I. Tujuan praktikum
Untuk mengetahui arah benang, tetal kain, mengekeret benang, nomor benang,
serta perhitungan berat benang lusi dan benang pakan dari hasil uji dibanding
berat mutlak kain .
2.Dekomposisi Kain
Dekomposisi kain adalah suatu cara menganalisis kain, sehingga dari
hasil analisis tersebut dapat diperoleh data-data yang dapat dipakai untuk
membuat kembali kain yang sesuai dengan contoh tersebut.
Dalam penetapan dekomposisi kain, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah :
Nomor Benang
Nomor benang (yarn count) adalah kehalusan benang, yang dinyatakan
dalam satuan berat setiap panjang tertentu atau satuan panjang setiap berat
tertentu. Penomoran benang dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
3.Penomoran langsung.
Adalah penomoran yang berdasarkan pada berat benang setiap panjang
Penomoran tidak langsung. Adalah penomoran benang berdasarkan pada
panjang benang setiap berat tertentu. Contoh : penomoran cara inggris
(Ne1), penomoran cara metric (Nm).
Tetal Benang
Tetal benang adalah kerapatan benang pada kain atau jumlah benang setiap
satuan panjang tertentu, misalnya jumlah benang setiap cm atau inchi. Ada
beberapa cara menentukan tetal benang, yaitu : dengan kaca pembesar,
dengan kaca penghitung secara bergeser, dengan cara urai, dengan
proyektor, dengan parallel line grating dan dengan taper line grating.
Mengkeret Benang
Apabila benang ditenun maka akan berubah panjangnya, hal ini karena
adanya silangan pada kain. Untuk menyatakan perubahan ukuran tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Crimp. Crimp adalah prosentase
perubahan panjang benang dari keadaan lurus (pb) menjadi kain tenun (pk)
terhadap kain tenun. Dan take up. Take up adalah prosentase perubahan
panjang benang dari keadaan lurus (pb) menjadi kain tenun (pk) terhadap
panjang benang dalam keadaan lurus. (hitarati, widayar, & totong, 2005)
2.Nomor Benang
a) Contoh uji dipotong-potong sejajar dengan benang-benangnya (lusi
atau pakan) dengan ukuran 10 cm x 10 cm.
Diambil 5 helai benang lusi/pakan masing-masing dari kedua
bagian pinggirnya.
b) Kesepuluh benang lusi/pakan tersebut tersebut diukur panjangnya.
Lalu dengan timbangan ditimbang beratnya. Pada waktu mengukur
panjang benang tadi tegangan benang tidak boleh terlalu besar
tetapi jangan pula terlalu kendor.
c) Dari panjang dan berat benang maka nomornya dapat dihitung
sesuai dengan SNI 08-0268-1989.
VI.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://zahrotunnimah.blogspot.com/2018/04/laporan-praktikum-
dekomposisi-kain.html?m=1
https://www.academia.edu/37575878/
LAPORAN_DISTEK_dekomposisi_kain_polos_docx
https://www.slideshare.net/ajiindras1/laporan-1-praktek-evaluasi-
tekstil-i-dekomposisi-kain
DEKOMPOSISI KAIN ANYAMAN KEPER
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menguraikan kain dengan ditiras atau dilihat dengan lup
kearah lusi dan pakan untuk mengetahui konstruksi kain tersebut,
kemudian mengukur dan menghitung beratnya.
1. Mengetahui desain dasar struktur kain tenun
2. Mengetahui konstruksi kain meliputi : anyaman, tetal benang
lusi dan pakan, nomer benang lusi dan pakan.
3. Mengetahui kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk
membuat kain dengan panjang dan lebar tertentu berdasarkan
konstruksi kain yang mengalami dekomposisi.
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan ( beri tanda panah pada arah
lusi )
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan pada 3 tempat yang berbeda
lalu cari harga rata-ratanya
3. Potong kain contoh dengan ukuran 20 x20 cm, kemudian
ditimbang
4. Ambil benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda, masing-
masing 10 helai ( lusi = 20 hl dan pakan = 20 hl ), lalu ditimbang
masing-masing
5. Hitung panjang benang lusi dan pakan tersebut ( setelah
diluruskan )
6. Hitung mengkeret benang lusi dan pakan
7. Lusi dari no.4 ditimbang dan pakan dari no.4 ditimbang
8. Hitung nomor benang lusi dan pakannya
· No. Metrik [Nm]
· No. Inggris [Ne1]
· Tex
· Denier
9. Hitung berat kain contoh yang meliputi :
· Berat Percobaan/ m²
· Berat Kain/ m² Menurut Perhitungan [lusi, pakan,
jumlahkan].
· Selisih dalam Persen [%]
10. Menghitung fabric cover. Meliputi :
· Warp Cover [Cw]
· Filling Cover [Cf]
· CF (%)
11. Mengambar anyaman keper.
V. DISKUSI
Pakan
Nm: 74,78 m/g
Ne : 44,12
Tex : 13,37
Td : 120,35
- Berat kain
Dengan penimbangan: 100 gr/m²
Selisih : 72,83%
- CF : 82,88%
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menguraikan kain dengan ditiras atau dilihat dengan lup
kearah lusi dan pakan untuk mengetahui konstruksi kain
tersebut, kemudian mengukur dan menghitung beratnya.
1. Mengetahui desain dasar struktur kain tenun
2. Mengetahui konstruksi kain meliputi : anyaman, tetal
benang lusi dan pakan, nomer benang lusi dan pakan.
3. Mengetahui kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk
membuat kain dengan panjang dan lebar tertentu berdasarkan
konstruksi kain yang mengalami dekomposisi.
Lup
Gunting
Penggaris
Jarum
Timbangan
Kain contoh
V. DATA PERCOBAAN
VI. DISKUSI
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini, disimpulkan bahwa tetal lusi
kain lebih tinggi dari pada tetal pakan. Dan fabric cover
nya didapat sebesar 82,88%