Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ANALISIS PROKSIMAT

MATERI CPO “CRUDE PALM OIL”

BILANGAN IOD, BILANGAN PENYABUNAN DAN BILANGAN PEROKSIDA

NAMA : FARHAN YUSRIL IHZA MAHENDRA

KELAS/KELOMPOK : XIIA./ A.1.3

PEMBIMBING : ERNI M

SMK SMAK MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019-2020

1
CPO
(CRUDE PALM OIL)

A. Definisi crude palm oil (CPO)


Crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edible yang
didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies elaeis guineensis dan
sedikit dari spesies elaeis oleifera dan attalea maripa. Minyak sawit secara alami berwarna
merah karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti
kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit
juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (cocos mucifera).
Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karetonoid sehingga tidak berwarna
merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti
sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.

Minyak sawit kasar (crude palm oil) merupakan minyak kelapa sawit mentah yang
diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit dan belum
mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya dugunakan untuk kebutuhan bahan pangan,
industry kosmetik, industry kimia, dan indsutri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar
9O% digunakan untuk bahan pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening, pengganti
lemak kakao dan untuk kebutuhan industry roti,coklat, buskuit, es krim, dan makanan ringan.
Kebutuhan 1O% dari minyak sawit lainnya digunakan untuk industri oleokimia yang
menghasilkan asam lemak, fatty alcohol,gliserol, dan metil ester serta surfaktan.

Asam lemak bersama-sama dengan gliserol merupakan penyusun utama minyak nabati
dan hewani. Asam lemak yang terkandung di dalam CPO sebagian besar adalah asam lemak
jenuh yaitu asam palmitat. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal diantara atom-atom
karbon penyusunnya, sedangkan asam lemak tak jenuh mempunyai paling sedikit satu ikatan
rangkap diantara atom-atom karbon penyusunnya.

B. Teori crude palm oil (CPO)


Minyak kelapa sawit (CPO) merupakan hasil olahan dari buah segar kelapa sawit yang
dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit. Produksi Indonesia yang begitu tinggi tidak sepenuhnya
dapat terserap oleh pasar domestic meskipun jumlah konsumsi terus mengalami peningkatan.
Untuk itu, kelebihan jumlah produksi diekspor kepasar dunia hasil produksi CPO Indonesia
digunakan untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dan permintaan ekspor dari berbagai
Negara. Dengan semakin meningkatnya produksi didalam negeri makan akan meningkatkan laju
ekspor CPO ke berbgai Negara.

2
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting
bagi subsector perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberikan manfaat dan
peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, produksi yang menjadi bahan baku industri
pengolahan yang menciptakan nilai tambah didalam negeri, ekspor yang menghasilkan devisa
dan menyediakan kesempatan kerja kepada banyak orang. Pengembangan kelapa sawit di
Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat pada tahun 197O terutama periode 198O-
an.

C. Macam macam crude palm oil (CPO)

Minyak sawit murni

Secara alami minyak sawit berwarna kemerahan karena kandungan karotena yang tinggi,
termasuk alfa-karotena, beta-karotena, dan likopen, nutrisi yang sama yang memberikan warna
merah pada tomat, wortel, dan buah dan sayur lainnya.

Minyak sawit murni mengandung setidaknya 10 jenis karotena, bersama dengan tokoferol dan
tokotrienol (anggota famili Vitamin E), fitosterol, dan gikolipid Pada sebuah penelitian yang
dilakukan peada hewan pada tahun 2007, para peneliti dari Afrika Selatan memberikan minyak
sawit merah pada tikus dan menemukan bahwa terjadi pengurangan aktivitas fosforilasi pada
jantung tikus yang sebelumnya telah diberikan makanan berkolesterol tinggi

Pada tahun 1990-an, minyak sawit murni telah dikemas dan diperjualbelikan sebagai minyak
goreng dan menjadi bahan campuran mayones dan minyak salad. Antioksidan pada minyak sawit
murni seperti tokotrienol dan karoten memiliki manfaat bagi kesehatan. Sebuah studi pada tahun
2009 menguji laju emisi dari akrolein, sebuah senyawa berbahaya dan tidak berbau yang
dihasilkan dari pemecahan gliserol pada proses penggorengan kentang. Minyak yang diuji
diantaranya minyak sawit murni, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari. Emisi akrolein
tertinggi ada pada minyak bunga matahari dibandingkan minyak sawit dan minyak zaitun WHO
menetapkan batas konsumsi akrolein bagi manusia sebesar 7.5 miligram per hari per kilogram
berat badan. Akrolein ada pada berbagai makanan yang digoreng dengan minyak seperti pada
kentang goreng, meski kadarnya hanya beberapa mikrogram. Sebuah studi menyimpulkan bahwa
risiko kesehatan akibat akrolein pada makanan tidak terlalu berarti dikarenakan kadarnya yang
terlalu sedikit.

