NRP : 14010017
Group : 2T-1
Mahasiswa mendapatkan data agar bisa membuat kembali (meniru dengan tepat)
kain yang sesuai dengan contoh kain. Bahkan jika perlu membuat kain yang lebih baik
dari kain contoh sehingga bisa dijadikan mutu produk yang lebih kompentensi. Dengan
cara mengetahui jumlah benang dalam tetal lusi dan tetal pakan, juga mengetahui arah
lusi dan arah pakan pada kain dengan anyaman rangkap dan bisa menghitung berat kain
dalam luas tertentu dengan mengaplikasikan pemakaian konversi nomor benang.
Analisa kain dengan anyaman rangkap ini memiliki tujuan yaitu :
1. Untuk menganalisa konstruksi kain ( no.lusi, no.pakan, tetal lusi, tetal pakan) serta
dapat menentukan anyaman yang terdapat pada kain anyaman rangkap.
2. Dapat menentukan berat kain baik berat pakan maupun berat lusinya serta selisih
berat kainnya
3. Dapat mengetahui karakteristik, cara pembutan kain, dan kegunaan kain dengan
anyaman turunan rangkp.
4. Dapat membuat permintaan pembuatan kain dengan anyaman rangkap.
Kain rangkap ayang disebut juga kain berlapis atau tenunan rangkap adalah kain yang
terdiri dari dua lapis atau lebih yang ditenun bersama-sama.
Jenis kain rangkap yang sederhana tersusun dari dua seri benang lusi dan dua seri
benang pakan. Satu seri benang lusi dan satu seri benang pakan membentuk kain muka
atau atas, sedang satu seri benang lusi dan satu seri benang pakan lainnya membentuk
sebelah belakang atau bawah. Dengan kata lain, untuk membentuk kain atas diperlukan
benang-benang lusi dan pakan atas, untuk membentuk kain bawah diiperlukan benang-
benang lusi dan pakan bawah.
kain bawah
pakan bawah
lusi bawah
Kain rangkap dapat dibedakan menjadi kain rangkap yang tidak terikat dan kain
rangkap yang terikat. Untuk kain rangkap tidak yang terikat, penyatuannnya hanya pada
sisi kain, bias dilakukan pada dua sisi dengan susunan pakan, atau juga hanya pada satu
sisi dengan susunan pakan.
Untuk kain rnagkap yang terikat, penyatuannya tidak hanya pada sisi-sisinya, tetapi
juga dengan pengikatan di tengah kain. Ada beberapa cara pengikatan yang dapat
dilakukan yaitu :
b. Perhitungan
P 1−P 2
Contraction ( C ) lusi= × 100 %
P1
P1−P 2
Contraction ( C ) pakan= ×100 %
P1
Keterangan
P1 = Panjang benang rata – rata
P2 = Panjang benang dalam kain
b. Perhitungan
Panjang 20 hl lusi ( meter )
Nm lusi=
Berat 20 hllusi ¿ ¿
Panjang 20 hllusi ( meter )
Nm pakan=
Berat 20 hl lusi ¿ ¿
a. Langkah Kerja
1. Lakukan langkah untuk mencari tetal
2. Lakukan langkah untuk mencari mengkeret benang
3. Lakukan langkah untuk mencari nomer benang
b. Perhitungan
Berat Kain per m2
Berat lusi dan pakan bila dijumlahkan akan menjadi berat kain per m2
(berat cara perhitungan).
Selisih berat antara cara penimbangan dan cara perhitungan
b. Perhitungan
Warp cover factor : Cw = nw . dw
Filling cover factor : Cf = nf . df
1
Diameter benang :d (inchi )=
28 √ Ne
Keterangan
nw : tetal lusi
nf : tetal pakan
dw : diameter lusi
df : diameter pakan
d) Langi langkah 1 sampai dengan 3 paling sedikit lima kali pada tempat
yang berbeda.
e) Hitung rata – rata tetal lusi dan tetal pakan.
b. Perhitungan
Menentukan Tetal Lusi dalam Sisir
100−cp
TLs= ×TL hl /inch
100
b. Perhitungan
100 100 TL × Pk × Lk
Kebutuhan Lusi= × ×
100−L L 100−C L Nm Lusi
J. Menggambar Anyaman
1. Tentukan arah lusi dan pakan kemudian beri tanda panah untuk arah lusi
2. Tentukan pada kertas desain yang mewakili lusi dan pakan
3. Pada kain, tentukan mana yang dipakai acuan sebagai lusi dan pakan
pertama, demikian juga pada kertas desain
4. Dengan menggunakan loope dan dibantu dengan jarum, geser benang lusi
pertama dari tepi kain tetapi jangan sampai terlepas dari anyaman benang
pakannya, kemudian amati jalannya lusi terhadap pakan.
5. Gambar jalannya lusi terhadap benang pakan pada kertas desain, untuk efek
lusi diatas pakan beri tanda silang atau arsiran pada kertas desain.
6. Seterusnya amati untuk lusi kedua.
7. Apabila efek anyaman sudah berulang berarti satu repert anyaman telah
tercapai dan pada kertas desain diberi tanda satu repert anyaman, buat rumus
anyaman dan nama anyamannya.
