Studi Literatur ; Geologi Regional daerah IUP, Source rock nikel laterit, Analisa slope
(biasanya pada persen kemiringan slope <20%), Properti IUP, infrastruktur, dan kondisi
keberadaan IUP lain disekitarnya, Status Hutan. Output : Peta IUP, peta geologi regional,
peta analisa slope, peta status hutan.
Mapping Geologi ; Identifikasi geologi lokal daerah IUP (litologi, geomorfologi, dan struktur),
Identifikasi keberadaan laterit, Pegambilan sampel yang berhubungan dengan proses
lateritisasi, Melokalisir penyebaran laterit sesuai dengan analisa pada hasil yang telah
diperoleh sebelumnya (geologi lokal, sampel surface, slope, dsb).
Output : Peta geologi lokal (litologi, geomorfologi & struktur), peta sebaran laterit, peta plan
hand Auger/Tes pit atau pengeboran.
Perencanaan titik auger sesuai dengan data penyebaran laterit, Orientasi lapangan titik pengeboran
hand auger.
Pengeboran Inti
Evaluasi atau validasi data pengeboran dilakukan berdasarkan hasil analisa kimia sampel yang
diterima dari laboratorium, selanjutnya dilakukan analisa sampel QAQC, apabila acceptable
maka dilanjutkan ke tahapan validasi berikutnya, Pada sample per break (sesuai hasil logging
dan analisa kimia sample) menghitung total wet core, total H2O, dan total dry wet. Ini sangat
penting nantinya untuk mengetahui secara general MC dan density core
Menghitung individual dan kumulatif fraksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis ore type
pada satu hole pengeboran
Menghitung recovery total material untuk memperoleh komposisi kimia per element
berdasarkan recovery core dan pembobotan.
Setelah itu, melakukan penentuan layer laterit berdasarkan nilai total material element kimia
mayor (Ni, Fe, MgO, SiO2) dengan menghitung batas rata-rata batas atas, tengah, dan bawah
dari rata2 nilai element mayor tersebut.
Penentuan layer laterit mengacu kepada konsep supergen enrichment dengan mobilisasi
element seperti MgO, SiO2, dan Fe. Secara normal layer laterit terdiri atas :
1. Layer Limonit ; komposisi Fe >30%, MgO <5%, dan SiO2 <10% (bersifat relative).
2. Layer Saprolite ; Komposisi Fe >10% <30%, MgO>5%, SiO2 >10%.
3. Layer Bedrock ; Komposisi Fe <10%, MgO >30%, SiO2 >30%.
Melakukan verifikasi layer pada diagram terner (triplot), Geostatistik (variogram, frekuensi
per element, mean, dsb), Melakukan penentuan layer ore. Ore pada nikel laterit terbagi atas
2 jenis yaitu limonite ore dan saprolit ore. Limonite ore berarti ore berada pada layer limonite
sedangkan saprolit ore berarti ore berada pada layer saprolit. Terkadang zona diantara ore
terdapat material yang tidak masuk sebagai ore yang biasa kita sebut sebagai internal waste.
Syarat ore per hole terdiri atas ketebalan >= 2m, Ni total >= CoG. Melakukan perhitungan
sumberdaya nikel laterit secara individual holes (biasa dilakukan pada spasi regional dan random,
pada jenis sumberdaya hipotetik/exploration result). Secara umum rumusnya : Area pengaruh x
density x ketebalan ore, hasil ini dalam bentuk wmt (tonnes). Output : peta distribusi Ni, peta
ketebalan ore, peta ketebalan OB, peta ore type, final spreadsheet, analisa diagram terner,
variogram, profil laterit, estimasi sumberdaya.
Prosedur Melakukan Supervisi Pengeboran Nikel Laterit
Tujuan dari pembuatan prosedur kerja standar ini adalah untuk memandu proses pengawasan
operasional kegiatan pemboran eksplorasi.
Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk semua operasi pada perusahaan eksplorasi dan penambangan nikel laterit.
Ruang lingkup supervisi pengeboran meliputi persiapan peralatan, cek drill recovery, cek core
recovery, logging, foto sampel core, finishing hole, cek ketersediaan survey titik bor dan pad, plot
progress hole, monitoring prosedur safety, dan laporan.