Minyak sawit yang dimurnikan

Setelah penggilingan, minyak sawit umumnya dimurnikan sebelum diolah menjadi berbagai
produk. Pemurnian ini akan menghasilkan minyak sawit RBD (refined, bleached, and
deodorized). Pemurnian dilakukan dengan cara fraksionasi, kristalisasi, dan pemisahan untuk
mendapatkan fraksi bahan padat (stearin) dan bahan cair (olein) dari minyak sawit. Selanjutnya
pemisahan zat pengotor dengan proses degumming. Minyak lalu disaring dan dijernihkan
(bleaching). Setelah itu penghilangan bau.

3
Minyak sawit ini lalu digunakan sebagai bahan baku berbagai produk seperti sabun, deterjen, dan
produk lainnya. Minyak sawit RBD merupakan bahan baku industri yang dijual di berbagai pasar
komoditas di seluruh dunia. Berbagai perusahaan juga memproses minyak sawit RBD lebih jauh
lagi untuk mendapatkan minyak olein dengan kemurnian lebih tinggi untuk dijual sebagai
minyak goreng.

Biodiesel

Minyak sawit dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel. Metil ester dari minyak sawit
merupakan zat mampu bakar (flammable) yang dihasilkan dari proses transesterifikasi. Biodiesel
minyak sawit seringkali dikombinasikan dengan bahan bakar lain untuk mendapatkan campuran
bahan bakar Biodiesel dari minyak sawit memenuhi standar biodiesel yang ditetapkan oleh Uni
Eropa. Fasilitas pengolahan minyak sawit menjadi biodiesel yang terbesar berada di Singapura,
yang dioperasikan perusahaan asal Finlandia, Neste Oil.

Limbah organik yang dihasilkan dari pemrosesan kelapa sawit, termasuk cangkang kelapa sawit
dan tandan buah sawit, dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Bahan bakar ini dapat
ditekan menjadi briket maupun pellet bahan bakar Minyak goreng yang telah selesai digunakan
sebagai bahan baku proses penggorengan juga dapat diproses menjadi metil ester sebagai
biodiesel. Penggunaan minyak sawit pada produksi biodiesel telah memicu kekhawatiran
persaingan penggunaan minyak sawit untuk makanan sehingga menyebabkan malagizi di negara
miskin dan berkembang. Berdasarkan data dari tahun 2008 mempublikasikan laporan bahwa
minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan pangan sekaligus bahan bakar secara berkelanjutan.
Produksi biodiesel dari minyak sawit tidak mengancam ketahanan pangan. Peningkatan
permintaan terhadap biodiesel dapat meningkatkan perintaan minyak sawit pada masa depan,
sehingga membutuhkan perluasan perkebunan kelapa sawit.

Komposisi CPO (Crude Palm Oil) dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Asam Lemak Rumus Kimia CPO


(%)
Asam CH3(CH2)6CO2HCH3(CH2)8CO2H —
KaprilatAsam
Kaproat CH3(CH2)10CO2H –

Asam Laurat CH3(CH2)12CO2H 1,1 – 2,5

Asam Miristat CH3(CH2)14CO2H 40 – 46

Asam Palmitat CH3(CH2)16CO2H 3,6 – 3,7

Asam Stearat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H 39 – 45

Asam Oleat CH3(CH2)4=CHCH2CH=CH(CH2)7O2H 7,0 – 11

Asam Linoleat

4
D. Proses pembuatan COP

1. Jembatan Timbang

Di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit, jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem
komputer untuk mengukur berat (tonase) semua Truk Pengangkut Tandan Buah Sawit (TBS)
baik dari Perkebunan Sawit Swasta, perkebunan rakyat (plasma) dan perkebunan pemerintah
(PTPN). Jembatan Timbang adalah salahsatu tahapan awal dalam proses pembuatan kelapa sawit
menjadi CPO.

Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu kendaraan pengangkut Buah Sawit melewati jembatan
timbang lalu berhenti ± 5 menit, kemudian berat kendaraan pengangkut buah sawit dicatat awal
sebelum Tandan Buah Sawit dibongkar dan di sortir, kemudian setelah dibongkar dari kenderaan
pengangkut kembali ditimbang, lalu selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima
pabrik kelapa sawit.

