Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN LEMAK

Ekstraksi CPO

Disusun Oleh :

ANGGEL TOMARA
J1A114027
THP14 R1
SHIFT 1

Asisten Praktikum :
Slamet Riyadi

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama


Indonesia.. Kelapa Sawit merupakan komoditas yang penting karena kebutuhan
akan minyak goreng dan derivatnya di dalam negeri terus meningkat sejalan
dengan meningkatnya standar ekonomi masyarakat. Kebutuhan buah kelapa sawit
meningkat tajam seiring dengan meningkatnya kebutuhan CPO (crude palm oil)
dunia. Perkembangan perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh produkproduk
turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak kegunaan.
Produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit.

Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang


menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Parameter penting
produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting
perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di
banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO
yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah.
Sedangkan proses pengolahan hanya berfungsi menekan kehilangan dalam
pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata
tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi


CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti
dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa
tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan
pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses Ekstraksi CPO secara


mekanis dengan pengepresan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman utama


penghasil minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada
tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Berdasarkan asal-usulnya kelapa sawit
diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Pertama kali diperkenalkan di
Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Usaha perkebunan kelapa
sawit dirintis oleh seseorang dari Belgia yang bernama Adrien Hallet. Perkebunan
kelapa sawit pertama di Indonesia berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha (Adi, 2012)

Upaya klasifikasi kelapa sawit sudah dimulai sejak abad ke-16, dimana
para ahli berbeda pendapat mengenai klasifikasi kelapa sawit. Hal ini disebabkan
pada masa lampau Ilmu Taksonomi maupun ilmu yang berkaitan dengan kelapa
sawit belum berkembang seperti sekarang, dan peralatan yang tersedia masih
sederhana. Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk
memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah
(Latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus (Pahan, 2008).

Taksonomi kelapa sawit yang umum diterima sekarang adalah sebagai


berikut :

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Spadiciflorae (Arecales)
Famili : Palmae (Arecaceae)
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
2.2 Pengepresan

Salah satu proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah proses


pengepresan ( screw press) yang mempunyai tujuan memisahkan minyak dengan
mudah dari daging buah dengan kerugian sekecil-kecilnya. Pada pabrik kelapa
sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk
memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat
putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan
tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada didalam sebuah
selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang
diseluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang
terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya
keluar melalui celah sliding cone dan press cage (Pahan, 2006)

Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari


daging buah (pericarp). Masa yang keluar dari digester diperas dalam screw press
pada tekanan 50 60 bar dengan menggunakan air pembilas. Suhu yang
digunakan berkisar 90 95 C, dari pengepresan tersebut, akan diperoleh minyak
kasar, ampas dan biji (Pardamean, 2012)

Pengepresan minyak dilakukan dengan cara mengaduk dan melumat buah


sehingga akan keluar minyaknya. Hasil dari pengepresan tersebut akan diperoleh
minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke
alat cake breaker conveyor untuk dipisah antara biji dan seratnya, sedangkan
minyak kasar dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian). Unit pemurnian minyak
merupakan unit pemisahan minyak dengan kotoran-kotoran, air serta unsur-unsur
yang dapat mengurangi kualitas minyak. Proses pemisahan terjadi secara gravity,
sentrifugasi dan pemanasan dengan memperhatikan losses atau kehilangan
minyak. Minyak kasar yang diperoleh pada tahap ini disebut minyak sawit kasar
(crude palm oil/CPO).
2.3 CPO ( Crude Palm Oil )

Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu
lapisan luar atau kulit buah yang disebut pericarp, lapisan sebelah dalam disebut
mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit
terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp
mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung
minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak mengandung minyak. Minyak kelapa
sawit adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air (Pasaribu, 2004).
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
masih disebut minyak sawit kasar (CPO/Crude Palm Oil). Selain CPO, kelapa
sawit menghasilkan PKO (Palm Kernel Oil). CPO bersifat setengah padat pada
suhu kamar, dengan titik cair antara 40-70 C, berwarna kuning jingga karena
mengandung pigmen karotenoida. Berdasarkan perbedaan titik cairnya CPO
dibagi menjadi 2 (dua) fraksi besar, yaitu fraksi olein (ringan) berbentuk cair yang
mengandung asam lemak jenuh, dan fraksi stearin (berat) yang berbentuk padat
yang mengandung asam lemak tak jenuh pada suhu kamar (Serlahwaty, 2007).

Minyak sawit, selain mengandung komponen utama trigliserida (94%),


juga mengandung asam lemak bebas (3-5%) dan komponen non trigliserida yang
jumlahnya sangat kecil (1%), termasuk karotenoida, tokoferol, tokotrienol, sterol,
triterpen alkohol, fosfolipida, glikolipida, dan berbagai komponen trace element.
Minyak kelapa sawit banyak mengandung lemak, asam lemak, karotenoida dan
tokoferol. Komponen penyusun minyak sawit terdiri dari trigliserida dan non
trigliserida (Tambun, 2006).

