Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

EKSPLORASI DAN SISTEM PENAMBANGAN SERTA REKLAMASI PADA


METODE QUARRY MINE

3.1 Metode Eksplorasi Quarry

Eksplorasi pada metode quarry yang umum dikerjakan adalah menghitung


volume dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal berupa
pencarian endapan (prospeksi). Tahap kegiatan eksplorasi pada metode quarry
yaitu:

1. Pemetaan Topografi

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat
dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada,
maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut
sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa
langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan),
melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang
penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian (sasaran
langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda
lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan
bantuan alat-alat seperti :
 kompas geologi
 inclinometer
 altimeter
serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan,
kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru
(peta singkapan). Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian
digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model
geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang
pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan
paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi
tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur,
teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model
penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll.
dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan
harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek
yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

Gambar contoh peta geologi

2. Pengambilan Conto Bongkahan


Pengambilan conto bongkahan dapat menggunakan metode channel
sampling. Metoda ini dapat digunakan pada endapan yang terdapat di permukaan
dan juga di dalam suatu tambang bawah tanah. Untuk endapan yang dangkal,
metoda ini dipakai dalam suatu sumur uji. Alur (channel) dibuat pada sisi sumur
uji. Pada suatu endapan hidrotermal yang ditambang dengan sistem tambang
bawah tanah, channel dibuat dari hanging wall ke foot wall.
Aplikasi dari metoda-metoda yang ada harus disertai pula dengan suatu
design yang tepat. contoh mengenai chip sampling dan channel sampling dalam
eksplorasi metode quarry adalah sebagai berikut :
 Channel sampling dalam sumur uji
(dipakai untuk endapan permukaan)

Gambar a) Sumur uji dibuat menembus ore body yang mempunyai posisi yang
horizontal, b) Posisi channel yang vertikal pada dinding sumur uji
Untuk suatu endapan permukaan yang tidak homogen, maka channel
dibagi menjadi beberapa sub channels sesuai kondisi mineralisasi.

Keterangan:
t= tebal lapisan
k= kadar bijih

Gambar channel pada sumur uji ketika endapan permukaan tidak homogen
3. Pemboran Inti
Untuk memperoleh inti bor, maka alat bor putar harus dilengkapi dengan
mata bor berlubang, tabung inti bor, dan penangkap inti bor. Arah pengeboran
dapat vertikalmaupun horizontal, tetapi yang paling sering adalah pengoboran
vertikal hingga mencapai batuan dasar, dengan pola pengeboran dan jarak bor
yang teratur, sehingga akan di peroleh sejumlah inti bor yang representatif.
Dengan demikian letak, bentuk atau posisi endapan bahan galiannya dapat di
ketahui dengan pasti. Bila semua inti bor telah selesai di selidiki di laboratorium,
maka akan di ketahui mutu atau kadar mineral berharganya dan sifat-sifat fsik-
mekanik mineraloginya secara lengkap.
Perencanaan pemboran inti, meliputi :
a) Target tubuh bijih yang akan ditembus,
b) Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan
(moving) alat),
c) Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
d) Kedalaman masing-masing lubang,
e) Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifkasi,
f) Jumlah tenaga kerja,
g) Alat transportasi, dan
h) Jumlah (panjang) core box.
Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah
mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar
dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain,
seperti:
a) Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan
maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
b) Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh
pada batubara ; syarat jarak untuk klasifkasi terukur (measured) £ 400 m
antar titik observasi.
4. Analisa Conto (Fisik, Mekanik, dan Kimia)
Data hasil pengukuran dapat segera dilakukan pengolahan di lapangan
atau langsung dikirim ke kantor. Macam – macam lab. Yang digunakan adalah :
Lab. krismin, petrologi, mektan, mekbat, PBG, kimia, batubara, X- ray
fluorescence, X-ray diffraction. Studio yang digunakan: Penginderaan jauh,
pemetaan, geofsika, dll. Setelah conto diperoleh, kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan assay (analisis kadar). Karena yang dianalisis
tersebut hanya sebagian kecil dari conto, maka diperlukan preparasi
(persiapan) conto, agar bagian conto yang dianalisis masih representatif
terhadap kondisi sebenarnya. Dalam proses preparasi conto, hasil akhir yang
diperoleh (tujuan preparasi itu sendiri) yaitu conto dengan ukuran 100 # (mesh).

5. Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan yang dilakukan di Pulau Gee menggunakan
metode daerah pengaruh (Area Of influence). Pemboran yang dilakukan
merupakan pola pemboran yang beraturan menurut lintasan-lintasan grid, dengan
jarak antara lintasan yang satu dengan lintasan yang lainnya adalah 25 meter.
Pada metode ini jumlah cadangan dihitung untuk setiap blok daerah
pengaruh yang hanya dipengaruhi oleh satu lubang bor saja. Luas daerah
pengaruh untuk satu titik bor (tiap blok) dihitung dari setengah jarak (spacing)
antara dua titik bor yang berdekatan pada samping kiri kanan dan
muka belakang, sehingga membentuk suatu pola segi empat. Penampang segi
empat ini disebut blok yang terpakai apabila kadar yang ada dalam blok tersebut
sesuai dengan Cut Of Grade yang sudah ditentukan.
Cut Of Grade (COG) menurut defnisi memiliki dua pengertian yaitu
sebagai berikut :
· Kadar terendah yang masih memberikan keuntungan apabila bijih
tersebut ditambang.
· Kadar terendah rata-rata yang masih menguntungkan apabila bijih
tersebut ditambang.
Untuk menghitung volume daerah pengaruh pada metode area of
influence digunakan rumus sebagai berikut :
V=A.t
Dimana :
V = Volume cadangan (m3)
A = Luas daerah pengaruh (m2)
t = Tebal bijih (m)

Sedangkan untuk menghitung tonage dari cadangan eksplorasi


menggunakan rumus sebagai berikut :
T = V . Density insitu
T = Tonage (Ton)
V = Volume cadangan (m3)
Density insitu saprolit = 1,5 Ton/m3

3.2 Sistem Penambangan Quarry


1. Urutan Pengembangan Sistem Quarry
Unsur-unsur mineral yang memproduksi endapan batuan yang bernilai
ekonomis, pada umumnya sifat fisikanya lebih besar dibandingkan dengan sifat
kimianya. Unsur-unsur tersebut meliputi : warna, tampilan, competence,
uniformity (perlapisan batuan), ketahan atau kekuatan batuan, dan bebas dari
retakan-retakan (kekar), kecacatan, discontinuitas lapisan, dan lain-lain
(Singletone, 1980). Prospeksi dan eksplorasi dilakukan dengan system yang
berbeda dari proses pencarian bijih secara tradisional. Proses pengembangannya
juga sangat unik.
Setelah permukan dibersihkan, proses perencanaan dan
pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung dikonstruksi mendekati kearah
quarry(Bowles, 1958). Tidak hanya sekedar pengkonsentrasian nilai mineral,
namun berupa rencana penyelesaian proses produksi dengan sawing (gergaji) dan
polishing (pemolesan) pada setiap blok batuan. Setiap blok-blok dipotong dengan
ukuran kasar pada quarry, seluruh penambangan dan proses operasi diarahkan
untuk proses penangan pada setiap blok. Waste (buangan) sangat besar, sehingga
area pembuangan (disposal) harus disediakan dekat dengan are produksi.
Beberapa overburden (pada umumnya unsur minor) dipindahkan dengan stripping
(konvensional atau hydrraulicking), dan endapan out crop-nya bersih dan batuan
yang lapuk dipindahkan dengan proses blasting jika diperlukan.
Bukaan pertama atau face pertama di quarry dicapai dari bentukan yang
dipotong lurus dari lebar quarry (quarry yang diletakkan tepat atau sesuai dengan
sifat batuan, bedding, joint, dan lain-lain). Potongan pada quarry dibentuk dengan
metode cutting atau channel pada key block. Dengan ukuran panjang 4 ft. (1,2 m)
dan dengan lebar 12 ft (3.6 m) dengan ketinggian mencapai 30 ft (9.1 m)
Satu kali blok dipindahkan, key SLOT dapat memotong silang quarry
yang pertama kali dipotong, sekarang ada dua bidang bukaan dan balok-balok
dengan ukuran yang diinginkan sudah siap untuk dipotong dan dipindahkan.
Ketika pemotongan dilakukan dengan menyilang antara lebar dan panjang quarry,
maka pekerjaan pada level yang baru dapat dilakukan dengan memindahkan key
block yang lain.