2. Penyortiran Buah Sawit

Buah kelapa sawit yang masuk ke Pabrik Kelapa Sawit, kualitas & kematangannya
harus diperiksa dengan baik. Proses pemeriksaan buah sawit ini sering disebut sortir buah. Jenis
buah yang masuk ke Pabrik Sawit pada umumnya jenis Tenera atau jenis Dura. Kriteria matang
panen merupakan faktor yang sangat penting dalam pemeriksaan kualitas buah sawit di stasiun
penerimaan Buah.

Tingkat Pematangan buah sawit mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam
Lemak Buah/ FFA = Free Fatty Acid) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Kematangan buah Rendemen minyak (%) Kadar ALB (%)


Buah mentah 13 – 17 1,6 – 2,8
Setengah matang 18 – 24 1,7 – 3,3
Buah matang 25 – 31 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 27 – 31 3,8 – 6,1

Setelah penyortiran, buah sawit tersebut dimasukkan ke tempat penimbunan


sementara ( Loading ramp ) lalu diteruskan ke stasiun perebusan sawit ( Palm Oil
Sterilizer).

5
3. Proses Perebusan buah Sawit (Sterilizer)

Lori buah yang telah diisi Tandan Buah Segar dimasukan ke dalam sterilizer dengan memakai
capstan. Sterilizer saat ini ada berbagai model:

 Sterilizer Horizontal (konvensional)


 Vertical Sterilizer
 Continuous Sterilizer (CS) – Hak Paten CB-MODIPALM (Malaysia)
 Oblique Sterilizer
 Dll

Tujuan perebusan :

1. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas (ALB/FFA)


2. Mempermudah proses pelepasam buah sawit pada threser
3. Menurunkan kadar air buah sawit
4. Melunakkan daging buah sawit, sehingga daging buah sawit mudah lepas dari biji (nut)

Bila poin ke-2 tercapai secara efektif, maka semua poin-poin yang lain akan tercapai juga.
Sterilizer horizontal (konvensional) memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m.
Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plate dengan tebal 10 mm yang mempunyai fungsi untuk
menahan steam, dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk proses membuang air
kondesat agar proses pemanasan di dalam sterilizer tetap seimbang.

Dalam proses perebusan minyak yang terbuang± 0,8 % . Dalam melakukan proses perebusan
diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari boiler. Uap yang masuk ke
sterilizer 2,7 -3 kg/cm2 , dengan suhu 140° C dan direbus selama 90 menit.

4. Proses Penebah (Threser Process)

ada beberapa alat/mesin disini:

 Hoisting Crane (jika memakai rebusan horizontal)

Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori buah sawit dan menuangkan isi lori
buah sawit ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi Tandan Buah
Sawit yang sudah direbus.

 Threser (Bantingan)

Fungsi dari Thresing adalah untuk melepaskan buah sawit dari janjangannya (tandan sawit)
dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong (tandan kosong
sawit) ke empty bunch conveyor (konveyor tandan kosong sawit).

6
 Proses Pengempaan (Pressing Process)

Proses Kempa adalah dimulai dari pengambilan minyak dari buah Kelapa Sawit dengan jalan
pelumatan (di mesin digester) dan pengempaan (di mesin screw press sawit). Baik buruknya
pengoperasian peralatan mempengarui efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :

 Digester

Setelah buah pisah dari janjangan (tandan sawit), lalu buah dikirim ke Digester dengan cara buah
masuk ke Conveyor Under Threser yang berfungsi untuk membawa buah sawit ke Fruit Elevator
yang fungsinya untuk mengangkat buah sawit keatas, lalu masuk ke distribusi conveyor
(distributing conveyor) yang kemudian menyalurkan buah sawit masuk ke Digester. Di dalam
digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh, akan diputar atau diaduk dengan
menggunakan pisau pengaduk (stirring arm) yang terpasang pada
bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan
buah sawit dari digester ke screw press.

Fungsi Digester :

1.Melumatkan daging buah sawit

2.Memisahkan daging buah sawit dengan biji (nut)

3.Mempersiapkan Feeding ke dalam mesin screw Press

4.Mempermudah proses pengepresan minyak di mesin screw Press PKS

5.Proses pemanasan / melembutkan buah sawit

 Screw Press (mesin kempa ulir sawit)

Fungsi dari Mesin Screw Press dalam proses produksi kelapa sawit
adalah untuk memeras berondolan buah sawit yang telah dicincang, dilumat di digester untuk
mendapatkan minyak kasar. Buah – buah sawit yang telah diaduk secara bertahap dengan
bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya
masuk ke dalam mesin kempa ulir sawit ( palm oil twin screw press ). Oleh adanya tekanan
screw yang ditahan oleh cone, berondolan buah sawit tersebut diperas sehingga melalui lubang –
lubang press
cage, minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun
klarifikasi (clarification station) , sedangkan ampas (cake) dan biji (nut) masuk ke stasiun kernel.

