PT.VALE
SOROWAKO INDONESIA
Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
Sejarah PT VALE
Sejarah Singkat PT. VALE, Tbk Soroako
Pada tahun 1901, Nikel mula-mula ditemukan oleh seorang Belanda bernama Kruyt pada
saat meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek, Sulawesi.Dan pada tahun 1937, Seorang ahli
geologi INCO LIMITED bernama Flat Elves diundang oleh sebuah perusahaan eksplorasi
Belanda untuk melanjutkan studi endapan nikel laterit di Sulawesi.
Kontrak Karya
Tes pemboran di daerah Pomalaa merupakan awal ahli teknologi yaitu ketika ahli-ahli
geologi dari INCO LIMITED mulai mendidik rekan-rekan kerjanya dari Indonesia
begaimana secara sistematis mengambil contoh endapan laterit dan menganalisanya.Pada
tahun 1970 Contoh bijih dari Sulawesi dalam jumlah besar pertama sebanyak 50 ton dikirim
ke fasilitas riset INCO Kanada di Port Colborne, Ontario. Sebuah pabrik Pereduksi-Pelebur
baru dalam skala kecil menunjukkan bahwa bahan dari Soroako dapat diolah dengan hasil
yang baik.Pada tahun 1971 Eksplorasi yang dilakukan telah cukup guna memastikan bahwa
endapan laterit di sekitar Soroako mampu mendukung pabrik nikel yang besar.dan pada
tahun 1973, Pembangunan satu jalur pengolahan pyrometalurgi dimulai di Soroak
PT. VALE Indonesia, Tbk adalah salah satu produsen utama nickel di dunia. Nickel
adalah logam serba guna yang penting bagi taraf hidup yang semakin membaik dan bagi
pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari tiga dekade sejak kontrak karya ditandatangani
dengan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1968, perseroan telah menyediakan
pekerajaan yang membutuhkan keterampilan, memperlihatkan kepedulian terhadap
kebutuhan masyarakat dimana perseroan beroperasi, memberikan keuntungan bagi para
pemegang saham dan memberi sumbangan yang positif kepada ekonomi Indonesia.
PT Vale memproduksi nikel dalam matte, yang merupakan produk antara, bijih lateretik pada
fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu kami di dekat Sorowako di Pulau
Sulawesi. Seluruh produksi kami dijual berdasarkan kontrak jangka panjang dalam
denominasi dollar AS kepada pabrik pemurnian Jepang.
Sejak didirikan pada bulan Juli 1968, PT Vale beroperasi di bawah perjanjian Kontrak Kerya
dengan Pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi, menambang, mengolah dan
memproduksi nikel. Luas areal kontrak karya secara keseluruhan adalah 190.510 hektar.
Vale adalah produsen nikel terbesar kedua di dunia. Nikel adalah logam sangat berguna yang
dimanfaatkan di mana-mana.
Nikel keras namun bisa dibentuk, tahan karat, dan sifat mekanis serta fisiknya tetap bertahan
biarpun terpapar suhu ekstrem.
Nikel bermutu tinggi kami berguna untuk pelapisan dan baterai. Nikel kami memberi lapisan
metalik cemerlang pada keran dan pancuran di kamar mandi Anda. Nikel hadir di banyak
barang, dari uang logam sampai mobil. Anda akan temukan nikel di telepon genggam dan
baterai isi ulang yang memberi tenaga selagi Anda mengirim SMS, membaca e-mail, dan
terus terhubung.
Tambang dan operasi nikel kami ada di Brasil, Kanada, Indonesia, dan Kaledonia Baru,
juga ada pemurnian milik kami maupun joint venture di China, Korea Selatan, Jepang,
Inggris, dan Taiwan.
Kami memproduksi beragam produk yang mampu memenuhi aneka kebutuhan konsumen
nikel. Kantor pemasaran regional kami langsung melayani konsumen di seluruh dunia
PENGURANGAN LIMBAH
Di Clydach Refinery di Inggris, para pegawai ditantang untuk mengurangi limbah.
