Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


I.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan makalah penyelidikan dan penelitian
tambang ini adalah membahas mengenai aktivitas penambangan dan pengolahan
di PT. ANTAM (Persero), Tbk UBPE Pongkor Jawa Barat.

I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya penulisan makalah penyelidikan dan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas penambangan emas di PT. ANTAM (Persero),
Tbk UBPE Pongkor Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui aktivitas pengolahan emas di PT. ANTAM (Persero), Tbk
UBPE Pongkor Jawa Barat.

I.4. Metode Penulisan


Dalam penulisan dan penyusunan makalah penyelidikan dan
penelitian tambang ini, penulis menerapkan metode studi literatur yang terkait
baik pada mata kuliah penyelidikan dan penelitian tambang dan juga di internet
pada masing masing website resmi perusahaan.
BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1. Gambaran Umum PT. ANTAM (Persero) Tbk.


PT. ANTAM (Persero) Tbk. Adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Saat ini PT. Aneka Tambang mempunyai 6 Unit Bisnis
Produksi yang salah satunya adalah Unit Bisnis Pertambangan Emas
Pongkor.
PT. ANTAM (Persero) Tbk. Merupakan perusahaan pertambangan
yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi
ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang
kaya akan bahan mineral. Kegiatan di perusahaan ini mencakup eksplorasi
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel,
ferronikel, emas, perak, bauksit dan batubara.
PT. ANTAM (Persero) Tbk. Memiliki konsumen jangka panjang yang
loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan
dan besarnya jumlah cadangan dan sumberdaya yang dimiliki, sehingga
membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk
dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang untuk
menghasilkan keuntungan.
PT. ANTAM (Persero) Tbk. Memiliki arus kas yang solid dan
manajemen keuangan yang berhati hati. Perusahaan ini didirikan sebagai
BUMN pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan perusahaan
pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal.
Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun
1997, PT. ANTAM (Persero) Tbk. Menawarkan 35% sahamnya ke publik
dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, PT.
ANTAM (Persero) Tbk. Mencatatkan sahamnya di Australia dengan status
foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi
ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang
sahan. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh
guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan
adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui
peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta biaya
per unit.
PT. ANTAM (Persero) Tbk. Berencana untuk mempertahankan
pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis,
peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui
pengembangan bisnis hilir PT. ANTAM (Persero) Tbk. Juga akan
mempertahankan kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas
sebanyak banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang
cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar
dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien
dan produktif serta meningktakan kapasitas untuk memanfaatkan adanya
skala ekonomis.
Sebagai perusahaan pertambangan, PT. ANTAM (Persero) Tbk.
Menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak secara
langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Perusahaan
menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan
masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian
dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik
industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah
tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk
berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi
sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan
penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi
perusahaan. Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang mendalam
terhadap upaya pelestarian lingkungan serta partisipasi secara proaktif
dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci kesuksesan
kegiatan pertambangan.
II.2. Lokasi Perusahaan dan Kesampaian Daerah

PT. ANTAM (Persero) Tbk. Terletak di Gunung Pongkor, Desa


Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Daerah ini dapat ditempuh sekitar 54 KM ke arah Barat Daya dari
Kota Bogor. Luas Kuasa Pertambangan (KP) 6.047 Ha (No. KW 98 PP
0138/Jabar), sedangkan KP eksplorasi seluas 3.870 Ha (No. KW 96 PP
0127 B/Jabar) dari posisi geografi KP Eksploitasi ini terletak pada koordinat
1063001,0 BT sampai dengan 1063538,0 BT dan 63637,2 LS
sampai dengan 64811,0 LS.
Untuk mencapai lokasi penambangan dapat ditempuh dengan
perjalanan darat, yaitu dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi
jalan beraspal, berkelok kelok dan menanjak sehingga kendaraan tidak
dapat melaju dengan cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi
sekitar 2 2,5 jam dari kota Bogor. Pada daerah Kuasa Pertambangan
Eksploitasi (KW 98 PP 0138/Jabar) disusun oleh daerah pegunungan dengan
ketinggian 300 900 mdpl. Sungai utama yang mengalir pada daerah ini
adalah sungai Cikaniki dengan arah relatif memanjang ke tenggara sampai
timur laut yang bermuara ke sungai Cisadane, yang berada pada sisi Timur
laut. Anak anak sungai Cikaniki antara lain adalah sungai Cisarua,
sungai Cikaret, Sungai Cimanganten, Sungai Ciguha, Sungai Ciparay,
Sungai Cisaninen, dan Sungai Ciparigi. Lembah umumnya sempit dan
curam. (perhatikan gambar 2.1. dibawah ini). Sesuai data hasil eksplorasi
dan penelitian yang telah dilakukan, cebakan bijih UBPE Pongkor, PT.
Aneka Tambang Tbk terletak pada 10 lokasi, yaitu :
1) Pasir Jawa
2) Ciguha
3) Kubang Cicau
4) Ciurug (L 500 dan L 600)
5) Cadas Copong
6) Gunung Goong
7) Cimahpar
8) Gudang Handak
9) Pamoyanan
10) Cikoret