2. Urutan Operasi Quarry


 Pengupasan OB
Pada umumnya asosiasi antara overburden dengan dimensi endapan
batuan sangat sedikit sehingga pengupasan dengan metode sederhana sudah
cukup. Jika operator kekurangan peralatan yang lebih spesifik, maka kontrak kerja
untuk pengupasan OB dapat dibatalkan. Metode pengupasan quarry sama dengan
metode pengupasan pada open pit. Adapun prosedur pengupasan OB, yaitu
sebagai berikut :
a) Pengeboran: auger (batuan lemah), roller bit (medium), percussion (sangat
keras)
b) Peledakan: : ANFO (alternative : rip, jika kondisinya lemah)
c) Excavasi: dragline, scrapper, atau monitor (untuk tanah), front end loader
(batuan).
d) Pengangkutan: truck, scrapper, cast (dengan dragline)
 Pengolahan batuan
Pada dasar material yang ditambang dengan metode quarry memiliki
sensifitas alam yang tinggi, sehingga unit operasi ini harus dilakukan.
Pembongkaran batuan selalu dilakukan tanpa peledakan, hanya dengan
menggunakan gergaji (shatter) dan spoil untuk membentuk blok-blok batuan.
Pemotongan atau pembuatan channel menggunakan tiga sisi blok yang bebas
dimana kita menganggap bagian yang bebas itu, berada di bagian depan dan atas
batuan.
Batuan yang keras seperti granit dipotong dengan cara pembuatan channel,
sedangkan pada batuan lemah dipotong dengan gergaji. Adapun unit operasi pada
pengolahan batuan, meliputi :
a. Pemotongan: rotary, chain atau wire-rope saw untuk batuan lemah,
percussion, frame-jet, atau water jet channeler (untuk batuan keras)
b. Wedging: drill dan broach, wedge, plug, dan feathers; light blasting
c. Excavating/ hoisting: crane, derrick, hoish.
d. Pengangkutan: rail, truck, conveyor

3.3 Reklamasi pada Metode Quarry


Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar
dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Reklamasi lahan bekas
tambang selain merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan pasca
tambang, agar menghasilkan lingkungan ekosistem yang baik dan diupayakan
menjadi lebih baik dibandingkan rona awalnya, dilakukan dengan
mempertimbangkan potensi bahan galian yang masih tertinggal.

3.3.1 Persiapan Reklamasi


Pada metode quarry khususnya pada lahan bekas tambang batukapur ada
beberapa persiapan yang perlu dilakukan untuk reklamasi seperti pada PT. Semen
Tonasa yaitu:
 Persiapan Lahan
Dalam melaksanakan persiapan lahan dilakukan kegiatan berikut:
1. Sebelum persiapan lahan operator harus membuat tanggul pembatas pada
area kerja agar alat berat tidak tergelincir di area kerja yang licin atau
curam akibat hujan
2. Operator harus menutup kabin agar terhindar dari paparan debu dan
terlempar keluar bila alat berat tergelincir.
3. Pengawas menghentikan kegiatan bila kondisi medan licin akibat hujan
4. Excavator menggali tanah dan membongkar batuan bila bulldozer tidak
mampu
5. PC breaker membuat retakan tanam ubang apabila excavator tidak mampu
membongkar lapisan atau lubang tanam yang keras
6. Bulldozer menggusur tumpukan tanah dan hasil pembongkaran kemudian
meratakan secara keseluruhan permukaan tanah
 Persiapan Pembibitan
Pembibtan pada reklamasi lahan bekas tambang batukapur dilakukan pada
lokasi pembibitan dengan panjang 35 meter dan lebar 10 meter, dan dikelilingi
pagar jaring kain dengan tinggi 1 meter, yang bertujuan untuk melindungi bibit
tanaman dari hewan atau makhluk lain yang dapat mengganggu pertumbuhan
bibit tanaman.

