Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan
berkembangnya industri yang ditunjang oleh teknologi budi daya dan
varietas unggul. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus
meningkat, Indonesia mengimpor jagung hamper setiap tahun.
Selain untuk pengadaan pangan dan pakan, jagung juga banyak
digunakan industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan
komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempnyai prospek sebagai
pangan dan bahan baku industri. Pemanfataan jagung sebagai bahan baku
industri akan member nilai tambah bagi usaha tani komoditas tersebut
(Suarni, 2003, Suarni dan Sarasutha, 2002, Suarnie et al 2005).
Mungkin kebanyakan orang di Indonesia hanya mengenal minyak
kelapa sawit sebagai bahan untuk menggoreng ataupun menumis makanan.
Namun sebenarnya masih banyak alternatif lainnya untuk menggoreng
maupun menumis makanan agar tubuh kita lebih sehat. Misalnya minyak
jagung. Semua minyak untuk menggoreng pada dasarnya kombinasi dari
minyak jenuh dan minyak tak jenuh dengan kadar yang berbeda. Pada
minyak jagung, kadar lemak jenuhnya lebih rendah dibandingkan minyak
kelapa sawit sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti minyak kelapa
sawit demi tubuh yang lebih sawit. Minyak kelapa sawit mengandung lemak
jenuh hingga 41%.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses pembuatan minyak jagung dalam industri?
Apa saja bahan baku dan bahan pembantu lainnya yang dipakai dalam

memproduksi minyak jagung?


Apa manfaat dari minyak jagung?

1.3 Tujuan
Mengetahui proses pembuatan minyak jagung dalam industri

Mengetahui apa saja bahan baku dan bahan bahan pembantu lainnya

yang dipakai dalam memproduksi minyak jagung


Mengetahui manfaat dari minyak jagung

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan
Jagung dapat diolah menjadi berbagai hasil agar dapat member
manfaat yang lebih banyak dengan memperhatikan selera dan permintaan
konsumen. Proses pengolahan terhadap jagung untuk minyak terdiri dari:
1. Bagian karbohidrat
Diproses menjadi hasil hasil produksi antara lain: beras jagung, tepung
jagung, dll.
2. Bagian germ (lembaga)
Diproses menjadi minyak jagung, dipakai untuk minyak goreng.
Butir jagung mempunyai kadar minyak rata rata 3% tetapi jika
diambil lembaganya saja, maka kadar minyak dalam lembaga itu rata rata
antara 22 28%. Minyak jagung ini adalah ester dari glycerol dengan asam
lemak, dimana semua radikal (OH-) dari glycerol sudah di esterifikasi yang
disebut tri glycerida ester.
Struktur molekulnya:
H2C
O
COR
HC

COR

H2C

COR

Asam oleat C17H33COOH merupakan komponen yang paling banyak


terdapat dalam minyak jagung sekitar 20 70% dan asam linoleat
C177H31COOH sekitar 16 67% yang keduanya merupakan asam lemak
tidak jenuh.
Minyak jagung merupakan minayk yang kaya akan poly unsaturated
fat, yaitu lemak tak jenuh yang aktif menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Kolesterol adalah sterol yang terdapat dalam fat, dan bersifat dapat
membuat kerak dalam pembuluh darah, sehingga akan terjadi penyempitan
dalam pembuluh darah tersebut, akibatnya orang yang terkena akan
menderita penyakit tekanan darah tinggi. Rumus molekul kolesterol
C27H46O yang umumnya banyak terdapat dalam lemak hewan.
2.2 Proses Pembuatan Minyak Jagung dalam Industri
Prinsip Operasi

