Anda di halaman 1dari 12

LANGKAH LANGKAH ATAU PROSEDUR KERJA

PEMBORAN INTI (CORING) di BOMBANA, IUP MILIK PT


SAM

JUNI-JULI 2016

BOMBANA – PROPINSI SULAWESI TENGGARA


LANGKAH – LANGKAH (PROSEDUR) KERJA
Menyikapi hasil survey geofisika/geolistrik yang telah dilakukan di Bombana di lokasi milik IUP PT
SAM menghasilkan rekomendasi untuk melakukan pemboran inti (coring) di beberapa titik lokasi,
maka perlu di buat semacam langkah atau prosedur kerja untuk mendukung kegiatan pemboran
tersebut.

PEMBORAN INTI BOR/DRILLING


1.Dibutuhkan mesin bor bermesin kuat yang bisa mendukung pemboran hingga kedalaman minimal
100m, dan selalu melakukan survey kemiringan/inclination pemboran pada setiap interval kedalaman
tertentu misal pada kedalaman setiap kelipatan 50m.
2.Dibutuhkan core tray; tempat dimana hasil pemboran berupa core (inti pemboran) diletakkan, agar
geologist bisa merekam informasi yang ada di dalam core tersebut.
Bahan dari core tray bisa terbuat dari logam juga bisa terbuat dari kayu/tripleks. Ukuran atau dimensi
core tray adalah panjang 1m dan lebar 0.5 m dimana di dalamnya ada alur tempat core ditempatkan.
Jumlah Alur di setiap core tray tergantung dimensi/ukuran dari core yang direncanakan, misal untuk
ukuran core HQ (diameter 6.4 cm) jumlah alur 6, untuk ukuran core NQ (diameter 4.8cm) jumlah alur
8.
Informasi yang di catatkan di atas core tray berupa Nama Lubang Bor, Nomor Box, kedalaman
interval core yang ada di dalam core tray.

Conto core tray yang terbuat dari logam


3.Dibutuhkan core blok; core blok adalah kayu yang berukuran panjang 3 cm lebar 3 cm dan tinggi
2 cm, dibutuhkan untuk mencatat kedalaman dari setiap core yang ditempatkan di dalam core tray.

I. DI LOKASI PEMBORAN (DRILLING SITE)


Langkah/prosedur yang dilakukan:
1.Penempatan core (inti batuan) di core tray di lajur yang benar, memperhatikan posisi ATAS/TOP
dan BAWAH/BOTTOM dari core tersebut, memberi tanda dan menuliskan kedalaman di sepotong
kayu/core block.
Bahan/alat yang dibutuhkan : core tray

2.Pencatatan informasi yang benar di atas core tray tentang Nama Lubang Bor, Nomor Box,
kedalaman interval core yang ada di dalam core tray lihat conto di atas.
Bahan/alat yang dibutuhkan : spidol permanen, thinner dan lap.

3.Logging Geotek, adalah merekam aspek geoteknik pada core sebaiknya dimulai dari lubang
eksplorasi pertama, logging geoteknik harus sudah dikerjakan di tempat pengeboran/drilling site
setelah the split inner tube dikeluarkan dari core barrel dan sebelum core ditransfer ke dalam core box.
Logging geoteknik lebih memperhatikan keadaan fisik batuannya dibandingkan dengan logging
geologi. Pengamatan ini dilakukan oleh seorang geologist.
Bahan yang dibutuhkan : clip board, formulir geotek, alat tulis, measuring tape (3m).

4.Melaporkan secara tertulis alasan bila core recovery tidak mencapai 90%. Penempatan, pencatatan
dan pelaporan dilakukan oleh tukang bor/driller.
Bahan yang dibutuhkan adalah : alat tulis seperti spidol permanent, penghapus spidol/ thinner, lap.