Panjang Lusi
1) 10,3 cm
2) 10,3 cm
3) 10,4 cm
4) 10,4 cm
5) 10,4 cm
6) 10,4 cm
7) 10,3 cm
8) 10,3 cm
9) 10,3 cm
10) 10,3 cm
Jumalah 103,4
103 , 4
X́ = =10,34 cm
10
Panjang Pakan
1) 10,4 cm
2) 10,4 cm
3) 10,5 cm
4) 10,5 cm
5) 10,5 cm
6) 10,5 cm
7) 10,4 cm
8) 10,4 cm
9) 10,4 cm
10) 10,4 cm
Jumalah 104,4
104,4
X́ = =10,44 cm
10
PERHITUNGAN
1. Mengkeret Benang
a. Mengkeret Lusi
P Benang−P kain
×100 %
P. Benang
10,34−10 cm
¿ × 100 %
10 ,34
¿ 3,28 %
b. Mengkeret Pakan
P Benang−P kain
×100 %
P. Benang
10,44−10 cm
¿ × 100 %
10,44
¿ 4,21 %
2. Nomer Benang
a. Nomer Benang Lusi
Panjamg 10,34
Nm= = =25,85
Berat 0,4
Nei = 0,59 x Nm
= 0,59 x 25,85 = 15,25
1000 1000
Tex= = =38,68
Nm 25,85
9000 9000
Td= = =348,16
Nm 25,85
Nei = 0,59 x Nm
= 0,59 x 34,8 = 20,53
1000 1000
Tex= = =28,73
Nm 34,8
9000 9000
Td= = =258,62
Nm 34,8
3. Gramasi
a. Dengan Cara Penimbangan
100 cm×100 cm
× 1,68=168 gram
10 cm×10 cm
Pakan=
TP ( cmn )× 100 ×100 ×( ( 100−mp ) )
%
Nm ×100
= 72,23 gram/m2
( 100 % )
Lusi=
TL ( cmn )× 100× 100× ( ( 100−mp ) )
%
Nm ×100
24,56× 100 ×100 ×1,03
= = 97,85 gram/m2
2585
4. Selisih
B−k
Selisih%= ×100 %
B
170,08−168
Selisih= ×100 %
170,08
= 1,22 %
Berat Kain 97,85 + 72,23 = 170,08 gram/m2
c. Cover factor
Cf (%) = (cw + cf) – (cw – cf) x 100
= (0,43 + 0,37) – (0,43 x 0,37) x 100
= 64 %
VI. DISKUSI
Menggambar anyaman rangkap dilakukan dengan meniras helai-perhelai lusi di
bawah loop untuk melihat efek lusinya yang kemudian dipindahkan ke kertas desain.
Cara mengecek apakan gambar anyaman telah benar adalah dengan memecah
anyaman tersebut menjadi anyaman atas dan bawahnya. Jika setelah dipecah
anyaman-anyaman masing-masing kain atas dan kain bawahnya telah benar, maka
gambar anyaman kain telah benar.
Untuk menggambar anyaman rangkap dari 2 anyaman kain atas dan anyaman
kaian bawah, aturannya benang lusi atas selalu di atas pakan bawah. Jadi di samping
anyaman kain bawah sendiri, di setiap pakan bawah selalu ada efek lusi atas.
Hal yang perlu didiskusikan dalam pengujian ini yaitu, ketelitian uji yang
dilakukan oleh pengamat pada saat menghitung tetal pada kain. Agar hasil yang
didapat benar – benar akurat, maka penghitungan tetal di kain perlu dilakukan min. 2
kali pada satu tempat yang sama. Proses penghitungan pun sebaiknya dilakukan
ditempat yang terang dan dengan meja yang datar supaya mudah untuk mengujinya.
Pengguntingan kain sebesar 10 x 10 cm pun harus sejajar dengan benang lusi dan
benang pakan. Agar mudah ditiras dan lurus. Untuk itu, saat penggarisan dilakukan,
garis harus benar – benar disejajarkan dengan benang lusi maupun pakan sebelum
kain digunting.
VII. KESIMPULAN
A. Mengkeret Benang
a. Mengkeret Lusi = 3,28 %
b. Mengkeret Pakan = 4,21 %
B. Nomer Benang
a. Nomer Benang Lusi
Nm=25,48
Nei = 15,25
Tex=38,68
Td=348,16
C. Gramasi
a. Dengan Cara Penimbangan ¿ 168 gram
b. Dengan Cara Perhitungan
Pakan= 72,23 Lusi= 97,85
D. Selisih
Selisih% = 1,22 %
LAMPIRAN
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b
8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
DAFTAR PUSTAKA
Jumaeri, Bk. Teks dkk, Desain Tekstil. Institut Teknologi Tekstil, Bandung 1974
Jurnal Pratikum Desain Tekstil 2. STTT Bandung, 2013
Soekarsono, Pengantar Ilmu Anyaman, Insitut Teknologi Tekstil, Bandung, 1974.
https://teddypram.wordpress.com/2010/04/11/dekomposisi-kain/
http://www.academia.edu/6374786/Macam_macam_anyaman_textile_