0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan31 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dekomposisi kain anyaman polos. Ringkasannya adalah:
1. Dekomposisi kain bertujuan mengetahui jenis anyaman, arah benang, tetal benang, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat benang lusi dan pakan.
2. Anyaman polos adalah anyaman paling sederhana dengan silangan paling banyak antara benang lusi dan pakan.
3. Langkah-langkah deko
Dokumen tersebut membahas tentang dekomposisi kain anyaman polos. Ringkasannya adalah:
1. Dekomposisi kain bertujuan mengetahui jenis anyaman, arah benang, tetal benang, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat benang lusi dan pakan.
2. Anyaman polos adalah anyaman paling sederhana dengan silangan paling banyak antara benang lusi dan pakan.
3. Langkah-langkah deko
Dokumen tersebut membahas tentang dekomposisi kain anyaman polos. Ringkasannya adalah:
1. Dekomposisi kain bertujuan mengetahui jenis anyaman, arah benang, tetal benang, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat benang lusi dan pakan.
2. Anyaman polos adalah anyaman paling sederhana dengan silangan paling banyak antara benang lusi dan pakan.
3. Langkah-langkah deko
1. Maksud dan Tujuan 1.1. Maksud Untuk mengetahui dekomposisi kain dengan anyaman tertentu dan mengidentifikasi jenis-jenis anyaman dasar, yang terdiri dari anyaman polos, anyaman keper, anyaman satin dan anyaman Cel. 1.2. Tujuan Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman pada kain, arah benang, tetal kain, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat dari benang lusi dan benang pakan dari hasil uji dibanding berat mutlak kain, pada jenis kain dengan anyaman polos. 2. Teori Dasar aau Pendekaan Di dalam tenunan, beang-benang yang bersilang atau berpindah tempat dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas terdapat silangn-silangan. Gambar 1 enang diantara dua silangan dinamai efek !efek lusi, efek pakan". #ebih kerap benang itu bersilang, akan lebih pendek efek-efek tadi. $adi tenunan itu ada yang bersilang banyak ada pula yang bersilang sedikit. Gambar % Untuk mempelajari ma&am-ma&am anyaman, kita perlu sekali membuat gambarnya. Gambar ini dibuat pada kertas gambar yang bergaris segi-segi !kotak-kotak" yaitu kertas patron. 'ela diantara dua gais memanjang kita anggapsebagai benang lusi dan sela diantara dua garis melintang kita anggap sebagai benang pakan. 'egi-segi ke&il itu adalah tempat(titik persilangan benang-benang lusi dengan benang-benang pakan. enang-benang lusi yang berjalan diatas benang-benang pakan dinyatakan dengan segi-segi terisi !gambar )". Ditempat ini benang pakan berjalan dibawah benang lusi. enang-benang lusi yang berjalan di bawah benang pakan dinyatakan oleh segi-segi kosong. Gambar ) Di tempat ini benang pakan berjalan di atas benang lusi. enang lusi yang berjalan diatas dua benang pakan dinyataka oleh dua segi terisi di jurusan memanjang dan benang pakan yang berjalan di atas dua benang lusi dinyatakan oleh dua segi kosong di jurusan melintang. Gambar * Dekomposisi kain merupakan salah satu &ara untuk mengetahui komposisi kain. +ni dilakukan jika kita hendak membuat kain tanpa adanya keterangan tentang konstruksi kain tersebut dan yang ada hanya kain kain &ontoh dengan ukuran yang tidak dengan sebenarnya. Dengan proses dekomposisi kain tersebut kita akan memperoleh data-data konstruksi kain, sehingga dari data tersebut kita dapat membuat ren&ana tenun,kebutuhan bahan dan sebagainya. ,ada prinsipnya kain tenun merupakan suatu bahan yang mempunyai panjang dan lebar tertentu yang terbentuk dari suatu anyaman dari benang lusi dan benang pakan. enang - benang tersebut dapat diperhitungkan berapa panjangnya untuk membuat suatu kain. Disamping itu juga benang tersebut mempunyai berat yang tentunya akan semakin berat jika benang tersebut semakin panjang. $adi pada intinya untuk dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku dapat dilakukan dengan mengetahui dekomposisi kain yang meliputi . /omor benang /omor benang adalah perbandingan antara panjang dan berat atau sebaliknya. 0engkeret 1arena kain dibentuk dari suatu anyaman tentunya ada saat dimana suatu benang harus bergerak naik dan bergerak turun. Gerakan tersebut akan memprngaruhi kebutuhan bahan baku untuk menghasilkan suatu kain. 2kibat gerakan tersebut maka panjang benang dengan kain yang dihasilkan akan berbeda. ,erbedaan itulah yang disebut dengan mengkeret. 2nyaman 2nyaman ini kan berpengaruh terhadap mengkeret, karena semakin banyak gerakannaik turun suatu benang pada panjang tertentu akan semakin besar pula mengkeretnya dan sebaliknya. 0a&am - ma&am 2nyaman dasar . a. 2nyaman ,lat !plain" yaitu anyaman yang bentuknya persegi-persegi. +ni banyak dipakai untuk kain bla&u, kain piyama, sarung, dsb. b. 2nyaman keper !twill" yaitu anyaan yang bergaris-garis miring, dipakai untuk kain-kain drill, taplak meja, dsb. &. 2nyaman satein ialah anyaman yang li&in dan mengilap dipakai utuk kain grdjin ja&3uard, untuk pakaian wanita dari sutra,dsb. Gambar * 2.1. Anyaman Polos dan Karakteristiknya 2nyaman plat adalah anyaman yang paling sederhana dari semua ma&am anyaman dan yang paling bnyak dipakai. Di dalam industry wol anyaman ini disebut anyaman laken, dalam pabrik tenun linen anyaman linen, dalam industry sutr anyaman taft !taffeta" dan didalam industry katun tergantung pada kasar halusnya benang dan konstruksinya banyak sekali namanya seperti kain kan4as, poplin, gambri&s, &repe, bla&u dan sebagainya. /ama-nama lain . 