II. DI LOKASI CORESHED/RUMAH BATU


Langkah/prosedur yang dilakukan
Setelah satu core tray penuh dengan core maka core tray tersebut dibawa ke rumah batu (core shed)
untuk dilakuan perekaman/pencatatan informasi oleh geologist.
1.Pemerikasaan Kembali kondisi core tray/core apakah informasi yang dicatat sudah lengkap, posisi
core blok sudah benar dan membersihkan lumpur yang melekat di core.
Bahan yang dibutuhkan adalah : spidol, sabun, air, kain lap dan thinner, ember.
2.Pemotretan, setelah prosedur pemeriksaan core tray selesai dilakukan maka perlu di dokumentasi
dengan memotret setiap core tray dan di input di dalam computer, sebagai back up bila suatu saat
dibutuhkan.
Alat/bahan yang dibutuhkan adalah : Camera Digital dan Computer.

3.Logging Core, kegiatan logging dilakukan di rumah batu/core shed


Kegiatan logging core meliputi pencatatan informasi geologi dan pencatatan informasi kondisi batuan
(geotek), semua informasi dicatat dalam lembar/formulir yang sudah di siapkan, dan data/informasi di
input di dalam computer.
Bahan yang di perlukan : Hand lense, scriber, pensil magnet, protractor scale, measuring tape (3m),
clip board, lembar/formulir logging, HCL 10%, pita, ember dan kuas.

4.Pengambilan conto batuan/core sampling, adalah tahapan untuk mengambil conto core atau core
sampling yang bertujuan untuk mengetahui kandungan suatu mineral yang diinginkan misalnya
kandungan/kadar emas, dengan cara memotong/sampling core dan mengirim ke laboratorium.
Alat/bahan yang dibutuhkan : mesin potong core/batu, kantong sampel plastic ukuran besar.
Conto mesin potong batu

5.Pengukuran berat jenis batu/ specific gravity (SG), pekerjaan ini dilakukan dengan cara
menimbang core/batu dalam keadaan kering dan mengukur volume core/batu tersebut. Dimensi berat
adalah gram dan dimensi volume adalah mililiter (ml). Satuan SG adalah gr/ml atau Ton/M3.
Alat/bahan Yang dibutuhkan adalah : timbangan digital (Ohaus AV 8101) dipergunakan untuk
mengukur berat dan Gelas Ukur Besar dipergunakan untuk mengukur volume core/batu dan baskom.

6.Pengambilan data untuk keperluan Geotek; untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap tekanan,
dengan cara menekan batuan hingga pecah, core dikirim dan dilakukan di laboratorium.
Bahan yang dibutuhkan : plastic wrap dan mesin potong batu.

7.Pengiriman sampel core/batu ke laboratorium dibutuhkan pencatatan data sampel yang dikirim ke
laboratorium.
Bahan yang dibutuhkan : formulir pengiriman sampel (transmittal).

8.Penyimpanan core tray, core yang masih sisa yang ada di dalam core tray disimpan di rak rak di
gudang batu/core shed, dikelompokkan berdasarkan lubang bor dan di urut berdasarkan nonor box
nya.
Alat yang dibutuhkan : Rak batu
LOGGING GEOTEKNIK
Dalam merekam aspek geoteknik pada core sebaiknya dimulai dari lubang eksplorasi pertama untuk
merekam, logging geoteknik harus sudah dikerjakan di tempat pengeboran setelah the split inner tube
dikeluarkan dari core barrel dan sebelum core ditransfer ke dalam core box. Logging geoteknik lebih
memperhatikan keadaan fisik batuannya dibandingkan dengan logging geologi. Logging geoteknik
adalah mempelajari kekuatan atau kemampuan untuk pecah core tipe – tipe rekahan dan pengisian
rekahan tersebut. Lempung atau material semen lainnya dapat berefek pada mekanika batuan sehingga
harus diperhatikan. Lempung yang biasa digunakan dalam logging geoteknik adalah istilah umum
yang mencakup semua mineral lempung (swelling atau non-swelling, seperti kaolin, ilit, smektit, dll)
ditambah mineral bersisik seperti mika, klorit, serisit, grafit, talc dan juga material karbon. Batuan
Lempung bersifat lemah dan kotor untuk tambang dan jika hadir dalam patahan, lempung berpotensi
sebagai pelicin keretakan atau keruntuhan batuan. Patahan juga penting untuk dicatat karena sifat
lemah terhadap batuan tersebut. Interval logging dalam log geoteknik adalah panjang setiap interval
pengeboran berjalan.