Cara Kerja Mesin Screw Press (Kempa Ulir Sawit)


Motor listrik adalah sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan mesin screw press
sawit ( double screw press). Screw press Kelapa Sawit dihidupkan melalui Control panel (panel
kendali) sekaligus sistem hidroliknya, lalu dimasukkan air panas (hot
water) dengan suhu 90°C melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik akan memutar pulley

7
(puli) melalui poros motor dengan daya 30 Kw dengan putaran 1475 rpm (untuk kapasitas screw
press 15 Ton per jam) .Pulley akan menggerakkan sabuk penghantar putaran ke pulley yang
terpasang pada poros (as) yang menghubungkan ke gear reducer (gearbox) ,dan gear
reducer(gearbox) digerakkan poros utama yang dihubungkan dengan kopling (coupling) .Poros
(as) utama menggerakkan roda gigi (gear) perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir
akan bergerak berlawanan arah dengan putaran yang sama. Pada ujung ulir terdapat dua buah
konis (conical) yang digerakkan dengan bantuan sistem hidrolik dengan gerakan maju-mundur
(forward/backward) sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan dengan tujuan untuk meningkatkan
hasil pengepresan dan tekanannya sebesar 30-50 bar. Minyak sawit yang dihasilkan oleh mesin
press dialirkan ke oil vibrating screen (mesin ayakan getar) dan kemudian dialirkan ke crude oil
tank untuk diproses lebih lanjut,sedangkan serabut (fibre) dan biji buah sawit(nut) yang masih
mengandung 4% minyak dialirkan ke cake breaker conveyor (CBC) untuk proses selanjutnya.
Motor listrik memutar poros screw press yang di reduksi (dikurangkan) oleh gearbox
dan putarannya dari 1475 rpm menjadi 12 rpm.

Kapasitas mesin screw press yang direncanakan harus sesuaikan dengan kapasitas
olahan pabrik sawit. Dalam menentukan kapasitas mesin screw press sawit yang akan
dipergunakan , maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press , massa awal buah kelapa sawit telah
berkurang. Hal ini disebabkan karena berlangsungnya proses penebahan pada mesin
thresher / stripper / bantingan. Massa sawit yang berkurang yang dimaksud adalah berupa
tandan kosong sawit yang dipindahkan dengan konveyor.
2. Untuk dapat memperoleh hasil pressing yang baik ,maka perlu diperhatikan mesin
screw press harus dalam keadaan selalu penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk
memperoleh efisiensi yang lebih baik dari penekanan terhadap buah sawit, sebab jika
banyak ruang kosong pada saat penekanan maka hasilnya tidak maksimal.

Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakan mesin double
screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus sistem hidroliknya, lalu dimasukkan air
panas dengan suhu 90°C melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik hidup memutar pulley
melalui poros motor dengan daya 22 Kw (untuk mesin screw press kapasitas 15 Ton/jam) dan
putaran 1450 rpm. Pulley menggerakkan V-belt (sabuk ) menghantarkan putaran ke pulley yang
terpasang pada poros yang menghubungi ke gearbox, dari gearbox digerakan poros utama yang
dihubungkan dengan kopling. Poros (As) utama menggerakan roda gigi perantara sehingga
mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dangan putaran yang sama.
Detail Kerja Mesin Screw Press Prinsip kerja ekstraksi minyak melalui mesin screw press ini
adalah dengan menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang
berputar sehingga minyak dapat keluar lewat lubang-lubang press cage. Besarnya tekanan di
kempa ini dapat diatur secara elektris dan tergantung dari volume bahan yang akan di press.
Mesin Kempa Ulir Sawit (screw press) ini terdiri dari sebuah selinder yang berlubang lubang
didalam terdapat sebuah ulir yang berputar. Tekanan kempa ulir diatur oleh dua buah kerucut
(konis) berada pada kedua ujung pengempa, yang bergerak maju mundur secara hidrolik.
Tekanan hidrolik sekitar 50 – 70 kg / cm3 mengakibatkan ampas basah.
Kehilangan minyak (oil losses) pada ampas (cake) dan biji (nut) akan mempengaruhi
pada proses stasiun selanjutnya, ampas (cake) yang basah akan mengakibatkan pembakaran di