2nyaman blatju 2nyaman ,lat 2nyaman 5abby 2nyaman 5affeta !5affeta 6ea4e" 2nyaman ,lain !,lat wea4e" ,enyilangan yang terjadi antara benang lusi dan pakan dilakukan se&ara bergantian !selang-seling 7 ekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu. 1-naik, 1-turun". 2nyaman ini juga 0empunyai rapot yang paling ke&il dari semua jenis anyaman, selain itu anyaman ini memiliki silangan yang paling banyak bila dibandingkan dengan jenis anyaman-anyaman lainnya, karena itu anyaman ini relati4e paling kokoh dan tidak mudah berubah tempat. 8anya pada kain ini, kemungkinan jumlah benang setiap in&hinya relatif lebih sedikit dari pada anyaman lain, karena apabila benang yang digunakannya terlalu banyak, maka akan menghasilkan kain yang kaku. /amun anyaman polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang memuaskan daripada menggunakkan anyaman yang lain. Ciri-&iri dan karakteristik anyaman polos 1. 0empunyai rapot yang paling ke&il dari semua jenis anyaman. %. ekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu. 1-naik, 1- turun. ). Ulangan rapot. kearah hori9ontal !lebar kain" atau kearah pakan diulangi sesudah % helai pakan. ,engulangan ke arah 4ertikal !panjang kain" atau ke arah lusi, diulangi sesudah % helai lusi. *. $umlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain. :. $ika faktor-faktor yang lain sama, maka anyaman polos mengakibatkan kain dengan anyaman polos menjadi kain paling kuat daripada kain dengan anyaman lain dan letak benang lebih teguh atau tak mudah berubah tempat. ;. 2nyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor konstruksi kain yang lain daripada jenis anyaman yang lainnya. <. 5etal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai perpen&aran !range" yang lebih besar daripada anyaman lain !1= helai(in&h - %== helai(in&h". ,erpen&aran berat kain lebih besar daripada anyaman lain !=,%: o9(yds % - :% o9(yds % ". >. 2nyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan mengadakan ubahan-ubahan desain, baik pengubahan pada stru&tural design maupun pengubahan pada surfa&e design dibandingkan dengan anyaman lainnya. ?. ,ada umumnya, kain dengan anyaman polos penutupan kainnya !fabric cover" berkisar pada %: @ - <: @. 1=. 2nyama polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis !open construction / sheer texture" dengan hasil yang memuaskan dari anyaman yang lain. 11. anyak gun yang digunakan minimum % gun, tetapi untuk tetal lusi yang tinggi digunakan * gun atau lebih. 1%. 2nyaman polos banyak dipakai untuk kain dengan konstruksi medium, dengan fabri& &o4ers :1 @ - <: @. ,enutupan lusi dan pakan berkisar )1 @ - := @. 1). 2nyaman polos untuk kain padat !close construction", biasanya menggunakan benang pakan yang lebih kasar daripada benang lusi. 1arakteristik dari jenis ini &enderung menunjukan rip !rusuk hori9ontal pada permukaan kain. Contoh anyaman polos. Contoh anyaman polos !. Per"o#aan 3.1. Alat Alat 1. #u4 !1a&a ,embesar" %. Gunting ). $arum *. ,enggaris :. /era&a 2nalitik ;. /era&a 5orsion <. 2lat tulis 3.2. Bahan 1ain Contoh Uji !2nyaman polos" 3.3. Cara Kerja 1. 0enentukan 2rah #usi dan pakan pada kain uji !arah lusi diberi tanda panah", dimana lusi di&ari dengan merasakan benang yang kaku dan keras karena telah diberi kanji. Dapat juga dengan melihatnya ke arah &ahaya. Aang terlihat lurus- lurus !dan ada bagian-bagian yang tebal" adalah benang lusi. %. 0enghitung tetal lusi dan tetal pakan pada : bagian(tempat yang berbeda dan di&atat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya. ). 0enimbang kain &ontoh uji dengan ukuran 1= B 1= &m, kemudian &atat beratnya. *. 0engambil benang lusi dari % !dua" sisi yang berbeda pada kain &ontoh uji tersebut sebanyak : !lima" helai - : !lima" helai, sehingga total benang yang diperolehnya sebanyak 1= helai, #alu menimbangnya. Demikian pula untuk benang pakannya. :. 0engukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan !diluruskan", lalu men&atat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 1= !sepuluh" benang tersebut dirata-ratakan. /ilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret lusi dan pakan. ;. 0enghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang sudah diperoleh. <. 0elalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih berat. >. 0enggambar anyaman dari hasil yang diuji !&ontoh uji". 3.4. Data Percobaan 1. /ama 2nyaman C Anyaman Polos 2. Teal $usi Teal Pakan /o. 8elai(in&hi 1. %. ). <% <) <1 D %1; <% a. ?% helai(in&hi a. :: helai(in&hi b. ?= helai(in&hi b. :< helai(in&hi &. >* helai(in&hi &. :< helai(in&hi C )*.? helai(&m E C %%.% helai(&m 3. erat 1ain 1= B1= &m C 1,%% gram 4. erat enang 1= helai #usi C %) mg C =,=%) g ,akan C %=.: mg C =,=%=: g 5. ,anjang enang setelah diluruskan #usi . ,akan . 1. 1=,; &m C =,1=; m 1. 1=,) &m C =,1=) m %. 1=,< &m C =,1=< m %. 1=,* &m C =,1=* m ). 1=,; &m C =,1=; m ). 1=,* &m C =,1=* m *. 1=,< &m C =,1=< m *. 1=,) &m C =,1=) m :. 1=,< &m C =,1=< m :. 1=,) &m C =,1=) m ;. 1=,< &m C =,1=< m ;. 1=,* &m C =,1=* m <. 1=,< &m C =,1=< m <. 1=,* &m C =,1=* m >. 1=,< &m C =,1=< m >. 1=,* &m C =,1=* m ?. 1=,< &m C =,1=< m ?. 1=,* &m C =,1=* m 1=. 1=,< &m C =,1=< m 1=. 