Gambar 2.1. Lokasi PT. ANTAM UPBE Pongkor, Jawa Barat

II.3. Sejarah Pendirian


Perusahaan yang telah berdiri di sekitar Gunung Pongkor ini, oleh
masyarakat sekitar UPBE Pongkor lebih sering disebut sebagai Tambang
Emas Pongkor (TEP). TEP ini bersebelahan dengan Taman nasional
Gunung Halimun yang hijau dan rimbun, tepatnya di Sorongan, Desa Bantar
Karet, Kecamatan Nanggung.
Produksi utama emas dan perak PT. ANTAM UBPE berasal dari
tambang bawah tanah Pongkor, Jawa barat dan Cibaliung, Banten. Indikasi
adanya deposit emas di Pongkor ditemukan oleh unit Geomin pada tahun
1981 dan produksi dimulai pada tahun 1994 setelah izin diperoleh pada
tahun 1992. Pada awal bulan Juni 2013, PT. ANTAM UBPE telah
memperoleh perpanjangan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk tambang
emas Pongkor sampai dengan tahun 2021.
Tambang Emas Pongkor merupakan salah satu dari 6 unit bisnis milik
ANTAM, yang dieksploitasi sejak 1974. Sejak restrukturisasi tahun 2000,
yang mengalihkan fungsi tambang emas ini dari cost center menjadi profit
center, TEP kini menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor (UBPE)
Pongkor.
Keberadaan TEP dimulai dengan dilakukannya eksplorasi logam dasar
(Pb dan Zn) di bagian utara Gunung Pongkor oleh geolog Antam mulai
1974 hingga 1981. Eksplorasi ini menemukan endapan urat kuarsa berkadar
4-gpt emas dan 126-grpt perak. Karena waktu itu Antam tengah fokus pada
eksplorasi Cikotok, antara 1983-1998 eksplorasi dihentikan sejenak.
Barulah tahun 1988 hingga 1991 eksplorasi Pongkor dilanjutkan secara
sistematis. Akhirnya, studi kelayakan pun dibuat dan Antam mengantongi
Kuasa Pertambangan Eksploitasi seluas 4.058 Ha tahun 1991. Tahun 1992,
dengan bantuan ABRI Masuk Desa (AMD), jalan masuk sepanjang 12,5 km
berhasil diwujudkan.
Pabrik pertama dengan kapasitas 2,5 ton emas per tahun berhasil
dibangun pada 1993, secara bersamaan tailing dam pun bisa direalisasikan.
Pengembangan tambang terus dilakukan dan tahun 1997 dibukalah pabrik
tambang baru di Ciurug berkapasitas produksi 5 ton emas per tahun. Pabrik
ini resmi beroperasi tahun 2000. Dengan dua pabrik tambang inilah,
terhitung 1 Agustus 2000, Antam memiliki wilayah penambangan di
Pongkor seluas 6.047 Ha.
TEP memiliki 1.526 karyawan yang bekerja dibagi menjadi 3 shift.
Dalam satu hari, mereka hanya bisa ditambang 1.200 ton lumpur emas. TEP
adalah tambang bawah tanah, sehingg penambanagn measnya harus melalui
serangkaian proses pemboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan
penimbunan kembali. Ini sangat berbeda dengan yang dilakukan para
gurandil, yang hanya mencari urat emasnya saja. Karena tambang emas
Pongkor ingin menghindari kerusakan lingkungan.
Di pongkor, bijih emas mentah diolah menjadi logam campuran 6-17
% dan perak 82-92 %, serta kotoran maksimum 4%. Campuran ini akan
dimurnikan di Unit Bisnis Pemurnian Logam Mulia di Jakarta
(Pulogadung).
Meski prosesnya panjang, tak membuat TEP mangkir daris
standarisasi baku penambangan. Terbukti pada tahun 2000 TEP berhasil
menyabet ISO 9002 yang berkaitan dengan manajemen mutu. Dengan
dibangunnya Tunnel di level 600-700 dpl urat Ciurug pada tahun 2001, TEP
meraih ISO 14000 dan ISO 14001 yang berkaitan dengan sistem manajemen
lingkungan.
TEP memiliki cadangan geologi sekitar 6 juta ton bijih emas dengan
kadar emas rata rata 17,14 gram per ton dan kadar perak 154,28 gram per
ton. Cadangan emas ini bisa dipertahankan hingga 6 atau 7 tahun lagi.
Di tahun 2014, segmen usaha emas dan pemurnian memberikan
kontribusi sebesar 55% dari penjualan bersih perseroan. Tingkat produksi
emas Pongkor berada di kisaran 1.500-2.000 kg (48.226-64.301 oz) per
tahun.
TEP memiliki 3 urat kuarsa yang mengandung emas dan perak, yaitu
urat Ciguha, urat Kubang Kicau, dan urat Ciurug. Untuk mendapatkan emas
dari urat urat ini, Antam membangun terowongan utama berdiameter 3,3
meter setinggi 3 meter. Jika terus diikuti, terowongan ini akan tembus ke
Gunung Pongkor yang jaraknya sekitar 4 kilometer. Pintu dari portal beton
adalah satu satunya tempat keluar masuk karyawan TEP.
Dalam terowongan ini, terdapat 4 lubang besar sebagai ventilasi.
Dengan ventilasi semacam ini, orang bisa tahan tinggal selama dua hari
dalam terowongan tanpa harus kehabisan udara bersih. Di tengah tengah
terowongan utama terdapat semacam lobi sebagai tempat lift. Lift inilah
yang menghubungkan dan menghantarkan para pekerja tambang menuju ke
level 4 produksi TEP di atasnya. Lift yanng ditarik dengan katrol ini
berkapasitas maksimum 20 orang dan tanpa tombol seperti lift modern.
II.4. Logo Korporasi
Logo koperasi PT. ANTAM (Persero) Tbk mengusung konsep barand
Tiga Gunung. Logo ini terdiri dari tiga gunung yang mempresentasikan
sumber daya mineral dari produk produk PT. ANTAM. Logo ini
mempresentasikan sumber mineral dan produk yang terdiversifikasi.
Ketiga gunung tersebut muncul dari sebuah lengkungan tersebut terdapat
refleksi dari ketiga gunung yang menggambarkan sumber daya mineral yang
terdapat di perut bumi.
Pembagian logo menjadi dua bagian juga dapat menggambarkan dua
jenis kegiatan penambangan: tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
Logo ini merepresentasikan PT. ANTAM, yang memiliki kompetensi
penambangan di dalam perut bumi dan membawanya ke permukaan untuk
diolah menjadi logam berharga. Bentuk logo yang simetris dan corak huruf
logo dengan huruf T kapital di tengah menggambarkan stabilitas,
kekuatan, soliditas, bahkan harmoni. (lihat gambar 2.2.). Logo ini mencakup
atribut brand :
a. Pilar : Pertambangan, diversifikasi, terkemuka, besar
b. Atribut rasional : Profesional, kehati-hatian, tanggung jawab, terpercaya
c. Atribut pribadi : Progresif, dinamis, terbuka