Gambar lokasi pembibitan


Adapun persiapan bibit tanaman dilakukan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan media bibit yang terdiri dari campuran top soil yang
sudah diayak dengan kompos dengan perbandingan 5:1. Tenaga kerja
diharuskan memakai sarung tangan dan masker selam kontak langsung
dengan kompos agar tidak terjadi gangguan kesehatan, serta terhindar
dari resiko tergores benda tajam seperti sekop
2. Memasukkan media bibit kedalam polybag sebanyak ¾ ketinggian
polybag
3. Menyusun polybag yang telah terisi media bibit pada lokasi pembibitan
dengan pola 10x10 bibit
 Pemantauan dan Pemeliharaan Bibit Tanaman
Pemantauan dan pemeliharaan bibit tanaman perlu diperhatikan agar bibit dapat
dapat berkembang dan bertumbuh dengan baik. Pemantauan dan
pemeliharaan bibit tanaman pada lahan bekas tambang batu kapur PT.
Semen Tonasa dilakukan pada lokasi pembibitan dengan panjang 35 meter dan
lebar 10 meter. Pada lokasi pembibitan dipasangi pagar jaring dengan tinggi 1
meter. Pagar tersebut bertujuan untuk mencegah masuknya hewan maupun
mahluk lain yang dapat mengakibatkan rusaknya bibit tanaman. Tanaman yang
dibibitkan selain digunakan untuk penanaman pada lokasi lahan bekas tambang
batu kapur Tonasa II melainkan digunakan juga pada lokasi bekas tambang clay
dan lahan pasca tambang Tonasa I. Kegiatan pemantauan dan pemeliharaan bibit
tanaman antara lain:
1. Penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore hari.
2. Pembersihan lahan dari sampah maupun daun yang berjatuhan.
a) Lahan didalam lokasi pembibitan dibersihan menggunakan sapu.
b) Sampah dan daun yang jatuh diambil lalu dibuang ke tempat
sampah.
3. Pembersihan dari rumput liar.
a) Mencabut tanaman yang berada dalam 1 meter dari pangkal batang.
b) Menyngkirkan hasil penyiangan keluar jalur yang disiangi.
c) Membalik piringan tanaman (tanah disekitar tanaman selebar tajuk
tanaman).
4. Pemupukan organik pada tiap tanaman.
5. Penyulaman terhadap bibit tanaman yang mati.
a) Meletakkan bibit disamping lubang
b) Mengganti atau menyulam tanaman yang mati .
c) Mengisi kembali tanah galian dengan tanah penutup dan dengan
campuran pupuk kompos.
d) Membuka atau merobek kantong bibit pada bagian bawah.
e) Tempatkan bibit ditengah-tengah lubang tanam.

Gambar pemeliharaan bibit tanaman

3.3.2 Pelaksanaan Reklamasi

Untuk menunjang keberhasilan reklamasi pasca tambang batu kapur


maka dilakukan kegiatan Pengukuran & persiapan lokasi, Pembuatan lubang
tanam, Pembibitan, Penanaman cover crop, Penanaman pioneer (sesbania
cerisea), Penanaman tanaman inti, Pemeliharaan tanaman, dan Evaluasi
pertumbuhan.
Gambar flowchart kegiatan reklamasi batu kapur

 Persiapan Lokasi
Persiapan lokasi bertujuan untuk menyiapkan lokasi yang akan
dilakukan reklamasi dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengukuran lokasi yang akan direklamasi.
2. Pembersihan lokasi dengan bulldozer yang bertujuan untuk membentuk
lokasi, membersihkan semak-semak sehingga memudahkan pembuatan
lubang tanam.
3. Kemudian setelah lokasi dibentuk dan dibersihkan maka dilakukan
4. pengeboran lubang tanam.
5. Setelah itu dilakukan pembreakeran lubang tanam.
Gambar pemeliharaan bibit tanaman
 Pembuatan Lubang Tanam
1. Lokasi yang sudah bersih diberi tanda dengan plastik warna sesuai jarak
yang diinginkan.
2. Selanjutnya dilakukan pemboran Hydraulic Drill dengan diameter 4
inchi dengan kedalaman 50 cm.
3. Kemudian lubang bor tersebut dibreaker menggunakan Hydraulic Drill,
agar sekeliling lubang bor menjadi retak dan memudahkan penjalaran
akar.
4. Selanjutnya sekeliling lokasi reklamasi dipagar dengan kawat berduri
untuk mencegah bibit dimakan ternak sapi maupun kambing.
5. Setelah tahap pembuatan lubang telah selesai kemudian dilakukan
penanaman.
 Pembibitan
Pembibitan atau persemaian pada reklamasi lahan bekas tambang batu
kapur dilakukan pada lokasi pembibitan dengan Panjang 35 meter dan Lebar 10
meter, dan dikelilingi pagar jaring kain dengan tinggi 1 meter, yang bertujuan
untuk melindungi bibit tanaman dari hewan atau mahluk lain yang dapat
mengganggu pertumbuhan bibit tanaman. Hingga Februari 2017 terdapat 9
jenis tanaman yang bibitkan yaitu:
a. Mahoni (Swietenia Mahoni)
b. Flamboyan (Delunix Regin)
c. Tanjung (Mimusops Elengi)
d. Pulai (Alstonia Scholaris)
e. Asam Jawa (Tamarindus indica)
f. Sengon (Afbozia Fulcataria)
g. Rumput Vetiver Zizanoicles
h. Trambesi (Samanea Saman)
i. Biti (Vitex Cafassus)

