Anda di halaman 1dari 12

(REVISI) MAKALAH KIMIA ANORGANIK II

NIKEL (Ni)

Disusun Oleh :

NAMA : WITANTI SUKMA KHAERUNNISA


NIM : E1M 017 080
SEMESTER : IV
KELAS :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
NIKEL (Ni)

A. Kelimpahan di Alam
Pada tahun 1600-an, para penambang Jerman mencoba mencari logam
tembaga dari mineral yang terdapat di pegunungan. Mereka menemukan mineral yang
waktu itu dianggap sebagai sumber tembaga. Namun, mineral ini memiliki ciri-ciri
yang berbeda dengan mineral tembaga yang telah mereka temukan sebelumnya.
Mineral ini berupa batuan berwarna merah kecoklatan dan sedikit pucat. Para
penambang mencoba mengekstrak tembaga dari batuan tersebut, dan tentunya tidak
pernah berhasil karena mineral tersebut tidak mengandung tembaga sama sekali.
Karena kesal, mereka mulai menyalahkan “Nickel”, iblis nakal dalam mitologi
Jerman karena kegagalan mereka dalam mendapatkan tembaga. Mereka mulai
memanggil mineral yang mereka temukan tersebut dengan nama “kupfernickel” yang
artinya “iblis tembaga”. Seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1751, ahli kimia
Swedia bernama Bron Axel Fredrik Cronstedt melalukan penelitian terhadap mineral
kupernikel. Ia memanaskan mineral ini dengan karbon dan kemudian menemukan
fakta bahwa zat yang didalamnya ternyata memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan
tembaga, seperti menjadi putih ketika dipanaskan dan bersifat magnet. Berdasarkan
fakta tersebut, Cronstedt akhirnya menemukan unsur baru dalam mineral kupernikel.
Ia menghilangkan nama kuper dan memanggil unsur baru yang telah ia temukan
dengan nama “nikel”. Cronstedt merupakan orang pertama di dunia yang berhasil
mengestrak dan mengisolasi nikel dari mineralnya.
Nikel adalah unsur kimia dengan simbol Ni dan nomor atom 28 dengan
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 atau [Ar] 3d8 4s2 . Nikel adalah logam
berwarna putihkeperak-perakan yang berkilat, dan keras dan mulur (dapat ditarik). Ia
tergolong dalam logam peralihan. Nikel adalah logam yang keras namun dapat
dibentuk. Nikel terletak pada periode keempat dan golongan delapan dari tabel
periodik.
Nikel merupakan unsur no 5 paling melimpah di kerak bumi kita. Namun, kita
bisa menemukan nikel dengan konsetrasi 100 kali lipat di dalam perut bumi. Oleh
karena itulah, bisa dikatakan bahwa nikel merupakan unsur no 2 paling banyak
ditemukan di lapisan luar inti bumi. Nikel secara umum bisa didapatkan dari dua jenis
deposit yaitu: Laterit, deposit yang dihasilkan dari pelapukan intensif batuan kaya
nikel di bagian kerak/permukaan bumi. Dan deposit sulfida yang dihasilkan oleh
aktivitas magma. Selain dua sumber diatas, nikel juga bisa ditemuan di kerak bumi
pada dasar laut dalam. Namun, sumber ini sudah tidak diperbolehkan lagi untuk
ditambang karena merusak ekosistem laut. Mineral utama untuk mendapatkan logam
nikel adalah limonit, garnierit dan pentladit. Nikel diperoleh secara komersial dari
petlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario. Kawasan ini adalah sebuah daerah
yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya
ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, dan indonesia.
Bijih nikel yang utama:
 Millerit, NiS

Millerite ( thistle rambut , kerikil nikel , kerikil nikel kuning , pirit


rambut , triklopirit , nikel kimia (II) sulfida ) adalah minerallangka dari kelas
mineral sulfida dan sulfosalat . Ini mengkristal dalam sistem kristal
trigonal dengan komposisi kimia NiS dan biasanya mengembangkan kristal
yang tipis dan memanjang dengan panjang hingga delapan sentimeter dari warna
kuningan ke warna perunggu. Ini biasanya bersama-sama sebagai jumbai berbulu.
Millerite biasanya terbentuk di bawah suhu rendah di batu
kapur atau barit .Millerite juga dapat dibentuk sebagaiproduk pelapukan mineral
nikel lainnya atau dalam sedimen.

