Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DI SUSUS OLEH :

MADE SUWARDANA

13311430

HERISTAL

13311436

YUSHARDIANTY.S

13311425

RENOLT PATRIAN

13311489

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat-nya sehingga makalah yang berjudul NIKELpada mata
kuliah bahan galian industri, ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesain makalah ini kami banyak mendapat bimbingan dan motifasi.
Untuk itu kami tak lupa untuk mengucapkan ucapan terimakasih kepada :
a. Ibu Sarah wulan sari,MT. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Genesa
bahan galian industri.
b. Teman teman yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman menulis. Olehnya itu penulis dengan hati terbuka menerima saran dan
kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-nya kepada kita semua.

Makassar, 15 desember 2015

Penyusun
Made suwardana

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI ..
BAB I
PENDAHULUAN .
A. LATAR BELAKANG .
B. TUJUAN .
C. BATASAN MASALAH .
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ENDAPAN NIKEL LATERIT .
B. PROSES PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT
a. Genesa nikel laterit
b. Batuan asal dari endapan nikel laterit
c. Faktor factor utama pembentuk endapan nikel laterit ...
C. KETERDAPATAN DAN KEGUNAAN DARI NIKEL LATERIT ..
a. Keterdapatan di alam
b. Kegunaan endapan nikel laterit
BAB III
PENUTUP ..
A. KESIMPULAN .
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA ...

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Endapan laterit nikel Indonesia telah diketahui sejak tahun 1937.Informasi
mengenaiendapan laterit nikel yang tertera pertama kali dalam literatur adalah Pomalaa
padatahun 1916 oleh pemerintah Belanda. Pomalaa adalah sebuah distrik yang terletak
diSulawesi Tenggara. Sejak itu, endapan-endapan laterit nikel lainnya baru disebutsebut,seperti Gunung Cycloops (1949) dan Pulau Waigeo (1956) di Irian Jaya (Papua
Barat),Sorowako di Sulawesi (1968), Pulau Gebe (1969), Maluku (Tanjung Buli) dan Obi
diPulau Halmahera (1969) serta Pulau Gag (1982). Pada pertengahan kedua abad
ini,melalui prospeksi yang sistematis telah ditemukan beberapa endapan lain.
Penambangan dan pengolahan laterit nikel di Indonesia didominasi oleh PT INCO Tbk
dan PT Aneka Tambang Tbk (PT Antam). Pada saat ini PT INCO mengolah laterit nikel
untuk memproduksi nikel dalam bentuk nickel matte(Ni3S2) yang seluruh
produksinyadiekspor ke Jepang, sedangkan PT Antam mengolah laterit nikel untuk
memproduksi nikel dalam bentukferro-nickel (logam paduan FeNi), selain itu juga
mengekspor langsung bijihnya keluar negeri.Beberapa perusahan lain yang memiliki
luaspertambangan lebih kecul di Sulawesi dan Maluku hanya melakukan penambangan
danmengekspor langsung bijih laterit nikel ke Cina untuk pembuatan nickel pig iron.
Ekspor langsung bijih mempunyai nilai tambah kecil dan belum sesuai dengan
yangdiamanatkan dalam UU nomor 4/2009.
Laterit nikel selain sebagai salah satu sumber utama nikel juga mengandung unsur-unsur
ikutan (minor) seperti kobal (Co) yang telah diketahui dengan baikketerdapatannya, dan
juga beberapa unsur minor lain yang mempunyai nilai ekonomi.Namun unsur minor yang
terkandung dalam bijih laterit belum menjadi produk yangbernilai ekonomi tinggi
disebabkan jalur proses pengolahan laterit nikel yang digunakanoleh PT INCO dan PT
Antam menggunakan jalur proses pirometalurgi dengan produkakhir masing-masing
berupa nickel matte dan ferronickel (FeNi). Melalui jalur prosespengolahan laterit nikel
dengan pirometalurgi, unsur minor seperti kobal (Co) dianggapsebagai unsur pengotor
yang harus dibuang menjadi terak atau dihitung setara denganunsur nikel, sehingga
unsur-unsur minor yang seharusnya bernilai ekonomi menjaditidak ekonomis.

