Anda di halaman 1dari 8

1.

Standar Prosedur Eksplorasi Nikel Laterit


Tahapan Melakukan Eksplorasi Nikel Laterit

 Studi Literatur ; Geologi Regional daerah IUP, Source rock nikel laterit, Analisa slope
(biasanya pada persen kemiringan slope <20%), Properti IUP, infrastruktur, dan kondisi
keberadaan IUP lain disekitarnya, Status Hutan. Output : Peta IUP, peta geologi regional,
peta analisa slope, peta status hutan.
 Mapping Geologi ; Identifikasi geologi lokal daerah IUP (litologi, geomorfologi, dan struktur),
Identifikasi keberadaan laterit, Pegambilan sampel yang berhubungan dengan proses
lateritisasi, Melokalisir penyebaran laterit sesuai dengan analisa pada hasil yang telah
diperoleh sebelumnya (geologi lokal, sampel surface, slope, dsb).
 Output : Peta geologi lokal (litologi, geomorfologi & struktur), peta sebaran laterit, peta plan
hand Auger/Tes pit atau pengeboran.

Hand Auger / Testpit

Perencanaan titik auger sesuai dengan data penyebaran laterit, Orientasi lapangan titik pengeboran
hand auger.

 Penetrasi pengeboran sampai pada zona saprolit,


 Pengambilan sampel hand auger per 1 meter penetrasi,
 Analisa kimia dan interpretasi hasil sampel pengeboran hand auger meliputi, bagaimana Ni &
Fe vs kedalaman dan karakter geokimia laterit daerah IUP (apakah low, medium–high grade,
apakah ditemukan tipe limonite ore ataukah hanya saprolite ore, dsb), melokalisir area untuk
dilakukan pengeboran inti (core drilling).
 Output: Grafik Ni Vs Depth, grafik Fe Vs Depth, peta penyebaran nikel laterit, peta plan
pengeboran inti.

Pengeboran Inti

 Perencanaan titik pengeboran inti,


 Orientasi lapangan titik pengeboran inti,
 Flagging DH dan pembuatan Pad,
 Alat pengeboran menggunakan jacro/tipe lainnya dengan sistem tripple tube
 Penetrasi pengeboran sampai pada zona bedrock (minimal 3 meter bedrock),
 Block penetrasi pengeboran per 1 meter,
 Core recovery >90%
 Melakukan logging geologi pada sampel core (identifikasi layer laterit, break geologi, mineral
pembawa Ni, dsb)
 Melakukan foto core dan preparasi sampel berdasarkan data logging (dilakukan per break
geologi – fraksinasi – homogenisasi – quartering–insert sampel QAQC–sampai menghasilkan
Sampel original wet yang siap dikirim ke LAB untuk dilakukan analisa kimia)
 Resurvey DH dan topografi.
 Output : Peta progress pengeboran, data logging geologi core, data preparasi core dan data
sample QAQC, data koordinat resurvey.

Aktivitas pengeboran nikel laterit

Gambar aktivitas pengeboran nikel laterit.

Evaluasi Data Pengeboran

 Evaluasi atau validasi data pengeboran dilakukan berdasarkan hasil analisa kimia sampel yang
diterima dari laboratorium, selanjutnya dilakukan analisa sampel QAQC, apabila acceptable
maka dilanjutkan ke tahapan validasi berikutnya, Pada sample per break (sesuai hasil logging
dan analisa kimia sample) menghitung total wet core, total H2O, dan total dry wet. Ini sangat
penting nantinya untuk mengetahui secara general MC dan density core
 Menghitung individual dan kumulatif fraksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis ore type
pada satu hole pengeboran
 Menghitung recovery total material untuk memperoleh komposisi kimia per element
berdasarkan recovery core dan pembobotan.
 Setelah itu, melakukan penentuan layer laterit berdasarkan nilai total material element kimia
mayor (Ni, Fe, MgO, SiO2) dengan menghitung batas rata-rata batas atas, tengah, dan bawah
dari rata2 nilai element mayor tersebut.
 Penentuan layer laterit mengacu kepada konsep supergen enrichment dengan mobilisasi
element seperti MgO, SiO2, dan Fe. Secara normal layer laterit terdiri atas :