 Smaltit (Fe,Co,Ni)As

Smaltite adalah berbagai mineral skutterudite yang terdiri


dari arsenide nikel besi kobalt : (Co, Fe, Ni) As 2 . Smaltit mengkristal
dalam sistem kubik dengan simetri hemihedral yang sama
dengan pirit ;kristal biasanya memiliki bentuk kubus atau cubo-octahedra, tetapi
tidak sempurna dikembangkan dan agak jarang terjadi. Lebih sering mineral
ditemukan sebagai massa kompak atau granular. Warnanya putih timah ke abu-
abu baja, dengan kilau logam; garisnya hitam keabu-abuan. Kekerasan 5,5
dan gravitasi spesifik 6,5. Kobalt sebagian digantikan olehbesi dan nikel , dan
saat kobalt bertambah jumlahnya ada jalur menuju spesies
isomorfchloanthite (NiAs 2 ).

 Nikolit (Ni)As

Niccolite adalah mineral milik kelompok homonymous terdiri


dari arsenikdan nikel dan sejumlah kecil kobalt , antimon, besi dan
belerang. [2] Nama ini berasal dari bahasa Latin Niccolum ilmiah atau "nikel".
Deposit penting dapat ditemukan di Saxony, Skotlandia, dan Kanada. Ia juga
dikenal dengan nama nichelite dan nikel ; penggunaan rendah adalah
bentuk nikel dan nikel . Kristal yang sangat langka adalah piramida tabular atau
jongkok; biasanya terjadi dalam massa yang kompak dari warna perunggu-merah
muda, sering dengan patina hijau gelap atau, jika diubah secara dangkal
di annabergite

 Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S

Pentlandite adalah nikel sulfida terestrial yang paling umum. Biasanya


terbentuk selama pendinginan lelehan sulfida. Sulfida ini meleleh, pada
gilirannya, biasanya terbentuk selama evolusi lelehan silikat. Karena Ni adalah
elemen seperti chalcophile , ia memiliki preferensi untuk (yaitu "partisi menjadi")
fase sulfida. Dalam lelehan tak jenuh sulfida, pengganti Ni untuklogam transisi
lainnya dalam mineral feromagnesia, yang paling umum adalah olivin , meskipun
varietas nikel dari amfibol , biotit , piroksen danspinel diketahui. Pengganti Ni
paling mudah untuk Fe 2+ dan Co 2+ karena atau kesamaan mereka dalam ukuran
dan muatan.

 Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O

Garnierite adalah nama umum untuk bijih nikel hijau yang ditemukan di saku
dan vena di dalam batuan ultramafik yang tahan cuaca dan terserpentinisasi . Ini
terbentuk oleh pelapukan batuan ultramafik laterit dan terjadi pada banyak
endapan laterit nikel di dunia. Ini adalah bijih nikel yang penting, memiliki persen
berat NiO yang besar. Karena garnierite bukan nama mineral yang valid menurut
Komisi Mineral Baru, Nomenklatur dan Klasifikasi (CNMNC), tidak ada
komposisi atau formula yang pasti telah diadopsi secara universal.Beberapa
komposisi yang diusulkan adalah hidrosilikat Ni-Mg hidrat, nama umum untuk
hidrosilikat Ni-Mg yang biasanya terjadi sebagai campuran intim dan biasanya
mencakup dua atau lebih mineral berikut: serpentine , talk , sepiolit , smektit ,
atau klorit , dan Ni-Mg silikat, dengan atau tanpa alumina, yang memiliki pola
difraksi sinar-X yang khas dari serpentin, talk, sepiolit, klorit, vermikulit atau
beberapa campuran dari semuanya.