1=,* &m C =,1=* m Fata-rata C =,1=;> m Fata-rata C =,1=)< m G C 1,=;> m G C 1,=)< m 6. ,erhitungan - 0engkeret #usi H ,akan 0 # C ,b - ,k B 1== @ C =,1=;> - =,1 B 1== @ C ;,);< @ ,b =,1=;> 0 , C ,b - ,k B 1== @ C =,1=)< - =,1 B 1== @ C ),:;> @ ,b =,1=)< - /omor enang #usi H ,akan Lusi Pakan /m C ,anjang !m" /m C ,anjang !m" erat !g" erat !g" C 1,=;> C %>,>;*? C 1,=)< C )),*:1; =,=)< =,=)1 /e 1 C =,:? B /m /e 1 C =,:? B /m C 1<,=)=) C 1?,<);* 5eB C 1=== 5eB C 1=== /m /m C )*,;**% C %?,>?)? - ,enimbangan erat 1ain B 1== C 1,*) B 1== gram C 1*) gram !% 1 " Perhitungan erat Lusi dan Pakan #usi !% 2 " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !;*,> ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - ;,);<"" B 1== %>,>;*? B 1== C ?*,)?*: gram ,akan !% ! " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !** ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - ),:;>"" B 1== )),*:1; B 1== C ::,*%:= gram % 2 & % ! ' % ( ?*,)?*: gram I ::,*%:= gram C 1*?,>1?: gram 7. 'elisih erat 'elisih erat C -1 B1== @C * - 1 B1== @C 1*?,>1?:-1*) B1==@
* 1*?,>1?: C *,::1> @ 8. Gambar 2nyaman . Contoh 1ain (. Diskusi ,ersentase selisih berat yang diperoleh dari perhitungan, berada pada rentang =@ - : @ sehingga masih dapat dikatakan efisien. 'elisih berat tersebut dapat berubah menjadi lebih ke&il lagi apabila pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti lagi dalam mengukur berat kain, dan benangJ serta panjang dan tetal kain pada saat per&obaan. ,ada ,raktikum dekomposisi kain ini, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti . 1. 2danya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain !jumlah lusi dan pakan". %. 1urang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan. ). Kesim*ulan Dari hasil per&obaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain &ontoh uji yang merupakan kain polos, maka diperoleh . - Fata-rata 5etal #usi adalah ;*,> helai(in&hi dan rata-rata 5etal ,akan adalah ** helai(in&hi. - 0engkeret enang #usi !0 # " adalah ;,);< @ dan 0engkeret enang ,akan !0 , " adalah ),:;> @. - /omor enang #usi adalah !/m" %>,>;*? dan /omor enang ,akan adalah !/m" )),*:1;. - erat #usi setelah ,erhitungan ! % " adalah ?*,)?*: gram dan erat ,akan setelah ,erhitungan ! ) " adalah ::,*%:= gram. - 'elisih kain &ontoh uji mula-mula dengan kain &ontoh uji yang telah dilakukan perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar *,::1> @. +. Da,ar Pusaka 6.1. 'oeprijono, '.5eks, ,., dkk, !erat"serat Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 6.2. 0oerdoko, '.5eks, 6., dkk, #valuasi Tekstil bagian $isika, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 6.3. $umaeri, k.5eks, dkk%& Desain Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, l?<*. 6.4. $urnal ,raktikum, %==*. DEKOMPOSISI KAIN (Kain Anyaman Kee*er) 1. Maksud dan Tujuan '%'% Maksud Untuk mengetahui dekomposisi kain dengan anyaman tertentu dan mengidentifikasi jenis-jenis anyaman dasar, yang terdiri dari anyaman polos, anyaman keper, anyaman satin dan anyaman Cel. '%(% Tujuan Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman pada kain, arah benang, tetal kain, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat dari benang lusi dan benang pakan dari hasil uji dibanding berat mutlak kain, pada jenis kain dengan anyaman keeper. 2. Teori Dasar aau Pendekaan (%'% Anyaman )eeper dan )arakteristiknya 2nyaman keeper adalah anyaman dasar yang kedua. 'ilangan tiap lusi terhadap pakan, bisa dua atas - satu bawah %(1, %(%, )(% dan sebagainya, dan silangan-silangan pada lusi berikutnya melon&at 1, % atau ) helai pakan, sehingga dengan &ara begitu dihasilkan kain yang berefek lusi atau pakan, yang berupa garis diagonal !kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak putus-putus 7 Garis miring membentuk sudut *:K terhadap garis hori9ontal". $ika arah garis miring pada kain keeper berjalan dari kanan bawah ke kiri atas, disebut keeper kiri dan $ika arah garis miring yang dibentuk oleh anyaman dari kiri bawah ke kanan atas, disebut keeper kanan. 'edangkan untuk Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi, disebut keeper efek lusi atau keeper lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan, disebut keeper efek pakan atau keeper pakan. Garis miring dengan sudut lebih dari *:K, disebut keeper &uram !steeptwill". 2nyaman ini relatif bisa lebih rapat daripada anyaman polos, 1arena itu anyaman ini banyak dipakai untuk kontruksi kain yang lebih tebal, konstruksi padat dan dengan jumlah benang yang lebih banyak, sehingga kain yang dihasilkan akan lebih kuat. /ama lain dari anyaman keeper yang banyak digunakkan, yaitu . a% 5will !U'2" b% Drill !+nggris" 7 nama dagang c% 1oper !$erman" Ciri-&iri dan karakteristik dari anyaman keeper, yaitu . - 2ppearan&e kain pada permukaan atas dan bawah berlainan. - $ika raport terke&il dari anyaman keeper adalah ) helai lusi dan ) helai pakan, maka dapat disebut anyaman keeper ) gun. - 2nyaman keeper diberi nama menurut banyaknya gun minimum. 