Definisi
Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor untuk
menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau
material yang sudah berlubang. Supervisi pengeboran adalah proses pengawasan operasional
kegiatan pengeboran.
Peringatan Umum
Kelalaian dan ketidaktelitian akan menghasilkan data dan informasi yang tidak benar
Alat Pelindung Diri
Standar PPE (Personal Protective Equipment) yang disesuaikan dengan perkerjaan di lapangan yaitu
diantaranya :
1. Helmet
2. Bee-Net
3. Kaca mata safety
4. Sarung tangan
5. Sepatu safety
Peralatan
Perlengkapan atau peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya kegiatan supervisi
pengeboran yaitu diantaranya :
Urutan Kerja
1. Persiapan Umum
Tahap ini yaitu mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan.
4. Logging di Lapangan
Siapkan form logging, label sample, kantong plastik es, clipboard, dan ballpoint.
Urutkan core dari top ke bottom
Siap untuk logging
5. Foto Sampel Core
Pastikan kualitas foto tidak buram atau gelap
Urutkan foto mulai dari meteran awal hingga akhir
Finishing Hole
Suatu hole dapat difinishkan apabila sudah mencapai bedrock dengan panjang ± 3 m atau
apabila sudah mencapai profile yang dianggap sebagai blue zone.
Memeriksa kembali form drill recovery untuk memastikan bahwa data/sample yang ada
sudah representative dan tidak ada kekeliruan. Bila terdapat sesuatu yang janggal bisa
dilakukan klarifikasi terhadap kru pengeboran ataupun dilakukan redrill.
Cek kedalaman hole, dengan rumus sebagai berikut: Panjang Core (PC) = Panjang pipa + Core
Barrel – Cut – Stick Up. Total Depth (TD) = Panjang Pipa + Core Barrel + Cut – Stick Up (Cek
kedalaman juga bisa dilakukan setiap saat, bila dirasakan perlu).
Memeriksa kembali logging, apakah terdapat kekeliruan dalam melakukan break, deskripsi,
dan perhitungan recovery.
Catat informasi penting profil laterit setiap hole yang telah finish kedalam catatan lapangan
sebagai data untuk diinterpretasi lebih lanjut.
Mengingatkan kepada kru pengeboran untuk merapikan kembali lokasi dan membersihkan
semua sampah, mencabut patok-patok yang ada di lokasi pemboran, menimbun drainage
dan bak pembuangan yang ada.
Mengingatkan kepada kru pengeboran untuk memasang tanda (patok) bahwa lokasi
tersebut telah dibor, adapun informasi yang tertera adalah tanggal mulai pengeboran,
tanggal selesai, Hole_ID, Total Kedalaman (EOH), dan Nama Mesin / Contractor yang
mengebor
Memberikan arahan kepada kru pengeboran tentang lokasi pemboran yang berikutnya,
dengan memberikan Hole_ID yang kita maksud agar tidak terjadi kekeliruan lokasi pemboran.
Berikan informasi pula tentang hole – hole yang tidak jadi dibor / cancelled.
Cek ketersediaan survey titik bor dan pad
Selalu memperhatikan informasi jumlah hole yang telah disurvey dan dibuat pad
Laporan
1. Pelaporan safety: Ulas secara singkat dan jelas topik safety tiap minggu dan temuan-temuan
mengenai prilaku tidak aman dan kondisi tidak aman. Analisis safety audit yang dilakukan.
2. Pelaporan produksi: Tampilkan dalam bentuk table/chart produksi baik setiap rig maupun
kumulatif dan rata-rata dan bandingkan antara plan dan actual secara informatif dan jelas.
Berikan ulasan singkatnya.
3. Pelaporan geologi: Berikan ulasan geologi secara deskriftif detail setiap hill. Informasi bisa
berupa penyebaran rock type, struktur geologi, maupun profile laterite setiap hole yang
dianggap penting. Interpretasikan geologi setiap block/hill.
Acuan:
ISO 9001:2008
OHSAS 18001:2007
Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertambangan
Umum.