Version 1.0
Page 1 of 17
TITLE / JUDUL
PROSEDUR LOGGING PADA PROFIL
LATERIT
ID. / NOMOR SOP-MPR-EXP-002
DEPARTMENT / DEPARTEMEN EXPLORATION
SECTION / BAGIAN EXPLORATION
DATE / TANGGAL 21 Mei 2013
Page 2 of 17
1. Persiapan kerja
Baca dan pahami Standard Job Sheet logging terlebih dahulu, untuk mengetahui
perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dan safety apa saja yang harus ditaati.
4. Layer general
Lihat secara general profil laterit dari hole yang akan di logging. Tentukan terlebih dahulu
batas Limonite, Saprolite dan Bedrock sebelum menentukan break geologinya.
5. Break geologi
Lakukan break geologi pada zona-zona yang memang memiliki perbedaan karakter yang
jelas dan menerus. Untuk karakter yang tidak menerus (hanya setempat-setempat) tidak perlu
di lakukan break geologi. Perhatikan baik-baik pada saat melakukan break geology, jangan
melakukan break pada sample dengan panjang < 15cm (minimal interval 15cm), karena
tidak akan memenuhi syarat representative data sehingga data tersebut tidak dapat dipakai,
atau dinyatakan sebagai error. Break geologi minimal juga harus memiliki core recovery >
15% (minimal recovery 15%). Jika material memiliki length atau core recovery yang lebih
kecil, maka tidak perlu di break (digabungkan dengan material lain yang lebih dominant).
Jika diperlukan, sample boleh di split (harus rapi) untuk dilihat bagian dalamnya.
6. Pemotretan
Lakukan pemotretan secara baik dan hati hati sehingga : kualitas foto terjamin (cukup
terang untuk di lakukan analisa, dan semua bagian sample terlihat / tidak terpotong.), tidak
ada sample / core box yang terlewati, yakinkan tidak ada foto yang terhapus / tertumpang.
Pastikan dulu kualitas foto sebelum melakukan aktivitas logging.
Page 3 of 17
(terjadi swelling dan loss), kolom length harus dihitung dengan menggunakan kaidah seperti
pada perhitungan core recovery. (Untuk lebih jelasnya lihat point 9, kolom Length
menyesuaikan panjang interval run hasil perhitungan)
Dengan pertimbangan terjadinya extrusion pada material, core recovery disini akan selalu
memberikan nilai yang over estimated. Persentase dari over estimated akan di study lebih
lanjut. Recovery ditulis tidak dalam persen, melainkan dalam bentuk bilangan bulat
desimal, artinya recovery 100% akan ditulis sebagai 1, sedangkan recovery 90% akan ditulis
0.9.
Perhatikan baik-baik pada saat penulisan core recovery. Jika dalam 1 meter sample terdapat
lebih dari 1 jenis material yang memiliki karakter yang berbeda dan memiliki total Recovery
length yang tidak sama dengan 1 (bisa lebih bisa kurang), tentukan material mana yang
paling mungkin untuk terjadi loss (Recovery <1) dan material mana yang paling mungkin
untuk terjadi swelling (Recovery >1).
Jika semua material dalam meteran tersebut memungkinkan terjadinya loss dan swelling,
maka core recovery-nya dianggap sama, yaitu core recovery totalnya. Jika dalam satu meter
hanya terdapat sebagian saja material yang mungkin loss atau swelling, sedangkan yang
lainnya tidak mungkin untuk loss dan swelling, maka perlu dilakukan perhitungan core
recovery untuk masing-masing jenis material.
Untuk material yang tidak mungkin terjadi loss dan swelling (misal: boulder), maka material
tersebut akan memiliki recovery = 1.