Ekstraksi minyak jagung dengan solvent organik dan hasilnya


didestilasi atas dasar perbedaan titik didih untuk memisahkannya minyak
jagung dengan solvent-nya.
Raw Material
Bahan utamanya
Bahan utamanya adalah jagung dari segala macam jenis jagung kuning
dengan kualitas baik dan mengandung 14% air (optimal moisture
content).
Bahan bahan pembantu:
1. n-Hexane (C6H14)
berfungsi sebagai solvent organik yang dapat melarutkan minyak
jagung.
2. garam NaCl dan NaOH
berfungsi untuk menghilangkan free fatty acid dan purities dari
crude oil.
3. Bleaching earth & Carbon active
Berfungsi untuk menyerap warna dari crude oil melalui proses
bleaching.
4. Asorbyl palmitat
Berfungsi sebagai penyerap bau melalui deodorizer process. Tetapi
pada kondisi tekanan vacuum 10 kg/cm2 dan suhu 200C, bau dan
rasa yang tidak diinginkan dalam minyak bisa hilang.
Proses Pengolahan Minyak Jagung
Proses operasi pengolahan ini dilaksanakan melalui dua unit pengolahan,
yaitu:
Unit corn mill
Unit corn mill pengolahan bagian karbohidrat dari jagung,
sehingga menghasilkan bermacam macam hasil seperti beras jagung,
tepung jagung, dan dedak jagung. Unit ini meliputi tiga tingkat proses,
yaitu: proses pengeringan, proses pemecahan, dan proses penggilingan.
Jadi, jagung yang telah bersih dan kering dimasukkan ke dalam mesin
pemecah (degerminator) dan hasil pecahan dipisahkan menurut partikel
ukurannya masing masing, kemudian dikenakan proses penggilingan
dalam roll mill.
1. Proses pengeringan (drying process)

Unit ini bertugas untuk menurunkan kadar air dalam jagung apabila
lebih dari 14% pada suhu 70 - 90C dengan sistem udara panas
yang mengadakan kontak langsung dengan jagung yang
dikeringkan.
2. Proses pemecahan (degeminating process)
Butir butir jagung yang kadar airnya telah dipenuhi dan bersih
dikenakan proses pemecahan dalam degerminator, yaitu sebuah alat
yang terdiri dari lempengan plat berbentuk silinder, bagian
pinggirnya diberi potongan plat yang diletakkan miring dan
berfungsi sebagai penghancur dan bagian luarnya diselubungi
dengan plat lebar yang berlubang lubang dan berfungsi sebagai
screen. Dari proses ini butir butir jagung yang halus diangkut ke
roller mill (penggiling), sedang yang masih kasar di recycle ke
degerminator. Butir butir jagung halus berukuran maksimum
5000 mikron.
3. Proses penggilingan (milling)
Roller merupakan alat untuk menggiling campuran butir butir
kasar dan medium supaya memperoleh butir butir jagung yang
lebih halus. Kemudian dipisahkan melalui screen yang bergerak
secara longitudinal. Partikel partikel yang tidak tersaring
dikembalikan ke roller mill untuk penggilingan ulang, sedang
partikel partikel yang menembus saringan berukuran maksimum
2400 mikron merupakan finished product dari proses corn mill.
Produk yang diperoleh ini meliputi:
Corn rice
: beras jagung
Fine grit II
: kristal jagung
Semolina
: bahan baku pada pembuatan bir
Fine grits V
: tepung jagung kasar
Corn flour
: tepung jagung
Corn bran
: dedak jagung untuk makanan hewan

Unit Oil Mill


Unit ini mengolah produk yang diperoleh dari unit corn mill sampai
minyak jagung, disamping hasil sampingnya: soap stock dan cake meal.
Lembaga jagung berkadar minyak 24% dank arena lembaga jagung ini

termasuk biji bijian yang kandungan minyaknya rendah, maka


pengambilan minyaknya ini akan lebih efisien melalui proses ekstraksi
dengan solven organik. Kecuali kadar airnya 14%, maka penyimpanan
lembaga jagung jangan terlalu lama, sebab bisa terjadi proses
fermentasi yang bisa menyebabkan kadar free fatty acid akan naik.
Asam lemak sebagai free fatty acid yang tergolong paling banyak dalam
minyak jagung adalah asam oleat: C17H33COOH dan juga asam linoleat:
C17H31COOH.
Proses pengolahan pada unit corn oil mill ini meliputi tiga tingkatan
proses, yaitu:
1. Unit preparation & extraction
1) Unit preparation
Lembaga jagung dikenakan proses pemasakan dalam cooker
sampai kehalusan 0,2 mm. tujuan dari flaker process (proses
penggumpalan adalah untuk memperluas permukaan lembaga,
sehingga kontak antara solven dan sel sel minyak akan lebih
besar, sehingga proses ekstraksi mencapai hasil maksimal.
Hasilnya disebut flaker corn.
Cooker berpengaduk untuk memasak lembaga, pemanasannya
dapat dengan indirect atau direct steam dan suhu yang
diperlukan adalah 60 - 90C kadar air maksimum harus 11%
agar proses ekstraksi berjalan baik, jika kadar air kurang dari
11% perlu ditambah air secara inhibisi.
Tujuan dari cooking proses ini, adalah:
Untuk mempermudah pecahnya sel sel minyak, sehingga
minyak cepat keluar dari bahannya, apabila dikenakan