8
dalam dapur Boiler tidak sempurna. Tekanan yang terlalu tinggi misalnya 70 kg / cm3 akan
mengakibatkan kehilangan inti (kernel losses) yang tinggi sehingga keseimbangan dalam mesin
ini sangat diperlukan. Hal yang perlu deperhatikan adalah ampas kempa (press cake) yang keluar
harus merata dalam arti tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, jika terjadi gangguan /
kerusakan, sehingga mesin screw press harus berhenti untuk waktu yang lama maka untuk
mencegah hal – hal yang tidak diiginkan, mesin screw press harus selalu di periksa dan
menjalankan perawatan rutin (berkala) pada screw press. Kecepatan putar mesin Kempa Ulir
harus disesuaikan dengan kapasitas Tandan Buah Segar (buah sawit) yang akan dipress, dengan
tujuan agar efisiensi proses pressing lebih maksimal supaya target yang diiginkan perusahaan
dapat tercapai sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang diterapkan oleh PKS sesuai proses
pengolahan tbs di pabrik kelapa sawit. Dalam Mesin Screw Press (Kempa Ulir Sawit) ini terdiri
sebuah silinder yang berlubang – lubang dan di dalamnya terdapat 2 buah ulir yang berputar
berlawanan arah dan tekanan screw press diatur oleh 2 buah konis (cone)
berada pada bagian ujung press, yang dapat digerakan maju mundur secara hidrolik.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit di pabrik, Minyak sawit yang keluar dari Feeder Screw
dan main Screw ditampung dalam talang minyak (oil gutter) dan untuk mempermudah
pemisahan , pengaliran minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan penambahan air
panas (salah satu bagian proses pengolahan kelapa sawit menjadi cpo)
Dalam proses di screwpress ini kita juga perlu ada manajemen proses pengolahan limbah padat
kelapa sawit.

5. Proses Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Setelah melewati proses Screw Press (masih banyak proses produksi di pabrik kelapa sawit
yang akan dijelaskan dalam artikel lain) maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil dan ampas
press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Palm Oil masuk ke stasiun klarifikasi dimana
proses pengolahannya sebagai berikut :

 Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)

Setelah di press (salah satu proses pabrik sawit) maka Crude Palm Oil yang mengandung air,
minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk
menampung pasir/manangkap pasir yang ada. Temperatur pada sand trap mencapai 95 °C

 Vibro Separator / Vibrating Screen (Ayakan Getar)

Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut – serabut (fiber)
yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri
dengan sistem getaran – getaran (simetris) , dan pada Vibro kontrol perlu penyetelan pada bantul
yang di ikat pada elektromotor supaya Getaran berkurang dan pemisahan lebih efektif.

 Continuous Settling Tank (CST) / Vertical Clarifier Tank (VCT)

Fungsi dari Continuous Settling Tank (CST atau sering disebut juga Clarification Settling
Tank) adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (Non Oily Solid / NOS) secara
gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan

9
atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan Non Oily Solid
(NOS ) dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Fungsi Skimmer
dalam CST adalah untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk
(stirring) dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak yang mengandung lumpur
(Sludge). Temperatur yang cukup (95 °C) akan memudahkan proses pemisahan ini. Prinsip kerja
didalam CST dalam proses pengolahan pada pabrik kelapa sawit adalah dengan menggunakan
prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda berat jenis. Prinsip bejana bertekanan
diterapkan dalam mekanisme kerja di CST (continuous settling tank) sesuai alur proses produksi
pabrik kelapa sawit.

 Oil Tank

Fungsi dari Oil Tank adalah sebagai tempat sementara Oil sebelum diolah oleh Purifier. Proses
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Coil (koil pemanas) untuk mendapatkan
temperatur yang diinginkan yakni 95° C. Kapasitas Oil Tank bermacam macam tergantung
kapasitas PKS.

 Oil Purifier (Pemurni Minyak)

Fungsi dari Oil Purifier (pemurni minyak) adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak sawit dengan prinsip kerja sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan
temperatur suhu sekitar 95o C.

 Vacuum Dryer

Fungsi dari Vacuum Dryer dalam proses produksi kelapa sawit menjadi cpo adalah untuk
mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Cara kerjanya sendiri adalah minyak disimpan
dalam bejana melalui nozzle/ Nozel. Suatu jalur re-sirkulasi dihubungkan dengan suatu
pengapung didalam bejana supaya jikalau ketinggian permukaan minyak menurun pengapung
akan membuka dan men-sirkulasi minyak kedalam bejana.

 Sludge Tank (Tangki Lumpur)

Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat tampung sementara sludge ( bagian dari minyak kasar
yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator / sludge centrifuge
(low speed separator). Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk
mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu sekitar 95° C.

 Sand Cyclone / Pre- cleaner

Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge
(lumpur) dan untuk memudahkan proses selanjutnya.

