Nikel pertama kali ditemukan pada tahun 1751 oleh seorang
ahli mineral dan ahli kimia Swedia, Baron Axel Fredrik Cronstedt ( / kroonstet / 23 Desember 1722 - 19 Agustus 1765), saat itu ia sebagai ahli pertambangan dengan Biro Pertambangan.
Cronstedt menggambarkannya sebagai kupfernickel (nikolit).
Nama ini muncul karena bijih tersebut memiliki penampilan serupa dengan tembaga (kupfer) dan sprite nakal (nikel) yang diduga oleh para penambang menjadi penyebab kegagalan mereka untuk mengekstrak tembaga darinya. Cronstedt menamakannya nikel pada 1754. NEXT.......
Axel Fredrik Cronstedt adalah murid dari Georg Brandt, penemu
kobalt Cronstedt adalah salah satu pendiri mineralogi modern dan digambarkan sebagai pendiri oleh John Griffin dalam bukunya 1827 A Practical Treatise on the Use of the Blowpipe. Cronstedt juga menemukan mineral scheelite pada tahun 1751. Dia menamai tungsten mineral, yang berarti batu berat di Swedia. Carl Wilhelm Scheele kemudian menyarankan agar logam baru bisa diekstraksi dari mineral. Dalam bahasa Inggris, logam ini sekarang dikenal sebagai unsur tungsten. Pada 1753, Cronstedt terpilih sebagai anggota Royal Swedish Academy of Sciences . Pada tahun 1756, Cronstedt menciptakan istilah zeolit setelah memanaskan stilbite mineral dengan api sumpit. KARAKTERISTIK NIKEL
LOGAM INI DITAMBANG DI RUSIA, AUSTRALIA,
INDONESIA, KALEDONIA BARU, KUBA, KANADA, DAN AFRIKNIKEL BERWARNA PUTIH KEPERAK-PERAKAN DENGAN PEMOLESAN TINGKAT TINGGI. BERSIFAT KERAS, MUDAH DITEMPA, SEDIKIT FERROMAGNETIS NEXT....... Nikel merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik. Senyawa nikel umumnya bersifat bivalen, meskipun terdapat pula tingkat valensi lainnya. Unsur ini juga membentuk sejumlah senyawa kompleks. Sebagian besar senyawa nikel berwarna biru atau hijau. Nikel larut perlahan dalam asam encer namun, seperti besi, menjadi pasif ketika dipaparkan dengan asam nitrat. Kebanyakan nikel di bumi tidak dapat diakses karena berada dalam inti bumi cairr. Nikel diketahui menyumbang 10% komposisi inti bumi. Jumlah total nikel yang terlarut dalam laut berada pada kisaran 8 miliar ton. Bahan organik memiliki kemampuan menyerap logam ini sehingga menjelaskan mengapa batubara dan minyak bumi memiliki kandungan nikel cukup besar. Kandungan nikel dalam tanah bisa serendah 0,2 ppm atau setinggi 450 ppm di beberapa jenis tanah liat, dengan rata- rata kandungan sekitar 20 ppm.