proses ekstraksi nanti


Melunakkan dan mengatur kadar air serta memperbesar
pori pori

2) Unit extraction
Proses ekstraksi dilakukan dalam extractor dengan solvent
organik, yaitu n-hexane (C6H14). Extractor-2 terdiri dari
buckets sebanyak 55 buah yang disusun empat tingkat secara
parallel dan setiap bucket berkapasitas 25 lb dan bergerak
melingkari roda yang berputar yang digerakkan oleh piston
6

pump yang kecepatannya diatur oleh electric timer. Susunan


buckets pada rantai diletakkan dalam ruangan tertutup untuk
menghindari hilangnya solvent karena menguap.
Atas dasar kapasitas masing masing buckets jumlah bucket
dan pengaturan waktu dengan electric timer, maka dapat
ditentukan kapasitas produksi setiap harinya.
Perhitungan ini didasarkan pada setiap tiga kali gerakan maju,
sekali pengisapan flake germ ke dalam setiap bucket dan setiap
tiga kali bergerak maju, maka setiap kali gerakan adalah satu
satuan waktu yang diatur oleh electric timer.
Pemberian solvent hexane dilakukan dengan jalan penyiraman
bucket, sehingga minyak yang terkandung dalam flake germ
ikut larut bersama-sama solvent dan turun ke bawah.
Campuran minyak dalam hexane disebut misella. Pada bagian
bawah dasar dari extractor terdapat tiga bak penampung yang
dipisahkan satu sama lain dengan sekat sekat dan diapaki
untuk menampung misella yang kaya akan minyak. Yang
sedang dan yang miskin akan minyak, sedang operasi
extraction adalah 57C.
Sisa flake germ yang tidak larut (rafinat) dalam bucket terakhir
secara teratur dituang dan diangkat dengan chain conveyor
masuk desolvenizer.
Kesimpulan:
Dari proses ekstraksi diperoleh hasil-hasil uatam yaitu:
Miscella
Campuran minyak dalam hexane yang selanjutnya
dikenakan treatment terhadapnya sampai menjadi refined

oil sebagai finished product.


Ampas flake germ
Mengendap pada dasar dari extractor yang selanjutnya
dikenakan treatment terhadapnya sampai menjadi Maize
Cake Meal sebagai finished product.
Treatment terhadap miscella dan ampas flake germ
Miscella yang keluar dari hasil ekstraksi dikenakan
filtering dengan rotary filter, filtratnya yang keluar
7

dikenakan proses destilasi sedang kotorannya keluar


sebagai cake. Proses destilasi terhadap filtrate
dilakukan pada suhu 90C dan pada suhu ini n-hexane
menguap dan diembunkan dalam kondensor sedang
crude oil yang masih mengandung 0,1% hexane

didinginkan pada suhu 30C.


Treatment terhadap ampas flake germ dilakukan dalam
alat desovenizer pada suhu 125C, sehingga pada suhu
ini hexane yang masih terikut dalam ampas flake germ
akan menguap. Debu-debu, ampas flake germ dan uap
hexane kelaur melalui bagian atas dari hexane turun
melalui bagian bawah dari desolvenizer dan ini yang
disebut Maize Cake Meal yang digunakan sebagai
makanan ternak.
Susunan dari Maize Cake Meal:
Moisture content = 13-14%
Fat content
= 0,8-1%
Protein content
= 13,2-15,7%
Strach content
= 40-45,2%
Raw fibre content = 6,2-7,4%
Ash content
= 6,2-7,87%
Minyak
= 1%
Hexane
= 1%
Debu-debu dari desolvenizer yang masih ikut dengan
uap hexane dihilangkan melalui dust remover dengan
menyemprotkan air panas pada suhu 80C dari puncak
alat. Karena suhu penguapan hexane 68C, maka
dengan penyemprotan air panas tadi hanya debu-debu
saja yang terbawa oleh air turun ke bawah, sedang uap
hexane yang bersih masuk ke condenser.