0isalnya . keeper ) gun, keeper * gun, keeper : gun, dll. - Dalam kondisi yang sama !faktor-faktor lain sama", kekuatan lain dengan anyaman polos lebih besar dari kekuatan kain dengan anyaman keeper. - ,ada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman polos. - ,engaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring. - esarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan. 2nyaman keeper mempunyai rapot anyaman paling ke&il adalah keeper ) gun dengan rumus L ( 1 atau M( 1 ( 1. anyaman keeper hanya mempunyai % buah silangan didalamnya yaitu dalam rumus selalu terdapat angka 1. jika angka 1 berada di atas garis, maka anyamannya adalah keeper pakan, jika dibawah maka adalah keeper lusi. !. Per"o#aan *%'% Alat + Alat 1. #u4 !1a&a ,embesar" %. Gunting ). $arum *. ,enggaris :. /era&a 2nalitik ;. /era&a 5orsion *%(% ahan 1. 1ain Contoh Uji !dengan jenis anyaman tertentu" *%*% ,ara )erja 1. 0enentukan 2rah #usi dan pakan pada kain uji !arah lusi diberi tanda panah". 2rah lusi ditentukan dengan &ara membuat garis 4erti&al dan horisontal ?=K yang berpotongan terhadap garis miring anyaman, kemudian memberi garis searah garis miring tersebut. Dan akan terlihat garis miring yang memiliki sudut terke&il dengan garis 4ertikal disebut arah lusi. %. 0enghitung tetal lusi dan tetal pakan pada : bagian(tempat yang berbeda dan di&atat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya. !menghitung tetal lusi, kain dibalik dan dihitung jumlah ikatannya, kemudian dihitung dengan rumus. tetal lusi - ..banyak jarak antar ikat x jumlah gun/ 0 '/, sedangkan untuk benang lusi, dihitung seperti biasa". ). 0enimbang kain &ontoh uji dengan ukuran 1= B 1= &m, kemudian &atat beratnya. *. 0engambil benang lusi dari % !dua" sisi yang berbeda pada kain &ontoh uji tersebut sebanyak : !lima" helai - : !lima" helai, sehingga total benang yang diperolehnya sebanyak 1= helai, #alu menimbangnya. Demikian pula untuk benang pakannya. :. 0engukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan !diluruskan", lalu men&atat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 1= !sepuluh" benang tersebut dirata-ratakan. /ilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret lusi dan pakan. ;. 0enghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang sudah diperoleh. <. 0elalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih berat. >. 0enggambar anyaman dari hasil yang diuji !&ontoh uji". *%1% Data Percobaan 1. /ama 2nyaman C Anyaman Kee*er (!-1 - 1) %. 5etal #usi 5etal ,akan a. 11< helai(in&hi a. :> helai(in&hi b. 11< helai(in&hi b. :> helai(in&hi &. 11< helai(in&hi &. :? helai(in&hi d. 11< helai(in&hi d. :? helai(in&hi e. 11) helai(in&hi e. :? helai(in&hi Fata-rata C 11;,% helai(in&hi Fata-rata C :>,; helai(in&hi ). erat 1ain 1= B1= &m C %,?> gram *. erat enang 1= helai #usi C *1 mg C =,=*1 g ,akan C :%,: mg C =,=:%: g :. ,anjang enang setelah diluruskan #usi . ,akan . 1. 1=,< &m C =,1=< m 1. 1=,) &m C =,1=) m %. 1=,> &m C =,1=> m %. 1=,% &m C =,1=% m ). 1=,> &m C =,1=> m ). 1=,% &m C =,1=% m *. 1=,> &m C =,1=> m *. 1=,) &m C =,1=) m :. 1=,> &m C =,1=> m :. 1=,) &m C =,1=) m ;. 1=,< &m C =,1=< m ;. 1=,* &m C =,1=* m <. 1=,> &m C =,1=> m <. 1=,* &m C =,1=* m >. 1=,> &m C =,1=> m >. 1=,* &m C =,1=* m ?. 1=,< &m C =,1=< m ?. 1=,* &m C =,1=* m 1=. 1=,> &m C =,1=> m 1=. 1=,* &m C =,1=* m Fata-rata C =,1=<< m Fata-rata C =,1=)) m G C 1,=<< m G C 1,=)) m ;. ,erhitungan - 0engkeret #usi H ,akan 0 # C ,b - ,k B 1== @ C =,1=<< - =,1 B 1== @ C <,1*?: @ ,b =,1=<< 0 , C ,b - ,k B 1== @ C =,1=)) - =,1 B 1== @ C ),1?*; @ ,b =,1=)) - /omor enang #usi H ,akan Lusi Pakan /m C ,anjang !m" /m C ,anjang !m" erat !g" erat !g" C 1,=<< C %;,%;>) C 1,=)) C 1?,;<;% =,=*1 =,=:%: /e 1 C =,:? B /m /e 1 C =,:? B /m C 1:,*?>) C 11,;=>? 5eB C 1=== 5eB C 1=== /m /m C )>,=;>< C :=,>%%> - ,enimbangan erat 1ain B 1== C %,?> B 1== gram C %?> gram !% 1 " Perhitungan erat Lusi dan Pakan #usi !% 2 " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !11;,% ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - <,1*?:"" B 1== %;,%;>) B 1== C 1><,:;;> gram ,akan !% ! " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !:>,; ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - ),1?*;"" B 1== 1?,;<;% B 1== C 1%1,1%1< gram % 2 & % ! ' % ( 1><,:;;> gram I 1%1,1%1< gram C )=>,;>>: gram <. 'elisih erat 'elisih erat C -1 B1== @C * - 1 B1== @C )=>,;>>:-%?> B1==@
* )=>,;>>: C ),*;%: @ >. Gambar 2nyaman .anyaman keeper * 2'/ ' ?. Contoh 1ain (. Diskusi ,ada per&obaan dengan menggunakan kain &ontoh uji kain keeper, untuk mendapatkan arah lusi pada kain keeper, maka &ukup dengan membuat garis 4erti&al dan horisontal ?=K yang berpotongan terhadap garis miring anyaman, kemudian memberi garis searah garis miring tersebut. Dan akan terlihat garis miring yang memiliki sudut terke&il dengan garis 4ertikal disebut arah lusi. ,ersentase selisih berat yang diperoleh dari perhitungan, berada pada rentang =@ - : @ sehingga masih dapat dikatakan efisien. 'elisih berat tersebut dapat berubah menjadi lebih ke&il lagi apabila pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti lagi dalam mengukur berat kain, dan benangJ serta panjang dan tetal kain pada saat per&obaan. 'ehingga untuk memperoleh hasil yang baik, maka selisih yang diperoleh tersebut harus sangat ke&il. ,ada ,raktikum dekomposisi kain ini, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti . 1. 2danya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain !jumlah lusi dan pakan". %. 1urang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan. ). Kesim*ulan Dari hasil per&obaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain &ontoh uji yang merupakan kain keeper, maka diperoleh . - Fata-rata 5etal #usi adalah 11;,% helai(in&hi dan rata-rata 5etal ,akan adalah :>,; helai(in&hi. - 0engkeret enang #usi !0 # " adalah <,1*?: @ dan 0engkeret enang ,akan !0 , " adalah ),1?