Gambar 2.2. Logo Korporasi PT. ANTAM (Persero) Tbk


II.5. Cadangan dan Sumberdaya
Cadangan dan sumber daya berkualitas tinggi dan berjumlah besar
merupakan salah satu faktor terpenting bagi keberlanjutan perusahaan dan
peningkatan nilai pemegang saham PT. ANTAM (Persero) Tbk mengacu
pada standar 2004 JORC (Joint Ore Reserves Committe) Code yang
dikeluarkan oleh Australasian Mining and Metallurgy untuk pelaporan
estimasi cadangan dan sumber daya yang dimiliki.
PT. ANTAM (Persero) Tbk juga mencantumkan jumlah cadangan dan
sumber daya mineral yang dimiliki oleh anak perusahaannya, PT Cibaliung
Sumberdaya, PT. Gag Nikel, PT. Borneo Edo International dan PT. Mega
Citra Utama di dalam tabel cadangan dan Sumber Daya Mineral dan tabel
Cadangan Mineral Terbukti dan Terkira.
Pada tanggal 31 Desember 2014, total cadangan emas konsolidasian
ANTAM tercatat turun sebesar 9% menjadi 4,4 juta dry metric ton (dmt)
dibandingkan penurunan jumlah cadangan di tambang emas Pongkor dan
Cibaliung. Sementara itu, jumlah sumber daya emas ANTAM tercatat
sebesar 3,9 juta dmt, turun 27% dibandingkan tahun 2013 seiring dengan
penurunan jumlah sumber daya emas di tambang emas Pongkor. (gambar
2.3.).

Gambar 2.3. Data Cadangan dan Sumber Daya Emas PT. ANTAM UPBE
II.6. Kegiatan Eksplorasi
Unit Geomin melakukan seluruh aktivitas eksplorasi untuk komoditas
nikel, emas, bauksit dan batubara. Aktivitas utama Geomin mencakup
pencarian deposit baru, peningkatan klasifikasi estimasi mineral,
pengurusan izin yang diperlukan untuk eksplorasi serta keterlibatan dalam
studi kelayakan.
Kegiatan eksplorasi dan pengembangan cadangan bijih emas Pongkor,
Jawa Barat meliputi kegiatan pemetaan geologi detail 18,38 Ha, pemetaan
geologi semi detail 2 Ha, pemerian inti bor 2.312,85 meter, pengukuran
lintasan 23,84 km, percontohan soil 109 contoh, percontohan petmin 2
contoh,, pemboran dengan total kedalaman 2.042,15 meter, pengukuran
geofisika 266 titik dan cross cut tunnel 0,05 meter.
Di Bulan Mei 2015 kegiatan eksplorasi emas ANTAM dilaksanakan
di prospek Cimahpar-Pasir Jawa di daerah Pongkor, Jawa Barat. Di wilayah
ini, kegiatan eksplorasi yang dilakukan adalah pemboran, logging bor,
percontohan, pemetaan geologi, rock and soil sampling, pengukuran dengan
hand auger, penngukuran profil bor dan lintasan serta pengukuran
geofisika.

II.7. Produk
Komoditas utama PT. ANTAM adalah bijih nikel kadar tibnggi atau
saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan
bauksit. Khusus untuk di PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPE produk yang
dihasilkan adalah emas dan perak.
a. Emas
Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling
mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam
mulia yang selama berabad - abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan
dan perhiasan. Logam emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan
atau butiran di bebatuan, urat batu (veins) di bawah tanah ataupun endapan.
Saat ini emas juga banyak digunakan di bidang kedokteran gigi dan
elektronika. ANTAM memproduksi emas dari tambang Pongkor dan
Cibaliung dengan total produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.(lihat
gambar 2.4.).

Gambar 2.4. Logam Emas

b. Perak
Perak adalah logam mulia yang lunak dan putih mengkilat yang
bernilai tinggi dan banyak digunakan sebagai perhiasan, perallatan meja
makan dan mata uang. Perak adalah konduktor listrik dan panas yang
terbaik diantara seluruh logam. Perak ditemukan sebagai logam bebas,
tercampur dengan emas atau dengan mineral mineral lainnya. Sebagian
besar perak merupakan by-product dari pertambangan emas, tembaga, lead,
dan zinc. ANTAM memproduksi perak dari tambang Pongkor dan
Cibaliung sebagai produk emas. (gambar 2.5.).
Gambar 2.5. Logam Perak
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Definisi Pertambangan


