NIKEL (Ni)
Disusun Oleh :
A. Kelimpahan di Alam
Pada tahun 1600-an, para penambang Jerman mencoba mencari logam
tembaga dari mineral yang terdapat di pegunungan. Mereka menemukan mineral yang
waktu itu dianggap sebagai sumber tembaga. Namun, mineral ini memiliki ciri-ciri
yang berbeda dengan mineral tembaga yang telah mereka temukan sebelumnya.
Mineral ini berupa batuan berwarna merah kecoklatan dan sedikit pucat. Para
penambang mencoba mengekstrak tembaga dari batuan tersebut, dan tentunya tidak
pernah berhasil karena mineral tersebut tidak mengandung tembaga sama sekali.
Karena kesal, mereka mulai menyalahkan “Nickel”, iblis nakal dalam mitologi
Jerman karena kegagalan mereka dalam mendapatkan tembaga. Mereka mulai
memanggil mineral yang mereka temukan tersebut dengan nama “kupfernickel” yang
artinya “iblis tembaga”. Seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1751, ahli kimia
Swedia bernama Bron Axel Fredrik Cronstedt melalukan penelitian terhadap mineral
kupernikel. Ia memanaskan mineral ini dengan karbon dan kemudian menemukan
fakta bahwa zat yang didalamnya ternyata memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan
tembaga, seperti menjadi putih ketika dipanaskan dan bersifat magnet. Berdasarkan
fakta tersebut, Cronstedt akhirnya menemukan unsur baru dalam mineral kupernikel.
Ia menghilangkan nama kuper dan memanggil unsur baru yang telah ia temukan
dengan nama “nikel”. Cronstedt merupakan orang pertama di dunia yang berhasil
mengestrak dan mengisolasi nikel dari mineralnya.
Nikel adalah unsur kimia dengan simbol Ni dan nomor atom 28 dengan
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 atau [Ar] 3d8 4s2 . Nikel adalah logam
berwarna putihkeperak-perakan yang berkilat, dan keras dan mulur (dapat ditarik). Ia
tergolong dalam logam peralihan. Nikel adalah logam yang keras namun dapat
dibentuk. Nikel terletak pada periode keempat dan golongan delapan dari tabel
periodik.
Nikel merupakan unsur no 5 paling melimpah di kerak bumi kita. Namun, kita
bisa menemukan nikel dengan konsetrasi 100 kali lipat di dalam perut bumi. Oleh
karena itulah, bisa dikatakan bahwa nikel merupakan unsur no 2 paling banyak
ditemukan di lapisan luar inti bumi. Nikel secara umum bisa didapatkan dari dua jenis
deposit yaitu: Laterit, deposit yang dihasilkan dari pelapukan intensif batuan kaya
nikel di bagian kerak/permukaan bumi. Dan deposit sulfida yang dihasilkan oleh
aktivitas magma. Selain dua sumber diatas, nikel juga bisa ditemuan di kerak bumi
pada dasar laut dalam. Namun, sumber ini sudah tidak diperbolehkan lagi untuk
ditambang karena merusak ekosistem laut. Mineral utama untuk mendapatkan logam
nikel adalah limonit, garnierit dan pentladit. Nikel diperoleh secara komersial dari
petlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario. Kawasan ini adalah sebuah daerah
yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya
ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, dan indonesia.
Bijih nikel yang utama:
Millerit, NiS
Smaltit (Fe,Co,Ni)As
Nikolit (Ni)As
Garnierite adalah nama umum untuk bijih nikel hijau yang ditemukan di saku
dan vena di dalam batuan ultramafik yang tahan cuaca dan terserpentinisasi . Ini
terbentuk oleh pelapukan batuan ultramafik laterit dan terjadi pada banyak
endapan laterit nikel di dunia. Ini adalah bijih nikel yang penting, memiliki persen
berat NiO yang besar. Karena garnierite bukan nama mineral yang valid menurut
Komisi Mineral Baru, Nomenklatur dan Klasifikasi (CNMNC), tidak ada
komposisi atau formula yang pasti telah diadopsi secara universal.Beberapa
komposisi yang diusulkan adalah hidrosilikat Ni-Mg hidrat, nama umum untuk
hidrosilikat Ni-Mg yang biasanya terjadi sebagai campuran intim dan biasanya
mencakup dua atau lebih mineral berikut: serpentine , talk , sepiolit , smektit ,
atau klorit , dan Ni-Mg silikat, dengan atau tanpa alumina, yang memiliki pola
difraksi sinar-X yang khas dari serpentin, talk, sepiolit, klorit, vermikulit atau
beberapa campuran dari semuanya.
Nikel yang terbentuk secara alami ( 28 Ni) terdiri dari lima isotop stabil; 58 Ni , 60 Ni ,
61
Ni , 62 Ni dan 64 Ni dengan 58 Ni menjadi yang paling melimpah (68.077%
kelimpahan alami ). Yang paling stabil adalah 59 Ni dengan paruh 76.000 tahun, 63 Ni
dengan paruh 100.1 tahun, dan 56 Ni dengan paruh 6,077 hari. Semua isotop yang
tersisa memiliki paruh yang kurang dari 60 jam dan sebagian besar memiliki paruh
yang kurang dari 30 detik.
b. Sifat Kimia
a. Reaksi dengan air dan oksigen
NiO dapat disiapkan dengan berbagai metode. Setelah dipanaskan di
atas 400 ° C, bubuk nikel bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan NiO .