Untuk material yang mungkin terjadi loss dan swelling (yaitu: clay material dan Soft
material) maka core recovery harus dihitung dengan rumus perhitungan seperti berikut ini :
Contoh perhitungan :
Jika Soft material Loss
5.50
5 5.90
6
5 Soft Material Hard Material Loss
6 Hard Material 7
8 Soft Material
9
9 Hard Material Soft Material Loss 10
1. Dari meteran 5 ke 6 Diketahui:
Actual length Soft material (FM) = 50 cm
Actual length Hard material (HM) = 40 cm
Loss = 10 cm
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 4 of 17
Total run = 1m
Total recovery length 1 meter = 0.9
Maka jika sample dibreak pada batas Soft material dan Hard material, maka Recovery length
masing-masing sample adalah sebagai berikut:
40cm
Rec. HM (diasumsikan tidak loss) 1 = 40 cm / 40 cm = 1
40cm
50cm 50cm
Rec. SM (diasumsikan loss) 0.83
(1m 40cm ) 60cm
Contoh perhitungan :
Jika Soft material swelling
5.40 5.60
6 7
7 8
8
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 5 of 17
9
1. Dari meteran 5 ke 6 Diketahui:
Maka jika sample di break pada batas Soft material A1 dan Hard material B, dan Hard
Material (B) dengan soft material (A2), maka Recovery length masing-masing sample
adalah sebagai berikut:
Tentukan dulu interval masing-masing Soft material A1 dan A2 :
40cm
80cm 0.3333 80cm 26.67cm
120cm
( SM ) A1
Re cov ery ( SM ) A1
Interval ( SM ) A1
40cm
1.5
26.67cm
( SM ) A2
Re cov ery ( SM ) A2
Interval ( SM ) A2
80cm
1.5
53.33cm
5.80
7
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 6 of 17
Hard Material (HM) (50 cm) Soft Material (SM)
80cm
1.6
50cm
50cm
1
50cm
50cm
1
50cm
100cm
2
50cm
Page 7 of 17
Re cov ery HM Actual length ( HM )
Actual Run ( HM )
50cm
1
50cm
100cm
1
50cm
Contoh perhitungan :
Jika Soft material tidak loss dan tidak ada swelling
5.40 5.70
6
5 Soft Material A (SM A) Hard Material (HM) Soft Material (SM) (B)
30cm
1
30cm
40cm
1
40cm
30cm
1
30cm
Perhitungan yang sama berlaku juga untuk meteran 6 ke 7 dan 7 ke 8.
Page 8 of 17
2. SAP untuk saprolite material
3. BLD untuk boulder material (terletak di dalam layer LIM atau SAP)
4. SED untuk sediment material
5. BRK untuk bedrock material (terletak pada meteran terakhir)
Untuk Transition Zone dituliskan Limonite dan beri keterangan pada kolom
remark/comment sebagai transition Zone.
11. Pengisian Rock Code
Rock code diisi berdasarkan Nama Batuan actual yang ditemukan dalam tiap break geologi,
yaitu:
1. HRZ untuk harzburgite
2. DUN untuk dunite
3. SRP untuk serpentinite
4. PXT untuk piroksenit
5. SIL untuk silica
6. LHZ untuk lherzolite
7. PDT untuk peridotite (jika tidak dapat dibedakan antara HRZ dan LHZ)
8. CLY untuk clay
9. CGL untuk conglomerate
10. SND untuk sandstone
11. MUD untuk mudstone
Jika logger menemukan batuan lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu Nama
Batuan di atas, diharap segera memberitahu Geo Evaluasi untuk diadakan study dan
pemberian nama standard.
Tingkat serpentinisasi pada kolom ini diisi berdasarkan kenampakan visualnya saja (warna,
kelimpahan mineral hasil proses serpentinisasi, tekstur, dll) jangan dicampur adukkan
dengan pembacaan dari magsus.
Tingkat serpentinisasi diisi dengan code:
1. nil untuk tidak adanya proses serpentinisasi
2. low untuk tingkat serpentinisasi rendah
3. med untuk tingkat serpentinisasi menengah
4. hi untuk tingkat serpentinisasi tinggi.
Page 9 of 17
Tingkat weathering tidak ada kaitannya dengan ukuran butir, meskipun untuk material yang
halus pada umumnya memiliki tingkat weathering yang tinggi. Di beberapa area, terutama
yang mengalami serpentinisasi tinggi dan memiliki ukuran butir halus bisa memiliki tingkat
weathering yang rendah.
Dengan demikian, tingkat weathering hanya bisa diukur dengan cara melihat warna visual,
kelimpahan mineral hasil weathering, dan tekstur pada batuan.
Tingkat weathering dituliskan di intercept hard material saja untuk hole yang tidak
mencirikan proses serpentinisasi, atau di seluruh intercept (break geologi) untuk hole yang
mencirikan proses serpentinisasi.
Tingkat weathering dituliskan dengan code: (modifikasi dari klasifikasi weathering menurut
Evert Hoek)
1. 1 untuk tingkat pelapukan tinggi (pelapukan sempurna, tekstur sisa batuan yang fresh
sudah jarang ditemukan, terdapat tanda-tanda slickensided, dan kehadiran mineral clay)
2. 2 untuk tingkat pelapukan menengah (pelapukan belum sempurna, tekstur sisa batuan
yang fresh masih banyak/melimpah ditemukan, terdapat tanda-tanda alterasi mineral hasil
proses pelapukan)
3. 3 untuk tingkat pelapukan rendah (pelapukan belum terjadi, atau pelapukan baru pada
tahap awal (hanya terdapat pada permukaan batuan), fisik batuan masih keras)
Warna batuan pada umumnya mencirikan kelimpahan mineral tertentu. Logger diharapkan
memiliki basic petrology laterite yang cukup kuat. (semua literature disarankan, diskusi
perlu dilakukan untuk kalibrasi standard penentuan warna batuan).
