Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan
dan kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
sekitarnya. Dalam meningkatkan pembangunan pada suatu daerah, salah satunya
dengan memacu pertumbuhan ekonomi dan ditunjang dengan keberadaan sumber
daya alam yang tersedia. Pemerintah setempat berusaha mengoptimalkan potensi
sumber daya alam tersebut dengan membuka peluang terhadap investor yang
dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah khususnya dibidang
pertambangan yang menjadi pendapatan bagi negara.
Kegiatan penambangan sumberdaya mineral atau bahan galian nikel
merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi
maupun sosial. Hasil pertambangan merupakan sumberdaya yang mampu
menghasilkan pendapatan yang sangat besar untuk suatu negara. Kebutuhan akan
bahan galian konstruksi tampak semakin meningkat seiring dengan semakin
berkembangnya pembangunan berbagai sarana maupun prasarana fisik di berbagai
daerah di Indonesia.
Penambangan nikel memang dianggap memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Morowali Sulawesi
Tengah, hal ini dapat terlihat dari begitu banyaknya aktivitas penggalian nikel
yang dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Morowali.
Kegiatan penambangan sering dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang
merusak lingkungan, hal itu dapat terjadi apabila kegiatan penambangan tidak
dikelola dengan baik dan benar maka setiap kegiatan penambangan pasti akan
menimbulkan dampak lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif.
Meskipun demikian besarnya permintaan pasar terhadap nikel turut mendorong
berkembangnya kegiatan ini dengan pesat. Akibatnya, muncullah berbagai
masalah terhadap lingkungan. Dengan melihat latar belakang diatas maka

1
dilakukan Kerja Praktek mengenai Studi Kegiatan Penambangan bijih nikel pada
Site Lalampu di PT. Ang and Fang Brother Desa Lalampu, Kecamatan Bahodopi,
Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalah dari


kerja praktek ini adalah: Bagaimana kegiatan penambangan Bijih Nikel di PT.
Ang and Fang Brother, dan apa saja kegiatan penunjangnya.

1. 3 Tujuan dan Manfaat


Maksud dan Tujuan dalam Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses kegiatan penambangan bijih nikel dan kegiatan penunjang di
PT. Ang and Fang Brother, Kab. Morowali Sulawesi Tengah.

Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan Kerja Praktek secara umum


adalah untuk melaporkan semua hal yang diamati pada kegiatan Kerja Praktek
ini. Laporan disusun berdasarkan hasil pengamatan langsung, diskusi dan
analisis yang dilakukan di lapangan yang kemudian akan dipresentasikan di
perusahaan maupun di kampus. Secara khusus tujuan Kerja Praktek ini adalah :
a. Mengetahui dan mempelajari proses penambangan yang dilakukan oleh PT.
Ang and Fang Brother, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
b. Untuk memberikan bekal bagi penulis yang melaksanakan Kerja Praktek
dengan pengetahuan secara praktis di bidang profesinya dan melengkapi
pengetahuan yang bersifat teoritis di bidang pertambangan dengan segala
aspek yang telah diperoleh di bangku perkuliahan
c. Mahasiswa akan semakin paham dengan permasalahan di lapangan pekerjaan
yang terus berubah dan berkembang. Selain itu, dapat mengukur
kemampuan serta pengetahuannya sebagai seorang calon Sarjana Teknik
pertambangan sehingga akan semakin terpacu mempersiapkan diri untuk
terjun di dunia pekerjaan.

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Nikel Laterite dan Pembentukannya


2.1.1. Nikel

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751, merupakan logam


berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam
logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan terhadap oksidasi
dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim
(Cotton danWilkinson, 1989).

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Berat jenis dari Nikel adalah 8,9 gram/cm³. Bentuk
nikel dalam suhu kamar adalah padat. Dalam kondisi standar nikel adalah logam
berwarna putih keperakan yang cukup keras, tapi mudah dibentuk. Nikel bisa
dipoles untuk mengkilap dan tahan korosi. Ini juga merupakan konduktor listrik
dan panas yang layak. Di dunia, nikel merupakan unsur kedua yang paling
melimpah di bumi setelah besi.

Menurut Pusat Data dan Informasi ESDM Kementerian ESDM tahun


2012, potensi sumberdaya n ikel Indonesia diperkirakan mencapai 2.633.000.000
Ton ore dengan cadangan sebesar 577.000.000 ton ore yang tersebar di Sulawesi,
Kalimantan, Maluku dan Papua. Nikel di Indonesia merupakan 15% dari
cadangan dunia namun produksinya baru mencapai 10% dari produksi dunia.
Daerah Sulawesi yang  kaya akan endapan nikel adalah daerah Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

3
Gambar 2.1 Peta Persebaran Mineral di Indonesia

Di Sulawesi Tengah endapan nikel dapat ditemukan di daerah Soroako dan


Bulubalang yang merupakan hasil pelapukan dan leaching dari batuan peridotit.
Sedangan di daerah Sulawesi Tenggara, endapan nikel dapat ditemukan di
Pomalaa, Tg. Pakar, Pulau Maniang, Pulau Lemo, yang merupakan endapan
laterit nikel.

Pada lapisan bumi, Genesa endapan nikel terdapat dalam dua bentuk yang
berbeda, yaitu:

1. Endapan Nikel Sulfida, yaitu nikel yang terjadi sebagai mineral kompleks
yang mengandung tembaga, dan sedikit logam mulia dan kobal. Bijih
nikel jenis sulfida umumnya ditemukan di negara maju seperti Kanada,
Australia, dan Finladia.
2. Endapan Nikel Laterit, yaitu konsentrasi residu (sisa) silikat nikel hasil
pelapukan batuan beku ultramafik. Bijih nikel jenis laterite banyak
terdapat di negara berkembang, seperti Indonesia, Filipina, Kaledonia
baru, dan Dominika.

Penelitian nikel diawali dengan pemetaan geologi, kemudian diikuti


dengan pembuatan test pit (untuk endapan laterit), sedang untuk endapan mineral
sulfidik dilakukan dengan penelitian geofisika dan pemboran inti.

4
 Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti,
pelindung baja (stainless steel), pelindung tembaga, industri baterai, elektronik,
aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik
bertenaga gas, pembuat magnet kuat,pembuatan alat-alat laboratorium (nikrom),
kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain
(Gerberding J.L., 2005).

Laterit merupakan endapan yang kaya dengan iron-oxide. Nikel laterit


merupakan bentuk dari proses pelapukan dari batuan ultramafik pembawa Ni-
Silika yang terbentuk dalam suatu singkapan tunggal. Umumnya terdapat di
daerah beriklim tropis sampai sub tropis, batuan pembawanya adalah dunit dan
peridotite sedangkan unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal olivin
dan piroksin sebagai hasil subsitusi terhadap atom Fe dan Mg.

2.1.2 Genesa Nikel Laterit

Endapan Laterite ditemukan oleh Francis Buchanan – Hamilton, tahun


1807. Formasi yang kaya akan Fe dan Al terbentuk di daerah tropis. Terbentuk
karna pelapukan yang intensif dan lama dari batuan induknya.

Syarat Kondisi Laterit terbentuk :


1. Batuan asal kaya akan Fe dan Al
2. Cuaca dengan temperatur tinggi
3. Curah hujan yang tiggi
4. Proses yang intensif
5. Daerah oksidasi kuat
6. Faktor Topografi ( yang relatif datar )

Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari peridotit sebagai batuan


induk. Batuan induk ini akan berubah menjadi serpentin akibat pengaruh larutan
hidrotermal atau larutan residual pada waktu proses pembentukan magma (proses
serpentinisasi) dan akan merubah batuan peridotit menjadi batuan Serpentinit atau
batuan Serpentinit Peridotit.

5
Selanjutnya terjadi proses pelapukan dan laterit yang menghasilkan
serpentin dan peridotit lapuk. Adanya proses kimia dan fisika dari udara, air, serta
pergantian panas dan dingin yang kontinu, akan menyebabkan disintegrasi dan
dekomposisi pada batuan induk. Batuan asal yang mengandung unsur-unsur Ca,
Mg, Si, Cr, Mn, Ni, dan Co akan mengalami dekomposisi.

Air tanah yang mengandung CO2 dari udara meresap ke bawah sampai ke
permukaan air tanah sambil melindi mineral primer yang tidak stabil seperti
olivin, serpentin, dan piroksen. Air tanah meresap secara perlahan dari atas ke
bawah sampai ke batas antara zone limonit dan zone saprolit, kemudian mengalir
secara lateral dan selanjutnya lebih banyak didominasi oleh transportasi larutan
secara horizontal. Proses ini menghasilkan Ca dan Mg yang larut disusul dengan
Si yang cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat
halus sehingga memungkinkan terbentuknya mineral baru melalui pengendapan
kembali unsur-unsur tersebut. Semua hasil pelarutan ini terbawa turun ke bagian
bawah mengisi celah-celah dan pori-pori batuan.

Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa ke bawah


sampai batas pelapukan dan diendapkan sebagai Dolomit dan Magnesit yang
mengisi celah-celah atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Di lapangan, urat-
urat ini dikenal sebagai batas petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan
segar yang disebut dengan akar pelapukan (root of weathering).

Fluktuasi muka air tanah yang berlangsung secara kontinu akan


melarutkan unsur-unsur Mg dan Si yang terdapat pada bongkah-bongkah batuan
asal di zone saprolit, sehingga memungkinkan penetrasi air tanah yang lebih
dalam. Dalam hal ini, zone saprolit akan bertambah ke dalam, demikian juga
dengan ikatan yang mengandung oksida MgO sekitar 30 – 50%-berat dan SiO2
antara 35 – 40%-berat. Oksida yang masih terkandung pada bongkah-bongkah di
zone saprolit ini akan terlindi dan ikut bersama-sama dengan aliran air tanah,
sehingga sedikit demi sedikit zone saprolit atas akan berubah porositasnya dan
akhirnya menjadi zone limonit. Sedangkan bahan-bahan yang sukar atau tidak

6
mudah larut akan tinggal pada tempatnya dan sebagian turun ke bawah bersama
larutan sebagai larutan koloid.

Bahan-bahan seperti Fe, Ni, dan Co akan membentuk konsentrasi residu


dan konsentrasi celah pada zona yang disebut dengan zona saprolit, berwarna
coklat kuning kemerahan. Batuan asal ultramafik pada zone ini selanjutnya
diimpregnasi oleh Ni melalui larutan yang mengandung Ni, sehingga kadar Ni
dapat naik hingga 7%-berat. Dalam hal ini, Ni dapat mensubstitusi Mg dalam
Serpentin atau juga mengendap pada rekahan bersama dengan larutan yang
mengandung Mg dan Si sebagai Garnierit dan Krisopras.

Sementara Fe di dalam larutan akan teroksidasi dan mengendap sebagai


Ferri-Hidroksida, membentuk mineral-mineral seperti Goethit, Limonit, dan
Hematit yang dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta
unsur Co dalam jumlah kecil. Semakin ke bawah, menuju bed rock maka Fe dan
Co akan mengalami penurunan kadar. Pada zona saprolit Ni akan terakumulasi di
dalam mineral Garnierit. Akumulasi Ni ini terjadi akibat sifat Ni yang berupa
larutan pada kondisi oksidasi dan berupa padatan pada kondisi silika.

Endapan laterit biasanya terbentuk melalui proses pelapukan kimia yang


intensif, yaitu di daerah dengan iklim tropis-subtropis. Proses pelindian batuan
lapuk merupakan proses yang terjadi pada pembentukan endapan laterit, dimana
proses ini memiliki penyebaran unsur-unsur yang tidak merata dan menghasilkan
konsentrasi bijih yang sangat bergantung pada migrasi air tanah.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Endapan

Proses dan kondisi yang mengendalikan proses lateritisasi batuan


ultramafik sangat beragam dengan ukuran yang berbeda sehingga membentuk
sifat profil yang beragam antara satu tempat ke tempat lain, dalam komposisi
kimia dan mineral, dan dalam perkembangan relatif tiap zona profil. Faktor yang
mempengaruhi efisiensi dan tingkat pelapukan kimia yang pada akhirnya
mempengaruhi pembentukan endapan adalah:

7
2.2.1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk pembentukan endapan laterit adalah iklim tropis
dan sub tropis, di mana curah hujan dan sinar matahari memegang peranan
penting dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada
batuan asal. Sinar matahari yang intensif dan curah hujan yang tinggi
menimbulkan perubahan besar yang menyebabkan batuan akan terpecah-pecah,
disebut pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan yang dekat permukaan
bumi.

Secara spesifik, curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang melewati
tanah, yang mempengaruhi intensitas pelarutan dan perpindahan komponen yang
dapat dilarutkan. Sebagai tambahan, keefektifan curah hujan juga penting. Suhu
tanah (suhu permukaan udara) yang lebih tinggi menambah energi kinetik proses
pelapukan.

2.2.2. Topografi
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan
sirkulasi air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk
pengendapan bijih nikel adalah punggung-punggung bukit yang landai dengan
kemiringan antara 10 – 30°. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke
permukaan lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap kedalam
tanah, sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif.

Pada daerah yang perbedaan topografinya tinggi sedikit terjadi pelapukan


kimia sehingga menghasilkan endapan nikel yang tipis. Sedangkan pada daerah
yang landai, air hujan bergerak perlahan-lahan sehingga mempunyai kesempatan
untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori
batuan dan mengakibatkan terjadinya pelapukan kimiawi secara intensif.
Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai
kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti
bentuk topografi.

8
2.2.3. Tipe batuan asal

Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan


nikel laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni 0.2-
0.3%, merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak di antara batuan
lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil
(seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut, serta akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
Mineralogi batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan batuan terhadap
pelapukan dan elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang mineral baru.

2.2.4. Struktur

Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah


rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses pelapukan
terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat pula berfungsi
sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung Ni sebagai vein-
vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai porositas dan
permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan masuknya air dan proses
pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.

2.2.5. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi

Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang


membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia.
Asam-asam humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa
tumbuhan akan menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta
membantu proses pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam humus
ini erat kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah.

9
Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan
lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan, meningkatkan
akumulasi air hujan, serta menebalkan lapisan humus. Keadaan ini merupakan
suatu petunjuk, dimana kondisi hutan yang lebat pada lingkungan yang baik akan
membentuk endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain
itu, vegetasi juga dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi.

2.2.6. Waktu

Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan,


transportasi, dan konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya
endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau jutaan
tahun. Bila waktu pelapukan terlalu muda maka terbentuk endapan yang tipis.
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Banyak dari faktor tersebut yang
saling berhubungan dan karakteristik profil di satu tempat dapat digambarkan
sebagai efek gabungan dari semua faktor terpisah yang terjadi melewati waktu,
ketimbang didominasi oleh satu faktor saja.

Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan kadar pelapukan


kimia di dasar profil dan pemindahan fisik ujung profil karena erosi. Tingkat
pelapukan kimia bervariasi antara 10 – 50 m per juta tahun, biasanya sesuai
dengan jumlah air yang melalui profil, dan 2 – 3 kali lebih cepat dalam batuan
ultrabasa daripada batuan asam. Disamping jenis batuan asal, intensitas
pelapukan, dan struktur batuan yang sangat mempengaruhi potensi endapan nikel
lateritik, maka informasi perilaku mobilitas unsur selama pelapukan akan sangat
membantu dalam menentukan zonasi bijih di lapangan.

2.3. Profil Nikel Laterit

10
Gambar 2.2 Profil Nikel Laterit

Profil nikel laterit keseluruhan sebagai berikut :

a. Top Soil

Topsoil, lapisan tanah teratas atau terluar , biasanya bagian atas 2 inci ( 5,1
cm ) sampai 8 inci ( 20 cm ). Ini memiliki konsentrasi tertinggi bahan organik dan
mikroorganisme dan di mana sebagian besar aktivitas biologi tanah bumi terjadi.
Ini juga kaya akan organisme.

b. Limonite

Limonit, kadang juga disebut bijih nikel berkadar rendah, adalah bijih besi
yang terdiri dari campuran besi(III) oksida-hidroksida terhidrasi dalam berbagai
komposisi. Rumus kimianya umum ditulis sebagai FeO(OH)·nH2O, meskipun
tidak sepenuhnya akurat kareana rasio oksida terhadap hidroksidanya dapat
bervariasi cukup besar. Limonit adalah salah satu dari dua bijih besi utama
(selainnya adalah hematit), dan limonit telah ditambang untuk produksi besi
setidaknya sejak 2500 SM.

c. Saprolite

11
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa
oksida besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang
masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-
bongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit,
serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada
umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang
rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims,
vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa
kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke
bedrock.

Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral


primer yang terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi
sebagai kolloidal talc dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur
dan tekstur batuan asal masih terlihat.

d. Bedrock

Bedrock adalah konsolidasi batu yang mendasari permukaan planet Bumi.