Pengembangan teknologi pengolahan laterit nikel melalui jalur proses


hidrometalurgiyang baru dengan pelindian asam bertekanan tinggi(HPAL-high-pressure
acid leaching ) telah memungkinkan mengekstraksi tidak hanya nikel tetapi juga unsur
minor seperti kobal, krom, vanadium, titanium, dan unsur minor lain yang sangat
dibutuhkan oleh industri komponen elektronik dengan perolehan hingga >90%. Jalur
proseshidrometalurgi dengan HPAL telah memberikan strategi berbeda untuk
mengekstraksidan memisahkan unsur-unsur minor berharga dari larutan pelindian.
HPAL telah merupakan teknologi yang umum dipakai untuk proyek nikel baru
secarahidrometalurgi selama 15 tahun terakhir, seperti yang telah diterapkan di tiga (3)
proyeknikel di Australia: Cawse, Murrin-Murrin, dan Bulong, dan proyek nikel di
KaledoniaBaru: Goro Nickel.
B.TUJUAN
1.Mengetahui peengertian dari endapan Nikel Laterit
2. Mengetahui genesa dan proses pembentukan Nikel laterit
3. Mengetahui keterdapatan dan kegunaan dari endapan nikel laterit
C. BATASAN MASALAH
1. Pengertian dari endapan nikel laterit
2. Bagaimanakah proses pembentukan Nikel laterit
3. Apa saja kegunaan dari endapan nikel laterit.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ENDAPAN NIKEL LATERIT
Endapan Nikel Laterit Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari
proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit
sendiri diambil dari bahasa Latin later yang berarti batubata merah, yang
dikemukakan oleh :
M. F. Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara
dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut sangat
rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat
sekali mengeras dan sangat kuat.
Nikel adalah bahan galian golongan A, yang dimana bahan galian yang tergolong
strategis. Minyak bumi dan batubara juga sama dalam bahan galian golongan A, yang
kita tahu dewasa ini bahan galian golongan A sangat dicari oleh investor investor
yang bergerak dibidang.pertambangan dan usaha lainnya.
Bahan galian Nikel banyak fungsinya, salah satunya dalam pembuatan baja yang
tahan karat, bisa juga dipakai sebagai alat alat laboratorium Fisika dan Kimia, serta
banyak lagi fungsi lainnya, sehingga menarik sekali untuk dikelola.
Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel
ditemukan dalam mineral pentlandit, dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan
butiran kecil bersama pyrhotin dan kalkopirit. Nikel biasanya terdapat dalam tanah
yang terletak di atas batuan basa.
Di indonesia, tempat ditemukan nikel adalah Sulawesi tengah dan Sulawesi
Tenggara. Nikel yang dijumpai berhubungan erat dengan batuan peridotit. Logam
yang tidak ditemukan dalam peridotit itu sendiri, melainkan sebagai hasil lapukan
dari batuan tersebut. Mineral nikelnya adalah garnerit.
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedtpada tahun 1751, merupakan logam
berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam

logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan terhadap oksidasi dan
kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim.
Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti:
pelindung baja (stainless steel), pelindung tembaga, industri baterai, elektronik,
Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuan
yang mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan,
termasuk di dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampak
batuan asalnya. Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang
tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel,
mangan dan bauksit.
Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu material
dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses pelapukan yang
terjadi pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi. Di dalam industri
pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya proses
lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder.
B. PROSES PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT
a. Genesa nikel laterit
Ganesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit Proses pembentukan nikel laterit
diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan
harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin, piroksen, magnesium silikat dan
besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami proses pelapukan.
Faktor kedua sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah air. Air
tanah yang kaya akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan, akan
mengurai mineral-mineral yang terkandung dalam batuan harzburgit tersebut.
Kandungan olivin, piroksen, magnesium silikat, besi, nikel dan silika akan
terurai dan membentuk suatu larutan, di dalam larutan yang telah terbentuk tersebut,
besi akan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida.
Endapan ferri hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air, sehingga kandungan
air pada endapan tersebut akan mengubah ferri hidroksida menjadi mineral-mineral

seperti goethite (FeO(OH)), hematit (Fe2O3) dan cobalt. Mineral-mineral tersebut


sering dikenal sebagai besi karat. Endapan ini akan terakumulasi dekat dengan
permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di
dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus
berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses pelapukan dan leaching. Unsur
Ni sendiri merupakan unsur tambahan di dalam batuan ultrabasa. Sebelum proses
pelindihan berlangsung, unsur Ni berada dalam ikatan serpentine group.
Rumus kimia dari kelompok serpentin adalah X2-3 SiO2O5(OH)4, dengan X
tersebut tergantikan unsur-unsur seperti Cr, Mg, Fe, Ni, Al, Zn atau Mn atau dapat
juga merupakan kombinasinya. Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air,
dalam hal berupa kekar, maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun
akan terkumpul di zona air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus
bedrock (Harzburgit). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan
membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia (Ni,Mg)Si4O5(OH)4. Apabila
proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses
pengkayaan supergen (supergen enrichment). Zona pengkayaan supergen ini
terbentuk di zona saprolit.
Dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona
pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah
yang selalu berubah-ubah, terutama dari perubahan musim. Dibawah zona
pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak terpengaruh oleh
proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai zona Hipogen,
terdapat sebagai batuan induk yaitu batuan Harzburgit.
b. Batuan asal dari endapan nikel laterit
Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov
batuan ultra basa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur
nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai
hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni,
Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir
bersamaan di antara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi yang terjadi pada

batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan merubah batuan


peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit perodotit
.

Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta pergantian panas dingin

yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan induk.
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara
dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil
(olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si
cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam
larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk
mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama
mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama
larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral
akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk
membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai
silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut
akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan uraturat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu
senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur
lainnya seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah
sampai batas pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa
mengisi celah-celah atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Dilapangan urat-urat ini
dikenal sebagai batas petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang
disebut dengan akar pelapukan (root of weathering).

c. Faktor factor utama pembentuk endapan nikel laterit


.1. Batuan asal. Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya
endapan nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam
hal ini pada batuan ultra basa tersebut: terdapat elemen Ni yang paling
banyak diantara batuan lainnya mempunyai mineral-mineral yang paling
mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin mempunyai
komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan
2.

pengendapan yang baik untuk nikel.


Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat
menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya
pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang

3.

akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.


Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen
kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu
mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam
humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan.
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini,
vegetasi akan mengakibatkan:
penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur
akar pohon-pohonan
akumulasi air hujan akan lebih banyak
humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana
hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel
yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.

4.

Struktur. Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini
adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya.
Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang
kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahanrekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses

5.

pelapukan akan lebih intensif.


Topografi. Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi
air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan
bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk
mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori
batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang
landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan
pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara
teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang

6.

meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif.


Waktu. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.

Profil Nikel Laterit


Profil secara keseluruhan dari nikel laterit terdiri dari 5 zona gradasi sebagai
berikut
Iron Capping
Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit.
Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik
lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar
nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan
lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m. berwarna merah tua, merupakan
kumpulan massa goethite dan limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang
tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite,
chromiferous.

Limonite Layer
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya
meliputi oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini
rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun
dalam persentase yang sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku
ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineralmineral di batuan beku basa-ultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil
dari pelapukan yang belum tuntas. fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan
kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah
yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini
hadir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat
mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
Silika Boxwork
putih orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian
menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian
mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral
opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-pimelite di dalam boxwork mungkin
berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork jarang terdapat pada
bedrock yang serpentinized.
Saprolite
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida
besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih
terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bongkah
sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin,
krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya
memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah.
campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari
endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus
terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke

bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineralmineral primer yang terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya
diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan lebih atau kurang nickeliferous
serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
Bedrock
bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar
dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak
mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan
batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel laterit yang
umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit yang pada
rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit minor dan silika > 35%.
Permeabilitas

batuan

dasar

meningkat

sebanding

dengan

intensitas

serpentinisasi.Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral


garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root
zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi.

C. KETERDAPATAN DAN KEGUNAAN DARI NIKEL LATERIT


a. Keterdapatan di alam

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri
komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau
siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh
secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah
daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel.

Deposit nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, Indonesia.

Tempat ditemukan

Keadaan endapan

Reserve

Diselidik
i oleh

Sulawesi Selatan
1

Soroako

Hasil weathering dan

700.000 ton

lixiviation dari
2

Buluhalang

peridotit
.

Diens
v/d

320.000 ton

Mijnbou
w

Sulawesi Tenggara
1

Pomalaa

Nikel laterit

1.372.543

Tg. Pakar

Pulau
Maniang

PN
Aneka

62.000

Tambang

Pulau Lemo

b. Kegunaan endapan nikel laterit


Penggunaan Nikel
Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy
lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar, Monel , Inconel , dan Hastelloys . Alloy
tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses
penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi air segar.
Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan
ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan sebagai
katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga
digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan
Edison
Untuk melapisi barang, terbuat dari; besi, tembaga, baja karena nikel mempunyai
sifat keras, tahan korosi dan mudah mengkilap jika digosok.
Untuk membuat baja tahan karat (stailess stell)
Untuk membuat aliase dengan tembaga dan beberapa logam lain seperti :
a. Monel (Ni, Cu, Fe) Digunakan untuk membuat instrumen tranmisi listrik
b. Nikrom(Ni,Fe,Cr) Digunakan sebagai kawat pemanas
c. Alniko (Al, Ni, fe, Co) Untuk membuat magnet.
d. Palinit dan Invar yaitu paduan nikel, mempunyai koefisien memuai sama halnya
dengan gelas yang digunakan sebagai kawat listrik dan ditanam dalam kaca,
misalnya pada bolam lampu pijar.
e. Serbuk nikel digunakan sebagai katalisator, misalnya pada hidrogenansi
(pemadatan) minyak kelapa, juga pada cracking minyak bumi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Endapan Nikel Laterit Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan
dari proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah
Laterit sendiri diambil dari bahasa Latin later yang berarti batubata merah, yang
dikemukakan oleh M. F. Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan
bangunan di Mysore, Canara dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian
selatan.
Ganesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit Proses pembentukan nikel
laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan
harzburgit
B. SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena kami adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA
http://mandeleyev-rapuan.blogspot.com/2012/06/nikel-laterit.html
supardibarmawimie08.wordpress.com/2013/03/16/genesa-endapan-nikel-laterit/
https://id.wikipedia.org/wiki/Nikel_laterit
http://learnmine.blogspot.com/2014/11/pembentukan-atau-genesa-nikellaterit.html

Anda mungkin juga menyukai