Ilmu Pertambangan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
meliputi pekerjaan Pencarian (Prospeksi), Penyelidikan (Eksplorasi),
Penambangan (Mining), Pemurnian dan Pengolahn (Extraction Metallurgy
and Mineral Dressing), Penjualan (Marketing) terhadap mineral mineral dan
batuan yang memiliki nilai ekonomis sampai dengan proses Penutupan
Tambang (Mine Closure). Menurut Undang Undang Minerba No. 4 tahun
2009. Disebutkan bahwa, pengertian pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolah, dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Sistem Penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan
untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang
mempunyai nilai ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut
sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisir dampak
lingkungan yang ditimbulkan.
III.2. Metode Penambangan

Metode Penambangan yang digunakan di perusahaan PT.ANTAM,


Tbk UBPE Pongkor adalah Metode Tambang Bawah Tanah. Tambang
Bawah Tanah (Tambang Dalam/Underground Mining), adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya
dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak
berhubungan langsung dengan udara luar.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Penambangan Bawah


Tanah
A. Kelebihan Sistem Penambangan Bawah Tanah

Dalam metode penambangan bawah tanah mempunyai beberapa kelebihan,


yaitu :

a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan


tanah.

b. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak terkait


dengan Stripping Ratio. Stripping Ratio adalah perbandingan
antara Volume Over Burden (tanah penutup) dalam Bank Cubic
Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu
ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian yang semakin
dalam akan menghasilkan nilai SR yang semakin besar.

c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih


ramah lingkungan (misal : Cut and Fill, Shrinkage Stoping,
Stope and Pillar).

d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan.

e. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan Tailling dan Waste.


Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah
yang tidak bermaanfaat.

f.Semakin dalam penggalian terowongan, semakin naik


temperaturnya.

B. Kelemahan Sistem Penambangan Bawah Tanah

Dalam metode penambangan bawah tanah juga mempunyai beberapa


kelemahan, yaitu :

a. Perlu Penerangan dan Penggunaan Alat Berat tidak leluasa.

b.Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar

c.Produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan tambang


terbuka.
d. Problem Ventilasi, Bahan Peledak harus yang Permissible
Explossive, debu, gas-gas beracun.

e. Masalah Safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala.

f. Mining Recovery umumnya lebih kecil.

g. Losses dan Dilusi umumnya lebih susah dikontrol.

III.3. Sistem Ventilasi


Mekanis (artificial / mechanical ventilation). Sistem ventilasi mekanis
adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke dalam tambang
disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat mekanis.
Yang dimaksud peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin
penggerak yang digunakan untuk memompa dan menekan udara segar agar
mengalir ke dalam lubang bawah tanah. Yang paling penting dan umum
digunakan adalah fan. Fan adalah pompa udara, yang menimbulkan adanya
perbedaan tekanan antara kedua sisinya, sehingga udara akan bergerak dari
tempat yang tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pada
proses menerus dapat dilihat bahwa fan menerima udara pada tekanan
tertentu dan dikeluarkan dengan tekanan yang lebih besar.
Jadi mesin angin (fan) adalah perubah energi dari mekanis ke fluida,
dengan memasok tekanan untuk mengatasi kehilangan tekan (head losses)
dalam aliran udara. Pergerakan udara di tambang bawah tanah dibangkitkan
dan diatur oleh pembangkit tekanan yang disebut ventilator atau mesin
angin. Mesin angin yang memasok kebutuhan udara untuk seluruh tambang
dinamakan mesin angin utama (main fan). Mesin angin yang digunakan
untuk mempercepat aliran udara pada percabangan atau suatu lokasi tertentu
di dalam tambang, tetapi tidak menambah volume total udara di dalam
tambang disebut mesin angin penguat (booster fans), sedangkan mesin
angin yang digunakan pada lokasi kemajuan atau saluran udara tertutup
(lubang buntu) dinamakan mesin angin bantu (auxiliary fans).
Berdasarkan cara menimbulkan udaranya serta letak mesinnya, ventilasi
mekanis dibedakan menjadi tiga metode yaitu :
1) Metode hisap (exhaust system)
Sistem exhausting akan memberikan hembusan udara yang
berkebalikan dengan sistem forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja.
Tekanan negatif yang dimaksud disini adalah tekanan yang dihasilkan oleh
proses penghisapan udara.
Pada sistem exhausting,fan diletakkan dekat dengan front kerja,
sehingga dapat memudahkan kerjanya dalam menghisap udara udara kotor
ataupun debu dari front kerja tersebut. Lihat gambar 3.1.

Gambar 3.1. Exhaust sistem

2) Metode hembus (forcing sytem)


Sistem forcing akan memberikan hembusan udara bertekanan positif
ke front kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan
lebih besar dibanding udara di atmosfer. Pipa/saluran ventilasi ini
menghubungkan fan dengan front kerja. Lihat gambar 3.2.
Gambar 3.2. Forcing sistem

3) Metode hisap hembus (overlap system)


Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing.
Berbeda dengan kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang
memiliki tugas berbeda satu sama lain. Ada fan yang bertugas menyuplai
udara ke front (intakefan), ada fan yang bertugas untuk menghisap udara
dari front(exhausting fan). Tetapi exhaustfan dipasang lebih mundur (lebih
jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir dari intakefan dipasang
lebih dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar udara
yang disuplai langsung dihisap oleh exhaustfan sehingga udara akan
memiliki waktu untuk bersirkulasi pada front penambangan. Lihat gambar
3.3.
Gambar 3.3. Overlap sistem

III.4. Sistem Cut and Fill Stoping


Sistem Cut and Fill Stoping merupakan bagian dari metode
penambangan bawah tanah dimana penambangannya dilakukan dengan cara
memotong batuan untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai
menambang dalam satu stope, maka stope tersebut diisi kembali dengan
material pengisi tanpa menunggu selesai dalam satu level. Prinsip kerja dari
metode ini adalah bijih diambil dalam potongan yang sejajar dan setiap
potongan yang telah diambil dilakukan pengisian dengan waste
fill dalam stope sehingga menyisakan ketinggian ruang yang mencukupi
untuk melakukan pemboran bijih selanjutnya.
Material Filling digunakan sebagai tempat berpijak untuk melakukan
pemboran bijih selanjutnya. Material filling sering berupa waste rock dari
kegiatan development dan eksplorasi sekitar tambang yang kemudian
ditumpahkan melalui rise mengarah ke stope yang akan diisi dan untuk
meningkatkan kekuatan material pengisi maka ditambahkan semen pada
permukaan.
System ini cocok untuk endapan sebagai berikut :

1. Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450.

2. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.


3. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.

4. orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining


recovery yang tinggi guna menutupi ongkos.

5. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang


teratur dan banyak terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya
masuk kedalam bijih). Diantara endapan bijih yang sedang
ditambang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4. dibawah ini.

Gambar 3.4. Cut and Fill Stoping Method

III.5. Aktivitas Penambangan Emas di PT. ANTAM, Tbk UBPE Pongkor

Tujuan utama dari aktivitas penambangan adalah pengambilan


endapan dari batuan induknya, sehingga mudah untuk diangkut dan di
proses pada proses selanjutnya. Kegiatan penambangan terbagi atas tiga
kegiatan, yaitu pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.

1. Pembongkaran
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk memisahkan antara
endapan bahan galian dengan batuan induk yang dilakukan pada endapan
tersebut hingga selesai. Pembongkaran dapat dilakukan dengan
menggunakan peledakan, peralatan mekanis maupun peralatan non mekanis.
Untuk kegiatan pembongkaran dapat menggunakan pemboran yang
kemudian dilakukan peledakan. setelah batuan diledakkan kemudian
digusur menggunakan alat bulldozer, yang kemudian dikumpulkan di tepi
batas penambangan atau tepi jalan tambang tiap blok. Jadi, pembongkaran
merupakan pekerjaan untuk membuat material pecah menjadi butir-butir
yang ukurannya lebih kecil agar mudah untuk dipindahkan atau diangkut.

Pekerjaan dan alatalat yang diperlukan untuk proses Pembongkaran


adalah:

a. Pekerjaan Pengeboran,
Dalam penambangan suatu mineral, pembongkaran batuan yang keras
umumnya dilakukan dengan cara peledakan, urutan sebelum pekerjaan
peledakan adalah pengeboran terlebih dahulu. Karena pada saat berada
didalam tambang tidak diperbolehkan adanya kegiatan pengambilan gambar
untuk pengeboran, maka lihat gambar 3.5. yang merupakan ilustrasi dari
pengeboran.

Gambar 3.5. Ilustrasi Pengeboran

Alat yang diperlukan adalah alat bor dan kompresor untuk membuat
lubang tembak. Adapun alat-alat bor yang dibutuhkan untuk membuat
lubang tembak adalah Jackhammer, Churn Drill, hydraulic Rotary Drill
portable, Diamond Drill portable dan Jet Pierce Drill atau Jet Turner Drill.
b. Pekerjaan Peledakan,

Untuk menghancurkan batuan maka setelah pekerjaan pemboran lalu


bahan peledak harus ditempatkan ke dalam lubang bor itu sendiri dengan
jarak tertentu dimana alat dan bahan yang diperlukan adalah bahan peledak
beserta accessorisnya, seperti detonator, cardbox, crimper, connector,
blasting machine, galvanometer dll. Karena pada saat berada didalam
tambang tidak diperbolehkan adanya kegiatan pengambilan gambar untuk
peledakan, maka lihat gambar 3.6. yang merupakan ilustrasi dari peledakan.

Gambar 3.6. Ilustrasi Peledakan

2. Pemuatan

Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau


mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke
dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan
penggusuran, pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat muat seperti
Wheel Loader, Back Hoe, Shovel dan diisikan ke dalam alat angkut seperti
Grandby Car, Lorry ataupun alat LHD pada tambang bawah tanah.

3. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau
membawa material atau endapan bahan galian dari front penambangan
dibawa ke tempat pengolahan untuk proses lebih lanjut. Kegiatan
pengangkutan dapat dilakukan dengan menggunakan Dump Truck yang
kemudian dibawa ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses peremukan
atau crushing.
III.6. Aktivitas Pengolahan dan Pemurnian Emas