Pengembunan uap hexane


Uap hexane baik yang dari desolvenizer maupun dari
dust remover diembunkan pada suhu 30C dan uap
hexane akan mengembun. Kemudian uap-uap n-hexane
dari extractor, rotary filter dan miscella tank

diembunkan melalui dua dephlegmator, yaitu: water


dephlegmator dan Freon dephlegmator. Uap hexane
yang sempat lepas dari water dephlegmator akan
diembunkan oleh Freon dephlegmator dengan bahan
pendinginan Freon 12. Uap hexane akan mengembun
melalui pipa spiral, kemudian cairan hexane ditampung
dalam Florentine separator.
2. Unit refinery
Unit refinery melakukan proses refining terhadap crude oil hasil
extractive terutama untuk membersihkan asam lemak bebas (free
fatty acid) disamping kotoran lain. Free fatty acid ini sangat besar
pengaruhnya terhadap minyak, disebabkan karena asam-asam
lemak ini adalah asam-asam yang tidak jenuh sehingga karena
proses oksidasi dengan O2 dari udara akan pecah menjadi senyawasenyawa lain yang diantaranya juga aldehid dan keton yang
menyebabkan minyak berbau tengik. Salah satu usaha untuk
menghilangkan FFA ini adalah dengan proses Neutralisasi. Hasil
yang diperoleh dari unit refinery ini antara lain:
Corn oil
: minyak jagung
Soap stock : bahan pembuat sabun kasar (waste product)
Unit refinery dibagi menjadi tiga tingkatan proses, yaitu:
Netralisasi
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan atau menetralkan
free fatty acid (FFA) dan impurities pada crude oil dengan
memberikan hasil sabun dengan H2O. Crude oil dipompa ke
tangki netralisasi, kemudian dipanaskan pada suhu 60C,
selanjutnya ditambah larutan NaCl 6Be untuk kotorankotoran dan kemudian diberi larutan NaOH 20Be sambil
diaduk dan disemprotkan air melalui sprayer dari atas. Settling
dikenakan selama 4 jam sampai membentuk lapisan antara
minyak hasil netralisasi di bagian bawah dan soap stock di
bagian atas. Soap stock dipisahkan dan minyaknya dipompa ke
dalam tangki penampungan, yaitu: netralisasi oil tank. Dalam
proses netralisasi terjadi reaksi:
9

C15H22COOH + NaOH C15H22COONa +H2O


Atau
2C15H22COOH + Na2CO3 2C15H22COONa + H2O + CO2
Sabun yang terbentuk dapay mengabsorbsi lender, sebagian
zat-zat warna serta kotoran lain yang terdapat dalam minyak
jagung. Dari proses netralisasi dengan NaOH ini dapat
mengurangi FFA sampai 0,03%.

Bleaching
Proses ini bertujuan menghilangkan zat warna karena diantara
zat warna memiliki daya larut yang tinggi sehingga sukar
dihilangkan selama proses netralisasi, maka zat warna merah
pada minyak jagung disebabkan adanya pigmen-pigmen dan
pigmen-pigmen ini hanya dapat dihilangkan dengan car
diserap. Bleaching earth dapat menyerap warna merah sedang
karbon aktif menyerap warna kuning. Proses ini dilakukan
dalam bleacher yang bekerja dalam suasana vacuum (60
cmHg), pada suhu 110C sambil diaduk selama 30 menit,
kemudian didinginkan pada suhu 70C dan dipompa ke filter
press dan filtrate yang keluar adalah bleached oil dan
dikenakan proses deodorisasi.

Deodorisasi
Tujuan daripada proses ini adalah untuk menghilangkan baud
an rasa yang tidak diinginkan yang terdapat dalam minyak
jagung dan proses ini dilakukan dalam tangki deodorizer yang
bekerja pada tekanan vacuum 74 cmHg suhu 200C. pada suhu
200C dan tekanan rendah, maka komponen-komponen bau
dan rasa yang tidak diinginkan (volatile matter) akan keluar
bersama uap panas. Proses ini berlangsung selama 3-6 jam dan
ini masih tergantung keadaan FFA-nya. Minyak hasil dari
proses deodorisasi dibawa ke refinered oil tank dan siap

diangkut ke canning department.


3. Canning

10

2.3 Pemilihan Proses


Untuk memproduksi minyak jagung, prosesnya dibagi dalam beberapa
tahap yaitu dengan cara ekstraksi dari lembaga jagung dan pemurnian
melalui proses netralisasi, pemutihan (bleaching), dan deodorisasi.
Umumnya untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan bahan yang
diduga mengandung minyak dilakukan yaitu dengan cara ekstraksi. Adapun
cara ekstraksi ini bermacam-macam, salah satunya dengan rendering . Baik
secara dry rendering maupun wet rendering. Rendering merupakan suatu
cara ekstraksi minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua
cara rendering , penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik yang
bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan (Ketaren,
1986).
A. Dry Rendering
Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama
proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka
dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan
yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukan ke dalam
ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambil diaduk.
Pemanasan dilakukan pada suhu 220-230 0F (105-110 0C). Ampas yang
telah diambil minyaknya diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau
lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan
pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
B. Wet Rendering
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan
sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan
pada ketel terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang
tinggi serta tekanan 40-60 pound . Tekanan sampai 60 pound , tekanan
uap (40-60 psia). Penggunaan temperatur rendah dalam proses ini
dilakukan