Contoh:
1. Structure primer berupa joint, structure sekunder berupa vein silica.
2. Structure primer berupa vein, structure sekunder tidak ada.
Page 10 of 17
6. dbs untuk diabasic
structure bisa diisi pada semua intercept, baik fine material maupun coarse material, selama
intercept tersebut masih memberikan kenampakan structure.
Secara umum, mineral yang terdapat di SPA, dan memungkinkan untuk terlihat secara
megaskopis adalah:
1. chl untuk chlorite
2. chr untuk chrome
3. grt untuk garnierite
4. mgt untuk magnetite
5. mng untuk manganese wad
6. opx untuk orthopiroxen (bronzite/enstatite)
7. ser untuk serpentine
8. sil untuk silica
9. tlc untuk talc
10. mgh untuk maghemite
11. hmt untuk hematite
12. asb untuk asbolite
13. gth untuk goethite
14. mgs untuk magnesite
15. non untuk nontronite
16. olv untuk olivin
17. prx untuk piroksin
18. mic untuk mica
19. crb untuk carbon
20. crp untuk crisoprast
21. ast untuk asbestos
22. cry untuk crysotile
23. cob untuk cobalt
24. kal untuk Kaolin
25. brz untuk bronzite
26. mnt untuk montmorilonite
27. lpc untuk lepidocrosite
28. plg untuk plagioklas
29. fel untuk feldspar
30. mgn untuk mangan
31. ant untuk Antigorite
1. Fracture dihitung dalam satu rangkaian boulder secara keseluruhan, selama fracture
tersebut masih dapat diidentifikasi dengan jelas.
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 11 of 17
Gambar:
Fracture Artificial
Fracture
Fracture Artificial
2. Jika rangkaian boulder yang mempunyai fracture dipisahkan oleh soft material, maka
perhitungan fracture dilakukan secara terpisah antara rangkaian boulder yang satu dengan
rangkaian boulder yang lainnya
Gambar
Rangkaian boulder 1 rangkaian boulder 2
Fracture
Soft Material 2cm
9cm 8cm 5cm 5cm 17cm 5cm
1 2 3 45
3. Untuk fracture yang sangat intensif, sehingga meski teridentifikasi sebagai fracture
logger masih mengalami kesulitan dalam menghitung jumlah fracture, diberi angka
konstan (konstanta) 100.
Gambar
rangkaian boulder 1 rangkaian boulder 2
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 12 of 17
Fracture
Soft Material 2cm
9cm 8cm 5cm 5cm 17cm 5cm
1 2 3 45
Perhatikan baik-baik apakah fracture berasal dari struktur atau artificial selama pemboran
berlangsung. Struktur biasanya dicirikan dengan kenampakan yang berpola, atau sudah
mengalami weathering, atau terisi oleh mineral-mineral sekunder.
Contoh :
Fracture Fracture
Artificial
Untuk intercept yang memiliki informasi geologi yang sama pada kolom comment-nya,
sebaiknya ditulis hanya di intercept awal dimana informasi tersebut pertama kali ditemukan
dan intercept terakhir dimana informasi tersebut tidak nampak kembali (membentuk satu
series informasi geologi, series ini memungkinkan untuk lebih dari satu). Sebagai panduan,
logger diharapkan mengenal geology regional lembar Malili.
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 13 of 17
Geological map terlampir dalam standard logging procedure. Ketidaksesuaian antara data
coring dengan geology regional lembar Malili bukan merupakan suatu kesalahan dalam
logging melainkan suatu informasi baru yang nantinya dapat digunakan untuk meng-update
geology regional lembar Malili. Ketidaksesuaian ini merupakan informasi geology yang
harus dicatat oleh logger.
Comment harus disimpulkan menjadi satu kalimat di baris terakhir sebagai resume dari
seluruh informasi geologi yang diketahui.
Contoh:
Resume comment
Profile laterite lengkap dan berurut, relict texture mulai terlihat pada meteran 22-23, secara
umum batuan pernah mengalami struktur yang intensive, banyak terdapat silica pada
meteran 10-18, vein silica dan garnierite banyak mengisi rekahan batuan. Gejala
serpentinisasi terlihat pada bidang fracture, type batuan WT 2 (tdk sesuai dengan General
Map), protolith didominasi oleh Harzburgite, terdapat boulder conglomerate pada meteran
26-27. dll. Penulisan comment diijinkan untuk menggunakan steno/singkatan, untuk
singkatan yang tidak umum harap didiskusikan diantara logger dan dibuat standard
abbreviation-nya.
RESULT
RESULT
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 14 of 17
MATERIAL SAPROLITE + GRAVEL
RESULT
Black Clay
Sand
Conglomerat
Peridotite
Dunite
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 15 of 17
Red colour
Brown Colour
Yellow colour
Title : Prosedur Logging Pada Profil Laterit
Version 1.0
Page 16 of 17
Green Colour
Gray Colour
Black Colour
Page 17 of 17