 Rotary Brush Strainer ( Saringan Berputar)

10
Fungsi dari Rotary Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge
(lumpur) sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Separator / Sludge Centrifuge. Brush Strainer
ini terdiri dari saringan dan sikat (besi) yang berputar.

 Sludge Separator / Low Speed Sludge Centrifuge

Fungsi dari Sludge Seperator / Low Speed Sludge Centrifuge adalah untuk mengambil minyak
yang masih terkandung dalam sludge dengan prinsip gaya sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal,
minyak yang berat jenisnya (BJ) lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar
melalui sudut – sudut ruang tangki pisah (separating tank). Sludge Separator ada terdiri atas :
Low Speed (sering disebut juga Sludge Centrifuge) dan High Speed Separator. Mesin ini adalah
salah satu bagian dari mesin untukproses pengolahan limbah pabrik kelapa sawit / proses
pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit.

 Storage Tank (Tangki Timbun CPO)

Fungsi dari Storage Tank (Tangki Timbun) dalam proses pengolahan kelapa sawit sampai
menjadi cpo adalah untuk penyimpanan sementara
minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus rutin
dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin
supaya temperatur nya terjaga, selain itu apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat
mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO dan terganggunya proses pengolahan pabrik minyak
kelapa sawit / proses produksi industri kelapa sawit

6. Proses Pengolahan Biji ( Kernel Station )

Sudah dijelaskan bahwa setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber. Fiber
tersebut akan masuk ke stasiun Kernel (alur proses pengolahan pabrik kelapa sawit), dibawah ini
ada beberapa alat dalam proses pengolahan biji (salah satu proses pengolahan kelapa sawit
menjadi pko):

 Cake Breaker Conveyor (CBC)

Kegunaan dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan gumpalan
Cake dari stasiun Press (mesin screw press) ke depericarper.

 Depericarper

Kegunaan dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber
untuk menjadi bahan bakar boiler (ketel uap). Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat
massa, yang berat massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap oleh fan / blower. Yang massanya
lebih berat (nut) akan masuk menuju ke Nut Polishing drum.

11
Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah :

1. Membersihkan biji (nut) dari serabut – serabut yang masih melekat


2. Membawa nut (biji) dari Depericarper ke Nut transport
3. Memisahkan nut (biji) dari sampah (dirt)
4. Memisahkan gradasi nut (biji)

 Nut Silo

Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut (biji) sebelum diolah pada
proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut (biji) dengan menggunakan mesin nut Cracker /
Ripple Mill, maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater)

 Riplle Mill (Nut Cracker)

Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut (biji) . Pada Ripple Mill terdapat rotor rod
bagian yang berputar serta Ripple Plate bagian yang diam. Nut (biji sawit) masuk diantara rotor
dan Ripple Plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut (biji sawit).

 Claybath

Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah (broken kernel)
yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada
perbedaan berat jenis (BJ) . Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan
yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih
kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan
tenggelam. Kernel (inti sawit) memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan kalsium
karbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar.

 Hydro Cyclone

Fungsi Hydro Cyclone adalah:

1. Mengutip kembali inti yang terikut dalam cangkang


2. Mengurangi loses (inti cangkang) dan kadar kotoran (dirt)

12
 Kernel Tray Dryer

Fungsi dari Kernel Tray Dryer adalah untuk mengurangi kadar air (moisture content) yang
terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti (kernel) akan mempengaruhi
nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB (Asam Lemak Bebas / Free Fatty
Acid) juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat celcius, tengah 60
derajat celsius, bawah 50 derajat celcius. Pada sebagian Pabrik Sawit ada yang menggunakan
sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat celsius, dan bawah 70 derajat celcius.

 Kernel Storage

Fungsi dari Kernel Storage (Penyimpanan Inti) ini adalah untuk tempat penyimpanan inti
produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk Kernel
silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan / blower agar uap yang masih terkandung dalam inti
(kernel) dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya
menimbulkan jamur pada Inti (kernel).

13
BILANGAN PENYABUNAN
A. Teori bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk
menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak
disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan
trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan
alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi
dapat diketahui. Dalam penetapan bilangan penyabunan, miasalnya larutan alkali yang
digunakan adalah larutan KOH , yang diukur dengan hati-hati kedalam tabung dengan buret atau
pipet.
Besarnya jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknyaikatan rangkap atau ikatan tak
jenuh , ikatan rangkap yang terdapat pada minyak yang tak jenuh akan bereaksi dengan iod.
Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih
besar. Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan
satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan
larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga
molekul KOH bereaksi denngan satu molekul minyak atua lemak, larutan alkali yang tinggi
ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak
yang disusun oleh sam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul
yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak
mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan
ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram
lemak atau minyak ( Herina, 2002).