Nikel yang terbentuk secara alami ( 28 Ni) terdiri dari lima isotop stabil; 58 Ni , 60 Ni ,
61
Ni , 62 Ni dan 64 Ni dengan 58 Ni menjadi yang paling melimpah (68.077%
kelimpahan alami ). Yang paling stabil adalah 59 Ni dengan paruh 76.000 tahun, 63 Ni
dengan paruh 100.1 tahun, dan 56 Ni dengan paruh 6,077 hari. Semua isotop yang
tersisa memiliki paruh yang kurang dari 60 jam dan sebagian besar memiliki paruh
yang kurang dari 30 detik.

B. Sifat – sifat Nikel


a. Sifat Fisika
a. Nikel adalah unsur logam transisi yangberwarna putihkeperak-perakan yang
berkilau. Logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras.
b. D a p a t d i t e m p a d a n d i t a r i k .
c. Benda feromagnetik, yaitu benda yang ditarik kuat oleh magnet. Contoh :
nikel, baja, besi, dan kobalt.
d. Jika anhidrous memiliki warna kuning, Jika ada air memiliki warna hijau
contoh : [Ni(H2O)6]2+ merupakan hidrat, memiliki warna hijau.
e. Nomor atom: 28
f. Massa atom: 58,71 g/mol
g. Elektronegativitas menurut Pauling: 1,8
h. Kepadatan: 8,9 g/cm3 pada 20 °C
i. Titik lebur: 1453 °C
j. Titik didih: 2913 °C
k. Radius Vanderwaals: 0,124 nm
l. Radius ionik: 0,069 nm (+2) ; 0,06 nm (+3 )
m. Isotop: 10
n. Energi ionisasi pertama: 735 kJ/mol
o. Energi ionisasi kedua: 1753 kJ/mol
p. Energi ionisasi ketiga: 3387 kJ/mol
q. Potensial standar: -0,25 V

b. Sifat Kimia
a. Reaksi dengan air dan oksigen
NiO dapat disiapkan dengan berbagai metode. Setelah dipanaskan di
atas 400 ° C, bubuk nikel bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan NiO .
Dalam beberapa proses komersial, oksida nikel hijau dibuat dengan
memanaskan campuran bubuk nikel dan air pada 1000 ° C, laju reaksi ini
dapat ditingkatkan dengan penambahan NiO . Metode persiapan yang paling
sederhana dan paling berhasil adalah melalui pirolisis senyawa nikel (II)
seperti hidroksida, nitrat , dan karbonat , yang menghasilkan bubuk hijau
muda. Sintesis dari unsur-unsur dengan memanaskan logam dalam oksigen
dapat menghasilkan bubuk abu-abu hingga hitam.
 Bereaksi dengan air atau uap yang sangat panas
Ni (s) + 2H2O (g) → NiO (s) + H2 (g)

 Dengan Oksigen
Ni (s) + O2 (g) → Ni2O3 (s)

b. Reaksi dengan halogen


Nikel bereaksi dengan halogen pada pemanasan dalam kisaran 66-133.°C
 Ni(s) + F2 (g) → NiF2 (s)
 Ni(S) + Cl2 (g) → NiCl2 (S)
 Ni(S) + Br2 (g) → NiBr2 (S)
 Ni(S) + I2 (g) → NiI2 (S)

c. Reaksi dengan asam


Nikel bereaksi dengan asam sulfat dan HCl encer, reaksi berlangsung lambat.
 Ni(S) + H2 SO4 (l) → NiSO4 (aq) + 2H2 (g)
 Ni(S) + 2 HCl(aq) → NiCl2 (aq) + 2H2 (g)
Nikel bereaksi dengan asam nitrat pekat segera larut
 Ni(S) + 2HNO3 (aq) → Ni(NO3 )2 (aq) + H2 (g)

