1. Pemetaan Topografi
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat
dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada,
maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut
sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa
langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan),
melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang
penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian (sasaran
langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda
lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan
bantuan alat-alat seperti :
kompas geologi
inclinometer
altimeter
serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan,
kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru
(peta singkapan). Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian
digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model
geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang
pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan
paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi
tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur,
teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model
penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll.
dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan
harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek
yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
Gambar a) Sumur uji dibuat menembus ore body yang mempunyai posisi yang
horizontal, b) Posisi channel yang vertikal pada dinding sumur uji
Untuk suatu endapan permukaan yang tidak homogen, maka channel
dibagi menjadi beberapa sub channels sesuai kondisi mineralisasi.
Keterangan:
t= tebal lapisan
k= kadar bijih
Gambar channel pada sumur uji ketika endapan permukaan tidak homogen
3. Pemboran Inti
Untuk memperoleh inti bor, maka alat bor putar harus dilengkapi dengan
mata bor berlubang, tabung inti bor, dan penangkap inti bor. Arah pengeboran
dapat vertikalmaupun horizontal, tetapi yang paling sering adalah pengoboran
vertikal hingga mencapai batuan dasar, dengan pola pengeboran dan jarak bor
yang teratur, sehingga akan di peroleh sejumlah inti bor yang representatif.
Dengan demikian letak, bentuk atau posisi endapan bahan galiannya dapat di
ketahui dengan pasti. Bila semua inti bor telah selesai di selidiki di laboratorium,
maka akan di ketahui mutu atau kadar mineral berharganya dan sifat-sifat fsik-
mekanik mineraloginya secara lengkap.
Perencanaan pemboran inti, meliputi :
a) Target tubuh bijih yang akan ditembus,
b) Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan
(moving) alat),
c) Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
d) Kedalaman masing-masing lubang,
e) Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifkasi,
f) Jumlah tenaga kerja,
g) Alat transportasi, dan
h) Jumlah (panjang) core box.
Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah
mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar
dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain,
seperti:
a) Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan
maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
b) Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh
pada batubara ; syarat jarak untuk klasifkasi terukur (measured) £ 400 m
antar titik observasi.
4. Analisa Conto (Fisik, Mekanik, dan Kimia)
Data hasil pengukuran dapat segera dilakukan pengolahan di lapangan
atau langsung dikirim ke kantor. Macam – macam lab. Yang digunakan adalah :
Lab. krismin, petrologi, mektan, mekbat, PBG, kimia, batubara, X- ray
fluorescence, X-ray diffraction. Studio yang digunakan: Penginderaan jauh,
pemetaan, geofsika, dll. Setelah conto diperoleh, kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan assay (analisis kadar). Karena yang dianalisis
tersebut hanya sebagian kecil dari conto, maka diperlukan preparasi
(persiapan) conto, agar bagian conto yang dianalisis masih representatif
terhadap kondisi sebenarnya. Dalam proses preparasi conto, hasil akhir yang
diperoleh (tujuan preparasi itu sendiri) yaitu conto dengan ukuran 100 # (mesh).
5. Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan yang dilakukan di Pulau Gee menggunakan
metode daerah pengaruh (Area Of influence). Pemboran yang dilakukan
merupakan pola pemboran yang beraturan menurut lintasan-lintasan grid, dengan
jarak antara lintasan yang satu dengan lintasan yang lainnya adalah 25 meter.
Pada metode ini jumlah cadangan dihitung untuk setiap blok daerah
pengaruh yang hanya dipengaruhi oleh satu lubang bor saja. Luas daerah
pengaruh untuk satu titik bor (tiap blok) dihitung dari setengah jarak (spacing)
antara dua titik bor yang berdekatan pada samping kiri kanan dan
muka belakang, sehingga membentuk suatu pola segi empat. Penampang segi
empat ini disebut blok yang terpakai apabila kadar yang ada dalam blok tersebut
sesuai dengan Cut Of Grade yang sudah ditentukan.
