Oleh:
Nama : Krisdiyanto Hidayat
NPM : 240310140028
Hari, Tgl Praktikum : Rabu, 1 Juni 2016
Asisten : 1. Allyza Vianti Putri
2. Andina Natalia
3. Chrispina Ayu Wijaya Kusuma
4. Sri Wulan
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah
1. Mengetahui kelunturan dan beberapa kain tekstil.
2. Membandingkan kekuatan atau daya serap dari kain tekstil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum terakhir ini adalah analisis uji kelunturan pada serat tekstil. Serat
yang dipilih untuk pengujian ini adalah serat Cotton, Cotton Stretch, Sifon, dan
Denim. Serat-serat tersebut dipilih karena jenis serat tersebut mudah didapat dan
termasuk jenis serat yang banyak digunakan. Serat tersebut diuji dengan
menggunakan tiga perlakuan, yaitu dengan ditetesi ait, asam, dan basa
Pada pengujian pertama yaitu serat Cotton terlihat pewarna tektil
mengalami kelunturan pada saat ditetesi oleh air, asam dan basa. Tetapi saat ditetesi
air, kelunturan yang dialami tidak sebanyak pada saat ditetesi asam dan basa. Hal
ini dikarenakan jenis serat Cotton memiliki kerapatan yang lumayan tinggi,
sehingga perlu waktu dan perlakuan tambahan agar pewarna dapat meresap
kedalam serat. Sementara yang terjadi pada pengujian serat ini, saat pemberian
warna waktu yang digunakan untuk membiarkan warna masuk kedalam serat
sangatlah sebentar, ini dikarenakan intensitas matahari yang ada pada saat
praktikum sangatlah sedikit. Ini mengakibatkan pewarna yang terserap sangatlah
sedikit. Sementara pada saat kain ditetesi asam dan basa, serat Cotton melunturkan
pewarna lebih banyak dibandingkan dengan air. Ini terjadi karena asam dan basa
merupakan bahan kimia, sehingga dapat mempengaruhi peluruhan lebih cepat.
Pengujian kedua adala pengujian terhadap serat Cotton Stretch. Serat ini
memiliki karakteristik yang cukup unik, yaitu dapat memuai saat mendapat tarikan.
Pada saat dilakukan pengujian, pewarna yang digunakan tidak menempel. Sehingga
kelunturan yang dihasilkan sangatlah pekat. Ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik
kain yang dapat memuai dan disebabkan oleh kain yang digunakan merupakan kain
jadi yang sudah diberi warna sebelumnya. Sehingga pada saat diberi pewarna ulang,
pewarna tidak terserap oleh kain. Ini yang menyebabkan pewarna luntur saat
dilakukan pengujian.
Pengujian ketiga adala pengujian terhadap serat Sifon. Serat ini merupakan
yang paling tipis diantara bahan pengujian lainnya. Ini terlihat dari kelunturan yang
terlihat sangat pengujian. Pewarna yang diberikan cepat meresap sehingga
kelunturan yang dihasilkan cukup sedikit.
Pengujian terakhir adalah pengujian terhadap serat denim. Serat ini cukup
tebal. Pada saat pengujian terlihat kelunturan yang cukup banyak. ini disebabkan
karena proses penjemuran yang tidak optimal, sehingga pewarna yang diberikan
tidak menyerap dengan baik, dan serat ini sudah diberi warna sebelumnya oleh
karena ini pewarna yang diberikan saat pengujial sulit untuk menyerap pada kain.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1. Faktor pengeringan dapat mempercepat peresapan pewarna kedalam serat
2. Serat yang sudah diberi warna sebelumnya, akan sulit untuk ditambahn
pewarna baru
3. Asam dan Basa dapat meluruhkan warna lebih banyak dibandingkan dengan
air
4. Semakin rapat komposisi serat, maka semakin lama pewarna akan meresap
5. Karakteristik serat dapat mempengaruhi penyerapan
6.2 Saran
Saran yang diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah :
1. Sebaiknya asisten menyediakan atau menambahan alat yang digunakan
untuk membantu pengeringan serat jika cuaca tidak mendukung seperti
kipas angin atau pengering rambut
2. Sebaiknya pewarna yang digunakan berwarna terang agar terlihat tingkat
pewarnaanya pada serat
3. Sebaiknya pengujian menambahkan pengujian terhadap pewarna alami agar
terlihat perbedaaanya.
DAFTAR PUSTAKA