pb
10,1910
x 100
10,19

= 1,86 %

Pakan
1. 10,4 cm
2. 10,5 cm
3. 10,4 cm
4. 10,4 cm
5. 10,3 cm
6. 10,4 cm
7. 10,4 cm
8. 10,4 cm
9. 10,3 cm
10. 10,3 cm
= 103,8 cm
= 1,038 m
1038
X =
= 10,38 cm
10

M=

PbPk
x 100
Pb
10,3810
x 100
10,38

= 3,66 %

Penomoran Benang
Lusi

Pakan

Panjang(mtr)
Nm=
Berat (gram)

1,019
0,021

= 48,52
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi
= 0,59 x 48,52
= 28,62

Nm=

Panjang(mtr)
Berat (gram)
1,038
0,037

= 28,54
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan
= 0,59 x 28,54
= 16,83

Tex=

1000
Nm Lusi

Tex=

1000
48,52

= 20,61

1000
28,54

= 35,03

Td = 9 x Tex
= 9 x 20,61

Td = 9 x Tex
= 9 x 35,03
= 315,27

= 185,49

1000
Nm Pakan

Berat masing-masing warna arah lusi/m2


hl

100

Warna m x 100 x 100ML


Nm Lusi x 100

= gram

100
1001,86 12400 x 1,01
=
48,52 x 100
4852

124 x 100 x
Putih :

= 2,58 gram (A)

100
1001,86 91200 x 1,01
=
48,52 x 100
4852

= 18,98 gram

100
1001,86 24400 x 1,01
=
48,52 x 100
4852

= 5,07 gram

100
1001,86 96000 x 1,01
=
48,52 x 100
4852

= 19,98 gram

912 x 100 x
Coklat :
(B)

244 x 100 x
Merah :
(C)
960 x 100 x
Hitam :
(D)

100
1001,86 24000 x 1,01
=
48,52 x 100
4852

240 x 100 x
Biru :

= 4,99 gram (E)

Berat masing-masing warna arah pakan/m2


hl

100

Warna m x 100 x 100Mp


Nm Pakan x 100

= gram

100
1003,66 10400 x 1,03
=
28,54 x 100
2854

104 x 100 x
Putih :

= 3,75 gram (A)

100
1003,66 80600 x 1,03
=
28,54 x 100
2854

= 29,08 gram

100
1003,66 30000 x 1,03
=
28,54 x 100
2854

= 10,82 gram

100
1003,66 70000 x 1,03
=
28,54 x 100
2854

= 25,26 gram

806 x 100 x
Coklat :
(B)
300 x 100 x
Merah :
(C)
700 x 100 x
Hitam :
(D)

Berat benang lusi seluruhnya


= A+ B + C + D + E
= 2,58 + 18,98 + 5,07 + 19,98 + 4,99 = 51,6 gram/m (X)

Berat benang pakan seluruhnya


= A+ B + C + D
= 3,75 + 29,08 + 10,82 + 25,26 = 68,91 gram/m (Y)

Berat Kain = X + Y = 51,6 + 68,91 = 120,51 gram/m2

Selisih berat
BbBk
x 100
Bb
120,51111
x 100
120,51
= 7,89 %

Anda mungkin juga menyukai