1. Layer Limonit ; komposisi Fe >30%, MgO <5%, dan SiO2 <10% (bersifat relative).
2. Layer Saprolite ; Komposisi Fe >10% <30%, MgO>5%, SiO2 >10%.
3. Layer Bedrock ; Komposisi Fe <10%, MgO >30%, SiO2 >30%.

 Melakukan verifikasi layer pada diagram terner (triplot), Geostatistik (variogram, frekuensi
per element, mean, dsb), Melakukan penentuan layer ore. Ore pada nikel laterit terbagi atas
2 jenis yaitu limonite ore dan saprolit ore. Limonite ore berarti ore berada pada layer limonite
sedangkan saprolit ore berarti ore berada pada layer saprolit. Terkadang zona diantara ore
terdapat material yang tidak masuk sebagai ore yang biasa kita sebut sebagai internal waste.

Syarat ore per hole terdiri atas ketebalan >= 2m, Ni total >= CoG. Melakukan perhitungan
sumberdaya nikel laterit secara individual holes (biasa dilakukan pada spasi regional dan random,
pada jenis sumberdaya hipotetik/exploration result). Secara umum rumusnya : Area pengaruh x
density x ketebalan ore, hasil ini dalam bentuk wmt (tonnes). Output : peta distribusi Ni, peta
ketebalan ore, peta ketebalan OB, peta ore type, final spreadsheet, analisa diagram terner,
variogram, profil laterit, estimasi sumberdaya.
Prosedur Melakukan Supervisi Pengeboran Nikel Laterit
Tujuan dari pembuatan prosedur kerja standar ini adalah untuk memandu proses pengawasan
operasional kegiatan pemboran eksplorasi.
Ruang Lingkup

Standar ini berlaku untuk semua operasi pada perusahaan eksplorasi dan penambangan nikel laterit.
Ruang lingkup supervisi pengeboran meliputi persiapan peralatan, cek drill recovery, cek core
recovery, logging, foto sampel core, finishing hole, cek ketersediaan survey titik bor dan pad, plot
progress hole, monitoring prosedur safety, dan laporan.
Definisi
Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor untuk
menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau
material yang sudah berlubang. Supervisi pengeboran adalah proses pengawasan operasional
kegiatan pengeboran.
Peringatan Umum
Kelalaian dan ketidaktelitian akan menghasilkan data dan informasi yang tidak benar
Alat Pelindung Diri
Standar PPE (Personal Protective Equipment) yang disesuaikan dengan perkerjaan di lapangan yaitu
diantaranya :
1. Helmet
2. Bee-Net
3. Kaca mata safety
4. Sarung tangan
5. Sepatu safety

Peralatan
Perlengkapan atau peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya kegiatan supervisi
pengeboran yaitu diantaranya :

 GPS (Global Positioning System)


 Peta plan pengeboran eksplorasi
 Alat ukur / Meteran
 Palu Geologi
 Kamera
 Kompas Geologi
 Pena gores dan magnetik (Scratcher)
 Form Drill Recovery
 Form Core Logging
 Label Sample
 Kantong Plastik Es untuk tempat label sample
 Peralatan tulis menulis: pulpen, spidol permanen, spidol white board, pensil
 Kalkulator
 Radio Komunikasi / Handy talk

Urutan Kerja
1. Persiapan Umum
Tahap ini yaitu mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan.

