Bisnis dan investasi pada bidang Kelapa Sawit dalam beberapa tahun terakhir
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Permintaan atas minyak nabati
dan penyediaan biofuel telah mendorong peningkatan permintaan minyak nabati
yang bersumber dari CPO (Crude Palm Oil) yang berasal dari Kelapa Sawit. Hal
ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan minyak
sekitar 7 ton/hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3
ton/hektar
Kelapa sawit dan CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan
Indonesia. Dengan usaha-usaha yang dilakukan baik pemerintah maupun
perusahaan swasta yang melakukan ekstensifikasi dan pengembangan
pertanian serta pemanfaatan teknologi dalam proses pembibitan dan
pengolahan sawit, saat ini Indonesia menjadi negara penghasil CPO (Crude
Palm Oil) terbesar di dunia.
Berikut ini kami uraikan secara singkat beberapa tahapan dalam Proses
Pengolahan dari Kelapa Sawit sampai menjadi CPO(Crude Palm Oil).
Kualitas hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh
kondisis buah (TBS) yang diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan proses
pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi meminimalkan kehilangan (loses)
dalam proses pengolahannya.
Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari kebun diangkut ke lokasi
Pabrik pengolahan Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum
dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus
ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigde) untuk
mengetahui jumlah Tonase dari TBS yang diterima oleh Pabrik.
Jembatan Timbang
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang sekarang
menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan beban menyebabkan variasi pada
sistem listrik yang diukur. Pabrik Kelapa Sawit sekarang ini pada umum nya
sudah menggunakan jembatan timbang yang terintegrasi langsung dengan
sistem komputer.
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang
berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan
sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal
dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
TBS yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk
dilakukan penyortiran. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang
layak diolah atau tidak.
Penyortiran TBS
Penyortiran
Kualitas buah / TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangan
nya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan
jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan
kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS (Loading Ramp / penampungan
TBS).
Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori rebusan
yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan langsung
dimasukkan ke dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan
uap air yang bertekanan antara 2.6 sampai 3.0 Kg/cm2.
Tujuan perebusan :
Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m (hal ini
tergantung dari design yang dipakai oleh pabrik). Dalam sterilizer dilapisi
Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan uap / steam yang
berasal dari Boiler. Dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk
pembuangan air condesat agar pemanasan didalam sterilizer tetap seimbang.
Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang
berfungsi untuk memisahkan antara berondolan sawit dengan janjangan /
tandan nya, dengan menggunakan Hoisting Crane atau Fruit Elevator (hal ini
tergantung pada design yang digunakan oleh Pabrik).
Perontokan Buah dari Tandan / Threser
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan, sehingga buah tersebut
terlepas (kemudian ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor ke Digester).
Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan.
Alat yang digunakan pada mesin ini adalah drum berputar (rotari drum thresher).
Hasil stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan
yang melekat pada tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB (Unstripped
Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”.
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty
Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung
dibuang, tetapi masuk ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih
tertinggal dari proses thresing pertama dapat terambil.
Digester
Digester
Buah yang sudah terlepas (berondolan) yang dibawa oleh Fruit Conveyor
dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Tujuan dari
penggunaan Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit terlepas dari
biji (nut) nya. Dalam proses pengadukan Digester ini digunakan uap air yang
temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° – 90°C.
Fungsi Digester :
Daging buah dari Digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan
pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalamfeed screw conveyor dan
mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin screw press) kemudian
dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Screw Press) untuk memisahkan
minyak keluar dari biji dan Serat (fibre).
Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh adanya
tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga
melalui lubang – lubang press cage minyak dipisahkan dari serabut dan biji.
Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk
ke stasiun kernel.
Untuk memudahkan proses pengepresan ini perlu tambahan air panas (+ air
Condensat dari hasil perebusan) sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas
pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan
ampas / serat fiber serta biji.
Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan
pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trapyang kemudian dilakukan
penyaringan menggunakan Vibrating Screen. Sedangkan ampas dan biji yang
masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji
(Depericarper).
Dalam proses penyaringan minyak kasar perlu ditambahkan air panas untuk
melancarkan penyaringan minyak. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian
dipompakan ke dalam mesin Decanter guna memisahkan Solid (kotoran padat)
dan Effluent (kotoran cair).
Pada Effluent masih terkandung unsur minyak, air dan masa jenis ringan lain
nya, kemudian ditampung pada Continious Settling Tank. Minyak dialirkan
ke Oil Tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan yang
terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge
Separator untuk memisahkan (mengutip) minyak yang masih terkandung
didalam nya.
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifier untuk memisahkan
kotoran / solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum
Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui
Sarvo Balance, minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).
Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude
Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke
stasiun Clarifikasi.
Proses pengolahan nya adalah sebagai berikut :
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk
ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung
pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 derajat Celcius.
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut dan
atau kotoran lain nya yang dapat mengganggu proses pemisahan / pemurnian
minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran –
getaran berkelanjutan pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantalan
yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang kurang stabil dapat
mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS)
secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih ringan dari 1
akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada
lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan
berada pada lapisan bawah.
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat penampungan sementara Crude Oil
sebelum diolah oleh Purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan
Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95 derajat
Celcius. Kapasitas yang dapat diolah Oil Tank sekitar 10 Ton / Jam.
Oil Purifier
Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan
cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur suhu
95 derajat Celcius.
Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana
melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung
didalam bejana. Vacuum dryer lalu melakukan proses sedemikian rupa
sehinggan kadar air yang masih terkandung didalam minyak dapat diserap dan
dibuang melalui pipa pembuangan.
Storage Tank
Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi pipa
Steam harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa
uap Steam dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.
Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan membantu
memisahkan gumpalan yang terdiri dari biji sawit / nut dan Fiber (serabut) yang
berasal dari stasiun Press ke depericarper.
Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan
membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah
tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap
oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing
Drum.
Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah
pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut
Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater).
Riplle Mill
Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat
rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk
diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan
cangkang dari nut.
Claybath
Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah
yang besar dan beratnya hampir sama dengan menggunakan cairan Calsium
Carbonat. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat
jenis.
Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat
jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang
lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat
jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan
dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang berar jenisnya lebih
besar.
Silo Dryer
Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan menyebabkan
tumbuh / muncul nya jamur pada inti dan juga dapat mempengaruhi nilai
penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo
ada 3 tingkatan yaitu : Atas 70 derajat celcius, Tengah 60 derajat, Bawah 50
derajat celcius.
Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat,
tengah 60 derajat, dan bawah 70 derajat celcius.
Storage
Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang
seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti
dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada
akhirnya menimbulkan jamur.