1.Core Recovery
Core recovery adalah panjang core sebenarnya yang didapatkan sepanjang garis pusat core disetiap
interval pengeboran yang dijalankan. Core Recovery ini direkam dalam meter dan persentase dari
interval logging. Sebagai contoh, core dari kedalaman 3.00 meter sampai 6.00 meter yang didapat
hanya 2.75 meter; persentase core recovery-nya adalah 91.67%.

Core Recovery % = (Core Recovery Length / Length of Core Interval Run) x 100

2.Rock Quality Designation (RQD)


RQD harus ditaksir menggunakan metode ilustrasi yang diterima secara universal pada gambar 4.
Dalam penilaian RQD ini sangat penting untuk dapat membedakan antara keretakan alami dengan
keretakan mekanik yang disebabkan Karena pengeboran atau pengangkatan core. Ingat bahwa
keretakan mekanik tidak termasuk. Rekahan – rekahan yang telah terisi, misalnya oleh vein kuarsa,
tidak akan termasuk.

RQD % = (Sum length pieces ≥2x Core Diameter long) x 100


Length of Core Interval Run
PENJELASAN DALAM PENGISIAN FORMULIR DISKRIPSI BATUAN
DEPTH:
FROM: Kedalaman pengamatan awal core pada suatu “interval pengamatan” ditulis dalam meter (m)
TO: Kedalaman pengamatan akhir core pada suatu “interval pengamatan” ditulis dalam meter (m)
Definisi suatu “interval pengamatan adalah: batuan yang memiliki kesamaan/kemiripan litologi,
ubahan/alterasi, mineralisasi, struktur atau kombinasi dari parameter tersebut misal kombinasi litologi
dan ubahan/alterasi, kombinasi litologi dan mineralisasi dst.

SAMPLE NUMBER: Nomor sampel; apabila dilakukan pengambilan conto batuan di suatu interval
untuk di analisa di laboratorium, maka akan diberikan nomor sampel pada interval tersebut.

FORMATION : pemberian nama Formasi batuan di interval pengamatan FROM dan TO;
nama formasi dapat diperoleh dari lembar peta geologi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah.

ROCK TYPE: Pengisian nama Jenis Batu, diamati di interval pengamatan FROM dan TO; nama
batu dapat diperoleh dari tabel1. Rock Type yang sudah disediakan.

COLOR: pemberian nama warna batu dominan di interval pengamatan FROM dan TO; warna batu
dapat diperoleh dari table2. Color Type yang sudah disediakan.

ALTERATION 1: pengisian nama ubahan/alterasi utama, diamati di interval pengamatan FROM dan
TO; nama ubahan dapat diperoleh dari daftar Jenis ubahan/Alterasi.
ALTERATION 2: pengisian ubahan Minor yang diamati di interval pengamatan FROM dan TO;
nama ubahan dapat diperoleh dari daftar Jenis Ubahan/Alterasi.

MINERALISATION: pengisian kolom mineralisasi utama, diamati di interval pengamatan FROM


dan TO; nama mineral atau singkatan dapat diperoleh di tabel3. Mineralisasi untuk logging.

TOTAL VEIN %: jumlah persentasi urat (kwarsa) dimamati di interval pengamatan FROM dan TO,
diisi dengan angka numerik misal 10,15 dst.
OXIDE % LIM – HEM: Jumlah persentasi kandungan mineral Limonit dan/atau Hematit di interval
pengamatan FROM dan TO, diisi dengan angka numeric misal 1,2, dst. Estimasi persen dapat
digunakan parameter pada Gambar 1.
DISCRIPTION: deskripsi dan penjelasan tambahan tentang batuan di interval pengamatan di interval
pengamatan FROM dan To.