Di atas batuan dasar biasanya daerah rusak dan lapuk batuan terkonsolidasi di
bawah tanah basal. Permukaan batuan dasar di bawah tanah penutup dikenal
sebagai rockhead geologi teknik dan mengidentifikasi ini, melalui penggalian,
pengeboran atau metode geofisika, merupakan tugas penting dalam sebagian besar
proyek teknik sipil. Deposito dangkal (juga dikenal sebagai penyimpangan) bisa
sangat tebal, sehingga batuan dasar terletak ratusan meter di bawah permukaan.

2.4 Kegiatan Pertambangan


Usaha pertambangan merupakan rangkaian kegiatan yang mengusahakan
suatu bahan galian berharga dari proses pengambilan sampai pemasarannya.
Kegiatan-kegaitan tersebut meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, persiapan penambangan, proses penambangan, serta pengolahan bahan
galian hingga bahan galian tersebut dapat bermanfaat bagi umat manusia.
2.4.1 Penyelidikan Umum

12
Penyelidikan umum atau dengan kata lain prospeksi ialah kegiatan
mencari, menyelidiki dan menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan
galian yang berharga dan dapat bermanfaat bagi umat manusia. Kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan langkah awal dari proses pertambangan dan diharapkan dari
kegiatan ini dapat menggambarkan potensi suatu bahan galian. Jika pada tahap
prospeksi ini tidak ditemukan adanya cadangan bahan galian yang berprospek
untuk diteruskan sampai ke tahapan eksplorasi, maka kegiatan ini harus
dihentikan. Apabila tetap diteruskan akan menghabiskan dana secara sia-sia.
Sering juga tahapan prospeksi ini dilewatkan karena dianggap sudah ditemukan
adanya indikasi atau tanda-tanda keberadaan bahan galian yang sudah langsung
bisa dieksplorasi.

2.4.2.Tahap – Tahap Kegiatan Eksplorasi

Tujuan melakukan kegiatan eksplorasi adalah untuk mengetahui


penyebaran dari endapan bijih nikel. Untuk mengetahui posisi atau letak dari
endapan dan lapisan batuan sekelilingnya (country rock) serta tebal dari endapan
bijih nikel itu sendiri. Hasil kegiatan eksplorasi ini kemudian dapat berguna untuk
menentukan nilai ekonomi dari suatu endapan bijih nikel. Menentukan metode
dan sistem penambangan serta umur tambang dari suatu kegiatan penambangan
endapan bahan galian tersebut. (Konsepsi Nikel Teori, 2015)
a. Penyelidikan Pendahuluan yaitu merupakan tahap awal kegiatan
eksplorasi sebagai kelanjutan kegiatan prospeksi yang mempunyai tujuan
atau sasaran untuk melokalisir daerah jalur mineral. Kegiatan lapangan
tahap ini bersifat strategis dimana terus diajukan untuk menemukan dan
mengetahui bentuk satu dimensi bahan galian yang nampak di permukaan.
Jenis penyelidikan geokimia detail, pemetaan gejala mineralisasi pemetaan
geologi detail, serta pembuatan peta dasar (Konsepsi Nikel Teori, 2015)
b. Eksplorasi Tindak Lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan
penyelidikan pendahuluan dengan sasaran mengetahui sebaran endapan
mineral secara menyeluruh dan pasti dipermukaan kegiatan penyelidikan

13
bersifat taktis dimana objek penyelidikan dipilih pada tempat-tempat
tertentu, terutama pada daerah yang mempunyai anomali bahan galian dan
atau mineralisasi. Dalam tahap ini biasanya pembuatan trenching lebih
banyak dilakukan untuk penyelidikan bahan galian logam dibandingkan
non logam. Perkiraan sumberdaya sudah dapat dilakukan dengan jenis
sumberdaya (tereka). (Konsepsi Nikel Teori, 2015)
c. Eksplorasi Detail ialah upaya untuk mengetahui onggokan bahan galian
dibawah permukaan sebagai kelanjutan eksplorasi tidak lanjut. Jenis
kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pemboran yang tujuannya adalah
untuk mengetahui sebaran bahan galian dibawah permukaan, membuat
peta surface dan mengetahui kadar rata-rata sebaran mineralisasi pada titik
bor. Kegiatan pemboran dilakukan dengan pola teratur (grid pattern)
dengan jarak antara titik bor yang satu dengan yang lainnya 25-50 m.
(Konsepsi Nikel Teori. 2015)
d. Pemboran
2.5 Persiapan Penambangan

Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan.
Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan,
perkantoran, bengkel, mes karyawan, fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik
untuk keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas pengolahan bahan galian.

2.5.1 Proses Penambangan

Proses yang dimaksud ialah proses membebaskan dan mengambil endapan


bahan galian dari dalam kulit bumi yang kemudian menuju proses selanjutnya
untuk dapat dimanfaatkan. Untuk mendapatkan hasil penambangan yang baik
dilakukan beberapa metoda penambangan. Pemilihan metoda penambangan
tersebut didasari beberapa faktor yakni :

a. Karakteristik endapan bahan galian


b. Karakteristik geologi dan hidrogeologi daerah sekitar rencana pertambangan

14
c. Kondisi geoteknik yang berlaku pada daerah rencana pertambangan
d. Pertimbangan ekonomi
e. Faktor teknologi yang dapat digunakan
f. Kondisi lingkungan sekitar

Umumnya pada tambang terbuka lebih sederhana daripada tambang bawah


tanah. Tambang terbuka dinilai lebih ekonomis dan cocok untuk tipe endapan
yang mendatar, memiliki dip endapan yang cenderung landai, serta stripping ratio
yang kecil. Berikut ialah tahapan operasi tambang terbuka secara umum.

2.5.2 Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembersihan lahan yang dimaksud pada proses ini dimaksudkan untuk


membebaskan daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pepohonan,
bongkah-bongkah yang dapat megganggu proses selanjutnya. Selain itu top soil
juga dikupas lalu ditimbun pada suatu tempat dengan tujuan dapat digunakan
kembali pada tahap reklamasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan :
 Tenaga manusia yang menggunakan peralatan sederhana seperti kapak,
gergaji, cangkut dsb.
 Menggunakan alat-alat mekanis seperti bulldozer dan excavator backhoe

2.5.3 Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden)

Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah penutup


(overburden) agar endapan bahan galiannya terkupas dan mudah untuk
ditambang. Ada beberapa macam cara pengupasan tanah penutup yang banyak
diterapkan, yaitu :

a. Back filling digging method

Pada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang endapan bijih atau
batubaranya sudah digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah power shovel
atau dragline. Bila digunakan hanya satu buah peralatan mekanis, power shovel
atau dragline saja, disebut single stripping shovel/dragline dan bila menggunakan

15
lebih dari satu buah power shovel/dragline disebut tandem stripping
shovel/dragline. Cara backfilling digging method cocok untuk tanah penutup yang
:
 Tidak diselingi oleh berlapis-lapis endapan batubara atau endapan bijih
(satu lapis).
 Material atau batuannya lunak.
 Letaknya mendatar (horizontal).
b. Benching system
Pada pengupasan tanah dengan sistem jenjang (benching system) ini pada
waktu mengupas tanah penutup sekaligus sambil membuat jenjang. Sistem ini
cocok untuk :
 Tanah penutup yang tebal.
 Bahan galian atau lapisan batubara yang juga tebal.

2.5.4 Penambangan Bahan Galian

Proses produksi bahan galian dilakukan setelah ditentukannya metoda apa


yang harus dipakai agar sesuai dengan target. Produksi dilakukan dengan
mengekstrak bahan galian dari dalam kulit bumi sehingga dapat dipindahkan
menuju proses selanjutnya. Pada proses ini digunakan alat-alat mekanis agar
kegiatan berjalan dengan lancer dan sesuai dengan target produksi yang
ditetapkan.

2.6. Peralatan Tambang


Peralatan tambang yang digunakan akan selalu menjadi faktor utama
keberhasilan suatu kemajuan tambang. Peralatan tambang disesuaikan dengan
kondisi nyata dilapangan agar tercapainya target produksi dengan efektif dan
efisien.
2.6.1. Alat Gali Muat
Alat gali muat meliputi power shovel, backhoe, dan wheel loaders.