*; @. - /omor enang #usi adalah !/m" %;,%;>) dan /omor enang ,akan adalah !/m" 1?,;<;%. - erat #usi setelah ,erhitungan ! % " adalah 1><,:;;> gram dan erat ,akan setelah ,erhitungan ! ) " adalah 1%1,1%1< gram. - 'elisih kain &ontoh uji mula-mula dengan kain &ontoh uji yang telah dilakukan perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar ),*;%: @. +. Da,ar Pusaka 3%'% 'oeprijono, '.5eks, ,., dkk, !erat"serat Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 3%(% 0oerdoko, '.5eks, 6., dkk, #valuasi Tekstil bagian $isika, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 3%*% $umaeri, k.5eks, dkk%& Desain Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, l?<*. 3%1% $urnal ,raktikum, %==*. DEKOMPOSISI KAIN (Kain Anyaman Sain) 1. Maksud dan Tujuan '%'% Maksud Untuk mengetahui dekomposisi kain dengan anyaman tertentu dan mengidentifikasi jenis-jenis anyaman dasar, yang terdiri dari anyaman polos, anyaman keper, anyaman satin dan anyaman Cel. '%(% Tujuan Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman pada kain, arah benang, tetal kain, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat dari benang lusi dan benang pakan dari hasil uji dibanding berat mutlak kain, pada jenis kain dengan anyaman satin. 2. Teori Dasar aau Pendekaan (%'% Anyaman !atin dan )arakteristiknya 2nyaman ini mempunyai silangan-silangan yang paling sedikit dan &u&ukan merata, sehingga anyaman ini menghasilkan kain yang permukaannya rata. 5itik- titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar tidak bersinggungan satu sama lain dan 'etiap benang lusi dalam satu rapot hanya mempunyai satu titik silang. 2nyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada permukaan kain, yaitu efek lusi atau efek pakan. 2nyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi, sedangkan anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan !,ada satin lusi, tetal lusi N tetal pakan, sedangkan pada satin pakan tetal pakan N tetal lusi". 2nyaman satin dapat digolongkan menjadi % jenis, yaitu satin teratur dan satin tidak teratur. 0a&am anyaman mempengaruhi juga sifat-sifat kain yang dihasilkan, maka kadang-kadang faktor anyaman turut diperhitungkan dalam menge4aluasi selembar kain. ,ada waktu benang-benang ditenun, lusi-lusi tepi &enderung masuk sedikit kedalam, sehingga boleh dikatakan sifat-sifat kain yang ditepi akan berbeda dengan yang ditengah. 1arena itu sudah menjadi ketentuan umum, bahwa bagian kain pada jarak 1(1= lebar tepi, tidak boleh diuji. ,engaruh anyaman, tetal dan nomor benang, serta pengaruh-pengaruh mekanis dalam pertenunan, dapat mempengaruhi besar ke&ilnya mengkeret benang dalam tenunan. +nilah sebagian diantara sebab-sebabnya mengapa pengujian mengkeret benang dalam tenun menjadi penting. 1ain yang dipakai untuk pakaian, sifat-sifat kekuatannya maupun ketahanan dipakainya, merupakan sifat-sifat yang penting, akan tetapi harus dikombinasikan dengan kenampakan yang baik, mutu draping yang baik, pegangan yang enak dan berat yang &o&ok. 'ifat-sifat yang lain yang perlu pada kain-kain yang khusus adalah sifat tahan air, sifat dingin atau panas, atau kemampuan untuk menahan terhadap lipatan. 2nyaman satin memiliki &iri-&iri dan karakteristik sebagai berikut . 1. ,ada 1 rapot anyaman, banyak benang lusi sama dengan banyak benang pakan. %. ,ada kain dengan anyaman satin, suatu garis seperti pada anyaman keper tidak tanpak jelas atau menonjol. ). ,ada umumnya digunakan tetal tinggi pada lusi atau pakan, sehingga kainnya tampak padat !solid". *. 5etal yang tinggi dan penggunaan benang yang arah twistnya bersamaan dengan arah garis miring pada anyaman satin, maka permukaan kain akan tampak smooth, rata, mengkilat dan padat. :. anyaknya gun minimun sama dengan jumlah benang lusi(pakan dalam 1 rapot anyaman. ;. 2nyaman satin digunakan pada semua jenis kain, tetapi tidak baik untuk kain dengan kontruksi terbuka atau jarang. <. 2nyaman kain satin lebih sesuai daripada anyaman keper untuk kain dengan kontruksi padat. >. ,ada anyaman satin, kombinasi dari faktor-faktor konstruksi kain lebih sedikit digunakan daripada dalam anyaman keper. !. Per"o#aan *%'% Alat + Alat 1. #u4 !1a&a ,embesar" %. Gunting ). $arum *. ,enggaris :. /era&a 2nalitik ;. /era&a 5orsion *%(% ahan 1. 1ain Contoh Uji !dengan jenis anyaman tertentu" *%*% ,ara )erja 1. 0enentukan 2rah #usi dan pakan pada kain uji, dimana lusi di&ari dengan meraba ( menarik kain ke arah berlawanan. agian yang li&in pada saat diraba adalah arah lusi. %. 0enghitung tetal lusi dan tetal pakan pada : bagian(tempat yang berbeda dan di&atat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya. !menghitung tetal lusi, kain dibalik dan dihitung jumlah ikatannya, kemudian dihitung dengan rumus. tetal lusi - ..banyak jarak antar ikat + '/ x jumlah gun/ 0 '/, sedangkan untuk benang lusi, dihitung seperti biasa". ). 0enimbang kain &ontoh uji dengan ukuran 1= B 1= &m, kemudian &atat beratnya. *. 0engambil benang lusi dari % !dua" sisi yang berbeda pada kain &ontoh uji tersebut sebanyak : !lima" helai - : !lima" helai, sehingga total benang yang diperolehnya sebanyak 1= helai, #alu menimbangnya. Demikian pula untuk benang pakannya. :. 0engukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan !diluruskan", lalu men&atat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 1= !sepuluh" benang tersebut dirata-ratakan. /ilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret lusi dan pakan. ;. 0enghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang sudah diperoleh. <. 0elalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih berat. >. 0enggambar anyaman dari hasil yang diuji !&ontoh uji". *%1% Data Percobaan 1. /ama 2nyaman C Anyaman Sain lusi () . 2) 2. 5etal #usi 5etal ,akan a. 1;; helai(in&hi a. <= helai(in&hi b. 1;; helai(in&hi b. <% helai(in&hi &. 1;; helai(in&hi &. <% helai(in&hi d. 1;1 helai(in&hi d. <1 helai(in&hi e. 1;; helai(in&hi e. <1 helai(in&hi Fata-rata C 1;: helai(in&hi Fata-rata C <1,% helai(in&hi !. erat 1ain 1= B1= &m C 1,1= gram (. erat enang 1= helai #usi C ? mg C =,==? g ,akan C 1? mg C =,=1? g ). ,anjang enang setelah diluruskan #usi . ,akan . 1. 1=,1 &m C =,1=1 m 1. 1=,1 &m C =,1=1 m %. 1=,= &m C =,1== m %. 1=,1 &m C =,1=1 m ). 1=,% &m C =,1=% m ). 1=,1 &m C =,1=1 m *. 1=,= &m C =,1== m *. 1=,1 &m C =,1=1 m :. 1=,1 &m C =,1=1 m :. 1=,1 &m C =,1=1 m ;. 1=,= &m C =,1== m ;. 1=,% &m C =,1=% m <. 1=,1 &m C =,1=1 m <. 1=,% &m C =,1=% m >. 1=,1 &m C =,1=1 m >. 1=,% &m C =,1=% m ?. 1=,= &m C =,1== m ?. 1=,1 &m C =,1=1 m 1=. 1=,1 &m C =,1=1 m 1=. 1=,= &m C =,1== m Fata-rata C =,1==< m Fata-rata C =,1=1% m G C 1,==< m G C 1,=1% m +. ,erhitungan - 0engkeret #usi H ,akan 0 # C ,b - ,k B 1== @ C =,1==< - =,1 B 1== @ C =,;?:1 @ ,b =,1==< 0 , C ,b - ,k B 1== @ C =,1=1% - =,1 B 1== @ C 1,1?1< @ ,b =,1=1% - /omor enang #usi H ,akan Lusi Pakan /m C ,anjang !m" /m C ,anjang !m" erat !g" erat !g" C 1,==< C 111,>>>? C 1,=1% C :),%;)% =,==? =,=1? /e 1 C =,:? B /m /e 1 C =,:? B /m C ;;,=1** C )1,*%:) 5eB C 1=== 5eB C 1=== /m /m C >,?)<* C 1>,<<*< - ,enimbangan erat 1ain B 1== C 1,1= B 1== gram C 11= gram !% 1 " Perhitungan erat Lusi dan Pakan #usi !% 2 " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !1;: ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - =,;?:1"" B 1== 111,>>>? B 1== C :>,*;*: gram ,akan !% ! " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !<1,% ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - 1,1?1<"" B 1== :),%;%) B 1== C :),%;)= gram % 2 & % ! ' % ( :>,*;*: gram I :),%;)= gram C 111,<%<: gram /. 'elisih erat 'elisih erat C -1 B1== @C * - 1 B1== @C 111,<%<:-11= B1==@
* 111,<%<: C 1,:*;% @ 0. Gambar 2nyaman 1. Contoh 1ain (. Diskusi ,ada per&obaan dengan menggunakan kain &ontoh uji kain satin, kain satin memiliki permukaan yang li&in dan halus karena kain satin merupakan kain yang tersusun dari benang-benang yang susunan seratnya merupakan serat filamen yang lurus dan panjang. Oleh karena itu permukaan kainnya menjadi li&in. Untuk mendapatkan arah lusi pada kain satin, maka &ukup dengan meraba ( menarik kain ke arah berlawanan, dan bagian yang li&in pada saat diraba adalah arah lusi. ,ersentase selisih berat yang diperoleh dari perhitungan, berada pada rentang =@ - : @ sehingga masih dapat dikatakan efisien. 'elisih berat tersebut dapat berubah menjadi lebih ke&il lagi apabila pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti lagi dalam mengukur berat kain, dan benangJ serta panjang dan tetal kain pada saat per&obaan. 'ehingga untuk memperoleh hasil yang baik, maka selisih yang diperoleh tersebut harus sangat ke&il. ,ada ,raktikum dekomposisi kain ini, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti . 1. 2danya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain !jumlah lusi dan pakan". %. 1urang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan. ). Kesim*ulan Dari hasil per&obaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain &ontoh uji yang merupakan kain satin2 maka diperoleh . - Fata-rata 5etal #usi adalah 1;: helai(in&hi dan rata-rata 5etal ,akan adalah <1,% helai(in&hi. - 0engkeret enang #usi !0 # " adalah =,;?:1 @ dan 0engkeret enang ,akan !0 , " adalah 1,1?1< @. - /omor enang #usi adalah !/m" 111,>>>? dan /omor enang ,akan adalah !/m" :),%;)%. - erat #usi setelah ,erhitungan ! % " adalah :>,*;*: gram dan erat ,akan setelah ,erhitungan ! ) " adalah :),%;)= gram. - 'elisih kain &ontoh uji mula-mula dengan kain &ontoh uji yang telah dilakukan perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar 1,:*;% @. +. Da,ar Pusaka 3%'% 'oeprijono, '.5eks, ,., dkk, !erat"serat Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 3%(% 0oerdoko, '.5eks, 6., dkk, #valuasi Tekstil bagian $isika, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 3%*% $umaeri, k.5eks, dkk%& Desain Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, l?<*. 3%1% $urnal ,raktikum, %==*. DEKOMPOSISI KAIN (Kain Anyaman Polos Moi, Koak3Koak (4el5)) 1. Maksud dan Tujuan '%'% Maksud Untuk mengetahui dekomposisi kain dengan anyaman tertentu dan mengidentifikasi jenis-jenis anyaman dasar, yang terdiri dari anyaman polos, anyaman keper, anyaman satin dan anyaman Cel. '%(% Tujuan Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman pada kain, arah benang, tetal kain, mengkeret benang, nomor benang, dan perhitungan berat dari benang lusi dan benang pakan dari hasil uji dibanding berat mutlak kain, pada jenis kain dengan anyaman polos motif kotak-kotak !&el". 