JENIS UBAHAN/ALTERASI
Potassic (PT): mineral utama Secondary Biotite, K’feldspar/Orthoclase, magnetite dan Quartz
Phyllic (PH): mineral utama Sericite/Illite, Quartz dan Pyrite
Argillic (AR): mineral utama Clay/lempung seperti Kaolinite, Smectite, interlayered illite-smectite.
Advanced Argillic (AA): mineral utama Alunite/Adularia, Halloysite, Kaolinite, Diaspore,
Pyrophyllite, Quartz- Chalcedon, dan Dickite.
Intermediate Argillic (IA): mineral utama: Illite/Smectite
Propylitic (PR): mineral utama Chlorite, Epidote, quartz, albite, calcite dan anhydrite.
Propilitik temperatur tinggi (PR): mineral Actinolite, Chlorite, Epidote dan garnet.
Skarn (SK): mineral utama garnet, clinonopyroxen/diopside, wollastonite,
Silica (SI): terdiri mineral utama quartz

Tabel 1. Jenis Batuan dan Singkatan

ROCK TYPE ABBREV.


No Core NOC
Alluvium ALL
Cavity / Old Workings CAV
Conglomerate CON
Limestone LST
Marble MBL
Schist SCH
Soil SOL
Quart QTZ

COLOR TYPE ABBREV.


Black BLK Tabel 2.
Blue BLU Warna Batu
Brown BRW dan
Gray GRY Singkatan
Green GRN
Orange ORG
Pink PIN
Purple PUP
Yellow YEL
White WHI
Tabel 3. Mineralisasi untuk Logging dan singkatan
Arsenopyrite, FeAsS ARP
Azurite, Cu3(CO3)2(OH)2) AZU
Chalcocite, Cu2S CCT
Chalcopyrite, CuFeS2 CPY
Chrysocolla, Cu2H2(Si2O5)(OH)4 CRY
Cinnabar, HgS CIN
Copper, Cu COP
Covellite, CuS COV
Cuprite, Cu2O CUP
Galena, PbS GAL
Gold, Au GOL
Hematite, Fe2O3 HEM
Limonite, FeO(OH).nH2O LIM
Magnetite, (Fe,Mg)Fe2O4 MAG
Malachite, Cu2CO3(OH)2 MAL
Manganese MAN
Marcasite, FeS2 MAR
Molybdenite, MoS MOL
Orpiment, As2S3 ORP
Pyrite, FeS2 PYR
Pyrrhotite, FeS2 PYRR
Realgar, AsS REA
Siderite, FeCO SID
Specularite (foliated hematite SPE
Sphalerite, (Zn,Fe)S SPH
Stibnite, (Sb2S3) STB
Gambar1. parameter penentuan % volume

DEFINISI
Core Recovery : kuantitas fisik core yang didapatkan dari lubang bor meliputi panjangnya dalam meter
dan persentasi terhadap interval pengukuran bor.

Sample Recovery : sama dengan core recovery, kuantitas fisik core yang didapatkan dari lubang bor
dengan interval pengukuran sampel.

RQD (penandaan kualitas batuan) : pengukuran frekuensi rekahan, yaitu jumlah panjang dari semua
potongan core yang lebih panjang dari 2x diameter core di setiap interval drilling, meliputi persentase
panjang dari interval drilling. RQD dari 100% berarti semua potongan core dalam pengukuran interval
drilling > dua kali diameter core.

Specific Gravity (SG) : rasio dari densitas suatu substansi (dalam hal ini core sampel batuan) dengan
densitas substansi lainnya (dalam hal ini air). Pengukuran tersebut tidak memiliki satuan. Karena
dalam SI atau sistem metrik air didefinisikan memiliki kepadatan sebesar 1000 kg/m3, hubungan SG
dengan bulk density diberikan oleh rumus: - densitas dalam kg/m3 = SG * 1000.

PL (Point Load) : hasil dari tes index untuk pengklasifikasian kekuatan material batuan yang diperoleh
dengan memberikan sebuah tekanan hidrolik antar titik standar metal (platens) sampai batuan retak,
dan dicatat besarnya tekanan yang diberikan pada saat pecah serta detail bidang pecahnya.

Anda mungkin juga menyukai