jika

diiginkan

flavour

netral

dari

11

minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel
yang dilengkapi dengan alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan
campuran tersebut dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50 0C sambil
diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas dan kemudian
dipisahkan.
Proses wet rendering menggunakan temperatur rendah kurang
begitu populer, sedangkan proses wet rendering menggunakan temperatur
yang tinggi disertai tekanan uap air, digunakan untuk menghasilkan
minyak atau lemak dalam jumlah besar. Peralatan yang di gunakan
adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi
dimasukan ke dalam digester dengan tekanan uap air sekitar 40-60
lb/in2 selama 4-6 jam ( Ketaren, 1986).
Adapun yang menjadi perbandingan proses pengambilan minyak
jagung antara proses kering (dry rendering ) dan proses basah (wet
rendering ) dapat disajikan dalam Tabel 2.4

2.4 Manfaat

12

Mungkin kebanyakan orang di Indonesia hanya mengenal minyak


kelapa sawit sebagai bahan untuk menggoreng ataupun menupis makanan.
Namun, sebenarnya masih banyak alternatif lainnya untuk menggoreng agar
tubuh kita lebih sehat. Misalnya, minyak jagung. Semua minyak pada
dasarnya kombinasi dari minyak jenuh dan minyak tak jenuh dengan kadar
yang berbeda. Pada minyak jagung, kadar lemak jenuhnya lebih rendah
dibandingkan dengan minyak kelapa sawit sehingga dapat dijadikan
alternatif pengganti minyak kelapa sawit demi tubuh yang lebih sehat.
Minyak kelapa sawit mengandung lemak jenuh hingga 41%.
Berikut manfaat dari minyak jagung, antara lain:
1. Mengobati kanker karena kandungan asam fenolik
2. Mengobati penyakit pencernaan karena kandungan serat
3. Mengatasi masalah seputar kehamilan karena kandungan asam folat
4. Menguatkan tulang karena kandungan asam linoleat
5. Menurunkan kolesterol karena kandungan asam linoleat
6. Menurunkan kadar gula karena kandungan asam linoleat
7. Memberikan kesehatan karena kandungan omega 3

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

13

Jagung dapat diolah menjadi berbagai hasil agar dapat memberi


manfaat yang lebih banyak dengan memperhatikan selera dan pemintaan
konsumen. Proses pengolahan terhadap jagung untuk minyaknya terdiri
dari:
1. Bagian karbohidrat
Diproses menjadi hasil-hasil produksi antara lain: beras jagung, tepung
jagung, dll.
2. Bagian germ (lembaga)
Diproses menjadi minyak jagung, dipakai untuk minyak goreng.
Raw Material
Bahan utamanya
Bahan utamanya adalah jagung dari segala macam jenis jagung kuning
dengan kualitas baik dan mengandung 14% air (optimal moisture
content).
Bahan bahan pembantu:
1. n-Hexane (C6H14)
berfungsi sebagai solvent organik yang dapat melarutkan minyak
2.

jagung.
Garam NaCl dan NaOH
berfungsi untuk menghilangkan free fatty acid dan purities dari

3.

crude oil.
Bleaching earth & Carbon active
Berfungsi untuk menyerap warna dari crude oil melalui proses

4.

bleaching.
Asorbyl palmitat
Berfungsi sebagai penyerap bau melalui deodorizer process. Tetapi
pada kondisi tekanan vacuum 10 kg/cm2 dan suhu 200C, bau dan

rasa yang tidak diinginkan dalam minyak bisa hilang.


3.2 Saran
Sebaiknya dalam hal menggoreng atau menumis makanan
menggunakan minyak jagung karena pada minyak jagung, kadar lemak
jenuhnya lebih rendah dibandingkan minyak kelapa sawit sehingga dapat
dijadikan alternatif pengganti minyak kelapa sawit demi tubuh yang lebih
sehat. Minyak kelapa sawit mengandung lemak jenuh hingga 41%.

14

DAFTAR PUSTAKA
Oetoyo, Siswono. 1984. Aneka Industri Kimia. Akademi Perindustrian Yogyakarta
https://masriantoch4n1490.wordpress.com/2012/03/08/prarencana-pabrikminyak-jagung/
http://www.slideshare.net/rindisulis/industri-minyak-jagung

15

Anda mungkin juga menyukai