2. Cek Drill Recovery


 Periksa drill recovery setiap rig dan pastikan sesuai dengan aktual core
 Catat daily bore hole monitoring setiap pengecekan rig
 Cek lokasi rig apakah sudah sesuai dengan survey

3. Cek Core Recovery


 Cek control run sudah sesuai dengan actual core
 Ukur ulang core tiap meterannya.
 Check interval setiap meternya
 Pastikan panjang sample sesuai dengan actualnya.

4. Logging di Lapangan
 Siapkan form logging, label sample, kantong plastik es, clipboard, dan ballpoint.
 Urutkan core dari top ke bottom
 Siap untuk logging
5. Foto Sampel Core
 Pastikan kualitas foto tidak buram atau gelap
 Urutkan foto mulai dari meteran awal hingga akhir

Finishing Hole
 Suatu hole dapat difinishkan apabila sudah mencapai bedrock dengan panjang ± 3 m atau
apabila sudah mencapai profile yang dianggap sebagai blue zone.
 Memeriksa kembali form drill recovery untuk memastikan bahwa data/sample yang ada
sudah representative dan tidak ada kekeliruan. Bila terdapat sesuatu yang janggal bisa
dilakukan klarifikasi terhadap kru pengeboran ataupun dilakukan redrill.
 Cek kedalaman hole, dengan rumus sebagai berikut: Panjang Core (PC) = Panjang pipa + Core
Barrel – Cut – Stick Up. Total Depth (TD) = Panjang Pipa + Core Barrel + Cut – Stick Up (Cek
kedalaman juga bisa dilakukan setiap saat, bila dirasakan perlu).
 Memeriksa kembali logging, apakah terdapat kekeliruan dalam melakukan break, deskripsi,
dan perhitungan recovery.
 Catat informasi penting profil laterit setiap hole yang telah finish kedalam catatan lapangan
sebagai data untuk diinterpretasi lebih lanjut.
 Mengingatkan kepada kru pengeboran untuk merapikan kembali lokasi dan membersihkan
semua sampah, mencabut patok-patok yang ada di lokasi pemboran, menimbun drainage
dan bak pembuangan yang ada.
 Mengingatkan kepada kru pengeboran untuk memasang tanda (patok) bahwa lokasi
tersebut telah dibor, adapun informasi yang tertera adalah tanggal mulai pengeboran,
tanggal selesai, Hole_ID, Total Kedalaman (EOH), dan Nama Mesin / Contractor yang
mengebor
 Memberikan arahan kepada kru pengeboran tentang lokasi pemboran yang berikutnya,
dengan memberikan Hole_ID yang kita maksud agar tidak terjadi kekeliruan lokasi pemboran.
Berikan informasi pula tentang hole – hole yang tidak jadi dibor / cancelled.
Cek ketersediaan survey titik bor dan pad
Selalu memperhatikan informasi jumlah hole yang telah disurvey dan dibuat pad

Plot Progress Hole


Memplot hole-hole yang telah finish drilling, survey, resurvey, dan pembuatan pad ke dalam plan
map setiap harinya.

Monitoring Prosedur Safety


Selalu menghadiri safty talk mingguan
Setiap hari mencatat temuan-temuan yang berkaitan dengan safety

Laporan
1. Pelaporan safety: Ulas secara singkat dan jelas topik safety tiap minggu dan temuan-temuan
mengenai prilaku tidak aman dan kondisi tidak aman. Analisis safety audit yang dilakukan.
2. Pelaporan produksi: Tampilkan dalam bentuk table/chart produksi baik setiap rig maupun
kumulatif dan rata-rata dan bandingkan antara plan dan actual secara informatif dan jelas.
Berikan ulasan singkatnya.
3. Pelaporan geologi: Berikan ulasan geologi secara deskriftif detail setiap hill. Informasi bisa
berupa penyebaran rock type, struktur geologi, maupun profile laterite setiap hole yang
dianggap penting. Interpretasikan geologi setiap block/hill.
Acuan:

ISO 9001:2008
OHSAS 18001:2007
Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertambangan
Umum.

Anda mungkin juga menyukai