2. Teori Dasar aau Pendekaan (%'% Anyaman Polos Motif )otak")otak .,el4/ dan )arakteristiknya 2nyaman ini hampir sama atau bahkan sama dengan anyaman polos, yang membedakannya hanya motif yang terdapat pada kain yang berasal dari benang yang berwarna-warni. ,enyilangan yang terjadi antara benang lusi dan pakan dilakukan se&ara bergantian !selang-seling 7 ekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu. 1-naik, 1-turun". 2nyaman ini juga 0empunyai rapot yang paling ke&il hampir sama dengan anyaman polos, selain itu anyaman ini memiliki silangan yang paling banyak dan paling kokoh serta tidak mudah berubah tempat. eberapa hal yang diperlukan dalam pembuatan selembar kain !dekomposisi kain pada anyaman &el" yang digunakan untuk membantu kelan&aran per&obaan, dapat dilakukan dengan melihat &iri-&iri dan karakteristik dari anyaman &el tersebut yang sifat dan karakteristiknya sama dengan anyaman polos, yaitu. - Ulangan rapot ke arah horisontal !lebar kain" atau kearah pakan, diulangi sesudah % helai pakan. 1e arah 4erti&al !panjang kain" atau ke arah lusi, diulangi sesudah % helai lusi. - 5etal lusi dan tetal pakan pada anyaman &el mempunyai perpen&aran !range" yang besar, yaitu berkisar antara 1=-%== helai(in&hi. Demikian pula dengan perpen&aran berat kain pada anyaman &el yang besar, yaitu berkisar antara =,%: o9(yds % -:% o9(yds % . - 2nyaman &el lebih sesuai(mampu untuk diberi rupa !appearan&e" yang lain dengan jalan mengadakan ubah-ubah design, baik stru&tural design maupun surfa&e design apabila dibandingkan dengan anyaman lain. - ,ada umumnya kain dengan anyaman &el, daya penutupan kainnya !fabri& &o4er" berkisar antara %:@ - <:@. - anyak gun yang digunakkan pada saat pertenunan minimum % gun, tetapi untuk tetal lusi yang tinggi, maka digunakkan * gun atau lebih. - 2nyaman &el banyak dipakai untuk kain dengan kontruksi medium, dengan fabri& &o4er :1@-<:@. ,enutupan lusi dan pakan berkisar )1@-:=@. $enis kain ini misalnya . kain yang diprint, sheetings, dll. - 2nyaman &el untuk kain padat !&lose &onstru&tion", biasanya menggunakan benang pakan yang lebih kasar daripada benang lusi. Dari pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa anyaman &el adalah anyaman yang memiliki raport terke&il, sama dengan anyaman polos, yang terdiri dari satu kali lusi naik dan satu kali lusi turun pada jajaran lusi pertama dan sebaliknya pada jajaran lusi berikutnya. !. Per"o#aan *%'% Alat + Alat 1. #u4 !1a&a ,embesar" %. Gunting ). $arum *. ,enggaris :. /era&a 2nalitik ;. /era&a 5orsion *%(% ahan 1. 1ain Contoh Uji !dengan jenis anyaman tertentu" *%*% ,ara )erja 1. 0enentukan 2rah #usi dan pakan pada kain uji !arah lusi diberi tanda panah", dimana lusi di&ari dengan &ara melihat motif kotak-kotak yang garisnya paling panjang adalah benang lusi. %. 0enentukan susunan &orak warna pada benang lusi dan benang pakan untuk 1 rapot, dan jumlah warnanya untuk 1 rapot. !1 rapot disini adalah untuk 1 pengulangan motif yang sama". ). 0enghitung tetal lusi dan tetal pakan pada : bagian(tempat yang berbeda dan di&atat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya. *. 0enimbang kain &ontoh uji dengan ukuran 1= B 1= &m, kemudian &atat beratnya. :. 0engambil benang lusi dari % !dua" sisi yang berbeda pada kain &ontoh uji tersebut sebanyak : !lima" helai - : !lima" helai, sehingga total benang yang diperolehnya sebanyak 1= helai, #alu menimbangnya. Demikian pula untuk benang pakannya. ;. 0engukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan !diluruskan", lalu men&atat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 1= !sepuluh" benang tersebut dirata-ratakan. /ilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret lusi dan pakan. <. 0enghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang sudah diperoleh. >. 0elalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih berat. ?. 'etelah memperoleh selisih berat, maka dilakukan perhitungan untuk men&ari jumlah benang H rapot per meter, jumlah warna H kebutuhan masing- masing warna per meter, dan yang terakhir adalah menghitung berat masing- masing warna untuk benang lusi dan benang pakan. *%1% Data Percobaan 1. /ama 2nyaman C Anyaman *olos den6an moi, koak3koak ("el5) 2. 5etal #usi 5etal ,akan a. <: helai(in&hi a. :< helai(in&hi b. <: helai(in&hi b. :< helai(in&hi &. <: helai(in&hi &. :< helai(in&hi d. <: helai(in&hi d. :< helai(in&hi e. <: helai(in&hi e. :< helai(in&hi Fata-rata C <: helai(in&hi Fata-rata C :< helai(in&hi !. erat 1ain 1= B1= &m C 1,=* gram (. erat enang 1= helai #usi C 1? mg C =,=1? g ,akan C %* mg C =,=%* g ). ,anjang enang setelah diluruskan #usi . ,akan . 1. 1=,% &m C =,1=% m 1. 1=,* &m C =,1=* m %. 1=,% &m C =,1=% m %. 1=,* &m C =,1=* m ). 1=,% &m C =,1=% m ). 1=,: &m C =,1=: m *. 1=,% &m C =,1=% m *. 1=,* &m C =,1=* m :. 1=,1 &m C =,1=1 m :. 1=,* &m C =,1=* m ;. 1=,% &m C =,1=% m ;. 1=,* &m C =,1=* m <. 1=,) &m C =,1=) m <. 1=,* &m C =,1=* m >. 1=,% &m C =,1=% m >. 1=,: &m C =,1=: m ?. 1=,% &m C =,1=% m ?. 1=,* &m C =,1=* m 1=. 1=,% &m C =,1=% m 1=. 1=,* &m C =,1=* m Fata-rata C =,1=%= m Fata-rata C =,1=*% m G C 1,=%= m G C 1,=*% m +. ,erhitungan - 0engkeret #usi H ,akan 0 # C ,b - ,k B 1== @ C =,1=%= - =,1 B 1== @ C 1,?;=> @ ,b =,1=%= 0 , C ,b - ,k B 1== @ C =,1=*% - =,1 B 1== @ C *,=)=< @ ,b =,1=*% - /omor enang #usi H ,akan Lusi Pakan /m C ,anjang !m" /m C ,anjang !m" erat !g" erat !g" C 1,=%= C :),;>*% C 1,=*% C *),*1;< =,=1? =,=%* /e 1 C =,:? B /m /e 1 C =,:? B /m C )1,;<)< C %:,;1:> 5eB C 1=== 5eB C 1=== /m /m C 1>,;%<: C %),=)%; - ,enimbangan erat 1ain B 1== C 1,=* B 1== gram C 1=* gram !% 1 " Perhitungan erat Lusi dan Pakan #usi !% 2 " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !<: ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - 1,?;=>"" B 1== :),;>*% B 1== C :;,1=%* gram ,akan !% ! " C tetal !helai(&m" B 1== &m B !1== ( !1== - 0 # "" B 1== /m lusi B 1== C !:< ( %,:*" B 1== B !1== ( !1== - *,=)=<"" B 1== *),*1;< B 1== C :),>:>% gram % 2 & % ! ' % ( :;,1=%* gram I :),>:>% gram C 1=?,?;=; gram /. 'elisih erat 'elisih erat C -1 B1== @C * - 1 B1== @C 1=?,?;=;-1=* B1==@