16
Backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel
yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di
bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit,
lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan
beckhoe ini jika dibandingkan dregline dan clamshell ialah karena beckhoe dapat
menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena jangkauan
konstruksinya, beckhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak
dekat dan memuat hasil galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa
hal antara lain dari alat kendali dan under carriage nya.
Menurut alat kendali:
· Dengan kendali kabel (cable controlled).
· Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
· Menurut undercarriage nya:
· Roda rantai (crawler mounted).
· Roda karet (wheel mounted)

Gambar 2.3 Backhoe


Sumber : http://img.diytrade.com/

17
Wheel Loaders

Wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet
(ban), sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel
Loader menggunakan ban sebagai penggeraknya yang memudahkan mobilitas dan
juga fungsi articulate yang memberikan ruang gerak fleksibel. Wheel loader
merupakan alat yang dipergunakan untuk pemuatan material kepada dump truck
dan sebagainya. Sebagai prime mover loader menggunakan tracktor. Disini
dikenal dua macam loader (ditinjau dari prime movernya), yakni :
a. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut track cavator.
b. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut wheel tractor

Wheel loader didapat dengan menambahkan bucket container yang


dipasang dibagian depan. Loader dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis yang
dilengkapi dengan tangan-tangan (arms) yang kaku untuk mengoperasikan
bucketnya. Ukuran dari bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd
kapasitas munjung terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak adalah loader
dengan ukuran bucket sampai dengan 5 cuyd. Bucket loader direncanakan untuk
membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8 sampai 15 ft dengan
ketinggian tersebut cukup untuk membongkar muatan keatas dump truck.

Foto 2.4 Wheel Loaders


Sumber: http://www.engineeringintro.com/

18
2.6.2 Alat Angkut
Alat angkut yang digunakan berupa dump truck dan belt conveyor.
Dump Truck
Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,
batuan untuk bangunan dll. Pada jarak yang dekat dan sedang. Karena
kecepatannya yang tinggi maka truk mempunyai produksi yang tinggi, sehingga
ongkos per ton material menjadi rendah.selain itu dump truck juga fleksibel,
artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang yang
mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula., dan tidak terlalu
tergantung pada jalur jalan.
Dump truck diklasifikasikan berdasarkan ukuran bak :
1. Ukuran kecil : <25 ton
2. Ukuran sedang : 25-100 ton
3. Ukuran besar : >100 ton
4. Extra besar : >200 ton

Gambar 2.5 Dumptruck


Sumber : http://www.engineeringintro.com/

19
2.6.3. Alat Gusur
Bulldozer
Bulldozer merupakan alat dorong yang paling umum digunakan dapat juga
dikategorikan sebagai alat gali-angkut jarak pendek. Kemampuan Bulldozer
antara lain :
a. Membabat atau menebas
b. Merintis (pioneering)
Untuk pembuatan jalan dilereng bukit, maka ada dua kemungkinan :
1. Bulldozer dapat naik keatas bukit lalu dibuat jalan dari sebelah atas.
2. Bila tidak mungkin harus dibuat dari bawah.
c. Gali angkut jarak pendek
Yaitu menggali lalu mendorong tanah galian itu kesuatu tempat tertentu,
misalnya pada pembuatan jalan raya, saluran/kanal agar alat muat lebih mudah
bekerja.
d. Pusher Loading
Yaitu membantu “scraper” dalam mengisi muatannya pada lapisan tanah
kohesif.
e. Menyebarkan Material (Spreading)
Maksudnya menyebarkan material tanah ketempat-tempat tertentu dengan
tebal yang dikehendaki.
f. Menimbun Kembali (Backfilling)
Yaitu pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang
galian.
g. Trimming and Sloping
Yaitu pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat, seperti:
tanggul, dam, kanal-kanal besar, tepi jalan raya, dsb.

h. Ditching
Yaitu menggali selokan atau kanal yang berbentuk V atau U.

20
BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil Perusahaan

Gambar 3.1 logo perusahaan PT. Ang and Fang Brother

Nama Perusahaan : PT. ANG AND FANG BROTHER


Jenis Perusahaan : Perusahaan Modal Sendiri
Tanggal Berdiri : 13 November 2008
Pemilik : Ir. Lukmanto lawy
Alamat Perusahaan : Jl. Diponegoro No.56 Makassar
Telepon : (0411) 3615560
Fax :-
Produk Utama : Bijih Nikel
Jumlah Karyawan : 350

3.2 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Ang & Fang Brother adalah perusahaan yang bergerak dalam
pertambangan nikel di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Seiring
perkembangan operasional Perusahaan, PT. Ang And Fang Brother turut
memberikan kontribusi dan nilai tambah yang positif bagi pertumbuhan ekonomi
Masyarakat sekitar.

Visi dari PT. Ang & Fang Brother yaitu Menjadi Perusahaan yang selalu
mengedepankan profesional dalam pekerjaan dan menjadi perusahaan yang
produktif, inovatif atas dasar cipta, rasa dan karsa. Adapun Misi dari perusahaan
ini adalah:
1. Mengoptimalkan sumberdaya untuk pencapaian konservasi.

21
2. Menjadi perusahaan yang berwawasan lingkungan dalam kegiatan
penambanga
3. Menjadi perusahaan yang selalu menjaga kualitas atas semua produk yang
dihasilkan.

3.3 Struktur Organisasi

22
BAB IV

METODE DAN HASIL

4.1 Metode Penelitian

Dengan tujuan memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan


laporan ini, maka digunakan beberapa metode diantaranya:

1. Metode Observasi
Merupakan metode pengambilan data dengan cara terjun langsung ke
lapangan dan melihat secara langsung jalannya proses operasi produksi atau
kegiatan penambangan.

2. Metode Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara. Wawancara ini tidak bersifat formal atau dengan kata lain dapat
bertanya secara langsung dengan para karyawan dari staff kantor sampai
operator di lantai produksi untuk memperoleh informasi yang tepat.

3. Metode Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara menyalin data atau
dokumentasi dari perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
dan menjamin keakuratan data - data yang dapat dikumpulkan. Dokumentasi
ini juga melibatkan penggunaan kamera handphone untuk mengambil gambar
guna melengkapi laporan kerja praktek.

4. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data dengan mengambil kutipan dari
beberapa literatur berupa buku dan jurnal yang berkaitan dengan data yang
didapat. Literatur ini dapat berasal baik dari perusahaan maupun dari sumber
lainnya.

23
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Profil Nikel Laterit di Site Lalampu

PT. Ang and Fang Brother melakukan penambangan pada site Lalampu.
Lokasi kerja Praktek berada pada Front Dahlia dan Front Kartika. Bijih Nikel
Laterit yang terdapat pada lokasi ini terdiri dari beberapa lapisan material atau
zona dari pada material seperti tanah penutup/top soil, lapisan limonit, lapisan
saprolit, dan yang terakhir adalah bedrock, yang terdapat pada lapisan atau zona
nikel laterit site Lalampu.

Site Lalampu sendiri mengandung kadar nikel lebih kecil dari 1%, kadar
nikel pada daerah pelapukan (zona limonit) hanya mencapai 0.8 % – 1.2 % Ni
dikarenakan pada zona ini sangat sedikit mengandung Garnierit sebagai pembawa
kandungan nikel. Profil nikel laterit dengan susunan sebagai berikut: Tanah
Penutup (Top Soil), Limonit, Saprolit, dan batuan dasar (Bedrock).

 Tanah Penutup

Tanah penutup (Top Soil) merupakan bagian yang paling atas dari
penampang nikel laterit. Komposisinya terdiri dari akar organik dan
tumbuhan, humus, oksida besi. warnanya coklat kemerahan, bersifat gembur
dan terdapat akar tumbuhan, kadar nikel pada zona ini sangat rendah dan
dianggap sebagai overburden. Ketebalan lapisan tanah penutup di Front
Dahlia relatif cukup tebal sekitar 1-3 meter.