Cut Of Grade (COG) menurut defnisi memiliki dua pengertian yaitu
sebagai berikut :
· Kadar terendah yang masih memberikan keuntungan apabila bijih
tersebut ditambang.
· Kadar terendah rata-rata yang masih menguntungkan apabila bijih
tersebut ditambang.
Untuk menghitung volume daerah pengaruh pada metode area of
influence digunakan rumus sebagai berikut :
V=A.t
Dimana :
V = Volume cadangan (m3)
A = Luas daerah pengaruh (m2)
t = Tebal bijih (m)
Persiapan Lokasi
Persiapan lokasi bertujuan untuk menyiapkan lokasi yang akan
dilakukan reklamasi dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengukuran lokasi yang akan direklamasi.
2. Pembersihan lokasi dengan bulldozer yang bertujuan untuk membentuk
lokasi, membersihkan semak-semak sehingga memudahkan pembuatan
lubang tanam.
3. Kemudian setelah lokasi dibentuk dan dibersihkan maka dilakukan
4. pengeboran lubang tanam.
5. Setelah itu dilakukan pembreakeran lubang tanam.
Gambar pemeliharaan bibit tanaman
Pembuatan Lubang Tanam
1. Lokasi yang sudah bersih diberi tanda dengan plastik warna sesuai jarak
yang diinginkan.
2. Selanjutnya dilakukan pemboran Hydraulic Drill dengan diameter 4
inchi dengan kedalaman 50 cm.
3. Kemudian lubang bor tersebut dibreaker menggunakan Hydraulic Drill,
agar sekeliling lubang bor menjadi retak dan memudahkan penjalaran
akar.
4. Selanjutnya sekeliling lokasi reklamasi dipagar dengan kawat berduri
untuk mencegah bibit dimakan ternak sapi maupun kambing.
5. Setelah tahap pembuatan lubang telah selesai kemudian dilakukan
penanaman.
Pembibitan
Pembibitan atau persemaian pada reklamasi lahan bekas tambang batu
kapur dilakukan pada lokasi pembibitan dengan Panjang 35 meter dan Lebar 10
meter, dan dikelilingi pagar jaring kain dengan tinggi 1 meter, yang bertujuan
untuk melindungi bibit tanaman dari hewan atau mahluk lain yang dapat
mengganggu pertumbuhan bibit tanaman. Hingga Februari 2017 terdapat 9
jenis tanaman yang bibitkan yaitu:
a. Mahoni (Swietenia Mahoni)
b. Flamboyan (Delunix Regin)
c. Tanjung (Mimusops Elengi)
d. Pulai (Alstonia Scholaris)
e. Asam Jawa (Tamarindus indica)
f. Sengon (Afbozia Fulcataria)
g. Rumput Vetiver Zizanoicles
h. Trambesi (Samanea Saman)
i. Biti (Vitex Cafassus)
Gambar pembibitan
Penanaman Cover Crop
Tanaman penutup tanah akan mempengaruhi terjadinya erosi.
Tanaman penutup tanah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung ke
permukaan tanah sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah berkurang.
Jemis tanaman cover crop tersebut adalah Mucuna & Centrosema Penanaman
dilakukan dengan jarak 1-2 meter untuk menghasilkan kerapatan dan rimbunnya
tanaman penutup tanah dengan baik. Pembuatan lubang tanam tidak terlalu jauh
dalam yaitu 0,5 m dan diameter 4 inchi. Kemudian rumput ditanam dan diberi
pupuk organik secukupnya, serta ditutup dengan tanah dan dipadatkan. Pada
lokasi reklamasi bekas tambang batukapur dilakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan tanaman cover crop dengan memasang pipa-pipa untuk
mengetahui pertumbuhan batukapur. Penanaman cover crop bertujuan untuk:
1. Mendinginkan suhu permukaan quarry
2. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah
3. Meningkatkan populasi mikro organisme tanah
4. Menahan unsur hara agar tidak terbawa air pada saat musim hujan