C. Pembuatan Nikel
Mineral yang biasa digunakan adalah laterit. Nikel laterit diartikan sebagai
suatu endapan bijih nikel yang terbentuk dari proses laterisasi pada batuan
ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni dengan kadar yang
tinggi, yang pada umumnya terbentuk pada daerah tropis dan sub tropis. Kandungan
Ni di batuan asal berkisar 0.28 % dapat mengalami kenaikan menjadi 1 % Ni sebagai
konsentrasi sisa (residual concentration) pada zona limonit (Waheed Ahmad, 2006).
Proses laterit ini selanjutnya dapat berkembang menjadi proses pengayaan nickel
(supergene enrichment) pada zona saprolit sehingga dapat meningkatkan kandungan
nikel menjadi lebih besar dari 2 %. Sebetulnya, disamping endapan nikel laterit,
terdapat juga type endapan lain seperti yang dikenal dengan nama nikel sulfida yang
mana terbentuk dari proses hidrothermal sehingga membentuk suatu cebakan/
endapan nikel dalam bentuk urat-urat (veins).

 Pengolahan nikel FeNi dari bijih laterit.


Secara umum proses pengolahan nikel secara pyrometalurgy dibagi kedalam
beberapa tahap
1. Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga dapat
terlepas dari bijihnya. Dalam tahap komunisi untuk nikel ore ini hanya
dibutuhkan maksimal 30 mm sehingga hanya diperlukan proses crushing saja
dan tidak dibutuhkan grinder. Crusher (penghancuran) yaitu suatu proses
yang bertujuan untuk membebaskan mineral yang diinginkan agar terpisah
dengan mineral pengotor yang lain. Dimana proses ini bertujuan juga untuk
memperkecil ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang dan
berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm
bahkan bisa sampai ukuran 2,5 mm.
2. Drying atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadar moisture
(kelembaban/kadar air) dalam bijih sekitar 30-35% dan diturunkan dalam
proses ini dengan rotary dryer menjadi sekitar 23%. Dalam rotary dryer ini,
pengeringan dilakukan dengan cara mengalirkan gas panas yang dihasilkan
dari pembakaran pulperized fuel (batubara yang sudah berbentuk serbuk) dan
marine fuel/ high sulfur oil (minyak yang mengandung banyak kandungan
sulfur) dalam hot air generator (HAG) secara searah pada temperatur sampai
200 C.
3. Calcining, tujuan utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada
dalam bijih. Air kristal yang biasa ditemukan adalah serpentine
(3MgO.2SiO.2H2O) dan geothite (Fe2O3.H2O). proses dekomposisi ini
dilakukan dalam rotary klin dengan temperatur sampai 850 C, reaksi
dekomposisi kristal yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Serpentine
Reaksi dekomposisi dari serpentine adalah sebagai berikut:
 3MgO.2SiO.2H2O → 3MgO + 2SiO2 + 2H2O

Reaksi ini terjadi pada temperatur 460-650 C dan tergolong reaksi


endotermik. Pemanasan lebih lanjut MgO dan SiO akan menbentuk
forsterite dan enstatite (MgO.SiO2).

b. Geothite
Reaksi dekomposisi dari Geothite sebagai berikut:
 Fe2O3.H2O → Fe2O3 + H2O
Reaksi ini terjadi pada suhu 260-330 C.
Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya sudah
terjadi reduksi NiO dan Fe2O3. Pada proses ini hanya 20% NiO yang
tereduksi menjadi Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO.
4. Peleburan di tanur listrik. Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/ reduksi
sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin panas yang keluar dari
tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surge bin lalu
kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace
bertujuan untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag.
Dinding furnace dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan
media air melalui balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarka
berat jenisnya.
5. Pengkayaan di tanur pemurni bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam
matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki
berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni / converter untuk
menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan
mengikat besi oksida dan membentuk ikatan yang memiliki berat jenis lebih
rendah dari matte sehingga menjadi mudah untuk dipisahkan.

Catatan reaksi kimia dalam tanur listrik dan tanur pemurni;

Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalam


rangkaian proses ini. Reaksi reduksi langsung yang terjadi adalah sebagai
berikut:

 NiO(l) + C(s) → Ni (l) + CO (g)


 FeO (l) + C (𝑠) → Fe (l) + CO (g)

Beberapa material yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen


juga tereduksi dan menjadi pengotor dalam logam.