24
Gambar 4.1 Batas Kontak Tanah Penutup dan Saprolit
(Pit Dahlia)
Sumber : Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

 Zona Limonit

Pada lapisan ini hampir semua unsur yang mudah larut hilang
terlindi oleh air meteorik, hasil pelapukan lanjut ini memiliki komposisi
oksida besi yang tinggi diatas 20%, dilihat dari kenampakan warna mineral di
lapangan, hematite, magnesit dan gheotit hadir pada zona ini. Di site Lalampu
sendiri, zona ini hanya berupa spot limonit, berwana coklat muda sampai
coklat kemerahan, lunak dan bersifat lempungan sampai pada material
berpasir kasar.

limonit

saprolit

Gambar 4.2 batas kontak limonit dengan zona soft saprolit


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

 Zona saprolite

25
Zona ini merupakan zona pengkayaan nikel, komposisinya terdiri
dari oksida besi, serpentin, silica, dan sisa batuan asal yang kaya akan mineral
olivine dan piroksen, krisopras yang mengalami pelapukan dan serpentinisasi,
kekerasan lunak hingga keras (Soft Saprolite – Hard Saprolite). Kadar nikel
pada zona ini berkisar 1.45 – < 3 % dan Fe < 20%.
Ketebalan lapisan ini sangat bervariasi tergantung dengan beberapa
faktor antara lain topografi, kedalaman muka air tanah, perubahan muka air
tanah pada saat pelapukan, iklim, struktur geologi (rekahan dan patahan) serta
komposisi batuan dasar, di site Lalampu sendiri ketebalan zona ini bisa
mencapai lebih dari 10 meter dengan kadar Ni berkisar antar 1.50 – 2.5 %

Gambar 4.3 kontak soft saprolite dengan Hard Saprolite


Sumber: Dokumentasi Lapangan (november, 2019)

 Batuan Dasar
Batuan dasar di daerah kerja praktek dilihat secara megaskopis tergolong
ke dalam batuan beku ultramafic peridotit, berwarna abu-abu hitam dengan
beberapa kenampakan silika yang cukup jelas, dengan tekstur afanitik, dengan
susunan mineral dominan piroksen.

26
Gambar 4.4 Batuan Dasar Peridotit
Sumber: Dokumentasi Lapangan pit (November, 2019)

4.2.2 Sistem Penambangan dan Kegiatan Penambangan PT. Ang and Fang
Brother

Sistem penambangan yang diterapkan pada PT. Ang and Fang Brother Site
Lalampu yaitu sistem tambang terbuka dengan metode penambangan open pit.
Adapun penambangan dilakukan pada beberapa pit diantaranya front Melati dan
front Dahlia yang termasuk dalam wilayah blok IUP 199 Ha, serta front Kartika
yang masuk dalam wilayah blok IUP 576 Ha.

Adapun alur penambangan yang diterapkan pada penambangan bijih nikel


Site Lalampu seperti diagram dibawah ini:

27
Gambar 4.5 Diagram Alir Penambangan PT. Ang and Fang Brother

Kegiatan penambangan di 3 pit yang beroperasi di PT. Ang and Fang


Brother secara garis besar dimulai dari:

1. Modelling hasil eksplorasi


Data hasil pengeboran menjadi modal awal untuk pemodelan, namun data
pengeboran tersebut hanya menjadi acuan saja dikarenakan tingkat
homogen bijih yang sangat kecil sehingga PT. Ang and Fang Brother
melakukan metode Selective Mining mengacu pada boundary model yang
telah dibuat.
2. Penyiapan Lahan / Land Clearing
Keadaan endapan nikel laterit biasanya terletak dibawah hutan atau pohon-
pohon yang harus terlebih dahulu disingkirkan. Untuk pengerjaan land
clearing ini menggunakan peralatan mekanis berupa Bulldozer dan
excavator untuk menyingkirkan vegetasi yang tumbuh diatas endapan
Nikel.
3. Pengupasan dan Penanganan Top Soil
Endapan nikel laterit di Site Lalampu berada di bawah tanah penutup yang
menurut visualisasi di Lapangan berwarna coklat gelap kemerahan. Top

28
Soil yang telah dikupas kemudian diangkut ke disposal atau penyimpanan
sementara agar nantinya dikembalikan pada saat reklamasi
4. OB Removal dan penanganan OB
Zona limonit yang mempunyai ketebalan bervariasi dari 3-15 meter bukan
merupakan tujuan PT. Ang and Fang Brother untuk ditambang. Maka zona
itu disebut Overburden yaitu bagian yang memiliki kadar Ni rendah dan
kaya akan silika. Overburden tersebut dikupas dengan menggunakan
excavator juga bulldozer dan kemudian diangkut dengan dumptruck untuk
kemudian disimpan ke disposal/ waste dump dan akan dikembalikan pada
saat backfilling.
5. Perencanaan Produksi
Departemen engineering membuat rencana produksi harian atau mingguan
untuk dijadikan target produksi di Lapangan.
6. Analisa Selective Mining (SM)
Dalam melakukan penambangan PT. Ang and Fang Brother terlebih
dahulu melakukan Selective Mining (SM). Dalam hal ini excavator
menggali beberapa titik dengan acuan peta dan keadaan visual yang sudah
ditentukan oleh pengawas front (Grade Control). Titik tersebut kemudian
dilakukan sampling dan kemudian dikirim ke lab preparasi dan dianalisis
untuk kemudian dianalisa kadarnya
7. Penambangan Bijih nikel (execute)
Proses gali-muat-angkut dilakukan PT. Ang and Fang Brother dengan
menggunakan backhoe excavator dan Dumptruck. Backhoe terlebih
dahulu melakukan penggalian pada daerah yang telah dilakukan SM,
terkadang backhoe yang lain membantu memindahkan material ke front
dekat Dumptruck bermanuver. Kemudian endapan bahan galian tersebut
diangkut ke dalam Dump truck dan di bawa ke ETO/Stockpile.
8. Barging
Barging merupakan proses pengisian material ore ke tongkang untuk
selanjutnya di kirim ke pabrik ataupun di ekspor. PT. Ang and Fang
Brother sendiri melakukan kegiatan barging untuk di ekspor.

29
9. Reklamasi
Tahap reklamasi PT. Ang and Fang Brother dilakukan secara
berkelanjutan mulai dari backfilling, recountouring, pembuatan jalan
drainase dan sedimen pound, penimbunan top soil, serta revegetasi lahan.

4.2.2.1 Penyiapan Lahan / Land Clearing

Sebelum melakukan kegiatan pembongkaran dan penggalian material


penutup, kegiatan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan yang
akan ditambang. Proses penyiapan lahan yang akan ditambang pada lokasi PT.
Ang and Fang Brother mencakup pembersihan lahan dari vegetasi dan semak-
semak yang menutupi tanah penutup. Akan tetapi di front Dahlia kegiatan land
clearing tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan pada front ini merupakan lahan
yang sudah pernah dilakukan penambangan sebelumnya dan kemudian dibuka
kembali. Namun untuk di front Kartika kegiatan land clearing tetap dilaksanakan
akan tetapi jauh sebelum periode Kerja Praktek.

4.2.2.2 Pengupasan Lapisan Tanah Penutup

Setelah dilakukan kegiatan land clearing selanjutnya dilakukan kegiatan


Pengupasan top soil. Ketebalan rata-rata top soil di site Lalampu berkisar antara 1-
2 meter. Lapisan Topsoil merupakan lapisan tanah penutup paling atas yang
cukup lunak dan masih mengandung humus. Lapisan ini kemudian dilakukan
stripping dan akan disimpan untuk nantinya dikembalikan pada saat reklamasi.
Selama periode Kerja Praktek kegiatan pengupasan Top Soil tidak banyak
dilakukan, karena seluruh front telah masuk tahap kegiatan penambangan atau
operasi produksi dan kegiatan ini sudah lama dilakukan.

4.2.2.3 OB Removal

Setelah kegiatan land clearing dan pengupasan top soil dilakukan


selanjutnya lapisan Limonit atau disebut dengan Overburden dibongkar
menggunakan excavator dan dozer. Untuk kegiatan OB removal sendiri di pit

30
Dahlia menggunakan 3 unit excavator. 1 unit excavator Hitachi 350D untuk
melakukan kegiatan pemuatan Overburden dan akan diangkut menggunakan 3
unit Dump Truck. Dump Truck yang digunakan yaitu 2 unit Dump Truck
Mitsubishi Fuso dan 1 unit Dump Truck Hino, 1 unit excavator Komatsu tipe PC
210 dan 1 unit excavator CAT 320. Untuk kegiatan OB Removal di setiap front
sendiri peralatan mekanis yang digunakan bisa berubah-ubah dikarenakan
beberapa faktor diantaranya kerusakan, dan kebutuhan pekerjaan tambahan
lainnya.

Gambar 4.6 Pengangkutan OB Pit Dahlia


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November 2019)

OB yang diangkut langsung dibawa ke disposal, untuk jumlah ritase dari


kombinasi antara alat muat dan alat angkut akan dicatat oleh checker. OB
disimpan untuk sementara di disposal yang nantinya akan digunakan untuk
backfilling.