Gambar pembibitan
 Penanaman Cover Crop
Tanaman penutup tanah akan mempengaruhi terjadinya erosi.
Tanaman penutup tanah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung ke
permukaan tanah sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah berkurang.
Jemis tanaman cover crop tersebut adalah Mucuna & Centrosema Penanaman
dilakukan dengan jarak 1-2 meter untuk menghasilkan kerapatan dan rimbunnya
tanaman penutup tanah dengan baik. Pembuatan lubang tanam tidak terlalu jauh
dalam yaitu 0,5 m dan diameter 4 inchi. Kemudian rumput ditanam dan diberi
pupuk organik secukupnya, serta ditutup dengan tanah dan dipadatkan. Pada
lokasi reklamasi bekas tambang batukapur dilakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan tanaman cover crop dengan memasang pipa-pipa untuk
mengetahui pertumbuhan batukapur. Penanaman cover crop bertujuan untuk:
1. Mendinginkan suhu permukaan quarry
2. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah
3. Meningkatkan populasi mikro organisme tanah
4. Menahan unsur hara agar tidak terbawa air pada saat musim hujan

Gambar pertumbuhan tanaman cover crop


 Pengajiran
Pengajiran adalah pemasangan patok tanaman sebelum melakukan
penanaman sehingga terdapat jarak antar tanaman. Pada musim kemarau
kegiatan pengajiran lebih banyak dilakukan, mengingat pada saat musim hujan
kegiatan penanaman lebih diutamakan. Ajir (Patok) terbuat dari potongan
bambu dengan panjang 30cm sampai 40cm dan lebar 0,5cm sampai 1cm,
Pemasangan ajir dilakukan dengan interval 3x3 meter. Ada beberapa
keuntungan pengajiran yaitu:
1. Mengetahui luasan lahan.
2. Mengetahui biaya yang dikeluarkan.
3. Mengetahui jumlah tanaman yang akan ditanam.
Gambar pengajiran
 Penanaman Tanaman Pioneer
Tanaman pioneer umurnya sekitar 1,5 tahun dengan ketinggian sekitar 2
meter sampai 3 meter, selanjutnya akan mati secara bertahap di lokasi
reklamasi. Penanaman tanaman pioneer bertujuan untuk :
1. Memperluas daerah tempat hidup mikro organisme (rhizosfer)
2. Sebagai pelindung tanaman inti dari panas matahari
3. Meningkatkan unsur hara & kualitas biologi tanah

Gambar Perkembangan tanaman pioneer (Sesbania Sericia)


 Penanaman Tanaman Inti
Tananam inti merupakan tanaman akhir dari proses reklamasi. Tanaman
inti merupakan tanaman keras dan berumur panjang, dan diharapkan
memenuhi kriteria yang disyaratkan pada amdal terpadu PT. Semen tonasa.
Tanaman inti yang ditanam antara lain :
1. Bitti (Vitex Cofassus )
2. Jati Unggul (Guazuma Ulmifolia Lamk )
3. Sengon (Afbazia Falcataria)
4. Ketapang (Terminalia Catappa)
5. Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq)
6. Turi (Sesbania Grandiflora Pers)
7. Trembesi (Samanea Saman)
8. Asam Jawa (Tamarindus Indica)
9. Angsana (Pterocarpus Indica Willd)
 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore hari.
2. Pembersihan lahan dari sampah maupun daun yang berjatuhan.
a. Lahan didalam lokasi pembibitan dibersihan menggunakan sapu.
b. Sampah dan daun yang jatuh diambil lalu dibuang ke tempat
sampah.
3. Pembersihan dari rumput liar.
a. Mencabut tanaman yang berada dalam 1 meter dari pangkal batang.
b. Menyngkirkan hasil penyiangan keluar jalur yang disiangi.
c. Membalik piringan tanaman (tanah disekitar tanaman selebar tajuk
tanaman).
4. Pemupukan organik pada tiap tanaman.
a. Menggali paritan melingkari batang tanaman ditempat sejauh
lingkaran terluar dari tajuk daun dengan ukuran 8cm dalam dan 10cm
lebar atau sedalam dan selebar mata cangkul.
b. Mencampur kompos dengan tanah galian didalam paritan.
c. Menutup kembali parit dengan tanah galian dan padatkan.
5. Penyulaman terhadap bibit tanaman yang mati.
a. Meletakkan bibit disamping lubang
b. Mengganti atau menyulam tanaman yang mati .
c. Mengisi kembali tanah galian dengan tanah penutup dan dengan
campuran pupuk kompos.
d. Membuka atau merobek kantong bibit pada bagian bawah.
e. Tempatkan bibit ditengah-tengah lubang tanam.

Anda mungkin juga menyukai