 SiO2(l) + 2C(s) → Si(l) + 2CO(g)


 Cr2O3(l) + 3C(s) → 2Cr(l) + 3CO(g)
 P2O5(l) + 5C(s)→ 2P(l) + 5CO(g)
 3Fe(l) + C(s) → Fe3C(l)

Karbon disupplay dari Antracite (tergantung desain), dan reaksi terjadi


padazona leleh elektroda. CO(g) yang dihasilkan dari reaksi ini ditambah
dengan CO(g) dari reaksi Boudoard mereduksi NiO dan FeO serta Fe2O3
melalui mekanisme solid-gas reaction (reaksi tidak langsung):

 NiO(s) + CO(g) → Ni(s) + CO2(g)


 CoO(s) + CO(g) → Co(s) + CO2(g)
 FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
 Fe2O3(s) + CO(g) → 2FeO(s) + CO2(g)

Oksida stabil seperti SiO2, Cr2O3 dan P2O5 tidak tereduksi melalui reaksi
tidak langsung.

6. Granulasi dan pengemasan Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair
menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan
air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang
berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring,
dikeringkan dan siap dikemas.

D. Kegunaan Nikel

a. Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel,
sementara sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industri seperti baterai,
baja campuran rendah, campuran berbasis logam nikel, campuran berbasis
tembaga, electroplating.elektronika, aplikasi industri pesawat terbang, dan
berbagai macam produk lain seperti katalis dan turbin pembangkit listrik
bertenaga gas.
b. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel)
yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan
memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
c. Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy
lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar, Monel, Inconel, dan Hastelloys.
d. Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan
instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi air segar.
e. Nikel digunakan untuk membuat uang koin
f. Baja nikel dapat digunakan untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di
bank)
g. Nikel yang sangat halus digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi
minyak sayur (menjadikannya padat).
h. Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai
penyimpan Edison.
i. Nikrom : 60% Ni, 25% Fe, dan 15% Cr untuk pembuatan alat-alat laboratorium
(tahan asam), kawat pada alat pemanas.
j. Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) sebagai bahan pembuat magnet yang kuat.
k. Elektroplating (pelapisan besi, tembaga : [Ni(NH3)6]Cl2, [Ni(NH3)6]SO4)
l. Serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam proses pembuatan
mentega, juga pada cracking minyak bumi.
m. Bata alloy :3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis)
n. Digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca seperti pada bohlam
lampu pijar.
o. Monel : 60% Ni dan 40% Cu digunakan sebagai bahan pembuatan uang logam,
instrumen transmisi listrik, dan baling-baling kapal laut.

E. Senyawa – senyawa Nikel

1. Nikel sulfida

Nikel sulfida adalah senyawa anorganik dengan rumus NiS. Senyawa ini
berbentuk solid berwarna hitam yang diproduksi dengan mereaksikan
garam Nikel (II) dengan Hidrogen sulfida. Banyak nikel sulfida yang sudah
diketahui, termasuk mineral Milerit. Nikel sulfida yang berkaitan dengan Milerit
serta mineral lainnya, merupakan hasil dari reaksi desulfurisasi, dan kadang-
kadang digunakan sebagai katalis.

Pengendapan nikel sulfida hitam solid yang menjadi andalan skema analisis
anorganik kualitatif tradisional, yang dimulai dengan pemisahan logam
berdasarkan kelarutan sulfida mereka. Reaksi tersebut ditulis

Ni2+ + H2S → NiS + 2 H+


Banyak metode yang lebih terkontrol lainnya telah dikembangkan, termasuk
reaksi metatesis solid state (dari NiCl2 dan Na2S) dan reaksi suhu tinggi dari
masing-masing elemen.
2. Tetracarbonyckel (Nikel tetra karbonil)
Adalah senyawa organonikel dengan rumus Ni(CO) 4 . Cairan tak berwarna ini
adalah karbonil utama nikel . Ini adalah perantara dalam proses Mond untuk
pemurnian nikel dan reagen dalam kimia organologam . Nikel karbonil adalah
salah satu zat paling beracun yang ditemukan dalam kimia nikel.