31
Gambar 4.7 landscape Pit Dahlia
Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

4.2.2.4 Perencanaan Produksi

Mengacu pada data hasil eksplorasi yang telah dibuat oleh departemen
engineering, yang selanjutnya diserahkan kepada pihak mining. Acuan tersebut
digunakan untuk mengestimasi sumberdaya dan cadangan serta rencana
penambangannya. kandungan nikel yang terdapat pada site Lalampu sendiri
termasuk dalam golongan medium grade dan high grade. Berikut peta update topo
front Dahlia.
Cut of Grade (COG) yang telah ditetapkan oleh PT. Ang and Fang Brother
adalah 1,45%. Angka tersebut mengacu pada kebutuhan pasar atau market.
Namun biasanya pihak Grade Control dan QAQC mempunyai target tersendiri
untuk menghindari dilusi yang terjadi serta menghindari reject pada saat kegiatan
barging dilakukan.

32
Sumber: QAQC Departement

PT. Ang and Fang Brother (November, 2019)

Penambangan dimulai dengan acuan data eksplorasi berupa data titik bor
dan desain pit yang telah dibuat. Untuk front Dahlia, penambangan tidak beracuan
pada desain blok model dikarenakan lahan ini sendiri sudah pernah dilakukan
penambangan jauh pada tahun-tahun sebelumnya sehingga pihak Grade Control
dan minegeos memutuskan untuk beracuan pada titik bor lama, dan melakukan
pengeboran baru untuk memperkirakan kondisi laterit di bawah permukaan yang
ada saat ini. Oleh karena itu, keadaan visual harus disesuaikan dengan peta yang
diberikan. Untuk mengontrol kadar yang akan ditambang, maka dilakukanlah
sampling selective mining. Data sampling tersebut kemudian dibawa ke
laboratorium preparasi untuk dianalisa kadarnya dan dijadikan acuan untuk
menambang berikutnya.

33
4.2.2.5 Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan di site lalampu dilakukan dengan acuan data SM


hari sebelumnya. Ore tersebut ditambang apabila kadarnya >1,45% yang mana
COG yang telah ditentukan. Ore yang memiliki kadar >1,45% akan dibuat dome
atau tumpukan ore pada ETO/stockpile..

4.2.2.5.1 Alat Yang digunakan


 Excavator Backhoe PC 210
Excavator yang digunakan adalah PC-210 dengan tipe tracks.
Excavator jenis ini sangat cocok digunakan di daerah Lalampu
sendiri karena ukurannya yang tidak terlalu besar sehingga
mobilisasi excavator tergolong mudah. Selain hal tersebut kondisi
tanah yang lembek juga menguntungkan untuk alat berat yang
tidak terlalu besar.

Gambar 4.9 excavator komatsu PC-210


Sumber dokumentasi Lapangan (November, 2019)
Pekerjaan yang dapat dilakukan PC-210 diantaranya adalah:
Development
a. Land Clearing
b. Stripping OB dan Top Soil
c. Memelihara jalan akses

34
d. Memelihara Settling Pound
e. Membentuk Bench atau lereng
f. Menimbun atau merapikan suatu lokasi dengan OB atau
Quarry
g. Memindahkan ore atau OB dari tumpukan satu ke
tumpukan yang lain
h. Merapikan tumpukan ore di Dome
i. Menggali Quarry dan memuatnya ke DumpTruck
j. Pengambilan Sample Test Pit
k. Membuat jalan akses
l. Membuat Settling Pound
Produksi
Ore getting/ selective mining

 Bulldozer
Bulldozer yang digunakan adalah komatsu tipe D85E-SS untuk
kegiatan penunjang. Adapun kegiatannya seperti:
a. Land Clearing
b. Stripping OB atau Top Soil
c. Memelihara jalan akses
d. Membentuk bench atau lereng
e. Menimbun atau merapikan suatu lokasi dengan OB/ Top
Soil ataupun Quarry
f. Memindahkan OB dari suatu tumpukkan ke lokasi lain
g. Membuat jalan akses

35
Gambar 4.10 Bulldozer Komatsu Tipe D85E-SS
Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

 DumpTruck
DT yang digunakan oleh PT. Ang and Fang Brother adalah DT
yang tergolong kecil karena kapasitas baknya kurang dari 25 ton.
Ada 2 jenis DT yang digunakan untuk mengangkut material baik
ore, Top Soil, ataupun OB yaitu Hino Tipe FM260JD dan
Mitsubishi Fuso Tipe 220PS. Dalam 1 siklus biasanya DT dapat
mengangkut 8-10 bucket pada Excavator Backhoe Komatsu PV-
210 dengan kecepatan rata-rata 25-30 Km/Jam
Pekerjaan yang biasa dilakukan DT seperti:
Mengangkut material baik berupa ore, top soil atau OB

36
Gambar 4.11 Dump Truck Hino Tipe FM260JD
Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)
 Mobil Penyiram Debu / Water Truck
Saat terik matahari, material d front penambangan menjadi debu
dan mengganggu penglihatan serta pernafasan. Hal tersebut dapat
mengurangi produktifitas operator alat berat serta pekerja lain yang
bekerja di sekitaran front, maka tiap beberapa jam sekali dilakukan
penyiraman air agar mengurangi debu yang mengganggu.

Gambar 4.12 Water Truck


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2015)
 Compactor
Compactor yang digunakan adalah Komatsu Tipe BW 211D-40
untuk memelihara dan memadatkan jalan akses agar kendaraan
yang melewati jalan tidak selip dan tergelincir.

37
Gambar 4.13 compactor Komatsu Tipe BW 211D-40
Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

4.2.2.5.2 Pit Dahlia dan Pit Melati

Pit Dahlia dan Pit Melati merupakan Pit yang terletak pada area
IUP 199. Setiap Front tambang terdapat shift foreman atau pengawas
Grade Control, checker, sampler, dan operator yang bekerja
mengoperasikan alat mekanis. Operator tersebut bekerja sesuai rencana
yang telah diberikan oleh shift foreman untuk melakukan kegiatan
produksi ataupun pemeliharaan. Kedua Front ini melakukan kegiatan
produksi secara bersamaan. Pada front Dahlia menggunakan 5 unit
Excavator backhoe diantaranya 2 unit melakukan kegiatan OB Removal, 1
unit melakukan kegiatan loading OB ke DT, 1 unit melakukan kegiatan

38
Selective Mining,dan 1 unit melakukan kegiatan loading ore ke DT. Untuk
kegiatan pengangkutan Ore ke ETO/Stockpile digunakan 3 sampai 4 unit
DT tergantung jarak front ke ETO. Sedangkan untuk kegiatan
pengangkutan OB hanya digunakan 2 unit DT mengingat jarak ke disposal
hanya 10 meter.

Penambangan di pit Dahlia sangat bergantung kepada visualisasi


ore oleh operator, pengawas grade control, dan sampling karena data bor
terdahulu sudah tidak representatif. Pit Dahlia sebenarnya merupakan
existing mining karena dulunya sudah pernah ada yang melakukan
kegiatan penambangan. Dalam hal ini sebenarnya PT. Ang and Fang
Brother menambang ore yang dahulu tidak memenuhi COG dan disimpan
karena dianggap sebagai waste. Pada pit ini juga, karakteristik endapan
bahan galiannya terdapat bongkah-bongkah batuan besar atau disebut
dengan Boulder

Gambar 4.14 Quarry di Pit Dahlia


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

Luas bukaan untuk front Dahlia adalah 1,1 Ha. Target Produksi
Harian di Site Lalampu sendiri sebesar 4.500 Ton/Hari, dalam hal ini
masing-masing pit setidaknya mempunyai target produksi harian sebesar
1.125 Ton/Hari dengan kadar Ore >1,45%. Kendala yang biasa ditemukan
pada Front Dahlia dan Melati adalah air tanah. Apabila pit yang digali

39
sudah terlalu dalam biasanya muncul air tanah yang dapat mengganggu
produktifitas. Untuk di Front Dahlia sendiri kondisi tanah serta batuan
yang terdapat di Front ini memiliki porositas yang baik sehingga
diputuskan tidak menggunakan pompa untuk mengatasi hal tersebut. Air
yang tergenang kemudian dibiarkan karena akan meresap dengan
sendirinya.

Gambar 4.15 kegiatan loading ore di Front Dahlia


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)
Akan tetapi untuk di Front Melati, keterdapatan air tanah sangat
melimpah dan kondisi tanah serta batuan yang memiliki porositas buruk
menyebabkan air tidak bisa meresap dengan cepat. Sehingga untuk
membantu mengurangi volume air yang terdapat pada front Melati
dilakukan kegiatan pemompaan.