Pada umumnya proses pengolahan bahan galian adalah suatu proses


pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan perbedaan sifat fisik bahan
galian untuk memperoleh produk bahan galian yang bersangkutan.
Sedangkan pemurnian atau ekstraksi metalurgi adalah cara untuk
memperoleh logam melalui proses fisika dan kimia. Tahapan tahapan
pengolahan dan pemurnian emas adalah Kominusi, Klasifikasi, Leaching,
Adsorpsi, Elution, Electrowining, Smelting, dan Tailing Treatment. Berikut
akan dijelaskan mengenai pengertian dan fungsi dari masing masing
tahapan.
a) Kominusi
Kominusi adalah proses untuk mereduksi ukuran bijih dengan tujuan
untuk membebaskan logam berharga dari bijihnya dan tau memperluas
permukaan bijih agar dalam proses pelindian dapat berlangsung dengan
cepat. Faktor faktor yang mempengaruhi kominusi diantaranya sifat fisik
dari bijih, seperti tingkat homogenitas, kekerasan, kandungan air. Bijih yang
heterogen, porous, dan brittle mudah dikecilkan. Sedangkan bijih yang
homogen, kompak dan liat sulit untuk dikecilkan. Agar partikel bijih dapat
remuk harus ada tekanan yang cukup besar dan melebihi daya tahan bijih
terhadap tekanan.
Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk atau
mengecilkan ukuran bijih.
1. Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya
tekan pada bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat.
Gaya diberikan oleh satu atau kedua permukaan plat. Pada kompresi,
energi yang digunakan hanya pada sebagian lokasi, bekerja pada
sebagian tempat. Alat yang menerapkan gaya compression ini adalah Jaw
Crusher, Gyratory Crusher, dan Roll Crusher.
2. Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya impact yang
bekerja pada bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda
keras yang memukul bijih. Gaya impact adalah gaya compression yang
bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. Alat yang mampu memberikan
gaya impact pada bijih adalah impactor dan hummer mill.
3. Attrition atau Abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat
adanya gaya abrasi atau kikisan. Peremukan dengan abrasi, gaya hanya
bekerja pada daerah yang sempit atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi
yang digunakan cukup kecil, tidak cukup untuk memecah / meremuk
bijih. Alat yang dapat memberikan gaya abrasi terhadap bijih adalah
ballmill dan rod mill.
4. Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti
dengan gergaji, cara ini jarang dilakukan untuk bijih.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi ditentukan
oleh jenis gaya dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang
memanfaatkan gaya impact, akan menghasilkan ukuran dengan rentang atau
distribusi yang lebar. Sedangkan kominusi memanfaatkan gaya abrasi akan
menghasilkan dua kelompok distribusi ukuran yang sempit. Gambar di
bawah ini menunjukkan ilustrasi distribusi ukuran bijih hasil kominusi
dengan berbagai gaya yang berbeda. Untuk lebih jelas, lihat gambar 3.7.
dibawah ini.
Gambar 3.7. Ilustrasi Distribusi Ukuran Bijih Hasil Kominusi dengan
Berbagai Gaya

Alat alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi crusher


(peremukan) dan grinder (penggerus). Crusher pada umumnya digunakan
untuk memecahkan bongkahan bongkahan partikel besar menjadi
bongkahan bongkahan kecil. Crusher terbagi menjadi dua, yaitu Primary
Crusher dan Secondary Crusher. Primary Crusher banyak digunakan pada
pemecahan bahan bahan tambang dari ukuran besar menjadi ukuran antara 6
in sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Contoh alat primary crusher adalah
Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Secondary Crusher akan meneruskan
kerja primary crusher, yaitu menghancurkan partikel padatan hasil primary
crusher menjadi berukuran in (6mm). Contoh alat Secondary Crusher
adalah Cone Crusher dan Roll Crusher.
Grinder akan menghaluskan partikel partikel keluaran secondary
crusher. Produk dari intermediate grinder berukuran sekitar 40 mesh, produk
dari fine grinder menghasilkan ukuran sampai 200 mesh, sedangkan untuk
ukuran yang lebih halus lagi dapat digunakan ultrafine grinder. Contoh
grinder adalah Ball Mill, SAG Mill, Rod Mill.
b) Screening
Screening atau pengayakan adalah pemisahan partikel partikel secara
mekanis berdasarkan ukuran, dan hanya dapat dilakukan pada partikel
partikel yang relatif berukuran kasar. Pemisahan dilakukan di atas ayakan
berupa batang batang sejajar (grizzly) atau plat berlubang atau anyaman
kawat yang dapat meloloskan material. Material yang tidak lolos atau
tinggal di atas ayakan disebut oversize atau material plus sedangkan yang
lolos disebut material minus atau undersize. Di dalam industri mineral,
tujuan pengayakan adalah :
1. Mencegah masuknya undersize ke proses kominusi sehingga
meningkatkan kapasitas dan efisiensi alat peremuk atau penggerus.
2. Mencegah oversize masuk ke tahap berikutnya pada operasi sirkuit
tertutup pada peremukan dan penggerusan sehingga alat peremuk atau
penggerus lebih awet.
3. Mempersiapkan umpan yang berselang ukuran kecil pada operasi
konsentrasi.
4. Menghasilkan produk dalam kelompok kelompok ukuran tertentu,
misalnya pada industri pasir dan batu.
Beberapa tipe ayakan adalah pelat berlubang, yaitu pelat baja yang
diberi lubang dengan bentuk tertentu, disamping pelat baja, pelat karet
keras, atau pelat plastik banyak digunakan terutama untuk material abrasive.
Ayakan terbuat dari anyaman kawat, yaitu kawat dari metal dianyam
sedemikian rupa sehingga menghasilkan lubang lubang. Batang sejajar
(grizzly) permukaan ayakan yang terbuat dari batang atau rel yang disusun
sejajar dengan jarak tertentu. Ayakan ada yang bergerak dan ada yang diam.
(untuk lebih jelas, lihat gambar 3.8. dibawah ini).