Dalam beberapa proses komersial, oksida nikel hijau dibuat dengan
memanaskan campuran bubuk nikel dan air pada 1000 ° C, laju reaksi ini
dapat ditingkatkan dengan penambahan NiO . Metode persiapan yang paling
sederhana dan paling berhasil adalah melalui pirolisis senyawa nikel (II)
seperti hidroksida, nitrat , dan karbonat , yang menghasilkan bubuk hijau
muda. Sintesis dari unsur-unsur dengan memanaskan logam dalam oksigen
dapat menghasilkan bubuk abu-abu hingga hitam.
Bereaksi dengan air atau uap yang sangat panas
Ni (s) + 2H2O (g) → NiO (s) + H2 (g)
Dengan Oksigen
Ni (s) + O2 (g) → Ni2O3 (s)
C. Pembuatan Nikel
Mineral yang biasa digunakan adalah laterit. Nikel laterit diartikan sebagai
suatu endapan bijih nikel yang terbentuk dari proses laterisasi pada batuan
ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni dengan kadar yang
tinggi, yang pada umumnya terbentuk pada daerah tropis dan sub tropis. Kandungan
Ni di batuan asal berkisar 0.28 % dapat mengalami kenaikan menjadi 1 % Ni sebagai
konsentrasi sisa (residual concentration) pada zona limonit (Waheed Ahmad, 2006).
Proses laterit ini selanjutnya dapat berkembang menjadi proses pengayaan nickel
(supergene enrichment) pada zona saprolit sehingga dapat meningkatkan kandungan
nikel menjadi lebih besar dari 2 %. Sebetulnya, disamping endapan nikel laterit,
terdapat juga type endapan lain seperti yang dikenal dengan nama nikel sulfida yang
mana terbentuk dari proses hidrothermal sehingga membentuk suatu cebakan/
endapan nikel dalam bentuk urat-urat (veins).
b. Geothite
Reaksi dekomposisi dari Geothite sebagai berikut:
Fe2O3.H2O → Fe2O3 + H2O
Reaksi ini terjadi pada suhu 260-330 C.
Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya sudah
terjadi reduksi NiO dan Fe2O3. Pada proses ini hanya 20% NiO yang
tereduksi menjadi Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO.
4. Peleburan di tanur listrik. Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/ reduksi
sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin panas yang keluar dari
tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surge bin lalu
kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace
bertujuan untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag.
Dinding furnace dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan
media air melalui balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarka
berat jenisnya.
5. Pengkayaan di tanur pemurni bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam
matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki
berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni / converter untuk
menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan
mengikat besi oksida dan membentuk ikatan yang memiliki berat jenis lebih
rendah dari matte sehingga menjadi mudah untuk dipisahkan.
Oksida stabil seperti SiO2, Cr2O3 dan P2O5 tidak tereduksi melalui reaksi
tidak langsung.
6. Granulasi dan pengemasan Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair
menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan
air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang
berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring,
dikeringkan dan siap dikemas.
D. Kegunaan Nikel
a. Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel,
sementara sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industri seperti baterai,
baja campuran rendah, campuran berbasis logam nikel, campuran berbasis
tembaga, electroplating.elektronika, aplikasi industri pesawat terbang, dan
berbagai macam produk lain seperti katalis dan turbin pembangkit listrik
bertenaga gas.
b. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel)
yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan
memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
c. Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy
lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar, Monel, Inconel, dan Hastelloys.
d. Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan
instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi air segar.
e. Nikel digunakan untuk membuat uang koin
f. Baja nikel dapat digunakan untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di
bank)
g. Nikel yang sangat halus digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi
minyak sayur (menjadikannya padat).
h. Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai
penyimpan Edison.
i. Nikrom : 60% Ni, 25% Fe, dan 15% Cr untuk pembuatan alat-alat laboratorium
(tahan asam), kawat pada alat pemanas.
j. Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) sebagai bahan pembuat magnet yang kuat.
k. Elektroplating (pelapisan besi, tembaga : [Ni(NH3)6]Cl2, [Ni(NH3)6]SO4)
l. Serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam proses pembuatan
mentega, juga pada cracking minyak bumi.
m. Bata alloy :3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis)
n. Digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca seperti pada bohlam
lampu pijar.
o. Monel : 60% Ni dan 40% Cu digunakan sebagai bahan pembuatan uang logam,
instrumen transmisi listrik, dan baling-baling kapal laut.
1. Nikel sulfida
Nikel sulfida adalah senyawa anorganik dengan rumus NiS. Senyawa ini
berbentuk solid berwarna hitam yang diproduksi dengan mereaksikan
garam Nikel (II) dengan Hidrogen sulfida. Banyak nikel sulfida yang sudah
diketahui, termasuk mineral Milerit. Nikel sulfida yang berkaitan dengan Milerit
serta mineral lainnya, merupakan hasil dari reaksi desulfurisasi, dan kadang-
kadang digunakan sebagai katalis.
Pengendapan nikel sulfida hitam solid yang menjadi andalan skema analisis
anorganik kualitatif tradisional, yang dimulai dengan pemisahan logam
berdasarkan kelarutan sulfida mereka. Reaksi tersebut ditulis