Anda di halaman 1dari 7

PUTRI IRA SIBURIAN

06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

CIRI DAN SIFAT UNSUR TRANSISI

Unsur-unsur yang terletak di tengah table periodik unsur-unsur di antara


golongan utama (II A dan IIIA) dikenal dengan unsur-unsur logam transisi.
Unsur-unsur ini semua bersifat logam. Unsur-unsur transisi sering didefinisikan
sebagai unsur-unsur dengan orbital d atau f yang belum terisi penuh (Cotton,
1987). Unsur-unsur blok –d mempunyai tiga deret yang sering disebut deret
pertama, kedua, dan ketiga (untuk masing-masing periode ke-4, ke-5, dank e-6
dalam sitem periodic). Unsur-unsur transisi dalam mencakup unsur deret lantanida
dan deret aktanida yakni dalam dua deret dengan panjang 14 yang diletakkan di
bawah bodi utama dari tabel periodic. Seperti unsur-unsur golongan utama
kebanyakan unsur-unsur blok –d segolongan (vertical) mempunyai kemiripan sifat
kimia dan fisika sehingga ditandai dengan golongan B yaitu golongan IIB,
IVB…..VIIIB, IB dan IIB.
A. CIRI UNSUR TRANSISI

Konfigurasi elektronik suatu atom dapat dituliskan secara lebih sederhana


yaitu dengan menuliskan lambing atom gas mulia terdekat yaitu mempunyai
nomor atom lebih kecil, kemudian diikuti dengan konfigurasu elektroni
“kekurangannya”, ini berarti bahwa pada bagian dalam atom itu dibangun oleh
konfigurasi elketronik gas mulia sebelumnya. Oleh karena gas mulia bersifat
stabil dalam arti sukar mengadakan perubahan, maka konfigurasi elektronik
“kekurangannya” ini sajalah yang justru menjadi penting. Konfigurasi elektronik
dua taom unsur pertama untuk periode 4, yaitu 21Sc dan 22Ti, masing-masing
dapat dituliskan Sc: [18Ar] 3d1 4s2 dan Ti: [18Ar] 3d2 4s2. Menurut diagram
aufbau, electron selanjutnya tentu mengisi orbital 3d secara berkelanjutan, yaitu
3d1-3d10, untuk atom-atom unsur Sc-Zn.
Berdasarkan aturan membangun dari Aufbau, pengisian elektron dalam
orbital d mulai terjadi setelah elektron menghuni orbital 4s2 atau setelah atom
kalsium, 20Ca: [Ar] 4s2. Oleh karena itu, unsur-unsur transisi dimulai pada periode
PUTRI IRA SIBURIAN
06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

keempat dalam tabel periodik, sesuai dengan bilangan kuantum utama terbesar (4s
3d).
Oleh karena orbital d maksimum dihuni oleh sepuluh elektron maka akan
terdapat sepuluh unsur pada periode keempat, yaitu mulai dari Sc dengan
konfigurasi elektron [Ar] 3d1 4s2 sampai dengan Zn dengan konfigurasi elektron
[Ar] 3d10 4s2.
Semua unsur transisi merupakan unsur-unsur logam. Kulit terluar dari unsur-
unsur transisi hanya mengandung satu atau dua elektron pada orbital 4s sehingga
mudah melepaskan elektron pada kulit terluarnya. Sifat logam dari unsur-unsur
transisi lebih kuat jika dibandingkan dengan sifat logam dari golongan utama. Hal
ini disebabkan pada unsur-unsur transisi terdapat lebih banyak elektron bebas
dalam orbital d yang tidak berpasangan. Semakin banyak elektron bebas dalam
suatu atom logam memungkinkan ikatan antaratom semakin kuat sehingga sifat
logam dari unsur itu juga semakin kuat. Pengaruh nyata dari kekuatan ikatan
antaratom pada logam transisi tercermin dari sifat kekerasan tinggi, kerapatan
tinggi, titik didih dan titik leleh yang juga tinggi, serta sifat hantaran listrik yang
lebih baik.
Jika suatu atom memiliki elektron yang tidak berpasangan, atom tersebut
akan bersifat paramagnetik, artinya dapat dipengaruhi oleh medan magnet.
Sebaliknya, jika suatu atom tidak memiliki elektron yang tidak berpasangan maka
akan bersifat diamagnetik, artinya tidak dipengaruhi oleh medan magnet. Unsur-
unsur transisi baik sebagai unsur bebas maupun senyawanya pada umumnya
memiliki elektron tidak berpasangan sehingga banyak unsur dan senyawa transisi
bersifat paramagnetik. Semakin banyak elektron yang tidak berpasangan, semakin
kuat sifat magnetnya. Setiap elektron memiliki spin yang menghasilkan momen
magnet. Momen magnet ini berperilaku seperti magnet. Jika semua elektron
berpasangan maka momen magnet elektron akan saling meniadakan sesuai aturan
Pauli (jika elektron berpasangan, spinnya harus berlawanan) sehingga atom
bersifat diamagnetik. Jika elektron tidak berpasangan maka spin elektron yang
menghasilkan momen magnet tidak ada yang meniadakan sehingga atom akan
memiliki momen magnet dan bersifat paramagnetik.
PUTRI IRA SIBURIAN
06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