Asam-asam lemak penyusun trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak jenuh yang mengandung sekitar 47-48
%, dan mempunyai ikatan tunggal. Sedangkan asam-asam lemak tak jenuh yang
mengandung sekitar 52-53 %, dan mempunyai ikatan rangkap (Kuswardhani,
2007)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 08.00
WIB s/d selesai di Laboratorium Pengolahan Pangan, Gedung Barat Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jambi ( Kampus Pondok Meja )

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah panci, kompor, kain saring, neraca,


erlenmeyer, alat press, dan nampan. Sedangkan bahan yang digunakan brondolan
buah sawit dan air bersih.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah pertama brondolan sawit disortasi dan
ditimbang sebanyak 8 kg, kemudian direbus selama 30 menit. Setelah itu buah
sawit tersebut di press menggunakan alat press yang sebelumnya dibungkus
dengan menggunakan kain saring. Terakhir hitung rendemen CPO yang didapat
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Ekstraksi CPO

Jumlah Bahan Hasil Ekstraksi (g) Rendemen (%)

8 kg 2100 26,25 %

Perhitungan Rendemen (%)

Hasil Ekstraksi
% Rendemen = x 100 %
Jumlah Bahan

2.100
= x 100 %
8.000

= 26,25 %

4.2 Pembahasan

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman utama


penghasil minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada
tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Minyak kelapa sawit diperoleh dari
pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Minyak kelapa sawit yang
dihasilkan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) masih disebut minyak sawit kasar
(CPO/Crude Palm Oil).

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil seperti


pada tabel 1. Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi berondolan sawit
menjadi CPO dengan proses pengepresan. Tujuan dari proses pengepresan ini
adalah untuk mengambil/mengekstrak minyak yang terdapat didalam buah sawit.
Sebelum pengepresan buah sawit dilakukan, terlebih dahulu buah sawit diberi
perlakuan dengan cara merebus selama 30 menit yang bertujuan untuk
mempermudah proses pengepresan. Karena buah akan menjadi lebih lunak jika
direbus. Selain itu perlakuan perebusan juga diharapkan agar asam lemak bebas
tidak meningkat didalam buah sawit.

Dari hasil pengepresan yang dilakukan didapatkan rendemen sebesar


26,25%. Hasil dari pengepresan ini masih mengandung kotoran sehingga CPO
yang dihasilkan ini belum bisa dimanfaatkan. CPO ini harus dimurnikan terlebih
dahulu sebelum dimanfaatkan untuk berbagai keperluan baik pangan maupun
nonpangan.

Menurut Pardamean (2012) Rendemen minyak kelapa sawit yang


dihasilkan dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah. Jika panen dilakukan pada
keadaan buah lewat matang, maka kandungan asam lemak bebas yang terdapat
pada minyak akan meningkat. Sementara jika panen dilakukan pada buah yang
mentah, maka akan menurunkan kandungan minyak dari buah atau rendemen
yang dihasilkan.

Menurut Naibaho (1988) hasil ekstraksi CPO masih mengandung air serta
serat halus yang berwarna kuning sampai merah dengan wujud semisolid. Selain
itu, CPO juga mengandung beta-karoten yang memberikan warna pada buah
sawit(merah).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan proses praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan


bahwa proses ekstraksi sawit menjadi CPO dalam skala laboratorium yaitu
melalui beberapa tahapan yaitu tahap sortasi buah, sterilisasi (perebusan), dan
pengepressan. Pengepressan dilakukan untuk mengambil/mengekstrak minyak
yang ada dalam buah sawit. Dari hasil pengepresan yang dilakukan didapatkan
rendemen sebesar 26,25%.

5.2 Saran

Untuk mendapatkan rendemen yang tinggi sebaiknya terlebih dahulu


memperhatikan tingkat kematangan buah, karena jika buah terlalu matang akan
meningkatkan kadar asam lemak bebas pada buah, namun jika buah kurang
matang akan menurunkan kadar minyak dalam buah.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. 2012. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.

Kuswardhani, DS. 2007. Mempelajari Proses Pemekatan Karotenoid Dari Minyak


Sawit Kasar Dengan Metode Fraksinasi Bertahap, Skripsi, Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Naibaho, P.M. 1988. Pemisahan Karoten ( ProVitamin A ) Minyak Sawit Dengan


Metode Adsorpsi. Disertasi. FBS. Bogor : IPB Press

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pardamean, M. 2012. Sukses Membuka Kebun Dan Pabrik Kelapa Sawit. Bogor :
Penebar Swadaya.

Pasaribu, N., 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. USU, Medan.

Serlahwaty, D. 2007. Kajian Isolasi Karotenoid dari Minyak Sawit Kasar dengan
Metode Adsorbsi Menggunakan Penjerap Bahan Pemucat. Tesis.
Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Tambun, R. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Universitas Sumatera Utara.


Medan.
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Penyortiran Buah Sawit

Gambar 2. Proses Perebusan Buah Sawit

Gambar 3. Proses Pengepresan Buah Sawit


Gambar 4. Proses Penampungan Hasil Pressan Buah

Gambar 5. CPO

Anda mungkin juga menyukai