B. Definisi bilangan penyabunan

Bilangan Penyabunan (Safonifikasi) adalah banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
mempersabunkan satu gram minyak/lemak. Bilangan Penyabunan dapat dipergunakan untuk
menentukan bobot molekul minyak/lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak
berantai karbon pendek, akan mempunyai bobot molekul (Mr) kecil, sedangkan minyak dengan
rantai karbon panjang akan mempunyai bobot molekul yang lebih besar .Minyak/lemak yang
mempunyai bobot molekul kecil akan mempunyai bilangan penyabunan yang besar dan
sebaliknya minyak dengan bobot molekul besar akan mempunyai bilangan penyabunan yang
relatif kecil.

Angka Penyabunan dapat dilakukan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak
secara kasar. Minyak yang disusun asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat
molekul relative kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya, minyak
dengan berat molekul yang besar mempunyai angka penyabunan relative kecil.

14
Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan satu gram (1 g) lemak atau minyak.Alcohol yang ada pada koh berfungsi untuk
melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga
membentuk sabun.Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari
reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo”
dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah
reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang
dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang
dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan
penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat
ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk
mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk
menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.Apabila sampel yang akan diuji
disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan
trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan
alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam,
sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk
melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam
lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam
pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir,
kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat
pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke
putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk
mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi
blan

C. Reaksi

R(COO)3C3H5 + 3KOH →3RCOOK + C3H(OH)3


D. Rumus
( V2 - V1 ) x N x 56,1
Bilangan penyabunan = ------------------------------------
W
Keterangan :
V1 :volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk contoh uji, dinyatakan dalam
mililiter.
V2 :volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk blangko, dinyatakan dalam mililiter.
N :normalitas asam khlorida yang digunakan.

15
W :berat contoh uji, dinyatakan dalam gram.
56,1 :berat molekul KOH.

E. Pereaksi

- KOH-Alkohol 0,5N

- HCL 0,5N

- Indicator PP

16
BILANGAN IOD
A. Teori bilangan iod

Bilangan iodin merupakan salah satu parameter penentuan mutu dari minyak atau lemak.
Bilangan iodin menyatakan ukuran ketidakjenuhan minyak atau lemak dan berkaitan dengan
kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak. Dalam keseharian lemak biasa
disebut minyak. Dapat disebut lemak, bila pada suhu kamar dalam keadaan padat, sedangkan
berbentuk cair, maka disebut minyak. Terdapat lemak yang baik dikonsumsi, ada pula jenis
lemak yang sebaliknya dihindari sama sekali. Jenis lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah
lemak tak jenuh. Lemak yang tidak baik untuk dikonsumsi adalah lemak jenuh.

Lemak jenuh adalah lemak yang sulit diuraikan menjadi unsur-unsur lain. Lemak jenuh
hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya. Lemak jenuh bersifat
lebih stabil daripada lemak tak jenuh. Lemak jenuh umumnya berhubungan dengan kolesterol.
Kebanyakan atau terlalu sering mengkonsumsi lemak ini akan berakibat buruk pada kesehatan.
Bermacam-macam penyakit dapat terjadi akibat penimbunan lemak jenuh. Lemak Jenuh dapat
menaikkan HDL (High Density Lipoprotein atatu kolesterol baik) dan juga LDL (Low Density
Lipoprotein atau kolesterol jahat). Lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semaki banyak
konsumsi lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah. Contoh
makanan yang mengandung lemak jenuh adalah susu murni, keju berlemak, cokelat, daging,
kelapa, mentega, hati, ayam. Disamping efek buruk yang ditimbulkan lemak jenuh.

B. Defenisi bilangan iod


Bilangan iod adalah sifat kimia minyak yang dipakai untuk mengetahui banyaknya ikatan
rangkap atau ikatan tidak jenuh dalam minyak. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau
lemak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk ikatan jenuh. Besarnya jumlah iod yang
diserap oleh minyak inilah yang menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Bilangan iod
dinyatakan dalam jumlah gram iod yang diserap 1 gram minyak atau lemak. Penentuan bilangan
iod ini bisa ditentukan dengan cara hanus, Kauffman dan von hubl, dan cara wijs.

Bilangan iod dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Semakin besar
bilangan iodnya maka semakin tinggi derajat ketidakjenuhannya, dan semakin tinggi pula
kualitas minyak tersebut. Jika bilangan iod dari minyak rendah, kolesterol dalam tubuh dapat
meningkat. Bilangan iod dalam minyak dapat menurun karena putusnya ikatan tak jenuh menjadi
jenuh akibat pemanasan atau penggorengan.