40
Gambar 4.16 kondisi front Melati
4.2.2.5.3 Pit Kartika

Pit ini terletak pada wilayah IUP 576 Ha terpisah dari front
sebelumnya. Berbeda dengan front sebelumnya, kondisi air tidak menjadi
masalah pada front ini. Adapun alat mekanis yang digunakan yaitu 6 unit
backhoe excavator, dimana 2 unit melakukan kegiatan stripping OB, 1 unit
melakukan kegiatan clean top ore, 1 unit melakukan kegiatan loading OB,
1 unit melakukan kegiatan selective mining dan 1 unit melakukan kegiatan
loading ore. Untuk jumlah DT yang digunakan yaitu 4 unit untuk
mengangkut OB ke disposal, dan 4 unit untuk mengangkut ore ke ETO.

Gambar 4.17 kegiatan produksi di Pit Kartika


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

Walaupun jumlah alat yang dipakai berbeda, namun target


produksi yang diberikan pada front ini sama dengan front yang lainnya.
Hal tersebut dikarenakan akses ke front ini memiliki jarak yang jauh dari
ETO. Karena tidak adanya sarana timbangan, maka untuk menghindari
ketidaksesuaian data, untuk 1 siklus Dumptruck biasanya hanya diisi 8
atau 9 bucket excavator saja jika memakai excavator komatsu tipe PC-210
sebagai alat muat.

41
Gambar 4.18 kegiatan loading ore pada Front Kartika
Sumber: Dokumentasi Lapangan (november, 2019)

4.2.3 Quality Assurance and Quality Control (QAQC)

QAQC merupakan satuan kerja pada PT. Ang and Fang Brother yang
menangani dan bertanggung jawab mengenai hal-hal yang menyangkut kualitas
ore dan akan memberikan treatment pada ore hasil produksi tambang.

QAQC memiliki beberapa departemen kerja yang bekerjasama dalam


proses pengendalian mutu ore, diantaranya:

4.2.3.1 Sample Preparation

Dalam proses pengendalian mutu satuan kerja QAQC melakukan


pengambilan sample untuk diketahui perubahan kadar dari setiap material
movement-nya. Sample diambil dari beberapa proses kegiatan penambangan. Hal
tersebut dilakukan demi memantau kadar ore yang diinginkan. Perubahan yang
terjadi sangat sulit untuk dihindari namun analisa perubahan kadar tersebut akan
membantu menghindari dilusi yang tidak diinginkan.

4.2.3.1.1 Mine Production Sampling

Sampling ini ialah kegiatan pengambilan perconto ore pada titik yang telah
ditentukan di front penambangan. Sampling ini dilakukan untuk memperkuat dan

42
meyakinkan data pengeboran eksplorasi yang telah ada sebelumnya. Sampling ini
terbagi atas 2 yaitu:

1. Selective Mining Sampling

Sampling ini dilakukan tiap hari produksi. Kegiatan ini berfungsi


memperkuat dan meyakinkan kadar Ni dan Fe mendekati data eksplorasi yang
telah ada, dan apabila kadar Ni dan Fe nya dinilai baik sesuai dengan sasaran
mutu maka pada titik sample tersebut penambangan akan dilaksanakan. Selective
Mining Sampling ini juga dilakukan dengan dasar untuk menghindari terjadinya
dilusi yang dapat menurunkan produksi dan kadar Ni. Dengan analisa dari
sampling ini dapat ditentukan arah penambangan selanjutnya dan diharapkan
mendekati data eksplorasi terdahulu.

Gambar 4.19 kegiatan pengambilan sample selective


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

Pengambilan sample ini dilakukan dengan metode increment sampling


dengan bantuan excavator sebanyak 1 bucket yang diambil dengan 1 sekop
ukuran 125D untuk 1 increment (karung). Sample selective diambil sebanyak 10
increment. Pengambilan sample dilakukan 3 titik yaitu antara depan, belakang dan
tengah tumpukan. Pengambilan juga dilakukan dengan metode sample check
yakni mengambil sample pada dinding, dan lantai dengan interval per 5 meter.

43
Gambar 4.20 kegiatan pengambilan sample check dinding
Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

2. Sampling Stockpile
Pengambilan sample Stockpile ini dilakukan apabila material telah
dipindahkan pada ETO/Stockpile. Kegiatan ini dilakukan untuk
menganalisa perubahan kadar ore dari front penambangan sampai
setelah tiba dan ditumpuk pada Dome. Analisa antara Selective Mine
Sampling dan sampling stockpile terkadang mendekati dan juga
menjauh nilai kadarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yakni:
 Pada saat proses produksi terjadi dilusi yang tinggi
 Kesalahan analisa Selective Mining Sampling
 Terjadi pencampuran yang tidak diinginkan di area stockpile/ETO
Pengambilan sample Stockpile diambil berdasarkan titik patok
produksi sehingga hasil analisa SM dan stockpile dapat dibandingkan.
Pengambilan sample dilakukan tiap rate pengangkutan produksi.
Setiap rate produksi diambil ½ increment, yang berarti untuk 1
increment diambil dari 2 rate pengangkutan produksi. Metode
pengambilan sample yang digunakan ialah increment sampling.
Pengambilan sample dilakukan 3 titik dengan posisi 3/1 dari dasar
tumpukan.

44
Gambar 4.21 kegiatan pengambilan sample stockpile
Sumber: dokumentasi lapangan

4.2.3.1.2 Preparasi Sample


Departement Preparasi sample sesuai dengan namanya bertanggung
jawab terhadap sample yang akan diuji. Sample yang akan diuji haruslah
sesuai dengan standart alat yang akan digunakan. Oleh sebab itu, sebelum
diuji sample haruslah dalam keadaan standart uji. Departement inilah yang
bertugas menyiapkannya. Berikut ini adalah proses preparasi secara umum
yang digunakan pada PT. Ang and Fang Brother departement QAQC:

45
Gambar 3.22 diagram alir sample preparation
Proses penyiapan sample diatas dilakukan sepenuhnya di laboratorium
preparasi. Pengerjaan dilakukan 2 shift setiap hari kerjanya. Sample yang telah
diambil setiap harinya akan dibawa dari masing-masing tempat pengambilan
menuju laboratorium preparasi.
Preparasi sample dilakukan sesuai dengan SOP perusahaan yang diambil
dari JIS (Japanesee International Standart). Berikut adalah tahapan preparasi
sample, diantaranya:
 Screening
Screening dilakukan untuk memisahkan ukuran dan
mengelompokkannya. Sample yang diambil dari hasil produksi
maupun dari stockpile memiliki ukuran kurang lebih -20 mm.
Oversize sample akan direduksi menjadi kurang lebih -10mm.
Tahap screening akan terus berlangsung sampai sample menjadi
ukuran -200 mesh.

Gambar 4.23 screening -10 mm


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)

 Mixing
Tahap ini merupakan proses pencampuran ore yang sejenis dengan
perkiraan kadar yang sama. Tujuan mixing ini ialah agar sample
yang dipersiapkan dapat merata kadarnya, dan prinsip sampling
keterwakilan dan kemerataan dapat terpenuhi. Mixing dilakukan 3
kali dengan cara dicampurkan menggunakan scop.

46
Gambar 4.24 mixing sample
Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)
 Matriks
Tahapan ini merupakan proses reduksi volume sample. Reduksi
material ini diperlukan karena sample yang mampu diterima oleh
laboratorium instument selaku laboratorium analisis adalah
sebanyak 100 gram. Matriks dibuat 4x5 dengan pengambilan
secara silang. Sample direduksi pada tiap ukuran hingga mencapai
ukuran -200mesh.

Gambar 4.25 proses reduksi dengan matriks 4x5 (sample basah)


Sumber: dokumentasi lapangan (november, 2019)

47
Gambar 4.26 proses reduksi dengan matriks 4x5 (sample kering)
Sumber: dokumentasi lapangan (November, 2019)
 Oven Drying & Manual Drying
Selanjutnya memasuki tahapan pengeringan sample menggunakan
oven. Namun untuk kategori sample urgent seperti sample check
dan sample selective, pengeringan akan dilakukan secara manual
menggunakan wajan agar proses pengeringan dapat berlangsung
dengan cepat.

Gambar 4.27 proses manual drying


Sumber: Dokumentasi lapangan (november, 2019)
Proses pengeringan dilakukan selama kurang lebih 2-3 jam dengan
suhu 150oc. Sample yang dikeringkan berukuran -10mm.

48
Gambar 4.28 proses pengeringan menggunakan oven
Sumber: Dokumentasi lapangan (november, 2019)
 Top Grinding
Setelah proses pengeringan selesai dilanjutkan dengan prose
mereduksi ukuran sample hingga berukuran -200mesh. Alat yang
digunakan adalah Top Grinding.