Pada 2011, 85% limbah yang dihasilkan Refinery, termasuk limbah beracun, bisa
didaur ulang. Apa sasaran kilang ini berikutnya? Menggunakan kembali atau mendaur
ulang 100% limbah yang dihasilkan untuk pembangkitan energi terbarukan dalam
lima tahun ke depan.
PEMULIHAN
Di Indonesia, usaha reklamasi tanah purna tambang telah diakui selama empat tahun
berturut-turut oleh pemerintah setempat. Program penghijauan berupa pembentukan
ulang kontur tanah purna tambang, memulihkan lapisan tanah pucuk, serta penanaman
LOGAM CAMPURAN
Nikel jarang digunakan tersendiri; biasanya nikel dipadukan dengan logam-logam lain
menjadi logam campuran. Paduan-paduan tersebut menghasilkan bahan-bahan dengan
berbagai sifat unik yang tak ditemukan pada logam murni.
dalam asam nitrit, tidak larut dalam air dan amoniak, sedikit larut dalam hidrokhlorik dan
asam belerang. Memiliki berat jenis 8,8 untuk logam padat dan 9,04 untuk kristal tunggal.
Secara umum, mineral bijih di alam ini dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mineral sulfida dan
mineral oksida. Begitu pula dengan bijih nikel, ada sulfida dan ada oksida. Masing-masing
mempunyai karakteristik sendiri dan cara pengolahannya pun juga tidak sama. Dalam
bahasan kali ini akan dibatasi pengolahan bijih nikel dari mineral oksida (Laterit).
Bijih nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang umumnya ditemui yaitu Saprolit
dan Limonit dengan berbagai variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah
kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih saprolit mempunyai kandungan Fe rendah
dan Mg tinggi sedangkan limonit sebaliknya. Bijih Saprolit dua dibagi dalam 2 jenis
berdasarkan kadarnya yaitu HGSO (High Grade Saprolit Ore) dan LGSO (Low Grade
Saprolit Ore), biasanya HGSO mempunyai kadar Ni 2% sedangkan LGSO mempunyai
kadar Ni.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan nikel melalui
beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan
Granulasi dan Pengemasan.
1.
Kominusi
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih
kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral
pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi bahan galian meliputi kegiatan berikut :
a.
Crusher yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan
agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Dimana proses ini bertujuan juga untuk
reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine)
dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa
sampai ukuran 2,5 cm.
Alat yang digunakan pada Primary Crusher dan Secondery Crusher yaitu antara lain :
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
b.
Grinding Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang
diinginkan. Tujuan Grinding yaitu Mengadakan liberalisasi mineral berharga, Mendapatkan
ukuran yang memenuhi persyaratan industri, Mendapatkan ukuran yang memenuhi
persyaratan proses.
2.
Sizing
Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi sesuai ukuran yang
dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah satu pemisahan berdasarkan
ukuran adalah proses pengayakan (screening). Sizing dibagi menjadi dua antara lain :
a.
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
b. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam
suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu antara lain:
1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar)
disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
3.
Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat
dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).Peralatan atau cara yang dipakai ada
bermacam-macam, yaitu antara lain:
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai
oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b.
tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal
yang dialiri udara panas (800 1000).
rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada
posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
4.
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan
di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karena itulah tahapan
ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel
oksida menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang
dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu
untuk menghasilkan komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional
tanur listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi
pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang
telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang.
Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 7000oC.
5.
Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag.
Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan
kedalam surge bin lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan.
Furnace bertujuan untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag.
Dinding furnace dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui
balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian
diangkut kelokasi pembuangan dengan kendaraan khusus.
6.
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75
persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni /
converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida
dan membentuk ikatan yang memiliki berat jenis lebih rendah dari matte sehingga menjadi
mudah untuk dipisahkan.
7.
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin
yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan
siap dikemas.
DAFTAR PUSAKA
1.
2.
3.
4.
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
http://www.valeindonesia.co.id/index_id.html
http://rudhysuryadhy.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-nikel.html