Ekstraksi CPO
Disusun Oleh :
ANGGEL TOMARA
J1A114027
THP14 R1
SHIFT 1
Asisten Praktikum :
Slamet Riyadi
PENDAHULUAN
Upaya klasifikasi kelapa sawit sudah dimulai sejak abad ke-16, dimana
para ahli berbeda pendapat mengenai klasifikasi kelapa sawit. Hal ini disebabkan
pada masa lampau Ilmu Taksonomi maupun ilmu yang berkaitan dengan kelapa
sawit belum berkembang seperti sekarang, dan peralatan yang tersedia masih
sederhana. Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk
memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah
(Latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus (Pahan, 2008).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Spadiciflorae (Arecales)
Famili : Palmae (Arecaceae)
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
2.2 Pengepresan
Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu
lapisan luar atau kulit buah yang disebut pericarp, lapisan sebelah dalam disebut
mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit
terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp
mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung
minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak mengandung minyak. Minyak kelapa
sawit adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air (Pasaribu, 2004).
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
masih disebut minyak sawit kasar (CPO/Crude Palm Oil). Selain CPO, kelapa
sawit menghasilkan PKO (Palm Kernel Oil). CPO bersifat setengah padat pada
suhu kamar, dengan titik cair antara 40-70 C, berwarna kuning jingga karena
mengandung pigmen karotenoida. Berdasarkan perbedaan titik cairnya CPO
dibagi menjadi 2 (dua) fraksi besar, yaitu fraksi olein (ringan) berbentuk cair yang
mengandung asam lemak jenuh, dan fraksi stearin (berat) yang berbentuk padat
yang mengandung asam lemak tak jenuh pada suhu kamar (Serlahwaty, 2007).
Asam-asam lemak penyusun trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak jenuh yang mengandung sekitar 47-48
%, dan mempunyai ikatan tunggal. Sedangkan asam-asam lemak tak jenuh yang
mengandung sekitar 52-53 %, dan mempunyai ikatan rangkap (Kuswardhani,
2007)
BAB III
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 08.00
WIB s/d selesai di Laboratorium Pengolahan Pangan, Gedung Barat Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jambi ( Kampus Pondok Meja )
Prosedur kerja praktikum ini adalah pertama brondolan sawit disortasi dan
ditimbang sebanyak 8 kg, kemudian direbus selama 30 menit. Setelah itu buah
sawit tersebut di press menggunakan alat press yang sebelumnya dibungkus
dengan menggunakan kain saring. Terakhir hitung rendemen CPO yang didapat
BAB IV
8 kg 2100 26,25 %
Hasil Ekstraksi
% Rendemen = x 100 %
Jumlah Bahan
2.100
= x 100 %
8.000
= 26,25 %
4.2 Pembahasan
Menurut Naibaho (1988) hasil ekstraksi CPO masih mengandung air serta
serat halus yang berwarna kuning sampai merah dengan wujud semisolid. Selain
itu, CPO juga mengandung beta-karoten yang memberikan warna pada buah
sawit(merah).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adi, P. 2012. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
Pardamean, M. 2012. Sukses Membuka Kebun Dan Pabrik Kelapa Sawit. Bogor :
Penebar Swadaya.
Serlahwaty, D. 2007. Kajian Isolasi Karotenoid dari Minyak Sawit Kasar dengan
Metode Adsorbsi Menggunakan Penjerap Bahan Pemucat. Tesis.
Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Gambar 5. CPO