Proses proses yang berperan dalam pengayakan adalah :

1. Stratifikasi. Proses dimana partikel besar naik ke atas dari lapisan mineral
yang bergetar, sedangkan partikel kecil turun ke bagian bawah lapisan.
Terdapat 4 faktor yang memperngaruhi stratifikasi, yaitu :
a. Total lapisan yang dipengaruhi oleh laju pengumpanan dan
kemiringan ayakan.
b. Laju gerakan partikel di atas ayakan, hal ini merupakan fungsi dari
tebal lapisan, frekuensi, stroke, dan kemiringan deck.
c. Karakteristik stroke, hal ini ditentukan oleh panjang stroke, arah
gerakan dan frekuensi.
d. Kandungan air, bersama material halus menimbulkan sifat lengket
sehingga material akan merusak stratifikasi.
Gambar 3.8. Hubungan antara laju pengumpanan dan efisiensi pengayakan

Pada laju rendah, efisiensi rendah disebabkan karena partikel di atas


ayakan melonjak lonjak berlebihan, kemungkinan lolos berkurang. Bila
laju pengumpanan terlalu besar, kemungkinan lolos juga berkurang
karena stratifikasi kurang baik dan ayakan kurang luas.
2. Peluang untuk dipisahkan. Pemisahan partikel tergantung pada
kesempatan dari setiap partikel untuk mencapai lubang dalam berbagai
posisi.
c) Klasifikasi
Klasifikasi adalah proses pemisahan antara ukuran partikel yang
diinginkan dan yang tidak diinginkan. Pemisahan ini biasanya dilakukan
dalam fluida (gas dan cairan). Tapi di industri pengolahan bahan galian
biasanya digunakan air. Alat untuk melakukan klasifikasi disebut classifier.
Fungsi classifier secara khusus adalah :
1. Mengeluarkan material yang ukurannya sudah memenuhi syarat sebagai
overflow.
2. Mencegah terjadinya overgrinding.
3. Mengembalikan material yang masih kasar untuk digerus kembali.
Classifier dapat dibedakan menjadi dua, yaitu classifier yang memanfaatkan
gaya gravitasi dan classifier yang memanfaatkan gaya sentrifugal.
1. Classifier yang memanfaatkan gaya gravitasi disebut juga mechanical
classifier. Bagian bagian penting dari mechanical classifier adalah :
a. Kolam pengendapan yanng berupa tanki berbentuk mangkuk atau
saluran.
b. Alat yang berfungsi untuk mengeluarkan produk underflow. Alat ini
berupa rake atau spiral.
c. Rake atau spiral menarik produk endapan dari kolam pengendapan
sedangkan overflow akan keluar melalui bibir overflow yang dapat
diatur tingginya. Contohnya adalah thickener dan spiral classifier.
2. Classifier yang memanfaatkan gaya sentrifugal contohnya adalah
hydrocyclone. Gaya sentrifugal berfungsi untuk mempercepat laju
pengendapan. Setiap partikel yang berada dalam hydrocyclone akan
mengalami dua gaya yang saling berlawanan, yaitu gaya sentrifugal yang
mengarah keluar dan gaya drag yang mengarah ke dalam. Partikel besar
akan mengalami gaya sentrifugal lebih besar dibandingkan dengan gaya
drag, terlempar ke arah dinding, mengikuti arus spiral mengarah ke
bawah dan keluar melalui lubang apex sebagai underflow. Sebaliknya,
partikel kecil, gaya sentrifugal tidak cukup untuk mendorongnya ke arah
luar bergerak di spiral dalam yang bergerak ke atas dan bergerak ke luar
sebagai overflow. Untuk lebih jelas, lihat gambar 3.9. dibawah ini.
Gambar 3.9. Hydrocyclone

d) Leaching
Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam logam
tertentu yang dapat larit. Pemilihan metode pelindian tergantung pada
kandungan logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya
mudah tidaknya bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secra
hidrometalurgi terdapat beberapa jenis leaching, yaitu :
1. Leaching in Place (in-situ leaching).
Leaching yang dilakukan di tempat bijih ditemukan atau di tempat
penimpanan bijih. Pada metode ini tidak ada proses transportasi. Metode
ini digunakan untuk bijih dengan kadar rendah atau bijih yang
sebelumnya tidak masuk kategori layak olah. Terdapat 2 cara in situ
leaching, spraying technique yang digunakan pada tambang terbuka dan
injection technique yang digunakan pada tambang bawah tanah.

2. Heap Leaching
Dalam heap leaching terdapat proses preparasi dan pengangkutan ke
tempat penumpukan setelah diremuk, heap leaching cocok untuk bijih
kadar rendah. Tempat penumpukan untuk heap leaching adalah pada
tanah dengan kemiringan tertentu dan alasnya dilapisi oleh lapisan
permeabel, misalnya aspal, beton, atau plastik. Stelah material ditumpuk,
reagen pelindi disemprotkan dari puncak tumpukan sehingga larutan
kaya dapat terkumpul dalam saluran saluran di ujung bagian bawah
tumpukan.
3. Vat Leaching/Percolation Leaching
Penggunaan vat leaching terbatas pada leaching untuk material yang
tidak biasa yaitu material yang tidak bisa diproses dengan heap leaching
tetapi tidak memerlukan grinding untuk pemisahan emasnya.
Keuntungan dari vat leaching adalah :
a. Konsumsi bahan pelindi minimal.
b. Dapat menghasilkan larutan kadar relatif tinggi.
c. Mengurangi cost karena tidak perlu filter atau thickener.
4. Agitation Leaching
Cocok untuk bijih dengan kadar medium hingga tinggi. Dilakukan dalam
tangki khusus pelindian yang dilengkapi dengan agitator (pengaduk).
Tujuan pengadukan ini ialah untuk meningkatkan kontak antara logam
dalam bijih dengan reagen pelindi dan meningkatkan laju pelindian
5. Autoclaving
Autoclaving adalh pelindian yang dilakukan pada temperatur dan tekan
tinggi. Biji kadar tinggi yang bersifat refraktori yaitu sulit dilarutkan pada
kondisi normal. Autoclaving dilakukan dalam suatu alat yang dinamakan
autoclave.
Beberapa reagen yang digunakan untuk pelindian emas adalah
thiosulfat (S2O3)2-, Thiourea (NH2.CS.NH2), Sianida (NaCN), dan lain lain.
Dari ketiga reagen tersebut, yang paling banyak digunakan sampai saat ini
adalah sianida.