Gambar 4.29 kegiatan Top Grinding


Sumber: Dokumentasi Lapangan (November, 2019)
 Final Mixing
Setelah sample yang telah berukuran -200mesh siap maka
dilakukan mixing kembali. Untuk mengefisienkan waktu maka

49
mixing dilakukan secara manual menggunakan plastic bag.
Caranya dengan mengaduk-aduk sample searah vertikal dan
horizontal selama kurang lebih 2 menit atau apabila sample telah
dianggap homogen.

Gambar 4.30 final mixing dengan metode manual


Sumber dokumentasi lapangan (November, 2019)

Setelah semua rangkaian persiapan sample telah usai, maka sample


dikirim menuju laboratorium instument dan akan dianalisa kadar
dari unsur-unsur tertentu.

4.2.3.2 Analysis Instrument Laboratory


Sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa setelah sample
dipreparasi maka akan dianalisa unsur-unsurnya. Analisa tersebut dilakukan di
laboratorium instument. Laboratorium ini merupakan departement dibawah satuan
kerja QAQC. Departement ini bertanggung jawab atas analisa setiap sample yang
diambil dan menginformasikannya kepada departemen mine produktion (Grade
Control). Berikut ialah proses yang berlangsung secara garis besar:
 Cuping sample
Sample yang berukuran -200mesh kemudian diisi ke dalam cup
dengan massa sebanyak 20 gram.

50
Gambar 4.31 proses cuping sample
Sumber: dokumentasi lapangan (Desember, 2019)

Gambar 4.32 sample yang telah dicuping


Sumber: dokumentasi lapangan (Desember, 2019)
 Press Pellet
Sample yang telah dicuping kemudian ditekan dengan kekuatan 20
ton menggunakan alat press

51
Gambar 4.33 press pellet XRF
Sumber dokumentasi lapangan (November, 2019)

Gambar 4.34 hasil pemadatan sample


Sumber dokumetasi lapangan (November, 2019)
 Analisa Unsur Sample
Setelah pemadatan selesai, maka dilanjutkan dengan proses
penembakan sinar X-ray menggunakan alat Epsilon-3. Alat ini
bekerja dengan menembakkan sinar X-Ray ke permukaan sample
sehingga dapat diketahui kadar dari masing-masing unsur. Analisis
dilakukan berdasarkan perbedaan kerapatan molekul-molekul
unsur yang menyusun ore.

52
Gambar 4.35 alat X-Ray
Sumber dokumentasi lapangan (Desember, 2019)

Gambar 4.36 proses penembakan sample menggunakan X-Ray


Sumber: dokumentasi lapangan (Desember, 2019)
Proses penembakan dilihat melalui monitor dengan aplikasi
program Epsilon 3 Software.

Gambar 4.37 proses penembakan dilihat melalui monitor


Sumber dokumentasi lapangan (Desember, 2019)
4.2.3.3 Management ETO/ Stockpile

53
ETO atau Stockpile merupakan suatu area penyimpanan sementara
tumpukan ore (dome) hasil produksi tambang. PT. Ang and Fang Brother
memiliki beberapa lahan ETO. Namun yang sedang aktif selama periode Kerja
Praktek adalah ETO 4 dan ETO 9. Alat mekanis yang digunakan pada ETO
adalah backhoe Excavator, dan terkadang juga dozer membantu untuk merapikan
tumpukan ore hasil dumpingan Dumptruck. Dome pada ETO ini dibedakan
berdasarkan patok pita dan nilai kadar hasil sampling yang sebelumnya dilakukan.
Dome dibentuk pada umumnya tidak mengacu pada suatu metode atau
teori. Namun saat ini dome dibentuk menjadi tumpukan-tumpukan besar yang
dibedakan atas kategori kadarnya (High grade, medium grade, dan low grade).
Management ETO yang buruk dapat mempengaruhi perubahan kadar ore.
Namun apabila pengaturan dome dijalankan dengan baik dan infromasi antara
produksi dan stockpile saling mendukung maka penurunan kadar/ dilusi dapat
ditekan secara maksimal.

Gambar 4.38 proses dumping di Stockpile


Sumber dokumentasi lapangan (Desember, 2019)

54
Gambar 4.39 backhoe excavator merapikan dome
Sumber dokumentasi lapangan (Desember, 2019)

BAB V

55
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama periode Kerja Praktek di PT.
Ang and Fang Brother dapat ditarik kesimpulan, diantaranya:
1. Secara umum PT. Ang and Fang Brother menerapkan konsep
pertambangan dengan baik dari kegiatan awal hingga akhir. Kegiatan-
kegiatan tersebut ialah sebagai berikut:
 Kegiatan eksplorasi yang dilakukan mulai dari eksplorasi umum
sampai, eksplorasi rinci, hingga ke pengembangan area tambang.
Kegiatan ini menjadi tanggung jawab satuan kerja eksplorasi
 Grade Control Sampling, dilakukan untuk menjaga, memantau dan
mengetahui perubahan kadar Ni dan Fe. Kegiatan berupa pengambilan
sample, Preparasi sample hingga uji laboratorium X-Ray
 Kegiatan development yang dilakukan berupa pembersihan lahan,
pengupasan overburden, serta persiapan area penambangan
 Penambangan atau produksi bijih nikel dilakukan dengan metode open
pit. Kegiatan dilakukan dengan dengan menggunakan beberapa alat
mekanis yakni excavator backhoe, bulldozer sebagai support. Dan
Dump truck sebagai alat angkut.
 Tahap reklamasi dilakukan secara berkelanjutan mulai dari backfilling,
pembuatan jalan drainase dan sedimen pound, penimbunan top soil,
serta revegetasi lahan.
2. Untuk menunjang kegiatan produksi bijih nikel PT. Ang and Fang Brother
memiliki beberapa departemen atau satuan kerja yang lain, salah satunya
Departemen Quality Assurance dan Quality Control. Satuan kerja ini
bertugas untuk memastikan kualitas hingga perencanaan pengapalan bijih
nikel.

56
5.2 Saran

PT. Ang and Fang Brother merupakan Perusahaan pertambangan nikel di


Indonesia yang dalam melakukan kegiatan penambangannya telah menerapkan
good mining practice dan sudah memenuhi standar keselamatan yang dibutuhkan
bagi karyawan. Namun bagi penulis, selama periode Kerja Praktek ada beberapa
hal yang dapat menjadi saran dan menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan,
diantaranya:

1. Perlunya ketetapan Standart Stripping Rasio yang jelas untuk menekan


cost yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya produksi.
2. Istirahat yang berlebih sehingga mengakibatkan ada waktu kerja yang
terbuang. Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi waktu kerja
produktif dan efisiensi alat. Sebaiknya hal ini dapat ditekan peningkatan
disiplin dan kesadaran dari para pekerja.
3. Pada Front Kartika pengangkutan ore pengangkutan ore dinilai cukup
lama. Hal ini diakibatkan jarak front dan ETO saa ini cukup jauh. Sehngga
seringkali terjadi waktu tunggu alat gali yang mengurangi waktu kerja
produktif. Untuk menangani masalah tersebut tidak selalu dengan
penambahan alat. Penambahan alat akan menambah cost yang besar.
Namun menurut penulis pemindahan lokasi ETO menjadi sedikit lebih
dekat dari front akan sedikit mengirit cost dan menaikkan produktivitas
operasi
4. Pada Lokasi Preparasi sampel supaya lebih diperhatikan untuk
penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan kacamata safety.
Karena pada lokasi ini terdapat banyak sekali debu-debu halus yang dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja khususnya kesehatan pernapasan. Selain
itu, kegiatan pengecilan ukuran material juga dilakukan secara manual
untuk itu perlunya penggunaan kacamata safety agar material yang
terlempar tidak masuk ke mata.
5. Untuk menekan angka dilusi, selain pengawasan pada kegiatan Selective
Mining perlu juga diperhatikan pemilihan metode loading ore. Seperti

57
metode Estafet ore dan Loading ore dengan pola Top Loading. Metode
estafet biasanya dilakukan karena tidak adanya akses jalan yang memadai
untuk menjadi loading point yang dekat dengan material ore.
6. Sebaiknya dilakukan perawatan dan pemeliharaan alat-alat demi
menghindari kerusakan saat sedang digunakan.

58
DAFTAR PUSTAKA

Balfas, Muhammad Dahlan, 2014. Geologi untuk Pertambangan Umum

Prodjosumanto, Partano Ir, 1996. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: jurusan


Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung

Standart Operational Prosedure PT. Ang and Fang Brother, 2012

Company Profile PT. Ang & Fang Brother, 2007.

59

Anda mungkin juga menyukai