* 1=?,?;=; C :,:<%< @ 0. 'usunan Corak 6arna !motif kotak-kotak" #usi . ,akan . 1. 1uning C ) 1. 1uning C % %. 8itam C ; %. 8itam C ; ). 0erah C * ). 0erah C * *. 8itam C ) *. 8itam C % :. 0erah C %= :. 0erah C 1> ;. 8itam C ) ;. 8itam C % <. 0erah C * <. 0erah C * >. 8itam C ; >. 8itam C ; G C *? G C ** 1. $umlah 6arna 5iap Fapot #usi . ,akan . 1. 1uning C ) 1. 1uning C % %. 8itam C 1> %. 8itam C 1; ). 0erah C %> ). 0erah C %; G C *? G C ** 17. $umlah Fapot per meter a. $umlah benang per meter #usi . ,akan . 1== B tetal C 1== B <: 1== B tetal C 1== B :< %,:* %,:* %,:* %,:* C %?:%,<; helai C %%**,=? helai b. $umlah Fapot per meter #usi . ,akan . $umlah rapot C %?:%,<; $umlah rapot C %%**,=? *? ** C ;= rapot, sisa 1) C :1 rapot, sisa ? &. $umlah 6arna per meter #usi . ,akan . $umlah warna C ;= B *? $umlah warna C :1 B ** C %?*= warna C %%** warna d. 1ebutuhan masing-masing warna per meter #usi . ,akan . 1uning C !) B ;=" I ) C 1>) hl 1uning C !% B :1" I % C 1=* hl 8itam C !1> B ;=" I ; C 1=>; hl 8itam C !1; B :1" I ; C >%% hl 0erah C !%> B ;=" I * C 1;>* hl 0erah C !%; B :1" I 1 C 1)%< hl 11. erat 0asing-masing 6arna #usi . erat warna kuning C 1>) B :;,1=%* C ),*<;< gram %?:) erat warna hitam C 1=>; B :;,1=%* C %=,;)%) gram %?:) erat warna merah C 1;>* B :;,1=%* C )1,??)* gram %?:) ,akan . erat warna kuning C 1=* B :),>:>% C %,*>;1 gram %%:) erat warna hitam C >%% B :),>:>% C 1?,;*?? gram %%:) erat warna merah C 1)%< B :),>:>% C )1,<%%1 gram %%:) 12. Contoh 1ain (. Diskusi ,ada per&obaan dengan menggunakan kain &ontoh uji kain &el !kain dengan anyaman polos motif kotak-kotak", kain &el memiliki motif kotak-kotak yang tersusun dari benang-benang berwarna yang susunan anyamannya menyerupai anyaman polos. Untuk mendapatkan arah lusi pada kain &el, maka &ukup dengan &ara melihat motif kotak-kotak yang garisnya paling panjang, itu merupakan arah benang lusi. ,ersentase selisih berat yang diperoleh dari perhitungan, berada pada rentang =@ - : @ sehingga masih dapat dikatakan efisien. 'elisih berat tersebut dapat berubah menjadi lebih ke&il lagi apabila pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti lagi dalam mengukur berat kain, dan benangJ serta panjang dan tetal kain pada saat per&obaan. 'ehingga untuk memperoleh hasil yang baik, maka selisih yang diperoleh tersebut harus sangat ke&il. ,ada ,raktikum dekomposisi kain ini, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti . 1. 2danya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain !jumlah lusi dan pakan". %. 1urang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan. ). Kesim*ulan Dari hasil per&obaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain &ontoh uji yang merupakan kain polos dengan motif kotak-kotak !&el"2 maka diperoleh . - Fata-rata 5etal #usi adalah <: helai(in&hi dan rata-rata 5etal ,akan adalah :< helai(in&hi. - 0engkeret enang #usi !0 # " adalah 1,?;=> @ dan 0engkeret enang ,akan !0 , " adalah *,=)=< @. - /omor enang #usi adalah !/m" :),;>*% dan /omor enang ,akan adalah !/m" *),*1;<. - erat #usi setelah ,erhitungan ! % " adalah :;,1=%* gram dan erat ,akan setelah ,erhitungan ! ) " adalah :),>:>% gram. - $umlah warna tiap rapot untuk benang lusi adalah *? warna dan $umlah warna tiap rapot untuk benang lusi adalah ** warna. - $umlah benang lusi per meter adalah %?:% helai dan $umlah benang pakan per meter adalah %%** helai. - $umlah rapot per meter untuk arah lusi adalah ;= rapot sisa 1) helai dan $umlah rapot per meter untuk arah pakan adalah :1 rapot sisa ? helai. - $umlah warna per meter untuk benang lusi adalah %?*= warna dan $umlah warna per meter untuk benang pakan adalah %%:) warna. - 1ebutuhan masing-masing warna per meter benang lusi untuk warna . 1uning C 1>) hl 8itam C 1=>; hl 0erah C 1;>* hl - 1ebutuhan masing-masing warna per meter benang pakan untuk warna . 1uning C 1=* hl 8itam C >%% hl 0erah C 1)%< hl - erat masing-masing warna per meter benang lusi untuk warna . erat warna kuning C ),*<;< gram erat warna hitam C %=,;)%) gram erat warna merah C )1,??)* gram - erat masing-masing warna per meter benang lusi untuk warna . erat warna kuning C %,*>;1 gram erat warna hitam C 1?,;*?? gram erat warna merah C )1,<%%1 gram - 'elisih kain &ontoh uji mula-mula dengan kain &ontoh uji yang telah dilakukan perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar :,:<%< @. +. Da,ar Pusaka 3%'% 'oeprijono, '.5eks, ,., dkk, !erat"serat Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 3%(% 0oerdoko, '.5eks, 6., dkk, #valuasi Tekstil bagian $isika, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, 1?<). 3%*% $umaeri, k.5eks, dkk%& Desain Tekstil, +nstitut 5eknologi 5ekstil, andung, l?<*. 3%1% $urnal ,raktikum, %==*.