Tabel. Karakteristik Logam Unsur Transisi

Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
(nm)
Titik leleh (0C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih (0 C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapatan
3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)
E ionisasi I
6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
(kJ/mol)
E ionisasi II
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
(kJ/mol)
E ionisasi III
2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
(kJ/mol)
E0 red M2+ (aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
E0 red M3+ (aq) -2,1 -1,2 -0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - - -
Kekerasan (
- - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
skala mohs)
Jari-jari atom menentukan sifat-sifat unsur, penurunan jari-jari atom ini akibat
dari kenaikan muatan inti yang menarik elektron valensi lebih kuat. Pada periode
yang sama, dari kiri ke kanan jumlah proton bertambah, sedangkan kulit valensi
tetap. Akibat bertambahnya jumlah proton, daya tarik muatan inti terhadap
elektron valensi bertambah kuat sehingga ukuran atau jari-jari atom semakin
kecil.
PUTRI IRA SIBURIAN
06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

1.Kepadatan Unsur Transisi

Kepadatan dari unsur transisi umumnya lebih tinggi, (kecuali untuk


skandium), dari kepadatan logam blok s umumnya rendah; terutama golongan I.
Kepadatan setiap atom meningkat tajam di periode karena dipengaruhi oleh
penurunan jari-jari atom sedangkan massa atom meningkat. Perbedaan kepadatan
antara logam transisi dan logam golongan I ditekankan oleh fakta bahwa sebagian
besar logam transisi memiliki struktur terjejal sementara logam golongan I tidak.
Atom-atom pada sebagian besar logam transisi memiliki jari-jari kecil dan
dikemas dalam struktur terdekat dikemas dengan sejumlah koordinasi 12. Atom-
atom tersebut relatif padat dibandingkan dengan logam dari Golongan IA dan IIA
yang lebih besar atom dikemas dalam struktur tubuh berpusat dengan koordinasi
nomor 8. Sesuai dengan keperiodikan sifat unsur secara umum, dari kiri ke kanan
dalam satu periode jari-jari atom unsur semakin kecil. Perubahan ukuran atom
suatu unsur transisi terhadap unsur berikutnya dalam deret tidak sebesar yang ada
pada unsur-unsur golongan utama karena elektron yang ditambahkan pada sub
kulit d berada di sebelah dalam sub kulit yang terluar (4s). Elektron-elektron ini
cukup efektif melindungi kulit yang lebih luar terhadap muatan inti sehingga
kenaikan muatan inti efektifnya hanya dirasakan oleh elektron yang lebih luar
(tidak sekuat pada unsur golongan utama) sehingga terjadi pengecilan ukuran
atom hanya sedikit.
2.Titik Leleh dan Titik Didih
Titik leleh logam transisi umumnya tinggi (> 15000C), kecuali untuk seng.
Titik leleh blok s umumnya rendah, terutama untuk golongan I. Titik lebur
merupakan perkiraan yang ditunjukkan dari kekuatan ikatan antara partikel. Ikatan
yang kuat terjadi pada logam transisi di mana jari-jari atom kecil dan struktur
atom-padat.
Pada blok s ikatan logam-logamnya lemah karena jari-jari atom yang lebih
besar. Perbedaan ini kebanyakan ditandai ketika membandingkan logam transisi
dengan logam golongan I , yang memiliki jari-jari atom terbesar dan tidak
PUTRI IRA SIBURIAN
06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