e) Adsorpsi
Larutan emas hasil ekstraksi diserap atau diadsorpsi oleh ekstraktan
yang berupa karbon aktif atau ion exchange resin sintetic. Ekstraktan yang
memakai karbon aktif, prosesnya disebut Carbon in Leach.
f) Elution
Elution adalah prose desorbsi, yaitu pelepasan kembali [Au(CN)2]-
dari karbon aktif dengan cara pemutusan ikatan antara keduanya.
g) Electrowining
Electrowinning adalah proses penangkapan logam logam yang adalah
dalam air kaya dengan prinsip elektrolisa. Dalam mempelajari
electrowinning maka yang perlu diketahui adalah prinsip elektrokimia
(redoks). Reduksi adalah menurunkan bilangan oksida (biloks) dari logam
dengan menambahkan elektron. Sedangkan oksidasi adalah proses
sebaliknya meningkatkan biloks dari logam akibat kehilangan elektron.
h) Smelting
Peleburan atau smelting bertujuan untuk mengambil logam dari cake
dengan cara memisahkan logam berharga dengan slagnya pada suhu tinggi
(titik leburnya) dengan bantuan penambahan flux. Fungsi flux adalah untuk
mengikat slag agar terpisah dengan baik dari logam berharganya, di
samping itu juga bisa menurunkan titik lebur.
i) Tailing Treatment
Tailing treatment, atau pengolahan limbah adalah salah satu tugas
utama dalam industri pertambangan dan pengolahan mineral. Pada awalnya
pembuangan tailing dilakukan di sekitar danau dan sungai. Namun seiring
dengan kebutuhan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar, maka metode metode pengelolaan
tailing semakin berkembang. Secara garis besar terdapat 2 metode
perusakan zat - zat buangan berbahaya, terutama sianida, yaitu metode
fisika dan metode kimia.
Perusakan zat - zat berbahaya dengan metode fisika biasanya
menggunakan faktor alami. Pembangunan tailing dam menjadi pilihan
utama sebagai tempat pembuangan akhir tailing. Selain itu itu, tailing dam
juga berfungsi sebagai tempat perusakan zat zat berbahaya. Faktor alami
yang digunakan pada metode fisika antara lain pengencera dari air sekitar,
misalnya air hujan, perubahan temperatur, perubahan tingkat keasaman (pH)
larutan, perubahan tekanan, tiupan angin, dll. Sedangkan proses perusakan
sianida dengan metode kimia dilakukan dengan menambahkan bahan kimia.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah penyelidikan


dan penelitian tambang yang bertemakan Aktivitas Penambangan dan
Pengolahan Emas PT. ANTAM (Persero) Tbk UPBE adalah :
1. Kegiatan Pertambangan di PT. ANTAM UBPE Pongkor Jawa
Barat, menggunakan sistem penambangan bawah tanah
(Underground Mining) dengan metode cut and fill stoping.
2. Tambang emas PT ANTAM UBPE Pongkor memiliki empat urat
emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau, Ciurug dan Pasir
Jawa.
3. Aktifitas penambangan PT ANTAM UBPE terbagi menjadi dua
tahapan, yaitu tahapan produksi meliputi drilling, charging,
blasting, smoke clearing, mucking, transporting, supporting dan
backfilling. Sedangkan pada tahapan development terdiri dari
drilling, charging, blasting, smoke clearing, mucking, supporting.
4. Metode cut and fill ini menggunakan Cemented Back Filling
dengan kemajuan penambangan kearah atas Overhand Breast
Stoping.
5. Kegiatan pengolahan emas di PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPE
Pongkor, Jawa Barat dibagi menjadi Unit Sianidasi, Unit
Recovery, dan Tailing Treatment.
6. Unit Sianidasi berfungsi untuk mereduksi ukuran bijih dan
melarutkan dalam reagen leaching.
7. Unit Recovery berfungsi untuk meningkatkan kadar mineral
berharga dari hasil unit sianidasi.
8. Tailing Treatment berfungsi untuk mengolah limbah hasil
pengolahan sebelum dialirkan ke sungai.
9. Dore Bullion hasil smelting dikirimkan ke Unit Bisnis
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia di Pulogadung,
Jakarta.
IV.2. Saran

Saran yang dapat tim penulis berikan untuk tugas makalah


penyelidikan dan penelitian tambang ini adalah untuk mengambil data dari
makalah ini lebih baik diiringi dengan data data terbaru dari perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Amaida Riyana. (2011). Laporan Kerja Praktek. Proses Pengolahan Emas,


Bogor, Jawa Barat: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPE Pongkor.

Anonim. (online). https://www.scribd.com/doc/315679592/BAB-II (Diakses pada


tanggal 10 Juni 2016).

Anonim. 2016. Deskripsi ANTAM. (Online).


http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3
2&Itemid=38. (Diakses pada tanggal 1 Juni 2016).

Anonim. 2013. Pertambangan. (online).


http://websitpertambangan.blogspot.co.id/2013_03_18_archive.html
(Diakses pada tanggal 10Juni 2016).

Anonim. 2016. Riwayat Singkat ANTAM. (Online).


http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=5
29&Itemid=244. (Diakses pada tanggal 1 Juni 2016).

Anonim. 2016. Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. (Online).


http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2
07&Itemid=149. (Diakses pada tanggal 1 Juni 2016).

Pegagan, Putra Apriladi. (2015). Laporan Kerja Praktek. Proses Pengolahan


Bijih Emas di PT. ANTAM Tbk. Bogor, Jawa Barat: PT. ANTAM (Persero)
Tbk. UBPE Pongkor.

Anda mungkin juga menyukai