Penentuan bilangan iod dalam sampel minyak kelapa diteliti dengan menggunakan metode
titrasi iodometri. Minyak kelapa digunakan untuk menggoreng tempe dengan perlakuan tiga kali
ulangan penggorengan. Setiap penggorengan dilakukan selama 15 menit dan suhu dijaga tetap
konstan sebesar 1800 Bilangan iod minyak kelapa

17
sebelum penggorengan sebesar 46,63. Setelah penggorengan pertama bilangan iodnya
sebesar 45,59. Setelah penggorengan kedua 44,14 dan setelah penggorengan ketiga bilangan
iodnya sebesar 41,65. Dari parameter penggorengan tersebut, bilangan iod minyak minyak
kelapa mengalami penurunan. Penurunan bilangan iod setelah penggorengan pertama sebesar
1,04 atau 2,23 % dari bilangan iod sebelum digoreng. Penurunan bilangan iod setelah
penggorengan kedua sebesar 1,45 atau 3,18 %. Dan penurunan bilangan iod setelah
penggorengan ketiga sebesar 2,49 atau 5,64 %. Dari hasil penelitian ini, minyak pada
penggorengan kedua sudah tidak lagi memenuhi Standar Nasional Indonesia, karena bilangan
iodnya kurang dari 45. Maka minyak kelapa masih baik dikonsumsi hanya pada penggorengan
pertama.

C. Reaksi

2Na2S2O3 + I2 → 2 NaI + Na2S4O6

D. Pereaksi

a. Pelarut : 60 % asam asetat + 40 % Chloroform


b.Larutan Na2S2O3 0,1 N
c. Aseton
d. Larutan hanus
e. Larutan KI 15 %
f. Amilum 1%
g. Aquades

E. Rumus
( V2 - V1 ) x N x 12,69
bilangan Iod = --------------------------------------
W
Keterangan :

V1 :volume titrasi contoh uji, dinyatakan dalam mililiter.


V2 :volume titrasi blangko, dinyatakan dalam mililiter.
N :normalitas Na2S2O3.
W :berat contoh uji, dinyatakan dalam gram.

12,69 :bobot setara dari bilangan iod.

126,9 :berat atom bilangan iod

18
BILANGAN PEROKSIDA
A. Teori bilangan peroksida

Angka peroksida atau bilangan peroksida merupakan suatu metode yang biasa digunakan
untuk menentukan degradasi minyak atau untuk menentukan derajat kerusakan minyak.

Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami
oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak
yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang
menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka
peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka peroksida
dilakukan dengan titrasi iodometri.

Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan peroksida.
Pengukuran angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroksida dan
hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak. Bilangan peroksida yang
tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami oksidasi, namun pada angka yang
lebih rendah bukan selalu berarti menunjukkan kondisi oksidasi yang masih dini. Angka
peroksida rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida baru lebih kecil dibandingkan
dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain, mengingat kadar peroksida cepat mengalami
degradasi dan bereaksi dengan zat lain Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika
bahan berlemak dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya
tergantung pada tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Minyak curah terdistribusi tanpa kemasan,
paparan oksigen dan cahaya pada minyak curah lebih besar dibanding dengan minyak kemasan.
Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama penggorengan memacu terjadinya oksidasi minyak.
Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu
rendah.

B. Definisi bilangan peroksida


Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi
Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang
mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan
suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah
dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi
iodometri.

19
C. Reaksi

D. Rumus

E. pereaksi

1.CH3COOH 96%-100%
2.C2H5OH 96%
3.CHCl3 (chloroform)
4.KI
5.Aquadest ( panas)
6.Tio 0,02N
7.Kanji

PENUTUP
curde palm oil adalah bahan hasil dari pengolahan kelapa sawit yang dijadikan bahan pokok
minyak di Indonesia , adapun berbagai parameter pengujian yaitu bilanagan penyabunan ,
bilangan iod , bilangan peroksida

Bilangan penyabunan adalah parameter untuk untuk menentukan berat molekul minyak dan
lemak secara kasar. Minyak yang disusun asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai
berat molekul relative kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya,
minyak dengan berat molekul yang besar mempunyai angka penyabunan relative kecil.

20
Bilangan iod dalah parameter untuk menyatakan derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak.
Semakin besar bilangan iodnya maka semakin tinggi derajat ketidakjenuhannya, dan semakin
tinggi pula kualitas minyak tersebut.

Bilangan peroksida adalah parameter untuk indeks jumlah lemak atau minyak yang telah
mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak.
Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang
menghasilkan suatu senyawa peroksida.

21

Anda mungkin juga menyukai