Ni(CO) 4 tidak tersedia secara komersial. Ini mudah dihasilkan di laboratorium


oleh karbonilasi nikel bis (siklooktadien) yang tersedia secara komersial (0) . Hal
ini juga dapat dibuat dengan mereduksi larutan amoniak dari nikel sulfat
dengan natrium ditionit di bawah atmosfer CO.

3. Nikel (II) Sulfat


Nikel (II) sulfat , atau hanya nikel sulfat , biasanya merujuk pada senyawa
anorganik dengan rumus NiSO4(H2O)6 . Garam berwarna biru yang
sangat larut ini adalah sumber umum ion Ni 2+ untuk elektroplating . Garam
biasanya diperoleh sebagai produk sampingan dari pemurnian tembaga . Ini juga
diproduksi oleh pelarutan logam nikel atau nikel oksida dalam asam sulfat. Solusi
berair nikel sulfat bereaksi dengan natrium karbonat untuk mengendapkan nikel
karbonat , pendahulu katalis dan pigmen berbasis nikel. Penambahan amonium
sulfat ke dalam larutan encer dari nikel endapan sulfat Ni(NH4)2(SO4)2 · 6H2O.
Zat padat berwarna biru ini dianalogikan dengan garam Mohr. Fe(NH4)2(SO4) 2 ·
6H2O.

4. Nikel (II) Klorida


Nikel (II) klorida (atau hanya nikel klorida ), adalah senyawa
kimia NiCl 2 . Garam anhidrat berwarna kuning, tetapi hidrat NiCl 2· 6H 2 O yang
lebih dikenal berwarna hijau. Nikel (II) klorida, dalam berbagai bentuk, adalah
sumber nikel terpenting untuk sintesis kimia. Nikel klorida adalah deliquescent ,
menyerap kelembaban dari udara untuk membentuk solusi. Garam nikel telah
terbukti bersifat karsinogenik ke paru-paru dan saluran hidung dalam kasus
paparan inhalasi jangka panjang.

Produksi skala terbesar nikel klorida melibatkan ekstraksi dengan asam


klorida dari nikel matte dan residu yang diperoleh dari memanggang bijih nikel
yang mengandung pemurnian. Nikel klorida biasanya tidak disiapkan di
laboratorium karena murah dan memiliki masa simpan yang lama. Pemanasan
heksahidrat dalam kisaran 66-133. ° C menghasilkan dihidrat kekuningan, NiCl2 ·
2H2O. Hidrat dikonversi menjadi bentuk anhidrat setelah dipanaskan
dalam thionyl chloride atau dengan pemanasan di bawah aliran gas HCl. Cukup
memanaskan hidrat tidak menghasilkan diklorida anhidrat.
DAFTAR PUSTAKA

Ardra.biz. Tahap Proses Pengolahan Bijih Nikel Laterit : https://ardra.biz/sain-


teknologi/mineral/pengolahan-mineral/tahap-proses-pengolahan-bijih-nikel-laterite/

Buana, Setiadi Wira.2015. Bahan Tambang Nikel Pengolahan Dan Pemanfaatan


nikel-pengolahan-dan-pemanfaatan-dalam-industri/

Housecroft, Catherine E. and Alan G. Sharpe. 2005. Inorganic Chemistry. Edinburgh


: Pearson Education Limited.

Weka,Kurniawan.2013. Proses Pengolahan Bijih Nikel :


http://wktripleworld.blogspot.com/2013/02/proses-pengolahan-bijih-nikel.html

Wikipedia Isotop Nikel :


https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Isotopes_of_nic
kel&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp

Wikipedia. Nikel : https://id.wikipedia.org/wiki/Nikel

Wikipedia. Nikel (II) Sulfat : file:///F:/hh_files/translate_c.html

Anda mungkin juga menyukai