memiliki struktur terjejal. Selain itu, atom-atom tersebut hanya memiliki satu
elektron valensi per atom untuk berkontribusi pada 'lautan elektron ".
Titik didih logam transisi umumnya tinggi (~ 2000 0C), kecuali untuk seng,
dibandingkan dengan logam blok-s, yang umumnya rendah. Ini adalah alasan
yang sama seperti halnya untuk titik leleh, penguapan memisahkan partikel
sepenuhnya.
Jika dibandingkan dengan unsur alkali dan alkali tanah, unsur transisi pada
periode pertama memiliki elektronegativitas yang lebih besar. Akibatnya, unsur-
unsur ini lebih sulit untuk bereaksi dibandingkan dengan unsur alkali dan alkali.
Hampir semua elemen dalam kelompok transisi, periode empat mudah teroksidasi
(memiliki E0red negatif) kecuali Cu mudah tereduksi. ini berarti bahwa secara
teoritis; hampir semua elemen dari empat periode dapat bereaksi dengan asam
kuat untuk menghasilkan gas hidrogen. Namun pada kenyataannya, unsur-unsur
transisi periode empat lambat untuk bereaksi dengan asam kuat. Hal ini
disebabkan oleh pembentukan lapisan oksida yang mencegah reaksi lebih lanjut.
Dalam peiode ini, antara unsur-unsur yang berdekatan, perbedaan energi
ionisasi tidak terlalu besar. Meskipun ada fluktuasi, dapat disimpulkan ada
peningkatan energi ionisasi dari Sc ke Zn. Keduanya terjadi karena keunikan
tertentu dalam elektron mengisi kulit 3s sub kulit dan 3p, pengisian tidak
melanjutkan ke sub kulit 3d melainkan langsung ke 4s dan sub kulit 4d. Jadi
ketika ada logam perubahan ion, elektron pada sub kulit 4s adalah terionisasi
pertama.
Hampir semua elektron di orbital d dari unsur transisi dapat digunakan
bersama-sama dengan elektron dalam orbital s dalam membentuk senyawa.
Perbedaan energi elektron dalam sub kulit 3d dan sub kulit 3s cukup kecil
sehingga elektron dalam sub kulit 3d juga dilepaskan selama ionisasi selain
elektron dalam sub kulit 4s. Hal ini telah menghasilkan unsur-unsur transisi
memiliki beberapa bilangan oksidasi. Unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa bilangan oksidasi. Unsur-unsur transisi periode keempat yang
elektropositif (mudah melepaskan elektron) yang memiliki bilangan oksidasi
PUTRI IRA SIBURIAN
06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

positif. Bilangan oksidasi maximun merupakan unsur dari keadaan transisi jumlah
elektron dalam sub kulit 3d dan 4s.

Tabel. Keadaan Oksidasi logam transisi

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

+3 +2 +1 +2 +2 +2 +2 +2 +1 +2
Bilangan +3 +2 +3 +3 +3 +3 +3 +2
Oksidasi +4 +3 +6 +6 +6
+4
+5

B.SIFAT UNSUR TRANSISI


 Kebanyakan mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu dengan
hanya beberapa perkecualian.

Unsur transisi biasanya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, hal ini
disebabkan karena mudahnya unsur transisi melepaskan elektron valensinya.
 Banyak dari senyawanya bersifat paramagnetic

Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan menyebabkan unsur-unsur


transisi bersifat paramagnetik, semakin banyak elektron yang tidak berpasangan
maka semakin kuat sifat paramagnetiknya.
 Banyak senyawanya berwarna dan Memiliki kecenderungan kuat
untuk membentuk ion kompleks.

Unsur transisi memiliki kemampuan untuk membentuk senyawa kompleks dan


larutan berwarna. Hal ini disebabkan karena senyawa tersebut menyerap energi
pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi menyebabkan terjadinya eksitasi,
yaitu transisi elektronik ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan eksitasi ini
PUTRI IRA SIBURIAN
06101281722026
Pendidikan kimia /Indralaya

tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau
seluruh energi eksitasinya sehingga akan menimbulkan warna tertentu pada
larutan.

Senyawa kompleks dapat berupa senyawa kompleks netral atau senyawa


kompleks ionik yang dalam pembentukannya atom logam atau ion logam disebut
sebagai atom pusat, sedangkan atom yang dapat mendonorkan elektronnya pada
atom pusat disebut ligan. Ligan dapat berupa molekul netral atau anion yang
memiliki kemampuan sebagai donor pasangan elektron dan satu atau lebih atom
donor. Berbagai ligan dapat digunakan untuk mengkomplekskan logam dan
menghasilkan larutan berwarna. Berdasarkan banyaknya atom donor yang
dimiliki, ligan-ligan dapat dikelompokkan menjadi ligan monodentat, bidentat,
dan polidentat. Ligan monodentat terdiri dari H2O, NH3, CN-, dan CO, lalu ligan
bidentat terdiri dari 1,10-fenantrolina, 1,3-diaminopropana, dan ion oksalat,
sedangkan ligan polidentat seperti EDTA

Anda mungkin juga menyukai